Vici Gaming Umumkan Kim “kkOma” Jeong-gyun Sebagai Head Coach

Mantan pelatih SKT T1 dengan tiga gelar Worlds Champion, dua gelar Mid-Season Invitational Champion dan delapan gelar juara League of Legends Champions Korea yaitu Kim “kkOma” Jeong-gyun diumumkan menjadi head coach Vici Gaming.

Sumber: DailyEsports
Sumber: Daily Esports

Melihat ke belakang, kkOma jadi pelatih di SKT T1 sejak tahun 2012 bukan karena tanpa alasan. Berdasarkan wawancaranya dengan InvenGlobal, kkOma sangat menyukai setiap hal yang ada di SKT T1. Dari fans, manajemen tim, dan organisasi, ia mencintainya semuanya. Sampai-sampai uang bukanlah segalanya. Selama melatih di SKT T1, banyak sekali tawaran dengan angka fantastis dari tim lain tetapi ia tidak bisa berpindah hati karena ia mencintai SKT T1.

Di awal tahun 2012, kkOma bermain di bawah naungan tim StarTale bersama legenda League of Legends Korea Selatan yaitu Ryu “Ryu” Sang-wook. Lalu pada bulan Desember 2012 ia dihubungi oleh pihak SK Telecom untuk mengajaknya bergabung. Ia mengatakan bahwa proses pemilihan dan ujian yang dihadapi oleh para calon pemain SK Telecom sangatlah keras. Tryouts pemain berjalan selama dua bulan, berisikan segala macam ujian yang harus dilalui pemain.

Sebagai pelatih kkOma terlihat keras, setidaknya itu yang kita lihat di depan kamera ketika livestream ataupun yang muncul di video. Pemainnya menyebutnya “ikat pinggang kkOma”, setiap kali timnya underperform, maka ikat pinggang kkOma akan muncul untuk menghukum mereka. Dengan tawaan, kkOma menjelaskan bahwa ia tidak selalu keras terhadap pemainnya. Ia menemukan keseimbangan di antara memberikan sosok pelatih kepada pemainnya dan memberikan mereka perhatian personal yang mereka butuhkan.

Sumber: exp.gg

Pada tahun pertamanya di 2013, kkOma dan timnya yang berisikan banyak pemain baru berhasil mengangkat trofi juara LCK dan Worlds 2013. SKT T1 K berhasil menjadi tim yang tidak pernah kalah sepanjang season di Champions Winter 2013-2014. Kesuksesan mereka berlanjut pada tahun 2014, mereka berhasil memenangkan All-star Paris 2014 walau tidak berhasil melaju ke Worlds 2014. Di tahun-tahun selanjutnya, SKT T1 tetap melanjutkan dominasi mereka di kancah dunia. Menjuarai Worlds 2015 setelah mengalahkan KOO Tigers di final dan menjadi tim pertama yang mendapatkan repeat winners setelah berhasil menjuarai Worlds 2016 mengalahkan Samsung Galaxy di grand final.

Kesulitan mulai dirasakan pada tahun 2017, SKT T1 dihentikan langkahnya di Worlds 2017 oleh Longzhu Gaming dan kalah 2-0 tanpa balas. SKT T1 mulai merombak rosternya setelah hasil yang buruk di tahun 2018. Tetapi kkOma tetap bertahan di posisi head coach. Sampai akhirnya SKT T1 mengumumkan perpisahannya dengan kkOma pada November kemarin.

Memulai Dari Bawah Di LPL

Perombakan yang terjadi di SKT T1 memang sudah diduga oleh khalayak banyak, melihat performa yang turun dari SKT T1 beberapa waktu ke belakang. Kekalahan saat melawan G2 Esports saat semifinal Worlds 2019 merupakan yang paling mencolok. Tetapi banyak yang tidak menyangka bahwa yang akan meninggalkan tim adalah kkOma. 7 tahun bersama SKT T1 dan ialah yang membina Lee “Faker” Sang-hyeok menjadi seorang midlaner yang ditakuti sekarang.

Sumber: Daily Esports

Walaupun sebagai seseorang yang memiliki catatan pengalaman yang luar biasa, tugas kkOma di LPL tidaklah muda. Pasalnya, Vici Gaming mendapatkan hasil sangat buruk di LPL 2019 ini. Vici Gaming berakhir pada urutan ke-15 dengan catatan dua kali menang dan 13 kali kalah. Ini membuatnya benar-benar memulai dari bawah. Tetapi dengan banyak pemain baru yang menandatangani kontrak dengan Vici Gaming dan kkOma sang pelatih bintang dari Korea Selatan, ini merupakan kesempatan baik bagi mereka untuk mencatat hasil baik di LPL Spring 2020 mendatang.

Batal Pensiun, Cho “Mata” Se-hyeong Bergabung dengan Royal Never Give Up

Selang beberapa hari saja dari pengumuman dirinya pensiun, Cho “Mata” Se-hyeong kembali ke dunia kompetitif League of Legends sebagai Head Coach di tim Royal Never Give Up. Masuknya Mata sebagai pelatih memang sudah diperkirakan oleh komunitas League of Legends. Pasalnya, pelatih RNG sebelumnya, Chou “Steak” Lu-Hsi, keluar dari jabatannya di akhir bursa transfer.

Sumber: InvenGlobal
Sumber: InvenGlobal

Wajib Militer Korea Selatan Untuk Atlit Esports

Namun, perkiraannya, Mata tidak akan lama menjabat sebagai pelatih Royal Never Give Up. Pasalnya, Mata yang tahun depan akan berumur 27 tahun belum menjalankan wajib militer. Berdasarkan sumber yang ada, pemerintah Korea Selatan mewajibkan warga negara laki-lakinya yang berusia 18-28 tahun untuk mengikuti wajib militer selama 2 tahun. Memang ada beberapa alasan pihak pemerintah Korea Selatan memperbolehkan beberapa pihak untuk tidak mengikuti wajib militer. Keringanan ini diberikan kepada tim nasional sepak bola Korea Selatan saat mereka berhasil mencapai babak 16 besar di FIFA World Cup 2002 silam.

Tetapi keringanan tersebut sepertinya tidak diberikan terhadap peraih prestasi di bidang esports, terhitung sudah 5 kali tim asal Korea Selatan menjuarai Worlds Championship tetapi tidak pernah ada catatan pemberian keringanan wajib militer dari pemerintah Korea Selatan. Maka, kemungkinan besar Mata hanya memiliki waktu 1 tahun lebih untuk melatih tim Royal Never Give Up sebelum diharuskan menjalankan kewajiban militernya.

Bae “Bengi” Seong-woong adalah contoh pemain League of Legends yang sedang menjalani masa wajib militer. Mantan jungler tim SKT T1 ini menjalankan masa wajib militernya di bulan Januari 2019. Bengi mendatangi LoL Park Esports Stadium untuk mengucapkan perpisahannya di depan penggemarnya.

Dendi Resmi Umumkan Tim Barunya

Dari keluar Natus Vincere, jadi pemain pinjaman di Tigers, masuk ke dalam roster Dota 2 The Pango, dan; kabar terakhir yang didengar pada bulan September kemarin, Danil “Dendi” Ishutin sempat mengumumkan rencananya untuk membuat organisasi esports sendiri saat sesi wawancara di channel Youtube Yana Khymchenko.

Akhirnya, setelah banyaknya penggemar yang menanyakan kabarnya, Danil “Dendi” Ishutin resmi mengumumkan tim Dota 2 baru di organisasi yang baru juga. Melalui channel Youtube pribadi nya, Dendi menjelaskan secara terbuka mengenai update terbaru mengenai tim yang sedang ia garap. Dendi menyebutkan roster Dota 2 nya sudah lengkap, tetapi ia belum bisa mengumumkan nama organisasi ataupun tim barunya.

Sumber: Youtube Channel Яна Химченко
Sumber: Youtube Channel Яна Химченко

“Saya bisa bilang semuanya sedang dalam proses, tim Dota 2 dan organisasinya. Banyak pihak yang membantu dan ikut andil. Tim Dota 2-nya sudah lengkap, tetapi nyatanya semua tidak semudah yang saya pikirkan. Proses ini memakan waktu yang lama, negosiasi yang berbeda, dan lain-lain. Walau prosesnya lama, kita menuju ke arah yang kita inginkan. Saya sangat kesulitan untuk membangun tim Dota 2 dan membuat organisasi esports secara bersamaan. Saya harus mengontrol dan mengawasi banyak hal. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya, meski sangat sulit. Terutama sebulan ke belakang yang sangat sulit, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan secara bersamaan. Dimulai dengan membangun tim Dota 2 dari nol, lalu saya harus menjadi seorang kapten di bootcamp, seorang manajer, secara tidak langsung juga menjadi coach, drafter, dan lain-lain.”

Dendi menjelaskan ia membutuhkan kerangka untuk mulai membangun timnya. Dendi dibantu oleh Nikola “LeBronDota” Popović dan Alik “V-Tune” Vorobey untuk mendirikan fondasi tersebut. “Saya tahu apa yang saya harapkan mengenai LeBronDota. Ia berkembang pesat setelah bermain di Na’Vi. Saat itu saya juga menyukai kepribadiannya dan sebagai pemain Dota 2. LeBronDota seorang pekerja keras.”

Hal yang sama juga ia ucapkan mengenai V-Tune, “Saya sangat menyukai caranya bermain dan bagaimana ia bertindak di game. Secara kemampuan, ia memang sangat memadai.” Awalnya, mereka berdua bertemu di Aachen City Esports.

Dimulai dari mereka bertiga, pencarian roster pun dimulai.  Mencari yang cocok untuk melengkapi kerangka yang sudah terbentuk ini. Pilihan mereka jatuh pada Rinat “KingR” Abdullin dan Alexey “nongrata” Vasilyev. Dendi menyebutkan bahwa ia belum pernah sekalipun bermain bersama KingR, tetapi banyak sekali review dan komentar positif mengenai KingR. Dan jodohnya, KingR juga ingin sekali bermain di posisi 4. Posisi yang memang sedang kosong dan sedang dicari. Dendi menekankan pentingnya mencari posisi 4 terlebih dahulu ketimbang posisi 3, karena kedua role ini akan sering berinteraksi satu sama lain di dalam game. Maka, sudah sewajarnya kedua role ini memiliki sebuah chemistry dari awal. Akhirnya KingR menyarankan nongrata sebagai posisi 3.

Sumber: Youtube Channel Dendiboss
Sumber: Youtube Channel Dendiboss

Bootcamp yang sedang mereka jalani ini terletak di lokasi milik Team Spirit. Di videonya, Dendi mengucapkan banyak terima kasih kepada Team Spirit yang sudah membantu menyediakan tempat untuknya. Dan ia juga mengucapkan selamat kepada Team Spirit yang berhasil melaju ke Minor.

Minimnya pengalaman bermain bersama masing-masing anggota timnya kini menjadi kesulitan tersendiri bagi Dendi untuk mencapai hasil yang produktif selama di bootcamp. “Saya siap untuk dipindah ke posisi lain di dalam tim. Saya sudah mempersiapkan diri. Hal ini guna memperbanyak opsi ke depannya apabila saya memang benar-benar harus untuk bermain di posisi lain.

KingR dan LeBronDota | Sumber Youtube Channel Dendiboss
KingR dan LeBronDota | Sumber Youtube Channel Dendiboss

Ketika open qualifier region CIS untuk DreamLeague Season 13, mereka berhasil mengalahkan tim FlyToMoon walau harus kalah atas Modus Unity di babak 16 besar. “Hasilnya memang buruk, tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi kami tidak akan menyerah, kami akan terus bekerja. Kami menyadari ini adalah awal dari perjalanan.”

Selayaknya seorang pemimpin, Dendi tidak menyalahkan anggota timnya ketika kalah melawan Modus Unity. “Saya memilih hero yang lebih buruk dibandingkan musuh. Ini adalah kesalahan saya dan saya bisa bilang kekalahan ini seutuhnya karena saya.”

Dendi berharap setelah bootcamp ini selesai, mereka berlima tetap bekerja keras dan menjadi yang lebih baik guna menghadapi open qualifier di bulan Februari 2020 mendatang.

Tyler1 Championship Series dengan Modal Pribadi Suguhkan Total Hadiah US$50.000

Turnamen Tyler1 Championship Series (TCS) yang diselenggarakan oleh Tyler “Tyler1” Steinkamp telah dimulai dan sudah berjalan hingga babak final. Tyler1 Championship Series pertama kali diadakan pada tahun 2017 dan, tahun ini, memasuki rangkaian ketiga turnamen. Babak final akan diadakan pada tanggal 21 Desember 2019 mendatang yang disiarkan langsung di channel twitch Tyler 1.

16 tim akan berpartisipasi dalam TCS, tim-tim ini dipilih oleh Tyler1 melalui pendaftaran yang dibuka melalui Discord milik Tyler1. Jalannya turnamen ini semua diatur oleh Tyler1 sendiri, baik pemilihan tim, menjadwalkan pertandingan turnamen dan menjadi caster.

Turnamen Dengan Biaya Sendiri Untuk Komunitas

Sumber: Riot Games

Menariknya, turnamen tersebut dibiayai sepenuhnya oleh Tyler1 sendiri tanpa bantuan pihak sponsor manapun. Bahkan iklan yang ditayangkan ketika break antar pertandingan adalah buatan Tyler1 sendiri guna menghibur penontonnya. Dengan total hadiah mencapai 50.000 Dollar Amerika, seluruh hadiah tersebut hanya diberikan kepada juara pertama turnamen ini dan tidak ada hadiah untuk runner-up. Pemain yang sedang bermain di LCS (League of Legends Championship Series) tidak diperbolehkan untuk mengikuti turnamen ini. Jadi turnamen ini tertutup untuk professional player. Hal ini guna mengembangkan komunitas dan pemain amatir agar berlatih menjadi yang lebih baik lagi dengan exposure penonton yang besar.

Berdasarkan TwitchTracker, pada babak playoff di tanggal 14-15 Desember 2019. TCS berhasil meraih peak viewers sebanyak 89 ribu penonton. Angka fantastis juga diraih Tyler1 ketika menggelar TCS di tahun 2018 karena ia berhasil meraih peak viewers sebanyak 123 ribu penonton. Jika dibandingkan dengan acara dari Riot Games, League of Legends All-star 2019 meraih peak viewers sebanyak 293k penonton. Sebuah turnamen amatir yang diselenggarakan oleh satu orang bisa mencapai hampir setengah viewership event yang bertaraf all-star merupakan hal yang luar biasa.

Jika Anda memperkirakan sebuah turnamen semi-pro pasti tidak akan sukses. Tetapi TCS berhasil berjalan selama 3 tahun ini, apa yang membuat TCS berhasil? Selain Tyler1 memang adalah seorang streamer terkenal, bukti kecintaannya pada komunitas League of Legends lah yang menggerakan komunitas League of Legends juga berbalik mencintai Tyler1.

Banyak Caster dan Streamer Yang Menghibur

Jeremy "DisguisedToast" Wang dan William "scarra" Li | Sumber: Twitch Tyler1
Jeremy “DisguisedToast” Wang dan William “scarra” Li | Sumber: Twitch Tyler1

Jumlah peak viewers yang banyak juga bukan tanpa alasan, banyaknya personality League of Legends yang turut menghibur ketika stream berjalan juga menjadi alasan utamanya. Nama-nama seperti Timothy “Trick2g” Foley, William “scarra” Li dan Jeremy “DisguisedToast” Wang turut ikut menghibur para penonton stream.

Roster Baru Virtus.pro CS:GO Berbendera Kazakhstan

Virtus.pro mengukir sejarahnya di scene CS:GO dengan kekuatan yang dominan dari all-polish roster-nya. Virtus.pro pertama kali meraih gelar juara Major di EMS One Katowice pada tahun 2014 silam. Setelah menjadi peringkat terakhir di groupstage Eleague Major: Boston 2018, roster mereka mulai silih berganti. Virtus.pro yang masih berusaha bertahan dengan pemain asal Polandia, sepertinya tidak bisa meraih kejayaannya kembali.

Sumber: VieEsports

Virtus.pro pun umumkan akuisisi semua pemain CS:GO AVANGAR. Ini menjadi era terakhir dari Virtus.pro CS:GO dengan pemain Polandia. Buruknya performa Virtus.pro CS:GO yang tidak dapat masuk 20 besar dari CS:GO world ranking memaksa manajemen tim Virtus.pro mengambil keputusan. AVANGAR yang berhasil meraih peringkat runner-up di Starladder Berlin Major 2019 dan menjadi pemenang di BLAST Pro Series: Moscow 2019 memang menunjukan performa luar biasa sehingga peringkatnya di CS:GO world ranking juga meroket.

Tetapi AVANGAR sedang mengalami performa buruk akhir-akhir ini, dengan gagalnya masuk ke babak playoff event-event besar seperti StarSeries i-League Season 8 dan ECS Season 8 Finals. Hal ini sepertinya tidak mempengaruhi Virtus.pro untuk menawarkan kontrak jangka panjang dengan pemain AVANGAR.

Sumber: Talkesport

Dikutip dari HLTV,  Dzhami “Jame” Ali mengatakan, “kami sangat bahagia bisa menjadi bagian dari salah satu nama terbesar esports yang ada di dunia dan kami akan berusaha untuk mengangkat nama Virtus.pro kembali ke peringkat atas di CS:GO.”

Roman Dvoryankin selaku General Manager dari Virtus.pro membuat statement melalui website Virtus.pro, “ini adalah hari besar bagi VP karena kita membuka lembaran baru untuk sejarah tim CS:GO kita. Hal ini juga akan membantu tim Dota 2 Virtus.pro agar kami dapat lebih kompetitif dan memberikan lebih banyak prestasi untuk para penggemar kami di seluruh dunia.”

Roman Dvoryankin | Sumber: CyberSport

6 Tahun bersama, Roman juga mengucapkan terima kasih kepada para mantan pemain CS:GO Virtus.pro. “VP tidak akan seperti sekarang kalau bukan atas fondasi yang dibuat oleh para pemain kita terdahulu. Dari lubuk hati yang terdalam, saya mengucapkan terima kasih kepada Taz, neo, pasha, byali, Snax, MICHU, Vegi, snatchie, phr, TOAO, morelz, OCOLICIOUZ, Loord, KubiK, Junior, dan kuben atas segala jasa mereka.

Komentar-komentar pedas dari komunitas CS:GO dunia mengenai akuisisi Virtus.pro terhadap seluruh pemain AVANGAR tidak berhenti mengalir. Kenangan pada masa-masa keemasan Virtus.pro CS:GO di tahun 2014 sampai 2017 masih tidak bisa dilupakan oleh para penggemar mereka. Kini para pemain AVANGAR yang diakuisisi Virtus.pro mengemban beban yang berat atas ekspektasi para penggemar Virtus.pro dan pembuktiannya adalah di event EPICENTER 2019. Virtus.pro termasuk salah satu tim yang diundang untuk mengikuti EPICENTER 2019 yang akan dimulai pada tanggal 18 Desember 2019.

BnTeT, Pemain Indonesia Pertama yang Bermain di Region Amerika Utara

Gen.G Esports adalah sebuah organisasi esports yang bermarkas di Korea dan Amerika Utara. Baru-baru ini mereka memutuskan untuk terjun ke scene CS:GO dengan mengakuisisi pemain-pemain dari tim lain. Mereka terbilang cukup serius untuk terjun ke scene CS:GO karena berani langsung mengakuisisi 3 pemain Cloud9 yaitu Timothy “autimatic” Ta, Damian “daps” Steele, dan Kenneth “koosta” Suen. Lalu pemain keempat nya diisi oleh Sam “s0m” Oh dari Team Envy. Namun demikian, hal yang membuat geger komunitas CS:GO di Reddit adalah ketika Gen.G mengumumkan pemain kelimanya. Hansel “BnTeT” Ferdinand dipastikan mengisi slot terakhir roster Gen.G divisi CS:GO.

Memunculkan tanya dan spekulasi dari komunitas CS:GO

Ada dua hal yang membuat komunitas CS:GO kaget, yaitu BnTeT bergabung dengan Gen.G dan TYLOO rela melepas BnTeT. Dengan Gen.G yang berisikan 4 pemain region North America, banyak pihak berspekulasi pemain kelimanya
pasti dari region North America juga. Namun akhirnya Hansel “BnTeT” Ferdinand lah yang ditarik untuk mengisi pemain kelima. Kita semua tahu kalau BnTeT memang setara atau malah lebih mumpuni dalam segi kemampuannya untuk bertanding di scene North America tetapi yang dipertanyakan oleh komunitas CS:GO adalah mengapa TYLOO rela melepas BnTeT. Karena, BnTeT merupakan pemain bintang tim TYLOO dan tidak ada orang yang berpikiran TYLOO akan melepas pemain dengan KDA terbaik mereka. BnTeT dikabarkan telah habis masa kontraknya di akhir 2019 ini, maka Gen.G menarik BnTeT ke dalam roster CS:GO nya.

Kesempatan Besar Bagi Jagoan CS:GO Indonesia

Sumber: Starladder
Sumber: Starladder

North America jelas region yang lebih menjanjikan dibandingkan Asia untuk scene CS:GO. Perlahan tapi pasti, pilihan ini merupakan tahap baru bagi karir BnTeT. Sudah terhitung dua tahun semenjak BnTeT bergabung dengan TYLOO dan, sampai tahun 2019 ini, karirnya bisa dibilang menanjak. Selama di TYLOO, BnTeT berhasil menarik perhatian dunia dengan performanya yang luar biasa. Memang sudah selayaknya ia ditarik ke region yang lebih baik. Turnamen yang lebih kompetitif yang berisikan pemain-pemain bintang yang berpengalaman menjuarai turnamen Major merupakan tempat yang tepat untuk Bntet menunjukan kemampuannya.

Komunitas Reddit CS:GO berspekulasi bahwa BnTeT sebagai pendatang baru akan memberikan kompetisi yang lebih menarik untuk scene CS:GO North America. Jarang sekali player region Asia yang mendapatkan kesempatan untuk pindah ke region North America, yang tercatat hanyalah Enkhtaivan “Machinegun” Lkhagva dan BnTeT saja. Karena itu, komunitas CS:GO North America sangat bersemangat untuk melihat sepak terjang BnTeT dan akhirnya mereka memberikan spekulasi liar di forum Reddit.

Banyak yang bilang bahwa BnTeT akan bersinar bermain dengan bekas trio Cloud9, tetapi tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa mereka tidak bisa bersaing di turnamen Major dan hanya jadi angin lalu saja. Bukan hanya komunitas luar yang berkomentar, komunitas CS:GO Indonesia juga berkomentar terhadap kabar gembira tersebut. Antonius “Wooswaa” Willson sebagai caster dan pengamat CS:GO tanah air mengatakan, “kalau tidak ada kendala bahasa, Bntet akan semakin sukses di North America.” Wooswaa juga membandingkan rekan tim BnTeT ketika di TYLOO dan di Gen.G nanti, autimatic yang memiliki banyak pengalaman menjuarai turnamen Major jelas memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan rekan timnya ketika di TYLOO.

Antonius “Wooswaa” Willson dan Arwanto “WawaMania” Tanumiharja | Sumber: Facebook

Sementara Arwanto “WawaMania” Tanumiharja berkomentar, “perlahan, BnTeT merangkak ke region CS:GO yang lebih baik. Yang penting pindah dulu”. WawaMania menganggap langkah BnTeT sudah sangat benar, yang paling penting adalah ia harus keluar terlebih dahulu dari region Asia ke North America karena turnamen-turnamen Major lebih banyak diselenggarakan di North America dibandingkan di Asia.