Andre Soelistyo Mundur; GoTo Buyback Saham Senilai Rp3,2 Triliun

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan dua langkah penting dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada 11 Juni 2024.

Pertama, perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp3,2 triliun atau setara dengan US$200 juta. Buyback ini akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 12 bulan setelah RUPSLB.

Selain itu, GoTo juga akan merombak jajaran komisaris dan direksi. Co-Founder GoTo Andre Soelistyo mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai komisaris. Surat pengunduran diri Andre diterima perusahaan pada 17 Mei 2024. Andre, yang memiliki 0,78 persen saham GoTo, sebelumnya menjabat sebagai CEO GoTo Group hingga Juni 2023.

Dalam perubahan manajemen ini, John A. Prasetio diusulkan sebagai komisaris independen baru menggantikan Robert Holmes Swan. Perusahaan juga akan mengajukan pengangkatan kembali Dirk Van den Berghe sebagai komisaris independen, serta Garibaldi Thohir dan Wishnutama Kusubandio sebagai komisaris.

Menurut Sekretaris Perusahaan RA Koesoemohadiani, pengunduran diri Andre tidak akan berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, kondisi hukum, keuangan, dan kelangsungan usaha perusahaan. Perubahan dalam jajaran manajemen ini diharapkan dapat memperkuat struktur perusahaan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Andre Soelistyo, bersama Kevin Aluwi, menjadi Co-CEO Gojek pada Oktober 2019 setelah Nadiem Makarim mundur untuk menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Di bawah kepemimpinannya, Gojek bergabung dengan Tokopedia pada 17 Mei 2021, membentuk entitas usaha PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, menjadikan perusahaan sebagai salah satu entitas bisnis terkemuka di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Patrick Walujo Didapuk Sebagai Direktur Utama GoTo yang Baru

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mengumumkan Sugito Walujo atau lebih dikenal sebagai Patrick Walujo sebagai calon Direktur Utama perseroan menyusul pencalonan Andre Soelistyo sebagai Komisaris dan Deputy Chairman.

Agenda pencalonan akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023 terkait perubahan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

GoTo menyampaikan bahwa Andre Soelistyo akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama GoTo. Selain Patrick, perseroan juga mengumumkan Thomas Husted sebagai calon Wakil Direktur Utama GoTo.

Lewat peran barunya, Andre akan mengawasi dan memberi arahan strategis menuju EBITDA disesuaikan positif yang ditargetkan terealisasi akhir 2023, serta pertumbuhan jangka panjang.

Komisaris Grup GoTo Patrick Walujo mengungkap, dalam beberapa bulan terakhir, Dewan Komisaris terus berkoordinasi erat dengan manajemen GoTo untuk memastikan pelaksanaan strategi mencapai target profitabilitas.

“Sebagai salah satu investor pertama Gojek dan Komisaris GoTo, saya selalu memiliki kepercayaan besar terhadap perseroan. Apabila nominasi saya disetujui oleh pemegang saham dalam RUPST mendatang, saya akan berdedikasi penuh kepada GoTo dan bekerja sama dengan jajaran direksi lainnya untuk mendorong kemajuan unit bisnis, mengoptimalisasi strategi menuju target profitabilitas, serta memperkokoh landasan pertumbuhan jangka panjang.”

Lebih lanjut, Patrick memiliki pengalaman mendalam mengenai GoTo dan ekosistemnya, termasuk lanskap investasi dan sektor teknologi di Indonesia dan global. Pemahaman Patrick telah dibangun sejak awal perjalanannya saat menjadi investor pertama di Gojek.

Selain itu, Thomas Husted yang juga veteran Gojek, akan mengemban tugas sebagai Chief Operating Officer (COO). Thomas sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Gojek pada periode 2017-2021, dan memegang peranan penting dalam penggabungan Gojek dan Tokopedia.

Peran baru

Sementara, Co-Founder dan Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo menyampaikan bahwa GoTo berupaya memprioritaskan pertumbuhan para pemimpin agar dapat dapat beralih dari kepemimpinan para pendiri menuju kepemimpinan oleh profesional dalam jangka panjang.

“Pencapaian GoTo hingga saat ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak, termasuk para pemimpin kelas dunia yang kini menjalankan bisnis GoTo. Saya percaya sekarang adalah waktu yang tepat bagi para pemimpin, termasuk para presiden unit bisnis kami, Catherine, Hans, dan Melissa, untuk membawa GoTo melangkah maju,” tutur Andre dalam keterangan resmi.

Ia meyakini GoTo akan menjadi katalis perubahan positif dan mempertahankan nilai-nilai untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan membawa kemajuan dalam ekosistem, termasuk  mitra pengemudi, pedagang dan konsumen.

Merangkum perjalanannya, Andre menjabat sebagai Presiden Gojek pada 2015. Ia kemudian ditunjuk sebagai co-CEO Gojek pada 2019. Usai Gojek dan Tokopedia resmi melebur pada 2021, ia kembali ditunjuk sebagai Direktur Utama Grup GoTo.

Andre juga disebut sebagai penggagas Program Saham Gotong Royong, yang memberikan kesempatan kepada mitra pengemudi, pedagang dan konsumen, serta karyawan, untuk turut berperan serta dalam IPO GoTo.

Selain pencalonan direksi, GoTo juga mengajukan pengalihan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam RUPST ini, yaitu Agus D. W. Martowardojo menjadi Komisaris Utama dan Garibaldi Thohir menjadi Komisaris.

Dampak Efisiensi, GOTO Dapatkan Tren Kinerja Positif di Q1 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belum lama ini mengumumkan kinerja perusahaan pada kuartal pertama tahun 2023. Laporan ini menunjukkan bahwa strategi efisiensi yang digunakan perusahaan cukup efektif untuk menekan kerugian serta meningkatkan pertumbuhan EBITDA yang disesuaikan. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi bisnis on-demand dan e-commerce.

Pada tanggal 31 Maret 2023 dan 31 Desember 2022, perseroan mencatat total akumulasi rugi masing-masing sebesar Rp122,3 triliun  dan Rp118,4 triliun. Secara spesifik, rugi bersih untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023 mencapai Rp3,9 triliun, angka ini menyusut 41% dibandingkan dengan Rp6,6 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Di awal tahun ini, Grup GOTO juga sempat menerbitkan panduan baru yang menyatakan fokus perseroan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023. Pada kuartal pertama ini, Grup GOTO berhasil meningkatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Direktur Utama Grup GOTO Andre Soelistyo menegaskan bahwa perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat dan terus melangkah menuju profitabilitas. Percepatan linimasa ini akan didorong oleh optimisasi pendapatan, manajemen biaya dan pertumbuhan produk dalam ekosistem.

Pada kuartal pertama 2023, perseroan terus mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi biaya di seluruh organisasi. Pendapatan kotor tumbuh 14% YoY menjadi Rp6 triliun, sedangkan insentif dan biaya pemasaran produk turun sebesar Rp2,6 triliun atau 39% YoY. Marjin kontribusi grup berbalik positif sebesar 0,4% dari GTV3, meningkat 224 bps YoY mencapai Rp 636 miliar.

CFO Grup GOTO Jacky Lo mengungkapkan, “Peningkatan pertumbuhan pendapatan dan rasionalisasi insentif telah membuat marjin kontribusi Grup menjadi positif pada kuartal pertama — tonggak penting bagi perusahaan, karena kami berupaya mendorong profitabilitas dalam unit bisnis.”

Manajemen struktur biaya tetap yang ketat juga disinyalir mendorong hasil yang menguntungkan, secara signifikan mengurangi basis OpEx dan mengurangi pembakaran uang tunai. “Ke depannya, mempertahankan disiplin biaya merupakan inti dari strategi jangka panjang kami, karena basis biaya yang lebih rendah akan memberi kami fleksibilitas tambahan untuk mengalokasikan modal untuk percepatan pertumbuhan di masa depan.” ungkap Lo.

Kinerja positif ini diikuti harga saham GOTO yang perlahan mulai kembali menanjak setelah anjlok hingga di bawah Rp100 per saham.

Dampak efisiensi

Dalam laporan ini, perseroan juga mengaku telah mengimplementasikan tindakan untuk mengendalikan biaya grup secara ketat serta meningkatkan ketelitian  dalam memastikan bahwa setiap unit bisnis dalam ekosistem dapat memberikan kontribusi optimal. Di akhir tahun 2022 lalu, Grup GOTO mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Secara periodik, perseroan disebut telah meninjau efisiensi organisasi dengan tujuan untuk mengonsolidasi sejumlah fungsi bisnis pendukung dan menurunkan skala bisnis non-inti. Selain itu juga terus menurunkan insentif dan membuatnya lebih terarah dengan berfokus kepada segmen konsumen yang berkualitas tinggi.

Pada saat yang bersamaan, Grup GOTO juga berupaya mendorong inovasi produk untuk memberikan nilai tambahan kepada para pelanggannya. Sebagai contoh, dengan meningkatkan teknologi pemasaran untuk mengarahkan pedagang kepada segmen konsumen yang lebih relevan.

Sebagai tambahan, Grup GOTO juga menawarkan produk pembiayaan yang memberikan penyertaan finansial kepada pelanggan yang tidak memiliki akses kredit. Layanan-layanan tersebut memungkinkan perseroan untuk meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan monetisasi.

Total pendapatan bersih Grup GOTO yang terkonsolidasi dari segmen operasional mencapai Rp1,49 triliun. Empat segmen yang memiliki kontribusi paling besar adalah bisnis on demand, e-commerce, logistik dan teknologi finansial.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GOTO Dirumorkan Batal Terbitkan Convertible Notes Senilai 7 Triliun Rupiah

Grup GOTO dirumorkan membatalkan kesepakatan untuk mengumpulkan dana segar melalui penerbitan obligasi konversi senilai $500 juta (lebih dari 7 triliun Rupiah). Menurut sumber Bloomberg, GOTO meninggalkan kesepakatan tersebut selama berbulan-bulan karena memfokuskan perhatiannya untuk mencapai target profitabilitas.

Sumber juga menyampaikan, sebelumnya target dana yang diincar GOTO adalah $1 miliar namun diturunkan hingga setengahnya, hingga akhirnya membatalkan pembicaraan tersebut dengan calon investor. Nama-nama investor yang telah aktif berdiskusi dengan GOTO, di antaranya BlackRock, PAG, dan IFC.

“Penyedia transportasi dan e-commerce Indonesia tersebut akhirnya memutuskan untuk tidak menjual utang karena khawatir akan mengirimkan pesan yang bertentangan kepada investor,” tulis Bloomberg.

Sebelumnya, manajemen GOTO telah memberi tahu investor bahwa kas dan setara kasnya — sebesar Rp29 triliun ($2 miliar) pada akhir 2022 — cukup untuk mencapai arus kas operasi positif tanpa tambahan dana eksternal.

Bila kabar ini benar, kesepakatan yang dibatalkan ini menandai perubahan yang tidak biasa bagi GOTO, yang sebelumnya sangat bergantung pada investasi eksternal untuk mendanai operasionalnya yang merugi.

Jalan menuju profitabilitas

Setelah menikmati dana murah selama bertahun-tahun, GOTO — dan perusahaan teknologi lainnya di Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd. dan Sea Ltd. — menyeimbangkan efek pengambilan utang di era kenaikan suku bunga.

Pada Maret 2023, Grab mengatakan telah membayar utang $600 juta sebelum jatuh tempo pada tahun 2026, sementara Sea membeli kembali sekitar $800 juta convertible senior yang jatuh tempo pada tahun 2026.

Seperti rekan-rekan regionalnya, GOTO mencoba meyakinkan investor tentang potensi keuntungannya setelah sahamnya kehilangan lebih dari 70% sejak penawaran umum perdana di Indonesia pada 2022 lalu.

Dalam rangka mengurangi pengeluaran, perusahaan memangkas 600 karyawan pada Maret 2023, menambah 1.300 posisi yang dihentikan pada 2022. Pengurangan tersebut membantu menurunkan biaya tetap bulanan sekitar 20% pada bulan Januari dan Februari 2023, dan memangkas pengeluaran pemasaran. Pada Februari 2023, GOTO memajukan target profitabilitasnya setahun, jadi akhir 2023 ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GOTO, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers.

Kinerja keuangan GOTO di 2022

Mengutip dari laporan keuangan perusahaan secara full year 2022, rugi bersih GOTO tembus Rp40,4 triliun, naik hingga 56% secara tahunan dari sebelumnya Rp25,9 triliun. Dari sisi GTV tumbuh 33% menjadi Rp613 triliun, menghasilkan kenaikan pendapatan bruto sebesar 35% menjadi Rp22,93 triliun.

Dijabarkan lebih lanjut, ada tiga alasan mengapa pertumbuhan pendapatan malah menghasilkan kenaikan rugi bersih:

1. Kerugian akibat penurunan nilai goodwill

Dalam laporan keuangan disebutkan kerugian akibat penurunan nilai goodwill sebanyak Rp11 triliun. Beban ini tidak muncul dalam kinerja GOTO pada 2021 dan baru muncul pada kinerja 2022. Nilai goodwill ini merupakan hasil dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia pada 2021. Hasil dari penggabungan tersebut menghasilkan selisih angka yang mencerminkan nilai wajar dan nilai pasar perusahaan pada saat itu.

2. Adjusted EBITDA tumbuh positif

GOTO mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp3,21 triliun pada, lebih baik hingga 52% dari sebelumnya minus Rp6,5 triliun. Bila dirunut tiap kuartal, adjusted EBITDA GOTO terus membaik. Beberapa riset sekuritas meyakini bahwa GOTO bisa mencapai adjusted EBITDA positif sesuai dengan target dari manajemen.

3. Pendapatan tumbuh signifikan

GOTO mencatatkan nilai transaksi bruto (GTV) sebesar Rp613 triliun, atau tumbuh 33% secara tahunan. Dari GTV tersebut, pendapatan bruto yang diraih sebesar Rp22,9 triliun, tumbuh 35%. Setelah dikurangi beban promosi kepada pelanggan, pendapatan bersih mencapai Rp11,3 triliun, naik 120%.

Berikutnya, pendapatan bersih tersebut dikurangi beban pokok pendapatan serta beban penjualan dan pemasaran menghasilkan margin kontribusi sebesar minus Rp6,33 triliun, 28% lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp8,879 triliun.

Minus dari margin kontribusi terendah terjadi pada kuartal IV-2022 dengan nilai hanya minus Rp600 miliar atau Rp0,6 triliun. Dengan demikian GOTO semakin mendekati margin kontribusi positif yang ditargetkan tercapai pada kuartal IV 2023.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GOTO Kembali PHK 600 Karyawan Demi Rampingkan Bisnis

GOTO kembali melakukan PHK 600 karyawan di sejumlah unit bisnis. Langkah efisiensi ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja bisnis yang dijalankan perusahaan jadi lebih efisien dan keberlanjutan.

Mengutip edaran dari Direktur Utama GOTO Group Andre Soelistyo untuk karyawan pada hari ini (10/3) yang diterima DailySocial.id, disampaikan sebelum mengambil keputusan tersebut, perseroan telah mengkaji secara menyeluruh bagaimana meningkatkan kontribusi dari setiap kegiatan bisnis.

Kesimpulannya adalah:

Prioritas ulang dengan fokus pada bisnis inti.

“Kita harus mengambil keputusan sulit untuk menjauh dari area non-inti hingga tiba waktunya untuk berinvestasi lagi dalam masa pertumbuhannya,” kata Andre.

Untuk menjadi berkelanjutan, perseroan berhenti melakukan hal-hal yang tidak harus dilakukan jika tidak memberikan dampak yang tinggi untuk jangka panjang. Contohnya, perseroan akan menutup bagian tertentu dari bisnis Mitra agar sumber daya perusahaan dapat difokuskan pada kegiatan yang akan mendorong dampak lebih besar. Juga dalam kondisi di mana kebutuhan perekrutan menurun karena ada restrukturisasi di tim rekrutmen.

Penyederhanaan

Ada beberapa area di seluruh bisnis yang di mana beberapa tim melakukan hal yang sama. Mungkin mereka menggunakan alat yang berbeda untuk hal yang sama atau mungkin dibuuthkan karena beberapa di antaranya diperlukan karena keberagaman konsumen yang dilayani. Manajemen pun mengidentifikasi duplikasi yang tidak diperlukan, kemudian mengonsolidasikan dan memusatkan tim demi memastikan hasil yang konsisten.

Dampaknya, perseroan akan menggabungkan beberapa unit dalam bisnis merchant GOTO Financial menjadi satu tim layanan merchant yang terdiri dari online, offline, dan pinjaman, dengan dua bisnis merchant offline digabungkan menjadi satu unit.

“Dengan melakukan ini, kami membuat satu unit kohesif yang memungkinkan kami memberikan proposisi nilai holistik untuk pedagang kami, sambil menghilangkan tim dan proses yang tumpang tindih.”

“Kami juga merampingkan grup fungsi perusahaan induk GOTO karena berbagai bagian digabungkan dan redundansi, serta duplikasi dikurangi untuk memastikan dukungan kualitas yang lebih tinggi untuk bisnis yang lebih akurat,” lanjut Andre.

Teknologi

Sebagai perusahaan yang bekerja dengan data dalam jumlah besar, ada banyak peluang untuk menyempurnakan teknologi untuk meningkatkan cara perseroan bekerja dengan data tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi lebih dalam, ada proses rekonsiliasi manual yang sulit sedang dilakukan, percepatan eksekusi, mengurangi proses manual dan margin of error, serta meningkatkan layanan. Proses dan alat baru yang telah diperkenalkan dalam tim di seluruh bisnis akan memastikan pengoperasian yang lebih lancar, layanan yang lebih baik, dan penanganan data yang lebih cepat.

“Meski perubahan ini diperlukan untuk GOTO, dengan berhati-hati saya sampakan bahwa akibatnya, sekitar 600 posisi dalam ekositem GOTO akan terpengaruh,” kata Andre.

Karyawan yang terdampak akan memperoleh dukungan lebih dari diwajibkan oleh peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku selama masa transisi, mulai dari dukungan finansial, karier, dan kesejahteraan.

Seluruh informasi di atas juga telah disampaikan secara resmi oleh manajemen GOTO melalui media rilis.

“Setiap karyawan telah berperan penting dalam perjalanan GoTo, dan kami sangat mengapresiasi kontribusi mereka dalam membangun bisnis dan bersama-sama mendukung GoTo untuk mencapai misi perusahaan,” tulis juru bicara GOTO.

Ini merupakan efisiensi gelombang kedua yang dilakukan GOTO setelah terakhir pada November 2022. Saat itu GOTO merumahkan 1.300 karyawan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Desember 2022, jumlah karyawan GOTO tercatat sebanyak 10.541 karyawan tetap.

Application Information Will Show Up Here

GOTO Optimistis Capai EBITDA Positif di Akhir 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) optimistis dapat mencetak hasil positif untuk EBITDA yang disesuaikan pada kuartal IV 2023 dalam rangka mempercepat target profitabilitas. Target ini diestimasi terealisasi lebih cepat dari proyeksi sebelumnya, yakni 18 bulan atau kuartal II 2025.

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GoTo, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers, kemarin (16/2).

Menurutnya, secara struktur EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) merupakan proxy indikator untuk menunjukkan arus kas yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis secara mandiri, tanpa pendanaan eksternal.

EBITDA yang disesuaikan merupakan ukuran keuangan non-PSAK yang dimulai dengan rugi sebelum pajak penghasilan dan menyesuaikan untuk beban penyusunan dan amortisasi, penghasilan keuangan, biaya bunga, hingga perhitungan kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi.

Andre melanjutkan, sepanjang tahun lalu perseroan telah menerapkan rencana matang untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas, berfokus pada optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha secara disiplin, serta pengembangan berbagai produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.

“Perseroan memiliki sumber daya manusia yang tepat, didukung oleh likuiditas yang mencukupi untuk melaksanakan rencana kami, sejalan dengan misi kami untuk membangun ekosistem teknologi paling berdampak di Indonesia, dan mampu memberi nilai positif bagi masyarakat.”

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menambahkan, margin kontribusi untuk kuartal IV 2022 telah melampaui pedoman kinerja perseroan, sementara nilai transaksi bruto (GTV) dan pendapatan bruto berada dalam pedoman kinerja perseroan.

“Hal ini menunjukkan perseroan dapat terus tumbuh secara sehat sambil terus melaju cepat menuju profitabilitas. Perseroan melakukan kajian secara berkala untuk memastikan implementasi optimal dari strategi bisnsi yang berfokus pada bisnis intinya,” kata Lo.

Ia juga menuturkan bahwa perseroan sedang mempertimbangkan opsi untuk melakukan divestasi aset non-core (non-inti), seiring dengan fokus mencapai target profitabilitas di akhir tahun ini.

Berikut tiga langkah strategis GoTo yang sudah diterapkan sejak 2022:

    • Optimisasi Pendapatan

Mencakup eksplorasi peluang untuk optimalisasi struktur komisi di unit bisnis On-Demand Services dan E-Commerce, termasuk yang telah diumumkan pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023 lalu. Strategi ini juga meliputi pengembangan bisnis dengan margin pendapatan lebih tinggi, seperti iklan, layanan transportasi premium, serta produk pinjaman yang terus dikembangkan.

    • Pengelolaan Beban Usaha

Mencakup analisis menyeluruh yang dilakukan secara rutin terhadap tiap komponen beban usaha, untuk memastikan setiap biaya yang dikeluarkan memberikan imbal hasil yang optimal yang mendukung pencapaian target profitabilitas perseroan. Hal ini meliputi optimisasi biaya insentif dan marketing yang lebih tepat sasaran, unifikasi poin penghargaan, serta inisiatif rasionalisasi biaya lain, termasuk pengembangan infrastruktur engineering bersama, piranti dan aplikasi middle layer, optimisasi beban operasional, serta peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi

    • Pengembangan Produk berbasis Ekosistem Terintegrasi

Keunggulan kompetitif GoTo berada pada ekosistem produk yang meliputi layanan On-Demand Services, E-Commerce, dan Financial Technology. Perseroan akan terus mengembangkan produk-produk yang memanfaatkan keunggulan tersebut, sehingga mampu memberikan lebih banyak solusi bagi pelanggan dan mendukung pertumbuhan berkualitas secara jangka panjang.

Saat ini perseroan belum memaparkan kinerja keuangannya secara penuh untuk periode kuartal IV dan full year. Rencananya akan disampaikan pada Maret mendatang.

Kinerja keuangan

  1. Di kuartal IV 2022, nilai GTV Grup GoTo tumbuh 18% (YoY) mencapai Rp162 triliun. Di Sepanjang 2022, GTV tahunan naik 33% mencapai Rp613 triliun.
  2. Pendapatan bruto di kuartal IV 2022 dan kinerja full year hanya disampaikan berada pada batas atas pedoman kinerja.
  3. Margin kontribusi di kuartal IV 2022 dan kinerja full year, hanya disampaikan berada pada batas atas pedoman kinerja.

GoTo Pertimbangkan Divestasi Aset untuk Dorong Kinerja

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya mengencangkan ikat pinggang keuangannya agar dapat merealisasikan profitabilitas. Pihaknya tengah menjajaki langkah divestasi aset yang sekiranya tidak berdampak signifikan terhadap keuntungan perusahaan.

“Kami mempertimbangkan opsi divestasi pada aset non-core dan portofolio investasi. Kami tidak akan melakukan investasi baru yang tidak memberikan kontribusi terhadap percepatan profitabilitas,” ujar Direktur Keuangan GoTo Jacky Lo dalam paparan public expose GoTo, Kamis (8/12).

Selain ini, GoTo telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menekan beban operasional dan fokus terhadap kualitas pelanggan dan penghematan biaya untuk menuju pertumbuhan yang sustainable. Adapun, pihaknya terus melanjutkan strategi peningkatan monetisasi, insentif, hingga inovasi demi mendorong customer engagement di berbagai lini produk.

“Margin kontribusi dan EBITDA kami menunjukkan peningkatan solid. Pada layanan on-demand, margin kami tumbuh positif di kuartal III 2022, lebih cepat dua kuartal dari pedoman kinerja yang ditetapkan perusahaan,” ungkapnya.

GoTo fokus untuk mengejar profitabilitas dengan mendorong bisnis inti yang terdiri dari lima lini bisnis, yakni GotoPlus, GopayLater Cicil, GopayCoins, GoTransit, dan Gofood Hemat. Pada November lalu, GoTo memangkas lebih dari 1.000 karyawan demi membatasi pengeluaran perusahaan.

Performa sahamnya juga terus merosot sejak IPO pada April lalu. Per hari ini, harga saham GoTo tercatat di level Rp87 dari harga awal penawaran perdana sebesar Rp346 per lembar saham. Market cap-nya anjlok di kisaran Rp103 triliun.

Rugi bengkak

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal III 2022, rugi GoTo tercatat membengkak sebesar 32% menjadi Rp20,9 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,8 triliun.

Total nilai transaksi (GTV) juga tumbuh 33% (YoY) menjadi Rp161 triliun. Pendapatan bersih melesat 206% menjadi Rp4,5 triliun dari periode sama tahun lalu senilai Rp1,4 triliun.

GTV pada layanan on-demand tercatat sebesar Rp15,7 triliun atau 24% (YoY), sedangkan pendapatan brutonya sebesar Rp3,5 triliun atau tumbuh 31% (YoY). Sementara, GTV e-commerce melalui Tokopedia naik 15% menjadi Rp69,9 triliun dengan pendapatan brutonya senilai Rp2,2 triliun. 

Pertumbuhan ini didukung dengan take rate bisnis C2C melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Adapun di segmen fintech, GoTo mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% (YoY). Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Perusahaan mengaku optimistis dapat merealisasikan margin positif layanan on-demand pada kuartal I 2023 dan e-commerce pada kuartal IV 2023. Dengan begitu, GoTo dapat mencapai margin kontribusi positif pada kuartal I 2024.

“Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja keuangan dan operasional ini menegaskan bahwa GoTo berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo.

Application Information Will Show Up Here

Catat Penguatan Kinerja di Kuartal III 2022, GoTo Optimistis Menuju Kondisi Profitabilitas

Grup GoTo, hasil peleburan dua entitas (Gojek dan Tokopedia) yang membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia pada hari ini (22/11) mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal ketiga tahun 2022 (3Q22). Laporan ini menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dan penggerusan rugi EBITDA yang disesuaikan.

Pada kuartal III ini, GoTo secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, melakukan efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

Perusahaan baru saja mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Total nilai transaksi (GTV) di kuartal ketiga tumbuh 33% (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai 161 triliun Rupiah. Hal ini disebut telah melampaui target pencapaian perusahaan di kuartal tersebut.

Di samping itu, perusahaan juga membukukan pendapatan bersih senilai 4,5 triliun Rupiah, tumbuh 206% dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya senilai 1,4 triliun Rupiah. Angka ini mencakup kontribusi dari tiga layanan utama perusahaan, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen on-demand services tumbuh mencapai 15,7 triliun pada 3Q22, dipicu  peningkatan layanan mobilitas, termasuk kegiatan sektor konvensional yang berangsur normal, seperti kembali ke sekolah dan bekerja dari kantor.

Upaya monetisasi terus berkembang seiring pertumbuhan layanan premium. Hal ini bersamaan dengan peningkatan biaya platform untuk layanan mobilitas dan take rate dari skema komisi merchant serta biaya platform pada bisnis pesan antar makanan.

Di segmen e-commerce, peningkatan mobilitas masyarakat menuju aktivitas sosial secara fisik tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan GTV. Tercatat pertumbuhan pendapatan bruto segmen ini pada 3Q22 melampaui pertumbuhan GTV, meningkat 27% YoY di angka 2,2 triliun Rupiah.

Hal ini didukung take rate bisnis konsumen-ke-konsumen (C2C) melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Pada segmen fintech (financial technology), GoTo masih konsisten mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% YoY. Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Ke depannya, pihak GoTo mengungkap akan terus meningkatkan margin kontribusi melalui optimalisasi beban promosi, bersamaan dengan pergeseran sumber pendapatan dengan produk yang memiliki margin lebih tinggi khususnya pinjaman, di mana Perseroan secara aktif melakukan uji coba terhadap produk baru, seperti pinjaman tunai yang sudah mulai diuji coba pada Oktober 2022.

Masih merugi

Tidak bisa dimungkiri bahwa perusahaan hingga saat ini masih belum mencetak laba. Dengan meningkatnya beban-beban perusahaan, rugi bersih GoTo makin membengkak. Hingga kuartal III 2022, rugi bersih perusahaan 20,9 triliun Rupiah, melonjak 32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 15,8 triliun Rupiah.

Rincian beban termasuk beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp11,27 triliun, meningkat dua kali lipat lebih dari tahun lalu. Beban pokok pendapatannya juga meningkat sebesar 52,43% (yoy) menjadi Rp3,85 triliun.

Lalu beban umum dan administrasi GoTo meningkat 67,45% (yoy) menjadi Rp8,62 triliun, beban pengembangan produk naik menjadi Rp3,33 triliun, beban penyusutan dan amortisasi Rp2,27 triliun, serta beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp1,36 triliun.

Meskipun begitu, perusahaan tetap optimistis menargetkan margin kontribusi positif pada kuartal I 2024, disokong margin positif dari on-demand service (kuartal I 2023) dan e-commerce (kuartal IV 2023).

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, “Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Perseroan, yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja
keuangan dan operasional pada kuartal ini menegaskan bahwa Perseroan berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia.”

Alasan GOTO Rumahkan 12% Karyawan, Ingin Lebih Efisien dan Fokus di Layanan Inti

Setelah ramai pemberitaan terkait isu pemutusan hubungan kerja, Grup GoTo akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait strategi efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal itu disampaikan pada hari ini (18/11) melalui townhall yang melibatkan seluruh karyawan dan dipimpin langsung oleh Grup CEO GoTo Andre Soelistyo.

Sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo akan segera dirumahkan atas dasar efisiensi. Perusahaan mengungkapkan bahwa hal ini merupakan langkah strategis yang harus diambil dalam upaya mendorong percepatan kemandirian finansial perusahaan.

Seperti diketahui dalam laporan keuangan grup GoTo per semester I (H1) 2022, perseroan disebut masih mengalami rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,64 triliun, naik 117,28% yoy. Adapun pada semester I 2022, perseroan mengalami rugi bersih Rp6,28 triliun.

Tantangan makro ekonomi global juga berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Keputusan efisiensi ini diambil supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan positif bagi semua stakeholder dalam ekosistemnya.

Pihaknya mengakui bahwa efisiensi ini merupakan keputusan sulit namun tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk memberi dukungan yang komprehensif selama masa transisi mengingat kontribusi para karyawan pada perusahaan selama ini.

Karyawan terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan di tiap negara tempat GoTo beroperasi. Lebih dari itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial seperti tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice-in-lieu).

Selain itu, perusahaan juga memberi dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan, serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo dan mendapat rekomendasi untuk bekerja dalam jaringan rekanan bisnis grup GoTo. Fasilitas ini akan tersedia hingga akhir bulan Mei 2023.

Sepanjang 2022, sejumlah startup terpantau melakukan efisiensi bisnis dengan merumahkan karyawannya, antara lain Xendit, JD.ID, LinkAja, Shopee, HappyFresh, serta Tokocrypto.

Fokus selanjutnya

Dalam pemaparan sebelumnya, manajemen GoTo sendiri menyebutkan bahwa perseroan saat ini tengah memiliki prioritas untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengarahkan fokus pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen bisnis on-demand GoTo akan terus berkembang, seiring berangsur kembalinya mobilitas masyarakat, utamanya di sisi online food delivery (OFD). Layanan GoFood kini telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Akselerasi layanan ini menjadi signifikan salah satunya berkat pandemi.

Di samping itu, GoTo disebut telah mencatatkan kenaikan kinerja pada segmen bisnis e-commerce dan fintech. Secara rinci, bisnis ini mencatatkan performa baik dengan kenaikan pendapatan bruto sebesar 57 persen menjadi Rp4,01 triliun dari Rp2,56 triliun untuk e-commerce. Lalu, disusul fintech naik 52 persen menjadi Rp759,43 miliar dari sebelumnya Rp501,22 miliar.

Andre turut menjelaskan, strategi perusahaan yang bergeser dari bisnis berbasis subsidi menuju diferensiasi produk bekerja dengan baik, sebagaimana ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan lintas platform, serta memberikan ruang bagi perusahaan untuk menajamkan fokus dan meningkatkan jumlah pelanggan loyal yang menghasilkan monetisasi bernilai tinggi.

Kuartal kedua tahun 2022 menampilkan pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan, didukung peningkatan monetisasi, belanja insentif yang lebih efektif, dan pemanfaatan beban operasional secara lebih optimal. GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,38 triliun, naik 73,32% secara yoy dari Rp1,96 triliun di kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Sejak awal tahun, pihaknya mengaku telah melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, serta negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan tercatat menghemat biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek, termasuk teknologi, pemasaran dan outsourcing.

Application Information Will Show Up Here

Lapkeu GOTO H1 2022: Catatkan Kenaikan Pendapatan dan Kerugian

Senjata GoTo untuk terus mengejar posisi profitabilitas adalah memanfaatkan integrasi antarekosistem grup yang terus dikebut. Perseroan mengedepankan diferensiasi produk, bergeser dari bisnis berbasis insentif, dan hasilnya penggunaan lintas platform meningkat. Perseroan pun mendapat ruang untuk menajamkan fokus, dan pada akhirnya jumlah pelanggan setia meningkat dengan monetisasi bernilai tinggi.

Dalam menuju posisi profitabilitas, sebagai konsekuensinya perseroan harus mengucurkan banyak investasi di awal. Menurut laporan keuangan yang dipaparkan per semester I (H1) 2022, perseroan mengalami rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,64 triliun, naik 117,28% yoy. Adapun pada semester I 2022, perseroan mengalami rugi bersih Rp6,28 triliun.

Laporan Keuangan GoTo H1 2022 / DailySocial.id

Sebenarnya, bisnis Gojek dan Tokopedia berjalan cukup bagus sepanjang tahun ini. GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,38 triliun, naik 73,32% secara yoy dari Rp1,96 triliun di kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Rinciannya, penghasilan dari imbalan jasa melesat 102,93% secara tahunan menjadi Rp7,99 triliun. Kemudian, imbalan iklan naik 417,77% menjadi Rp1,16 triliun, jasa pengiriman naik 24,33% menjadi Rp907,71 miliar. Imbalan transaksi dan pembayaran kini tercatat Rp424,39 miliar.

Pendapatan Bruto GoTo / DailySocial.id

Namun, pendapatan ini tergerus dari biaya promosi kepada pelanggan yang makin membengkak sebesar 115,27% menjadi Rp7,34 triliun. Sebagai perbandingan, biaya promosi pada pelanggan sebesar Rp3,41 triliun. Kemudian, beban umum dan administrasi naik dari Rp3,84 triliun menjadi Rp5,76 triliun. Beban pengembangan produk naik jadi Rp2,13 triliun dari Rp649,78 miliar.

Beban lainnya, yakni beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp1,54 triliun dari Rp838,82 miliar. Terakhir, beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp937,9 miliar dari Rp628,57 miliar.

Target EBITDA disesuaikan dan margin kontribusi breakeven

Manajemen GOTO menyebutkan bahwa perseroan saat ini tengah memiliki prioritas untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas, yang mana kelanjutan peningkatan secara bertahap dalam margin kontribusi dan EBITDA disesuaikan yang akan terjadi pada kuartal-kuartal mendatang.

“Hal ini akan diupayakan dengan oleh tingkat take rate yang membaik, rasionalisasi beban pemasaran, serta identifikasi dan retensi konsumen setia,” ucap Direktur Utama Grup GOTO Andre Soelistyo dalam keterangan resmi.

Untuk kuartal III 2022, perseroan menetapkan pedoman kerja sebagai berikut:

  • GTV kuartalan dalam rentang Rp151 triliun hingga Rp156 triliun
  • Pendapatan bruto kuartalan dalam rentang Rp5,7 triliun hingga Rp6,0 triliun
  • Margin kontribusi sebagai persentase GTV kuartalan dalam rentang -1,3% hingga -1,2%
Nilai Transaksi Bruto (GTV) / DailySocial.id

Sementara untuk target pencapaian impas (breakeven) margin kontribusi, perseroan menetapkan pedoman kerja sebagai berikut:

  • Margin kontribusi Grup GOTO menjadi positif mulai pada kuartal I 2024
  • Margin kontribusi segmen on-demand service menjadi positif pada kuartal I 2023
  • Margin kontribusi segmen e-commerce menjadi positif pada kuartal IV 2023
Nilai Transaksi Bruto unit bisnis GoTo / DailySocial.id

“Pedoman di atas ditetapkan berdasarkan kondisi pasar pada saat ini dan mencerminkan estimasi pendahuluan perseroan, yang keseluruhannya bergantung pada berbagai ketidakpastian, termasuk yang terkait dengan dampak dari pandemi COVID-19.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here