Semua yang AMD Umumkan di CES 2022

AMD mengawali tahun 2022 dengan sederet pengumuman yang mencuri perhatian. Di panggung CES, Lisa Su dan timnya memperkenalkan produk-produk baru yang siap AMD luncurkan tahun ini, baik untuk ranah laptop maupun desktop.

Mulai dari prosesor dan kartu grafis laptop baru, sampai keluarga prosesor Zen 4, ada banyak hal menarik yang bisa disoroti dari acara peluncuran AMD di CES 2022. Anda bisa menonton video lengkapnya di YouTube, atau Anda juga bisa membaca rangkumannya di sini.

Prosesor laptop AMD Ryzen 6000 Series

Dalam presentasinya, Lisa Su memaparkan bahwa keluarga prosesor laptop Ryzen 6000 Series dibangun di atas arsitektur Zen 3+ dengan proses pabrikasi 6 nm, sekaligus mengemas chip grafis terintegrasi dari arsitektur RDNA 2. Total ada sekitar 20 model prosesor yang bakal dirilis, dan seperti biasa, AMD bakal membaginya menjadi seri U untuk laptop mainstream dan seri H untuk laptop gaming.

Dibanding generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series menjanjikan peningkatan kinerja CPU hingga 1,3x dan kinerja GPU hingga 2x lebih cepat. Lebih lanjut soal performa grafisnya, AMD mencontohkan bahwa performa GPU yang tertanam di Ryzen 6800U mampu melampaui chip Intel Xe milik prosesor Intel Core i7-1165G7 dan bahkan Nvidia GeForce MX450 yang merupakan kartu grafis diskret.

Selain lebih gegas dari generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series juga lebih irit daya. Dalam skenario video conferencing menggunakan Microsoft Teams misalnya, AMD mengklaim ada penurunan konsumsi daya hingga 30%. Lalu saat dipakai untuk streaming Netflix, konsumsi dayanya bisa lebih irit sampai 40%.

AMD pun tidak lupa melengkapi keluarga prosesor Ryzen 6000 Series dengan dukungan teknologi-teknologi terbaru seperti RAM DDR5, PCIe 4.0, Wi-Fi 6E, USB 4, serta chip pengaman terintegrasi Microsoft Pluton. Kapan laptop yang ditenagai prosesor Ryzen 6000 Series bakal muncul di pasaran? Paling cepat Februari 2022 kalau kata AMD.

Kartu grafis laptop AMD Radeon RX 6000M Series dan RX 6000S Series

Prosesor laptop sudah, saatnya membahas kartu grafis diskret yang AMD persiapkan untuk beragam laptop tahun ini. Untuk laptop gaming di kasta flagship, AMD kini punya Radeon RX 6850M XT yang menjanjikan pengalaman gaming yang mulus di resolusi 1440p, dengan klaim peningkatan performa hingga 7% dibanding model flagship sebelumnya, RX 6800M. Di bawah itu, beberapa opsi kartu grafis baru AMD meliputi RX 6650M XT, RX 6650M, RX 6500M, dan RX 6300M.

Namun yang kedengarannya lebih menarik justru adalah keluarga kartu grafis baru RX 6000S Series. Huruf “S” di sini mengacu pada kata “Slim”, dan AMD secara spesifik merancangnya untuk digunakan di laptop-laptop gaming yang punya bodi hingga 20% lebih tipis dari biasanya, serta yang bobotnya kurang dari 2 kilogram.

Sejauh ini sudah ada tiga model yang AMD persiapkan: RX 6800S, RX 6700S, dan RX 6600S. Untuk mengilustrasikan performanya, AMD bilang bahwa RX 6800S dengan TGP 100 W sanggup menjalankan beberapa judul game AAA di 100 fps pada resolusi 1080p dan dengan pengaturan grafis rata kanan. Lalu jika dibandingkan dengan GPU laptop pesaing macam RTX 3080, AMD meyakini RX 6800S mampu mencatatkan performa hingga 10% lebih kencang di beberapa judul game pada resolusi 1080p.

Bagi yang sedang berburu laptop gaming baru, mungkin ada baiknya Anda sedikit bersabar mengingat deretan laptop yang ditenagai kartu grafis baru AMD ini dikabarkan siap meluncur pada kuartal pertama tahun ini juga. Juga patut dinanti adalah laptop gaming bersertifikasi AMD Advantage yang menandemkan prosesor Ryzen 6000 Series dengan kartu grafis Radeon RX 6000M Series ataupun RX 6000S Series untuk mewujudkan sejumlah teknologi eksklusif rancangan AMD.

Kartu grafis desktop AMD Radeon RX 6500 XT dan Radeon RX 6400

Buat pengguna perangkat desktop, khususnya yang memiliki bujet agak terbatas, AMD sudah menyiapkan RX 6500 XT yang akan dijual mulai 19 Januari 2022 di kisaran harga $199 — meski pada kenyataannya mungkin bakal sangat sulit bagi kita untuk mendapatkannya di kisaran harga tersebut jika melihat kondisi krisis di industri semikonduktor yang masih berkepanjangan.

Terlepas dari itu, RX 6500 XT menjanjikan performa yang cukup kapabel untuk gaming di resolusi 1080p. Spesifikasinya mencakup boost clock hingga 2,8 GHz, 16 compute unit, 16 hardware ray accelerator, 16 MB Infinity Cache, VRAM 4 GB GDDR6, memory bus width 64-bit, dan total memory bandwith sebesar 144 GB/s. TDP-nya berada di kisaran 100 W, dan PC Anda perlu minimal PSU berdaya 400 W untuk menyokongnya.

Sementara itu, untuk RX 6400, spesifikasinya jelas di bawah RX 6500 XT, namun sebagian besar dari kita tidak perlu terlalu memikirkannya karena produk ini hanya akan tersedia di PC pre-built bikinan OEM — atau ini justru bisa jadi alternatif yang menarik di saat stok kartu grafis sedang kosong di mana-mana dan harganya juga jauh dari kata rasional?

Selain kedua kartu grafis baru tersebut, AMD turut mengumumkan Radeon Super Resolution (RSR). Ini pada dasarnya merupakan teknologi upscaling FSR, tapi yang sudah diintegrasikan sampai ke tingkatan driver. Dengan begitu, asalkan Anda memakai kartu grafis AMD yang kompatibel, RSR dapat diaktifkan di hampir semua game. Mengenai kualitas visual dan peningkatan performa yang dihasilkan, sepertinya tidak ada perbedaan antara RSR dan FSR mengingat algoritma yang digunakan sama.

Prosesor desktop dengan teknologi 3D V-Cache dan arsitektur Zen 4

Di musim semi 2022 ini, AMD bakal meluncurkan prosesor pertamanya yang mengandalkan teknologi 3D V-Cache, yakni Ryzen 7 5800X3D yang memiliki 8-core dan 16-thread. Sepintas kedengarannya sepele karena arsitektur CPU yang digunakan masih sama seperti sebelumnya, akan tetapi kehadiran teknologi 3D V-Cache ini rupanya mampu meningkatkan performa gaming secara cukup signifikan.

Dibandingkan dengan Ryzen 9 5900X yang satu kasta lebih tinggi, Ryzen 7 5800X3D justru bisa mencatatkan performa gaming hingga 15% lebih tinggi jika dirata-rata. Lalu jika diadu dengan kubu sebelah, spesifiknya Intel i9-12900K, Ryzen 7 5800X3D rupanya juga sanggup menghasilkan lebih banyak fps di beberapa judul game. Di atas panggung, Lisa Su tidak lupa mengatakan bahwa lewat prosesor ini, AMD sekali lagi berhasil merebut titel prosesor gaming tercepat di dunia.

Terakhir sekaligus yang mungkin paling dinanti oleh banyak orang, AMD mengumumkan keluarga prosesor desktop Ryzen 7000 Series yang dibangun di atas arsitektur Zen 4 dengan proses pabrikasi 5 nm. Tak hanya menggunakan arsitektur baru, Zen 4 bahkan juga mengadopsi desain chip baru sekaligus soket baru AM5.

Soket baru ini bertipe LGA, mirip seperti yang digunakan oleh Intel ketimbang yang AMD pakai selama ini. AMD belum berbicara banyak soal prosesor dan platform barunya ini, tapi yang pasti dukungan terhadap teknologi-teknologi terbaru seperti DDR5 dan PCIe 5.0 bakal hadir sebagai standar. Lebih lengkapnya baru akan disingkap mendekati peluncuran resminya di babak kedua 2022.

Sumber: AMD.

Deretan Laptop Gaming Terbaru ASUS ROG Yang Hadir di CES 2022

Ajang Consumer Electronic Show (CES) 2022 dimanfaatkan oleh ASUS untuk memperkenalkan jajaran laptop gaming ROG terbarunya. Mereka diumumkan pada acara virtual bertajuk ‘For Those Who Dare: The Rise of Gamers’, meliputi ROG Zephyrus Duo 16, ROG Zephyrus G14, ROG Strix SCAR dan Strix G, serta ROG Flow Z13 dan XG Mobile (akan saya bahas pada artikel terpisah).

Menghadirkan performa terbaik melalui inovasi teknologi untuk para gamer merupakan manifesto lini laptop gaming ROG di tahun 2022. Laptop ROG terbaru akan ditenagai oleh CPU dan GPU generasi terbaru serta dibekali teknologi dan fitur terkini. Beberapa di antaranya adalah penggunaan MUX Switch serta sistem pendingin ROG Intelligent cooling terbaru yang dilengkapi Liquid Metal Conductonaut Extreme di model flagship-nya,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Berikut jajaran laptop gaming ROG terbaru yang diumumkan di ajang CES 2022:

ASUS ROG Zephyrus Duo 16

ROG Zephyrus Duo merupakan laptop gaming dua layar, ScreenPad Plus atau layar keduanya hadir dengan ukuran yang lebih besar yakni 14 inci dengan panel IPS-level beresolusi 4K (3840×1100 piksel) dan mendukung input stylus. ScreenPad Plus tersebut punya mekanisme khusus yang akan terangkat ketika layar utama ROG Zephyrus Duo 16 dibuka.

Namun kali ini ASUS membekali ROG Zephyrus Duo 16 dengan mekanisme engsel empat arah baru yang memungkinkan ScreenPad Plus bergerak ke arah layar utama saat dibuka. Dengan demikian, celah antara ScreenPad Plus dan layar utama menjadi sangat kecil dan membuat tampilan layar lebih imersif.

ROG Zephyrus Duo 16 tampil dengan dua opsi layar utama. Opsi pertama menggunakan layar ROG Nebula HDR, yaitu teknologi layar yang mengadopsi resolusi QHD (16:10) dengan panel mini-LED yang mampu menghadirkan refresh-rate 165Hz serta tersertifikasi VESA DisplayHDR yang memiliki rasio kontras 1:100.000.

Sementara opsi kedua menawarkan layar khusus yang dikembangkan oleh ROG bekerjasama dengan BOE. Layar bernama Dual Spec tersebut memungkinkan pengguna ROG Zephyrus Duo 16 untuk mengganti mode layar dari resolusi 4K 120Hz ke Full HD 240Hz.

Laptop gaming ini telah menjalankan sistem operasi terbaru Windows 11. Sementara komponen utamanya ditenagai oleh CPU AMD dan GPU NVIDIA generasi terbaru yang powerful yakni AMD hingga Ryzen 9 6980HX dan NVIDIA GeForce RTX 3080 Ti.

Selain memiliki rongga udara ekstra berkat fitur AAS Plus 2.0 yang terintegrasi dengan mekanisme ScreenPad Plus, ROG Zephyrus Duo 16 juga dibekali dengan sistem pendingin generasi terbaru yang menggunakan Liquid Metal Conductonaut Extreme untuk mendinginkan laptop tersebut. Keberadaan MUX Swith di ROG Zephyrus Duo 16 memungkinkan gamer mendapatkan performa penuh dari kombinasi CPU dan GPU yang terpasang di laptop ini.

ROG Zephyrus Duo 16
CPU AMD Ryzen 9 6980HX
AMD Ryzen 7 6800H
GPU NVIDIA GeForce RTX 3080 Ti
NVIDIA GeForce RTX 3080
NVIDIA GeForce RTX 3070 Ti
NVIDIA GeForce RTX 3060
Display QHD 165Hz/3ms Mini LED 100% DCI-P3
4K/120Hz Full HD/240Hz Dual Spec Panel 100% DCI-P3
Full HD 165Hz IPS level panel 100% sRGB
QHD 165Hz/3ms Mini LED 100% DCI-P3
Full HD 165Hz IPS level panel 100% sRGB
Second Display 4K 60Hz ROG ScreenPad™ Plus
Full HD 60Hz ROG ScreenPad™ Plus
Memory Up to 64GB DDR5 4800MHz
Storage Up to 4TB PCIe Gen 4 SSD
I/O 2x USB 3.2 Gen 2 Type-C
2x USB 3.2 Gen 2 Type-A
1x 2.5G LAN RJ45
1x HDMI 2.1
1x MicroSD card reader
1x 3.5mm audio combo jack
1x Power (DC) input port
1x Kensington Lock
Battery 90Wh
Size 355 x 265.9 x 20.5mm
2.5kg

ASUS ROG Zephyrus G14

Didesain sebagai laptop gaming yang menawarkan performa premium dalam bodi ultra-potrtable, ROG Zephyrus G14 tampil stylish dengan desain yang telah diperbarui. Ia tersedia dalam dua varian warna yaitu Moonlight White dan Eclipse Gray.

ROG Zephyrus G14 model 2022 ini juga dibekali dengan fitur AniMe Matrix yang membuatnya tampil lebih personal dan berbeda dengan laptop gaming lainnya. Panel khusus yang terdiri dari ribuan mini LED di bagian belakang layarnya ini dapat menampilkan tulisan, status laptop, jam, hingga animasi.

Dari segi layar, ROG Zephyrus G14 juga merupakan salah satu laptop gaming pertama yang mengadopsi teknologi layar ROG Nebula dengan resolusi QHD dan refresh rate 120Hz. Layar tersebut juga memiliki tingkat kecerahan hingga 500 nits, color gamut 100% DCI-P3, dan response time 3ms. Didukung oleh Dolby Vision, Adaptive Sync, dan telah memiliki sertifikasi PANTONE Validated Display.

Soal performa, laptop gaming berbasis sistem operasi Windows 11 ini ditenagai prosesor hingga AMD Ryzen 9 6900HS dengan GPU AMD Radeon RX 6800S generasi terbaru. Serta, dilengkapi dengan MUX Switch untuk pengalaman bermain gaming yang maksimal. Sistem pendingin ROG intelligent cooling yang telah dibekali dengan liquid metal akan membantu mendinginkan seluruh komponen termasuk modul memori DDR5 RAM dan PCIe SSD 1TB yang terpasang di ROG Zephyrus G14.

ROG Zephyrus G14
CPU AMD Ryzen 9 6900HS
AMD Ryzen 7 6800HS
GPU AMD Radeon RX 6800S
AMD Radeon RX 6700S
Display QHD 120Hz/3ms 100% DCI-P3
Full HD 144Hz/3ms 100% sRGB
Memory Up to 32GB DDR5 4800MHz
Storage Up to 1TB PCIe Gen 4 SSD
I/O 2x USB 3.2 Gen 2 Type-C
2x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x HDMI 2.0b
1x MicroSD card reader
1x 3.5mm audio combo jack
1x Power (DC) input port
Battery 76Wh
Size 312 x 227 x 19.5mm (with AniMe Matrix™)
1.75kg (with AniMe Matrix™)

ASUS ROG Strix SCAR dan Strix G

ROG Strix SCAR model 2022 juga dirancang sebagai laptop untuk para penggemar eSports. Berfokus pada performa, laptop gaming ini ditenagai prosesor Intel Core hingga i9-12900H generasi ke-12 dan GPU NVIDIA GeForce RTX 3080 Ti generasi terbaru.

CPU dan GPU tersebut didinginkan oleh sistem pendingin ROG intelligent cooling yang telah menggunakan liquid metal. ROG Strix SCAR juga dibekali dengan MUX Switch, penyimpanan PCIe SSD 4×4, dan memori DDR5 4800 MHz.

Kecepatan adalah ciri khas ROG Strix SCAR, laptop khusus untuk para atlet eSports ini pun dibekali dengan opsi layar hingga Full HD dengan refresh rate 360Hz dan QHD 240Hz. Beserta teknologi dari Dolby Vision HDR, Adaptive Sync agar gamer terhindar dari efek screen tearing dan stuttering, serta response time 3ms.

ROG Strix SCAR 15 ROG Strix SCAR 17
CPU Intel Core i9-12900H
Intel Core i7-12700H
GPU NVIDIA GeForce RTX 3080 Ti
NVIDIA GeForce RTX 3080
NVIDIA GeForce RTX 3070 Ti
NVIDIA GeForce RTX 3060
Display Full HD 300Hz/3ms 100% sRGB Full HD 360Hz/3ms 100% sRGB
QHD 240Hz/3ms 100% DCI-P3 QHD 240Hz/3ms 100% DCI-P3
QHD 165Hz/3ms 100% DCI-P3 QHD 165Hz/3ms 100% DCI-P3
Memory Up to 64GB DDR5 4800MHz
Storage Up to 2TB PCIe Gen 4 SSD
I/O 2x USB 3.2 Gen 2 Type-C
2x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x 2.5G LAN RJ45
1x HDMI 2.1
1x 3.5mm audio combo jack
1x Power (DC) input port
Battery 90Wh
Size 354.9 x 259.9 x 22.69 ~ 27.2mm 395 x 282.1 x 23.4 ~ 28.3mm
2.3kg 2.7kg

Seperti saudaranya, ROG Strix G juga hadir dengan sistem pendingin ROG intelligent cooling yang menggunakan liquid metal untuk mendinginkan prosesor AMD hingga Ryzen 9 6900HX dan GPU NVIDIA GeForce RTX 3080 Ti generasi terbaru yang diusungnya. Sementara untuk layarnya, ROG Strix G mengadopsi layar Full HD hingga 360Hz dan QHD hingga 240Hz dengan response time 3ms.

ROG Strix G15 ROG Strix G17
CPU AMD Ryzen 9 6900HX
AMD Ryzen 7 6800H
GPU NVIDIA GeForce RTX 3080 Ti
NVIDIA GeForce RTX 3080
NVIDIA GeForce RTX 3070 Ti
NVIDIA GeForce RTX 3060
NVIDIA GeForce RTX 3050
Display Full HD 300Hz/3ms 100% sRGB Full HD 360Hz/3ms 100% sRGB
QHD 165Hz/3ms 100% DCI-P3 QHD 240Hz/3ms 100% DCI-P3
Memory Up to 32GB DDR5 4800MHz
Storage Up to 1TB PCIe Gen 4 SSD
I/O 2x USB 3.2 Gen 2 Type-C
2x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x 2.5G LAN RJ45
1x HDMI 2.0b
1x 3.5mm audio combo jack
1x Power (DC) input port
Battery 90Wh
Size 354.9 (W) x 259.9 (D) x 22.69 ~ 27.2 (H) mm 395 (W) x 282.1 (D) x 23.4 ~ 28.3 (H) mm
2.3kg 2.8kg

Seluruh lini laptop gaming yang diperkenalkan di ajang CES 2022 dapat disaksikan secara virtual melalui aplikasi ROG Citadel XV. Dalam update terbarunya, ASUS berkolaborasi dengan Aim Lab untuk menghadirkan konten baru berupa mini FPS game yang berisi alur cerita baru, kualitas grafis yang telah ditingkatkan, hingga area eksplorasi yang lebih luas.

Sumber: ASUS ROG

Lenovo Indonesia Luncurkan Yoga Slim 7 Carbon, Yoga Slim 7 Pro, dan IdeaPad Slim 5 Pro dengan AMD Ryzen 5000 Series

Lenovo telah menghadirkan lini laptop premium terbarunya di Indonesia. Mereka adalah Yoga Slim 7 Carbon, Yoga Slim 7 Pro, dan IdeaPad Slim 5 Pro. Ketiganya langsung menjalankan sistem operasi terbaru Windows 11 yang membantu pengguna bekerja sesuai keinginan dengan menawarkan fleksibilitas untuk menampilkan aplikasi secara berdampingan.

Laptop premium dari Lenovo ini juga telah ditenagai AMD Ryzen 5000 series mobile processor dengan arsitektur core Zen 3 yang dibangun pada proses fabrikasi 7 nm. Selain menawarkan kinerja yang mumpuni untuk komputasi harian dan daya tahan baterai panjang, khusus Yoga Slim 7 Carbon dan Yoga Slim 7 Pro turut membawa keunggulan layar OLED.

Saat ini Yoga Slim 7 Carbon sudah tersedia dengan harga Rp20.999.000 dan dapat dibeli sekarang di Lenovo Official Store offline dan online. Sedangkan, Yoga Slim 7 Pro dan IdeaPad Slim 5 Pro akan tersedia segera. Untuk Yoga Slim 7 Pro versi OLED dijual mulai dari Rp17.499.000 dan versi IPS mulai dari Rp13.999.000. Sementara, IdeaPad Slim 5 Pro tersedia dengan harga mulai dari Rp14.699.000.

Lenovo Yoga Slim 7 Carbon

Mari mulai dari Yoga Slim 7 Carbon, ia diklaim Lenovo sebagai laptop OLED 14 inci teringan di dunia dengan berat hanya 1,1 kg. Itu dicapai karena bagian cover laptop ini menggunakan serat karbon. Meski ringan, Yoga Slim 7 Carbon dibuat dengan daya tahan berstandar military-grade dan memenuhi standar MIL STD 810H.

Keunggulan berikutnya dari Yoga Slim 7 Carbon terletak pada layar 14 inci QHD+ menggunakan panel Samsung E4 OLED. Dengan micro border simetris 3,9 mm di tiga sisi, rasio area aktif 91% dalam aspek rasio 16:10, dan dilengkapi sensor cahaya colour ambient yang dapat menyesuaikan tampilan secara otomatis.

Layarnya memiliki refresh rate 90 Hz dengan response time 1 ms dan kecerahan hingga 400 nit. Mencakup dukungan color space DCI-P3 100% dan SRGB 125%, serta bersertifikasi Dolby Vision HDR dan TÜV Eye Comfort.

Dari segi kinerja, Lenovo mengandalkan AMD Ryzen 7 5800U dengan opsi chip grafis NVIDIA GeForce MX450, RAM hingga 16GB LPDDR4x, dan penyimpanan internal hingga 1TB PCIe M.2 SSD.

Untuk mendukung produktivitas, baterai 61 WHrs dapat menunjang pekerjaan sepanjang hari hingga 14,5 jam dibantu dengan termal berbasis mode melalui Lenovo Q-Control. Serta, punya dual-charger dengan Rapid Charge Express yang dapat mengisi daya selama 15 menit untuk mendapatkan hingga 3 jam penggunaan.

Sejumlah fitur pintar juga dihadirkan berkat Lenovo AI Chip. Sebut saja, smart rapid start, zero touch login, dan smart presence detection untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan penggunaan.

Juga ada rangkaian fitur Lenovo Smart Assist seperti flip-to-boot, mengunci layar otomatis, dan menyalakan layar saat meninggalkan dan kembali ke PC berkat kamera infrared (IR) dan sensor time-of-flight. Ditambah dengan perlindungan Privacy Alerts yang melindungi dari mereka yang mengintip dari belakang dan software attention-sensing dari Glance by Mirametrix.

Lenovo Yoga Slim 7 Pro

Beralih ke versi Pro-nya, laptop berlayar 14 inci ini hadir dengan opsi layar IPS dan OLED dalam rasio 16:10. Ditopang resolusi QHD, refresh rate 90 Hz, kecerahan hingga 400 nit, dan sertifikasi TÜV Eye Comfort. Versi OLED-nya mendukung color space DCI-P3 100% dan SRGB 125%.

Kinerjanya lebih powerful dari Yoga Slim 7 Carbon karena ditenagai hingga AMD Ryzen 9 5900HX (versi IPS) dan hingga AMD Ryzen 9 5900HS Creator Edition (versi OLED). Didukung RAM hingga 16GB LPDDR4x, dan penyimpanan internal hingga 1TB PCIe M.2 SSD.

Yoga Slim 7 Pro mampu menghasilkan daya desain termal hingga 50W saat dipasangkan dengan NVIDIA GeForce MX450 atau hingga 45W dengan grafis AMD Radeon. Kapasitas baterainya 61WHr didukung Rapid Charge Boost dan daya tahannya ditingkatkan dengan Intelligent Cooling yang secara otomatis mengoptimalkan daya dengan mengarahkan ke bagian yang paling membutuhkan untuk meningkatkan kinerja.

Desain arsitektur baru pada AMD Ryzen 5000 H-Series Mobile Processor terbukti dapat memberikan efisiensi daya maksimal namun tetap berkinerja tinggi sehingga dapat mendukung pekerjaan berat penggunanya seperti aplikasi rendering profesional dan bermain game-game berat tanpa hambatan.

Lenovo IdeaPad Slim 5 Pro

Selain Lenovo Yoga, IdeaPad Slim 5 Pro juga termasuk dalam lini premium Lenovo meski tanpa panel OLED. Laptop yang tersedia dalam versi 14 inci dan 16 inci ini dibuat aluminium dengan anodized surface treatment dengan ketebalan mulai 17,9 mm dan berat mulai 1,41 kg.

Layar IPS-nya ditopang resolusi WQXGA dalam aspek rasio 16:10 dengan kecerahan 350 nit. Juga mendukung color gamut sRGB 100% beserta Dolby Atmos yang memberikan pengalaman premium saat menikmati hiburan.

Otak laptop ini menggunakan AMD Ryzen 7 5800H dengan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3050. Dilengkapi versi baru teknologi Rapid Charge Express yang menawarkan penggunaan hingga 2 jam hanya dengan pengisian daya singkat selama 15 menit.

GPU FengHua buatan Xingdong Tantang NVIDIA dan AMD Radeon

Selama ini, pasar discrete GPU dikuasai oleh 2 merek, yaitu NVIDIA dan AMD Radeon. Sudah lama sekali produsen GPU seperti S3, Matrox, dan SiS XGI tidak lagi bermain pada pasar ini. Pemain seperti Intel juga nantinya akan mengeluarkan discrete GPU. Yang saat ini sudah meluncurkan GPU discrete-nya adalah perusahaan asal Tiongkok, yaitu Xingdong dengan Fenghua.

Kita mungkin belum pernah mendengar perusahaan bernama Xingdong. Xingdong bekerja sama dengan perusahaan bernama Innosilicon dalam mendesain GPU bernama Fenghua No. 1. Innosilicon sendiri dikenal sebagai produsen cip mesin mining untuk cryptocurrency, ASIC. Tidak main-main, spesifikasi yang dimiliki oleh Fenghua No. 1 ini  pun bisa dikatakan cukup tinggi.

Fenghua No.1 merupakan GPU dengan multi chip yang menggunakan memori berbasis GDDR6X. GPU ini bahkan sudah mendukung beberapa API modern seperti DirectX, Vulkan, OpenGL, OpenCL, dan juga OpenGL ES. GPU ini juga nantinya menggunakan interface PCIe Gen 4 dan memiliki konektor seperti DisplayPort, eDP 1.4, serta HDMI 2.1. GPU ini juga dirancang untuk dapat bekerja pada beberapa sistem operasi seperti Windows, Linux, serta Android.

Kinerja dari Fenghua No. 1 memang belum muncul di dunia maya. Walaupun begitu, Xingdong mengatakan bahwa GPU ini nantinya memang ditujukan untuk PC desktop, cloud gaming, cloud gaming untuk smartphone, serta workstation. Kinerjanya tentu akan lebih kencang karena Fenghua No. 1 nantinya bakal bisa melakukan rendering dengan multi-GPU, yang kemungkinan akan mirip dengan SLI atau CrossFireX.

Apakah nantinya GPU Fenghua akan menjadi penantang NVIDIA GeForce dan AMD Radeon di pasaran, tentunya belum diketahui. Jika memang GPU ini dijual diluar negara Tiongkok, tentunya akan menjadi sebuah solusi pilihan untuk membeli sebuah GPU. Apalagi, saat ini masih terjadi kelangkaan chip yang membuat harga GPU NVIDIA dan AMD menjadi lebih tinggi.

GPU Fenghua juga kemungkinan menjadi sebuah angin segar untuk mereka yang melakukan mining. Hal tersebut dikarenakan GPU ini juga didesain oleh Innosilicon. Innosilicon sendiri memiliki banyak mesin yang digunakan untuk melakukan mining Ethereum, seperti Innosilicon A10 Pro yang secara teoritis dapat melakukan penambangan dengan kecepatan 500MHs dan menggunakan daya kurang dari 1000W.

Sumber: TomsHardware

8 Detail Teknis Steam Deck yang Perlu Anda Ketahui

$400 untuk sebuah konsol genggam yang jauh lebih perkasa ketimbang Nintendo Switch merupakan premis yang sangat menggiurkan, belum lagi fakta bahwa konsol tersebut juga bisa berfungsi layaknya PC tradisional ketika dibutuhkan. Tidak heran kalau kemudian Steam Deck terus menjadi buah bibir meski peluncurannya harus ditunda dua bulan.

Sambil menunggu, Valve rupanya ingin berbagi lebih banyak mengenai konsol genggamnya tersebut. Lewat sebuah live stream yang ditujukan untuk kalangan developer, Valve menyingkap banyak detail baru terkait Steam Deck, khususnya dari sudut pandang teknis. Berikut rangkuman poin-poin yang paling menarik dari presentasi Valve.

1. Aerith SoC

Penggemar Final Fantasy VII mungkin bakal tersenyum mendengar ini: chip bikinan AMD yang mengotaki Steam Deck dinamai Aerith. Sebagai pengingat, chip ini merupakan sebuah APU yang menggabungkan 4-core dan 8-thread CPU Zen 2 dengan 8 compute unit (CU) RDNA 2.

CPU-nya mampu berjalan di kecepatan 2,4-3,5 GHz, sementara GPU-nya di 1-1,6 GHz. Sepintas terkesan pelan, dan chip-nya pun tidak dibekali teknologi turbo boost sama sekali. Menurut Valve, rancangan seperti ini disengaja guna memastikan performa Steam Deck bisa konsisten di segala skenario.

“Performa game Anda dalam sepuluh detik pertama kemungkinan besar bakal sama dengan performanya dua jam dari sekarang, atau seterusnya jika perangkat dicolok ke listrik,” terang Yazan Aldehayyat selaku Hardware Engineer Valve.

2. TDP 15 W

Aerith secara spesifik dirancang untuk beroperasi seefisien mungkin, dengan rentang thermal design power (TDP) sebesar 4-15 W. Namun sekali lagi, supaya kinerjanya bisa konsisten, baik dalam posisi handheld atau docked, Valve tidak membatasi seberapa besar daya yang bisa dikonsumsi oleh Aerith.

Kendati demikian, Valve tetap menerapkan sejumlah optimasi, semisal fitur global frame rate limiter (30 fps atau 60 fps) untuk game apapun sehingga masing-masing pengguna bebas menentukan apakah mereka lebih mementingkan performa atau daya tahan baterai.

Tidak kalah menarik adalah bagaimana Steam Deck dirancang agar membatasi kecepatan charging, kecepatan download, atau bandwith SSD-nya ketika suhu perangkat terdeteksi cukup tinggi. Tujuannya supaya kinerja optimal GPU-nya tetap bisa dipertahankan dalam kondisi yang kurang ideal, seperti ketika sedang bermain di bawah terik matahari misalnya.

3. RAM 16 GB

Aerith ditandemkan dengan RAM LPDDR5 berkapasitas 16 GB dan VRAM 1 GB. Valve menjelaskan bahwa mayoritas game modern sebenarnya tidak membutuhkan memori lebih dari 8 GB atau 12 GB, dan angka 16 GB ini murni Valve maksudkan untuk keperluan future-proofing.

Kok VRAM-nya kecil sekali? Ya, tapi kita juga tidak boleh lupa bahwa memorinya bersifat unified. Ini berarti GPU-nya bisa memanfaatkan kapasitas ekstra (hingga 8 GB) seandainya VRAM 1 GB tersebut terbukti kurang. Secara total, Steam Deck punya bandwith memori sebesar 88 GB/detik.

4. Performa mengalahi mini PC seharga $670

Pada laman dokumentasi untuk developer, Valve membandingkan Steam Deck dengan mini PC seharga $670 yang mengemas prosesor Ryzen 7 3750H, GPU Radeon RX Vega 10, dan RAM DDR4 16 GB. Menurut Valve, CPU-nya memang sedikit lebih perkasa ketimbang milik Steam Deck, akan tetapi GPU-nya lebih lemah dan bandwith memorinya lebih kecil, sehingga secara keseluruhan Steam Deck masih lebih superior.

5. eMMC vs SSD NVMe

Seperti yang kita tahu, Steam Deck hadir dalam tiga varian storage: 64 GB, 256 GB, dan 512 GB. Khusus untuk varian 64 GB, tipe storage yang digunakan adalah eMMC, sementara dua varian sisanya menggunakan SSD NVMe. Sudah bukan rahasia kalau NVMe punya kinerja yang lebih gegas dibanding eMMC. Namun yang jadi pertanyaan adalah, seberapa jauh selisihnya?

Di atas kertas, selisihnya rupanya tidak terlalu jauh kalau berdasarkan penjelasan Valve. Untuk loading game, varian 64 GB dengan eMMC cuma sekitar 12% lebih lambat dari varian 512 GB dengan NVMe, sedangkan untuk booting awal, selisihnya berkisar 25%. Waktu loading yang paling lama adalah jika game disimpan di kartu microSD, yakni sekitar 18% lebih lambat.

6. FSR untuk semua game

Secara teknis, port USB-C milik Steam Deck bisa mengakomodasi hingga dua monitor 4K 60 Hz sekaligus. Tentu saja itu konteksnya bukan bermain, sebab Steam Deck jelas bakal sangat kewalahan menjalankan game di resolusi setinggi itu.

Kabar baiknya, Steam Deck sepenuhnya kompatibel dengan teknologi upscaling FidelityFX Super Resolution (FSR) besutan AMD, yang tentunya bisa membantu meningkatkan performa ketika dipaksa menjalankan game di atas resolusi bawaannya (1200 x 800).

Memang tidak semua game, melainkan hanya judul-judul yang sejauh ini sudah mendukung FSR itu sendiri. Kendati demikian, Valve sudah punya rencana untuk merilis update sehingga Steam Deck bisa mendukung FSR di level sistem operasi, sehingga FSR dapat diaplikasikan ke game apapun.

7. Steam Remote Play

Berbekal Wi-Fi AC (Wi-Fi 5), Steam Deck diyakini mampu memberikan pengalaman Remote Play yang optimal — game dijalankan di PC, lalu di-stream oleh Steam Deck via Wi-Fi. Kenapa harus streaming kalau perangkatnya sanggup menjalankan game secara mandiri? Well, Valve bilang baterai Steam Deck bisa bertahan lebih lama saat dipakai streaming daripada saat menjalankan game-nya sendiri.

8. Quick suspend/resume

Sebagai sebuah konsol genggam, sudah sewajarnya apabila Steam Deck mendukung fitur quick suspend/resume. Tekan tombol power, maka perangkat masuk ke sleep mode. Tekan kembali, maka pengguna bisa langsung melanjutkan sesi bermain terakhirnya. Tidak dinyala-matikan seperti PC atau laptop.

Agar fitur ini bisa bekerja, Valve harus mengubah cara kerja sistem cloud save yang Steam tawarkan. Kalau sekarang sinkronisasinya cuma berlangsung ketika pengguna keluar dari game, nantinya sinkronisasi bakal berlangsung di background ketika fitur suspend tadi aktif.

Teorinya, ini berarti pengguna dapat berpindah dari Steam Deck ke PC secara cepat, ataupun sebaliknya. Tinggal pause game-nya, maka progresnya bisa langsung dilanjutkan di perangkat yang lain. Praktis dan sangat membantu.

Sumber: The Verge.

[Review] AMD Ryzen 7 5800H: Prosesor Mobile untuk Bermain Game di Laptop Tipis

Semenjak kemunculan arsitektur Zen, AMD menjadi pemimpin kecepatan pada pasar prosesor x86. Hal itu pun berlanjut hingga generasi ke 3 yang ada saat ini, yaitu Zen 3. AMD pun juga membawa arsitektur baru ini ke laptop-laptop gaming yang sebelumnya tidak pernah terjadi sebelum arsitektur Zen muncul. Kali ini, saya merasakan prosesor AMD Ryzen 7 5800H.

Ryzen 7 5800H yang datang ke rumah saya terbungkus pada laptop ASUS Zephyrus Duo. Terus terang, saya lebih tertarik untuk membahas prosesor yang digunakan dibandingkan dengan desain yang ada pada ASUS Zephyrus Duo. Sudah lama saya tidak bertemu dengan prosesor AMD, apalagi generasi ke 3-nya ini. Apalagi, prosesor yang satu ini sudah memiliki sebuah kartu grafis terintegrasi.

Prosesor yang memiliki nama Cezanne ini memiliki spesifikasi sebagai berikut

Ryzen 7 5800H
Arsitektur Cezanne
Core / Thread 8 / 16
TDP 45W
Clock 3.2 GHz
Turbo Boost 4.4 GHz
L3 Cache 16 MB
Kecepatan RAM DDR4 3200 MHz / LPDDR4 4266 MHz
Clock iGP / Core 2000 MHz / 8 core
Socket FP6
Pabrikasi 7nm

Prosesor AMD yang satu ini sudah menggunakan proses pabrikasi 7nm. Tentunya ini menjadi sebuah keunggulan tersendiri di mana pesaing utamanya yang masih kesulitan untuk menggunakan pabrikasi tersebut. AMD pun mengambil keunggulan ini untuk meningkatkan efisiensinya dan membuat prosesor ini lebih kencang dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Pada sisi grafis, AMD memasangkan AMD Radeon Graphics dengan 8 GPU core. Grafis terintegrasi ini lebih sering dikenal dengan nama AMD Vega 8, yang memiliki teknologi yang sama dengan yang digunakan pada seri-seri sebelumnya. Pada AMD Ryzen 7 5800H, clock dari IGP ini ditingkatkan menjadi 2 GHz. Hal ini tentu saja membuatnya menjadi lebih kencang jika dibandingkan dengan versi terdahulu.

Berikut adalah hasil CPU-Z dari AMD Ryzen 7 5800H

Arsitektur

Desain dari Zen 3 tentu saja berbeda dengan Zen 2. Selain itu, Zen 3 untuk desktop, Vermeer, juga berbeda dengan Zen 3 untuk laptop, yaitu Cezanne. Cezanne memiliki desain monolithic, yang berarti bahwa ada beberapa komponen yang terintegrasi ke dalam satu cip saja. Hal itu berarti CPU CCD (core complex design), kontroler IO, kontroler memori, dan tentunya grafis terintegrasi.

Pada Zen 2 mobile atau Renoir, sebuah CCX (core complex) akan terdiri dari 4 inti prosesorSelanjutnya, sebuah CCX pada Zen 2 hanya akan memiliki L3 cache hingga 8 MB. Jadi, pada Zen 2, sebuah prosesor yang memiliki L3 cache sebesar 16 MB akan membutuhkan 2 CCX yang aktif di sana.

Pada Zen 3, AMD mengubah lagi arsitekturnya. Sebuah CCX akan memiliki total 8 inti prosesor. AMD juga membuat 8 inti prosesor itu memiliki sebuah shared L3 sebesar 16 MB. Hal ini juga bakal meningkatkan latensi yang dibutuhkan oleh masing-masing inti prosesor tersebut. Dengan tambahan total 4MB pada L2 cache-nya, membuat Ryzen 7 5800H memiliki total cache 20 MB.

AMD juga meningkatkan kinerja instruction per clock-nya dengan cukup signifikan. Pada saat peluncurannya, AMD mengklaim bahwa mereka bisa meningkatkan performanya hingga 19%. Dan walau masih menggunakan proses pabrikasi 7nm, AMD juga berhasil meningkatkan clock-nya dibandingkan Renoir. Hal tersebut juga berlaku pada clock boost-nya.

Pada Cezanne, AMD membuat prosesornya unlocked. Hal ini berarti bahwa perangkat laptop yang memiliki prosesor ini bisa ditingkatkan lagi kinerjanya lebih tinggi. Tentunya, hal tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan multiplier dari prosesor tersebut.

Pada sisi grafisnya, AMD Ryzen 7 5800H masih menggunakan Radeon Vega yang sama dengan Renoir. Walaupun begitu, AMD juga meningkatkan kemampuannya pada sisi clock-nya. AMD juga meningkatkan efisiensi daya sehingga pada clock grafis yang tinggi, daya yang digunakan akan lebih rendah dari generasi sebelumnya.

AMD Ryzen seri H tentunya akan ditemukan pada laptop-laptop yang ditujukan untuk bermain game. Akan tetapi berbeda dengan seri HX, prosesor seri H seperti Ryzen 7 5800H akan dipasarkan untuk laptop-laptop dengan dimensi yang tipis. TDP-nya juga dipasang pada level di bawah seri HX sehingga kemampuannya untuk di-overclock juga lebih rendah.

ASUS ROG Zephyrus Duo GX551QM

Tidak pas rasanya jika saya tidak membahas sedikit mengenai laptop yang menggunakan AMD Ryzen 7 5800H. Perangkat yang satu ini masuk dalam kelas Republic of Gaming, yang merupakan lini gaming dari ASUS. Dengan menyandang nama tersebut, ASUS sudah memastikan bahwa laptop ini bisa dengan lancar digunakan untuk bermain game AAA. Selain itu, spesifikasinya juga bakal bisa digunakan untuk membuat konten.

Laptop ASUS RoG Zephyrus Duo GX551 memiliki dua buah layar. Layar utamanya menggunakan jenis IPS yang memiliki resolusi 1920×1080. Layar kedua diberi nama Screenpad Plus oleh ASUS dan memiliki dimensi 14,1 inci. Layar yang dapat dioperasikan dengan menyentuhnya ini memiliki resolusi yang tinggi pula, yaitu 1920 x 550 piksel. Layar ini akan terangkat dengan sendirinya saat laptop ini dibuka dan membentuk sudut 13 derajat.

Sayangnya, dengan hadirnya ScreenPad Plus, membuat keyboard yang ada harus sedikit turun ke bawah. Hal tersebut menyebabkan hilangnya bagian palm rest yang selalu ada pada setiap laptop. ASUS memang menyediakan bantalan palm rest secara terpisah, namun hal tersebut membuat pengguna harus menyediakan ruang ekstra pada mejanya agar mengetik menjadi lebih nyaman. ASUS juga menaruh touchpad pada sebelah kanan dari keyboard-nya.

Terus terang, saya cukup merasa tidak nyaman bermain dan mengetik artikel dengan menggunakan ASUS Zephyrus Duo. Hal tersebut bukan karena tombol keyboard-nya yang memang sangat responsif serta memiliki dimensi yang pas di tangan saya. Akan tetapi posisi palm rest yang membuat tangan saya sering sakit saat menguji dengan laptop gaming ini. Akan tetapi, saat mencoba melakukan editing video, hal tersebut menjadi lebih menyenangkan berkat ScreenPad Plus-nya.

Pada ASUS Zephyrus Duo, terdapat dua grafis di sana. Yang pertama adalah AMD Radeon Graphics dan yang kedua adalah NVIDIA GeForce RTX 3060. Tentu saja, pada pengujian kali ini saya tidak menggunakan discrete graphics-nya. Semua pengujian menggunakan Radeon Vega 8 sebagai grafisnya.

Pengujian

Untuk mengetahui seberapa kencang prosesor AMD Ryzen 7 5800H, tentu saja harus dilakukan beberapa pengujian. Oleh karena AMD Ryzen 7 5800H menggunakan integrated graphics, pengujian pun dilakukan pada sisi prosesor serta IGP-nya. Saya tidak melakukan pengujian pada NVIDIA GeForce RTX 3060 dengan melakukan setting grafis pada Windows 10 pada power saving.

Pengujian saya lakukan dengan membagi menjadi dua bagian, yaitu sintetis dan gaming. Berikut adalah hasil pengujian benchmark sintetis dari perhitungan pada sisi prosesornya

Selanjutnya, pengujian dilakukan untuk melihat seberapa baik kinerja dari grafis terintegrasinya. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Berikutnya adalah pengujian pada game. Saya menggunakan beberapa game seperti Red Dead Redemption 2, Dirt, Borderlands 3, dan Rise of the Tomb Raider. Saya menggunakan resolusi 1680×1050 pada semua pengujian dan menggunakan profile yang berbeda, dari low hingga high pada Dirt. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui batas dari Radeon Vega 8 yang dimiliki oleh Ryzen 7 5800H.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Verdict

Saat ini, laptop gaming tidak lagi didominasi oleh satu merek prosesor saja. AMD saat ini sudah kembali masuk ke pasar prosesor mobile untuk berbagai lini. Tahun 2021 ini, AMD kembali memasukkan prosesor seri 5000nya ke dalam beberapa laptop gaming. Salah satunya adalah ASUS ROG Zephyrus Duo.

Pada laptop ini, kinerja AMD Ryzen 7 5800H memang hampir tidak ada bedanya dengan kecepatan prosesor yang terpasang pada dekstop. Saat digunakan untuk bermain game, kinerjanya tidak perlu lagi dipertanyakan. Apalagi saat digunakan untuk melakukan rendering video, Ryzen 7 5800H sangat cocok untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Grafis terintegrasi yang ada pada prosesor ini juga memiliki kinerja yang cukup baik. Dengan daya yang rendah, tentu saja akan bisa menghemat baterai lebih baik dibandingkan dengan discrete graphics seperti GeForce RTX 3060 yang ada pada ASUS ROG Zephyrus Duo tersebut. Jika Anda menggunakan prosesor dengan grafis terintegrasi yang sama, yaitu Radeon Vega 8, tentu saja sudah bisa bermain game tanpa lag pada setting tertentu.

Prosesor Ryzen 7 5800H saat ini tersedia pada laptop dengan harga yang cukup tinggi, yaitu 15 hingga 30 jutaan. Walaupun memiliki harga yang tinggi, Ryzen 7 5800H akan menjamin pekerjaan serta game Anda menjadi lancar, apalagi ditambah dengan discrete graphics. Laptop dengan prosesor ini tentu saja bisa menjadi alternatif pilihan untuk bermain game dan membuat konten dengan cepat.

Sparks

  • Kinerja kencang dengan arsitektur yang baru
  • Kinerja IGP yang mumpuni untuk bermain game
  • Menggunakan proses pabrikasi 7 nm yang efisien
  • 8 cores dan 16 threads pada sebuah laptop
  • TDP 45 watt untuk laptop gaming

Slacks

  • Hanya hadir pada laptop dengan harga yang tinggi
  • Tanpa dukungan PCIe Gen 4
  • Tanpa dukungan Thunderbolt terbaru

Asus Ungkap Laptop Gaming Pertama dengan Sertifikasi AMD Advantage Edition, Plus Edisi Khusus Alan Walker

Asus Indonesia kembali mendatangkan dua laptop gaming baru, yakni ROG Strix G15 Advantage Edition dan ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition. Meski sama-sama masuk kategori laptop gaming, keduanya memiliki target pasar yang berbeda.

Untuk ROG Strix G15 Advantage Edition, tipe konsumen yang diincar adalah yang mengutamakan performa tanpa kompromi. Sementara untuk ROG Zephyrus G14 AW SE, target pasarnya adalah kreator konten, khususnya mereka yang berfokus di bidang musik.

Spesifikasi Asus ROG Strix G15 Advantage Edition

ROG Strix G15 Advantage Edition mengemas prosesor AMD Ryzen 9 5900HX (8-core, 16-thread) dan GPU AMD Radeon RX 6800M 12 GB GDDR6. Ya, ini adalah laptop ROG pertama yang ditenagai oleh prosesor sekaligus kartu grafis bikinan AMD. Asus bahkan tidak segan menandai kolaborasi tersebut dengan membubuhkan tulisan “IIIR” (ROG, Ryzen, Radeon) dengan aksen warna merah di bodi laptop.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 2 x 8 GB, SSD NVMe 1 TB, dan baterai berkapasitas 90 Wh. Layarnya menggunakan panel IPS 15,6 inci dengan resolusi QHD (2560 x 1440 pixel), refresh rate 165 Hz, dan color gamut 100% DCI-P3.

Semua itu dikemas dalam bodi yang ukurannya 7% lebih ringkas ketimbang seri Strix G keluaran tahun 2020. Ukuran layarnya sama persis, tapi dimensinya menciut, sebab rasio layar ke bodinya memang naik menjadi 85%. Laptop ini mempunyai bagian paling tebal 2,72 cm, sedangkan bobotnya berada di kisaran 2,4 kg.

AMD Advantage Edition

Embel-embel “Advantage Edition” di laptop ini mengacu pada design framework baru yang AMD tetapkan. Dijuluki AMD Advantage Edition, ada tiga premis utama yang diangkat: “Amplified Performance”, “Premium Displays”, dan “Built to Game”. Anggap saja AMD Advantage Edition ini seperti Intel Evo, tapi yang dikhususkan untuk kategori laptop gaming.

Dalam acara virtual yang dihelat oleh Asus Indonesia via Zoom, Armawati Cen selaku Business Development Manager AMD menjelaskan secara merinci syarat-syarat apa saja yang harus produsen laptop penuhi agar bisa mendapatkan sertifikasi AMD Advantage Edition ini. “Amplified Performance” mengacu pada penggunaan prosesor Ryzen dan kartu grafis Radeon generasi terbaru.

Kombinasi tersebut penting untuk mewujudkan fitur bernama AMD SmartShift, yang memungkinkan penyesuaian alokasi daya ke CPU dan GPU berdasarkan skenario penggunaan. Jadi semisal pengguna sedang sibuk mengedit video atau kegiatan-kegiatan kreasi konten lainnya, perangkat bakal mengutamakan alokasi daya ke CPU. Sebaliknya, ketika sedang bermain game, yang diutamakan adalah GPU. Hasil akhirnya adalah peningkatan performa sampai sebesar 10%.

Selanjutnya ada fitur AMD Smart Access Memory, yang memungkinkan CPU untuk mengakses penuh VRAM milik GPU. Kebetulan RX 6800M memang mengusung kapasitas VRAM yang amat berlimpah di angka 12 GB.

Beralih ke premis yang kedua, yakni “Premium Displays”, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: jenis panel IPS atau OLED, refresh rate minimum 144 Hz di resolusi 1080p, mendukung AMD FreeSync Premium, tingkat kecerahan minimum 300 nit, color gamut 100% SRGB atau 72% NTSC.

Terakhir, “Built to Game” merujuk pada tiga hal: penggunaan SSD NVMe, suhu kurang dari 40° C di area keyboard selama sesi gaming berlangsung, dan daya tahan baterai 10 jam ke atas saat dipakai menonton video.

Pembahasan soal suhu ini menarik, dan Asus pun sama sekali tidak menganggap remeh. Pasalnya, seperti yang kita tahu, performa gahar CPU dan GPU tidak akan ada artinya kalau tidak diimbangi oleh sistem pendingin yang optimal. Di ROG Strix G15 Advantage Edition, sistem pendinginnya mengandalkan vapor chamber ketimbang heat pipe, memungkinkan pembuangan panas yang lebih merata dari semua komponen, bukan cuma dari CPU dan GPU-nya saja.

Desain kipasnya juga telah diperbarui demi meminimalkan turbulensi. Jadi walaupun kecepatan putarannya (RPM) sama dengan model kipas yang lama, aliran udaranya bisa ditingkatkan hingga 17% untuk CPU, dan 20% untuk GPU. Di saat yang sama, suara yang dihasilkan oleh kipasnya justru lebih sedikit lebih senyap.

Asus juga tidak lupa menyelipkan sensor infra-merah di bawah tombol “K” untuk memonitor suhu keyboard secara konstan, sehingga pada akhirnya laptop bisa menyesuaikan distribusi daya dan kinerja sistem pendinginnya secara otomatis. Ingat, AMD mensyaratkan suhu kurang dari 40° C di area keyboard, dan ini dalam posisi laptop-nya sedang menjalankan game, bukan idle.

Mengenai baterai, hasil pengujian internal Asus menunjukkan bahwa ketika dipakai menonton video secara terus-menerus, laptop ini mampu bertahan sampai 12 jam sebelum akhirnya kehabisan daya. Paket penjualannya turut mencakup charger USB-PD dengan output 100 W, jadi pengisian dari 0% – 50% di laptop ini hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja.

Spesifikasi dan fitur Asus ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition

Sesuai namanya, ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition ini merupakan hasil kolaborasi Asus bersama DJ blasteran Inggris-Norwegia, Alan Walker. Sebagai model edisi terbatas, desainnya sengaja dibuat berbeda dari Zephyrus G14 versi standar. Deretan LED AniMe Matrix yang terdapat di cover laptop tidak lagi menyala dalam warna putih, melainkan warna biru khas Alan Walker (Spectre Blue).

Saat dibuka, pengguna juga akan berjumpa dengan perpaduan aksen warna yang cukup menarik. Lalu khusus pada tombol “A” dan “W” di keyboard, label tulisannya sudah digantikan oleh logo Alan Walker. Melalui laptop ini, Asus pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa brand ROG tak lagi menyasar kalangan gamer saja, tapi juga segmen lifestyle.

Perihal dapur pacu, ROG Zephyrus G14 AW SE mengandalkan prosesor AMD Ryzen 9 5900HS. Sama-sama 8-core dan 16-thread seperti 5900HX tadi, tapi dengan clock speed dan TDP (thermal design power) yang lebih rendah, sehingga lebih irit daya. Untuk kartu grafisnya, Asus memercayakan pada Nvidia GeForce RTX 3050 Ti 4 GB GDDR6. Perlu diingat sekali lagi, laptop ini lebih ditujukan kepada para kreator konten ketimbang gamer.

ROG Zephyrus G14 AW SE hadir membawa RAM 8 GB (plus satu slot SO-DIMM ekstra), SSD NVMe 1 TB, dan baterai 76 Wh. Untuk layarnya, laptop ini duduk satu level lebih tinggi berkat panel IPS 14 inci yang memiliki resolusi 1440p dan refresh rate 120 Hz, sementara Zephyrus G14 standar hanya mengemas resolusi 1080p pada semua variannya.

Layar ini juga memiliki color gamut 100% DCI-P3 sekaligus sertifikasi Pantone Validated, semakin memperkuat posisinya sebagai laptop untuk kreasi konten. Sebagai bagian dari keluarga Zephyrus, portabilitas tentu menjadi kunci. Laptop ini tercatat memiliki tebal bodi 1,99 cm, sementara bobotnya berada di kisaran 1,7 kg.

Namun bagian yang paling mencuri perhatian dari laptop ini justru adalah packaging-nya. Saat membuka boksnya, konsumen bakal menjumpai ROG Zephyrus G14 AW SE dalam sebuah kotak akrilik. Pada permukaan atas kotaknya, tampak grafik yang sepintas kelihatan seperti kombinasi tombol. Benar saja, gambar-gambar kotak, lingkaran, dan segitiga tersebut dicetak menggunakan tinta konduktif, sehingga semuanya bisa berperan sebagai panel sentuh kapasitif.

Jadi dengan menghubungkan kotak ini ke laptop via kabel USB-C, pengguna bisa memperlakukannya bak sebuah mixer DJ, menyentuh tombol-tombolnya untuk menciptakan berbagai efek audio (dan visual) di software bawaan bernama ROG Remix. Jadi tanpa bantuan satu pun alat tambahan, pengguna laptop ini sudah bisa menciptakan musik sendiri.

Harga dan ketersediaan

Di Indonesia, Asus saat ini telah memasarkan ROG Strix G15 Advantage Edition (G513QY) dengan harga resmi Rp33.999.000, sementara ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition dijual seharga Rp30.999.000.

Khusus ROG Zephyrus G14 AW SE, paket penjualannya turut mencakup aksesori eksklusif seperti ROG x Alan Walker Baseball Cap, ROG x Alan Walker Socks, dan juga lisensi premium JOOX selama satu tahun (kuota terbatas).

Lenovo Yoga 6 yang Baru Ditenagai AMD Ryzen 5000 Series, Harga Mulai Rp16.099.000

Lenovo telah meluncurkan laptop convertible 2-in-1 terbarunya, Yoga 6 di Indonesia. Perangkat yang dirancang untuk para kreatif ini hadir dengan penyegaran baru guna meningkatkan performa mobilitas agar pengguna tetap produktif walau saat bepergian.

Kini Lenovo Yoga 6 telah ditenagai oleh prosesor mobile AMD Ryzen 5000 U–series hingga Ryzen 7 5700U, yang membawa konfigurasi 8 core dan 16 thread yang memastikan performanya andal untuk komputasi harian. Berpadu grafis integrated AMD Radeon, RAM 16GB DDR4-3200MHz, dan media penyimpanan 512GB SSD M.2 NVMe.

Berkat engsel 360 derajat, Yoga 6 menawarkan fleksibilitas dalam menyelesaikan pekerjaan. Pengguna dapat menyesuaikan posisi Yoga 6 sesuai skenario penggunaan, mulai dari mode laptop tradisional, tablet, stand, dan tent yang siap mendongkrak produktivitas sekaligus kreativitas.

Dari segi layar, Yoga 6 mengemas panel IPS 13,3 inci beresolusi FHD, mendukung kecerahan 300 nits, dan color space pada 72% NTSC. Lenovo juga menyematkan fitur digital pen yang memiliki sensitivitas tekanan hingga 4.096 pada layar, dengan demikian pengguna bisa dengan mudah menandai sesuatu, corat-coret, hingga membuat sketsa.

Lenovo Yoga 6 sepenuhnya menggunakan sasis yang terbuat dari bahan metal. Selain membuat rancangannya lebih kokoh, juga memberikan kesan premium ditambah balutan warna Abyss Blue. Untuk memperkaya pengalaman nonton film, gaming, maupun konferensi video, laptop ini memiliki speaker front-facing stereo yang telah dioptimalkan dengan Dolby Atmos.

Sistem keamanannya mengandalkan fingerprint reader yang memungkinkan login dengan cepat dan webcam dengan penutup privasi TrueBlock untuk memastikan laptop anti-retas secara fisik. Ia juga dilengkapi dengan dua port USB Type-C yang salah satunya mendukung power delivery dan punya daya tahan baterai panjang hingga 18 jam berkat Lenovo Q Control yang didukung oleh Lenovo Intelligent Thermal Solution 4.0 dengan profil yang dioptimalkan oleh AI.

Sebagai tambahan, laptop ini juga sudah dilengkapi dengan Microsoft Office Home & Student 2019 senilai Rp1.799.000. Saat ini, Lenovo Yoga 6 sudah tersedia di Lenovo Official Store online dan offline, dengan harga mulai dari Rp16.099.000.

Lenovo Yoga 6 juga sudah dilengkapi dengan Accidental Damage Protection dan Premium Care selama dua tahun. Layanan ini dapat digunakan untuk berbagai kerusakan dari tumpahan air, terjatuh dari meja, malfungsi keyboard, hingga LCD retak yang akan discover 100% tanpa ada biaya tambahan. Sedangkan untuk Premium Care, pelanggan dapat berkonsultasi secara langsung dan mudah dengan teknisi ahli untuk mendapatkan pengalaman layanan terbaik dan dapat diakses 24/7, pengguna dapat menghubungi layanan telepon bebas pulsa di 001-803-01-61224.

[Review] ASUS VivoBook S14 (M433) AMD Ryzen 5 5500U, Laptop 10 Juta dengan Performa Konsisten

Untuk segmen anak muda, ASUS mengandalkan lini laptop VivoBook guna menggempur pasar laptop kelas menengah ke atas. Keluarga VivoBook sendiri terdiri dari beberapa seri, mulai dari VivoBook original, VivoBook Pro, VivoBook S dan Ultra yang tampil stylish dengan bodi ringkas, hingga VivoBook Flip yang menawarkan fleksibilitas penggunaan berkat desain convertible 2-in-1.

Selain punya model yang beragam, ASUS juga menggunakan dua jenis prosesor yang berbeda yaitu dari Intel dan AMD yang biasanya harganya lebih terjangkau. Pada bulan Juni lalu, ASUS meluncurkan tiga laptop VivoBook yang ditenagai oleh prosesor mobile AMD Ryzen 5000 Useries, meliputi VivoBook Flip (TM420), VivoBook S14 (M433), dan VivoBook Ultra (M413).

DailySocial Gadget telah kedatangan VivoBook S14 (M433), kali ini saya mendapatkan warna gaia green dengan cover depan hijau yang mencolok dan area keyboard-nya berwarna silver. Unit yang saya review varian prosesor AMD Ryzen 5 5500U yang dibanderol Rp10.099.000. Sedangkan, varian tertinggi dengan AMD Ryzen 7 5700U dijual Rp11.799.000. Pembaruan apa yang disematkan oleh ASUS? Setelah sebulan lebih menggunakannya sebagai daily driver, berikut review ASUS VivoBook S14 (M433) selengkapnya.

Desain Stylish dengan Tepian Diamond Cut

Dari segi desain, penampilan VivoBook S14 (M433) tampak identik seperti pendahulunya. Ia memiliki perawakan tipis dan ringan dengan rupa yang menawan, dimensinya 324x213x15,9 mm dan berbobot 1,4 kg sehingga mudah dibawa bepergian dan cocok untuk bekerja secara mobile.

Cover depannya mengusung desain minimalis yang disebut negative space, dengan tulisan ‘ASUS VivoBook’ kecil berwarna silver. Seperti biasa, kita dapat mendekorasi bagian cover depan yang tersedia dalam gaia green, resolute red, dreamy silver, dan indie black sesuka hati dengan satu set stiker eksklusif di dalam paket penjualan.

Saya kebagian gaia green, warna ini terinspirasi dari alam. Saat laptop dibuka, terpampang layar 14 inci dengan desain NanoEdge display yang menghadirkan bezel samping layar tipis dengan screen-to-body ratio mencapai 85%, namun material bezel yang digunakan masih berbahan plastik. Selain itu, layar Full HD-nya menggunakan panel IPS-level dalam rasio 16:9, menawarkan sudut pandang 178 derajat, punya kecerahan maksimum 250 nits, dan mendukung color space NTSC di angka 45%.

Beralih ke bagian keyboard, VivoBook S14 (M433) punya tepian diamond cut dengan finishing bertekstur. Ciri khas tombol enter dengan tepian color-blocking juga masih disematkan pada chiclet keyboard yang dilengkapi backlit berwarna putih. Keyboard-nya memiliki key travel 1,4mm yang dapat menangani pengetikan cepat dan dilengkapi touchpad yang responsif berukuran besar.

Konektivitas dan Sistem Keamanan

Soal konektivitas, sebagai laptop masa kini VivoBook S14 (M433) hadir dengan beragam port. Termasuk dua port USB 2.0 Type-A dan microSD card reader di sisi kanan. Sedangkan pada sisi kiri terdapat port HDMI 1.4, USB 3.2 Gen 1 Type-A, 3.5mm combo audio jack, serta USB 3.2 Gen 1 Type-C untuk tranfer data lebih cepat dan mengkoneksikannya dengan berbagai perangkat eksternal.

Koneksi nirkabelnya mengandalkan Bluetooth 5.0 (dual band) dan WiFi 6 (802.11ax). WiFi generasi terbaru ini tiga kali lebih cepat, kapasitas jaringan hingga empat kali lebih banyak, dan latency hingga 75 persen lebih rendah daripada generasi sebelumnya.

Untuk masuk ke dalam sistem Windows 10, pengguna tidak perlu mengetik password karena sudah dilengkapi sensor sidik jari di pojok kanan atas touchpad yang terintegrasi dengan fitur Windows Hello. Saya mendaftarkan jari telunjuk, dari pengalaman saya asalkan jari bersih dan tidak basah maka kita dapat login lebih cepat.

Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 U-Series

Perubahan terbesar yang dibawa oleh VivoBook S14 (M433) terletak pada sisi performa, laptop Windows 10 Home yang telah dilengkapi dengan Microsoft Office Home & Student 2019 orisinil pre-Installed ini ditenagai prosesor mobile AMD generasi terbaru Ryzen 5000 U-series. Prosesor berfabrikasi 7nm dengan teknologi Zen 3 ini menawarkan peningkatan performa yang signifikan, namun tetap optimal dalam hal konsumsi daya.

Lebih lanjut, AMD Ryzen 5000 U-series memiliki TDP 15W dan didesain untuk laptop ultra thin yang berorientasi pada daya tahan baterai panjang dan mengedepankan mobilitas tinggi. Untuk varian AMD Ryzen 5 5500U, ia memiliki konfigurasi 6 core dan 12 thread dengan Max Boost hingga 4GHz dan cache 8MB.

Performanya ditopang RAM 8GB DDR4 dual-channel dan penyimpanan M.2 NVMe PCIe 3.0 SSD berkapasitas 512GB. Sementara, kebutuhan olah grafisnya mengandalkan integrated AMD Radeon Graphics. Detail spesifikasi menurut CPU-Z sebagai berikut:

Dengan konfigurasi tersebut, skenario apa yang cocok diemban oleh VivoBook S14 (M433)? Laptop ini ideal untuk menangani komputasi harian bagi pengguna umum, misalnya tugas dan aplikasi kantor ataupun sekolah, hingga mengerjakan project kreatif seperti edit foto dan video berdurasi pendek. Sebagai gambaran, hasil benchmark-nya dapat dilihat pada tabel berikut:

No Pengujian Skor
1 GeekBench 5 Single-Core 1115
2 GeekBench 5 Multi-Core 5504
3 PCMark 10 5274
4 Cinebench R15 1296
5 Cinebench R20 2912
6 3DMark Sky Diver 11219
7 3DMark Cloud Gate 19670

Mengingat prosesor yang digunakan versi hemat daya, laptop ini memang tidak dirancang untuk pekerjaan berat. Sebaliknya, VivoBook S14 (M433) lebih menekankan pada portabilitas, dengan keseimbangan antara performa dan masa pakai baterai. Walau begitu, kalau hanya sesekali diajak ngebut buat bermain game kasual atau editing video pada resolusi 1080p dengan durasi agak panjang harusnya bukan masalah.

Verdict

Kehadiran ASUS VivoBook S14 berbasis AMD selalu layak dinantikan, terlebih kini sudah ditenagai prosesor AMD generasi terbaru Ryzen 5000 series. Tentunya selain karena harganya yang lebih bersahabat daripada versi Intel, dari segi performa dan pengalaman pengguna yang ditawarkan bisa dibilang beda-beda tipis.

Bentuknya ringkas dengan desain stylish yang dirancang untuk generasi muda dan menawarkan performa yang mumpuni untuk menangani komputasi harian pengguna umum. Dua fitur utama yang membedakannya ialah versi Intel memiliki port Thunderbolt 4 dan tambahan discrete graphics NVIDIA GeForce MX350.

Sebagai pembanding, VivoBook S14 (M433) varian AMD Ryzen 5 5500U dibanderol mulai dari Rp10.099.000 dan Rp11.799.000 untuk versi Ryzen 7 5700U. Sementara, harga VivoBook S14 (S433) mulai dari Rp13.299.000 untuk varian Intel Core i5-1135G7 dan Rp15.099.000 untuk versi Intel Core i7-1165G7.

Sparks

  • Bentuk ringkas dan build quality cukup premium
  • Ditenagai prosesor mobile AMD Ryzen 5000 series
  • WiFi 6 dan punya port USB Type-C
  • Harga kompetitif mulai dari Rp10.099.000

Slacks

  • Bezel layar masih berbahan plastik
  • Belum mengadopsi USB Thunderbolt 4

AMD Umumkan Radeon RX 6600 XT, Kartu Grafis untuk Gamer Mainstream Seharga $379

Sekitar sembilan bulan sejak memperkenalkan Radeon RX 6000 Series, AMD akhirnya punya kartu grafis baru yang didedikasikan untuk segmen mainstream. Kartu yang dimaksud adalah Radeon RX 6600 XT, yang bakal jadi opsi upgrade yang menarik buat kalangan gamer yang bermain di resolusi 1080p.

Sejauh ini RX 6600 XT adalah kartu grafis desktop paling murah yang menggunakan arsitektur RDNA2. AMD mematok harga $379 untuknya, alias $100 lebih murah daripada RX 6700 XT. Di kisaran harga tersebut, RX 6600 XT bakal bersaing langsung melawan RTX 3060 ($329) dan RTX 3060 Ti ($399) dari kubu Nvidia.

Dari sisi teknis, RX 6600 XT mengusung 32 compute unit (CU) dengan total 2.048 stream processor. Base clock-nya tercatat di angka 2.359 MHz, sedangkan boost clock-nya 2.589 MHz. Ia dibekali VRAM 8 GB GDDR6, memory bus 128-bit, dan memory speed 16 Gbps. Secara total, RX 6600 XT memiliki total board power sebesar 160 W.

Menariknya, jumlah CU yang tertanam bukan hanya lebih sedikit daripada milik RX 6700 XT, tapi juga milik RX 5600 XT selaku pendahulunya. Kendati demikian, RX 6600 XT menawarkan clock speed yang jauh lebih tinggi daripada RX 5600 XT, dan itu pada akhirnya dapat diterjemahkan menjadi performa yang lebih kencang.

Sekencang apa memangnya? Kalau dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yakni RX 5600 XT dan RX 5700, RX 6600 XT menawarkan kurang lebih sekitar 1,5x peningkatan performa. Lalu jika dikomparasikan dengan RTX 3060, frame rate yang dihasilkan RX 6600 XT rata-rata 15% lebih tinggi berdasarkan grafik di atas. Di beberapa judul seperti Forza Horizon 4, Hitman 3, dan Resident Evil Village, selisihnya bahkan sangat jauh, meski ia agak kewalahan di Horizon Zero Dawn.

Sama halnya seperti Nvidia, AMD pun tidak lupa membandingkannya dengan GPU sejuta umat — Nvidia GeForce GTX 1060 — dan hasilnya RX 6600 XT mampu menyajikan rata-rata 2,5x lebih banyak frame per second (fps).

Namun sebagus apapun rasio price-to-performance yang ditawarkan RX 6600 XT, semuanya bakal percuma seandainya stoknya terus kosong, atau kalau ternyata harganya di pasaran jauh di MSRP $379 tadi. Terlepas dari itu, RX 6600 XT rencananya bakal tersedia mulai 11 Agustus, dan sejauh ini pabrikan yang telah dikonfirmasi bakal menjualnya mencakup ASRock, Asus, Biostar, Gigabyte, MSI, PowerColor, Sapphire, XFX, dan Yeston.

Sumber: AnandTech.