Studi ITB: 5G Diprediksi Meluncur Paling Cepat pada 2021

Studi terbaru dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkirakan jaringan 5G di Indonesia baru dapat dirilis secara komersial paling cepat pada akhir 2021.

Konsultan PT LAPI ITB Ivan Samuels mengatakan, perkiraan ini berdasarkan dua skenario, yakni (1) skenario dasar dengan asumsi spektrum kunci 5G dapat dirilis dari 2021-2023; dan (2) skenario agresif dengan asumsi seluruh spektrum 5G dapat tersedia di akhir 2021.

Adapun sejumlah spektrum kunci yang ditargetkan untuk 5G antara lain 2,3GHz dapat tersedia pada 2021; spektrum 2,6GHz, 26GHz, dan 28GHz tersedia pada 2022; dan spektrum 3,5GHz dan 700MHz tersedia pada 2023.

Dalam paparannya, Ivan menyebutkan studi ini menawarkan delapan rekomendasi kebijakan utama dalam rangka mempercepat penerapan 5G di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah memasukkan 5G sebagai Agenda Prioritas Nasional serta meluncurkan Rencana Pita Lebar dan Konektivitas Nasional (2021-2025).

Spektrum merupakan salah satu agenda utama yang kerap disoroti oleh pemerintah dan pemangku kepentingan (stakeholder). Pasalnya, beberapa spektrum emas untuk menggelar 5G masih jauh dari ketersediaan.

Misalnya, frekuensi 700MHz (low band) digadang menjadi spektrum ’emas’ untuk menggelar 5G. Saat ini, spektrum tersebut masih dipakai untuk siaran TV analog dan direncanakan migrasi ke TV digital di 2022. Global System for Mobile Communications (GSMA) memprediksi perekonomian Indonesia berpotensi rugi $10,5 miliar atau sekitar Rp142,9 triliun jika tidak menggelar 5G di 700MHz.

Sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia, Filipina, dan Singapura telah menyelesaikan proses untuk mematikan layanan televisi analog mereka. Sehingga frekuensi yang sebelumnya digunakan untuk siaran TV analog, dapat digunakan operator untuk memperkuat layanan 4G-nya dan menguji jaringan percontohan 5G.

Dinamika 5G di Asia Tenggara
Sumber: Axiata Group / Diolah kembali oleh DailySocial

Sementara itu, laporan ITB menyebutkan bahwa implementasi 5G secara agresif di Indonesia dapat menambah Rp2.874 triliun bagi perekonomian negara secara kumulatif dari 2021-2030 atau setara 9,5 persen dari PDB, dan Rp3.549 triliun di 2035 atau setara 9,8 persen dari PDB.

The first step is the hardest step. Ini menjadi tantangan kami untuk menyiapkan perencanaan strategis ke depan. Metode [penggelaran 5G] juga menjadi tantangan lain karena butuh biaya besar untuk deployment dibanding teknologi sebelumnya,” ungkap Ivan pada sesi webinar yang digelar Axiata Group, Qualcomm, dan Asosiasi Penyelanggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI).

Delapan rekomendasi di atas akan dibahas secara paralel oleh 5G Task Force Indonesia yang dibentuk Kominfo pada 2019. Pembentukan Task Force ini terdiri dari beberapa grup yang mana juga melibatkan para pakar untuk memberi masukan.

Kepala 5G Task Force Indonesia Denny Setiawan menargetkan dokumen resmi Task Force ini dapat masuk pada akhir 2021. Pihaknya menargetkan dapat menggelar co-existing trial di spektrum 3,5GHz pada Oktober mendatang.

“Kami sudah menerapkan kebijakan teknologi netral. Nah, jika ekosistem sudah siap ekosistemnya, operator bisa langsung gelar 5G di spektrum existing,” ujar Denny pada kesempatan sama.

Belajar dari kegagalan migrasi 2G, 3G, dan 4G

Lebih lanjut, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail juga mengungkap empat hal utama yang menjadi agenda prioritas pemerintah untuk mempercepat penggelaran 5G.

Keempat agenda ini antara lain adalah kebijakan strategis, diikuti infrastruktur 5G (jaringan, infrastruktur pasif, dan spektrum), ekosistem 5G, dan kebijakan implementasi 5G (uji coba, regulasi, model bisnis).

“Beberapa merupakan isu lama yang perlu segera diselaraskan mengingat infrastruktur 5G butuh kerapatan BTS yang tinggi. Untuk mendapatkan kualitas maksimal, semua juga bergantung pada ketersediaan spektrum. Baiknya operator punya spektrum [untuk gelar 5G] yang lengkap, dari lower, middle, dan high band,” katanya.

Berkaca dari kesalahan saat Indonesia migrasi teknologi (dari 2G ke 3G, 3G ke 4G), ungkapnya, pemerintah berupaya menghindari kegagalan pasar, baik dari supply maupun demand. “Kami tidak ingin pada akhirnya operator telekomunikasi menghabiskan biaya besar,” ungkap Ismail.

Menurutnya, saat migrasi teknologi tersebut, industri telekomunikasi hanya mempersiapkan infrastruktur di belakang infrastruktur penunjang. Alhasil, kualitas 4G menjadi tidak maksimal. Maka itu. pihaknya berharap infrastruktur 5G dapat dipersiapkan dengan matang, baik jaringan back hole, antar-middle mile, dan antar Base Transceiver Station (BTS) supaya tidak ada bottle necking.

Ekosistem dan perspektif konsumen terhadap 5G

Kemudian, Ismail juga menyoroti pentingnya ekosistem 5G. Dengan prioritas ini, pemerintah berupaya mendorong para maker di Indonesia agar dapat menyiapkan use case aplikasi lokal sebelum infrastruktur 5G dibangun. Berkaca pada migrasi 2G ke 3G dan 3G ke 4G, ekosistem aplikasi di Indonesia tidak kuat sehingga kurang dapat dimonetisasi.

Menurutnya, Indonesia masih kekurangan killer apps yang cocok dengan pasar. Pada akhirnya, jaringan ini justru diisi oleh pemain Over-The-Top (OTT) asing, seperti WhatsApp, Facebook, dan Google. “Jangan sampai nanti kita seolah-olah bangun infrastruktur untuk kasih ‘karpet merah’ ke OTT,” tambahnya.

Lebih lanjut, studi terbaru 5G turut mengungkap perspektif konsumen terhadap 5G. Laporan ini mencatat sebanyak 68,39 persen konsumen di Indonesia tertarik menggunakan 5G begitu dirilis, sedangkan 26,56 persen mengaku akan memakainya setelah melihat experience konsumen, dan 4,35 persen baru akan memakai layanan 5G jika tidak ada alternatif lain.

Layanan yang diprediksi meningkat penggunaannya oleh 5G
Sumber: Studi Institut Teknologi Bandung (ITB) / Diolah kembali oleh DailySocial

Menariknya, responden juga mengungkap dua pertimbangan utama lain terkait hal ini, yakni mahalnya harga perangkat yang sudah bisa menjalankan jaringan 5G dan konsumen masih ragu dengan kualitas 5G yang sebenarnya. Apalagi, jika melihat kualitas jaringan 4G hingga saat ini yang masih belum maksimal.

Adapun, segmen anak muda dan milenial di Indonesia diperkirakan menjadi kontributor konsumsi 5G terbesar sebanyak 80 persen terhadap pengguna potensial dengan rentang usia 19-44 tahun.

Qualcomm Bahas Dampak 5G di Indonesia

Qualcomm pada tanggal 22 Agustus 2019 mengadakan seminar yang bertajuk Welcoming 5G Technology: Benefits and Challanges to Indonesia. Kami pun mendapatkan undangan untuk melakukan wawancara kepada petinggi Qualcomm di Indonesia. Sayang memang, ruangan sangat penuh sesak sehingga menyulitkan para jurnalis untuk mengambil gambar.

Qualcomm menganggap pentingnya 5G di Indonesia karena merupakan teknologi komunikasi nirkabel yang paling canggih yang ada saat ini dan standarnya ternyata sudah ditetapkan. Untuk spektrumnya sendiri membutuhkan alokasi baru, berbeda dari 4G. Kecepatannya sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. 5G nantinya akan berguna untuk menyampaikan layanan-layanan seperti Enhanced BroadbandMassive IoT, dan Ultra Reliable Low Latency.

Di Indonesia belum ada frekuensi 5G yang dialokasikan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah masih menunggu keputusan World Radio Congress (WRC),  di mana seluruh perwakilan pemerintah di dunia berkumpul untuk menentukan frekuensinya. Beberapa frekuensi sudah populer untuk digunakan, yaitu 2.6 GHz, 3.5 GHz, 2.8 GHz, dan 4.0 GHz.

qualcomm 5G - launch

Qualcomm berharap pemerintah semakin pasti untuk menentukan frekuensi mana yang bakal dipakai di Indonesia. Sementara di dunia beberapa negara sudah meluncurkan 5G secara komersil seperti Amerika dan Korea Selatan.

Qualcomm sudah memiliki ekosistem perangkat untuk 5G. Bahkan beberapa merek sudah memiliki chipset 5G dan juga mulai menjual perangkatnya. Mereka berharap, Indonesia dapat mengimplementasikan teknologi ini dengan lebih cepat.

Peluang

Menurut Shanedy Ong, Qualcomm Country Director Indonesia, 5G bisa memunculkan bisnis-bisnis dan peluang baru nantinya. Contoh yang paling mudah adalah dengan latensi rendah, seorang dokter di Jakarta dapat melakukan remote surgery dengan pasien yang ada di Papua. Dampak 5G bagi ekonomi dari sisi goods and services mencapai 12,3 triliun dolar Amerika. Hal ini tentu saja menjadi dampak positif bagi sebuah negara.

“Factory of the future membutuhkan infrastruktur cerdas termasuk data nirkabel, sistem cyber-physical seluler, dan arsitektur TI terintegrasi. Dengan 5G, Indonesia dapat memiliki ketahanan, konektivitas real-time, dan kecepatan data yang memadai untuk industrial IoT. Lebih dari sekedar teknologi, 5G juga dapat mentransformasi model bisnis, dengan assembly-as-a-service, manufacture-as-a-service, machine-as-a-service dan AI-as-a-service. Oleh karena itu 5G merupakan bagian integral Making Indonesia 4.0,” jelas Toto Suharto, Managing Director, Bosch Indonesia.

Industri lain dengan potensi tinggi aplikasi 5G adalah game, yang sedang bertumbuh pesat di Indonesia. Di Indonesia pasar game berkembang sangat pesat dan diprediksi menjadi lima pasar terbesar sedunia senilai US $ 4,3 miliar pada tahun 2030. Game multiplayere-sports, dan AR/VR semakin populer. 5G akan merevolusi user experience dan menjadi perkembangan paling menarik di industri game.

Jadi, jangan melihat penggunaan 5G dari sisi konsumen saja, tetapi juga harus dilihat dari segi bisnisnya.

Tantangannya

Tentunya, masalah di Indonesia berbeda dengan negara lain. Permasalahan yang teridentifikasi di Indonesia adalah Milimeter Wave dan C Band Spectrum. C Band Spectrum saat ini dipakai untuk komunikasi satelit dengan frekuensi 3500 MHz di Indonesia. Namun frekuensi ini ditetapkan akan dipakai untuk frekuensi 5G. Qualcomm melihat bahwa pada frekuensi 3500 MHz ini nantinya bisa dibagi dua pengalokasiannya, yaitu untuk penggunaan satelit dan juga 5G.

Dengan adanya frekuensi yang ‘bentrok’, tentu saja pemerintah harus mengadakan alokasi spektrum. Setelah itu, akan ada langkah-langkah yang dapat dilakukan bersama Qualcomm. Setelah menentukan standar, pemerintah harus menetapkan standarnya. Semakin cepat melakukan alokasi spektrum, semakin baik.

Pemerintah juga harus menetapkan roadmap untuk jaringan 5G. Hal ini juga bakal memudahkan para operator untuk menentukan arah bisnis mereka ke depannya. Dengan begitu, implementasi 5G di Indonesia dapat dipercepat.

[Review] Xiaomi Redmi 3 Prime, Salah Satu Kandidat Smartphone Entry-Level Terbaik?

Sejak resmi menapak di pasar Indonesia dua tahun silam, Xiaomi merupakan salah satu brand tempat berpaling ketika kita mencari smartphone berkualitas dengan harga paling bersaing. Prinsip ini Xiaomi terapkan pada seluruh handset mereka, dari mulai produk terekonomis hingga model flagship. Dan di pasar entry-level yang sangat padat, Redmi 3 Prime tampil cukup mencolok.

Redmi 3 Prime sebetulnya hampir identik dengan Redmi 3 Pro yang meluncur bulan Januari 2016 silam, tanpa dukungan 4G. Belum mampunya sang produsen smartphone asal Beijing itu untuk memenuhi peraturan pemerintah soal Tingkat Kandungan Dalam Negeri di perangkat 4G LTE mungkin mendorong mereka menggunakan nama baru. Dan dengan alasan ini, Redmi 3 Prime baru bisa beroperasi di jaringan 3G.

Namun meski ia berada di belakang kompetitor dari sisi jaringan mobile, Redmi 3 Prime menyimpan sejumlah senjata andalan yang boleh dibilang cukup mumpuni buat produk di kelasnya, bisa Anda temukan baik di dalam maupun di luar device. Dan selama beberapa minggu, saya diberi kesempatan untuk mengutak-atik perangkat ini. Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

Xiaomi Redmi 3 Prime 1

Packaging

Sebelum Anda bingung, tidak ada kata ‘Prime’ di bungkus smartphone. Xiaomi hanya menuliskan ‘Redmi 3’ di boks kotak berwarna putih. Seperti biasa, produsen berpegang pada prinsip ‘hemat’, hanya menyediakan kelengkapan esensial saja. Unit handset ditemani oleh kabel, charger, pin pembuka tray kartu SIM/SD dan lembaran-lembaran panduan.

Xiaomi Redmi 3 Prime 14

Look and feel

Redmi 3 Prime tetap setia pada arahan desain keluarga Redmi. Meski disiapkan untuk memperkuat lini smartphone terjangkau, beberapa tipe Redmi terbaru telah mengusung struktur unibody, termasuk 3 Prime. Unit review yang saya dapatkan memiliki tubuh abu-abu metalik dengan bagian frame berwarna hitam mengelilingi layar 5-incinya. Jika disejajarkan bersama Redmi Note 3 (apalagi andai warnanya sama), Redmi 3 Prime terlihat seperti adik kecil dari phablet tersebut.

Xiaomi Redmi 3 Prime 20

Xiaomi Redmi 3 Prime 5

Mempunyai tubuh berukuran 139,3×69,6×8,5mm dan berat 144g, Redmi 3 Prime memang bukanlah handset teramping maupun teringan. Walaupun begitu, rasio lebar dan tebalnya memberikan kemudahan pada penggunaan satu tangan serta memungkinkan handset keluar-masuk kantong celana tanpa kesulitan, terbantu oleh tekstur matte halus di punggungnya. Dari pengamatan saya, bagian ini terbuat dari almunium, kecuali pada area atas (dekat modul kamera) dan bawah (grille speaker).

Xiaomi Redmi 3 Prime 11

Xiaomi Redmi 3 Prime 17

Tidak ada lagi kesan feminin berkat kombinasi warna abu-abu metalik dan hitam, kini memberikan efek industrial, dengan body tanpa sudut dan lekukan simpel. Dipegang di tangan kanan, jempol Anda ditempatkan di kedua tombol power dan volume. Lalu terdapat pula pemindai sidik jari di punggung, mudah dicapai jari telunjuk. Tombol kapasitif utama berada di area bawah frame, dan berbeda dari Redmi Note 3, mereka tidak memiliki LED. Selanjutnya, produsen menaruh tray kartu SIM di sebelah kiri device dan port audio di atas.

Xiaomi Redmi 3 Prime 10

Xiaomi Redmi 3 Prime 3

Berdasarkan penilaian pribadi, menurut saya akan lebih baik jika tombol power dan volume ditempatkan di sisi berbeda sehingga pengambilan screenshot jadi lebih mudah.

Saya tidak menemukan kelemahan struktur smartphone, Redmi 3 Prime terasa mantap di genggaman dan saya tidak melihat adanya bekas-bekas cetakan ataupun sambungan. Xiaomi kembali membuktikan bahwa mutu jempolan kadang kala tidak perlu dibayarkan dengan harga yang tinggi.

Xiaomi Redmi 3 Prime 19

Xiaomi Redmi 3 Prime 13

Xiaomi Redmi 3 Prime 7

Screen

Xiaomi membekali Redmi 3 Prime bersama layar 1280×720-pixel berkepadatan kurang lebih 294-pixel seluas 5-inci, dengan rasio panel ke tubuh ialah sebesar 71,1 persen. Display handset ini cukup tangguh dalam melawan terpaan sinar matahari. Saya belum bisa mengonfirmasi apakah layar 3 Prime dilengkapi oleh teknologi Sunlight Display, tapi yang jelas, panel segera berubah sangat terang begitu terekspos cahaya berintensitas tinggi (saya mengujinya dengan senter LED).

Xiaomi Redmi 3 Prime 18

Layar ini menyajikan level kecerahan tinggi dan kaya warna – Xiaomi memamerkannya dengan menampilkan beragam foto di lockscreen. Suhu warna dan kontras bisa Anda atur sendiri di-setting, dapat dinaikkan atau biarkan handset yang mengatur secara otomatis. Display tidak terlihat oversaturated, viewing angle-nya memuaskan, tajam walaupun hanya 720p, dan sanggup mereproduksi warna secara akurat.

Uniknya lagi, kecerahan bisa diturunkan ke level sangat redup, agar tidak menyakiti mata jika Anda harus menggunakan handset di ruang gelap.

Xiaomi Redmi 3 Prime 21

Hal lain yang belum bisa saya pastikan adalah apakah panel dilindungi oleh lapisan/coating khusus atau tidak. Dalam pemakaian sehari-hari, Redmi 3 Prime mengumpulkan cukup banyak sidik jari dan minyak.

Camera

Redmi 3 Prime dilengkapi kemampuan fotografi serupa varian Redmi 3 standar, yakni kamera utama bersensor 13-megapixel, dibantu LED flash tunggal, serta sistem autofocus phase-detection. Performa kamera tidak lepas dari dukungan app, dan layaknya smartphone Xiaomi lain, 3 Prime menghidangkan UI yang simple. Hanya melalui langkah-langkah sederhana, Anda bisa segera mengakses delapan mode dan 18 filter di sana, serta mengaktifkan/menonaktifkan HDR atau flash.

Xiaomi Redmi 3 Prime 9

Di tingkatan ini, tidak ada yang dapat dikeluhkan dari kinerja kamera Redmi 3 Prime. Hasil jepretannya terbilang baik dengan syarat ditopang pencahayaan memadai. Ia sanggup mengambil foto secara cepat, tajam, white balance-nya akurat, serta bisa menekan jumlah noise; lalu kamera juga dapat membaca detail di area-area gelap tanpa perlu menyalakan HDR. Khusus untuk mode HDR, ia dapat merangkul warna-warna terang serta gerap, dan tidak menyebabkan foto jadi flat.

Xiaomi Redmi 3 Prime 4

Grain mulai tampak ketika Redmi Note 3 harus menangani kegiatan berfoto di kondisi kurang cahaya. Supaya hasil jepretan tampil jelas, mau tidak mau flash harus dinyalakan. Buat video, Anda diperkanankan merekam di resolusi maksimal 1080p di 30 frame rate per detik.

Ada pula kamera 5-megapixel di depan. Meskipun fungsi utamanya ialah video chat, kamera depan ini bisa juga dimanfaatkan buat ber-selfie. Hasil jepretannya lembut dan detailnya terbilang standar, namun sudah cukup untuk sosial media.

Sampel fotonya bisa Anda lihat di bawah:

Xiaomi Redmi 3 Prime 24

Xiaomi Redmi 3 Prime 25

Xiaomi Redmi 3 Prime 26

Xiaomi Redmi 3 Prime 27

Xiaomi Redmi 3 Prime 30

Dan seperti ini hasil foto di tempat berpencahayaan rendah:

Xiaomi Redmi 3 Prime 29

Xiaomi Redmi 3 Prime 28

Hardware, battery & UI

Berikut ini adalah komposisi hardware Redmi 3 Prime:

  • System-on-chip Qualcomm Snapdragon 615 berisi prosesor quad-core ARM Cortex-A53 1,5GHz plus prosesor quad-core ARM Cortex-A53 1,21GHz, serta GPU Adreno 405.
  • Memori RAM 3GB
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi hingga 256GB via micro SD di slot SIM 2

Redmi 3 Prime ditenagai baterai besar untuk sebuah perangkat 5-inci, bermuatan 4.100mAh. Berdasarkan uji coba langsung, smartphone mampu bertahan melampaui tiga hari jika digunakan sesekali saja, serta sanggup menjaga Anda tetap terkoneksi (melakukan panggilan telepon dan browsing standar) dan terhibur (bermain game serta menikmati video) satu hari penuh.

Xiaomi Redmi 3 Prime 23

Handset beroperasi di platform Android 5.1.1 dengan overlay MIUI versi 8.0.2.0. MIUI merupakan salah satu custom ROM Android terbaik, didukung interface sederhana berisi satu layer saja. Setting, kamera sampai Play Store dapat diakses di satu ‘lapis’ menu. Membuat folder baru sangat mudah, begitu pula saat ingin menghapus aplikasi, Anda tidak perlu repot-repot membuka menu setting.

Xiaomi Redmi 3 Prime 40

Saya menemukan hal unik di MIUI 8: terdapat bagian ‘Promoted Apps’ di folder More Apps, walaupun ia tidak muncul di folder lain.

Benchmark & performance

Saya menguji kinerja hardware Redmi 3 Prime dengan tiga software benchmark, yaitu AnTuTu v6.2.1, 3DMark dan PCMark. Skor terbaiknya ialah sebagai berikut:

Skor 36059 memposisikan Redmi 3 Prime di bawah Meizu M3.

Xiaomi Redmi 3 Prime 31

Lalu di 3DMark Sling Shot, Redmi 3 Prime mencetak nilai 455, dan menurut penjelasan di software, handset bekerja tanpa masalah. Sayangnya, skor ini mengekspos kelemahan pada GPU (dibahas lebih lengkap di bawah).

Xiaomi Redmi 3 Prime 32

Tes performa kerja smartphone menghasilkan angka 3763 di PCMark, dan Redmi 3 Prime dideskripsikan sebagai salah satu perangkat berkinerja terkuat.

Xiaomi Redmi 3 Prime 33

Angka-angka di atas tentu saja belum mewakilkan pengalaman penggunaan. Saya juga turut menjajal sejumlah game di Redmi 3 Prime: Real Racing 3, Modern Combat 5: Blackout serta Gangstar 4 Vegas, masing-masing mewakilkan tiga genre berbeda. Smartphone sama sekali tidak kesulitan menjalankan mereka, tapi layar 720p membuat tekstur beresolusi rendah terlihat jelas, terutama di Gangstar Vegas – grafis mengingatkan saya pada permainan-permainan di tahun 2000-an.

Xiaomi Redmi 3 Prime 34

Xiaomi Redmi 3 Prime 35

Xiaomi Redmi 3 Prime 36

Modern Combat 5 tampak jauh lebih baik, kecuali saat karakter berada terlalu dekat kamera, memungkinkan Anda melihat sisi-sisi poligon. Efek visual seperti ledakan juga belum tampil maksimal, kemudian Anda juga harus memaklumi ketiadaan anti-aliasing, menyebabkan ujung objek jadi jaggy.

Xiaomi Redmi 3 Prime 41

Xiaomi Redmi 3 Prime 42

Xiaomi Redmi 3 Prime 43

Di Real Racing 3 sendiri, Redmi 3 Prime menyuguhkan visual cukup baik. Partikel debu memang jarang terlihat, tapi setidaknya pantulan di cermin tersaji sempurna, efek bayangannya dinamis, indikator kecepatan dan speedometer tampil jelas, dan yang terpenting, tidak ada penurunan frame rate secara signifikan.

Xiaomi Redmi 3 Prime 38

Xiaomi Redmi 3 Prime 37

Xiaomi Redmi 3 Prime 39

Di luar permainan, susunan hardware 3 Prime memastikan UI terhidang mulus dan responsif. Saya tidak merasakan adanya keterlambatan input. Peralihan dari app ke app lain lewat task manager juga berlangsung singkat berkat RAM 3GB, padahal saya membuka lebih dari 10 aplikasi, termasuk game, email, messaging dan 9GAG. Hal ini memperkuat dugaan saya bahwa handset mampu melahap hampir semua tugas yang Anda berikan.

Verdict

Mungkin satu-satunya penghalang terbesar bagi Redmi 3 Prime menjadi smartphone favorit user di segmen entry-level adalah ketiadaan dukungan jaringan 4G LTE. Jika hal tersebut bukan masalah bagi Anda, sulit untuk tidak merekomendasikan produk ini. Selain hardware andal dan memori 3GB, device menawarkan keringkasan akses lewat fingerprint scanner, desain simpel dan build quality solid, baterai tahan lama, serta mutu layar dan kinerja kamera yang memuaskan.

Di Indonesia, Redmi 3 Prime hadir dalam dua pilihan warna, yaitu abu-abu silver dan emas. Produk sudah bisa dimiliki, dijajakan di harga Rp 2,3 juta saja setelah diskon di Erafone dan 2,2 juta di Blibli setelah diskon.

Xiaomi Redmi 3 Prime 16

iBackPack Ialah ‘Swiss Army-nya’ Tas Ransel

Dompet, smartphone, kabel charger, power bank, hingga laptop, mungkin inilah pernak-pernik wajib yang Anda jejalkan dalam tas sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Merepotkan memang, semakin banyak jumlah benda-benda tersebut, tas jadi kian berat dan meningkat pula resiko kehilangan. Kini evolusi teknologi berada di puncaknya, adakah jawaban atas kendala ini? Continue reading iBackPack Ialah ‘Swiss Army-nya’ Tas Ransel

The Government to Put Indonesian Broadband as the Second Best in SEA by 2019

The Indonesian government targeted to have the second best broadband in Southeast Asia, and the Ministry of Communication and Information said that this could be achieved in 2019. In order to turn the objective into reality, Indonesia still has tons of homework to do, particularly regarding the establishment of supporting infrastructure for complete broadband procurement. Continue reading The Government to Put Indonesian Broadband as the Second Best in SEA by 2019

The Indonesian Government to Forbid the Availability of 2G-Only Phone

The vast growth of communication network in Indonesia affects the growth of mobile devices. To push the penetration of 3G and 4G-based data network, the government plans on restricting the utilization of 2G-based mobile. Continue reading The Indonesian Government to Forbid the Availability of 2G-Only Phone

This Is Why Indonesia Is Tech Investors’ Gold Mine

Invest invest invest!

It’s not a secret that Indonesia is a gold mine to tech investors, and this argument is supported by a collection of  mouth-watering facts. The fact that Indonesia has become one of the largest markets for mobile is indicated by the consistent growth of Facebook, Twitter, and Path users as well as the middle class, which contribute to the vast growth of the digital industry. Continue reading This Is Why Indonesia Is Tech Investors’ Gold Mine

Zalora’s CEO: The Growth of E-Commerce in Indonesia Is Better than in China

Despite the fact that internet connection in Indonesia is still considerably poor, many Indonesians prefer to shop online since it is easier to do than the conventional shopping habit. Continue reading Zalora’s CEO: The Growth of E-Commerce in Indonesia Is Better than in China

Google Pamerkan Inkarnasi Terkini Project Ara

Melalui Project Ara, Google mencoba melakukan apa yang belum pernah berhasil sebelumnya: menciptakan smartphone modular dimana semua orang bisa menyumbangkan ide serta memperkaya ekosistemnya. Meski awalnya tidak sedikit orang skeptis dengan ide tersebut, Ara pelan-pelan berubah dari sekedar konsep menjadi produk terobosan yang menjanjikan. Continue reading Google Pamerkan Inkarnasi Terkini Project Ara

Telkomsel Introduced Video-on-Demand Mobile App Moovigo

The launching of video on demand mobile app Moovigo becomes the latest Telkomsel’s gimmick for the sake of its attempts to attract millions more users by relying on the 4G/LTE network. Having been available on Android platform, the app is planned to enter iOS, Windows Phone, and BlackBerry 10 as well. Continue reading Telkomsel Introduced Video-on-Demand Mobile App Moovigo