Bukalapak Raih EBITDA Disesuaikan Positif pada Q1 2024

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) meraih EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp15 miliar pada kuartal I 2024 dari minus Rp209 miliar pada kuartal I 2023. Namun, BUKA masih mengalami rugi bersih sebesar Rp41 miliar, menyusut dari posisi rugi Rp1 triliun pada periode sama tahun lalu.

“Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan di sepanjang tiga bulan pertama 2024. Hasil ini dicapai lewat pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat–terutama di segmen O2O–serta pengendalian biaya operasional,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya.

Perolehan pendapatan intinya sebesar Rp185 miliar pada Q1 2024. Pendapatan inti dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring item.

Kemudian, pendapatan bersihnya naik 16% menjadi Rp1,1 triliun yang utamanya ditopang dari bisnis Online to Offline (O2O). Jika dirinci, pendapatan dari segmen O2O naik 31% (YoY) menjadi Rp638 miliar, sedangkan segmen Marketplace naik 2% (YoY) menjadi Rp530 miliar.

Namun, lini Pengadaan tidak menyumbang pendapatan pada Q1 2024 dari posisi perolehan pendapatan Rp7 miliar pada Q1 2023. Dari pantauan DailySocial.id di situs resminya, tertulis bahwa SIPLah BukaPengadaan sedang dibekukan.

Marjin kontribusi Marketplace turun 12 basis poin menjadi 0,57%, tetapi marjin kontribusi O2O naik 23 basis poin menjadi 0,13% dari posisi minus 0,1%. Kemudian, take rate keseluruhan naik 31 basis poin menjadi 2,8%, sedangkan Total Processing Value (TPV) naik 3% YoY) menjadi Rp41,7 triliun.

Saat ini, BUKA fokus pada empat divisi bisnis, antara lain Mitra, Mobile & Console Game, O2O, dan Keuangan.

“Komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan menjadi kunci. Ini dilakukan lewat investasi dan inovasi dalam proposisi nilai pelanggan, menawarkan berbagai pilihan, pengalaman pengguna di aplikasi dan pengiriman,” tambahnya.

Selain pembekuan bisnis Pengadaan, beberapa bulan sebelumnya BUKA menutup layanan paylater Buka Cicilan setelah beroperasi selama lima tahun.

Perusahaan fokus melakukan efisiensi dan disiplin biaya, yang mana kini tercermin dari penurunan signifikan biaya umum dan administrasi sebesar 36% (QoQ) menjadi Rp208 miliar.

BUKA tercatat memiliki basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

Published by

Corry Anestia

An ordinary person who aspires to create extraordinary writings.