Photoshop Versi iPad Kini Dilengkapi Fitur Select Subject Berbasis AI

Adobe resmi merilis Photoshop versi iPad pada bulan November lalu, dan dalam kurun waktu yang singkat, mereka sudah meluncurkan pembaruan yang cukup signifikan. Pada versi terbarunya, Photoshop di iPad kini dilengkapi fitur Select Subject berbasis AI.

Fungsi fitur ini sama persis dengan yang ada di Photoshop versi desktop sejak tahun 2018. Dengan satu kali klik saja, berbagai subjek pada foto dapat diseleksi secara presisi, entah itu orang, hewan, ataupun benda mati. Usai diseleksi, pengguna bisa dengan mudah menghapus background dan menggantinya dengan yang lain.

Seperti yang saya bilang, fitur ini dimungkinkan berkat keterlibatan AI Adobe Sensei. Dipadukan dengan algoritma machine learning yang telah dilatih dengan segudang gambar yang berbeda, Sensei pun mampu mengenali beraneka ragam objek. Adobe juga memastikan bahwa kinerjanya akan terus disempurnakan seiring waktu, khususnya saat dihadapkan dengan bagian-bagian yang kompleks seperti rambut atau bulu.

Photoshop for iPad Select Subject

Hebatnya lagi, Select Subject diklaim berlangsung nyaris secara instan, bahkan pada versi iPad-nya sekalipun. Fitur ini jelas akan semakin mempermudah kegiatan menggabungkan dua gambar, satu sebagai subjek, satu lagi sebagai background-nya.

Juga menarik adalah bagaimana Select Subject dapat bekerja bersama fitur Cloud Documents. Jadi semisal Anda melakukan seleksi di perangkat desktop, Anda bisa melanjutkannya langsung di iPad tanpa harus melakukan exportimport terlebih dulu, dan Adobe pun memastikan hasil editannya akan sama persis.

Sumber: Adobe.

Adobe Pamerkan Smooth Operator, Fitur Cropping Otomatis untuk Video Vertikal

Suka atau tidak, video vertikal sudah menjadi tren. Buktinya bisa kita lihat dari peluncuran platform IGTV bulan Juni lalu. Kemudian, YouTube juga telah memperbarui tampilan web-nya agar bisa beradaptasi dengan beragam aspect ratio, termasuk tentu saja video vertikal.

Buat kreator konten yang tertarik memublikasikan karyanya di IGTV, mereka pada dasarnya punya tiga opsi: 1) membuat video yang benar-benar baru dengan orientasi vertikal, 2) mengunggah video lamanya (dengan aspect ratio 16:9 standar) tapi harus tabah melihat blok hitam besar di bagian atas dan bawah video ketika disajikan dalam format vertikal, atau 3) mengedit videonya secara manual agar benar-benar optimal dalam format vertikal.

Dari ketiga opsi tersebut, opsi kedua jelas yang paling tidak ideal. Opsi pertama jauh lebih rasional, tapi ini berarti konten lama mereka tidak bisa mendulang view di IGTV. Opsi ketiga bisa menjadi solusi atas masalah ini, akan tetapi proses penyuntingannya cukup menyulitkan dan butuh waktu.

Kabar baiknya, Adobe tengah menggodok fitur bernama “Smooth Operator” yang bisa mengatasi dilema video vertikal ini. Fitur ini masih dikategorikan prototipe, akan tetapi Adobe tidak segan mendemonstrasikan kebolehannya di konferensi Adobe MAX baru-baru ini.

Adobe Project Smooth Operator

Smooth Operator pada dasarnya merupakan fitur cropping video yang mengandalkan kecerdasan AI Adobe Sensei. Dalam implementasinya, Sensei memerhatikan sejumlah faktor yang dinilai sebagai bagian penting dari suatu video.

Selanjutnya, area yang di-crop akan berpindah-pindah dengan sendirinya mengikuti pergerakan bagian yang dinilai penting itu tadi, yang sering kali merupakan subjek video. Subjek videonya pun tidak harus satu, Sensei dengan pandai dapat memutuskan kapan harus mengarahkan area yang di-crop ke subjek A dan kapan ke subjek B.

Adobe sejauh ini belum punya rencana untuk merealisasikan fitur ini pada produknya. Andai jadi, Smooth Operator jelas bakal sangat ideal disematkan pada aplikasi Premiere Rush CC yang bisa dibilang mobile-oriented.

Untuk lebih jelasnya mengenai Smooth Operator, Anda bisa tonton sendiri demonstrasinya pada video di bawah ini.

Sumber: Engadget dan Adobe.

Adobe Lightroom Andalkan AI untuk Menghasilkan Editan Foto Profesional Secara Otomatis

Mayoritas pengguna Adobe Lightroom adalah mereka yang lebih percaya dengan penglihatannya sendiri ketimbang fitur Auto Enhance dan sejenisnya dalam mengedit foto. Namun mengingat Lightroom juga tersedia di perangkat Android dan iOS, kalangan konsumennya otomatis bertambah luas, mencakup mereka yang awam dalam hal sunting-menyunting foto.

Untuk pengguna awam, yang dibutuhkan biasanya adalah fitur penyuntingan otomatis. Lightroom sebenarnya sudah lama menawarkan fitur penyuntingan otomatis, akan tetapi berkat update terbaru dari Adobe, hasilnya dijamin jauh lebih baik. Ini dikarenakan fitur Auto Settings pada Lightroom versi terbaru sudah ditenagai oleh AI Adobe Sensei.

Sensei pada dasarnya akan menganalisis foto yang sedang edit, lalu membandingkannya dengan database berisikan puluhan ribu foto yang diedit oleh para profesional. Tujuannya adalah untuk menghasilkan editan yang lebih bagus dan profesional ketimbang sebelumnya, seperti yang bisa Anda lihat sendiri perbandingannya pada gambar di atas.

Bagian terbaiknya, fitur Auto Settings berbasis AI ini bakal tersedia pada semua versi Lightroom, termasuk Lightroom CC versi iOS dan Android, serta Lightroom Classic. Saya pribadi menilai tidak hanya konsumen awam yang bakal diuntungkan, fotografer profesional pun juga bisa menghemat waktu dengan memanfaatkan fitur ini sebelum mengeditnya lebih lanjut.

Lightroom Tone Curve

Di samping integrasi Adobe Sensei pada Auto Settings, pengguna Lightroom CC versi desktop juga dapat menikmati fitur-fitur seperti Tone Curve, Split Toning dan tampilan full screen pada versi terbarunya. Mereka kini juga bisa mengedit waktu pengambilan setiap foto, sangat berguna ketika mereka lupa mengubah pengaturan waktu di kamera.

Beralih ke versi Android-nya, pengguna dapat memanfaatkan fitur app shortcut bawaan Android Nougat untuk membuka Lightroom dan langsung masuk ke mode tertentu dengan menyentuh dan menahan icon aplikasinya. Adobe juga tidak lupa menyediakan kontrol yang lebih lengkap untuk memanajemen storage.

Terakhir, untuk versi iOS-nya, pengguna sekarang bisa membubuhkan watermark pada foto yang diedit menggunakan Lightroom. Selain itu, Adobe juga mengklaim peningkatan kualitas foto HDR yang diambil dengan Lightroom versi iOS.

Sumber: Adobe.

Adobe Gunakan AI untuk Memisahkan Subjek Foto dari Latarnya dengan Satu Klik Saja

Menjelang bulan terakhir tahun 2017 ini, kita sudah melihat bagaimana istilah machine learning atau artificial intelligence (AI) diasosiasikan dengan banyak hal, seakan-akan semuanya bisa jadi lebih baik dengan keterlibatan AI. Pada kenyataannya, penerapan AI memang bisa membawa dampak yang signifikan, seperti yang Adobe buktikan berikut ini.

Mereka baru saja mengumumkan fitur baru bernama “Select Subject” yang bakal meluncur ke Photoshop CC. Fitur ini pada dasarnya memanfaatkan kapabilitas AI Adobe Sensei untuk memisahkan subjek foto dari latarnya hanya dengan satu klik saja.

Adobe Photoshop CC Select Subject

Selama ini, cara yang pengguna pakai biasanya melibatkan tool Quick Selection, Magic Wand, Pen atau Lasso. Semuanya terbukti cukup efektif, hanya saja ketika dihadapkan dengan detail-detail kompleks pada subjek seperti rambut atau bayangan, pengguna jadi harus melakukan langkah editing ekstra.

Select Subject bermaksud untuk menyederhanakan proses editing secara keseluruhan, di mana dengan satu klik pengguna sudah bisa menyeleksi subjek secara maksimal, dan kalau pun diperlukan langkah ekstra, tetap tidak sebanyak dan serumit menggunakan tool lainnya.

Adobe Photoshop CC Select Subject

Adobe mengklaim bahwa detail-detail kompleks di sekitar subjek bukanlah masalah besar berkat kemampuan Sensei mengenali masing-masing subjek dalam foto. Fitur ini sejatinya bisa menjadikan hampir semua kalangan sebagai ahli dalam urusan cropping subjek dari latarnya.

Meski Adobe menjanjikan kehadiran fitur ini di Photoshop CC, sejauh ini masih belum ada jadwal rilis pasti yang mereka berikan terkecuali “dalam update yang akan datang”.

Sumber: PetaPixel.

Adobe Pamerkan Aplikasi Mobile yang Bisa Memperbaiki Foto Selfie

Machine learning atau mesin pembelajaran merupakan salah satu ide cemerlang yang bakal membuat piranti lunak makin berdaya guna dan pintar. Walhasil, aplikasi-aplikasi tersebut secara otomatis memberikan lebih banyak opsi dan kemudahan kepada para pengguna. Facebook, Google, Microsoft dan sejumlah perusahaan teknologi papan atas dunia sudah mulai serius dan fokus mengembangkan teknologi ini. Dan Adobe rupanya tak ingin duduk di kursi belakang sebagai penonton.

Baru-baru ini Adobe merilis video demonstrasi cara kerja sebuah aplikasi mobile yang mempunyai kemampuan memperbaiki jepretan foto selfie menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan machine learning. Aplikasi tersebut menggunakan platform AI bernama Adobe Sensei yang pertama kali diumumkan pada bulan November 2016 lalu. Platform yang sama digunakan di tool Creative Cloud dan layanan Marketing and Document Cloud.

Dalam video berdurasi 1 menit-an tersebut Adobe menunjukkan potensi kapabilitas yang dipunyai Sensei sebagai aplikasi edit foto pintar di perangkat smartphone. Video tersebut mempertontonkan bagaimana aplikasi yang belum punya nama itu memperbaiki foto selfie yang diabadikan melalui kamera.Video demo menayangkan bagaimana pengguna dapat menambahkan background blur dengan tingkatan yang diinginkan, menyesuaikan sudut pandang dengan menggeserkan kepala di dalam foto dan bahkan memperbaiki distorsi lensa sehingga membuat foto terlihat lebih akurat.

Bukan hanya itu, pemeran dalam video tersebut juga memperlihatkan bagaimana ia mengaplikasikan Style yang dapat ditemukan di dalam platform dengan hanya sekali sentuh. Hebatnya lagi, pengguna bahkan dapat mereplikasi sebuah foto dan menerapkannya ke foto selfie dirinya. Fitur ini disebut dengan Style Transfer. Foto sampel bahkan dapat dicari di platform yang berbeda, misalnya Google Image. Pengguna cukup menyentuh foto yang ia sukai, kemudian aplikasi Adobe akan menyalin dan menerapkannya ke foto selfie pengguna. Mengesankan, bukan?

Hampir sebagian besar fitur yang ada di video teaser ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Adobe. Tetapi, kala itu diterapkan dengan menggunakan perangkat komputer desktop. Ini adalah kali pertama Adobe mendemonstrasikan kemampuan tersebut di sebuah perangkat smartphone.

Kendati terlihat matang dan siap pakai, namun belum jelas kapan dan apakah Adobe berencana merilis aplikasi inovatifnya tersebut ke publik dalam waktu dekat.

Sumber berita Techcrunch, Gizmodo dan gambar header Adobe.