Startup EWA Paywatch Raih Pendanaan Rp491 Miliar dalam Bentuk Ekuitas dan Debt

Paywatch, penyedia layanan akses gaji instan (earned-wage access/EWA) mengamankan pendanaan sebesar Rp491 miliar dalam bentuk debt dan ekuitas. Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas bisnis dan meningkatkan solusi kesejahteraan karyawan di Asia Tenggara.

Detail pendanaan mencakup investasi ekuitas seri A sebesar Rp229 miliar yang dipimpin Third Prime, bersama dengan Vanderbilt University dan University of Illinois Foundation. Investor baru seperti Octagon Venture Partners dan Wooshin Venture Investment Corp juga turut berpartisipasi.

Selain itu, Paywatch mendapatkan fasilitas kredit sebesar Rp261 miliar dari sejumlah perbankan global termasuk Citi.

Dalam putaran pendanaan ini, Vanderbilt University dan University of Illinois Foundation turut berinvestasi di Paywatch, menandai pertama kalinya universitas Amerika Serikat berinvestasi langsung pada startup teknologi berbasis di Asia. General Partner Third Prime Michael Kim mengatakan bahwa EWA telah menjadi program benefit karyawan utama di berbagai pasar industri dan budaya, menunjukkan optimisme tinggi terhadap potensi Paywatch.

Dengan pendanaan ini, Paywatch berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan mereka dan memperluas jangkauan di Asia Tenggara, mendukung kesejahteraan finansial yang lebih baik bagi jutaan karyawan.

Paywatch menawarkan solusi EWA yang memungkinkan karyawan untuk mengakses sebagian dari gaji mereka secara real-time sebelum akhir siklus penggajian. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada pinjaman dan meringankan beban utang rumah tangga, serta meningkatkan pengelolaan keuangan pribadi.

Teknologi automasi Paywatch diklaim telah terbukti meningkatkan retensi dan produktivitas karyawan, sehingga menghemat biaya rekrutmen dan pelatihan bagi perusahaan.

Capaian Paywatch

Paywatch telah memproses gaji lebih dari Rp949 miliar melalui sistem mereka dan mencairkan hampir Rp130 miliar per bulan, dengan pertumbuhan bulanan sebesar 15%. Akhir tahun ini diproyeksikan lebih dari Rp1,9 triliun gaji dibayarkan.

Didirikan pada tahun 2020 oleh dua bersaudara, Richard dan Alex Kim, Paywatch telah berkembang pesat di empat pasar utama: Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Korea Selatan. Dengan pendanaan terbaru ini, Paywatch siap untuk berekspansi ke pasar baru dan mengembangkan metode inklusif secara finansial bagi pengguna.

Presiden dan Co-founder Paywatch Alex Kim menyatakan, “Kami sangat bangga dengan kepercayaan yang diberikan oleh para investor dan bank global terhadap visi kami. Meskipun perjalanan bisnis ini menantang, pertumbuhan pesat Paywatch dan portofolio klien berkaliber tinggi memvalidasi keberhasilan pendekatan kami.”

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Dinamika Bursa Aset Kripto di Indonesia

Akhir tahun 2018 lalu harga mata uang kripto atau cryptocurrency terus mengalami tren penurunan. Mantan CEO Paypal Bill Harris kepada CNBC berpendapat bahwa nilai bitcoin akan terus turun karena tidak ada “nilai” yang terkandung di dalamnya.

Bitcoin pernah naik lebih dari 1.300% pada 2017 menjadi hampir US$20.000, kemudian kehilangan hampir setengah nilainya dalam tiga bulan pertama tahun 2018. Bitcoin merosot di bawah US$6.000 pada bulan November 2018.

“Harus ada sesuatu yang mendukungnya. Bitcoin tidak menghasilkan pendapatan, tidak ada profitabilitas,” kata Harris.

Menurut sejumlah pemain industri di Indonesia, cryptocurrency seperti bitcoin adalah teknologi yang masih tergolong baru dan lifecycle teknologi baru tidak selalu linier atau selalu naik.

“Kita semua bisa melihat harganya yang kadang naik, kadang turun. Dengan perubahan harga yang begitu cepat, sebenarnya ini daya tarik dari cryptocurrency sendiri. Harga turun jadi momentum untuk membeli bitcoin. Lalu, bitcoin disimpan untuk jangka panjang hingga momen harganya naik untuk dijual kembali,” kata Community & Event Luno Debora Ginting kepada DailySocial.

Jaminan pemerintah

Meskipun sudah ada tanda-tanda yang memperlihatkan bahwa bitcoin secara global mengalami penurunan yang menyebabkan banyak aksi penjualan secara besar-besaran (sell-off) pada bulan November 2018, di awal tahun ini Indonesia banyak disambangi marketplace cryptocurrency asing. Mulai dari Upbit dan GoPax, keduanya dari Korea Selatan, serta Liqnet yang berbasis di Singapura.

Menurut CEO Upbit APAC Alex Kim, kedatangan Upbit ke Indonesia karena adanya potensi bisnis blockchain dan kejelasan hukum terkait dengan aset kripto yang menarik perhatian pemain asing. Indonesia juga disebutkan telah melahirkan startup unicorn dan memiliki pasar yang dinilai sangat antusias.

“Saya melihat bisnis tradisional juga dapat mengambil manfaat dengan mengeksplorasi teknologi blockchain untuk mengubah bisnis mereka, seperti yang mereka lakukan dengan teknologi internet. Blockchain tidak akan menjadi alat yang cocok untuk semua. Tetapi kepercayaan dan efisiensi yang diberikannya bisa menjadi bagian yang hilang dalam menyelesaikan banyak masalah bisnis.”

Secara khusus ada tiga faktor mengapa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pasar cryptocurrency. Mulai dari besarnya populasi hingga penetrasi pasar terhadap penggunaan smartphone yang juga tinggi, di mana lebih dari 50% orang Indonesia sudah menggunakan internet dan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Sementara dari sisi regulasi, para regulator juga mendukung transaksi jual-beli ini dan sepenuhnya diawasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka (Bappebti).

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka (Bappebti) di awal tahun ini menelurkan Peraturan No 5 Tahun 2019 yang mengatur ketentuan penyelenggaraan pasar aset kripto di bursa berjangka.

Peraturan ini merupakan tindak lanjut Peraturan Menteri Perdagangan No. 99 Tahun 2018 tentang perdagangan aset kripto yang menjadi pegangan exchange besar yang tertarik menjajaki bisnis di Indonesia.

“Negara kita yang sudah mulai mengulik mengenai regulasi yang sebenarnya membuat para crypto exchanger lebih berani untuk masuk. Namun, mungkin dengan regulasi yang ada, para crypto exchanger asing akan terkendala dengan besarnya minimum kapital yang diterapkan untuk mendapatkan izin beroperasi di Indonesia nantinya,” kata Debora.

Dengan keluarnya peraturan tersebut, semua pedagang aset kripto diwajibkan melengkapi dokumen yang diminta regulator. Jika sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta, legalitas mereka sebagai platform bursa aset kripto menjadi lebih terjamin.

“Dengan memberikan kejelasan hukum tentang aset kripto sebagai komoditas, dengan jelas menetapkan standar untuk integritas pasar, perlindungan investor, dan pencegahan pencucian uang atau pendanaan teroris. Saya percaya bahwa regulator akan sangat mempercepat inovasi yang sehat ke arah yang lebih matang,” kata Alex.

Selain nama-nama yang sudah disebut di atas, setidaknya sudah ada 20 marketplace aset kripto yang beroperasi di Indonesia, seperti Indodax, Luno, Triv, Tokocrypto, NUCEX, NUSAX, Coinone, Huobi Pro, Rekeningku, UDAX, BITRADX, BITOCTO, Bitsten, Biido, Tokenomy, Pintu, Latoken, Liquid, dan Marketcrypto.

Demografi pengguna

Meskipun sebagian marketplace aset kripto melakukan edukasi ke pasar guna menarik lebih banyak pengguna, saat ini belum banyak pengguna yang melakukan transaksi jual-beli aset kripto di Indonesia.

“Sebagai operator pasar sekunder, kami memiliki dua jenis pengguna, investor dan emiten. Di sisi investor, pengguna target saat ini adalah generasi yang mengerti teknologi. Mereka terbuka untuk teknologi baru dan mengikuti tren global terbaru dengan rasa ingin tahu yang besar. Meski demikian, jumlah investor crypto-asset sangat kecil saat ini,” kata Alex.

Menurut CEO Indodax Oscar Darmawan, populasi Indonesia saat ini paling banyak berada di usia produktif.

“Kaum muda atau milenial punya perhatian dan ketertarikan terhadap sebuah inovasi, utamanya teknologi. Sebab mereka pada umumnya menginginkan sesuatu yang serba cepat, mudah dan aman. Teknologi menjawab aspirasi mereka, salah satunya melalui Blockchain yang mendukung eksistensi Bitcoin sebagai aset digital yang perlu dimiliki dan telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda masa kini.”

Jika diurai lebih lanjut, di Indonesia sendiri terdapat beberapa target pasar yang diincar pemain bursa aset kripto di Indonesia, pertama adalah rentang usia produktif 23-44 tahun.

Berikutnya adalah pengkategorian berdasarkan interest dan background. Para penggiat dan pelaku investasi digolongkan ke dalam beberapa subgrup berdasarkan jenis investasi yang mereka lakukan, di antaranya adalah penggemar aset kripto, stocks, dan forex investor/trader, dan wealth atau fund manager.

Kategori yang terakhir diklaim merupakan pengguna bursa aset kripto terbanyak saat ini. Mereka sudah mengetahui dan terbiasa melakukan transaksi jual-beli, di luar aset kripto.

Salah satu investor, sebut saja Cak Uding, mengatakan kebanyakan investor Indonesia saat ini cenderung sekadar “main-main” di bursa kripto. Meskipun ia tidak menampik ada trader yang berani bertransaksi dengan jumlah besar, kebanyakan tidak berbasiskan pertimbangan matang. Hal ini berbeda dengan investor di pasar saham konvensional.

“Saya melihat masih banyak yang prematur [sebagai produk investasi] dan volatilitas transaksi kebanyakan didorong oleh rumor atau gosip. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah persoalan jaminan hukum,” ujarnya.

Seorang investor lain, sebut saja Andre, melihat kebanyakan bertransaksi di aset kripto karena ikutan-ikutan.

“Sebagai trader, saya melihat di Indonesia sepertinya banyak yang ‘ikut-ikutan’. Trading setelah terjadi booming bitcoin di tahun 2017. Banyak orang berbondong-bondong mencari keuntungan dari bertransaksi jual beli di kripto waktu itu. Tapi kalau melihat tren sekarang, saat harga kripto merosot tajam, banyak yang melakukan withdrawal untuk mengamankan asetnya atau bahkan mengalihkannya ke investasi lain,” katanya.

Fase awal

CCO Tokocrypto Teguh Harmanda kepada DailySocial mengakui bursa aset kripto saat ini masih berada di fase awal. Sampai saat ini secara demografi belum bisa diketahui secara jelas siapa trader bursa mata uang digital di Indonesia.

“Terus terang untuk old trader [yang sudah cukup lama berkecimpung di produk ini -Red] mereka tidak menemukan masalah, karena masih tetap bisa menemukan profit saat ini. Tapi bagi trader baru yang melihat sentimen harga kripto yang luar biasa, saya rasa mentalnya belum cukup mampu untuk melihat pasar yang sedang bearish ini.”

Teguh sendiri masih percaya jika suatu saat kripto akan memberikan keuntungan positif, ketika teknologi yang melandasinya berbasis blockchain, sudah diadopsi secara masif.

Sementara menurut Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Steven Suhadi, meskipun mengalami penurunan secara besar-besaran sepanjang tahun 2018, namun ia melihat untuk beberapa tahun ke depan tren bursa aset kripto akan makin meningkat. Bukan hanya digunakan oleh existing user tapi pengguna baru.

“Jika kita lihat di Amerika Serikat dan negara lain, trennya makin meningkat. Dan dengan adanya regulasi serta aturan yang mengatur soal crypto asset exchange paling tidak bisa membantu meyakinkan masyarakat untuk menggunakan bursa aset kripto lokal dan asing di Indonesia,” kata Steven.

Marketplace Kripto Korea Selatan Upbit Fokus Kembangkan Ekosistem di Indonesia

Salah satu bursa crypto asset asal Korea Selatan yang meresmikan kehadirannya di Indonesia adalah Upbit. Didirikan oleh Dunamu Inc. pada tahun 2017, Upbit mengklaim sebagai bursa pertukaran crypto asset terbesar di Korea Selatan dengan teknologi blockchain kelas dunia dan bisa diakses melalui melalui situs dan aplikasi Android dan iOS.

“Selama ini perusahaan Korea Selatan selalu mencari pasar baru untuk mengembangkan bisnis. Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi besar untuk berkembangnya crypto asset, menjadi ideal untuk ekspansi bisnis kami,” kata CEO Upbit APAC Alex Kim.

Upbit muncul sebagai salah satu bursa crypto asset yang memperdagangkan transaksi berbasis IDR secara real time untuk lebih dari 150 crypto asset.

“Saat ini Upbit merupakan satu-satunya platform crypto asset digital yang meluncurkan aplikasi dalam versi iOS. Di Korea Selatan sendiri hampir 80% transaksi dilakukan melalui aplikasi,” klaim Alex.

Berkonsultasi dengan BAPPEBTI

Di Indonesia industri blockchain dan cryptocurrency sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah. BAPPEBTI menyatakan bahwa bitcoin merupakan sebuah komoditas digital dan bukan sebagai alat pembayaran. BAPPEBTI bertugas untuk mengawasi, namun belum ada aturan yang pasti terkait dengan bursa kripto dan hal-hal terkait di dalamnya.

Selain Upbit, pelaku usaha crypto asset asing mulai berdatangan ke Indonesia, termasuk GoPax dan Liqnet. Dengan jaringan yang dimilikinya, kehadiran Upbit di Indonesia diharapkan bisa menjembatani pemain kripto di Indonesia untuk berkiprah secara global.

Disinggung tentang target pengguna platform-nya, Alex menegaskan Upbit menerima semua kalangan masyarakat.

“Memang jika dilihat industri kripto saat ini masih dalam early stage. Namun saya melihat ke depannya bursa pertukaran crypto asset akan menjadi relevan di kalangan mainstream sehingga pengguna dan industrinya bisa tumbuh bersama,” kata Alex.

Application Information Will Show Up Here

Via Update Terbaru, Berbalas Pesan di Path Tak Lagi Perlu Beralih Aplikasi

Co-founder Dave Morin pernah menyampaikan bahwa visi Path ialah membangun jejaring sosial berkualitas yang memberikan kenyamanan bagi pengguna. Seiring perjalanan, Path memperluas fitur-fitur di layanan mereka termasuk menyediakan app Path Talk sebagai respons meningkatnya pemakaian fungsi messaging. Niatnya, agar kegiatan pengiriman pesan jadi lebih personal.

Delapan bulan selepas akuisisi Daum Kakao, perusahaan internet Korea Selatan itu menetapkan arahan baru bagi Path. Developer mengumumkan, lewat update Path 5, pengguna di platform iOS dan Android bisa saling bertukar pesan dengan mudah tanpa perlu beralih aplikasi. Dari penjelasan mereka, langkah ini merupakan salah satu cara untuk ‘mendekatkan para user‘.

Melalui fitur messaging terintegrasi, Anda dipersilakan berkirim pesan ke sesama teman, baik satu per satu maupun di grup. Kapabilitas ini didesain supaya aksesnya simpel dan tidak memberatkan handset, diklaim menawarkan pengalaman seamless. Proses messaging dapat dilakukan langsung ketika Anda sedang berada di timeline. Dan demi menjaga privasi, semua pesan terhapus secara otomatis dalam waktu tujuh hari.

Path Massage 01

“Kami percaya bahwa hubungan kita dengan orang-orang tersayang sangatlah penting,” tutur Alex Kim selaku Head of Path Indonesia lewat rilis pers. “Path mempunyai keinginan agar messaging bisa membawa kita lebih dekat dengan sahabat, kekasih dan keluarga. Fokus pada aspek kekerabatan itu, sebuah faktor penting dalam sosial media, kami akan segera memperkenalkan fitur baru tersebut ke pengguna.”

Jadi apa saja yang ditawarkan oleh kemampuan messaging baru ini? Dengannya, Anda dapat berbagi info lokasi melalui satu kali tap. Lalu kita bisa menggunakan stiker, mengirimkan rekaman suara (personal atau ke grup), serta sharing foto. Tentu saja Anda hanya dapat chat ke teman-teman di daftar circle.

Path Messaging

Path turut menerangkan alasan mereka mengembalikan messaging. Faktor terbesar ternyata adalah permintaan pelanggannya sendiri. Mereka menyadari, keharusan transisi dari app ke app kadang menjengkelkan. Menariknya, Path Talk tetap beroperasi seperti biasa. Developer bilang, Talk menyimpan fitur-fitur yang lebih canggih misalnya status ambient serta kemampuan untuk berinteraksi dengan user di luar daftar teman.

Perlu Anda ketahui, mantan CEO Dave Morin sempat bilang, ia sudah tidak lagi terlibat dalam pengembangan Path. Berdasarkan info di laman LinkedIn miliknya, Morin berhenti dari Path sejak Juni 2015 – saat proses akuisisi oleh Daum Kakao rampung.

Sumber tambahan: Tech Crunch.

Path Rilis Infografis Tren Populer Sepanjang Tahun 2015

Diluncurkan sebagai medium untuk saling berbagi pesan dan foto khusus kerabat dan keluarga, Indonesia kini mendominasi jejaring sosial Path dengan angka melewati 4 juta user. Sebagai bentuk apresiasi pada para pengguna, sang pengelola sosial media yang awalnya berasal dari San Francisco dan kini telah dibeli Daum Kakao itu mempublikasi beberapa lembar infografis mengenai tren populer di nusantara selama tahun 2015.

Data tersebut sendiri diambil berdasarkan sampel di periode bulan Januari sampai November kemarin, pertama kalinya diungkap tahun ini oleh Path. Head of Path Indonesia Alex Kim menjelaskan via lembar rilis pers, menyatakan bahwa layanan mereka telah berkembang menjadi salah satu gaya hidup mobile. Ia menyampaikan bagaimana tren user Path turut mencerminkan karakteristik masyarakat Indonesia.

Infografis dari Path terbagi dalam tujuh kategori, meliputi kuliner, musik, pusat perbelanjaan sampai lokasi hangout idola; masing-masing berisi daftar sepuluh besar. Untuk lengkapnya, silakan simak di bawah.

Path 2015 Trending Report 04

Mungkin Anda penasaran tempat-tempat kumpul favorit yang berada di luar ibukota Jakarta. Kedai susu Momo Milk Barn di Bogor ini ternyata menduduki urutan pertama.

Path 2015 Trending Report 03

Beralih ke Pulau Dewata Bali, Potato Head Beach Club di Seminyak merupakan tempat kuliner kesukaan, mengalahkan kandidat-kandidat kuat semisal Rock Bar, Hard Rock Cafe sampai Warung Pizza Pepe.

Path 2015 Trending Report 05

Bagi mereka yang gemar bercengkerama bersama kawan-kawan saat matahari telah terbenam, Path mengurutkan 10 klub malam kesukaan para user. Hard Rock, Empirica, dan Beer Garden berhasil dikalahkan Skye.

Path 2015 Trending Report 02

Pecinta makanan yang berdomisili di Jakarta sudah pasti akan sangat terbantu dengan adanya list top 10 restoran ini. Lokasi-lokasi tersebut dapat menjadi referensi. Oh, Skye hampir kembali menguasai daftar.

Path 2015 Trending Report 06

Apakah mall kesayangan Anda masuk di sini? Lima pusat perbelanjaan terfavorit berada di Jakarta, dipimpin Grand Indonesia di posisi puncak. Tiga mall bandung juga masuk di dalamnya.

Path 2015 Trending Report 07

Dari banyak sekali tempat wisata menarik di indonesia, Path melaporkan bahwa khalayak paling banyak mengambil foto di Dunia Fantasi. Kehadiran Monas, Museum Angkut, Candi Borobudur serta Garuda Wisnu Kencana turut menunjukkan antusiasime tinggi penduduk terhadap wisata sejarah dan budaya.

Path 2015 Trending Report 01

Mungkin ini menjadi daftar paling ditunggu-tunggu: apa judul lagu yang paling top di tahun 2015? Isyana Sarasvati tampak mengungguli Ran, Raisa dan Mytha Lestari dengan dua judul lagu, yaitu Tetap Dalam Jiwa serta Keep Being You.

Koreksi: Penambahan keterangan jika Path kini telah dimiliki Daum Kakao. 

Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Pengakuisisian Path

Shutterstock

Merupakan hal yang tak biasa sebenarnya ketika sebuah perusahaan di Asia mengakuisisi rivalnya yang berasal dari belahan bumi lain, terutama yang sempat menjadi hype di Sillicon Valley. Hal itulah yang terjadi beberapa waktu lalu saat Path mengumumkan akuisisi terhadap aplikasi andalan mereka oleh perusahaan Korea Selatan Daum Kakao. Dari akuisisi seperti ini para penggiat startup dapat mengambil beberapa pelajaran berharga.

Continue reading Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Pengakuisisian Path