Keuntungan Integrator Sistem Dari Teknologi IIoT

Teknologi pabrik cerdas terbaru, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) dan citra mesin (machine vision), masih belum banyak digunakan oleh pelaku manufaktur di Indonesia. Namun, kondisi pandemi membuat sistem pengoperasian jarak jauh dan pemantauan otomatis menjadi hal yang vital, sehingga permintaan untuk kapabilitas IIoT mulai berdatangan.

Akan tetapi, penerapan teknologinya tidak dapat dibilang mudah. Teknologi ini bukanlah teknologi praktis yang bisa langsung diterapkan seketika, dan para teknisi operasi industri kerap kali tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk menerapkan teknologinya. Sebagai gantinya, pabrik mengandalkan para integrator sistem (systems integrator atau SI) yang tahu cara memasang berbagai perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), serta membangun jaringan yang diperlukan untuk menjalankan operasi pabrik.

Hal ini membuka peluang penghasilan baru yang signifikan bagi para SI yang mampu menghadirkan solusi pabrik cerdas secara menyeluruh, serta tidak membutuhkan biaya besar untuk perusahaan yang memerlukannya. Namun untuk mewujudkan hal tersebut, SI perlu memiliki keterampilan khusus. Di sinilah para agregator solusi mulai berperan.

Kursus Singkat tentang IIoT dan Teknologi AI

Synnex Metrodata Indonesia (SMI), yang merupakan agregator solusi IoT, menawarkan solusi menyeluruh dan program latihan untuk menerapkannya yang dapat membantu kesiapan para SI dengan cepat. Erdi Chin, Direktur IoT dan Solusi Produk di SMI mengungkapkan bahwa terdapat dua jenis SI di Indonesia yang memerlukan pengalaman dan keahlian dari SMI, yaitu pakar teknologi operasi (operational technology atau OT) dan penyedia layanan IT.

Akan tetapi, umumnya SI yang menerapkan sistem OT tidak terlalu mengenal integrasi IT untuk mewujudkan transformasi digital yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. Selain itu, SI yang khusus menangani IT mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai perihal sisi manufaktur dan operasi bisnis.

“Untuk menghadirkan solusi yang benar-benar menyeluruh, keterampilan OT dan IT perlu digabung menjadi satu,” ujar Chin. SMI dapat membantu meningkatkan keterampilan IT dari SI OT, sehingga memungkinkan mereka untuk menerapkan solusi pabrik cerdas yang terbaru. SMI juga dapat memperkenalkan OT kepada SI yang fokus pada IT.

Latihan SMI disampaikan melalui workshop yang menjelaskan tentang cara menggunakan teknologi seperti Intel® OpenVINO™ Toolkit for AI dan aplikasi machine vision. Dalam kursus ini, SI akan memperoleh keterampilan untuk mengembangkan dan menyesuaikan solusi untuk kebutuhan setiap pelanggannya, atau bahkan membuat produknya sendiri.

Dukungan Lokal untuk Proyek IoT

Selain meningkatkan keterampilannya, SI yang bekerja bersama agregator akan memperoleh akses ke logistik, layanan, dan dukungan. “Bahkan untuk solusi yang bersifat siap pakai, Anda tetap memerlukan teknisi untuk menyiapkan dan mengatur penerapan untuk kebutuhan proof-of-concept (POC atau uji coba yang terarah),” tutur Chin. “Perusahaan manufaktur tidak serta-merta memercayai apa yang mereka lihat di video. Mereka ingin melihat bagaimana cara produknya beroperasi di lingkungan mereka sendiri.”

Hal tersebut menjadi alasan SMI untuk melibatkan mitra yang tepat dalam memenuhi setiap kebutuhan POC dan penerapan. Apabila SI tidak memiliki teknisi, SMI akan menyediakan tenaga teknisinya.

Chin juga turut menekankan pentingnya peran dukungan lokal. “Tanpa adanya logistik dan personel lokal, pelanggan akan menunggu respons hingga dua atau tiga hari lamanya,” ujarnya. Dalam era digital saat ini, perusahaan manufaktur tidak punya waktu untuk menunggu lama.

Alat IoT Terbaik

Kunci lain untuk meraih keberhasilan IIoT adalah penerapan yang berlangsung bebas hambatan. SMI menawarkan solusi edge-to-cloud (terdesentralisasi) seperti ADLINK Vizi-AI, sebuah kit pengembangan awal machine vision untuk skala industri. Solusi ini memiliki antarmuka pengguna yang intuitif dan dilengkapi dengan rangkaian model AI OpenVINO umum siap pakai, sehingga SI tidak perlu memulai dari awal ketika hendak menerapkan dan menyempurnakan penerapan computer vision. “Kompleksitas penerapan teknologi akan berkurang jika menggunakan solusi ini,” ujar Chin.

Vizi-AI adalah kit awal yang cocok untuk diterapkan di AI edge skala industri, memadukan semua perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan oleh SI. Kit ini memungkinkan lalu lintas data yang lancar dan aman, serta dapat langsung dihubungkan ke perangkat pengambil gambar dengan cepat.

Alih-alih membuat SI mencari berbagai macam komponen perangkat keras terpisah, Vizi-AI menyertakan semua yang diperlukan. SI hanya perlu mengembangkan dan menyesuaikan perangkat lunaknya, dan perusahaan manufaktur dapat mulai mengumpulkan data latihan serta membuat model AI yang dapat diskalakan.

Perangkat lunak ADLINK Edge juga memungkinkan pengelolaan dari jarak jauh, sehingga SMI dapat menghubungkan pelaku industri manufaktur ke beragam layanan cloud dengan tim dukungan khusus.

Praktik IoT Skala Industri

Sebagai contoh, SMI bekerja dengan mitra SI untuk mengembangkan machine vision dan kontrol kualitas otomatis berbasis AI untuk pelanggan di industri agrikultur. Alih-alih menunggu hingga akhir produksi untuk melakukan inspeksi manual, pelanggan dapat menyingkirkan produk berkualitas buruk sebelum masuk ke lini produksi, memangkas biaya operasi, dan meningkatkan efisiensi.

Dengan agregator solusi seperti SMI, SI dapat menghadirkan teknologi canggih untuk perusahaan manufaktur dan memiliki keterampilan untuk menerapkan solusi pabrik cerdas. Dalam prosesnya, mereka mengubah cara berbisnisnya sama seperti pelanggan mereka.

EU Social DigiThon, Ajang untuk Wujudkan Solusi Digital bagi Kelompok Rentan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar bagi kehidupan kita saat ini, terutama berbagai aspek sosial, ekonomi, dan mobilitas. Mulai dari sekolah, pekerjaan, hingga kegiatan jual-beli, semuanya terpengaruh oleh pandemi. Bahkan, pandemi juga mengakibatkan resesi ekonomi dan krisis sosial di beberapa negara.

Kondisi yang berkepanjangan dan serba membatasi ini membuat beban hidup semakin besar bagi mereka yang termasuk dalam kelompok rentan, yaitu: anak-anak, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas. Fakta-faktanya sangat memprihatinkan. Salah satunya adalah meningkatnya angka perkawinan anak, sejalan dengan terhentinya banyak kegiatan ekonomi yang mengakibatkan meningkatnya pengangguran di Indonesia, akibat Covid-19. Perkawinan anak dijadikan solusi cepat untuk meringankan beban ekonomi yang memburuk selama pandemi (Sumber: KataData.co.id, Januari 2021).

Selain itu, sekolah dari rumah menuntut anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan gaya belajar baru. Dalam hal ini, platform dan implementasi pembelajaran online tidak selalu mampu mengakomodasi keragaman kebutuhan serta kemampuan anak-anak Indonesia untuk belajar, dan justru seringkali mempersulit mereka untuk mengikuti pelajaran dari rumah. Meningkatnya kemiskinan yang dipicu oleh pandemi juga melebarkan kesenjangan kemiskinan berbasis gender. Perempuan lebih berpotensi terjerumus ke dalam jurang kemiskinan ekstrem dibandingkan laki-laki.

Fakta lain mengungkapkan bahwa ada peningkatan kekerasan berbasis gender (khususnya kekerasan seksual dan psikis) terhadap perempuan dewasa dan anak-anak perempuan di Indonesia. Di tengah upaya anak-anak untuk lepas dari kecemasan, terdapat kerentanan atas kekerasan yang juga meningkat.

Sementara bagi para penyandang disabilitas, survei yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Jaringan Disabilitas Indonesia (JDI) menunjukkan bahwa hanya sekitar 60% penyandang disabilitas yang punya cukup akses terhadap informasi tentang Covid-19 dan cara untuk mencegah infeksi dari virus ini.

Sebenarnya, masih banyak masalah lain yang dihadapi oleh kelompok rentan terkait dampak Covid-19 ini. Kita dapat berkontribusi untuk mencari solusi yang dapat memudahkan hidup mereka, untuk melindungi mereka, atau membuka jalan keluar. Kontribusi ini dapat diwujudkan melalui ide-ide inovatif, kreativitas, teknologi digital berbasis internet, dan keberanian untuk menghasilkan terobosan baru.

Untuk mewadahi berbagai ide dan kreativitas tersebut, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menyelenggarakan kompetisi bertajuk EU Social DigiThon “Aksi Muda Untuk Perubahan” sebagai ajang untuk melahirkan berbagai solusi berbasis teknologi atau digital yang bisa membantu kelompok rentan tersebut. EU Social DigiThon tidak hanya membuka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dan mewujudkan gagasan, tetapi juga dapat menjadi ajang untuk memperluas jejaring dan akses internasional. Terlebih jika produk yang dikembangkan benar-benar dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah di sekitar.

Tiga pemenang nantinya berhak atas penghargaan dukungan dana untuk membantu mewujudkan solusi yang ditawarkan dengan bimbingan dari pakar perwakilan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia. Pendaftaran dibuka sampai 21 Februari 2021, jadi jangan sampai ketinggalan, ya. Segera lakukan registrasi lewat link berikut: digithon.app

Memanfaatkan Potensi di Balik Sektor Pembayaran Tagihan di Indonesia

Ekosistem teknologi finansial (tekfin) di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Inovasi di bidang jasa keuangan yang didorong oleh perkembangan tekfin di Indonesia mampu mendorong inklusi keuangan, meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, hingga memberi dampak positif untuk situasi perekonomian yang dipicu oleh tumbuhnya volume dan nilai transaksi belanja.

Tumbuhnya volume dan nilai transaksi juga dialami oleh sektor industri pembayaran tagihan. Sebagai salah satu jenis transaksi yang paling sering dilakukan masyarakat, sektor pembayaran tagihan merupakan industri dengan potensi yang sangat besar.

Potensi di Balik Sektor Pembayaran Tagihan

Besarnya potensi di sektor ini dipengaruhi dua hal. Pertama, jumlah pelanggan yang sangat besar, yakni mencakup hampir seluruh penduduk usia produktif dan usia dewasa di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 200 juta jiwa di tahun 2020. Segmen demografi ini memiliki kebutuhan untuk membayar berbagai jenis tagihan, mulai dari tagihan listrik, iuran BPJS kesehatan, pulsa, paket data internet, biaya edukasi, biaya sewa dan perawatan rumah atau apartemen, dan sebagainya.

Kedua, kebanyakan pembayaran tagihan merupakan jenis transaksi yang berulang. Berbeda dari beberapa kategori produk lain yang cukup dibeli sekali dalam rentang beberapa tahun, tagihan-tagihan seperti listrik dan air merupakan kebutuhan wajib yang harus dibayar setiap bulannya. Tagihan lain yang bukan merupakan kebutuhan pokok seperti TV kabel dan layanan hiburan lainnya juga cenderung memiliki masa berlangganan yang cukup lama, sehingga potensi untuk terjadinya transaksi berulang sangat tinggi.

Hal tersebut juga didukung oleh hasil riset internal yang dilakukan oleh Ayoconnect, sebuah perusahaan penyedia Jaringan Pembayaran Tagihan Terbuka (Open Bill Network) yang memiliki lebih dari 3.000 produk tagihan dan produk digital dari 25 kategori dalam jaringannya. Melalui data yang diambil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret 2020, Ayoconnect menemukan bahwa pembayaran tagihan berulang (recurring bill payment) berkontribusi terhadap 80% pengeluaran non-makanan penduduk Indonesia setiap bulannya. Pembayaran tagihan berulang ini terdiri dari biaya tempat tinggal, pembayaran utilitas seperti air, listrik, dan gas, pendidikan, kesehatan, asuransi, pajak, telekomunikasi, dan sebagainya.

Dukungan Teknologi Digital untuk Layanan Pembayaran Tagihan

Di masa lalu, kegiatan membayar tagihan merupakan hal yang kerap menghabiskan banyak waktu dan tenaga, bahkan biaya. Hal ini disebabkan oleh metode dan kanal pembayaran tagihan yang terbatas dan tidak adanya integrasi data sehingga mengakibatkan antrean mengular di berbagai lokasi. Kemajuan teknologi dan internet memberikan terobosan luar biasa yang membuat berbagai jenis tagihan bisa dibayar kapan pun dan di mana pun.

Selain itu, penduduk Indonesia juga memiliki tingkat adopsi internet dan solusi digital yang cukup tinggi. Berdasarkan survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2020, penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 196 juta jiwa atau setara dengan 73,7% dari total populasi penduduk. Dalam laporan lain yang dirilis Katadata pada tahun yang sama, dua dari tiga penduduk Indonesia dari Generasi Y telah menggunakan jasa keuangan dalam kombinasi bank konvensional, dompet digital, dan internet banking.

Mendukung data tersebut, riset yang dilakukan oleh Jakpat pada bulan April hingga Juni lalu menyatakan bahwa dompet digital adalah metode pembayaran yang paling diminati oleh oleh pengguna internet berusia 25-35 tahun. Sebanyak 76% responden juga tercatat menggunakan dompet digital untuk top-up pulsa dan paket data, serta 41% responden menggunakan dompet digital untuk membayar tagihan utilitas.

Berbagai temuan tersebut menunjukkan bahwa dukungan inovasi teknologi memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan layanan pembayaran transaksi, termasuk transaksi tagihan.

ayoconnect
Tampilan antarmuka Ayoconnect

Integrasi Melalui API Sebagai Solusi Industri Pembayaran Tagihan

Banyaknya jenis dan jumlah transaksi tagihan yang ada juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi penyedia tagihan, platform konsumen, dan institusi finansial. Salah satu permasalahan dalam ekosistem pembayaran tagihan di Indonesia saat ini adalah sedikitnya integrasi, digitalisasi, dan otomasi antara perusahaan penyedia tagihan dengan perusahaan yang menyediakan layanan pembayaran tagihan. Melakukan integrasi melalui API (application programming interface) dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah-masalah ini.

“Jaringan Ayoconnect menyediakan solusi berbasis teknologi yang mengintegrasikan berbagai produk tagihan dan produk digital dalam satu API,” jelas COO Ayoconnect, Chiragh Kirpalani.

API Ayoconnect memungkinkan perusahaan penyedia tagihan — seperti perusahaan telekomunikasi, pengelola apartemen, institusi pendidikan, asuransi, dan sebagainya — untuk memperluas titik pembayaran mereka dengan cepat dan mudah. Di sisi lain, perusahaan yang banyak bersinggungan langsung dengan pelanggan, seperti e-commerce, bank, toko ritel, hingga aplikasi tekfin lainnya, dapat menghadirkan akses ke 3.000 produk tagihan dari 25 kategori bagi pelanggannya secara instan.

“Dengan jaringan produk tagihan dan produk digital yang terintegrasi dan dilengkapi dengan fitur-fitur otomasi, solusi Ayoconnect menguntungkan pelaku usaha sekaligus meningkatkan kenyamanan bertransaksi konsumen”, ungkap Chiragh.

Berkembangnya ekosistem tekfin di Indonesia juga menjadi salah satu bagian dari pertumbuhan ekosistem startup dan bisnis teknologi di Indonesia. Sebagai media informasi sekaligus perusahaan inovasi, DailySocial.id selalu berusaha menghadirkan data dan referensi hasil penelitian yang akurat mengenai perkembangan industri tersebut.

Didukung oleh Ayoconnect, DailySocial.id telah menerbitkan hasil riset mengenai perkembangan ekosistem tekfin di Indonesia dalam laporan bertajuk Fintech Report 2020 yang dapat diunduh di dly.social/fintechreport2020.

Dukungan Perbankan Terhadap Kemajuan Fintech Lending Lewat Solusi Teknologi dan Kolaborasi

Salah satu sektor dalam industri financial technology (fintech) dengan perkembangan yang sangat pesat di Indonesia adalah fintech lending atau pendanaan. Buktinya, sampai saat ini ada 158 fintech lending yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan 33 di antaranya telah berlisensi. Menurut laporan riset Fintech Report 2020 yang dirilis oleh DailySocial.id dan didukung oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), hingga September 2020, terdapat penyaluran pinjaman sebesar Rp128,7 triliun yang melibatkan 29,2 juta rekening peminjam dan 681 ribu rekening investor.

Dukungan dari sektor industri lain, termasuk perbankan juga turut mendorong pertumbuhan ekosistem fintech lending di Indonesia. Salah satunya datang dari CIMB Niaga yang saat ini telah melakukan kolaborasi dengan beberapa pemain fintech lending di Indonesia, antara lain dengan Investree, Koinworks, Kredit Pintar, Uang Teman, Cashwagon, Avantee, dan sebagainya.

Kolaborasi Antara Perbankan dengan Fintech

Pada masa awal kemunculan startup fintech di Indonesia, beberapa pelaku bisnis dalam industri perbankan, terutama generasi yang lebih tua umumnya melihat fintech sebagai ancaman. Apalagi ketika para pemain fintech berhasil mendapatkan traksi yang tinggi, jumlah customer yang banyak, serta transaksi yang luar biasa. Hal ini juga disampaikan oleh Anton Hermawan, Head of Digital Business Development CIMB Niaga dalam salah satu kesempatan wawancara bersama DailySocial.id.

Anton juga mengatakan, saat ini alangkah tidak bijaksananya apabila fintech masih dianggap sebagai ancaman. Sebab fintech juga dapat dipandang sebagai partner, di mana perbankan dapat berkolaborasi dan bekerja secara hand in hand bersama mereka.

“Kami percaya bahwa meskipun fintech bisa melakukan banyak hal di luar bank, tetapi masih ada beberapa hal yang dapat dilakukan lebih baik oleh bank. Makanya, kita dapat bekerja sama dengan fintech untuk saling melengkapi. Terkait sejumlah hal yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh bank, kita bekerja sama dengan fintech. Adapun kebutuhan yang harus menggunakan layanan bank, kita berlomba dengan bank-bank lain untuk bekerja sama dengan fintech,” ujarnya.

Dukungan Solusi Berbasis Teknologi dari Perbankan untuk Fintech

Kolaborasi tersebut juga diwujudkan oleh CIMB Niaga dengan menawarkan solusi digital perbankan untuk fintech lending. Salah satunya adalah dengan memberikan layanan end to end mulai dari pembukaan Virtual Account, pembukaan rekening digital (Rekening Dana Lender), hingga penanganan transaksinya sendiri melalui web service Gateway@CIMB.

Berbagai layanan ini juga didukung oleh Application Programming Interface (API) demi memberikan kelancaran proses dan pengalaman yang baik kepada para pengguna akhir maupun fintech lending sebagai mitra.

Pemanfaatan API CIMB Niaga juga mampu memudahkan pembukaan rekening digital secara langsung dari platform fintech lending yang telah menjadi mitra CIMB Niaga, sehingga para pengguna tak perlu datang ke kantor cabang. Implementasi dan integrasi API dalam berbagai produk dan layanan CIMB Niaga pada platform yang dimiliki mitra bisnisnya, termasuk fintech lending dapat meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi dan kompetisi yang kondusif, serta mempercepat inklusi keuangan.

Dukungan Pendanaan bagi UMKM lewat Fintech Lending

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting bagi roda perekonomian di Indonesia, antara lain mampu menyerap hingga 89,2 persen dari total tenaga kerja, menyediakan hingga 99 persen dari total lapangan kerja, menyumbang 60,34 persen dari total PDB nasional, menyumbang 14,17 persen dari total ekspor, serta menyumbang 58,18 persen dari total investasi.

Oleh karena itu, CIMB Niaga juga berupaya mendorong kemajuan UMKM lewat layanan yang dimilikinya. Selain berbagai solusi dan layanan berbasis API, CIMB Niaga juga menyediakan berbagai penyaluran pinjaman melalui fintech lending. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM sebagai modal untuk mengembangkan bisnisnya, atau bagi peminjam personal untuk berbagai kebutuhan.

Ekosistem fintech di Indonesia, termasuk fintech lending mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Baik dari sisi pemain, pengguna, hingga aktifnya berbagai sektor industri yang mendukung pertumbuhan tersebut, baik dari segi inovasi dan teknologi, maupun pendanaan yang diberikan. Simak perkembangan ekosistem fintech di Indonesia dalam laporan riset Fintech Report 2020 yang dirilis oleh DailySocial.id dan didukung oleh CIMB Niaga yang dapat diunduh di dly.social/fintechreport2020.

Dorongan Adopsi Cloud untuk Hadapi Berbagai Kemungkinan di Tahun 2021

Tahun 2020 memberikan banyak kejutan bagi kehidupan masyarakat secara global, termasuk pada berbagai sektor bisnis. Kondisi pandemi Covid-19 yang mulai menyebar ke seluruh dunia sejak awal tahun mendorong sebagian besar masyarakat untuk lebih banyak melakukan berbagai kegiatan dari rumah, termasuk bekerja dan menjalankan bisnisnya. Hal ini tentu membawa perubahan besar bagi operasional bisnis di berbagai industri.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh berbagai organisasi dan perusahaan adalah mempercepat adopsi teknologi dalam menjalankan bisnisnya. Adopsi teknologi, terutama cloud perlu diterapkan dalam berbagai skala bisnis, mulai dari yang besar seperti perbankan, hingga industri berskala kecil dan menengah seperti startup dan UMKM. Percepatan adopsi teknologi dalam organisasi merupakan upaya untuk bertahan dalam berbagai kondisi ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi. Hal ini juga menjadi salah satu pesan utama yang disampaikan oleh Paul Chen, Head of Solutions Architect, ASEAN at Amazon Web Services dalam acara media briefing AWS beberapa waktu lalu.

Adopsi Teknologi untuk Merevolusi Perusahaan dan Organisasi

Ada beberapa hal yang membuat adopsi teknologi terutama pemanfaatan cloud computing menjadi semakin penting bagi perusahaan dan organisasi. Pertama, adalah untuk membuat kondisi bekerja yang tetap nyaman dan kondusif bagi para karyawan. Peraturan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah di berbagai negara memaksa perusahaan untuk menerapkan sistem kerja work from home bagi sebagian besar karyawannya. Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi banyak karyawan, terutama bagi yang terbiasa melakukan koordinasi dan pertemuan secara tatap muka. Adopsi teknologi dan manajemen yang tepat dapat membuat para karyawan tetap dapat bekerja dan berkoordinasi secara nyaman meski bekerja dari rumah.

Kedua, perusahaan juga perlu memikirkan cara untuk menjangkau dan menjaga hubungan dengan pelanggan mereka dengan cara yang baru, yaitu secara virtual. Perusahaan perlu beradaptasi dengan berbagai channel pemasaran digital serta sistem transaksi online, sebagai langkah untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya, meski dalam kondisi pandemi yang membatasi ruang gerak masyarakat.

Ketiga, perusahaan juga perlu menemukan aliran pendapatan baru. Kondisi pandemi yang terjadi menyebabkan banyak jalur pemasukan yang sebelumnya dimiliki menjadi terganggu, misalnya dengan menurunnya permintaan dan kebutuhan akan produk dan layanan tertentu yang ditawarkan. Perusahaan perlu memikirkan berbagai cara alternatif untuk memperoleh pendapatan dari jalur lain, yakni dengan mencari dan mengambil kesempatan dari kondisi yang sedang berlangsung.

Penghematan Anggaran dan Dorongan Adopsi Cloud

Dalam kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini, berbagai perusahaan di seluruh dunia, termasuk Amazon berusaha untuk berhemat. Mulai dari penghematan dari sisi operasional, hingga menghemat berbagai anggaran dan pengeluaran perusahaan lainnya. Di sisi lain, kondisi pandemi juga mendorong perusahaan untuk mengadopsi teknologi cloud computing untuk bisnisnya. Sebab dengan fleksibilitas dan elastisitas yang dimiliki cloud, perusahaan dapat dengan mudah mengatur dan memilih layanan yang diperlukan dengan skala bisnis tertentu. Nyatanya, kedua hal tersebut saling berkaitan. Selain fleksibilitas, cloud juga terbukti mampu menawarkan biaya layanan yang lebih murah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang berinvestasi untuk membangun infrastruktur teknologinya secara mandiri.

Salah satu studi kasus yang disampaikan oleh Paul Chen adalah startup Simak Online yang bergerak di bidang edtech, dengan layanan berupa aplikasi media pembelajaran yang dapat digunakan untuk siswa, guru, sekolah, dan orang tua. Dengan peraturan pemerintah untuk menyelenggarakan sekolah secara online, Simak Online berhasil meningkatkan skala bisnisnya dengan melayani lebih banyak sekolah, bahkan saat ini ada lebih dari 500 sekolah yang telah bergabung. Dengan meningkatnya kegiatan belajar online, aplikasi Simak Online semakin banyak digunakan. Hingga pada puncaknya, layanan tersebut sempat diakses oleh sekitar 45.000 pengguna secara bersamaan. Namun dengan fleksibilitas dan elastisitas yang dimiliki cloud, peningkatan tersebut dapat dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan gangguan pada layanan mereka.

Berbagai Layanan Terbaru yang Diperkenalkan dalam AWS re:Invent 2020

Untuk mendukung dorongan adopsi teknologi cloud dalam berbagai industri, Paul Chen juga mengumumkan berbagai update terbaru dari berbagai layanan yang dimiliki AWS. Hal ini juga merupakan highlight dari keynote speech yang disampaikan oleh Andy Jassy, CEO AWS dalam ajang AWS re:Invent 2020. Berikut daftar lengkap kategori beserta layanan terbarunya.

Databases

  • Amazon Aurora Serverless v2
  • Babelfish

Compute

  • Graviton-2 C6gn
  • AMD G4ad GPU
  • Intel M5zn & D3/D3en
  • Memory Opt R5b
  • MacOS instances

Containers

  • Amazon ECS Anywhere
  • Amazon EKS Anywhere
  • AWS Proton
  • Amazon ECR Public

Analytics

  • AQUA for Amazon Redshift
  • AWS Glue Elastic Views
  • Amazon Quicksight Q

Industrial Machine Learning

  • Amazon Monitron
  • Amazon Lookout for Equipment
  • AWS Panorama Appliance
  • AWS Panorama SDK
  • Amazon Lookout for Vision

Customer Care

  • Amazon Connect Wisdom
  • Amazon Connect Customer Profile
  • Real-Time Contact Lens for Amazon Connect
  • Amazon Connect Tasks
  • Amazon Connect Voice ID

Hybrid

  • Aws Outposts 1U and 2U Servers

Di penghujung tahun 2020 ini, dalam situasi di mana kondisi pandemi masih berlangsung, semua pihak sedang bersiap menghadapi berbagai kemungkinan, sambil tetap berusaha untuk menghemat anggaran dan pengeluarannya. Adopsi cloud merupakan solusi yang tepat dan menguntungkan untuk menghadapi situasi tersebut, salah satunya dengan penggunaan berbagai layanan yang dimiliki AWS.

Di akhir sesi, Paul Chen juga menyampaikan bahwa 2021 akan penuh dengan berbagai kemungkinan yang sama sekali tidak kita ketahui. Kita tidak dapat mengendalikan masa depan, tetapi kita dapat mengendalikan kemampuan dan kesanggupan kita untuk dapat melakukan berbagai reaksi serta tindakan dalam menghadapi situasi yang terjadi.

Program Akselerasi Startup DSLaunchpad 2.0 Berakhir, Hasilkan 3 Lulusan Terbaik

Seluruh rangkaian program akselerasi startup DSLaunchpad 2.0 yang diselenggarakan oleh DailySocial.id dan didukung oleh Amazon Web Services (AWS) telah selesai dilaksanakan. Program ini merupakan upaya untuk membantu dan mendukung startup lokal dalam mengakselerasi skala bisnis mereka, sekaligus memfasilitasi para founders untuk mempelajari prinsip-prinsip yang dibutuhkan dalam membangun startup.

Pendaftaran peserta untuk program akselerasi ini dibuka pada tanggal 5 Oktober 2020 dan ditutup pada tanggal 18 Oktober 2020. Namun karena tingginya antusiasme pada founders, DailySocial.id dan AWS selaku penyelenggara sempat memperpanjang periode registrasi hingga tanggal 23 Oktober 2020. Selama pendaftaran dibuka, sebanyak 736 founders telah mendaftarkan diri untuk mengikuti DSLaunchpad 2.0.

118 Peserta Terpilih Lewat Proses Kurasi

Lewat tahapan proses kurasi yang tidak mudah, DailySocial.id dan AWS berhasil memilih peserta yang berhak mengikuti rangkaian program akselerasi. Proses kurasi ini awalnya direncanakan untuk memilih 100 peserta saja. Namun dengan banyaknya ide brilian startup yang didaftarkan, penyelenggara memutuskan untuk memfasilitasi semua ide terbaik, sehingga kuotanya ditingkatkan menjadi 118 peserta terpilih.

Para peserta terpilih ini berhak mengikuti rangkaian program akselerasi yang meliputi webinar dan mentoring 1-on-1 secara online via Zoom, serta mengerjakan berbagai tugas menggunakan platform DSLaunch. Lewat platform ini, penyelenggara memberikan berbagai tugas mingguan yang harus dikerjakan dan dikirimkan oleh peserta setiap akhir pekan. Para peserta juga perlu menyampaikan update terkait progress ide startup yang mereka kembangkan. Rangkaian program ini dilaksanakan selama empat pekan pada tanggal 2 – 29 November 2020.

Rangkaian Program Akselerasi Startup DSLaunchpad 2.0

Dalam rangkaian program ini juga diselenggarakan webinar serta mentoring secara 1-on-1 yang disampaikan oleh para experts, dengan pembahasan mengenai Idea Validation oleh Pandu Sjahrir (Managing Partner of Indies Capital Partners) dan Willson Cuaca (Co-Founder of East Ventures), Business Model oleh Edy Sulistyo (CEO of Go-Play) dan Markus Liman Rahardja (VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures), Product Development & Prototyping oleh Ivan Arie (Co-Founder & CEO, TaniHub) dan Agung Bezharie (Co-Founder & CEO, Warung Pintar), serta Marketing yang disampaikan oleh Shinta Nurfauzia (Co-CEO dan Co-Founder of Lemonilo) dan Johnny Widodo (CEO OLX Autos Indonesia). Sesi webinar dan mentoring yang diselenggarakan ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan dan wawasan para peserta mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mendirikan, membangun, dan mengembangkan startup berdasarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh para mentor. Para peserta juga dapat bertanya dan berkonsultasi secara langsung mengenai kendala yang mereka hadapi saat mengembangkan startup kepada para mentor.

Pemilihan 10 Peserta Terbaik untuk Babak Demo Day

Selama rangkaian program dilaksanakan, DailySocial.id bersama AWS juga memilih 10 peserta terbaik berdasarkan beberapa penilaian, antara lain keaktifan peserta ketika mengikuti webinar dan mentoring, serta kesungguhan dalam meng-update progress dan mengerjakan tugas yang diberikan lewat platform DSLaunch. Para peserta terbaik ini berhak melakukan pitching dalam babak Demo Day yang diselenggarakan secara online pada tanggal 9 Desember 2020.

Dalam babak Demo Day ini, para peserta mempresentasikan pitch deck startupnya kepada para juri yang terdiri dari Edy Sulistyo (CEO of Go-Play), Shinta Nurfauzia (Co-CEO & Co-Founder of Lemonilo), Johnny Widodo (CEO of OLX Autos Indonesia), On Lee (CTO of GDP Venture), serta Budiman Wikarsa (Head of Startups Ecosystem – Indonesia, AWS), dengan kriteria penilaian antara lain: Problem are tried to figure out, The technology is used, Business model, UI/UX, dan The pitch presentation untuk menentukan lulusan terbaik alias Best Graduate DSLaunchpad 2.0.

3 Lulusan Terbaik DSLaunchpad 2.0

Setelah melewati proses penjurian yang ketat, terpilihlah 3 lulusan terbaik program DSLaunchpad 2.0 berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. Best Graduate I diraih oleh Schoters, Best Graduate II diraih oleh Scrapiro, dan Best Graduate III diraih oleh Tebengan Indonesia. Ketiga startup lulusan terbaik ini berhak mendapatkan hadiah utama berupa uang tunai senilai total Rp 100 juta, dengan pembagian Rp 50 juta untuk Best Graduate I, Rp 30 juta untuk Best Graduate II, dan Rp 20 juta untuk Best Graduate III.

Kolaborasi DailySocial.id dan AWS dalam menyelenggarakan program DSLaunchpad 2.0 dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendorong kemajuan ekosistem startup dan bisnis teknologi di Indonesia. Bukan hanya sekedar mencari pemenang, melainkan untuk memfasilitasi para founder startup dalam memahami proses membangun dan mengembangkan bisnisnya dengan langkah yang tepat. Melaksanakan program akselerasi startup secara online juga menjadi sebuah tantangan. Namun dengan didukung oleh konsep dan platform yang tepat, program ini justru dapat menjangkau peserta lebih luas ke seluruh Indonesia.

DailySocial.id dan AWS mengucapkan terima kasih kepada seluruh founders yang telah terlibat dan berpartisipasi dalam program akselerasi startup DSLaunchpad 2.0 ini. Semoga rangkaian program yang telah dilaksanakan dan berbagai benefit yang telah diberikan kepada peserta dapat bermanfaat, terutama untuk pengembangan dan kemajuan startup yang dijalankan. Sampai jumpa dalam program DSLaunchpad batch selanjutnya.

Inilah 3 Lulusan Terbaik Program DSLaunchpad 2.0

Babak Demo Day DSLaunchpad 2.0 telah selesai dilaksanakan. Dalam fase terakhir program akselerasi startup yang diselenggarakan oleh DailySocial.id dan didukung oleh Amazon Web Services (AWS) ini, terpilihlah 3 startup dengan predikat Best Graduate alias lulusan terbaik program akselerasi DSLaunchpad 2.0. Ketiga startup lulusan terbaik ini berhak menerima hadiah utama berupa uang tunai senilai total Rp 100 juta, dengan pembagian Rp 50 juta untuk Best Graduate I, Rp 30 juta untuk Best Graduate II, dan Rp 20 juta untuk Best Graduate III.

Dalam babak Demo Day yang diselenggarakan secara online pada hari Rabu, 9 Desember 2020 pukul 13.00 – 15.00 WIB, 10 peserta terbaik program DSLaunchpad 2.0 yang sebelumnya telah terpilih melakukan pitching di hadapan para juri yang terdiri dari Edy Sulistyo (CEO of Go-Play), Shinta Nurfauzia (Co-CEO dan Co-Founder of Lemonilo), Johnny Widodo (CEO of OLX Autos Indonesia), On Lee (CTO of GDP Venture), serta Budiman Wikarsa (Head of Startups Ecosystem – Indonesia, AWS).

Kriteria penilaian yang dijadikan acuan untuk memilih lulusan terbaik dalam babak Demo Day ini antara lain sebagai berikut: Problem are tried to figure out, The technology is used, Business model, UI/UX, dan The pitch presentation. Lewat proses penilaian yang tidak mudah, para juri akhirnya memilih 3 startup yang berhak menyandang predikat Best Graduate, hasilnya adalah sebagai berikut.

Best Graduate I – Schoters

Startup ini bergerak di bidang pendidikan yang model bisnisnya fokus untuk membantu penggunanya untuk mempersiapkan studi S1, S2, dan S3 ke luar negeri. Mulai dari persiapan bahasa, mencari kampus dan beasiswa, hingga pengurusan visa dan administrasi dokumen lainnya. Pada saat pitching di babak Demo Day DSLaunchpad 2.0, Radyum Ikono selaku Co-Founder dan CEO menyampaikan bahwa saat ini Schoters juga telah memiliki lebih dari 300 ribu pengguna, serta telah membantu para penggunanya untuk diterima di lebih dari 100 universitas di 26 negara. Dengan predikat Best Graduate I, Schoters berhak memenangkan hadiah uang tunai senilai Rp 50 juta.

Best Graduate II – Scrapiro

Startup asal Jakarta ini menyediakan layanan untuk menghubungkan antara pemilik sampah dengan pengumpul sampah yang ada di sekitarnya, untuk mempermudah transaksi daur ulang sampah. Dalam mengembangkan aplikasi, mereka juga menggunakan sistem geolokasi dan live chat bot, serta memanfaatkan WhatsApp sebagai sarana komunikasi untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan layanannya. Dengan menjadi Best Graduate II, Scrapiro berhak memenangkan hadiah uang tunai senilai Rp 30 juta.

Best Graduate III – Tebengan Indonesia

Startup ini bergerak di bidang transportasi, dengan menjelaskan dirinya sebagai marketplace jual beli kursi kosong untuk perjalanan antar kota. Tebengan Indonesia adalah aplikasi ridesharing yang menemukan pengemudi dan penumpang di lingkungan yang sama yang pergi ke arah yang sama untuk mengatur perjalanan tebengan bersama. Dengan predikat Best Graduate III, Tebengan Indonesia berhak memenangkan hadiah uang tunai senilai Rp 20 juta.

DailySocial.id dan AWS selaku penyelenggara mengucapkan selamat kepada para lulusan terbaik program akselerasi DSLaunchpad 2.0. Semoga hadiah dan penghargaan yang diterima dapat menjadi pendorong untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas startup yang dimiliki agar dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi para pengguna dan masyarakat secara umum. DailySocial.id dan AWS juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh founders yang telah berpartisipasi dalam program ini. Mulai dari 736 founders yang telah mendaftar, 118 startup yang berhasil menjadi peserta terpilih untuk mengikuti rangkaian program utama, hingga 10 peserta terbaik yang berhak melakukan pitching di babak Demo Day.

Semoga rangkaian program DSLaunchpad 2.0 yang telah diselenggarakan oleh DailySocial.id dan AWS dapat memberikan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan manfaat yang baik bagi perkembangan startup para peserta ke depannya. Sampai jumpa dalam program DSLaunchpad batch selanjutnya!

Building an Innovation Mindset to Achieve Digital Transformation in Government

Digital transformation is currently becoming a to-used term, not only in the technology business ecosystem, but also in almost all industrial fields, especially for SMEs and conventional businesses. The implementation of digital transformation in various fields has been proven to increase efficiency and effectiveness, both from an operational and budget perspective.

Apart from business, digital transformation is also intensively implemented in government systems around the world. In an era when internet access and technology adoption rate are getting higher, the implementation of digital governance is very important. The goal is for citizens to enjoy government services as they deserve using various technology products and applications provided by technology companies and digital startups.

However, realizing an ideal digital government is not an easy thing. This is because successful digital governance is not only captured by a number of websites and applications created by government agencies, but also from how the digital products and platforms can actually make it easier for people to access government services.

One country that has successfully implemented a proper digital government system is New Zealand (New Zealand). Through its website www.govt.nz, residents of New Zealand can access a variety of government services. Starting from issues related to population administration, health, work, to business establishment of various services. Reflecting on the success of the New Zealand government system, there are several aspects that can be learned, including the following.

Innovative mindset in the Government

Innovation, especially in terms of technology, is an important element in digital transformation, both in companies and in government. However, efforts to realize an ideal digital government will certainly be difficult if the government mindset is still conventional.

To realize an ideal digital government system, an innovative mindset must be embedded in all levels of government, especially stakeholders with important positions and roles in government. This is one of the fundamental aspects in building a digital government system. An innovative mindset will help decision makers to be open to new ideas and technological solutions that can be presented through digital transformation.

Put Citizens as Customers

Realizing and implementing a digital government is like establishing and developing a technology business. One way is to treat citizens as customers or users of their digital products. Platform development that is in development also needs to pay attention to convenience for users, have a clear flow of information, and present a good and simple appearance.

As the digital products made by startups, service development should also be done dynamically and agilely. They need to collect feedback from users, measured and analyzed to find out how much satisfaction citizens are with this digital-based government service. Input from users can also be used as provisions in developing the platform to better suit the needs of citizens.

Collaboration is the Key for Innovation

One of the false assumptions in the implementation of digital government is that every government agency needs to create its own platform and application to digitize its services. New Zealand had also experienced this in 2006. At that time, all ministries competed to create websites and applications. However, after conducting a survey, the number of existing applications and websites makes people confused in choosing what service is right for their needs.

Finally, the New Zealand government created a main website, www.govt.nz, which is able to provide comprehensive information on various government services available, and direct its users to the relevant government agencies. This shows that in a good digital government, all institutions do not always operate and work independently. Collaboration between ministries and existing government agencies can actually make the services developed easier for the public to use.

Apart from developing its main platform, the New Zealand government also supports employees in government agencies to be able to develop innovative solutions for the public sector. One of them is by organizing the NZ Govtech Accelerator program which has been organized since 2018 and has produced various projects that are able to help the problems of its citizens. NZ Govtech Accelerator participants are also not limited to the New Zealand government. This program is open to all government agencies, both national and local around the world, as well as companies and startups with ideas to develop solutions in the public sector.

Not only for their own country, the New Zealand government also encourages and assists neighbor countries in the South and Southeast Asian region to be able to build and realize successful digital governments through the G2G Know-How cooperation program. In this collaboration, New Zealand will provide a team of experts to analyze various public sector problems in a country, then provide views and solutions based on the steps that have been successfully performed in New Zealand, and adapt to the existing conditions in that country. They will also help measure the effectiveness and success of the implemented solutions, and provide an evaluation for these solutions.

Realizing digital transformation in government is not an easy thing. It needs a long learning process, and indeed takes a long time. Support and input from the community is also very important in order to find the best solution that can make it easy for citizens to access various government services easily, fast, anytime, and anywhere.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Inilah 10 Peserta Terbaik DSLaunchpad 2.0

Rangkaian acara webinar dan mentoring program DSLaunchpad 2.0 telah selesai dilaksanakan. Sebanyak 118 peserta terpilih telah mengikuti 8 sesi webinar yang diselenggarakan secara online. Materi yang disampaikan meliputi Idea Validation, Business Model, Product Development & Prototyping, serta Marketing. Topik tersebut disampaikan oleh para experts yang menjadi mentor dalam ajang DSLaunchpad 2.0. Selain webinar, para peserta juga berkesempatan berdiskusi dan berkonsultasi secara langsung kepada para mentor dalam sesi mentoring 1-on-1 yang diadakan pada waktu berbeda.

Program akselerasi startup DSLaunchpad 2.0 yang diselenggarakan oleh DailySocial.id dan didukung oleh Amazon Web Services (AWS) kini siap memasuki tahap selanjutnya, yaitu babak Demo Day yang akan berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020. Selama rangkaian webinar dan mentoring berlangsung, DailySocial.id bersama AWS juga memilih 10 peserta dengan perkembangan paling baik untuk melakukan pitching pada babak Demo Day tersebut. Pemilihan 10 peserta terbaik ini dilakukan berdasarkan beberapa penilaian, antara lain keaktifan peserta ketika mengikuti webinar dan mentoring, serta kesungguhan peserta dalam meng-update progress dan mengerjakan tugas yang diberikan lewat platform DSLaunch.

Berdasarkan aspek-aspek penilaian tersebut, DailySocial.id dan AWS telah memilih 10 peserta terbaik yang berhak mengikuti babak Demo Day. Berikut adalah daftar 10 peserta terbaik program DSLaunchpad 2.0.

  1. Keeppack
  2. Koalabora
  3. Mantab
  4. Omni Hotelier
  5. Panggilin
  6. Schoters
  7. Scrapiro
  8. Tebengan Indonesia
  9. Teman Pasar
  10. Wiseree

DailySocial.id dan AWS mengucapkan selamat kepada 10 peserta terbaik program DSLaunchpad 2.0. Para peserta akan menyiapkan pitch deck terbaik untuk dipresentasikan dalam babak Demo Day yang akan dilaksanakan secara online pada tanggal 9 Desember 2020, serta dapat disaksikan secara live di channel YouTube DailySocial TV dan terbuka untuk umum. Para mentor yang juga menjadi juri dalam babak Demo Day ini antara lain Edy Sulistyo (CEO of Go-Play), Shinta Nurfauzia (Co-CEO dan Co-Founder of Lemonilo), Johnny Widodo (CEO of OLX Autos Indonesia), On Lee (CTO of GDP Venture), serta Budiman Wikarsa (Head of Startups Ecosystem – Indonesia, AWS).

Dengan terpilih menjadi 10 terbaik, kesempatan para peserta akan semakin besar untuk menjadi 3 lulusan terbaik yang berhak mendapatkan hadiah utama berupa uang tunai senilai total 100 juta rupiah. Beberapa kriteria penilaian yang akan dijadikan acuan oleh para juri untuk memilih lulusan terbaik dalam babak Demo Day nanti adalah sebagai berikut:

  • Problem are tried to figure out
  • The technology is used
  • Business model
  • UI/UX
  • The pitch presentation

Sekali lagi selamat kepada para peserta yang terpilih. Semoga para peserta dapat melakukan pitching dengan baik, memenuhi berbagai kriteria penilaian yang telah ditentukan, serta mampu memukau para juri, penyelenggara, dan para peserta lain dalam babak Demo Day nanti. Langkah untuk mewujudkan mimpi dan mengakselerasi startup lewat program DSLaunchpad 2.0 semakin mantap.

Memilih Kursus Online yang Tepat dan Terjangkau

Kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 membuat sebagian besar masyarakat di seluruh dunia membatasi diri untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Berbagai aktivitas seperti bekerja, bersekolah, hingga berbelanja dilakukan secara online dari rumah, demi mencegah penularan virus Corona.

Terus menerus berada di rumah memang terasa membosankan. Namun banyak orang yang memanfaatkan momen ini untuk melakukan berbagai hal positif. Salah satunya adalah meningkatkan wawasan dan pengetahuan, serta mengembangkan kemampuan diri dengan mengikuti berbagai webinar, workshop, dan kursus secara online, seperti yang dihadirkan oleh Udemy. Biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti berbagai pelatihan ini juga beragam. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui cara memilih kursus online yang tepat agar kualitasnya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

Manfaat Belajar Secara Online di Udemy

Mengikuti kursus secara online memiliki banyak kelebihan dan manfaat. Pertama, kamu tak perlu keluar rumah, menghabiskan waktu di perjalanan, atau bertemu banyak orang, sehingga kesehatan kamu tetap terjaga dan terhindar dari risiko penularan penyakit, apalagi di masa pandemi seperti saat ini. Kedua, kursus online memberikan fleksibilitas dan kepraktisan yang sangat tinggi, karena kamu bisa belajar kapan saja dan di mana saja. Tidak seperti kelas tatap muka di mana kamu harus berada di sebuah tempat pada waktu yang telah ditentukan.

Ketiga, kamu tak perlu khawatir ketinggalan materi yang disampaikan. Karena dalam kursus online seperti yang dihadirkan Udemy, kamu bisa mengakses dan mengulang materinya kapan pun dan di mana pun. Keempat, kursus online menawarkan biaya yang lebih terjangkau daripada kursus offline. Selain itu, kamu juga tak perlu mengeluarkan biaya tambahan lain, seperti transportasi menuju tempat kursus. Saat ini, memang banyak perusahaan dan lembaga menggelar berbagai webinar secara online yang dapat diikuti secara gratis. Tetapi, value yang diberikan tentu akan berbeda dengan pelatihan berbayar, seperti yang dihadirkan oleh Udemy.

Kursus Online Berkualitas dengan Harga Terjangkau

Semakin tinggi harga yang ditawarkan, tentu semakin besar value yang diberikan. Biaya yang tinggi dapat ditentukan oleh level, kualitas, dan kepopuleran pembicaranya, atau dinilai dari kompleksitas dan kedalaman materi yang disampaikan. Dalam memilih kursus online yang tepat, perhatikan outline materi yang disajikan dalam deskripsi, dan sesuaikan dengan kebutuhan akan hal-hal spesifik yang ingin kamu pelajari.

Kamu juga dapat mengetahui kualitas sebuah kursus lewat penilaian yang diberikan oleh orang lain. Seperti fitur yang dihadirkan oleh Udemy, di mana kamu bisa melihat review dan rating sebuah kursus sebelum melakukan pembelian. Rating dan review sebagai social proof juga dapat menjadi bahan pertimbangan saat ingin membeli sebuah kursus. Selain itu, Udemy juga menawarkan jaminan 30 hari uang kembali jika kursus ternyata tidak sesuai dengan deskripsi yang ditawarkan, tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Dengan rating, review, dan jaminan uang kembali, kamu tidak perlu ragu untuk membeli kursus di Udemy.

Memanfaatkan program promosi juga menjadi salah satu cara terbaik untuk mengikuti kursus online berbiaya tinggi dengan harga yang terjangkau. Salah satunya adalah promo Cyber Monday dan Cyber Week yang saat ini sedang berlangsung di Udemy. Lewat promo Cyber Monday yang hanya berlangsung pada tanggal 30 November 2020 ini, berbagai kursus dapat diikuti dengan biaya mulai Rp 149.000,- saja, bahkan untuk kursus yang harga normalnya Rp 2.699.000,-. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan voucher sebesar Rp 74.500,- jika membeli 2 kursus.

Dalam promo Cyber Week yang akan berlangsung selama 4 hari pada 1 – 4 Desember 2020, selain mendapatkan harga spesial mulai dari Rp 149.000, kamu juga berhak mendapatkan free webinar. Berbagai promo ini dapat kamu nikmati dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Di Udemy, kamu dapat mengikuti lebih dari 130.000 kursus dalam 65 bahasa lebih dengan berbagai topik dan kategori. Mulai dari programming, bisnis, marketing, personal development, sampai dengan hobi. Promo Cyber Monday hanya berlangsung pada 30 November 2020, dan promo Cyber Week akan berlangsung pada 1 – 4 Desember 2020. Jadi jangan lewatkan kesempatan emas untuk mengikuti kursus online berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. Daftarkan diri kamu segera di Daftarkan diri kamu segera di www.udemy.com.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Udemy