3 Lensa APS-C Baru Minggu Ini dari 7Artisans, Tamron, dan Pergear

Pada minggu ini, tercatat ada tiga lensa APS-C baru yang menarik untuk dibahas dari produsen yang berbeda. Meliputi 7Artisans dengan lensa 7.5mm F2 fisheye, Tamron dengan lensa superzoom 18-300mm F3.5-6.3 Di III-A2 VC VXD, dan Pergear dengan lensa 60mm F2.8 Ultra-Macro.

Mari mulai dari 7Artisans 7.5mm F2 fisheye yang dibanderol US$149 atau sekitar Rp2,1 jutaan. Lensa yang dapat mengambil gambar dengan skala lebih luas ini tersedia untuk sistem kamera mirrorless Canon EOS-M, Canon RF, Fujifilm X, Leica L, Micro Four Thirds (MFT), Nikon Z, dan Sony E-mount.

Sekilas untuk spesifikasinya, 7Artisans 7.5mm F2 fisheye dibuat dari 11 elemen dalam 8 grup, termasuk diantaranya dua elemen low-dispersion dan tiga elemen high-refractive index. Memiliki jarak fokus minimum 12,5cm, menggunakan aperture diafragma 7 bilah, dan rentang aperture F2 hingga F11.

Beralih ke Tamron 18-300mm F3.5-6.3 Di III-A2 VC VXD, lensa zoom telephoto all-in-one serbaguna ini akan tersedia untuk sistem kamera Sony E-mount dan Fujifilm X. Serta, menawarkan rentang zoom yang setara dengan 27-450mm di full frame.

Saat ini, Tamron belum mengungkap harga dan rencananya diharapkan akan tersedia pada akhir tahun mendatang. Lebih lanjut, distabilkan secara optik menggunakan linear focus motor VXD (Voice-coil eXtreme-torque Drive), memiliki jarak fokus minimum 6 inci dengan rasio perbesaran maksimum 1:2, dan menawarkan rasio zoom 16,6x.

Lanjut ke Pergear 60mm F2.8 Ultra-Macro, lensa macro ini menawarkan rasio pembesaran 2x dan bidang pandang setara 90mm di full frame. Tersedia untuk sistem kamera Fujifilm X, MFT, Nikon Z, dan Sony E-mount dengan harga US$229 atau sekitar Rp3,3 jutaan.

Pergear 60mm F2.8 Ultra-Macro dibuat dari 11 elemen dalam 8 grup. Menggunakan diafragma aperture 10 bilah dan memiliki jarak fokus minimum 19,1mm. Bodinya punya diameter 68mm dengan panjang 118mm dan bobotnya sekitar 600 gram.

Sumber: DPreview 1, 2, dan 3

Bahas Lensa 7Artisans dan yang Perlu Diketahui Sebelum Membelinya

Pada bulan Oktober 2020 lalu, saya akhirnya kesampaian meminang 7Artisans 35mm F1.2. Lensa manual fokus ini sudah lama saya idam-idamkan, karena aperture-nya besar F1.2, bentuknya ringkas dengan material aluminium yang terasa premium, dan tentu saja harganya terjangkau.

Untuk pekerjaan yang menuntut kecepatan seperti garap video dan foto produk, saya masih mengandalkan lensa Sony E 18-105mm F4 G OSS di Sony A6400. Sementara, 7Artisans 35mm F1.2 ini saya jadikan lensa kedua untuk mengisi gap dan bermain kreativitas.

Baru-baru ini dua lensa terbaru 7Artisans telah mendarat di Indonesia, yaitu lensa pancake 7Artisans 18mm F6.3 (Rp925.000) dan yang lagi hot 7Artisans 35mm F0.95 (Rp2.990.000). Sangat menggiurkan bukan? Bagi yang tertarik, berikut rekomendasi dan informasi yang perlu diketahui sebelum membeli 7Artisans.

Dukungan Native Mount

7Artisans-2

7Artisans merancang lensa untuk berbagai sensor berbeda, termasuk Full Frame, APS-C, dan juga Micro Four Thirds (MFT). Salah satu kelebihan lensa 7Artisans ialah produsen lensa asal Tiongkok ini menyediakan dukungan native mount untuk beragam sistem kamera yang berbeda, artinya tidak perlu pakai adapter tambahan.

Pada awalnya, lensa 7Artisans tersedia untuk dudukan Leica M, Sony E, Fujifilm X, Canon EF-M, dan MFT. Belakangan untuk lensa terbarunya juga mendukung dudukan Canon RF dan Nikon Z. Jadi, satu model lensa tersedia dalam banyak mount dan tinggal sesuaikan dengan jenis sistem kamera yang Anda gunakan.

Namun khusus lensa Full Frame untuk kamera rangefinder digital Leica, 7Artisans merancangnya secara khusus dan hanya tersedia untuk Leica M-mount. Meski begitu, 7Artisans menyediakan adapter dari Leica M ke mount kamera mirrorless full frame seperti Sony misalnya.

Lensa Manual Fokus

7Artisans-4

Hal penting yang harus diketahui dan perlu dipertimbangan ialah seluruh lensa besutan 7Artisans tidak mendukung fitur autofocus. Bagi yang belum pernah menggunakan lensa manual fokus, mungkin bakal butuh waktu dan latihan ekstra untuk beradaptasi.

Tips memotret menggunakan lensa manual sudah pernah saya bahas sebelumnya. Ada beberapa pengaturan di kamera untuk membantu mendapatkan fokus seperti fitur focus peaking, focus magnifier, hingga penggunaan continuous shooting bila dibutuhkan.

Yang pasti menggunakan lensa manual 7Artisans sangatlah menantang, bikin sedikit frustasi, tetapi dengan kreativitas hasil bidikannya menjadi lebih unik. Perlu dicatat, karena tanpa pin kontak di lensa untuk berkomunikasi dengan bodi kamera, nilai dari aperture tidak terdeteksi alias selalu nol.

Harga Terjangkau

7Artisans-5
7Artisans 35mm F0.95

Harga yang terjangkau menjadi daya tarik utama dari lensa 7Artisans, mulai dari Rp800.000. Selisihnya jauh dengan lensa fix native buatan pihak pertama, tetapi model mana yang recommended?

Biar lebih mudah, lensa 7Artisans ini terbagi menjadi tiga kasta. Golongan pertama murah meriah, meliputi 7Artisans 25mm F1.8 (Rp790.000), 50mm F1.8 (Rp800.000), dan 18mm F6.3 (Rp925.000). Lensa-lensa ini cocok untuk pemula yang baru ingin coba-coba.

Golongan kedua ialah kelas menengah dengan cita rasa premium dan yang paling direkomendasikan. Mulai dari 7Artisans 55mm F1.4 (Rp1.490.000), 35mm F1.2 (Rp1.590.000), 7.5mm F2.8 (Rp1.990.000), 60mm F2.8 Macro (Rp2.090.000), 12mm F2.8 (Rp2.190.000), dan yang lagi hot 7Artisans 35mm F0.95 (Rp2.990.000).

Bisa dibilang, model lensa yang paling populer dari 7Artisans sejauh ini adalah 55mm F1.4 dan 35mm F1.2. Saat terpasang pada kamera APS-C Sony dan Fuji, panjang fokus tersebut menawarkan ruang pandang tele menengah dengan ekuivalen 82,5mm dan 52,5mm di full frame. Berpadu dengan aperture maksimum besar, hasil bidikannya pun punya bokeh yang menawan.

Untuk 7Artisans 35mm F0.95 pada harga Rp2.990.000 juga penawaran yang sangat menarik dengan kualitas optik lebih baik. Kalau mau menunggu, ada 35mm F1.2 mark II yang diharapkan juga akan segera hadir di Indonesia.

Terakhir golongan ketiga merupakan seri lensa premium dari 7Artisans untuk sistem kamera dengan sensor full frame. Termasuk rangkaian lensa untuk Leica M-mount seperti M75mm F1.25, M50mm F1.1, M35mm F2.0, M28mm F1.4, M35mm F5.6, dan M35mm F1.4. Serta, lensa full frame lainnya seperti 35mm F2.0, 35mm F1.4, dan yang terbaru 50mm F1.05.

 

[Review] Lensa 7Artisans 60mm F2.8 Macro, Berkreasi Saat Work From Home

Pandemi virus Corona atau Covid-19 memaksa kita untuk beraktivitas di rumah, termasuk bekerja atau work from home. Serta, membatasi interaksi sosial atau social distancing guna menekan penyebaran Covid-19.

Perubahan rutinitas hidup ini tentunya mempengaruhi para pecinta fotografi, terkhusus pehobi street photography. Yang biasanya bisa berburu foto saat berangkat dan pulang kerja, sekarang kesempatannya terbatas. Lalu, adakah jenis fotografi yang bisa dilakukan di sekitar rumah saja?

Ya, ada – kalian harus mencoba macro photography dan yang kita butuhkan adalah kamera dengan lensa yang tepat. Sekalian bahas sedikit tips macro photography, saya mau review lensa macro terjangkau dari 7Artisans.

Adalah 7Artisans 60mm F2.8 Macro versi Sony E Mount yang saya pasangkan dengan Sony A6400. Lensa manual ini juga tersedia untuk Canon EOS M, Canon EOS RF, Fujifilm X, MFT Olympus dan Panasonic Lumix, Nikon Z, serta Leica L mount. Dibanderol sekitar Rp2,3 jutaan, berikut review 7Artisans 60mm F2.8 Macro selengkapnya.

Desain dan Body Lensa

Saat pertama kali mengeluarkan lensa ini dari kotaknya, saya agak terkejut karena bobotnya cukup berat mencapai 550 gram. Kontruksi body-nya terasa sangat solid karena sebagian besar materialnya terbuat dari logam.

Dimensinya 66x100mm saat tidak digunakan dengan diameter filter 39mm. Ukuran optiknya cukup kecil dan pendek di dalam body lensa yang panjang. Lensa ini punya dua ring untuk fokus dan aperture yang terasa mantap saat diputar.

Dimensinya akan bertambah saat menyesuaikan fokus dan puncak terpanjangnya saat menggunakan rasio perbesaran 1:1. Pada saat menggunakan jarak fokus terdekat tersebut, tabung yang memanjang di bagian depan lensa ini bisa dilepas. 7Artisans 60mm F2.8 Macro mengusung delapan elemen dalam tujuh grup. Memiliki minimum focusing distance 26cm dan rentang aperture f2.8 sampai f16.

Saat terpasang pada Sony A6400, kombinasi keduanya tampak seimbang dan punya kesan profesional. Focal length 60mm sendiri berarti setara 90mm di full frame, ingat sensor APS-C pada kamera mirrorless Sony punya crop factor 1,5x.

Nah ekuivalen 90mm di full frame ini cukup ideal untuk memotret macro. Meski saat menggunakan rasio 1:1 tetap harus maju sangat dekat dengan subjek. Semakin panjang focal length memungkinkan memotret subyek foto yang sensitif seperti kupu-kupu, lebah, dan binatang kecil lainnya dari jarak yang lebih jauh. Namun, akan mempersempit ruang tajamnya atau Depth of Field (DOF).

User Experience

Foto konsep terutama gadget dan street photography adalah dua genre fotografi favorit saya. Pandemi covid-19 terpaksa harus menghentikan kegiatan street hunting dan work from home.

Lalu, apa yang bisa saya foto di rumah? Ya, saya pikir ini saat yang tepat untuk terjun ke macro photography. Setelah melakukan riset, ketemulah 7Artisans 60mm F2.8 Macro.

Faktor seperti harga yang relatif cukup terjangkau. Serta, focal length telephoto menengah (ekuivalen 90mm di full frame) yang ideal untuk foto macro dengan kemampuan rasio perbesaran 1:1 adalah beberapa alasan utama saya memilih lensa ini.

Sebagai lensa dengan fokus manual, artinya kita tidak bisa menghasilkan foto macro secara instan karena tiap-tiap foto perlu sentuhan lebih. Butuh upaya ekstra untuk mendapatkan fokus secara tepat terutama di jarak fokus terdekat, kita perlu maju mundur dan menahan nafas sejenak agar bidikan lebih stabil.

Hampir setiap pagi bila kondisinya cerah saya memulai hari dengan berburu foto makro di taman dekat rumah. Kondisi favorit saya adalah saat malamnya hujan sehingga menyisakan banyak embun di pagi hari dengan matahari bersinar terang.

Saya bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam dan hasil foto dari 7Artisans 60mm F2.8 Macro ini menurut saya sangat fantastis. Bila beberapa aspek berikut ini terpenuhi, kita bisa menangkap banyak detail dan sangat tajam bila fokusnya tepat.

Aspek utama berkaitan dengan cahaya dan aperture. Pada focal length 60mm ini area ruang tajamnya atau Depth of Field (DOF) terbilang sempit terutama pada rasio perbesaran 1:1. Untuk memperoleh detail dan tekstur elemen yang disorot, kita perlu menggunakan aperture setidaknya f5.6 – f8 atau lebih.

Artinya foto macro ini butuh banyak cahaya untuk mendapatkan foto yang tajam dengan ISO kecil. Bantuan cahaya buatan seperti flash akan sangat membantu di sini dan saya menggunakan internal flash tapi dengan diffuser untuk memperlembut cahaya.

Karena lensa ini tanpa dibekali fitur stabilisasi, kita juga tidak bisa menggunakan shutter speed terlalu rendah. Maka bantuan tripod juga dibutuhkan, namun jangan sepenuhnya bergantung pada tripod untuk mendapatkan angle yang lebih bervariasi, kecuali bila ingin merekam video.

Setelah memilih objek yang ingin difoto, kita tentukan dulu rasio pembesarannya dan kita lah yang bergerak maju mundur untuk menangkap fokus dengan memanfaatkan fitur focus peaking. Lalu, ambillah gambar beberapa kali untuk mendapatkan hasil terbaik.

Verdict

Saya telah memotret ratusan foto dengan 7Artisans 60mm F2.8 Macro, tentunya tidak semua hasil tangkapannya bagus, kebanyakan kurang fokus atau kabur. Namun, saya juga mendapatkan cukup banyak foto yang menakjubkan dengan ketajaman yang baik dan bokeh yang mulus.

Menurut saya, lensa ini powerful dan sangat recommended bagi Anda yang ingin mencoba atau serius belajar mendalami macro photography. Mungkin bisa menjadi “batu loncatan” sebelum beralih ke lensa macro yang lebih mahal.

Memotret macro dengan 7Artisans 60mm F2.8 ini terasa mudah dan menyenangkan. Saya akan terus memotret dengan lensa ini selama pandemi Covid-19 untuk menemukan kelebihan dan kurangan lainnya lewat penggunaan yang intensif dan menyuguhkan hasil foto yang lebih beragam.

Sparks

  • Memiliki 1:1 Magnification
  • Build quality solid
  • Hasilnya tajam dan detail bila fokusnya benar
  • Harga relatif terjangkau

Slacks

  • Tidak praktis karena fokus manual
  • Tanpa fitur stabilisasi
  • Bobot cukup berat