Anak Usaha MNC Group “IATA” Tengah Rampungkan Proses Akuisisi Anterin

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) telah resmi menandatangani term sheet untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Anterin Digital Nusantara (Anterin). Uji kelayakan tengah dilakukan pihak IATA, jika berjalan lancar targetnya transaksi akan ditutup pada akhir Februari 2020.

IATA sendiri merupakan emiten dari MNC Group. Sehingga bukan tidak mungkin langkah akuisisi ini juga menjadi bagian dari rencana korporasi untuk masuk lebih dalam ke ekosistem digital.

Sebelumnya, MNC Group sudah memiliki beberapa lini bisnis digital seperti platform pembayaran digital SPIN dan layanan video on demand MNC Now. Mereka juga terlibat dalam pendanaan startup regional RedDoorz dan iflix.

“IATA memilih Anterin terutama karena visi yang dianutnya. Anterin diciptakan untuk mengubah konsep operasi ojek online yang ada saat ini,” terang Wakil Presiden Direktur Wishnu Handoyo.

Meski baru diluncurkan pada tahun 2018, Anterin sudah memasuki tahap beta sejak 2016. Kehadiran Anterin di industri ride sharing terbilang cukup unik. Di tengah dominasi cukup kuat oleh Grab dan Gojek, mereka hadir dengan memberikan penawaran yang cukup berbeda.

Secara model bisnis, Anterin sejak awal memang tidak berniat untuk bersaing dengan kedua raksasa tersebut. Mereka menerapkan sistem berlangganan bulanan untuk pengemudi, tidak menggunakan sistem potongan komisi tiap transaksi. Pendekatan tersebut diambil karena dirasa lebih adil dan menguntungkan bagi para mitra pengemudi.

Selain itu juga menerapkan sistem lelang dalam pemilihan pengemudi oleh pengguna. Ada mekanisme lelang otomatis yang diberikan ke mitra pengemudi dalam menentukan tarif sendiri, kendati demikian masih sesuai dengan tarif batas atas dan bawah yang sebelumnya sudah ditentukan.

Anterin telah mulai melebarkan sayapnya dengan mulai memperkenalkan layanan pengiriman barang. Tahun ini turut dikabarkan tengah kembangkan fitur pemesanan taksi, layanan pengiriman makanan, hingga penyewaan mobil sampai helikopter.

CEO Anterin Imron Hamzah dan Presiden Direktur TVS Motor Company Indonesia V Thiyagarajan saat peresmian kerja sama
CEO Anterin Imron Hamzah dan Presiden Direktur TVS Motor Company Indonesia V Thiyagarajan saat peresmian kerja sama

Dalam rilis yang kami terima, Anterin mengklaim sudah memiliki lebih dari 300 ribu pengemudi terdaftar dengan 530 ribu pelanggan yang tersebar di 51 kota di seluruh Indonesia.

IATA sejauh ini dikenal sebagai perusahaan penyedia jasa aviasi. Perusahaan yang sudah memulai bisnisnya sejak tahun 1968 ini mengoperasikan pesawat udara seperti helikopter, pesawat turbo proppeler dan jet; sebagian besar melayani perusahaan minyak dan pertambangan.

Di Indonesia sendiri bisnis transportasi berbasis aplikasi sudah masuk ke tahap selanjutnya. Sejak keluarnya Uber dari persaingan regional Asia Tenggara, Grab dan Gojek jadi dua raksasa utama. Keduanya kemudian berlomba-lomba untuk berinovasi tidak hanya untuk transportasi, tetapi juga masuk ke gaya hidup. Baik itu jasa pengantaran makanan, alat pembayaran, hingga hiburan.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Telkom, Layanan Adtech Infomo Tawarkan Kegiatan Beriklan Alternatif

Facebook dan Google saat ini masih menjadi platform pilihan untuk brand, advertiser, dan publisher melancarkan kegiatan pemasaran. Selain sifatnya yang viral, kedua platform tersebut banyak digunakan masyarakat untuk melihat konten berita, video, dan media lainnya.

Besarnya peluang dan potensi tersebut dianggap tidak dibarengi dengan target pasar yang tepat hingga proses tracking yang akurat. Sifatnya yang memaksakan pengguna untuk melihat iklan juga dinilai kurang personal dan ‘mengganggu’ kegiatan browsing pengguna.

Melihat kekurangan tersebut, Infomo yang merupakan ekosistem iklan dan promosi mobile yang memanfaatkan kekuatan dan jangkauan jaringan seluler dengan komunitas pelanggan mereka, hadir dan siap membantu brand dan advertiser untuk melancarkan kegiatan pemasarannya.

Infomo hadir dengan sebuah ekosistem sebagai alternatif programmatic processes sebagai platform iklan dan promosi seluler berbasis reward yang dirancang khusus untuk operator jaringan seluler maupun mobile application publisher. Pengiriman iklan permission based atau non-intrusive dan sesuai permintaan dimana konten iklan sangat interaktif. Adapun kemunculan iklan dipancing panggilan telepon, SMS, notifikasi, lokasi maupun waktu, serta tidak membutuhkan koneksi internet.

“Kita ingin membantu perusahaan telekomunikasi memanfaatkan data yang mereka miliki sekaligus meningkatkan revenue yang saat ini sudah semakin sulit didapatkan, dengan adanya media sosial seperti Facebook dan Google untuk kegiatan beriklan,” kata Founder dan CEO Infomo Ananda Rao.

Menggandeng Telkom Indonesia, startup, dan media lokal

Untuk langkah awal, Infomo menjalin kolaborasi dengan Telkom Indonesia. Selain itu Infomo juga menggandeng partner lainnya, seperti Uzone.id dari PT Metranet Indonesia, dan Anterin, sebuah perusahaan ride hailing berbasis aplikasi.

Dengan teknologi yang dimiliki, Infomo mengklaim mampu menyediakan ekosistem iklan mobile yang jauh lebih simpel untuk pengiklan, operator, pengguna smartphone, bisa mengurangi biaya beriklan, meningkatkan transparansi, serta mengurangi terjadinya penipuan (fraud).

Infomo berharap dapat membantu operator meningkatkan pendapatannya serta mengoptimalisasi investasi aset infrastruktur mereka. Selain itu, Infomo juga memberikan hasil yang menarik dan menguntungkan bagi setiap pihak dalam value chain iklan digital.

“Infomo ingin mempermudah proses tersebut dengan fokus kepada brand dan agensi melalui publisher memasarkan iklan di aplikasi mobile atau situs langsung ke konsumen. Dengan proses ini diharapkan konsumen semakin tertarik untuk melihat iklan, dan dari sisi brand menjadi pendekatan menarik untuk kegiatan pemasaran,” kata Ananda.

Anterin Resmikan Kehadiran, Beri Pilihan Moda Transportasi Untuk Warga

Anterin, penyedia marketplace untuk moda transportasi, meresmikan operasionalnya, setelah sebelumnya tersedia dalam versi beta sejak Agustus 2016. Anterin mencoba bawa diferensiasi dengan pemain ride hailing besar, menawarkan sistem berlangganan harian tanpa mengutip komisi dari mitra pengemudi.

“Konsep kami bukan untuk bersaing, tapi memberikan pengalaman baru buat konsumen, sekaligus solusi untuk masyarakat yang ingin bergabung karena konsep kami adalah marketplace. Kami undang operator taksi yang ada untuk bergabung dalam platform Anterin,” ucap CEO Anterin Imron Hamzah, Kamis (16/8).

Dalam peresmian ini, Anterin juga mengumumkan kerja sama strategis dengan perusahaan otomotif khusus roda dua TVS dan aplikasi berbasis navigasi HERE Technologies. Bersama TVS, warga Anterin (mitra pengemudi) dapat mengambil motor di TVS dengan sistem sewa harian sebesar Rp20 ribu per bulan selama tiga tahun. Setelah lewat tiga tahun, motor tersebut akan diberikan ke mitra sebagai milik pribadi.

Sedangkan dengan HERE Technologies, Anterin akan memanfaatkan navigasi untuk mitra pengemudi saat berkendara dengan teknologi yang dimilikinya. Misalnya 3D Maps, HD Live Maps, memakai peta secara offline, real time navigation, informasi lalu lintas, dan masih banyak lagi. Apalagi HERE sudah dipakai oleh perusahaan otomotif global BMW. HERE sudah resmi tersedia di aplikasi Anterin. Sebelumnya perusahaan memanfaatkan API dari Google Maps.

“Ini kemitraan strategis jangka panjang yang kami yakin akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Ke depannya bakal ada inisiatif untuk dorong pemakaian di aplikasi HERE bersama Anterin.”

Model bisnis dan rencana ke depan

Imron menerangkan, Anterin menganut konsep kebebasan baik untuk mitra pengemudi maupun pengguna. Ada sistem lelang otomatis yang diberikan ke mitra pengemudi dalam menentukan tarif sendiri, namun dengan tarif batas atas dan bawah yang sebelumnya sudah ditentukan Anterin.

Mitra dapat mendaftarkan lebih dari satu jenis kendaraan dalam satu aplikasi. Mereka tidak dibebankan komisi atau bagi hasil karena Anterin menggunakan konsep berlangganan harian sebesar Rp10 ribu untuk monetisasinya.

“Dengan konsep ini, Anterin memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk berwirausaha karena salah satu misi kami adalah membantu mitra memperoleh pendapatan yang layak, minimal setara UMR.”

Bagi sisi pengguna, Anterin menyediakan fitur favorit apabila pengguna punya preferensi tersendiri untuk mitra pengemudi. Tentunya bagi mitra kehadiran fitur ini memperbolehkan mereka memiliki pengguna tetap. Nilai tambah seperti ini diklaim tidak ada di kompetitor.

Fitur lainnya yang sudah dihadirkan Anterin adalah fitur in-app chat, memungkinkan pengguna dengan mitra dapat saling berkirim pesan tidak hanya teks, tapi juga gambar dan rekaman suara.

Imron menerangkan Anterin akan terus mengembangkan layanan lainnya di samping antar penumpang dan barang, yakni pemesanan makan. Saat ini pihaknya juga mengembangkan sayap bisnisnya ke 26 kota di Indonesia, setelah beroperasi secara beta di Jabodetabek. Beberapa kota tersebut di antaranya adalah Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, Lampung, dan Makassar.

Diklaim mitra Anterin telah mencapai lebih dari 200 ribu untuk motor dan 20 ribu untuk mobil. Aplikasi Anterin sudah bisa diunduh, baik di Play Store dan App Store.

Anterin juga disebutkan telah menerima dana investasi dari pihak eksternal dengan tahapan Pra Seri A. Namun Imron enggan menyebutkan baik identitas investornya maupun nilai yang diterima. Ia hanya menyebut investornya tersebut adalah pihak lokal.

Application Information Will Show Up Here

Anterin Wants to Disrupt Go-Jek and Grab’s Domination

Anterin might not be as well recognized as Grab and Go-Jek, but it has been consistent in providing services since 2016. Focus on users’ privilege to choose drivers and bringing various business models (B2C & B2B), Anterin is ready to disrupt Go-Jek and Grab’s domination in Indonesia’s logistics.

Currently, Anterin is available in Jabodetabek, Bandung, and Yogyakarta. There are 130,000 registered drivers or motorcycle owners and 80,000 users. It is predicted to increase as many Uber drivers are claimed to join Anterin.

“Indonesia’s on-demand business competition is still dominated by two big players, Go-Jek and Grab. Anterin is pursuing to be a ‘challenger’ and suppose to offer a new, different, and better option for customers or drivers, if compared to the existing dominant players. Anterin brings up the tagline ‘Bebaskan Pilihanku’ [freedom to choose],” Rachmat Efendi, Anterin’s Co-Founder, said.

Anterin is currently offering a marketplace for city transporting network using auction system that allows customers to determine the decent price, specific vehicle, and favorite driver.

Ready for any kind of delivery

Recently, Anterin has introduced an auction concept. It is to give option for women or mothers by allowing them to choose the vehicle and the driver. This is a new concept since the other players don’t have this feature.

Anterin also offers to deliver goods by truck, not only car and motorcycle. It is part of an effort in competing with the two online transportation behemoths.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Anterin Ingin Ganggu Dominasi Go-Jek dan Grab

Naman Anterin mungkin belum begitu dikenal layaknya Grab dan Go-Jek, namun kehadirannya sejak tahun 2016 membawa konsistensi dalam memberikan layanan yang berbeda. Mengedepankan kebebasan memilih driver dan membawa model bisnis yang beragam (B2C & B2B), Anterin siap mengganggu dominasi Go-Jek dan Grab di segmen logistik Indonesia.

Saat ini Anterin beroperasi dan dapat digunakan dengan baik di wilayah Jabodetabek, Bandung dan Yogyakarta. Dengan total 130.000 mitra pengendara atau pemilik motor yang terdaftar dan 80.000 pengguna, angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan klaim banyak driver Uber yang mendaftar menjadi mitra Anterin.

“Persaingan bisnis on-demand di Indonesia saat ini masih didominasi oleh dua pemain besar, yakni Go-Jek dan Grab. Anterin saat ini menyusul untuk menjadi challanger brand dan harus menawarkan sesuatu yang baru, berbeda dan lebih menguntungkan bagi pengguna maupun pemilik kendaraan dibandingkan dengan apa yang masih ditawarkan oleh pemain dominan yang ada. Aplikasi Anterin sendiri menggangkat tagline Bebaskan Pilihanku,” terang Co-Founder Anterin Rachmat Efendi.

Anterin sendiri saat ini menawarkan konsep marketplace city transporting network yang menggunakan sistem lelang yang memungkinan para pelanggan dapat menentukan harga yang sepantasnya dibawar, memilih spesifik kendaraan yang dibutuhkan, dan memilih pengendara favorit.

Siap mengantarkan apapun

Anterin beberapa waktu lalu mengenalkan konsep lelang. Konsep ini digadang-gadang akan memberikan ruang bagi pengguna wanita atau ibu-ibu untuk mendapatkan kenyamanan dengan memungkinkan memilih kendaraan dan pengemudi yang sesuai. Konsep ini tergolong baru di Indonesia, pasalnya layanan transportasi online lain tidak memiliki fitur ini.

Selain itu Anterin juga menawarkan untuk mengantarkan barang menggunakan truk, tidak hanya motor dan mobil. Ini merupakan wujud usaha Anterin untuk menjadi layanan yang berbeda untuk bisa tetap bersaing dengan dua raksasa layanan transportasi online.

“Tahun ini kami ingin sekali membahagiakan wanita dan ibu Indonesia agar nyaman, aman dan bertambah teman demi Anterin mereka menuju cita-cita ataupun tujuan besar yang diinginkannya. Wanita dan Ibu Indonesia adalah apresiasi utama kami, memohon izin dan doa ibu agar kami selamat sampai tujuan,” tutup Rachmat.

Application Information Will Show Up Here

Andalkan Sistem Lelang, Layanan On-Demand Anterin Hadir di Jabodetabek

Industri transportasi online di Indonesia sudah memasuki babak baru. Investasi yang diterima para pemain top membuat mereka berinovasi tiada henti. Meski demikian pesona pasar industri transportasi online masih menggoda banyak pihak untuk turut meramaikan dan mendapatkan keuntungan dari sana. Salah satu layanan transportasi online lokal yang mencoba bertahan dan bersaing adalah Anterin. Dengan mengedepankan fitur lelang, Anterin saat ini sudah hadir di daerah Jabodetabek.

Anterin saat ini disebut sudah memiliki transportasi online baik untuk motor atau pun mobil. Selain itu Anterin juga memiliki layanan lain seperti on-demand kurir dan on-demand truk yang meliputi pickup, blind van, hingga truk. Mereka juga berencana menghadirkan layanan B2B, meski belum mengungkapkan detilnya.

Saat ini Anterin sendiri sudah beroperasi di kawasan Jabodetabek. Dengan tren positif yang ada, Anterin berencana melebarkan saya ke Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan kota-kota lainnya.

Menurut Co-founder Anterin Rachmat Efendi, saat ini Anterin terus berkembang baik dari segi driver maupun penggunanya. Dari data internal Anterin saat ini terdapat hampir 5000 orang sebagai driver dan 3000 orang sebagai konsumen dengan request pemesanan mulai 50 sampai 100 per hari.

Salah satu yang membedakan Anterin dengan layanan transportasi online lain di Indonesia adalah sistem penentuan harga yang diberikan. Anterin dengan percaya diri mengusung sistem lelang yang memungkinkan harga ditentukan sendiri pengemudi namun dengan batas atas dan batas bawah yang sudah ditentukan. Driver juga dapat menentukan sendiri tarif peak hour, non-peak hour, atau sesuai dengan kondisi yang ada di jalanan.

Sistem lelang yang diterapkan juga memberikan kebebasan bagi konsumen untuk memilih layanan berdasarkan jenis kendaraan, pengemudia pria atau perempuan, hingga harga yang terbaik yang ditawarkan. Sistem lelang ini yang tampaknya membuat Anterin bisa terus bertahan jika berhasil diterima para pengemudi dan konsumen.

Rachmat kepada DailySocial menjelaskan saat ini salah satu tantangan serius Anterin ada pada promo-promo yang terus menerus hadir dari penyedia layanan sejenis yang ada saat ini. Namun meski demikian Anterin masih bisa mendapatkan penerimaan baik dari masyarakat terutama mereka yang tidak puas dengan pelayanan yang ada di layanan lain.

“Antusias masyarakat sangat besar terhadap Anterin, karena mungkin sudah banyak juga yang memiliki pengalaman kurang baik di provider yang lain dan ingin merasakan pengalaman baru dengan aplikasi transportasi online. Driver Anterin yang terdaftar saat ini 80% berasal dari provider existing, sisanya adalah driver baru di dunia transportasi online,” jelas Rachmat.

Anterin Jalin Kemitraan Strategis dengan TLab

PT Anterin Digital Nusantara (Anterin), sebuah marketplace logistik, menjalin kemitraan strategis dengan TLab untuk penelitian dan pengembangan terkait aplikasi Anterin sekaligus mendirikan Research & Development (R&D) Center yang berlokasi di kantor TLAB Yogyakarta. Kemitraan ini juga menjadi salah satu usaha ANTERIN untuk menyempurnakan sistemnya yang masih terus dikembangkan. Anterin juga berharap tahun ini melakukan ekspansi bertaraf nasional dan bahkan internasonal.

Diterangkan Co-Founder Anterin Rachmat Efendi, kemitraan dengan TLab diharapkan bisa memberikan dampak positif dengan saling mendukung dari sisi teknologi baik dalam bisnis maupun operasional. Termasuk mengkolaborasikan produk-produk yang dimiliki kedua belah pihak.

“Banyak produk-produk unggulan yang telah dihasilkan TLAB, baik software maupun hardware. Diharapkan jalinan kerja sama ini tidak hanya menciptakan software tetapi hardware-hardware pendukung operasional Anterin,” tambah Rachmat.

Menanggapi kerja sama ini, CEO TLab Novizul Efendi menyambut baik dan menganggap kesempatan ini sebagai tantangan sekaligus peluang bagi TLab untuk membuat karya yang terbaik baik bagi bangsa melalui Anterin untuk bisa bersaing secara nasional maupun internasional.

Perusahaan teknologi asal Yogyakarta TLab sejauh ini telah menelurkan beberapa produk seperti Juru.id, sistem pengelolaan manajemen parkir, dan Tiketapasaja. Pengalaman TLab diharapkan mampu berkontribusi terhadap perkembangan layanan Anterin ke depannya.

Rencana Anterin goes to Pakistan

Selain menapaki jalan untuk bisa bersaing dan berjaya di Indonesia, Anterin juga berupaya untuk menjadi perusahaan Indonesia yang berbicara di kancah internasional. Selain mempersiapkan diri untuk beroperasi di beberapa kota di Indoensia, Anterin tengah menjajaki peluang ekspansi ke Pakistan. Pakistan dinilai memiliki potensi dan belum terdapat pesaing di segmen yang sama dengan Anterin.

“Pakistan dipilih karena sebelumnya kami bertemu dengan partner lokal pada acara Websummit 2016 di Lisbon waktu lalu. Mereka tertarik dengan konsep yang ditawarkan Anterin, karena menurutnya belum ada pemain sejenis yang memiliki konsep seperti Anterin di Pakistan. Selain itu, Pakistan dipilih karena kondisi lingkungan dan budayanya hampir sama dengan Indonesia, khususnya Jakarta,” jelas Rachmat.

Tahun ini, Anterin juga berencana menyempurnakan aplikasi Android dan iOS yang ditargetkan rampung kuartal kedua tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Sistem Lelang dari Anterin Hadirkan Pilihan Baru Konsep Transportasi Online

Teknologi memberikan pengalaman baru bagi masyarakat melakukan banyak hal. Kegiatan-kegiatan seperti berbelanja, membayar tagihan, bahkan les privat sekarang bisa dilakukan hanya dengan menghubungkan diri ke internet dan layanan terkait. Termasuk di dalamnya adalah kemudahan mendapatkan transportasi.

Jamak disebut di beberapa media transportasi online, layanan tersebut memungkinkan masyarakat mendapatkan armada yang mereka inginkan hanya dengan melakukan beberapa sentuhan di layar smartphone mereka. Konsep ini sudah dilakukan banyak pemain layanan transportasi online di Indonesia. Untuk menggoyang dominasi pemain-pemain lama harus ada sesuatu yang baru atau paling tidak yang lebih baik dari pendahulu. Ini yang coba dilakukan Anterin dengan konsep lelang yang mereka bawa.

Anterin membawa konsep lelang untuk mengakomodir penumpang-penumpang yang memiliki kriteria khusus. Seperti memilih jenis kendaraan tertentu, jenis kelamin driver, dan kriteria-kriteria. Sistem lelang dinilai lebih baik untuk proses seleksi. Pihak Anterin juga memastikan bahwa konsep lelang yang mereka pakai bisa menjadi salah satu alat untuk para driver memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan harga yang terbaik.

Konsep yang ditawarkan Anterin jelas berbeda dibandingkan dengan layanan yang selama ini ada. Layanan seperti Grab, Uber dan Go-Jek masih mengandalkan basis lokasi terdekat dan konfirmasi pengemudi untuk memutuskan mengambil atau tidaknya pesanan. Meski ada beberapa catatan dan negosiasi lanjutan yang bisa dilakukan antara pengemudi dan penumpang.

Untuk kemudahan mungkin apa yang ditawarkan layanan yang ada sudah cukup mudah. Hanya saja beberapa kendala teknis yang sering merepotkan. Seperti aplikasi yang sering crash atau gangguan dari segi server. Termasuk kendala driver yang sengaja menolak pesanan karena satu dan lain hal.

Anterin dengan konsep lelangnya mungkin menawarkan hal baru. Di satu sisi sistem lelang mungkin bisa memunculkan penawaran terbaik. Pengguna juga bisa memilih dan memilah mana tawaran yang masuk. Sehingga pengguna bisa lebih selektif dan memilih tawaran yang terbaik.

Di satu sisi waktu tunggu untuk proses lelang akan mengurangi semangat kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan transportasi online. Meski belum ada hitung-hitungan pasti berapa lama proses lelang tiap transaksi berlangsung, waktu adalah satu yang patut diperhitungkan. Belum lagi jika lelang sebuah transaksi tidak banyak diikuti banyak driver. Tentu proses lelang akan sama dengan proses transaksi biasa.

Anterin dengan sistem lelangnya mungkin menjadi hal baru saat ini. Tapi tidak menutup kemungkinan suatu saat menjadi konsep yang diminati banyak orang. Karena pada dasarnya konsep bisnis selalu menyesuaikan dan berusaha memenuhi kebutuhan penggunanya.

Anterin Siap Jadi Marketplace untuk Armada Transportasi, Pergudangan, dan Logistik

Logistik adalah salah satu segmen yang turut terkena imbas naiknya jumlah transaksi online, baik itu melalui situs-situs e-commerce maupun layanan on-demand. Peluang yang cukup besar dan masih berpotensi untuk tumbuh itulah yang menjadi salah satu alasan PT Anterin Digital Nusantara menghadirkan layanan Anterin.

Pihak Anterin menjelaskan, “Anterin adalah sebuah marketplace [berbasis aplikasi mobile] untuk logistik, pergudangan, dan penyedia layanan transportasi. Anterin menawarkan biaya untuk layanan pengiriman, transportasi, dan pergudangan berdasarkan sistem lelang yang dilakukan oleh mitra terdaftar dan begitu juga sebaliknya untuk pengguna.”

Konsep yang diusung Anterin yakni berbentuk marketplace. Tujuannya, untuk memudahkan tiga isu utama yang coba dipecahkan, yaitu biaya pengiriman, real time tracking, dan ketersediaan sumber daya armada.

Mitra yang bergabung nantinya dapat menyewakan armada angkut maupun gudang mereka untuk digunakan oleh pengguna. Semua transaksi yang terjadi dijanjikan akan dimudahkan dengan hadirnya aplikasi mobile Anterin yang telah meluncur pada bulan Mei 2016 dalam versi Alpha di Google Play.

Co-Founder Anterin Rahmat Efendi mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan menjadi salah satu platform terdepan untuk kebutuhan pergudangan dan transportasi, dengan menyediakan solusi terintegrasi dan biaya yang terjangkau berkat sistem lelang yang ada di Anterin.

Rachmat menjelaskan, “Kami mengusung auction based service, [jadi] biaya setiap jasa yang ditawarkan berasal dari mitra. [Untuk] Revenue didapat dari service fee sebesar 5-10% dari setiap jasa yang ditawarkan dan melalui advertising kendaraan yang dimiliki oleh mitra.”

Dengan sistem yang coba dibangun Anterin salah satu isu pertama dan utama yang harus dihadapi adalah tentang kepercayaan. Terlebih dalam hal logistik, pergudangan dan transportasi yang membutuhkan kepercayaan dari pengguna.

Kini Anterin sendiri tengah fokus untuk merangkul sebanyak mungkin mitra yang akan menyediakan armada atau gudang untuk disewakan. Harapannya, sistem dan layanan yang dibangun menjadi lebih matang dan dapat menumbuhkan kepercayaan pengguna.

Application Information Will Show Up Here