Induk 99.co dan Rumah123.com Dapat Pendanaan Seri C, Lanskap Proptech Lokal Terus Berkembang

99 Group, induk perusahaan proptech 99.co dan Rumah123.com,  mengumumkan pendanaan seri C senilai $52 juta atau setara 776 miliar Rupiah yang dipimpin GAW Capital Partners. Dana senilai $37 juta sudah dirampungkan pada penutupan fase pertama. Sementara $15 juta lainnya masih berbentuk komitmen investor yang baru akan ditutup beberapa bulan mendatang. Perolehan ini membuat dana ekuitas yang berhasil dibukukan perusahaan menjadi lebih dari $80 juta.

“Kami sangat optimistis dengan pasar Asia Tenggara dan investasi yang kami lakukan di 99 Group ini adalah sebuah langkah yang tepat. Hal ini membawa sinergi dan membantu kami untuk lebih memahami pasar untuk membuka kesempatan investasi serta membuat kemampuan go-to-market untuk proyek-proyek kami menjadi lebih terdepan,” ujar Humbert Pang mewakili GAW Capital Partners.

Fokus selanjutnya 99 Group

Menurut pertanyaan yang disampaikan, dana segar ini akan dimanfaatkan perusahaan untuk mengoptimalkan potensi pasar yang telah ada di Singapura dan Indonesia, serta melanjutkan inovasi, riset, pengembangan, dan ekspansi untuk pasar baru di wilayah Asia Tenggara.

“Ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk meningkatkan modal, dengan pencapaian kami yang berhasil menguasai pasar properti dan siap untuk melakukan ekspansi, berbekal kekuatan teknologi, pengalaman mendalam, dan kemampuan operasional bisnis yang ekstensif. Memiliki neraca keuangan yang kuat akan membuat kami dapat bereaksi dengan gesit dan teguh terhadap potensi peluang merger and acquisition yang kami prediksi akan semakin berkembang,” jelas CEO 99 Group Darius Cheung.

99 Group mengoperasikan empat merek platform proptech yaitu 99.co, iProperty.com.sg, Rumah123.com, dan srx.com.sg. Dari data yang dibagikan, perusahaan telah mengalami pertumbuhan penjualan lebih dari 8x lipat sepanjang Q1/2019 hingga Q1/2022.

Di sisi lain, 99 Group juga telah mengalami pertumbuhan trafik lebih dari 4x lipat menjadi 30 juta per bulan di periode yang sama. Jumlah agen yang bergabung di Singapura telah tumbuh 2x lipat sejak akuisisi SRX. Sementara di Indonesia juga menjadi marketplace properti nomor satu yang paling dominan di Indonesia dengan lebih dari 70% pangsa pasar.

Di Indonesia, 99 Group dipimpin oleh Wasudewan. Menurut pemaparannya, pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi serta pengembangan inovasi produk untuk semakin mempermudah pencari serta pelaku industri properti.

“Saat ini kami tengah fokus mengembangkan pasar di beberapa kota besar di luar Jabodetabek yaitu Surabaya, Bandung, Solo, Semarang, dan Makassar. Harapannya, 99 Group Indonesia dapat menjadi bagian dari ekosistem properti di level regional dengan produk dan teknologi yang kita miliki. Misalnya saja produk Simulasi Gaji KPR yang dapat digunakan calon pembeli untuk mengetahui kemampuan mencicil rumah serta produk X-Value atau property price estimator tool yang memungkinkan pencari atau penjual properti untuk mendapatkan informasi estimasi harga properti dengan lebih cepat,” jelasnya.

Sebagai informasi juga, tahun 2018 lalu 99 Group mengakuisisi platform proptech lokal Urbanindo, untuk selanjutnya dilebur ke dalam situs 99.co.

Digitalisasi bisnis properti makin menarik

Di Indonesia sendiri, startup proptech sejenis telah berjamuran, khususnya mereka yang menyajikan layanan listing berbagai macam jenis properti. Salah satu pesaing terdekatnya adalah Lamudi; belum lama ini mereka mengumumkan akuisisi bisnis properti OLX Indonesia. Strategi ini merupakan bagian dari ambisi Lamudi untuk menjadi proptech terbesar di Indonesia.

Situs Rata-Rata Kunjungan (Apr-Jun 2022) Peringkat (Real-Estate)
99.co 20 juta+ (situs ini diakses secara regional,
spesifik dari Indonesia 78,05%)
#1
Rumah.com 3,7 juta+ #2
Rumah123.com 4,5 juta+ #3
Lamudi.co.id 1 juta+ #4

*Data trafik dan peringkat bersumber dari SimilarWeb, diakses per tanggal 29 Juli 2022 pukul 14.00 WIB

Tidak hanya berhenti pada platform listing properti saja, proptech telah berkembang lebih luas menawarkan kapabilitas yang lebih mendalam — baik dari sisi konsumen maupun pebisnis. Salah satu model bisnis yang berkembang pesat dewasa ini adalah digitalisasi proses KPR atau pembiayaan kepemilikan rumah. Beberapa platform mencoba mendemokratisasi sejumlah tahapan yang sebelumnya dianggap rumit dan memakan waktu — kendati tidak sampai ke proses pembiayaannya.

Tahun ini ada 4 startup yang mendapatkan dukungan investor untuk mematangkan produk digitalnya dalam membantu masyarakat mendapatkan KPR secara efisien, mereka adalah IDEAL, Tanaku, Ringkas, dan Pinhome. IDEAL misalnya, aplikasi yang dikembangkan membantu pengguna menghitung biaya dan cicilan pembiayaan properti secara detail sesuai dengan kebutuhan dan preferensi yang dimiliki. Mereka turut menyediakan sistem aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan pengajuan pembiayaan di beberapa bank sekaligus.

Platform seperti IDEAL terhubung langsung dengan perbankan yang memberikan kredit, sekaligus pengembang properti yang menjalankan proyek. Model bisnisnya berbasis komisi dari setiap pengajuan yang berhasil disetujui.

Kendati fokus bisnisnya lebih luas, platform legasi seperti 99.co sebenarnya juga sudah memiliki fitur serupa. Di situsnya saat ini ada menu KPR, di dalamnya termasuk kalkulator simulasi pinjaman dan layanan pengajuan pinjaman. Saat ini salah satu bank yang sudah menjadi mitra 99.co adalah BCA.

Menurut data, sejauh ini 75% pembelian rumah di Indonesia menggunakan metode KPR. Dengan literasi finansial yang minim, mayoritas pemohon mengalami kesulitan untuk memahami ketentuan yang ada, di samping prosesnya memang panjang. Di sisi pemberi pinjaman, sejumlah tahapan administratif juga dirasa kurang efektif.

Kesempatan ini yang coba dimenangkan oleh para startup, mengingat pada tahun 2021 industri KPR lokal bernilai $39 miliar dengan proyeksi pertumbuhan lima tahun ke depan 17%. Dan mayoritas pangsa pasarnya akan jatuh ke Gen Y dan Gen Z pada 10 tahun ke depan, sehingga digitalisasi dinilai akan diterima baik.

Model bisnis proptech

Secara umum, dari yang sudah ada saat ini, model bisnis proptech terbagi ke dalam tiga kategori utama. Yakni platform yang mendigitalkan pengalaman penggunaan properti, platform yang membagikan informasi seputar properti, dan platform yang menjembatani kebutuhan pembiayaan properti.

Tren menarik yang bisa ditangkap, sebuah platform proptech mencoba menghadirkan ekosistem menyeluruh yang saling terhubung. Menyajikan berbagai layanan secara terhubung dalam satu platform terpusat. Contohnya yang dilakukan 99.co, setelah pengguna mengeksplorasi proyek properti yang diinginkan, mereka bisa melanjutkan untuk memahami tentang opsi pembiayaan yang ada.

Ini sekaligus memperluas model mereka, tidak hanya C2C saja, melainkan masuk ke B2B dan B2B2C. Para platform akan terhubung juga dengan sistem yang dimiliki di sisi pengembang atau lembaga jasa keuangan.

Kendati demikian, inovasi proptech ternyata masih terus berkembang menyasar segmen-segmen yang belum terdigitalkan. Salah satu model bisnis yang juga bermunculan tahun ini adalah B2B Commerce yang mendigitalkan proses supply-chain bahan bangunan untuk pengembangan properti. Beberapa startup yang bermain di sini di antaranya Tokban, BRIK, dan GoCement.

Belum lama ini BRIK mendapatkan pendanaan awal 59 miliar Rupiah yang dipimpin AC Ventures. Sementara Go-Cement sebelumnya juga mendapatkan dukungan dari sejumlah investor, termasuk Arise Fund. Apa yang mereka kembangkan bertujuan untuk mempersingkat rantai distribusi bahan konstruksi melalui platform teknologi, menghubungkan pembeli dengan produsen bahan konstruksi secara efisien.

Model layanan lain yakni membantu pemilik properti untuk mengelola aset yang dimiliki, baik yang berbentuk indekos maupun apartemen. Platform seperti Travelio, Mamikos (Singgahsini), atau Rukita bermain di area tersebut. Selain informasi berupa listing, mereka membantu menyajikan pengalaman transaksi sewa secara lebih efisien.

Sebagai sebuah kebutuhan primer, produk hunian memang menjadi salah satu yang paling banyak diburu. Hadirnya inovasi digital ini, diharapkan bisa membantu berbagai kalangan masyarakat untuk mengatasi isu yang selama ini ditemui untuk memenuhi kebutuhan akan hunian — dari proses pencarian sampai dengan pembelian secara lebih mudah dan transparan.

Application Information Will Show Up Here

15 Startup Proptech Indonesia untuk Bantu Temukan Hunian Terbaik

Rumah atau hunian adalah kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Saat ini, banyak startup di bidang properti (proptech) Indonesia yang bisa diakses dengan mudah beserta banyak fitur yang ditawarkan.

Berikut ini daftar startup proptech yang bisa dimanfaatkan untuk menemukan hunian terbaik di Indonesia:

99.co

Startup properti Indonesia yang pertama adalah 99.co, berdiri sejak tahu 2014. Perusahaan yang satu ini berfokus pada mempermudah penggunanya untuk mencari berbagai jenis hunian. Lewat situs ataupun aplikasinya, pengguna bisa menjual ataupun membeli properti secara langsung.

Selain itu, fitur lain yang tersedia di 99.co seperti Kalkulator KPR untuk menghitung simulasi cicilan atau Pencarian Peta yang dapat mengetahui persebaran properti di seluruh Indonesia.

Beliruma

Startup yang satu ini memfasilitasi pengguna untuk pembiayaan properti yang diinginkan. Effendy Tanuwidjaya selaku CEO dari Beliruma ini mendirikan proptech ini pada tahun 2020. Beliruma juga berkolaborasi beberapa fintech agar lebih terintegrasi pada saat pembayaran dan mampu untuk membiayai property dengan menggunakan KPR.

Flokq

Flokq didirikan oleh Anand Janardhanan dan Harmeet Singh pada Agustus 2019. Startup tersebut telah mengelola ratusan unit kamar tersebar di berbagai lokasi di pusat bisnis Jakarta, seperti Mega Kuningan, Senayan, Rasuna Said, Sudirman, Semanggi, dan lainnya.

Flokq sendiri pada tahun 2021 mengakuisisi YukStay, Hal tersebut pastinya berdampak pada perushaan co-living di Indonesia. Akuisisi tersebut dilakukan flokq karena ingin membangun distribusi co-living agar lebih luas.

Jendala360

Jendela360 adalah startup property Indonesia yang menawarkan fitur Virtual Tour, yang memudahkan user untuk mengetahui aspek property tersebut dengan pengalaman yang menyenangkan. Startup proptech ini didirikan pada tahun 2016. 

Mamikos

Mamikos merupakan salah satu aplikasi pencari kos di Indonesia. Didirikan oleh Maria Regina Anggit Tut Pinilih pada 11 November 2015, Mamikos terus berkembang dan berusaha menjadi penghubung bagi pemilik kos dan pencari kos. Banyak beberapa fitur baru yang dimiliki oleh mamikos diantaranya adalah mamirooms dan singgahsini. Saat ini pendanaan mamikos berasal dari Softbank Venture Asia. 

NataProperty

NataProperty adalah startup yang didirikan oleh Benny Saputro (CEO), Sandra Vandhi (COO), dan Happy Murdianto (CMO) sejak tahun 2016 ini menawarkan solusi bagi para developer untuk mempermudah dalam mengelola penjualan proyek properti mereka. 

NataProperty menyiapkan ERP System, CRM, hingga aplikasi agen properti untuk developer. Melalui Sistem ERP yang dibangun terintegrasi dengan aplikasi, pengembang dapat menginput stok proyek properti, pembayaran konsumen, metode pembayaran, konstruksi, dan laporan keuangan.

Lamudi

Lamudi adalah situs yang membantu masyarakat yang sedang mencari informasi properti, baik yang sedang mencari rumah idaman, tanah, dan properti komersil atau lainnya.

Lamudi didirikan pada tahun 2014, Saat ini CEO Lamudi adalah Mart Polman. Fitur dari Lamudi sendiri sangat beragam ada Fitur Archive, Fitur Maps, Fitur Listing, dan Sebagainya.  

Pinhome

Pinhome adalah salah satu startup properti Indonesia yang mengeluarkan produk Pinhome-Properti, KPR, dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencari hunian idaman melalui gadget mereka.

Startup property yang satu ini didirikan oleh Dayu Dara Permata & Ahmed Aljunied pada tahun 2019. Pada April 2022, Pinhome medapatakan pendanaan seri B dengan total 719 Miliar Rupiah yang dipimpin oleh Goodwater Capital, Intudo Venture, Ribbit Capital, Eurazeo Smart City, Insignia Ventures Partners, Watiga Trust, Global Founders Capital dan sebagainya.

Pintuitive

Platform pencarian properti online berbasis map yang juga dapat melayani transaksi jual beli properti sewa, menjadi salah satu solusi banyak orang untuk mencari rumah Indonesia.

Transparansi lokasi properti yang belum didapatkan saat mencari rumah secara online di Indonesia telah dijawab dengan menggunakan layanan Pintuitive.

Pintuitive didiriakan oleh Irvan Ariesdhana pada tahun 2021, Fitur Pintuitive ini sangat terampil dan akurat untuk mencari lokasi perumahan atau properti.

Rentfix 

Rentfix adalah marketplace properti yang memungkinkan pemilik properti untuk menyewakan ruang dan mencari penyewa dengan kebutuhan sewa yang fleksibel dalam satu platform online terintegrasi.

Startup proptech yang satu ini didirikan pada tahun 2017 oleh Effendy Tanuwidjaya. Rentfix juga menggandeng Cicilsewa untuk memberikan pembayaran yang lebih terjangkau dan menarik.

Rukita

Rukita adalah startup property yang dibentuk untuk mendapatkan informasi co-living, baik yang berlokasi dekat kampus atau di tengah kota metropolitan. Mereka juga memiliki layanan RuOptions untuk membantu pemilik properti melakukan pengelolaan terpadu. Startup proptech ini didirikan pada tahun 2019 oleh Sabrina Soewatdy (Co-founder & CEO) dan Sarah Soewatdy (Co-founder & COO). 

Beberapa waktu lalu, Rukita juga baru saja mengakuisisi Infokost yang merupakan startup yang bergerak di bidang online listing untuk sewa hunian seperti indekos dan sejenisnya. Dalam keterangannya, melalui pengakuisisian ini Rukita menargetkan bakal memperluas cakupan bisnisnya untuk semakin memantapkan kiprahnya di industri proptech tanah air.

Ringkas

Startup proptech selanjutnya adalah ringkas, startup yang satu ini  menyederhanakan proses kepemilikan rumah adalah misi dari proptech yang satu ini. Prosesnya lebih cepat dan dapat diakses oleh semua orang. Tunggu kami untuk membantu Anda mewujudkan rumah impian.

Ringkas sendiri didirkan oleh Leroy Pinto bersama teman – temannya pada tahun 2019. Platform kredit hunian yang satu ini mendapatkan seed funding senilai 33 miliar Rupiah untuk mengekspansi bisnisnya yaitu proses kredit rumah berbasis digital. 

Rumah.com

Rumah.com adalah media online yang merupakan bagian dari PropertyGuru Group yang berkantor pusat di Singapura. Rumah.com memiliki komitmen yang kuat untuk membantu masyarakat Indonesia mewujudkan impian mereka memiliki rumah serta perumahan dan investasi.

Startup proptech ini didirikan oleh Lê Xuân Trường pada Agustus 2006 dan situs webnya mulai berjalan secara resmi di internet mulai tahun 2008. 

Rumah123.com

Rumah123.com adalah situs teknologi jual beli properti terdepan di Indonesia yang telah melayani jutaan orang sejak 2007, dan kini hadir dengan tagline baru, “Jual Beli Properti Lebih Mudah”. Startup proptech ini memiliki beberapa ragam fitur yang menarik di antaranya simulasi KPR dan cek kemampuan KPR.

Travelio

Travelio adalah perusahaan teknologi di Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk menyewa dan melakukan transaksi jual beli properti. Travelio menawarkan beragam properti mulai dari apartemen, rumah, dan vila. Inventaris properti kami tersedia di berbagai kota di Indonesia.

Startup proptech yang satu ini didirikan pada tahun2014 oleh Hendry Rusli. Untuk pendanaan terakhir. Travelio sendiri mendapatkan total dana senilai 253 Miliar Rupiah dalam putaran samsung venture pada tahun 2018.

Portal Property 99.co Acquired Singapore’s Property Sales and Data Provider Platform

99 Group, the parent company of 99.co Singapore and Indonesia, as well as several property portals in Southeast Asia, announced an acquisition of the property platform and real estate data provider Singapore Real Estate Exchange (SRX) with undisclosed value. It is said to take 99 Group as the leading player of the property market in Singapore within 18 months.

The agreement has signed on 7 November 2020. 99 Group will acquire all the shares of SRX through Streetsine Singapore Pte Ltd. The transaction is expected to be completed by the beginning of the first quarter of next year. All SRX employees will join the 99 Group, migration will begin in the coming weeks.

Joining SRX under the same flag as 99.co and iproperty.com.sg add strength in terms of a collection of listings, information, and various tools to support the parent in providing added value and competitive services to consumers and real estate professionals in Singapore.

In Indonesia, this business acquisition will also have a positive impact on the future for developers, agents, and property seekers. Here, after the acquisition of UrbanIndo, 99.co formed a joint venture company with Real Estate Australia (REA). Two property sites owned by REA, namely iproperty.com.sg and Rumah123.com, are managed by 99.co to win the Southeast Asian market.

99 Group’s CEO, Darius Cheung said SRX’s data analysis capabilities were very suitable for the 99 Group platform which currently places great importance on listing quality and content for users. He is optimistic, exclusive, and best-in-class technology, the SRX can enhance the 99 Group’s ability to launch different innovations.

“Reliable property data is very important. This is because property search continues to shift to the online realm, even though direct visits or open houses have been permitted again. This indicates that there has been a change in consumer behavior. The real estate industry certainly needs to digitize accordingly to meet the growing needs of consumers,” he said in an official statement, Tuesday (10/11).

SRX was founded in 2009, quickly proclaiming itself as a comprehensive property data provider in Singapore. One of the innovations is the AI ​​X-Value algorithm, which provides an instant and accurate prediction of the value of a property. This device is familiar to property agents and consumers alike.

Their other products, Analyzer and Home Report are also considered indispensable in today’s real estate industry.

Technology innovation amid pandemic

Related to changes in consumer behavior during the pandemic, Darius said that his party responded by developing technology that had been adapted to new habits. One of these is the option of virtually viewing ideal properties and using videos.

In addition, the company held the Singapore Property Show last month. This property exhibition is held online and has a service that allows the public to feel as if they are in a sample unit of 18 participant property projects in person. Also equipped with a narrative to add to the consumer experience.

In response to the incessant digital transformation in the process of buying and selling property. The company announced last September that it plans to recruit 100 technology staff over the next year to develop its product and engineering teams.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Portal Properti 99.co Akuisisi Platform Jual Beli dan Penyedia Data Properti di Singapura

99 Group, induk 99.co Singapura dan Indonesia, serta sejumlah portal properti di Asia Tenggara, mengumumkan akuisisi terhadap platform properti dan penyedia data real estate Singapore Real Estate Exchange (SRX) dengan nominal dirahasikan. Akuisisi ini diklaim menjadikan 99 Group sebagai pemimpin pasar properti di Singapura dalam kurun waktu 18 bulan.

Perjanjian jual beli telah diselesaikan pada 7 November 2020. 99 Group akan mengakuisisi semua saham SRX melalui Streetsine Singapore Pte Ltd. Transaksi diharapkan selesai pada awal kuartal pertama tahun tahun depan. Seluruh karyawan SRX akan bergabung bersama 99 Group, migrasi akan dimulai dalam beberapa pekan mendatang.

Bergabungnya SRX di bawah payung yang sama dengan 99.co dan iproperty.com.sg, kian menambah kekuatan dari segi kumpulan listing, informasi, dan berbagai perangkat untuk mendukung induk dalam memberikan nilai tambah dan layanan kompetitif kepada konsumen dan profesional real estate di Singapura.

Bagi bisnisnya di Indonesia, akuisisi ini juga membawa dampak positif pada masa mendatang untuk para pengembang, agen, hingga pencari properti. Di sini, pasca akuisisi UrbanIndo, 99.co membentuk perusahaan patungan bersama Real Estate Australia (REA). Dua situs properti milik REA, yakni iproperty.com.sg dan Rumah123.com, dikelola 99.co untuk memenangkan pasar Asia Tenggara.

CEO 99 Group Darius Cheung mengatakan kemampuan analisis data SRX sangat cocok untuk platform 99 Group yang saat ini sangat mengedepankan kualitas listing dan konten untuk para pengguna. Ia optimis, teknologi eksklusif dan terbaik di kelasnya, SRX dapat meningkatkan kemampuan 99 Group untuk meluncurkan inovasi yang berbeda.

“Data properti yang andal adalah hal yang sangat penting. Pasalnya, pencarian properti terus bergeser ke ranah online, meskipun kegiatan visit atau open house secara langsung telah kembali diizinkan. Ini menunjukkan suda ada perubahan dalam perilaku konsumen. Industri real estate tentu perlu melakukan digitalisasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang,” tuturnya dalam keterangan resmi, Selasa (10/11).

SRX didirikan pada 2009, dengan cepat mereka memproklamirkan dirinya sebagai penyedia data properti komprehensif di Singapura. Salah satunya inovasinya adalah algoritma AI X-Value, yang memberikan prediksi nilai dari sebuah properti secara akurat dan instan. Perangkat ini akrab di telinga agen properti dan konsumen.

Produk mereka lainnya adalah Analyzer dan Home Report juga dianggap sangat diperlukan dalam industri real estate saat ini.

Inovasi teknologi di tengah pandemi

Masih berkaitan dengan perubahan perilaku konsumen selama pandemi, Darius menuturkan pihaknya menjawabnya dengan mengembangkan teknologi yang telah disesuaikan dengan kebiasaan baru. Salah satu di antaranya adalah opsi meninjau properti idaman secara virtual dan menggunakan video.

Di samping itu, perusahaan menyelenggarakan Singapore Property Show pada bulan lalu. Pameran properti ini diselenggarakan secara online dan memiliki layanan yang memungkinkan masyarakat seolah tengah berada di unit contoh dari 18 proyek properti partisipan secara langsung. Dilengkapi pula dengan narasi untuk menambah pengalaman konsumen.

 

Dalam menjawab gencarnya transformasi digital dalam proses jual beli properti. Perusahaan telah mengumumkan pada September lalu mengenai rencana merekrut 100 staf teknologi selama setahun mendatang untuk mengembangkan tim produk dan tekniknya.

Application Information Will Show Up Here

Startup Proptech di Indonesia, dari Model Bisnis hingga Peta Persaingan

Startup teknologi di bidang properti, atau biasa disebut proptech (property technology), tampaknya tengah mendulang untung di tengah pertumbuhan jumlah masyarakat urban di Indonesia. Mereka coba mengakomodasi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal – paling banyak rumah atau apartemen. Sejauh ini, melihat yang sudah beroperasi di Indonesia, ada beberapa bentuk layanan yang ditawarkan.

Secara umum proptech  sendiri didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi untuk membantu pengguna melakukan pencarian, pembelian, penjualan, dan pengelolaan real estat. Saat ini bentuknya beragam, mulai dari situs listing properti, platform virtual reality untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sistem penyewaan, hingga pendanaan properti.

Model bisnis dan layanan

Ditinjau dari visinya, layanan proptech terbagi menjadi tiga kategori. Pertama ialah penggunaan teknologi untuk memberikan sentuhan digital di unit propertinya itu sendiri. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari penerapan sensor internet of things (IoT) hingga sistem pemantauan otomatis memanfaatkan kamera yang dilengkapi kecerdasan buatan.

Di tingkat global, berbagai perangka pendukung untuk smart home sudah banyak diproduksi, contohnya Switchmate yakni saklar pintar yang dapat dikendalikan melalui ponsel. Perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Google pun juga mulai memberikan fokus tersendiri untuk kebutuhan ini. Sementara di tingkat pengembang lokal memang belum banyak, namun sudah mulai bermunculan. Salah satunya produk kunci pintar yang diproduksi Sugar Tech.

Kedua ada platform penyewaan, ini jadi yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Mereka mencoba menyederhanakan proses bisnis dari hulu ke hilir. Mulai menyediakan wadah bagi pemilik properti untuk mempromosikan unitnya, memudahkan pengguna untuk menemukan properti sesuai kriterianya – beberapa platform menyediakan jasa konsultasi, hingga menjadi perantara dalam proses penyewaan.

Beberapa platform terkait di antaranya Lamudi, Travelio, Rumah123, 99.co, dan Rumah.com – kendati beberapa sajikan layanan dan fitur berbeda. Misalnya Travelio, berangkat dari layanan penyewaan kamar hotel, kini mereka akomodasi penyewaan rumah, vila, dan apartemen. Tidak hanya mengiklankan unit properti saja, mereka juga membantu pemilik melakukan pengelolaan dan operasional.

Baru-baru ini situs listing indekos Mamikos juga kenalkan layanan baru mereka berjuluk Mamirooms. Konsepnya sama, selain mempromosikan unit kamar yang tersedia, kini mereka membantu pemilik properti untuk melakukan pengelolaan. Termasuk di dalamnya meningkatkan standardisasi properti, operasional, hingga pemasaran.

Model Bisnis Startup Proptech

Model bisnis ketiga mengakomodasi aspek finansial. Mekanisme kredit sejauh ini masih jadi yang paling populer untuk transaksi jual-beli unit real estat. Untuk memudahkan prosesnya, beberapa startup mulai bermain di sana. Mulai dari membantu menyajikan komparasi dan kalkulasi, menjembatani akses kredit dengan perbankan, hingga menyajikan layanan p2p lending untuk membantu pembiayaan.

CicilSewa dan Gradana adalah dua contoh startup di bidang properti yang fokus pada pembiayaan. Layanan yang dihadirkan CicilSewa memberikan talangan untuk pembiayaan properti kepada pengguna. Sementara Gradana manfaatkan skema p2p lending untuk pinjaman kredit properti – termasuk memberikan pinjaman untuk melakukan pembayaran uang muka.

Peta persaingan startup proptech

Awal tahun 2018, pengembang situs properti asal Singapura 99.co resmi mengumumkan akuisisinya terhadap platform lokal Urbanindo. Berbentuk akuisisi penuh, kini tim dan produk Urbanindo dilebur ke dalam layanan 99.co Indonesia. Sejak resmikan kehadirannya di Indonesia, layanan 99.co terus tancap gas jadi platform untuk perantara transaksi jual-beli real estat.

Tak hanya berhenti di sana, pasca dapatkan pendanaan 216 miliar Rupiah, perusahaan jalin kerja sama strategi bersama REA Group, yang sebelumnya terlebih dulu akuisisi iProperty — termasuk di dalamnya platform Rumah 123. Melalui kemitraan tersebut kedua perusahaan bentuk joint venture untuk bersama-sama memenangkan bisnis proptech di Asia Tenggara.

REA turut memberikan investasi 113 miliar Rupiah untuk pengembangan bisnis. Pasalnya operasional bisnis iProperty di Singapura dan Rumah123 di Indonesia akan dikelola bersama. Co-Founder & CEO 99.co Darius Cheung akan memimpin.

Selain dua grup perusahaan tersebut, di Indonesia juga beroperasi unit bisnis milik PropertyGuru. Mereka menjalankan dua situs, yakni Rumah.com dan Rumahdijual.com yang diakuisisi pada akhir 2015 lalu. Di Indonesia, operasionalnya turut didukung konglomerasi EMTEK Group sebagai investor di putaran pendanaan seri D.

Lamudi juga turut jadi pengembang situs listing properti yang mengudara di Indonesia. Mereka hadir sejak tahun 2014. Satu tahun beroperasi, pada tahun 2015 perusahaan melakukan akuisisi platform PropertyKita. Selain di Indonesia, saat ini mereka juga beroperasi di Filipina. Sementara operasional Lamudi di Timur Tengah telah diakuisisi Emerging Markets Property Group pertengahan tahun ini.

Startup proptech di Indonesia

Jika ditarik benang merahnya, dari semua pemain yang memimpin pasar – salah satunya dinilai dari statistik kunjungan dan valuasi perusahaan – merupakan pemain regional. Model bisnisnya serupa, mengedepankan poin “sharing” dibumbui dengan menjual layanan promosi dan pemasaran bekerja sama dengan agen properti.

Pembiayaan properti

Bank BTN menjadi BUMN yang difokuskan untuk pembiayaan properti. Untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas, mereka mengembangkan konsep proptech melalui BTNProperti.co.id yang menyajikan listing lengkap dengan akses pembiayaan. Pada dasarnya situs-situs listing atau marketplace yang dibahas sebelumnya juga memberikan rekomendasi pembiayaan kredit melalui bank-bank yang menjadi mitra. Di Indonesia, hampir semua bank memiliki produk Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Ingin hadirkan akses menyeluruh, platform asal Singapura CloseBuy Asia Pasific beberapa bulan lalu resmikan kehadiran di Indonesia. Melalui aplikasi mobile, mereka dampingi pengguna memilih unit properti dan akses pembiayaan kredit melalui perbankan mitra. Inovasi yang cukup baru juga dihadirkan pemain lokal Gradana. Seperti disinggung sebelumnya, mereka integrasikan sistem p2p lending untuk pembiayaan, dengan sasaran pengguna dari kalangan masyarakat yang belum terlayani bank (unbankable).

Bentuk “Joint Venture” Bersama REA Group, 99.co Kini Pimpin Bisnis iProperty dan Rumah123

Pengembang layanan proptech 99.co kemarin (08/10) mengumumkan aksi perusahaan dalam “joint venture” bersama REA (Real Estate Australia) Group. Kesepakatan itu akan membawa dua kanal properti digital milik REA, yakni iProperty.com.sg (beroperasi di Singapura) dan Rumah123.com (beroperasi di Indonesia), dikelola 99.co untuk memenangkan pasar Asia Tenggara.

Dalam joint venture ini, REA juga menggelontorkan investasi US$8 juta untuk mendukung pengembangan dan pertumbuhan. Secara bisnis ketiga layanan akan menyatu, Co-Founder & CEO 99.co Darius Cheung akan memimpin.

Dalam siaran pers yang diterbitkan REA Group, disebutkan perusahaan joint venture didirikan melalui transfer/penggabungan bisnis 99.co, iProperty.com.sg, dan Rumah123. Pemegang saham 99.co saat ini, termasuk co-founder, Sequoia, pendiri Facebook Eduardo Saverin, Allianz X, MindWorks Ventures, East Ventures dan 500 Startups akan mendapat kepemilikan saham di perusahaan JV berjumlah 73%. REA Group akan menjadi pemegang saham terbesar dengan 27% kepemilikan saham.

Sebelumnya iProperty Group (induk perusahaan Rumah123.com) diakuisisi REA pada November 2015 lalu dengan total saham yang dibeli setara dengan AU$578 juta atau sekitar Rp 5,5 triliun.

“Kami datang untuk memimpin pasar. Ini adalah tonggak penting yang menempatkan kami sebagai portal properti nomor 1 di Indonesia dan sedang menuju nomor 1 di Singapura. DNA inovatif kami ditambah dengan pengalaman REA menjadikan ini sebagai kemitraan yang ‘mematikan’, belum pernah terjadi sebelumnya di Asia Tenggara,” sambut Darius.

Di awal tahun 2018, 99.co juga telah melakukan akuisisi penuh ke portal properti lokal UrbanIndo. Saat ini data sudah dimigrasikan penuh. Perusahaan makin agresif pasca Agustus 2019 lalu mendapatkan pendanaan seri B senilai $15,2 juta, dengan menempatkan wilayah Jabodetabek sebagai pasar utama mereka.

“Selama dua tahun terakhir kami mengagumi inovasi dan kecepatan yang dilakukan Darius dan timnya ke pasar yang mereka layani. Kombinasi hebat dari talenta, teknologi, keahlian digital, dan hubungan pelanggan yang kami miliki akan menambah kemampuan perusahaan untuk bersaing dan menang di Singapura dan Indonesia,” sambut CSO & CEO Asia Rea Group Henry Ruiz.

Di awal tahun ini, Rumah123 menunjuk Maria Herawati Manik untuk jadi Country Manager baru mereka, menggantikan Ignasius Untung. Bersama pemimpin baru, Rumah123 fokus meningkatkan pengalaman pengguna melalui inovasi digital yang dihadirkan.

Di wilayah regional, salah satu pesaing di bisnis ini adalah PropertyGuru. Mereka mengoperasikan beberapa layanan proptech di beberapa negara, termasuk Rumah.com di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

99.co Startup for Property Announces 216 Billion Rupiah Funding, Still Focused on Jabodetabek area in Indonesia

99.co website for property has recently announced Series B funding worth of $15.2 million (around 216.6 billion Rupiah). MindWorks Ventures and Allianz X led this round, followed by the previous investors, East Ventures, Sequoia India and Eduardo Saverin.
The fresh money is to be focused on the development and expansion of coverage in the core market, Singapore and Indonesia. Darius Cheung, 99.co‘s Co-Founder & CEO told DailySocial, they have acquired more than 2 million monthly users in Indonesia with over 150 thousand lists of property.
To date, 99.co still focused on Jabodetabek area in Indonesia although they’ve been operating in some other cities, such as Bandung, Surabaya, and Pekanbaru. This expansion becomes the company’s current strategic plan.
“In fact, we’re still focused on Jabodetabek for now. While we operating the business in other cities like Bandung, Surabaya, Pekanbaru and to be continuously expanding with Jabodetabek as the main focus,” he said.
In terms of transactions, 99.co still lean on the agent system. Cheung said they have 3 thousand agents registered and proceed more than 2,000 transactions.
“During 2019, we’ve established some software improvement for Indonesian agents, including a CRM system to increase productivity. In the second half this year, we’re to launch some product innovations for consumers,” he added.
Previously, in early 2018, 99.co made a movement by acquiring property portal, Urbanindo. The existing product and feature were transferred to 99.co per August 2018.
“We believe, the design-centric approach we used to solve the complicated process, also thorough technology for geo-location development and market data has brought us on lead and distinct,” Cheung said.

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here

Startup Properti 99.co Umumkan Pendanaan 216 Miliar Rupiah, di Indonesia Masih Fokus di Jabodetabek

Situs properti 99.co baru-baru ini mengumumkan telah mendapatkan putaran pendanaan putaran seri B senilai $15,2 juta (setara dengan 216,6 miliar Rupiah). Pendanaan dipimpin oleh MindWorks Ventures dan Allianz X dengan keterlibatan dari investor sebelumnya, yakni East Ventures, Sequoia India, dan Eduardo Saverin.

Hasil pendanaan akan difokuskan untuk pengembangan dan perluasan jangkauan di pasar inti mereka, yakni di kawasan Singapura dan Indonesia. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO 99.co Darius Cheung mengatakan bahwa sampai saat ini sudah ada lebih dari 2 juta pengguna bulanan di Indonesia, dengan lebih dari 150 ribu daftar properti.

Sejauh ini 99.co di Indonesia masih difokuskan untuk kawasan Jabodetabek. Kendati demikian, mereka sudah beroperasi di lokasi lain seperti Bandung, Surabaya dan Pekanbaru. Perluasan ke kota-kota lain dikatakan tengah menjadi agenda strategis perusahaan.

“Tentu saja, kami masih sangat fokus pada Jabodetabek untuk saat ini. Sementara kami beroperasi di sejumlah kota lain seperti Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kami berusaha untuk memperluasnya, sambil tetap fokus pada Jabodetakbek,” ujar Darius.

Untuk transaksi sendiri, 99.co masih mengandalkan sistem keagenan. Darius juga mengatakan, sejauh ini ada sekitar 3 ribu agen terdaftar dan selama setahun ke belakang telah menciptakan lebih dari 2000 transaksi.

“Selama tahun 2019 ini kami telah meluncurkan banyak peningkatan perangkat lunak untuk agen di Indonesia, termasuk sistem CRM untuk meningkatkan produktivitas mereka. Di paruh kedua tahun ini, kami akan merilis sejumlah inovasi produk di sisi konsumen,” terang Darius.

Sebelumnya pada awal tahun 2018 lalu, 99.co melakukan aksi perusahaan dengan melakukan akuisisi terhadap portal properti Urbanindo. Produk dan fitur Urbanindo diboyong ke 99.co per Agustus 2018 lalu.

“Kami percaya, pendekatan design-centric yang kami lahirkan untuk mengatasi masalah pencarian yang kompleks serta pengembangan teknologi yang mendalam pada pembuatan geo-location dan data pasar menjadikan kami unggul dan berbeda dari lainnya,” papar Darius.

Application Information Will Show Up Here

Property Commerce Portal UrbanIndo Officially Migrates into 99.co

Property commerce portal UrbanIndo announces an official domain migration to 99.co. It is due to the acquisition announcement in early 2018. Under a new brand, the company will make some moves to tighten its position as the leading property portal in Indonesia.

Gradually, 99.co sets up some features for users and partners convenience. These features are the results of 99.co and UrbanIndo collaboration – some are completely new, some are from UrbanIndo.

“As per today, we’ve been migrating website branding. It’s a beginning of the various innovations to be presented in the online property industry in Indonesia,” Irvan Ariesdhana, 99.co’s Country Manager, explained to DailySocial.

Ariesdhana claimed, 99.co currently has 1,5 million listing. About 1.45 million comes from the secondary listing from UrbanIndo, combination of sale and rental. The rest is a primary listing of 99.co.

Darius Cheung, 99.co’s CEO, separately said that the rebranding is a right foundation for the development and a better step in the future.

“Therefore, it’s possible in 3-5 years later, 99.co will be written as the number one website for property related commerce, rental, financial, and other services in Indonesia and Singapore,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Portal Jual Beli Properti UrbanIndo Resmi Migrasi Domain ke 99.co

Portal jual beli properti UrbanIndo mengumumkan peresmian migrasi domain ke 99.co per hari ini (30/7). Upaya ini dilakukan pasca pengumuman akusisi di awal tahun 2018 lalu. Di bawah brand baru, perusahaan akan mulai melancarkan sejumlah strategi untuk mengukuhkan posisinya sebagai portal properti terdepan di Indonesia.

Secara bertahap, 99.co menyiapkan sejumlah fitur untuk kenyamanan para pengguna maupun mitra. Fitur tersebut adalah hasil kombinasi 99.co dan UrbanIndo — ada yang benar-benar baru, ada yang dari eks UrbanIndo.

“Per hari ini, kita sudah migrasi branding di website. Migrasi ini adalah tahap awal dari berbagai inovasi yang akan ditunjukkan perusahaan dalam industri properti online di Indonesia,” terang Country Manager 99.co Indonesia 99.co Irvan Ariesdhana kepada DailySocial.

Irvan mengklaim, kini 99.co memiliki sekitar 1,5 juta listing. Diperkirakan sekitar 1,45 juta listing berasal dari secondary listing dari UrbanIndo, campuran antara jual dan sewa. Sisanya adalah primary listing yang berasal dari 99.co.

Secara terpisah dari pengumuman di situs 99.co, CEO 99.co Darius Cheung mengatakan rebranding ini merupakan fondasi yang tepat untuk pertumbuhan adn menjadi langkah baik di masa yang akan datang.

“Sehingga bukan tidak mungkin jika dalam kurun waktu 3-5 tahun mendatang, 99.co mampu mengukuhkan namanya sebagai situs jual beli, sewa, urusan keuangan, dan segala layanan terkait properti pilihan nomor satu di Indonesia dan Singapura,” terang Darius.