Berkat Gadget Ini, Grafik yang Dihasilkan Nintendo Switch Bisa Kelihatan Lebih Mulus di TV 4K

Keterbatasan hardware milik Nintendo Switch membuatnya kurang ideal ditandemkan dengan TV 4K dalam posisi docked. Tidak jarang, beberapa bagian pada gambar tampak agak kabur di TV 4K, belum lagi bagian-bagian pinggir objek yang kelihatan bergerigi karena tidak adanya anti-aliasing.

Bahkan Switch OLED yang lebih baru pun tidak luput dari problem ini, sebab model tersebut memang tidak membawa peningkatan performa sama sekali. Solusinya? Ganti TV Full-HD. Oke, saya bercanda. Yang mungkin lebih masuk akal adalah dengan membeli perangkat bernama Marseille mClassic berikut ini.

Oleh pengembangnya, perangkat ini dideskripsikan sebagai pengolah grafis eksternal buat Switch maupun sejumlah konsol lain. Pada praktiknya, ia merupakan sebuah adaptor HDMI canggih yang dibekali chip pengolah khusus. Chip tersebut bertugas meng-upscale resolusi sekaligus menerapkan teknik anti-aliasing, sehingga pada akhirnya gambar yang tersaji di TV bisa kelihatan lebih tajam.

Perlu dicatat, proses upscaling-nya tidak akan secara ajaib menyulap resolusi 720p menjadi 4K begitu saja, melainkan berlangsung secara bertahap, semisal 720p ke 1080p, atau 1080p ke 1440p. Namun meski output yang tersaji bukanlah 4K, gambar yang dihasilkan saat menggunakan mClassic tetap akan terlihat lebih tajam ketimbang ketika konsol dicolokkan ke TV secara langsung.

Istimewanya, ini semua diwujudkan tanpa menambah latensi yang berarti, sehingga gameplay bakal tetap berjalan mulus seperti biasanya. Cara penggunaannya sendiri terkesan sangat mudah: pasangkan mClassic ke port HDMI milik konsol (bisa dengan bantuan kabel extension jika perlu), sambungkan mClassic ke sumber listrik via USB, lalu sambungkan kabel HDMI (versi 2.0 atau atasnya) dari mClassic ke TV.

Kalau lampu indikatornya sudah menyala hijau, berarti upscaling-nya sudah aktif. Geser lampu sekaligus tuas tersebut ke kanan, maka yang menyala adalah warna biru, dan ini menandakan perangkat sedang berada dalam mode Retro yang ditujukan untuk konsol-konsol lawas dengan output aspect ratio 4:3. Geser ke paling kiri, maka lampunya akan mati, yang berarti perangkat tidak sedang melakukan pemrosesan apa-apa.

Di situs resminya, Marseille mClassic dijual seharga $100, cukup mahal untuk sebuah aksesori buat Nintendo Switch. Kendati demikian, kalau Anda rutin menggunakan Switch dalam posisi docked di TV 4K, produk ini mungkin bisa jadi pertimbangan untuk sedikit memanjakan mata.

Sumber: Tom’s Guide.

Genki Covert Dock Memungkinkan Nintendo Switch Dinikmati Secara Portable di Depan TV

Tak lama setelah Switch meluncur, Nintendo mengungkap fakta menarik terkait console hybrid mereka itu. Ternyata sebagian besar gamer lebih suka menggunakan perangkat di mode handheld ketimbang di depan TV. Hal ini menunjukkan bagaimana portabilitas menjadi faktor pertimbangan utama konsumen saat membeli Switch, tentu saja selain adanya game-game eksklusif Nintendo.

Namun ada kompensasi dari bermain Switch secara handheld. Tanpa dukungan docking dan layar televisi, kualitas visual konten jadi berkurang. Namun sepertinya konsumen sama sekali tak keberatan dengan hal tersebut, bahkan kondisi ini malah menyemangati Nintendo untuk menggarap varian Lite. Namun khusus Anda yang sudah mempunyai versi standar, tim Human Things telah menyiapkan aksesori unik bernama Genki untuk membuat pengalaman bermain Switch jadi lebih leluasa.

Human Things menyadari bahwa faktor portabilitas jadi hilang ketika Switch ditambatkan pada unit docking atau saat baterainya sedang diisi ulang. Genki Covert Dock sejatinya adalah versi portable dari dock standar. Aksesori ini memungkinkan kita menikmati game-game Nintendo secara ringkas, sempurna jika Anda dan kawan-kawan ingin bermain bersama tanpa dibatasi kendala mungilnya layar Switch.

Genki 2

Pengoperasian Genki sangat mudah. Pertama-tama, Anda perlu mencolokkan aksesori ini ke sumber listrik. Selanjutnya sambungkan Switch via kabel, dan jangan lupa pula pasang kabel HDMI dari televisi ke Genki Covert Dock. Genki menyimpan segala konektivitas fisik dan fitur esensial yang kita butuhkan. Di sana ada slot USB type-C, port USB 3.1, HDMI, lalu bagian colokan listriknya pun bisa dilipat.

Genki 4

Genki Covert Dock mempunyai dimensi 60x44x33-milimeter dan berbobot hanya 69-gram. Wujud mungil dan berat yang minimal ini memastikannya mudah untuk dibawa-bawa. Dengan menggunakannya, Switch mampu menghidangkan konten secara maksimal di resolusi full-HD, bukan 720p seperti ketika dimainkan di mode handheld. Port USB 3.1 di sana juga menyimpan kemampuan pass-through sehingga kita bisa menyambungkan aksesori lain ke Switch – misalnya controller berkabel atau adapter Ethernet.

Genki 3

Rahasia tak kasat mata dari Genki ialah pemanfaatan metode charging Gallium Nitride (disingkat GaN). Teknologi ini jauh lebih superior dari charger berbasis silikon. GaN bekerja secara lebih efisien, serta lebih ringan dan hemat tempat.

Genki Covert Dock dapat Anda pesan sekarang di situs crowdfunding Kickstarter seharga mulai dari US$ 60. Untuk melengkapi kemampuan aksesori ini, Human Things tak lupa menyediakan adapter/converter opsionalke colokan listrik berbeda sehingga Switch siap dibawa berlibur. Proses distribusi rencananya akan dilakukan mulai bulan Desember 2019, diutamakan bagi para backer.

YesOJO Sedang Kembangkan Docking Station Sekaligus Speaker Bluetooth untuk Nintendo Switch

Masih ingat dengan Ojo, proyektor portable yang diciptakan secara spesifik untuk Nintendo Switch? Produk tersebut merupakan solusi cerdas bagi mereka yang hendak menikmati keseruan gamegame multiplayer Switch selama bepergian. Sekarang, YesOJO selaku pengembangnya sedang menggodok produk baru yang tak kalah menarik.

Sejauh ini belum bernama, produk yang dimaksud dideskripsikan sebagai speaker Bluetooth untuk Switch. Namun layaknya proyektor Ojo, speaker ini turut berperan ganda sebagai docking station Switch. Bedanya, yang ingin ditonjolkan di sini tentu saja adalah audionya, bukan visualnya.

Selagi Switch terpasang, suara yang keluar dipastikan jauh lebih baik ketimbang menggunakan speaker bawaan Switch. Wujudnya yang membalok juga berarti ia dapat menopang Switch dengan lebih stabil ketimbang kickstand bawaan perangkat yang tersembunyi di bagian punggungnya.

YesOJO Nintendo Switch speaker dock

Speaker dock ini turut mengemas baterainya sendiri, yang diyakini mampu bertahan 8 – 12 jam dalam satu kali pengisian. YesOJO tak lupa menyematkan sistem pendingin supaya Switch yang sedang terpasang tidak kepanasan. Saat sedang tidak mood bermain, perangkat ini rupanya masih bisa digunakan sebagai speaker Bluetooth dan power bank biasa.

Detail lebih lanjut mengenai speaker dock ini masih belum diungkapkan, termasuk rincian spesifikasi seperti unit driver speaker yang digunakan, atau kapasitas baterai yang tertanam. YesOJO berniat menawarkan perangkat ini (lagi-lagi) melalui platform crowdfunding Indiegogo pada awal tahun 2019.

Sumber: The Verge dan YesOJO.

Jumpgate Ialah Docking Serbaguna yang Siap Dukung Nintendo Switch Sampai MacBook

Uniknya konsep penyajian Switch serta lebih terbukanya Nintendo pada developer third-party dan kesediaan mereka menyuguhkan game-game retro membuat console hybrid itu jadi favorit produsen periferal. Ada beragam aksesori yang bisa membuat ber-gaming di Switch lebih praktis, dari mulai power bank hingga aksesori yang memungkinkan tablet Switch diposisikan vertikal.

Setelah sukses menggarap GripCase untuk Switch, kali ini, tim Skull & Co. mencoba menawarkan sebuah unit docking alternatif bernama Jumpgate. Dengannya, pemakaian Switch bisa menjadi jauh lebih fleksibel, lalu ia juga dapat membantu console current-gen Nintendo itu mengindari kerusakan. Hebatnya lagi, Jumpgate tak cuma kompatibel dengan Switch saja.

Jumpgate ialah docking berkonsep portable. Wujudnya sangat mungil, dengan dimensi hanya 107x100x25mm, sengaja didesain untuk bekerja sebagai dudukan Switch tanpa menutup bagian layar – mirip Adjustable Charging Stand. Lewat cara ini, kita bisa mengganti mode (dari TV ke tabletop) secara simpel dan kita tidak perlu melepas casing Switch sewaktu mau menaruhnya di docking.

Dalam perancangan Jumpgate, aspek sirkulasi udara turut menjadi perhatian Skull & Co. Aksesori ini mengusung struktur pop-op: tekan tubuhnya ke bawah untuk membuka celah ventilasi. Selain menopang Switch lebih mantap, celah ini berfungsi sebagai pintu masuk aliran udara. Dan karena tidak menutup tubuh console seperti Switch Dock standar, Jumpgate tidak akan membaret layar.

Jumpgate memperkenankan kita menikmati permainan di mode tabletop tanpa perlu cemas akan kehabisan baterai dan dapat disambungkan dengan dock standar Switch. Aksesori ini secara otomatis akan mengalihkan konten dari layar TV ke unit tablet jika kabel HDMI dicabut.

Jantung dari kapabilitas Jumpgate adalah bagian bernama ‘Core Drive’. Bagian ini bisa dikeluarkan dari Jumpgate dan dicolokkan langsung pada Switch jika Anda ingin menikmati game di mode handheld. Pada dasarnya, segala macam konektivitas fisik docking berada di Core Drive, dari mulai HDMI yang mendukung 4K di 30Hz, USB type-C dengan pasokan tenaga sampai 100W, sepasang port USB 3.0 dan slot kartu MicroSD/SD.

Itu berarti, Core Drive di Jumpgate juga kompatibel dengan laptop (termasuk MacBook) dan bisa menjadi sarana membaca konten thumb drive serta kartu SD via smartphone. Tak cuma itu, Jumpgate memiliki fungsi Samsung DeX, mempersilakan kita mengubah Galaxy S dan Note menjadi PC.

Selain fleksibilitas, harga juga menjadi faktor andalan Skull & Co. di Jumpgate. Untuk kemampuan ala Switch Dock (US$ 60), Apple AV Adaptor (US$ 70) dan Samsung DeX Pad (US$ 100), Jumpgate bisa Anda miliki cukup dengan membayarkan uang US$ 43 dolar selama periode kampanye crowdfunding-nya masih berlangsung di Kickstarter.

Genki Hadirkan Dukungan Headphone Bluetooth pada Nintendo Switch

Sebagus-bagusnya Nintendo Switch, ia jelas tak luput dari kekurangan. Salah satu yang kedengarannya sepele tapi sangat mengganggu adalah tidak adanya dukungan atas headphone maupun earphone Bluetooth. Agak ironis, mengingat Switch sangatlah ideal dibawa bepergian.

Beruntung ada startup seperti Human Things yang memikirkan solusinya. Mereka mengembangkan sebuah adaptor Bluetooth khusus untuk Switch sehingga konsumen dapat menikmati sesi bermainnya selagi mendengarkan audionya dari headphone atau earphone Bluetooth, bahkan termasuk yang tipe truly-wireless macam Apple AirPods.

Genki for Nintendo Switch

Adaptor bernama Genki ini dimensinya amat ringkas, dan ia menyambung ke Switch secara elegan via USB-C. Ada sentuhan detail yang cukup menarik, yakni tombol untuk mengaktifkan koneksi Bluetooth yang berwarna biru muda dan merah di sisi kiri dan kanan, yang tampak senada dengan warna controller Joy-Con.

Lho, tombol Bluetooth-nya ada dua? Ya benar, berkat Genki, pengguna bisa menyambungkan dua headphone sekaligus ke Switch, sangat berguna apabila Anda sedang bermain bersama seseorang. Headphone atau earphone (atau malah speaker) yang kompatibel pun sangat beragam mengingat Genki telah menggunakan konektivitas Bluetooth 5.

Genki for Nintendo Switch

Genki pada dasarnya bisa dianggap sebagai aksesori wajib bagi konsumen Switch yang memiliki headphone atau earphone Bluetooth. Ia juga tak akan merepotkan; Anda sama sekali tidak perlu mengisi ulang baterainya, dan ia juga tak akan menguras baterai Switch dengan cepat ketika tersambung.

Bagi yang tertarik, Genki saat ini dapat dipesan melalui situs crowdfunding Kickstarter dengan harga paling murah $39. Harganya tidak kelewat mahal untuk layak disebut sebagai aksesori wajib.

Anker Ciptakan Power Bank Khusus Nintendo Switch

Mudik cuma tinggal hitungan hari, dan kalau Anda merupakan pengguna Nintendo Switch, handheld console tersebut sudah pasti menjadi salah satu barang yang wajib dibawa. Problemnya, ketika sedang tidak dipasang di docking station-nya, baterai Switch hanya mampu bertahan selama enam jam saja berdasarkan klaim Nintendo, dan itu dengan catatan game yang dimainkan bukan yang termasuk game ‘berat’ seperti Zelda.

Solusinya adalah meminta bantuan power bank, namun bukan sembarang power bank kalau kata Nintendo, sebab mereka sudah bermitra dengan Anker demi mewujudkan power bank yang ideal buat Switch. Ada dua model yang Anker tawarkan: PowerCore 20100 dan PowerCore 13400, keduanya sama-sama diikuti embel-embel “Nintendo Switch Edition”.

Anker PowerCore 20100 Nintendo Switch Edition

Apa yang istimewa dari keduanya? Anker bilang bahwa karena dirancang secara spesifik untuk Switch, kedua power bank ini sanggup menyalurkan daya dengan sangat optimal via USB-C. Bahkan ketika Switch di-charge selagi dipakai bermain game, baterainya tetap akan terisi penuh dalam waktu kurang dari tiga jam.

Soal kapasitas, PowerCore 20100 disebut siap menyuplai daya ekstra sampai 15 jam, sedangkan PowerCore 13400 sampai 10 jam. Keduanya tentu saja masih bisa dipakai bersama perangkat lain, baik yang membutuhkan port USB-C maupun USB standar.

Di situs resmi Anker, PowerCore 20100 Nintendo Switch Edition dijajakan seharga $90, sedangkan PowerCore 13400 seharga $70. Sayang status keduanya baru pre-order, dan perlu dicatat, produk ini berbeda dari PowerCore+ 20100 maupun PowerCore+ 13400 yang tidak dilengkapi imbuhan Nintendo Switch Edition.

Sumber: The Verge.

Nintendo Umumkan Adjustable Charging Stand untuk Console Switch

Nintendo telah meluncurkan aksesori baru untuk perangkat console game Switch yang disebut “adjustable charging stand“.

Sebagai hybrid console, Nindento Switch memang bisa dinikmati dalam berbagai cara. Bisa dimainkan sebagai konsol rumahan dengan televisi atau bisa berfungsi layaknya perangkat gaming portable.

Ya, Nintendo Switch dapat dimainkan dalam tiga mode, yaitu mode TV, mode handheld dan mode tablet. Dalam mode tablet, Nintendo Switch bisa dimainkan di mana saja dan kapan saja tanpa perlu televisi.

nintendo-umumkan-adjustable-charging-stand-untuk-menunjang-switch-dalam-mode-tablet-1

Dengan bantuan aksesori stand ini membuat Switch dapat berdiri dan bisa disesuaikan dengan sudut pandang yang paling nyaman ketika Anda menggunakannya. Serta sekaligus mengisi daya, sehingga Anda bisa menikmati sesi bermain game lebih lama dalam mode tablet.

Switch sendiri sebenarnya sudah punya kickstand bawaan, tapi tidak bisa diatur atau hanya berdiri pada sudut tetap. Selain itu, Anda tidak bisa mengakses port pengisian yang terletak di bagian bawah konsol.

Sementara, adjustable charging stand memiliki adaptor AC sendiri berupa port USB-C yang terletak berada di samping. Stand ini hanya didesain untuk mode tablet, Anda masih memerlukan dock set bawaan untuk menghubungkan ke televisi karena adjustable charging stand tidak punya port HDMI.

Bila tertarik, Anda masih harus menunggu beberapa bulan lagi karena baru akan tersedia mulai tanggal 13 Juli dengan harga yang terbilang terjangkau US$19,99 atau sekitar Rp280 ribuan.

Sumber: GSMArena

Pakai Adapter Ini, Anda Bisa Memainkan Nintendo Switch dengan Controller PS4

Saya memang belum pernah memainkan Doom di Nintendo Switch, tapi setidaknya saya sudah berkali-kali menamatkan Doom di PC, termasuk dalam difficulty “Nightmare”. Dari situ saya bisa berasumsi kalau memainkan game FPS bertempo cepat itu dengan controller Joy-Con yang imut-imut bakal terasa sangat sulit.

Nintendo memang punya controller Switch yang lebih konvensional, akan tetapi banderol harga $70 tampaknya berpotensi membuat konsumen urung membelinya. Andai kita bisa menggunakan controller PS4 yang sedang terbengkalai karena sudah menamatkan Shadow of the Colossus (atau controller Xbox One), maka semua problem semestinya dapat teratasi.

Beruntung kita hidup di Bumi di mana pabrikan aksesori macam 8Bitdo eksis. Setelah sebelumnya menyajikan sensasi arcade gaming di Switch, mereka kini mencoba menyelesaikan masalah di atas dengan merilis sebuah wireless USB adapter untuk Switch.

8Bitdo Wireless USB Adapter

Dengan menancapkan aksesori kecil ini ke Switch, pengguna dapat menyambungkan berbagai macam controller ke console tersebut, mulai dari controller PS4 dan PS3, sampai bahkan remote milik Wii orisinil (sayangnya controller Xbox tidak termasuk). Adapter Bluetooth ini dipastikan juga mendukung fitur getaran yang ditawarkan controller PS4 (Dual Shock 4).

Meski desainnya “Nintendo banget” dengan inspirasi penuh dari Super Mario, adapter ini rupanya juga bisa dipakai di PC atau Mac. Sangat berguna apabila Anda kebetulan memang sudah punya PlayStation 4, dan ingin memakai controller-nya untuk bermain game di platform lain. Harganya pun cuma $20 di Amazon.

Sumber: Polygon.

Keyboard untuk Nintendo Switch Ini Bisa Dipasangi Joy-Con di Kedua Sisinya

Sebagai console, Nintendo Switch tidak memerlukan peripheral macam keyboard untuk bisa beroperasi dengan baik. Namun hal ini sejatinya tergantung pada game yang Anda mainkan. Untuk game seperti 1–2-Switch atau ARMS, Anda hanya memerlukan Joy-Con, tapi untuk Dragon Quest X yang akan dirilis di Jepang bulan September mendatang, keyboard bakal sangat membantu.

Pasalnya, kita semua tahu bahwa interaksi dengan pemain lain (chatting) merupakan bagian penting dalam game bertipe MMORPG seperti ini. Masalahnya tinggal bagaimana pemain bisa menggunakan keyboard dan controller Joy-Con secara efisien, tanpa terlalu sering berganti peripheral hanya untuk memberikan balasan singkat.

Solusinya, menurut pabrikan peripheral Cyber Gadget, adalah keyboard berukuran ringkas yang bisa dipasangi Joy-Con di kiri-kanannya. Dengan bobot hanya 250 gram, keyboard ini sepertinya cukup ringan sehingga para pemain bisa terus menancapkan Joy-Con di kedua sisinya selagi memainkan Dragon Quest X nanti.

Cyber Gadget USB Keyboard for Nintendo Switch

Penawaran Cyber Gadget ini jelas berbeda dari yang HORI umumkan lebih dulu bulan lalu, yang sejatinya tidak lebih dari sebuah keyboard USB biasa tanpa ada fitur atau fungsi khusus untuk Switch. Dengan keyboard dari Cyber Gadget, pengguna setidaknya tidak perlu meletakkannya ketika hendak mengendalikan karakter dengan Joy-Con.

Di Amazon Jepang, keyboard ini dibanderol seharga 3.758 yen (± Rp 450 ribu). Sayangnya belum ada keterangan apakah nantinya juga bakal dirilis versi internasionalnya – kemungkinannya kecil mengingat Dragon Quest X sendiri hanya bakal tersedia di Jepang.

Sumber: The Verge dan Kotaku.

Nyko Luncurkan Portable Docking Kit untuk Nintendo Switch

Tidak bisa dipungkiri, fleksibilitas adalah nilai jual utama Nintendo Switch. Selagi di rumah, Anda bisa menyambungkannya ke TV layaknya console lain. Saat bepergian, Switch tinggal Anda gunakan layaknya handheld console. Namun bagaimana ketika Anda tetap ingin menyambungkannya ke TV selama berlibur, di kamar hotel misalnya?

Skenario itu sejatinya sangat masuk akal, masalahnya dock milik Switch tidak cukup portable untuk dibawa-bawa. Adapter USB-C ke HDMI pun tidak bisa dijadikan solusi mengingat ada sejumlah komponen elektronik ekstra pada dock milik Switch.

Beruntung ada produsen aksesori seperti Nyko yang berusaha memecahkan problem ini lewat Portable Docking Kit untuk Nintendo Switch. Sesuai namanya, perangkat ini merupakan docking unit yang amat ringkas, memungkinkan pemilik Switch untuk mengakses TV Mode di manapun ada televisi dengan port HDMI.

Sama halnya dengan dock asli milik Switch, baterai perangkat akan tetap terisi karena Nyko telah menyertakan AC adapter USB Type-C. Kabel HDMI pun juga tersedia, dan Switch dipastikan bisa terus berdiri tegak selagi menancap pada dock mungil ini.

Satu-satunya kekurangan Portable Docking Kit besutan Nyko ini adalah absennya dua port USB yang ada pada dock bawaan Switch, yang berarti pengguna tidak bisa menggunakan Pro Controller bersamanya. Namun tentu saja ini bukan masalah besar, mengingat Joy-Con masih bisa berfungsi secara normal, dan lagi harga perangkat ini cuma $45, dipasarkan mulai musim semi mendatang.

Sumber: Gizmodo.