Traveloka Mungkin Telah Akuisisi Rivalnya Pegipegi Awal Tahun Ini

Pada Januari 2018, Recruit Holdings Jepang, perusahaan induk dari Pegipegi (Indonesia), Mytour (Vietnam), dan TravelBook (Filipina) telah melepaskan ketiga perusahaan ke perusahaan cangkang yang berbasis di Singapura Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd (Jet Tech). Setelah ditelusuri, Jet Tech ternyata berkaitan dengan Traveloka, salah satu startup OTA terkemuka di Asia Tenggara.

Recruit Holdings memutuskan untuk menjual bisnis perjalanan online-nya karena pasar yang kompetitif dari bisnis OTA di wilayah tersebut. Mereka kembali fokus ke bisnis intinya, yaitu mengembangkan produk SaaS tenaga kerja. Perusahaan belum lama ini telah mengakuisisi Glassdoor, portal pencarian kerja terkemuka asal Amerika.

Menurut ‘Pemberitahuan Perubahan’ dari Recruit Holdings, ketiga perusahaan tersebut dijual seharga $66,8 juta (lebih dari 900 miliar rupiah). Di informasi tersebut, Hendrik Susanto terdaftar sebagai Direktur Jet Tech. Hal ini menjadi petunjuk pertama hubungan antara Jet Tech dan Traveloka.

Susanto saat ini menjabat sebagai Chief Strategy and Investment Officer Traveloka. Sebelum bergabung dengan Traveloka pada bulan September 2017, ia bekerja di bisnis manajemen investasi selama lebih dari 20 tahun. Posisi terakhir yang ia tempati adalah CEO Ancora Capital Management.

Jet Tech didirikan pada pertengahan tahun 2017. Bukan hal yang mengagetkan ketika kami mengetahui bahwa Jet Tech dan Traveloka Pte Ltd berlokasi di alamat yang sama di Singapura.

Penelusuran singkat di LinkedIn mengungkapkan bahwa “karyawan” Jet Tech termasuk Kevin Sandjaja dan Serlina Wijaya. Keduanya sekarang menjabat sebagai pemimpin Pegipegi, yaitu masing-masing sebagai CEO dan Head of Marketing. Sebelumnya, mereka bekerja untuk Traveloka, Kevin sebagai Product Manager sedangkan Serlina menjadi bagian tim Marketing dan Analytics.

Dalam jajaran petinggi Mytour Vietnam, kami menemukan setidaknya dua karyawan Traveloka dalam tim. Satu orang memimpin tim Marketing, sementara yang lain berfungsi sebagai Konsultan Teknologi.

Sebagai platfom OTA terkemuka di kawasan ini, Traveloka kini telah tersedia di 6 negara Asia Tenggara. Perusahaan dikabarkan tengah dalam penjajakan pendanaan senilai $400 juta (sekitar 6 triliun Rupiah) dari GIC Singapura dengan valuasi $4 miliar (60 triliun Rupiah).

Belum lama ini, mantan CTO dan Co-founder perusahaan Derianto Kusuma, memutuskan hengkang demi membangun bisnis yang berbeda.

Menurut survei OTA dari DailySocial (2018), Traveloka adalah layanan OTA paling populer di Indonesia, sementara Pegipegi menjadi yang populer ke-3. Pada tahun 2016, penjualan bersih Pegipegi mencapa lebih dari 424 miliar rupiah.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Traveloka May Have Acquired Rival Pegipegi Early This Year

On January 2018, Japan’s Recruit Holdings, the parent company of Pegipegi (Indonesia), Mytour (Vietnam), and TravelBook (Philippines) have divested the companies to Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd (Jet Tech), a Singapore-based shell company. Later we understand that Jet Tech may relate to Traveloka, Southeast Asia’s leading OTA startup.

Recruit Holdings decided to sell its online travel business because of the competitive market of OTA business in the region. It refocuses into its core business, maintaining SaaS HR product. The company recently acquired US-based leading job-related portal Glassdoor.

According to Recruit Holdings’ Notification of Change, the three companies are sold for $66.8 million (more than 900 billion Rupiah). Hendrik Susanto is listed as Jet Tech’s Director. This is the first clue that lead to relation between Jet Tech and Traveloka.

Susanto is currently served as Traveloka’s Chief Strategy and Investment Officer. Before joining Traveloka in September 2017, he was in the investment management industry for more than 20 years. His last position was the CEO of Ancora Capital Management.

Jet Tech was founded in the mid 2017. It’s not a surprise we figure out that Jet Tech and Traveloka Pte Ltd’s registered address in Singapore are located at the same address.

A little investigation in LinkedIn reveals that “employees” of Jet Tech include Kevin Sandjaja and Serlina Wijaya. Both are now leading Pegipegi as CEO and Head of Marketing respectively. Previously they’re working for Traveloka, Sandjaja as Product Manager, while Wijaya was in Marketing and Analytics.

In Mytour Vietnam, we found out at least two Traveloka employees currently helping the team. One is leading the Marketing department, while the other serves as Tech Advisor.

As the leading OTA platform in the region, Traveloka has been available in 6 Southeast Asian countries. The company is said to be looking to raise $400 million funding from Singapore’s GIC with $4 billion valuation.

Recently, company’s former CTO and co-founder, Derianto Kusuma, has decided to left the company to build new non-competing business.

According to DailySocial’s OTA survey (2018), Traveloka is the most popular OTA service in Indonesia, while Pegipegi is the 3rd most popular. Pegipegi’s net sales in 2016 reached more than 424 billion Rupiah.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Lima Hal yang Perlu Diterapkan Agar Startup Diakuisisi

Banyak alasan mengapa pada akhirnya pemilik startup memilih untuk diakuisisi, di antaranya adalah untuk mendapatkan keuntungan atau berencana mendirikan startup lainnya, mereka yang kemudian memilih keputusan tersebut juga dikenal dengan sebutan ‘serial entrepreneur.’

Mendirikan startup dengan tujuan akhir di akuisisi sudah menjadi hal yang umum di kalangan pelaku startup. Untuk itu jika saat ini startup Anda telah menjalankan bisnis yang cukup positif dan berencana untuk melakukan exit dengan cara diakuisisi, ada beberapa cara tepat yang perlu untuk diterapkan.

Memiliki pasar yang menjanjikan

Startup yang baik adalah mereka yang memiliki layanan atau produk yang disukai oleh banyak orang, artinya sebelum Anda memutuskan untuk melancarkan rencana startup diakuisisi, pastikan dulu produk Anda disukai dan telah memiliki jumlah pelanggan yang banyak dan terus bertambah. Pada akhirnya pihak yang nantinya akan mengakuisisi startup Anda berharap akan mendapatkan keuntungan dengan mengakuisisi startup Anda. Semakin banyak jumlah pelanggan yang Anda miliki semakin besar kesempatan startup Anda diakuisisi.

Produk digunakan setiap hari

Salah satu jenis startup favorit yang menjadi incaran dari investor adalah, startup yang memiliki produk atau layanan yang dibutuhkan dan digunakan oleh orang banyak setiap harinya. Dengan demikian memang terbukti bahwa produk yang dibuat bersifat esensial dan diperlukan setiap harinya untuk mempermudah dan membantu kehidupan orang banyak. Hal tersebut yang kemudian menarik perhatian investor dan perusahaan yang akan mengakuisisi, yaitu jika startup bisa menciptakan hubungan baik dan berkelanjutan dengan pelanggan yang tentunya bisa menambah pendapatan setiap harinya.

Produk yang menarik dan mudah digunakan

Sudah banyak startup hingga perusahaan teknologi yang menginvestasikan uang mereka untuk membuat produk yang menarik, bermanfaat dan tentunya mudah digunakan. Menjadi hal yang percuma jika Anda telah menerapkan teknologi terkini namun sulit untuk diadopsi oleh pengguna. Untuk itu jika Anda berencana untuk menarik perhatian pihak terkait untuk mengakuisisi startup, pastikan produk yang Anda buat mudah untuk digunakan.

Memiliki tim yang solid

Salah satu alasan utama perusahaan kemudian memutuskan untuk mengakuisisi startup adalah talent atau anggota tim yang solid dan berbakat. Untuk itu jika saat ini Anda merasa telah memiliki anggota tim yang memiliki kapabilitas yang prima dan tentunya saling mendukung, tidak akan sulit untuk menarik perhatian perusahaan besar yang tepat untuk kemudian mengakuisisi startup.

Bisa mengelola keuangan dengan baik

Jika saat ini startup Anda mampu mengelola pengeluaran dengan baik dan mampu mengontrol terjadinya pemborosan, bersiaplah untuk dilirik oleh investor hingga perusahaan yang berniat untuk mengakuisisi startup Anda. Startup yang baik dan ideal adalah startup yang mampu menunjukkan profit dengan stabil dan juga mampu untuk menekan pengeluaran dengan baik. Untuk itu sebagai pemilik startup dan pimpinan, Anda wajib untuk mencermati kegiatan finansial di startup Anda dengan seksama.

Daum Kakao Resmi Akuisisi Path (UPDATED)

Country Manager Path Indonesia William Tunggaldjaja diekspektasikan akan menjadi bagian tim KakaoTalk yang baru setelah akuisisi / DailySocial

Setelah sebulan lalu Re/code mengungkapkan kemungkinan Path diakuisisi oleh Daum Kakao, hal tersebut sekarang resmi diumumkan. Tak hanya Path, Daum Kakao juga mengambil Path Talk. Path dan Path Talk akan tetap seperti mereka sekarang, berjalan sebagai entitas terpisah. Kebanyakan pengguna Path, dari 10 juta pengguna aktifnya, tinggal di negara-negara Asia Tenggara, kebanyakan di Indonesia.

Continue reading Daum Kakao Resmi Akuisisi Path (UPDATED)

Daum Kakao Officially Acquired Path

William Tunggaldjaja will now be part of KakaoTalk's team / DailySocial

That’s fast. After about a month ago Re/code unveiled the possibility of Path getting acquired by Daum Kakao, it’s now official. Not only Path, it takes over Path Talk as well. Path and Path Talk for now will be as they are today, working as separate entity. Path’s majority users, of 10 million active users, live in Southeast Asia countries, mostly in Indonesia.

Continue reading Daum Kakao Officially Acquired Path

Yello Mobile Acquired Adtech Company Adplus

South Korea-based Yello Mobile announced that they’ve just finalized the acquisition of Adplus’ major shares. This is Yello Mobile’s second acquisition in Indonesia, after previously snapped price comparison startup PriceArea about a year ago. After the completion of this acquisition, Adplus would be expected to do the regional expansion and develop global development strategy. Continue reading Yello Mobile Acquired Adtech Company Adplus

Yello Mobile Akuisisi Perusahaan Teknologi Periklanan Adplus

Ilustrasi Persetujuan Akuisisi / Shutterstock

Yello Mobile yang berbasis di Korea Selatan mengumumkan akuisisi terhadap mayoritas saham perusahaan teknologi periklanan Adplus. Akuisisi ini adalah kali kedua bagi Yello Mobile di Indonesia, setelah hampir satu tahun yang lalu mengakuisisi layanan pembanding harga PriceArea. Setelah akuisisi ini, Adplus akan didorong untuk berekspansi ke kawasan regional dan memiliki strategi pengembangan global.

Continue reading Yello Mobile Akuisisi Perusahaan Teknologi Periklanan Adplus