Kominfo Buka Kembali Pendaftaran Program 1000 Startup, Akan Lebih Tonjolkan Kualitas

Kementerian Kominfo kembali membuka pendaftaran untuk program pembinaan startup tahap awal dalam Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Rencananya proses tersebut akan berlangsung hingga akhir tahun. Sempat berubah konsep, acara ini kini tak lagi targetkan kuantitas, namun lebih ke kualitas startup binaannya.

“Di tahun ini Gerakan Nasional 1000 Startup Digital hadir dengan strategi, tahapan dan fitur-fitur yang berbeda dari sebelumnya,” jelas Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.

Gerakan penampilan baru ini membawa konsep untuk perluasan skala dan peningkatan kualitas pengembangan startup digital, termasuk mengajak kementerian dan lembaga lain serta mitra lokal. Tak hanya itu, kurikulum program pun telah direvisi dengan fokus pada inkubasi. Program pembinaan lebih bersifat inklusif.

“Gerakan ini bukan sekolah, tapi merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital. Apalagi di Indonesia masih banyak peluang untuk membuat solusi dari permasalahan sehari-hari sampai masalah kota dan bangsa; mulai dari pertanian, pendidikan, kesehatan dll,” ungkap Stafsus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital Lis Sutjiati.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital kembali didukung oleh berbagai institusi pemerintahan, masyarakat dan komunitas termasuk Kumpul yang terpilih menjadi koordinator nasional.

Kegiatan 1000 Startup sebelumnya telah dilaksanakan secara intensif di 10 kota dengan kurun waktu 6 bulan, dengan konsep pembinaan yang menyeluruh, termasuk di dalamnya pembekalan materi, networking, konsultasi terkait bisnis model dan strategi produk marketing, serta inkubasi yang merupakan sesi mentoring mendalam.

Bagi yang berminat bergabung, dapat mendaftarkan diri dengan mengunjungi laman https://participant.1000startupdigital.id.

1000 Startup 2019

Niagakuliner Akomodasi Jasa Katering Pontianak secara Online

Niagakuliner merupakan startup Pontianak yang berusaha memecahkan permasalahan produk katering di wilayah tersebut. Didirikan sejak tahun 2017, para Co-Founder melihat ada potensi untuk meningkatkan bisnis kuliner melalui mekanisme pembelian dan pemesanan online.

Layanan yang disediakan Niagakuliner adalah pembelian dan pemesanan katering dalam jumlah besar, umumnya digunakan untuk kebutuhan acara tertentu. Mekanismenya berupa emesanan pre-order untuk waktu mendatang. Adapun makanan disediakan oleh mitra bisnis jasa katering dan rumah makan di sekitar Pontianak.

“Harga jual katering di Niagakuliner sendiri sangat bervariasi tergantung dari harga yang diberikan oleh penjual katering masing-masing. Rata-rata untuk harga katering mulai dari Rp20.000 sampai Rp35.000 per paket,” jelas Co-Founder Niagakuliner Dany Riansyah Putra.

Mengenai model bisnisnya, setiap penjual yang memasarkan menunya di Niagakuliner tidak dipungut biaya apa pun, kecuali mereka menginginkan fitur tambahan seperti statistik penjualan dan/atau iklan teratas. Fitur premium mengenakan biaya bulanan senilai Rp100.000 – Rp125.000. Niagakuliner juga mendapatkan fee dari pemasang iklan.

“Untuk keuntungan dari transaksi mitra, tidak kita potong, karena target kami saat ini untuk meraih banyak pelanggan dulu,” ujar Dany.

Niagakuliner lahir dari Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Startup ini didirikan oleh empat Co-Founder yaitu Dany Riansyah Putra sebagai Hipster, Ade Hendini dan Felix Anthony sebagai Hacker, Eka Endah sebagai Hustler.

Ke depan, Dany dan rekan-rekannya akan mengenakan tarif dari setiap keuntungan yang diperoleh mitra mereka. Namun saat ini Niagakuliner masih membutuhkan tenaga pengembangan teknologi dan pemasaran, karena saat ini teknologi dinilai masih dalam tahap pengembangan dan dilakukan riset untuk mencari titik fokus pemasaran Niagakuliner.

Skymada Hadirkan Layanan Logistik Berbasis Digital di Kota Pontianak

Skymada merupakan startup digital asal Kalimantan Barat yang fokus di bidang logistik. Startup yang digawangi Fajar Irvan (CEO), Wira Karmayudha (CFO), Gilbert (CMO), dan Ferry Setiawan (CTO) ini berdiri dari inisiatif Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tahun 2017 silam. Dalam ajang tersebut, Skymada berhasil mewakili Kota Pontianak hingga tahap Hacksprint.

“Skymada hadir untuk membantu UKM logistik di Indonesia dapat berkolaborasi bersama dalam satu sistem manajemen pengiriman agar dapat menyajikan fitur tracking kepada konsumen,” kata Fajar Irvan.

Pada bulan Oktober 2017, Skymada juga terpilih menjadi salah satu dari 30 startup di Indonesia yang berpartisipasi dalam acara Google Launchpad Indonesia, yang berlangsung di Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas ekosistem startup Indonesia yang diberikan langsung oleh mentor global Google dari berbagai negara.

Fokus sasar pasar UMKM

Di era digital yang serba cepat, kebutuhan mengetahui lokasi kiriman barang (tracking) adalah hal esensial bagi pengirim maupun penerima barang. Di sisi lain, membangun sendiri sistem tracking perlu sumber daya yang besar dan kerja sama yang baik di antara pengguna sistem, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi UKM logistik di Indonesia.

“Kami membuat SOP digital untuk para pelaku UMKM. Selama ini kegiatan tersebut hanya bisa dilakukan perusahaan logistik besar. Selama ini kelemahan UMKM logistik kita adalah tidak memiliki tracking system yang bisa dilacak konsumen, sehingga tidak dilirik oleh perusahaan e-commerce,” jelas Ferry.

Skymada sejauh ini fokus di pasar B2B dan menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan logistik level UKM, mulai dari Aceh, Tarakan, Malang dan tentu saja Pontianak. Pihak Skymada belum melakukan monetisasi untuk keuntungan. Mereka fokus membangun konektivitas antar UKM logistik di tanah air serta meningkatkan trafik kunjungan ke UKM logistik mitra Skymada tersebut.

“Ke depan, kami akan menarik keuntungan dari transaksi UKM tersebut. Kami juga akan membangun layanan lain yang mana dari situ kami mendapat keuntungan.”

Pihak Skymada menargetkan mendapat pengguna sebanyak mungkin di seluruh Indonesia, seperti nama mereka, Skymada yang diambil dari kata Sky (langit) dan Gajah Mada, yang mampu menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di nusantara menjadi satu kekuatan besar.

Google Developer Launchpad Fokus Matangkan Produk Startup di Tahap Awal

Sebagai upaya tindak lanjut dari pendirian Google Lounge di Menara by Kibar beberapa waktu lalu sebagai wadah komunitas dan ekosistem startup Indonesia, Google mengumumkan program barunya yang diberi nama “Google Developer Launchpad Indonesia”. Program ini akan didesain untuk inline dengan agenda pemerintah –dalam hal ini oleh Kominfo—untuk membentuk 1000 startup di tahun 2020 mendatang.

Nama “Launchpad” cukup akrab di telinga penggiat startup di Indonesia, sebelumnya program akselerasi Google yakni Launchpad Accelerator telah dikenalkan. Beberapa startup juga telah terlibat dalam program tersebut, untuk dibina langsung secara intensif oleh mentor dari Google, di markas pusat Google. Sedangkan untuk program Launchpad lokal ini bisa dikatakan levelnya di bawah program akselerasi yang ada sebelumnya, karena fokus pada pematangan konsep startup untuk masuk di tahap early stage.

Program ini akan berisi serangkaian kegiatan mentoring, berupa pelatihan dan diskusi, dengan menghadirkan lebih dari 22 mentor berkelas global. Program ini akan berjalan intensif selama tiga hari fokus pada pematangan produk –guna mencapai product-market fit. Nantinya para startup dengan produk yang sudah matang, akan diarahkan untuk berlanjut di program Google Launchpad Accelerator.

Head of Policy Google Indonesia Shinto Nugroho menyampaikan pada saat meresmikan program ini, bahwa fokus Google Developer di Indonesia untuk membantu pertumbuhan startup –termasuk UMKM, pengembang dan content creator untuk mengoptimalkan kinerjanya menggunakan sumber daya yang dimiliki Google. Dan menurutnya program 1000 Startup Digital milik pemerintah sejalan dengan visinya.

CEO Kibar Yansen Kamto yang terlibat langsung dalam program tersebut turut mengutarakan bahwa program ini sangat penting untuk menjadi bagian dari agenda yang sudah dibentuk bersama pemerintah, karena saat ini butuh banyak dukungan untuk meningkatkan kualitas pengembang lokal.

“Dengan banyak dukungan untuk program ini [1000 Startup] seperti dari pemerintah, mentor dan media, kemungkinan besar akan membantu para startup berkembang lebih cepat dalam penyiapan untuk terjun,” ujar Yansen.

Di sesi pembukaan kemarin, sudah disebutkan beberapa nama yang akan mengisi jajaran mentor di program Google Developer Launchpad Indonesia, di antaranya:

  1. Organization Development Tech Google APAC Martin Gonzalez; akan fokus memberikan pengetahuan tentang manajerial tim dan penguatan bisnis dari sisi finansial.
  2. CEO & Co-Founder UX Indonesia Eunice Sari; akan fokus membantu pengembang dalam menciptakan antar muka dan pengalaman pengguna pada rancangan aplikasi, sehingga lebih bisa diterima oleh pengguna.
  3. Mastermind MOB Makers Barcelona Cecillia Tham; akan fokus membantu penyusunan strategi dalam menjangkau masyarakat dalam menggunakan produk.
  4. CEO Growth Mechanics Emil Lamprecth; akan fokus membantu startup dapat tumbuh melalui pendekatan pengembangan produk.
  5. Co-Founder Agrahyah Tecnologies Sreeraman Thiagarajan; akan fokus membantu pengembang lokal untuk membangun teknologi baru sesuai dengan kultur dan kebutuhan pasar lokal.
  6. Global Program Manager Google Launchpad Mark Masterson; akan fokus untuk membangun leadership yang kuat bagi para punggawa startup.

Melalui kolaborasi dengan program ini, pemerintah dan Kibar menargetkan akan ada pelatihan di 50 kota untuk menjangkau lebih banyak pengembang. Harapannya dalam sesi tiga hari yang akan diadakan di masing-masing wilayah, dapat menghasilkan persembahan ide produk, prototipe hingga susunan tim yang berpotensi untuk mendapat pembinaan lanjutan dari Google.

Daftar Program Inkubator dan Akselerator Startup Indonesia

Program akselerator dan inkubator memang sangat lekat dengan dunia startup. Kendati keduanya memiliki misi yang sama –yakni memperlancar laju startup—namun terdapat perbedaan antara akselerator dan inkubator. Secara umum perbedaan akselerator dan inkubator ialah pada jangkauannya.

Akselerator mencoba mempercepat atau mengakselerasi laju bisnis startup yang sudah berjalan. Bisanya dengan memberikan investasi, pendampingan ataupun konsultasi. Sedangkan inkubator lebih kepada proses pembinaan pada startup di tahap awal, mulai dari mematangkan model bisnis, konsep produk hingga pangsa pasar. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk sebuah startup prosesnya adalah membentuk tim, mengikuti program inkubator lalu mematangkan bisnis melalui program akselerator.

Di Indonesia, saat ini sudah mulai banyak program inkubator dan akselerator startup. Mulai yang dikelola oleh perusahaan modal ventura, korporasi hingga pemerintah. Berikut daftar program inkubator dan akselerator yang dapat diikuti oleh startup Indonesia. Untuk program inkubator ditandai dengan (i), sedangkan program akselerator ditandai dengan (a).

1000 Startup (i)

Diinisiasi oleh Kominfo dan Kibar, program inkubasi ini terbagi menjadi lima fase, yakni Ignition penanaman pola pikir kewirausahaan, Workshop pembekalan keahlian dasar startup, Hacksprint pembentukan tim untuk membuat prototipe, Bootcamp pembinaan bersama mentor, dan Incubation pembinaan lanjutan hingga siap diluncurkan. Ditargetkan tahun 2020 akan tercetak sebanyak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Diadakan di berbagai kota, kegiatan ini menjadi sebuah jembatan bagi individu yang berminat mengembangkan karier di dunia kewirausahaan digital. Pasalnya jika dirunut dari awal hingga akhir, kegiatan yang ada dalam Gerakan Nasional 1000 Startup ini memang mempersiapkan talenta dari nol, hingga siap untuk menjadi bagian dari ekosistem startup digital di tanah air. Hingga saat ini program 1000 startup masih terus berjalan dan membuka kesempatan kepada semua anak muda di Indonesia.

Alpha Startup (a)

Program ini akselerasi ini merupakan hasil kemitraan strategis antara 1337 (Leet) Ventures, Convergence Ventures, Baidu Indonesia, dan Gobi Partners. Batch pertama program ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Tidak ada spesifikasi khusus untuk kategori startup yang dapat masuk ke program ini. Alpha Startup juga memberikan fasilitas berupa program bimbingan dan beragam fasilitas, termasuk ruang bekerja, fasilitas pendukung produktivitas dari AWS, dan juga suntikan investasi senilai Rp 325 juta.

Namun sejatinya jika melihat materi yang disampaikan, Alpha Startup ini masuk dalam skala pre-accelerator. Mereka berada di antara startup yang sudah memiliki ide namun sedang tahap validasi. Proses pembinaan di dalamnya membantu startup melakukan validasi, terkait produk dan pangsa pasar. Bahkan salah satu outcome yang dihasilkan dari program ini ialah pematangan MVP (Minimum Viable Product).

Bekraf for Pre-Startup (i)

Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) adalah program yang dirancang khusus untuk mematangkan integrasi ekosistem startup dari hulu sampai ke hilir, yaitu pematangan calon-calon sumber daya manusia yang akan membangun startup di tanah air. Kegiatannya berupa workshop, baik terkait manajemen bisnis maupun teknis pengembangan produk. Program BEKUP lebih cocok ditempatkan pada fase pre-incubation, pasalnya kegiatan ini memfokuskan pada pembinaan individu dari 0, hingga pembentukan tim yang siap untuk masuk tahap inkubasi awal.

Tidak melepas begitu saja startup pemula yang menjadi lulusan di program ini, melainkan BEKUP menghubungkannya dengan kanal inkubasi lanjutan melalui koneksi Bekraf. Termasuk membawa startup pemula yang dilahirkan ke dalam program inkubator dan akselerator lain yang telah bekerja sama dengan Bekraf.

BNV Labs (i)

BNV Labs didirikan oleh Bank Bukopin bekerja sama dengan Kibar. Program tersebut terfokus kepada tiga elemen utama, yaitu pembentukan tim terbaik, melancarkan program inkubasi dan memfasilitasi co-working space yang berfungsi sebagai wadah bagi pelaku startup berinovasi. Fokusnya ialah untuk startup pada sektor finansial (fintech). Beberapa kegiatan pengembangan startup termasuk menghubungkan peserta terhadap ekosistem kewirausahaan digital, membuka akses pasar, dukungan bisnis, pembinaan, juga pengembangan kapasitas pelaku di dalamnya.

Founder Institute (a)

Masuk ke dalam kategori pre-accelerator, program ini sebenarnya bersifat global, namun demikian sudah ada di Indonesia dalam Jakarta Founder Institute (JFI). Founder Institute menyajikan program pelatihan yang berjalan selama empat bulan per batch-nya. Sesuai namanya, program ini melatih founder baru untuk membentuk generasi terbaik di perusahaan. Program ini memfasilitasi sesi mingguan yang diisi dengan mentor berpengalaman di bidangnya untuk membantu para founder mengembangkan dan meluncurkan bisnis mereka.

Di Indonesia, JFI didukung oleh berbagai mitra, mulai dari Indosat Ooredoo, Baidu, Kejora, Mountain Partners, Bakti Barito, dan lainnya. Beberapa kurikulum yang diajarkan termasuk bagaimana memvalidasi visi dan ide, riset dan pengembangan konsumen, penentuan model bisnis, pengembangan produk, branding hingga pendanaan.

Global Entrepreneurship Program Indonesia (i)

Dimulai sejak awal tahun 2011, Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) telah didukung oleh pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia. Program ini memiliki visi untuk mengkatalisis strategi kewirausahaan Indonesia dengan bekerja sama dengan program yang ada dan menghubungkan calon pengusaha Indonesia dengan perkembangan global dan prospek investasi.

GEPI juga merupakan bagian dari inisiatif global yang lebih luas yang disebut Global Entrepreneurship Program (GEP), yang tumbuh dari sebuah inisiatif Presiden Obama dan sekarang menjadi program inti di Departemen Luar Negeri AS, untuk mempromosikan kewirausahaan sebagai sebuah pilar utama pembangunan ekonomi di antara negara-negara berkembang. Saat ini di Indonesia beberapa mitra strategis dengan beberapa mitra seperti ANGIN.

GnB Accelerator (a)

Ini merupakan program akselerasi kerja sama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. Program yang berjalan selama tiga bulan ini menawarkan mentorship, support, training hingga funding. Selama mengikuti program tersebut, setiap startup peserta akan mendapat investasi sekitar Rp666 juta, fasilitas co-working space, serta bimbingan dari para mentor.

Dari sisi materi, GNB Accelerator lebih fokus pada market-fit dan penyiapan tim untuk lebih siap dalam pendanaan. Kendati tidak menyasar kategori spesifik, startup health-tech, e-commerce, on-demand, dan fintech menjadi sasaran utama.

Google Launchpad Accelerator (a)

Sebuah program yang diinisiasi oleh Google dalam rangka membantu startup  terpilih untuk mengakselerasi bisnis dan teknologi mereka. Dengan Launchpad Accelerator, Google berkomitmen untuk terus membina sejumlah startup berbakat, termasuk di Indonesia. Selain Indonesia, Google Launchpad Accelerator juga membuka kesempatan untuk startup di beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina dan beberapa negara di benua lain.

Prosesnya startup yang lolos seleksi akan diterbangkan langsung ke markas Google untuk dibina secara intensif. Selain bootcamp 2 minggu di kantor Google dan program inkubasi yang dilaksanakan selama 6 bulan, para startup (khusus pengembang solusi mobile) juga akan menerima pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000. Program Launchpad Accelerator sendiri memang difokuskan untuk negara dengan pertumbuhan startup berpotensi. Program ini menargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun.

Ideabox (a)

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi. Ideabox menonjolkan pada empat hal, yakni penguatan market-size, penguatan model bisnis dan operasional, penguatan produk, dan growth. Hingga pada akhirnya mempersiapkan startup untuk pitching pendanaan.

IDX Incubator (i)

IDX Incubator merupakan program inkubasi inisiatif Bursa Efek Indonesia (BEI). Visinya untuk membantu mengembangkan startup digital Indonesia, dari segi bisnis, legal, hingga membantu startup untuk melenggang ke lantai bursa saham atau melakukan IPO. Program inkubator ini terselenggara berkat kerja sama BEI dan Bank Mandiri.

BEI menjanjikan beberapa hal yang bisa didapatkan peserta, mulai fasilitas co-working space, program pengembangan bisnis, akses ke permodalan, dan workshop atau event lainnya yang tentunya bermanfaat bagi pengembangan bisnis startup, lengkap dengan beberapa mentor yang siap membina.

Indigo Creative Nation (i)

Indigo merupakan program pembinaan startup yang diselenggarakan Telkom untuk membangun ekosistem digitalpreneur di Indonesia, melalui fasilitas kreatif digital, pendanaan dan akses pasar untuk mempercepat industri kreatif digital Indonesia. Program Indigo merupakan penggabungan program sebelumnya yang sudah ada yakni Indigo Incubator, Indigo Accelerator, dan Indigo Venture. Program ini memberi kesempatan bagi para startup untuk merealisasikan karya kreatif mereka, baik yang masih dalam bentuk ide, produk yang sudah memiliki pengguna, bisnis yang sudah mendatangkan pendapatan, serta bisnis yang membutuhkan akselerasi dan pendanaan lebih lanjut.

Program inkubasi diselenggarakan oleh Telkom Group bersama MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia) ditujukan bagi startup yang ingin mengembangkan bisnisnya di bidang digital. Startup yang terpilih akan mendapat dukungan inkubasi dari 1 bulan sampai dengan 18 bulan tergantung tahapannya dan mendapatkan berbagai fasilitas seperti, akses pasar melalui kanal pemasaran.

Inkubator Parama (i)

Untuk turut mengambil andil di pengembangan startup digital, Lima Ventura mendirikan program inkubasi bernama Parama Indonesia. Beberapa program unggulan yang ingin disajikan oalah terkait dengan strategi branding dan peningkatan valuasi oleh startup melalui kemitraan bisnis. Aktivitasnya ialah mengadakan kompetisi dan membina startup yang terjaring melalui kegiatan tersebut.

Kolaborasi.co (i)

Dimotori oleh empat orang dari startup berbeda, yakni Yohan Totting, Moon Leoma, Sutansyah  Marahakim, dan Adryan Hafizh, Kolaborasi.co berusaha menjadi sebuah wadah berkumpulnya startup, khususnya di wilayah Bandung, untuk belajar bersama. Tidak hanya untuk pebisnis di dunia online, Kolaborasi.co juga mengakomodasi startup yang bergerak dalam sektor offline. Tidak seperti program lain yang memfokuskan pada fasilitas atau pendanaan, sesuai namanya, konsep kolaborasi lebih ditekankan. Kelompok inkubasi startup ini sudah berdiri sejak tahun 2013.

Mandiri Capital (i)

Sebuah inkubator besutan Bank Mandiri yang memiliki visi untuk mendorong hadirnya startup di bidang teknologi finansial. Dalam prosesnya, program ini bekerja sama dengan Indigo Inkubator dan ActionCoach. Dari kategori fintech pun inkubator ini masih membaginya ke dalam tiga fokus utama, yakni payment, lending dan enterprise solution. Ketiga segmen ini dinilai dapat bersinergi langsung dengan Bank Mandiri Group. Mandiri Capital Indonesia (MCI) berfokus untuk membantu startup dalam empat hal, mulai dari investasi, mentoring, membantu startup dalam memperkuat jaringan, dan program inkubator eksklusif.

Plug and Play (a)

Plug and Play Indonesia (PNP Indonesia) adalah bagian dari PNP Tech Center, yakni sebuah akselerator startup global dengan misi membantu pada suksesi dalam teknologi digital. Dengan kantor pusatnya di Silicon Valley, jaringan bisnis Plug and Play mencakup lebih dari 200 mitra korporasi, investor, universitas dan mitra terkait lainnya di bidang ritel, fintech, Internet of Things (IoT), media dan komputasi awan.

Selama 3 bulan startup yang lolos seleksi program akselerasi akan diberikan dana, bimbingan, ruang kerja gratis juga dukungan lainnya melalui program akselerator. PNP Indonesia akan melakukan investasi di 50 startup tahap awal setiap tahunnya.

Skystar Ventures (i)

Skystar Ventures didirikan oleh grup Kompas Gramedia (KG) dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Keuntungan yang ditawarkan bagi startup yang terpilih mengikuti program ini adalah seed funding, mentoring yang intensif, fasilitas Skystar Ventures yang terdiri atas tempat kerja, serta paparan dengan jaringan Kompas Gramedia dan para investor.

Program ini menyasar startup segmen e-commerce, pendidikan, mobile, sosial, SaaS, media, dan infrastruktur, meskipun mereka tidak menutup kemungkinan bagi startup yang bergerak di segmen lain untuk mendaftarkan diri. Startup tersebut sebaiknya masih berada di tahap awal (early stage) dan sudah memiliki traksi, konsumen, dan pertumbuhan.

Start Surabaya (i)

Didirikan oleh pemerintah kota Surabaya, program ini berbentuk inkubasi untuk perusahaan startup di bidang teknologi. Misinya untuk memberdayakan anak muda di Surabaya agar meluncurkan bisnis atau produk berbasis teknologi yang berdampak positif dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Program ini menjadi salah satu inkubator tingkat kota pertama di Indonesia. Untuk kegiatannya, pemkot Surabaya menjalin kerja sama dengan Kibar dan beberapa mitra lainnya.

Startup Weekend (i)

Konsep Startup Weekend adalah memberikan kesempatan bagi para entrepreneur memvalidasi ide dan  mematangkan konsep untuk memulainya. Acara akan dimulai dengan open mic, setiap peserta berhak menyampaikan ide yang telah dimiliki di depan para hadirin. Presentasi harus meyakinkan, karena di sana juga berkesempatan untuk menemukan anggota tim guna merealisasikan ide tersebut.

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik mengembangkan startup. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, programer, desainer dan lainnya. Beberapa mentor yang dihadirkan adalah pelaku startup sukses dan managing partner dari perusahaan venture capital. Nantinya ide yang terpilih menjadi pemenang, karena dalam acara tersebut juga akan didadakan kompetisi, akan mendapatkan sesi privat berdiskusi dengan para mentor.

Visio (i)

Visio adalah program inkubator berbasis di Kota Padang. Dimotori oleh Hendriko Firman dan Ogy Winenriandhika, program ini memiliki visi untuk menumbuhkan ekosistem bisnis digital di kawasan Sumatera Barat. Program ini menginkubasi startup selama 3 bulan, hingga startup matang untuk mempresentasikan karyanya di depan investor.

Pertumbuhan Industri Startup Indonesia Dipredikasikan Mencapai 6,5 Kali Lipat di Tahun 2020

Bisnis startup digital di Indonesia diprediksikan oleh lembaga riset CHGR akan bertumbuh 6,5 kali lipat di tahun 2020. Estimasinya akan ada 13.000 usaha rintisan yang berjalan di tahun terebut. Saat ini (masih menurut lembaga riset yang sama) angka bisnis startup di Indonesia telah mencapai 2.000 dan termasuk yang tertinggi di kawasan regional. Pertumbuhan ini didorong oleh banyak hal, mulai dari transformasi digital di publik, arus investasi, hingga dukungan pemerintah.

Transformasi digital di Indonesia sendiri trennya terus meningkat. Dari catatan IDC, tahun ini terjadi peningkatan 8,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilainya diperkirakan mencapai RP 214,4 triliun, dan industri startup (ditulis sebagai UMKM dalam riset) berkontribusi sekitar 13 persen dari nilai total. Transformasi hampir bisa dikatakan masif di semua lini bidang, lihat saja mulai dari pendidikan, finansial, ekonomi, kesehatan hingga pertanian sudah mulai tersentuh oleh penerapan teknologi terpadu.

Kendati bertumbuh di semua lini bidang, namun terpantau saat ini e-commerce dan online marketplace yang masih menguasai arus bisnis di industri startup teknologi. Seperti yang pernah dibahas pada laporan riset startup DailySocial tahun 2015. Kendati demikian layanan on-demand juga memiliki peminat yang luar biasa, namun begitu masih didominasi oleh pemain itu-itu saja. Dua kategori startup ini berkembang pesat lantaran jangkauan investasi yang lebih besar jika dibanding dengan kategori lain. Konsumen prospektif yang tinggi berhasil melambungkan kepercayaan diri.

Bombardir program kewirausahaan digital di Indonesia

Selain faktor transformasi dan iklim investasi yang terus meningkat, ada peran lain yang memberikan sumbangsih besar. Salah satunya program-program yang digalakkan pemerintah untuk sosialisasi pengembangan startup. Kibar yang didukung Kemenkominfo mengadakan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Bekraf pun hadir dengan kegiatan Developer Day dan Bekup. Hal ini menjadi upaya untuk membudayakan semangat kewirausahaan digital di seluruh penjuru Indonesia.

Beberapa kebijakan pun terlihat diarahkan untuk mampu berelaborasi dengan pertumbuhan startup, TKDN contohnya. Aturan tersebut mengikat produsen ponsel -salah satu produk yang memiliki pangsa pasar besar di Indonesia- untuk melibatkan inovator di dalam negeri guna mengisi kelengkapan produk tersebut. Aturan terkait dengan pendanaan startup pun juga mulai masuk dalam ranah pembahasan di OJK. Harapannya terdapat banyak pengawasan dalam lalu lintas pendanaan yang ada

Startup Indonesia diyakini masih akan terus berkembang. Demand yang besar, ide kreatif yang terus digodok, dan semangat kewirausahaan yang luar biasa menjadi faktor pembakar matangnya bisnis tersebut. Harapannya semoga industri ini mampu menyumbangkan angka kesejahteraan menyeluruh, setidaknya dimulai dari kalangan millennial.

Pendaftaran Gerakan Nasional 1000 Startup Resmi Dibuka

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang gaungnya sudah terdengar beberapa waktu lalu dan sudah melakukan kick off pada 17 Juni 2016 lalu, hari ini secara resmi telah membuka pendaftaran untuk para peserta. Program yang menantang generasi muda Indonesia yang memiliki jiwa kewirausahaan ini didesain tidak hanya untuk mereka yang memiliki kompetensi di bidang pemrograman aplikasi, tetapi juga untuk keahlian lain mulai dari desain, komunikasi, bisnis, ekonomi dan lainnya. Pendaftaran peserta bisa langsung menuju laman resminya di reg.1000startupdigital.id.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan program gagasan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan startup di Indonesia. Program ini dalam rilisnya disebutkan menyasar anak-anak muda yang tidak terbuai dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia dan memiliki pola pikir untuk menciptakan inovasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Program ini terbuka untuk semua kalangan baik yang sudah ataupun belum memiliki ide, sudah atau belum memiliki tim, maupun yang sudah memiliki produk. Bagi yang ingin mendaftar dengan tim, semua anggota juga diwajibkan untuk mendaftar secara individual dan mengikuti program dari awal hingga akhir.

Salah satu syarat pendaftaran yang harus dipenuhi adalah semua peserta wajib membuat sebuah video berdurasi maksimal 2 menit yang menggambarkan masalah besar yang ingin diselesaikan, beserta ide dan solusi yang memanfaatkan teknologi digital. Selanjutnya video diunggah ke YouTube dengan menyertakan hashtag #1000startupdigital.

Peserta yang sudah terdaftar akan diseleksi secara ketat di setiap tahapan. Untuk diketahui program ini tidak didesain sebagai sebuah kompetisi untuk memenangkan hadiah atau penghargaan tertentu, namun sebuah gerakan yang memiliki tujuan menciptakan startup berkelanjutan yang mampu memecahkan masalah dan memberikan dampak positif yang besar bagi Indonesia.

Pada tahap pertama akan ada 400 peserta yang akan terpilih di setiap kota untuk mengikuti Ignition, sebuah seminar yang diharapkan mampu menginspirasi para peserta untuk mendirikan sebuah startup yang memiliki dampak positif dan mampu menyelesaikan masalah. Tahap ini diharapkan mampu membuat para peserta memahami pola pikir kewirausahaan sebelum memulai startup-nya masing-masing.

“Komitmen yang kami harapkan dari setiap peserta adalah jika terpilih, bersedia mengikuti tahapan yang ada dari awal hingga akhir. Selain itu, peserta diminta mematuhi setiap peraturan yang ada di setiap tahapan, dan juga bersungguh-sungguh dalam mendirikan startup yang ingin menciptakan solusi,” ujar Vice President  Gojek Alamanda Shantika yang juga merupakan salah satu mentor di Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

Untuk jadwal, kota yang pertama kali akan melaksanakan Ignition adalah Jakarta, yakni pada tanggal 30 Juli 2016 bertempat d Universitas Trisakti. Selanjutnya diteruskan kota Surabaya pada tanggal 6 Agustus di Spazio Hall, dan kota ketiga adalah Yogyakarta pada tanggal 13 Agustus 2016 di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.