Pencapaian dan Target Layanan Kursus Bahasa Asing SquLine

Lama tidak terdengar kabarnya, layanan kursus bahasa asing online SquLine berencana untuk bergerak lebih banyak di tahun 2017 setelah menerima pendanaan pada April 2016 silam. Rencananya, di kuartal kedua 2017 nanti SquLine akan meluncurkan aplikasi mobile, berharap bisa menambah satu bahasa asing tiap tahun, dan bekerja sama dengan lembaga bahasa asing yang ada di Indonesia. Hari ini SquLine meresmikan kerja sama mereka dengan Aki no Sora untuk menghadirkan kursus bahasa Jepang.

Bertempat di D.Lab SMDV, Jakarta, hari ini (20/12) SquLine mengumumkan kerja sama mereka dengan Institut Kebudayaan dan Bahasa Jepang Aki no Sora. Lewat kerja sama ini, SquLine melengkapi layanan kursus bahasa asing mereka sebelumnya yang sebelumnya mengakomodasi bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

CEO SquLine Tomy Yunus mengatakan, “Besarnya minat dan antusiasme dari murid-murid kami di Indonesia mendorong kami untuk terus melebarkan langkah […] dengan meluncurkan program kursus online bahasa Jepang sebagai tambahan dari kursus online […] yang sudah berjalan selama ini. […] Kami berkolaborasi dengan Aki no Sora yang memiliki tenaga pengajar profesional bahasa Jepang sehingga akan dapat memberikan layanan belajar […] yang berkualitas kepada pengguna SquLine.”

Perubahaan yang terjadi dan beberapa pencapaian SquLine sejak awal beroperasi

SquLine adalah startup yang bergerak di sektor teknologi yang didirikan pada tahun 2013 oleh Tomy Yunus Tjen dan Yohan Limerta dengan layanan kursus yang saat itu hanya fokus pada bahasa Mandarin. Seperti kebanyakan startup lainnya, di awal operasionalnya, SquLine juga kerap menemui banyak kendala. Tommy menceritakan bahwa di tiga bulan pertama mereka beroperasi, SquLine hanya mampu merengkuh tiga puluh pengguna saja.

Keadaan tersebut mendorong Tomy untuk melakukan riset kecil melalui Google Search dan menemukan bahwa bahasa Mandarin, pasar yang mereka bidik, tidak memiliki pangsa pasar yang besar. Menurut Tomy, 90 persen pencarian untuk kursus bahasa asing adalah untuk bahasa Inggris dan 10 persen sisanya terbagi pada bahasa Jepang, Korea, dan Mandarin yang memiliki porsi paling besar.

Dari hasil riset inilah SquLine memutuskan untuk meluncurkan kursus bahasa Inggris di awal tahun 2015 yang pada akhirnya menjadi titik balik mereka. Puncaknya, di April 2016 SquLine berhasil mengamankan pendanaan Pre-Seri A.

“Ini jadi titik balik SquLine, karena dari tahun 2014-2015 kami mengalami growth lebih dari 150 persen [dari sisi revenue dan pengguna]. Di tahun 2015 juga kami masuk ke GEPI Incubator dan bertemu dengan mentor yang sangat support SquLine sehingga kami dibimbing menjalankan startup dengan benar. Akhirnya [SquLine] mendapatkan pendanaan di awal tahun 2016,” ujar Tomy.

Kondisi internet Indonesia yang kian membaik pun menjadi salah satu pendorong SquLine menjadi lebih mature di tahun 2016 ini. Tomy pun mengklaim bahwa kini SquLine berhasil merangkul puluhan ribu pengguna terdaftar dengan lebih dari 1000 di antaranya adalah pengguna berbayar dari negara-negara seperti Indonesia, Amerika Serikat, Filipina, China, Jepang, dan Korea Selatan.

SquLine juga telah berhasil menjalin kerja sama eksklusif dengan enam lembaga pendidikan bahasa asing dengan Aki no Sora sebagai lembaga yang paling baru digandeng.

Rencana dan target SquLine di 2017

Di tengah-tengah geliat startup teknologi yang kian memanas, sektor pendidikan sebenarnya menjadi salah satu sektor yang paling tenang saat ini. Belum banyak pergerakan yang terjadi bila dibandingkan dengan sektor lainnya seperti e-commerce, on-demand services, fintech, atau properti yang dikabarkan akan kembali naik di 2017 nanti.

Namun, menurut Tomy, ini merupakan hal yang wajar dan bila berkaca pada Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Tomy juga optimis bahwa dalam 5-7 tahun ke depan sektor pendidikan akan mulai menunjukkan geliatnya. Agar tidak ketinggalan, Tomy pun berjanji untuk tetap berjuang di jalan pendidikan ini.

Sebagai langkah awal, Tomy mengungkapkan bahwa di tahun 2017 SquLine menargetkan untuk meluncurkan aplikasi mobile berbasis Android. Hal ini demi memudahkan pengguna dan pengajar untuk saling terhubung ketika harus bertatap muka secara online yang saat ini masih menumpang melalui platform seperti Skype, Google Hangouts, hingga LINE. Target lainnya yang ingin dicapai adalah untuk bisa menambahkan satu kursus bahasa asing baru di SquLine setiap tahunnya.

Namun, yang menarik adalah target jangka panjang dari SquLine. Tomy mengungkap bahwa mulai dari 2017 ia ingin membuka kemungkinan agar SquLine bisa masuk ke sekolah-sekolah, perusahaan-perusahaan besar.

“Di 2017 ini kami ada beberapa strategi di tim untuk masuk ke sekolah-sekolah atau perusahaan-perusahaan besar. Itu yang akan menjadi fokus. […] Goal-nya untuk sekolah agar bisa menjadi pengganti guru asing yang didatangkan dari luar negeri. Di awal, mungkin masuknya menjadi ekstrakulikuler dulu. Jadi, [di 2017] kami akan coba approach institusi-institusi pendidikan yang ada di Indonesia,” tandas Tomy.

Langkah Rumah123 Tahun Depan dan Potensi Bisnis Teknologi di Bidang Properti yang Belum Banyak Dilirik

Sepanjang tahun 2016 ini, kita menyaksikan geliat pertumbuhan dan pergerakan yang luar biasa dari bisnis startup teknologi  di Indonesia. Pendanaan, akuisisi, draft regulasi, inovasi, hingga meledaknya pertumbuhan salah satu sektornya, yakni fintech. Namun, di tengah hingar bingar itu rupanya ada satu sektor yang menyimpan ‘kecantikannya’ sendiri dan masih belum banyak dilirik, yaitu bidang properti. Kami berkesempatan berbincang dengan Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung terkait dengan potensi bisnis properti dan langkah apa yang akan diambil Rumah123 untuk 2017 nanti.

Bisnis teknologi di bidang properti belum mendapat lirikan dalam beberapa tahun belakangan ini bukan tanpa sebab. Sektor properti sendiri secara umum memang sedang dalam fase perlambabatan. Contohnya di sektor perkantoran.

Menurut pemberitaan Marketeers, penyerapan ruang kantor di kawasan Central Business District (CFD) dalam semester pertama hanya mencapai 29.000 m2, atau melorot 30 persen dari penyerapan sepanjang 2015 lalu. Hal yang sama terjadi di luar kawasan CFD yang mencapai 84.000 m2, atau hanya 65 persen dari yang dicapai tahun lalu.

Meski demikian, tidak sedikit pula yang optimis bahwa tahun depan akan menjadi siklus baru bagi bisnis properti. Alasannya sederhana, karena pembangunan infrastruktur di daerah urban yang semakin marak, insentif dan kebijakan pemerintah yang semakin probisnis, dan juga suksesnya program tax amnesty dinilai dapat menjadi pendorong dalam mempercepat pemulihan di sektor ini. Pendapat tak jauh berbeda pun datang dari Untung.

“Potensi startup teknologi bidang properti di tahun 2017 itu menarik sekali karena market properti yang mengalami perlambatan dari tahun 2014 sudah menunjukkan sinyal rebound di akhir 2016 ini. Perlambatan itu sendiri adalh siklus 8 tahunan yang selalu terjadi ketika market sudah over heat. Setelah dua tahun melambat, sudah saatnya untuk mulai berakselerasi lagi, lebih banyak transaksi, artinya volume bisnis yang makin besar,” ujar Untung.

Sayangnya, bisnis properti masih dianggap sebagai sesuatu yang serius sehingga kecantikan yang dimiliki pun seolah-olah menjadi tidak seksi lagi. Tidak seseksi ketika membicarakan makanan, mode, gawai, atau bahkan mobil. Apalagi bila melihat bisnis e-commerce dengan subjek mode, gawai, makanan, atau transportasi yang selalu didukung biaya promosi yang besar sehingga magnitude brand exposure pun lebih besar.

Untung menjelaskan, “Padahal, properti adalah salah satu dari sedikit bisnis yang situsnya sudah bisa dimonetisasi, bahkan [memiliki] belanja iklan yang jauh lebih kecil dari kategori lain. Market-nya pun challenging, penuh strategi. Tidak hanya online, tetapi juga offline karena properti masih termasuk high involvement product yang proses transaksinya masih harus melibatkan offline engagement.”

“Tidak heran raksasa e-commerce yang hebat di bidang marketplace sekalipun ternyata tidak bisa memimpin di pasar properti ketika masuk ke bisnis portal properti. Selain itu, salah satu pemain classified horizontal yang gelontoran uang promosinya bisa mencapai ratusan milyar per tahun pun sampai rela masuk ke bisnis ini yang masuk kategori classified vertical. Ini membuktikan bahwa bisnis portal properti amatlah seksi, menantang, dan menuntut kemampuan bisnis yang tinggi, bukan sekedar adu kuat budget pemasaran,” lanjutnya.

Langkah Rumah123 di tahun 2017

Di tahun 2017, Rumah123 akan berupaya tetap menjadi market leader dengan menempatkan produk dan marketing sebagai tool untuk mencapainya / Pixabay
Di tahun 2017, Rumah123 akan berupaya tetap menjadi market leader dengan menempatkan produk dan marketing sebagai tool untuk mencapainya / Pixabay

Dengan potensi yang masih terbuka lebar untuk digali, adalah hal yang wajar bila persaingan akan semakin ketat ke depannya. Untung juga menyebutkan bahwa tahun depan jumlah pendatang baru pemain bisnis teknologi di bidang properti akan semakin bertambah, terutama dari luar Indonesia. Pun begitu, Untung lebih senang menyambut mereka sebagai rekan untuk membesarkan pasar ketimbang sebagai pesaing.

Kalaupun ada ancaman, menurut Untung, pemain-pemain yang lebih kecil dulu yang akan merasakan dampaknya. Lain ceritanya dengan Rumah123 yang sudah menjadi bagian dari REA Group. Untung pun menegaskan bahwa pihaknya sudah IPO dan sebagai grup sudah memiliki positive cash flow.

“Kami punya financial back-up yang cukup untuk menghadapi persaingan. Kami [juga] merekrut talenta-talenta terbaik di industri. […] Secara teknologi, kami sudah melakukan banyak inovasi jauh lebih awal dari pemain lainnya, bukan hanya sebagai portal properti, tetapi juga e-commerce player secara keseluruhan. Contohnya, VR/AR, big data, machine learning, bot, dan lainnya,” ucap Untung.

Untung melanjutkan, “Di Indonesia sendiri, dalam hal revenue, kami punya 85% market share di kategori property developer dan 90% market share di kategori nonproperty [termasuk mortgage product]. Kami juga menerapkan mental inovasi, termasuk dengan menyelenggarakan 4X hack-day competition per tahunnya dan puluhan training per tahunnya. Sebagai bagian perusahaan media terbesar di dunia, News Corp, kami juga bisa memanfaatkan teknologi dan resource dari sister company kami.”

Rumah123 sendiri sudah sejak tiga tahun silam menawarkan  bisnis mediasi KPR yang dijalankan sendiri dan diklaim Untung market share-nya mencapai 90% in term of revenue di kategori yang sama. Di tahun 2016 juga, Untung mengklaim telah memiliki lebih dari 520 ribu listing di portalnya, terbesar untuk portal berbayar. Sementara jumlah transaksi yang tercatat di website diperkirakan mencapai 700 triliun per tahunnya.

Di samping itu, menurut Untung pihaknya telah berhasil meng-capture lebih dari 1,5 juta dataset dari pencarian, listing, inquiry, hingga transaksi. Semua data tersebut nantinya diolah untuk meningkatkan personalisais dan relevansi yang lebih tepat untuk menjangkau audience yang lebih tepat.

Untung mengatakan, “Dari situ kami memiliki market leadership yang telak dalam hal revenue, karena kami bisa mendorong performance para pengiklan dengan lebih baik dibanding pesaing. Ketika pemain lain masih sibuk adu banyak traffic kami sudah berbicara mengenai relevansi yang artinya performa yang lebih baik.”

“Tahun 2017 diyakini sebagai tahun kebangkitan properti. Dari sisi bisnis, kami ingin setidaknya mempertahankan kepemimpinan kami di pasar dan ini hanya bisa dilakukan dengan inovasi produk yang fit market, strategi marketing yang tepat sasaran, dan sales mentality yang berorientasi pada helping instead of selling. Kami memastikan betul concern consumer dan customer kami menjadi prioritas dengan produk dan marketing ditempatkan sebagai tools untuk mencapainya, bukan sebaliknya yang menempatkan produk menjadi center dari segalanya,” tandasnya.

Go-Jek dan Ruma Bantu Angkat Taraf Hidup Mitra Pengemudi Melalui Arisan Mapan

Bertempat di Sindu Kusuma Park, Yogyakarta, Sabtu kemarin (17/12) Go-Jek meresmikan kerja sama mereka dengan startup Indonesia lainnya, Ruma. Kerja sama ini melibatkan program Arisan Mapan milik Ruma yang merupakan program untuk memudahkan masyarakat dalam mewujudkan memilki barang impian melalui sistem Arisan. Melalui kerja sama ini, mitra Go-Jek atau pasangannya bisa menjadi ketua Arisan Mapan dan mendapatkan penghasilan tambahan. Program kerja sama pun dapat diakses oleh seluruh mitra GO-JEK di Jawa dan Bali.

Melalui keterangan media, CEO Ruma Aldi Haryopratomo menyampaikan bahwa Ruma dan Go-Jek memiliki visi dan komitmen yang sama untuk membantu sektor informal meningkatkan kesejahteraannya. Melalui kerja sama ini, mitra Go-Jek atau pasangannya bisa mendapatkan peluang untuk mendapatkan barang impian dan penghasilan tambahan yang berasal dari komisi pembelian barang yang dilakukan oleh setiap anggota dengan menjadi ketua Arisan Mapan. Selain itu, para Ketua Arisan Mapan atau pasangannya juga dapat bergabung menjadi mitra Go-Jek.

Aldi mengatakan, “Misi Arisan Mapan adalah untuk meningkatkan akses, derajat, dan pendapatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui teknologi. Seiring dengan tahapan kehidupan keluarga, kebutuhan juga semakin banyak. Mereka juga sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan atau mendapatkan barang impian. Oleh karena itu, kami hadir untuk membantu mendapatkan barang berkualitas secara mudah dan terjangkau.”

Sementara itu President Go-Jek Andre Soelistyo memaparkan, “Sejak awal kami berdiri, fokus Go-Jek adalah memberdayakan para pekerja sektor informal. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekerja sektor informal. Melalui kerja sama dengan Arisan Mapan, kami memberikan akses kesempatan wirausaha kepada pasangan mitra Go-Jek . […] Kerja sama ini juga merupakan bagian dari Swadaya, program manfaat membantu peningkatan kesejahteraan mitra driver.”

Sebagai informasi, pada November 2016 silam, Go-Jek telah menjalankan program Swadaya untuk bantu meningkatkan kesejahteraan mitra pengemudi mereka. Program ini diklaim Go-Jek memilki lima manfaat utama bagi mitra pengemudi. Di antaranya yaitu, pemberian akses kepada layanan jasa keuangan (perbankan dan asuransi), cicilan otomatis yang terjangkau, diskon untuk kebutuhan sehari-hari, akses terhadap kesempatan wirausaha untuk bantu meningkatkan pendapatan keluarga, dan pelatihan berkendara.

Go-Jek sendiri mengklaim, hingga Desember 2016 ini sudah bermitra dengan lebih dari 250.000 mitra pengemudi, 3000 penyedia jasa lain dan 35.000 usaha kuliner yang menjadi merchant Go-Food.

Di tahun 2016 ini, Go jek juga banyak melakukan pergerakan. Mulai dari meluncurkan layanan baru seperti Go-Auto, mengakuisisi LeftShift dan Pianta, hingga memperoleh pendanaan yang kini membuat Go-Jek menyandang status startup unicorn di Indonesia. Sementara Ruma, di tahun ini juga telah meluncurkan aplikasi mobile untuk program Arisan Mapan pada September silam.

Dengan diresmikannya kerja sama ini, pihak Go-Jek dan Ruma juga berharap mitra Go-Jek dan anggota Arisan Mapan dapat menjadi lebih berdaya dengan kekuatan sendiri serta dapat meningkat kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik. Program kerja sama ini dapat diakses oleh seluruh mitra Go-Jek di Jawa dan Bali. Untuk bergabung menjadi ketua Arisan Mapan, pasangan mitra Go-Jek bisa mendaftar di kantor operasional Go-Jek yang ada di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Bali.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

BahasaKita Ingin Membangun Sistem Pemrosesan Suara Terbaik di Dunia untuk Bahasa Indonesia

Informasi yang terkandung dalam sebuah suara sebenarnya sangat kaya, namun hingga saat ini masih belum pihak yang menyadari potensinya. Peluang ini yang coba digali oleh BahasaKita, perusahaan yang fokus pada pengembangan produk berbasis teknologi dan informasi khususnya pemrosesan suara dan bahasa alami. Visinya adalah untuk dapat membangun sistem pemrosesan suara terbaik di dunia, terutama untuk Bahasa Indonesia terlebih dahulu.

BahasaKita beroperasi di bawah payung PT Bahasa Kinerja Utama yang resmi berdiri sejak pertengahan tahun 2015 silam. Oskar Riandi yang saat ini memangku jabatan sebagai Direktur adalah orang yang paling berperan dari lahirnya layanan BahasaKita ini. Selain Oskar, masih ada dua orang rekannya lagi yang turut membantu dari sisi finansial sebagai angel investor.

Meski baru berdiri secara resmi sebagai perusahaan pada pertengan tahun 2015 silam, tetapi proses pengembangan sistem pengenalan suara dari BahasaKita sebenarnya punya riwayat yang jauh lebih panjang. Dimulai dari ketika Oskar menempuh pendidikan di Jepang, hingga dia memutuskan untuk mundur dari kariernya di BPPT pada tahun 2013 untuk terjun sepenuhnya ke dunia industri. Sistem awal dari BahasaKita sendiri sudah pernah digunakan untuk membantu para disabilitas untuk mengoperasikan komputer.

BahasaKita dan layanan yang dikembangkan

BahasaKita ini adalah perusahaan yang fokus pada pengembangan produk-produk teknologi pemrosesan suara dan pemrosesan bahasa alami. Contohnya merubah suara menjadi teks atau sebaliknya, mesin terjemahan seperti Google Translate, dan kami memang punya tujuan akhir agar bisa speech to speech translation, jadi multi bahasa. Jika kita berbicara bahasa Indonesia, yang keluar adalah bahasa Inggris, [sebaliknya juga] sehingga mengurangi kendala berkomunikasi antar bangsa,” jelas Oskar ketika ditemui di sela-sela acara Konferensi Big Data awal Desember 2016 silam.

Pengembangan layanan BahasaKita sendiri juga didasari pada idealisme dan nasionalisme dalam penguasaan teknologi untuk Bahasa Indonesia sebagai jati diri dan aset bangsa. Penguasaan teknologi ini dapat melahirkan kemandirian terhadap pemenuhan kebutuhan teknologi lainnya sekaligus meningkatkan daya saing bangsa terhadap produk-produk asing.

Bicara mengenai produk, Oskar juga menjelaskan bahwa saat ini sudah ada beberapa produk yang dikembangkan dan dibuat oleh BahasaKita. Di antaranya adalah Notula Rapat, Notula Keyboard, KuTulis, EduGame, MoNik (Monitor Iklan), PoLIS (Proof of Life Information System), dan Rekam Medik Elektronik. Namun, yang baru benar-benar melucur  ke pasar dan digunakan oleh berbagai instansi pemerintah atau perusahaan adalah Notula Rapat.

Sederhananya, Notula Rapat ini memiliki kemampuan untuk mengubah suara dari pembicara menjadi tulisan. Tingkat keakuratan dan kecepatan terjemahannya pun terbilang sangat tinggi karena database kata yang tersimpan dalam sistem BahasaKita saat ini, menurut Oskar, sudah lebih dari 300 ribu kata.

Selain suara yang bersumber dari pembicaraan secara langsung, Notula Rapat juga dapat mengubah rekaman suara pembicaraan dalam berkas elektronik (file WAV) 16 kHz & 16 bit. Terjemahan dari suara tersebut pun nantinya bisa langsung dikoreksi secara real-time dan disimpan dalam bentuk paragraf atau sekedar teks untuk pengubahan lebih lanjut.

Menariknya lagi, Oskar juga mengklaim bahwa sistem pengenalan suaranya ini dapat membedakan sumber suara dari pembicara, baik itu orang yang satu dengan yang lainnya atupun secara jenis kelamin.

Model bisnis, kendala yang dihadapi, dan visi yang ingin dicapai

Direktur BahasaKita Oskar Riandi / DailySocial
Direktur BahasaKita Oskar Riandi / DailySocial

Oskar menjelaskan bahwa saat ini pihaknya memasarkan produk yang dibuatnya dengan model penjualan lisensi, ­on-premise system. Setelah membeli produk, pada dasarnya klien sudah memiliki produk tersebut untuk seumur hidup, tetapi ada dukungan teknis per tahun yang nantinya dapat diperpanjang. Model lainnya adalah melalui open API yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh developers lainnya untuk mengembangkan aplikasi lain.

Oskar mengatakan, “Untuk Notula Rapat ini, [yang dijual] bentuknya sistem, ada hardware dan software, dan juga ada maintenance untuk adaptation. Jadi, [bisa] menyesuaikan dengan kondisi pengguna karena kami tidak tahu pengguna ini nanti ruangannya seperti apa. […] Bising, bergema, dan sebagainya.”

“Kami ada kemaampuan untuk adaptasi dengan ruangan pengguna. Sehingga sistem kami tidak hanya sekali jual dan selesai. […] Ini perpetual license kemudian ada dukungan teknis satu tahun. […] Lisensinya berlaku seumur hidup, technical support-nya bisa diperpanjang,” lanjut Oskar.

Dalam pengembangannya, Oskar juga mengungkapan bahwa sebenarnya ada kendala yang saat ini dia hadapi yang datang dari sisi infrastruktur. Hal ini yang membuat produk seperti KuTulis dan juga Notula Keyboard yang dikembangkan tidak bisa lepas landas dengan mulus.

Oskar menjelaskan, “Ada kendala infrastruktur yang membuat kami belum bisa menaruh [layanan] di cloud karena pemrosesan ini memerlukan infrastruktur komputasional yang sangat tinggi dan powerful. Kenapa saya baru tahu, Anda bisa lihat yang [saat ini] bermain di speech recognition itu perusahaan raksasa semua seperti Google, IBM, Microsoft, Nuance, dan lainnya karena cost untuk membuat sistem ini bisa on-cloud itu sangat besar sekali.”

Meski demikian, Oskar juga terus melakukan riset terhadap pengembangan layanan agar bisa sistem tetap berjalan dan tidak ke cloud. Pihaknya pun berupaya untuk menaruh data secara offline di smartphone. Selain itu, Oskar juga masih bermimpi untuk bisa mengembangkan sistem BahasaKita menjadi salah satu yang terbaik di dunia, setidaknya untuk Bahasa Indonesia dahulu.

“Untuk bisa meningkatan performance kami butuh data yang lebih besar ke depannya. […] Visi kami ke depan adalah untuk terus meningkatkan performance sistem ini agar bisa menjadi yang terbaik di dunia, khusus untuk Bahasa Indonesia dahulu. Tentu kami juga terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak. Dari sisi kami bisa menyiapkan data [kata –kata dari terjemahan suara] untuk analytics-nya [big data],” tandas Oskar.

Karir.com Segera Sematkan Fitur “Online Interview”

Kemarin (14/12) Karir.com, salah satu pionir portal pencarian kerja di Indonesia, mengumumkan pembaruan salah satu fitur unggulannya, yaitu Salary Benchmark. Di samping itu, CEO Karir.com Dino Martin juga mengungkapkan beberapa pencapaian Karir.com di tahun 2016 dan juga rencana-rencana Karir.com untuk melangkah di tahun 2017 mendatang. Salah satunya adalah untuk menghadirkan layanan online interview untuk memudahkan perusahaan dalam mewawancarai calon pegawainya, baik itu yang berupa rekaman ataupun real-time.

Pencapaian Karir.com di tahun 2016

Karir.com adalah salah satu pionir perusahaan Indonesia yang bergerak di layanan pencarian kerja. Beroperasi di akhir 90-an, kini Karir.com sendiri beroperasi di bawah bendera Grup EMTEK setelah diakusisi secara resmi pada tahun 2015 silam. Perubahan dan pencapaian pun banyak terjadi setelah masa peralihan tersebut, terutama di sepanjang tahun 2016 ini.

CEO Karir.com Dino Martin mengungkapkan kepada DailySocial bahwa kini trafik kunjungan Karir.com telah jauh meningkat bila dibandingkan waktu baru diambil alih. Ketika baru diambil alih oleh EMTEK, menurut Dino, trafik kunjungan Karir hanya menyentuh 800.000 kunjungan. Namun, kini angkanya telah naik menjadi di atas lima juta kunjungan yang juga diiringi peningkatan posisi di Alexa, dari 1700-an menjadi 400-an.

Dari sisi database yang bagus untuk pencari kerja, Dino mengklaim bahwa angkanya telah bergerak dari 1,1 juta ke hampir 2 juta dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan untuk database perusahaan juga ikut bertambah sekitar 12 ribuan di sepanjang tahun 2016 ini.

Dino mengatakan, “Kami juga [sudah mengintegrasikan] banyak online tools yang bisa digunakan oleh para pencari kerja. Contohnya ada Aptitude Test, English Test, dan di tahun depan kami [berencana] ada tes inteligensi umum, yang mirip-mirip dengan IQ test. Itu online juga.”

Selain digunakan oleh para pencari kerja, tes tersebut juga menurut Dino bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menguji kompetensi dari para calon pegawainya.

Rencana-rencana di tahun 2017

Di samping menyematkan tes baru, Dino juga mengungkap beberapa rencana pengembangan platform Karir.com untuk melangkah di tahun 2017 nanti. Salah satu yang paling ditunggu oleh Dino dan akan segera meluncur adalah layanan online interview. Fitur ini dihadirkan untuk memudahkan perusahaan dalam mewawancara para calon pegawainya tanpa harus repot memikirkan waktu.

Dino menjelaskan, “Tahun ini [akhir Desember 2016] kami juga akan menghadirkan online interview. Ini direkam. Pertanyaan akan tampil di layar ponsel dan pencari kerja tinggal menjawabnya. Begitu selesai, semua itu terekam, mimik mukanya bisa dilihat, dan orang HR bisa me-review itu kapanpun dia punya waktu. Orang yang di interview juga bisa melakukan interview kapanpun dia punya waktu.”

Kehadiran fitur ini, menurut Dino, bisa menjadi solusi untuk para pencari kerja yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain tidak perlu berhadapan dengan kemacetan, waktu untuk interview pun menjadi lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kesibukan masing-masing.

Fitur lainnya yang diungkap akan hadir oleh Dino adalah VMeet, Video Interview. Vitur ini sifatnya real time dan menurut Dino, fitur ini bisa menjadi solusi bagi perusahaan luar negeri yang ingin masuk ke pasar Indonesia untuk mencari talenta yang sesuai.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Rumah123, Karir.com Sematkan Penghitung KPR di Fitur “Salary Benchmark 2.0”

Bertempat di The Hook, Jakarta, kemarin (14/12) layanan pencari kerja Karir.com meresmikan kehadiran Salary Benchmark 2.0. Di versi terbarunya ini tersemat beberapa fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk ‘mengintip’ rentang gaji di industri lain dan kalkulator penghitung Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Untuk fitur kalkulator KPR sendiri, Karir.com menggandeng Rumah123 sebagai rekanan dengan kemitraan tidak bersifat eksklusif.

Fitur Salary Benchmark pertama kali diperkenalkan secara resmi oleh Karir.com pada bulan November 2015 yang dapat hadir atas kerja sama dengan Kelly Services Indonesia, perusahaan rekrutmen dan headhunter asal Amerika Serikat. Pada dasarnya, fitur ini berfungsi sebagai pebanding gaji yang memungkinkan calon pelamar untuk mengetahui gaji di pasaran untuk tiap level posisi dan industri yang sama, tempat pengguna bekerja sekarang.

Setelah memperbarui ke versi 1.2, kini Salary Benchmark 2.0 sudah resmi diperkenalkan ke publik. Di versi ini, Karir.com bekerja sama dengan Rumah123 untuk menyematkan fitur kalkulator KPR. Di samping menghitung harga cicilan, jika harganya cocok, maka pengguna juga bisa langsung mengajukan KPR melalui tautan yang tersedia di Karir.com. Target yang dibidik dari kahadiran fitur baru ini adalah generasi milenial, atau generasi yang lahir antara tahun 1981-1994.

Fitur lainnya yang hadir dalam Salary Benchmark versi 2.0 adalah kemampuan untuk ‘mengintip’ rentang gaji di industri yang berbeda dari tempat pengguna Karir.com bekerja saat ini. Di versi terbarunya ini juga, Salary Benchmark juga dapat memberikan rekomendasi posisi-posisi di atas posisi pengguna saat ini bisa diraih pengguna dengan performa yang lebih baik.

CEO Karir.com Dino Martin mengatakan, “Fitur ini hadir sebenarnya berangkat dari pengalaman sendiri. Ketika pertama kali bekerja yang pertama saya pikirkan adalah membeli rumah, […] kalau dibandingkan dengan [generasi] yang sekarang [milenial] itu jauh. Lima tahun [bekerja] belum memikirkan untuk membeli rumah. […] Sementara faktanya, harga rumah itu tidak pernah turun.”

Kalkulator KPR Karir dan Rumah123 / DailySocial
Kalkulator KPR Karir dan Rumah123 / DailySocial

Berdasarkan data temuan Karir.com, gaji rata-rata generasi yang lahir antara 1981-1994 di Jakarta adalah Rp 6,1 juta per bulan. Sedangkan menurut Rumah123, untuk dapat mencicil rumah di Jakarta dibutuhkan gaji minimal sebesar Rp 7,5 juta per bulan.

Berdasarkan data Salary Benchmark 1.2, saat ini hanya ada 17 persen saja profesional di Jakarta yang memiliki gaji Rp 7,5 juta atau lebih untuk generasi yang lahir antara tahun 1981-1994.

“Dengan penghasilan Rp 7,5 juta itu pun mereka hanya bisa membeli rumah dengan kisaran harga tertinggi Rp 300 juta. Mempertimbangkan jumlah cicilan KPR, mereka hanya bisa mencicil hingga Rp 2,2 juta per bulannya, atau 30 persen dari gaji,” ujar Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung.

Untung sendiri menegaskan bahwa harga hunian rumah di Jakarta diprediksi naik hingga 150 persen dalam lima tahun mendatang. Sedangkan kenaikan gaji dengan periode yang sama, menurut Dino, hanya berkisar 60 persen.

“Jadi, kalau mau memiliki rumah harus mulai mencicil dari sekarang,” tegas Untung.

Untuk menggunakan kalkulator KPR ini, pengguna perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu di platform Karir.com. Setelah itu, dia hanya perlu memasukkan harga rumah yang ingin dibeli, lalu uang muka sebesar 30 persen dan batas pinjaman akan otomatis dihitung oleh mesin.

Satu hal yang cukup disayangkan adalah fitur Salary Benchmark ini hanya dapat diakses melalui situs desktop dan situs mobile dari Karir.com meski saat ini sudah ada aplikasi Android yang tersedia. Kalaupun fitur Salary Benchmark ini sudah tersedia di aplikasi mobile, pengalamannya belum sebaik yang tersedia di situs desktop atau situs mobile karena saya sendiri masih kesulitan untuk mencarinya.

Karir.com sendiri saat ini sudah berada di bawah naungan Grup EMTEK setelah diakuisisi secara diam-diam sekitar bulan Februari 2015. Meski menyandang status sebagai pionir portal pencarian kerja online, kini kolam tempat Karir.com bermain sebenarnya sudah cukup ramai. Di Indonesia, Karir.com perlu bersaing dengan portal pencarian kerja seperti Job.id, Jobstreet, Jobplanet, dan masih banyak lagi.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Pembanding KPR SikatAbis Perluas Layanan Tahun Depan

Membeli properti bisa menjadi perkara yang rumit dan menghabiskan waktu bila calon pembeli tidak begitu memahami kompleksnya skema paket-paket Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan. Hal tersebut lah yang menjadi salah satu latar belakang hadirnya layanan SikatAbis di tahun 2013 silam. Pun saat ini fokus layanannya berada di properti, tahun 2017 mendatang SikatAbis berencana untuk memperluas layanan mereka ke KTA (Kredit Tanpa Agunan) untuk kredit kendaraan, modal usaha, asuransi, dan investasi.

Pada dasarnya, SikatAbis adalah startup Indonesia yang bergerak di sektor fintech dengan menyediakan layanan pembanding kredit rumah dan apartemen dari berbagai bank di Indonesia. Selain membandingkan penawaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), pengguna juga bisa langsung mengajukan pinjaman melalui SikatAbis. Layanan SikatAbis sendiri telah berdiri sejak tahun 2013 silam dan hingga saat ini masih berjalan secara bootstrap.

SikatAbis lahir dari tangan Chris Situmorang dan I Made Adi yang merupakan sahabat sejak sekolah di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Keduanya pun bertemu kembali saat menjalani masa kuliah di Singapura, Chris di NUS (National University Singapore) dan Made di NTU (Nanyang Technology University). Namun, yang menjadi pemicu lahirnya layanan SikatAbis adalah pengalaman pribadi keduanya ketika ingin membeli apartemen saat menjalani masa bekerja di Singapura.

Chris mengatakan, “Semasa bekerja di Singapura […], saya merasakan repotnya mengumpulkan informasi paket KPR dari berbagai bank, betapa kompleksnya skema tersebut, dan betapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memutuskan yang ‘termurah’ dari puluhan paket tersebut. Lalu kami berpikir, bagaimana kalau kita kembangkan jadi layanan untuk membantu orang lain yang juga butuh KPR?”

Setelah melakukan riset, Chris juga melihat besarnya potensi pasar Indonesia yang memiliki lebih dari 250 juta jiwa penduduk bila dibandingkan dengan Singapura yang hanya memiliki 6 juta penduduk. Maka dari itu, keduanya sepakat fokus pasar utama mereka adalah Indonesia karena yakin akan jauh lebih banyak orang yang membutuhkan layanan ini di Indonesia.

“Jika membandingkan, memilih, dan membeli tiket pesawat pakai Traveloka, maka membandingkan, memilih, dan mengajukan kredit pakai SikatAbis. […] Ini 100 persen gratis bagi konsumen. […] Kami selalu mengupayakan penghematan bagi konsumen, seperti Traveloka dan Tiket yang harga tiketnya biasanya lebih murah daripada beli langsung dari maskapai,” ujar Chris.

Rekanan, keunggulan layanan yang ditawarkan, dan rencana 2017

Kalkulator Take Over KPR milik Sikatabis / SikatAbis
Kalkulator Take Over KPR milik Sikatabis / SikatAbis

Selama kurang lebih tiga tahun berjalan, SikatAbis sendiri telah berhasil menjalin rekanan bisnis strategis. Saat ini, menurut Chris, setidaknya sudah ada 26 rekanan bank yang telah bekerja sama dengan SikatAbis. Jumlah ini menurut Chris juga lebih banyak daripada layanan serupa lainnya.

Ketika disinggung mengenai model bisnisnya saat ini, Chris hanya menjelaskan bahwa pihaknya mengenakan biaya pada bank yang memasarkan produk KPR/KPA mereka melalui SikatAbis layaknya ketika bank memasarkan produk ke konsumen melalui kanal pemasaran seperti iklan di TV, majalah, atau banner pinggir jalan.

Di samping menjalin kemitraan dengan bank, SikatAbis juga sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan startup Indonesia lainnya, yaitu UrbanIndo. Melalui kerja sama ini, SikatAbis akan menambahkan keterangan rekomendasi paket KPR terbaik beserta cicilan dan total biayanya. Namun, saat ini integrasi dengan UrbanIndo sedang tidak aktif karena ada pembaruan fitur.

Sedangkan terkait dengan keunggulan layanan, Chris optimis bahwa perbandingan KPR dan KPA di SikatAbis pilihannya lebih lengkap dan prosesnya pun lebih cepat dibanding layanan serupa. Selain itu, di samping mengajukan membandingkan dan mengajukan KPR atau KPA, konsumen juga bisa menurunkan cicilan kredit melalui fitur Take Over KPR dan juga mengajukan pinjaman uang tunai melalui Kredit Multi Guna (KMG).

Chris menjelaskan, “Kenapa fitur Take Over kami penting? [Pertama] Tren suku bunga saat ini sedang menurun. Demi mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah sejak Januari 2016 telah menurunkan suku bunga Bank Indonesia [sebanyak] empat kali, dari 7,5 persen sampai ke 6,5 persen yang disusul suku bunga produk-produk bank seperti KPR dan KPA.”

“[Kedua] Kebanyakan peminjam tidak tahu bahwa fasilitas KPR dan KPA yang sedang dicicil bisa dipindahkan ke bank lain yang suku bunganya lebih rendah [terkadang disebut Refinancing]. […] Dengan melakukan itu, klien kami dua bulan lalu menurunkan suku bunga KPA dari 13 persen menjadi 8,25 persen, [menghemat] lebih dari Rp500 juta,” lanjutnya.

Meski saat ini SikatAbis masih berjalan secara bootstrap, tetapi di tahun 2017 nanti Chris mengungkap bahwa SikatAbis berencana untuk memperluas layanan ke perbandingan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Produknya antara lain adalah kredit mobil, kredit motor, kredit modal usaha, kartu kredit, asuransi, dan investasi.

“Di tahun 2017, Sikatabis.com akan memperluas layanan ke perbandingan KTA seperti Kredit Mobil, Kredit Motor, Kredit Modal Usaha, Kartu Kredit, Asuransi, dan Investasi. Selain bekerja sama dengan institusi konvensional seperti bank, kami juga terbuka untuk kolaborasi dengan platform kredit atau investasi baru seperti peer-to-peer lending,” tandas Chris.

Pencapaian dan Target Portal Perencanaan Keuangan Independen Finansialku

Pertumbuhan startup yang bergerak di bidang finansial pada periode 2015-2016 telah mengalami ledakan yang luar biasa. Berdasarkan data Asosiasi Fintech Indonesia angkanya mencapai 78 persen dan itu lebih tinggi 69 persen di banding periode tahun sebelumnya. Berbagai layanan pun mulai naik ke permukaan, baik yang lama maupun baru. Salah satunya adalah Finansialku yang menyediakan layanan perencanaan keuangan pribadi dan keluarga.

Finansialku sendiri sebenarnya sudah berdiri sejak akhir tahun 2013, tetapi ketika itu wujudnya masih berupa website perusahaan keuangan yang konsisten memberikan edukasi tentang keuangan. Melvin Mumpuni dan Alvin Augusto Saputra, yang merupakan teman kuliah di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, adalah dua tokoh yang berperan dalam menginisiasi layanan Finansialku ini.

Sekarang Finansialku sendiri telah bertransformasi menjadi sebuah portal perencana keuangan dengan fokus dua layanan utama, layanan Edukasi dan Pelatihan Keuangan dengan layanan Aplikasi Finansialku.

Melvin mengatakan, “Finansialku adalah portal perencanaan keuangan yang memberikan informasi dan pendidikan keuangan kepada masyarakat, khususnya para karyawan, freelance, entrepreneur, ibu rumah tangga, dan mahasiswa. Kami berbagi informasi dan edukasi mengenai perencanaan keuangan, cara mengelola keuangan, investasi, asuransi dan lain sebagainya.”

Lebih jauh, Melvin menjelaskan bahwa ada dua fokus layanan yang coba ditawarkan oleh Finansialku. Layanan pertama adalah Edukasi dan Pelatihan Keuangan yang diberikan baik secara online maupun offline. Layanan kedua adalah Aplikasi Finansialku yang berfungsi untuk mengelola dan merencanakan keuanan pribadi dan keluarga.

Untuk layanan pertama, Edukasi dan Pelatihan Keuangan, pihak Finansialku sendiri saat ini sedang dalam tahap pengembangan fitur pelatihan online dengan harapan agar pelatihan pendidikan keuangan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sementara untuk layanan kedua, Aplikasi Finansialku, pihak Finansialku sedang dalam tahap pemantapan untuk versi mobile yang rencananya akan dirilis pada tahun 2017 nanti.

Terkait dengan monetisasi layanan, Melvin menjelaskan bahwa ada charge biaya untuk pelatihan online dan fitur-fitur premium yang disediakan dalam aplikasi Finansialku.

Pencapaian di tahun 2016 dan kerja sama dengan pihak Bareksa

Di tahun 2016 ini memang telah terjadi ledakan layanan fintech di Indonesia dan Melvin sendiri menyadari bahwa saat ini sudah ada beberapa website fintech di Indonesia yang memberikan layanan serupa, edukasi keuangan. Pun begitu, Melvin menegaskan bahwa dirinya enggan menyebut mereka sebagai kompetitor karena ia melihat masing-masing perusahaan memiliki tujuan yang berbeda.

“Alih-alih sebagai kompetitor, kami lebih memilih bekerja sama dengan beberapa fintech untuk meningkatkan literasi keuangan,” ujar Melvin.

Langkah untuk bekerja sama ini pun sebenarnya sudah direalisasikan oleh Finansialku melalui kerja sama mereka dengan Bareksa. Melvin menjelaskan bahwa Bareksa kini adalah salah satu rekan dari Finansialku dengan tujuan untuk mengenalkan masyarakat tentang investasi reksa dana online.

Selain kerja sama, di tahun 2016 ini juga ada beberapa milestone yang dicapai oleh Finansialku dari sisi trafik layanan. Melvin mengungkapkan bahwa saat ini pihak Finansialku telah berhasil meningkatkan jumlah kunjungan ke layanan yang angkanya mendekati ratusan ribu visitor per month. Sementara untuk pengguna aplikasi web based, Melvin mengungkap telah merengkuh ratusan pengguna terdaftar.

Perubahan logo untuk mempertegas visi dan misi perusahaan

Ada satu hal menarik lagi yang terjadi pada Finansialku di tahun 2016 ini. Mereka (Finansialku –red), telah memiliki logo baru untuk layanannya. Tujuan dari perubahan logo ini menurut Melvin adalah untuk mempertegas visi dan misi Finansialku sebagai portal perencanaan keuangan di Indonesia.

Melvin menjelaskan bahwa shape berbentuk ‘chatbox’ berarti mendiskusikan sesuatu, sedangkan tulisan ‘F’ di tengah menggambarkan huruf ‘F’ yang mewakili kata Finansial. Lalu warna kuning yang menghadap ke kanan atas menunjukkan tujuan ke depan dan arah yang lebih baik.

Menurut Melvin, filosofinya sama seperti konsep perencanaan keuangan, yaitu membantu klien untuk  mewujudkan tujuan keuangan di masa yang akan datang.

Melvin mengatakan, “Jadi secara keseluruhan logo Finansialku berarti Finansialku akan mendiskusikan hal-hal tentang finansial [keuangan] individu dan keluarga, agar pembacanya dapat mewujudkan tujuan keuangannya dan memiliki kondisi keuangan yang lebih baik.”

“Kami [akan] terus melakukan perbaikan berkelanjutan agar dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dan customers kami. […] Di tahun 2017, Finansialku menargetkan untuk bisa dikunjungi jutaan visitors dan [memperoleh] ribuan pengguna aplikasi,” tandas Melvin.

Di Antara Data Resmi Statistik dan Teknologi Big Data

Kepopuleran teknologi big data telah menanjak beriringan dengan volume data yang terus meningkat karena layanan berbasis online juga terus bermunculan. Kemudahan yang ditawakran dalam mengumpulkan data yang sangat besar, meski belum terstruktur, dan bisa diolah untuk membantu pengambilan keputusan bisnis juga berperan dalam meningkatkan popularitasnya. Namun, bagaimana dengan metode pengumpulan data tradisional yang diadopsi oleh badan resmi statistik seperti BPS. Apakah teknologi big data dapat menggantikannya?

Pertanyaan tersebutlah yang coba dijawab oleh Associate Professor (Lektor Kepala) STIS BPS Setia Pramana dalam gelaran Konferensi Big Data Indonesia yang digelar idBigData selama dua hari (7-8 Desember 2016) di Auditorium BPPT,  Jakarta.

“Mungkin tidak, kita mengganti official statistics dengan big data? Data-data [big data] itu kan sudah besar sekali, mungkin tidak untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pemerintah untuk mengambil kebijakan? Tidak perlu ada official statistics lagi, tidak perlu ada sensus , karena itu mahal dan menggunakan APBN,” ujar Setia.

Sebelum membahas lebih jauh, Setia memberikan penjabaran perbedaan antara official statistics dan big data dalam proses pengumpulan data seperti dalam table berikut:

Official Statistics Big Data
Structural and Planned Product Largely unstructured / unfiltered data “Data exhaust”, i.e., by product of digital products (transactions, web, social media, sensors)
Methodological and clear concept Poor analytics
Regulated Unregulated
Macro-level, but typically based on high volume primary data Micro-level, huge volume with high velocity (or frequency) and variety
High cost Generally little or no-cost
Centralized; point in time Distributed; real-time

Setia mengatakan, “Melihat kedua perbandingan tersebut, ada beberapa pendekatan yang memungkinkan bahwa official statistics tersebut tidak tergantikan [oleh big data] karena ada standarnya,  tetapi informasi dari official statistic bisa disandingkan atau dikawankan dengan informasi dari big data. Jadi, big data itu bisa menjadi complement dari official statistics.”

Dalam hal perannya sebagai pelengkap, dijelaskan oleh Setia lebih jauh, big data bisa memberikan variabel untuk membantu BPS mengelompokkan yang lebih baik untuk survei sampel. Selain itu juga bisa mambatu meningkatkan perkiraan survei, membantu untuk mengimbangi data non responses seperti data perusahaan, membantu mengecek perkiraan BPS, membantu mempercepat hasil analisis sehingga bisa mempercepat perilisan data, dan membantu untuk meningkatkan dan memberikan perkiraan data yang lebih kecil.

Perbandingan data BPS dan Twitter untuk pola pergerakan pengguna commuter line / DailySocial
Perbandingan data BPS dan Twitter untuk pola pergerakan pengguna commuter line / DailySocial

Sebagi upaya untuk pembuktian konsep ini, BPS sendiri telah melakukan perbandingan data survei mereka dengan data yang diperoleh dari layanan online. Contohnya, data pergerakan pengguna commuter line yang disurvei BPS dengan data yang diperoleh dari Twitter. Hasilnya, memang terlihat ada kemiripan pola dan juga tren.

“Memang ada kemiripan pola dan tren yang terlihat. […] Namun, big data ini bukan pengganti, tetapi sifatnya lebih ke complementing [dari official statistics] dan mengecek juga melengkapi bila ada kekurangan. […] Ada beberapa yang memang bisa di – replace, tetapi itu masih harus didiskusikan. [Untuk saat ini] Masih banyak juga hal-hal yang perlu di eksplorasi  mana yang bisa menggunakan big data, mana yang tidak. Kemudian, informasi tersebut harus ada kontribusi dari para stakeholders terkait,” tandasnya.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Konferensi Big Data Indonesia 2016

Tentang Peran Talenta Ilmuwan Data dalam Teknologi Big Data

Kemarin, 7-8 Desember 2016, idBigData kembali menggelar Konferensi Big Data Indonesia untuk ketiga kalinya dengan tema “Leveraging National Capacities and Capabilities”.  Ajang yang digelar selama dua hari di Auditorium BPPT, Jakarta ini menghadirkan banyak pembicara berpengalaman dengan topik menarik untuk disimak. Salah satunya adalah topik “The Evolving Roles of Chief Data Scientist” yang dibawakan Deputy Research and Big Data Telkom Komang Aryasa di hari pertama yang juga menyoroti masih kurangnya talenta data scientist (ilmuwan data) di Indonesia.

Teknologi big data telah menjadi hype di industri teknologi digital dalam beberapa tahun belakangan ini. Pengapliaksikan yang luas dan manfaat yang dirasakan dalam membantu mengambil keputusan bisnis telah menjadi dorongan kuat untuk mengimplementasikan teknologi ini dalam perusahaan, termasuk perusahaan rintisan yang kini menjamur di Indonesia. Bersamaan dengan hype-nya tersebut, peran baru dalam tim pun muncul, yakni peran ilmuwan data yang bisa mengolah hingga menceritakan data.

Komang menjelaskan “Saat ini pertumbuhaan data itu sudah luar biasa, terutama dengan banyak hadirnya layanan-layanan online. […] Sekarang ini kita banyak dihadapkan kepada data-data unstructured [dan ditutut] untuk mencari sesuatu dalam data itu, mencari insight. Objectifnya sama dengan small data yang lebih terstuktur, tetapi datanya jadi lebih kompleks.”

Prediksi Volume data hingga 2020 / DailySocial
Prediksi Volume data hingga 2020 / DailySocial

“Volume data akan terus meningkat dan sekarang ini kita sedang bekerja dengan 80% data unstructured. Diperkirakan, hingga 2020 nanti kita akan sangat banyak bekerja dengan data untuk mencari ‘sesuatu’ di sana. Dengan demikian, talenta-talenta untuk mengolah data itu ke depannya akan semakin banyak dibutuhkan,” lanjut Komang.

Talenta yang dimaksud oleh Komang adalah data scientist (ilmuwan data) yang mampu mengolah, menganalisa data, dan pada akhirnya memberikan value pada data tersebut untuk bisa diceritakan. Di awal persentasinya, Komang sendiri menakankan bahwa Value adalah nilai terpenting dalam data karena pada akhirnya itu yang akan ditanya oleh jajaran direksi.

Komang mengatakan, “Dalam big data, ada tiga V umum yaitu Variety, Velocity, dan Volume, tetapi beberapa peneliti menambahkan V lain seperti Veracity, Visualization, Variability, dan Value. […] Namun, saya menganggap yang paling penting itu adalah Value […] karena at the end of the day, BoD [Board of Director] akan menanyakan, apa value-nya?”

Peran Ilmuwan data dalam teknologi big data

Kompetensi Data Scientist / DailySocial
Kompetensi Data Scientist / DailySocial

Pada dasarnya, ilmuwan data memiliki peran penting dalam memberikan value dari data-data yang diolahnya. Untuk melakukan hal tersebut, menurut Komang, ada empat kompetensi yang pelu dipenuhi yaitu Technical Skill, Data Analyst, Business Acumen, dan Story Telling.

Technical Skill mencakup kemampuan Computer Science, Programming, dan Database. Data Analyst mencakup kemampuan Mathematic, Statistic, dan Modeling. Business Acumen mencakup Communication, Technology Alignment, dan Strategic & Performance. Terakhir adalah Story Telling yang mencakup Creativity, Story Telling, dan Visual Design.

“Story Telling ini sangat penting karena dari sini data yang tidak benar bisa menjadi benar kalau ceritanya bagus. Kalau ceritanya tidak bagus, data benar juga bisa menjadi salah. […] Bagaimana kita meyakinkan top level management kita, itu adalah dengan story telling yang bagus,” jelas Komang.

Namun, Komang juga menyadari bahwa untuk mencari orang yang memiliki kompetensi sekomples itu bukan perkara yang mudah. Solusinya, menurut dia, adalah dengan membentuk tim yang terdiri dari beberapa grup yang memiliki kompetensi-kompetensi  dari seorang ilmuwan data. Grup atau tim inilah yang kemudian akan dipimpin oleh Chief of Data Scientist.

Peran Chief of data Scientist sendiri telah mengalami pergeseran. Komang menjelaskan bahwa peran Chief of Data Scientist telah berevolusi dari technology executive embedded in business menjadi business executive responsible for new technology and revenue generation. Sementara tugasnya dalam memimpin tim bisa dilihat dari sisi bisnis dan teknologi.

Evolusi tugas Chief of Data Scientist / DailySocial
Evolusi tugas Chief of Data Scientist / DailySocial

Di sisi bisnis, seorang Chief of Data Scientist harus bisa creating business and product vision hingga menjadi owner of P & L [Product & License] yang dibuatnya. Sedangkan dari sisi teknologi, dia harus bisa creatingscience & technology vision, hiring top scientist and technologist, hingga mengambil keputusan untuk memaksimalkan gross margin.

Namun, ada satu tantangan yang akan dihadapi. Komang menyampaikan bahwa berdasarkan data yang diperolehnya dari McKinsey, diperkirakan akan terjadi kekurangan talenta ilmuwan data ke depannya. Hal ini diantisipasi oleh kampus-kampus di luar negeri dengan mulai menghadirkan jurusan baru, Business Analytics. Pertanyaan yang masih terseisa adalah, bagaimana dengan Indonesia? Apakah sudah melakukan hal yang sama atau belum?

Ini harus segara di antisipasi karena ke depannya kehadiran talenta-talenta yang bisa menyerap dan melakukan pengolahan data yang kompleks (big data) akan memegang peranan yang penting dalam pengambilan keputusan bisnis.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Konferensi Big Data Indonesia 2016