Aplikasi Peringkas Berita “KeTitik” Papar Strategi untuk Capai 1 Juta Pengguna

Personalisasi bukan hanya diminati dalam sektor jasa saja, tetapi juga pencarian informasi hingga berita. Konten berita yang dipersonalisasi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir karena banyak orang kini mencari dan informasi yang disesuaikan dengan minat dan preferensi pengguna.

Konsep konten berita yang dipersonalisasi mengacu pada kemampuan untuk menyesuaikan umpan berita dan rekomendasi berdasarkan perilaku pengguna sebelumnya, demografi, dan preferensi. Munculnya media digital telah mempermudah penyediaan konten berita yang dipersonalisasi kepada pembaca.

Meluncur pada 2022 lalu, KeTitik menghadirkan ringkasan berita terverifikasi dalam waktu kurang dari 60 kata dengan tampilan UI/UX yang mudah dikenali, seperti TikTok atau Instagram Reels. Baru-baru ini KeTitik juga telah melakukan rebranding logo baru mereka.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder KeTitik Dannis Joseph memaparkan tentang pengembangan platform, strategi monetisasi, dan rencana penggalangan dana untuk mencapai target satu juta pengguna tahun ini.

Memanfaatkan AI

Dengan 280 juta populasi dan penetrasi internet mencapai 77%, Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Platform media sosial, seperti WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Instagram sangat populer di kalangan pengguna Indonesia, dengan 68% orang Indonesia mendapatkan berita dari platform media sosial, meningkat 4% dari tahun lalu.

Sebagian besar masyarakat Indonesia (83%) kebanyakan menggunakan smartphone mereka untuk mendapatkan berita, di mana penggunaan laptop berkurang sebanyak 8%. Melihat tren tersebut, KeTitik meluncurkan aplikasi konten berita format pendek yang dipersonalisasi. Aplikasi ini memberikan ringkasan berita terverifikasi dalam waktu kurang dari 60 kata dalam UI/UX yang sudah dikenal, seperti TikTok atau Instagram Reels.

“Kami tetap menjaga ruang lingkup kolaborasi dengan semua platform media tetap terbuka. Kami tidak mengambil pengguna dari platform apa pun, justru kami akan menambahkannya. Kemitraan tersebut membuka pintu bagi kami untuk dapat menyediakan rangkaian konten terbaik bagi pengguna,” katanya.

KeTitik dibangun untuk dapat memecahkan beberapa masalah dalam pemrosesan akses berita. Timnya menggunakan teknologi AI untuk meringkas artikel panjang dari sumber berita terverifikasi dan juga media sosial. Ringkasan ini selanjutnya disempurnakan kembali agar layak baca. Sebanyak 50% berita KeTitik diringkas oleh AI dan sisanya dikerjakan oleh tim editorial internal.

Adapun, tim editorial KeTitik memiliki berbagai pengalaman sebelumnya di media dan startup. “Tim redaksi kami memastikan ringkasan berita dibuat hanya dari sumber yang kredibel saja. Selain itu, kami juga telah membangun teknologi kami sendiri yang menandai bahasa kasar, tata bahasa, dan menilai performa setiap ringkasan,” kata Dannis.

Dengan menghadirkan berita dan artikel kepada pengguna yang mungkin belum pernah mereka temui, konten berita yang dipersonalisasi dapat menantang praduga dan membantu orang untuk memahami masalah kompleks dari berbagai sudut.

Monetisasi dan penggalangan dana

KeTitik akan mulai menggunakan model iklan terintegrasi dengan berbagai brand sebagai strategi monetisasinya. Iklan ini ditempatkan agar tidak mengganggu tampilan layar pengguna sehingga memberikan pengalaman membaca berita yang nyaman, enak dipandang, informatif, sekaligus menarik. Saat ini, KeTitik memiliki 100 ribu pengguna dan menargetkan untuk merangkul satu juta lebih pengguna pada akhir Desember 2023.

Menurut Dannis, salah satu manfaat utama konten berita yang dipersonalisasi adalah penghematan waktu dan tenaga bagi pembaca dalam mencari artikel dan cerita yang relevan dengan minat mereka. Pembaca dapat menyaring informasi untuk menemukan cerita paling menarik atau penting dengan dukungan algoritme dan machine learning di platform KeTitik.

“Kami ingin membangun platform untuk dekade berikutnya. Bagi platform media, penting bagi pengguna untuk menyukai kontennya, tidak perlu mempertanyakan kebenaran konten dan pada akhirnya [mereka] merasa menghabiskan waktu di platform [KeTiTik] sepadan dengan waktu mereka. Tujuan pertama kami adalah menjadikan KeTitik sebagai platform pilihan bagi pengguna kami untuk menggunakannya secara rutin setiap hari,” kata Dannis.

Tahun lalu, KeTitik telah memperoleh pendanaan pra-awal yang disuntik oleh Evy Harjono (HiApp) dan sejumlah angel investor dari Flip, Moengage, Trusting Social, Chope, dan Brick. KeTitik berencana untuk melakukan penggalangan dana putaran awal (seed) pada kuartal IV 2023.

“Kami telah menolak beberapa penawaran dari angel investor karena kami tidak yakin dengan keselarasan jangka panjang mereka dengan tujuan yang telah kami mulai dengan misi kami.” Tutup Dannis.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi LINE TODAY Sajikan Tampilan Baru dan Sistem Rekomendasi Berbasis Kecerdasan Buatan

Ada yang baru dari aplikasi LINE TODAY. Kalau Anda mengunduh update versi terbarunya di Android maupun iOS, Anda bakal melihat tampilan baru yang dibagi menjadi tiga bagian: Home, My Category, dan Explore. Bukan cuma itu, LINE TODAY juga telah menambahkan teknologi Artificial Intelligence Recommender System (AiRS) hasil pengembangan induk perusahaannya sendiri, NAVER.

Kita mulai dari perubahan yang langsung kelihatan secara kasat mata terlebih dulu, dan yang sebenarnya sudah tersedia sejak pertengahan Agustus lalu, yaitu penambahan tiga tab baru di baris paling bawah.

Sesuai dugaan, di bagian Home aplikasi bakal menyajikan beragam berita hangat lewat segmen Trending maupun For You. Melalui tampilan ini juga pengguna bisa menemukan fitur News Story, yang dirancang untuk merangkum berbagai pilihan berita harian dalam bentuk yang lebih ringkas dan ringan.

Masuk ke tab My Category, di sinilah pengguna dapat memilih kategori-kategori berita yang sesuai dengan preferensi mereka masing-masing, maupun mengakses kategori populer seperti Showbiz, News dan Life. Kalau mau tampilan kategori yang lebih lengkap, pengguna tinggal membuka tab yang ketiga, yakni tab Explore.

Tampilan baru ini tentunya disiapkan agar pengguna bisa lebih mudah menemukan informasi terbaru melalui LINE TODAY. Namun yang lebih menarik sebenarnya adalah teknologi AiRS itu tadi, yang pada dasarnya merupakan sistem rekomendasi berbasis kecerdasan buatan, yang mampu mengenali kebiasaan membaca pengguna dari waktu ke waktu.

Tujuannya adalah menyuguhkan deretan berita yang benar-benar disesuaikan dengan preferensi setiap pembaca secara otomatis. Tiga variabel yang AiRS perhatikan dalam mengerjakan tugasnya adalah profil pembaca, kebiasaan membaca, dan karakteristik konten dalam artikel, dan hasil rekomendasinya bisa langsung ditemukan pada segmen For You di tab Home itu tadi.

Terlepas dari semua pembaruannya, aplikasi LINE TODAY versi Android rupanya cuma memiliki ukuran sebesar 4 MB saja. LINE TODAY memang bisa diakses langsung dari browser, akan tetapi fitur-fitur di atas tentu cuma tersedia di aplikasinya, dan ternyata kita juga tidak perlu mengorbankan terlalu banyak memori untuk semua itu.

Aplikasi Google News Generasi Baru Andalkan AI untuk Menyoroti Berita dari Seluruh Jagat Maya

Di titik ini sejatinya sudah menjadi tradisi bagi Google untuk menyoroti kebolehan AI (artificial intelligence) yang dikembangkannya dalam konferensi developer tahunannya. Di Google I/O 2018, mereka kembali melakukannya, menyingkap banyak fitur dan layanan yang memanfaatkan AI sebagai fondasi teknologinya.

Salah satu yang paling menarik adalah aplikasi baru bernama Google News, yang bakal menggantikan Google Play Newsstand dan Google News & Weather secara sepenuhnya. Google mendeskripsikan aplikasi ini sebagai cara mereka memaksimalkan potensi AI dalam menguak kecerdasan umat manusia, spesifiknya hasil jerih payah para jurnalis di seluruh dunia.

Google News tidak lagi sebatas menyortir artikel demi artikel dan mengelompokkanya ke dalam topik-topik tertentu. AI telah diberi kepercayaan penuh untuk menganalisa semua artikel berita yang dipublikasikan ke internet secara real-time, sebelum akhirnya dikelompokkan menjadi alur cerita yang berbeda satu sama lain.

Dalam tab “For You” misalnya, pengguna bakal disambut oleh lima berita terkini yang disesuaikan dengan ketertarikan masing-masing. Untuk mendalami salah satunya, cukup klik tombol “Full Coverage”, maka News akan menampilkan deretan artikel teratas dari beragam sumber dan perspektif, video, timeline berita, serta opini dari para pengamat.

Kalau mau mengakses berita ‘tanpa filter‘, cukup pindah ke tab “Headlines”, dan News akan menampilkan deretan berita terkini yang istilahnya sedang happening. Andai Anda lebih suka membaca dari satu sumber berita saja, ada tab “Newsstand”, dan dari situ Anda pun bisa mengakses berita dari media publikasi yang menetapkan layanan berlangganan.

Google bilang bahwa News generasi baru ini siap meluncur minggu depan di 127 negara. Saya cukup yakin Indonesia merupakan salah satunya, dan ini penting jika kita juga ingin mengonsumsi berita dari sumber-sumber lokal melalui Google News.

Sumber: Google.

Lewat Aplikasi Bernama Bulletin, Google Ingin Semua Orang Bisa Mewartakan Berita

Dengan hanya bermodalkan smartphone, siapapun sebenarnya sudah bisa menjadi jurnalis dan mewartakan berita, dibantu oleh media sosial seperti Facebook atau Twitter sebagai media publikasinya. Namun Google menilai harus ada medium khusus yang mewadahi, tidak peduli seberapa kecil lingkup komunitas yang menjadi target pembacanya.

Dari situ mereka menguji sebuah aplikasi baru bernama Bulletin. Di situsnya, Bulletin dideskripsikan sebagai aplikasi untuk mewartakan berita dengan fokus pada lingkup yang amat kecil, atau dengan kata lain, berita-berita yang tidak kita jumpai di media-media publikasi kenamaan.

Berita-beritanya bisa sesimpel liputan pertandingan basket di sebuah sekolah, atau mungkin jalanan yang ditutup karena hajatan, dan bisa dilengkapi dengan foto maupun video. Semua prosesnya, mulai dari mengambil foto dan video, menulis berita sampai memublikasikannya ke web, dilakukan lewat smartphone.

Konten pada Bulletin semuanya bersifat publik dan mudah ditemukan, baik lewat pencarian Google, media sosial atau tautan yang disebarkan melalui aplikasi chatting. Yang cukup menarik, dari screenshot-nya kelihatan bahwa sang kontributor berita bisa meng-update artikelnya kapan saja ada informasi baru yang perlu ditambahkan.

Poin terakhir ini cukup penting karena, mengingat Bulletin pada dasarnya menerapkan metode crowdsourcing, peluang munculnya hoax atau sekadar berita yang salah pasti ada. Andai yang diberitakan memang salah, kontributornya bisa memberikan update untuk membenarkan, atau malah menurunkan beritanya sepenuhnya.

Secara teknis Bulletin merupakan sebuah Progressive Web App (PWA), yakni situs yang tampilan dan perilakunya mirip seperti aplikasi. Untuk sekarang, Google baru mengujinya di dua kota di Amerika Serikat, yakni Nashville dan Oakland saja. Ke depannya, Google sudah punya rencana untuk menggandeng media-media publikasi lokal untuk memanfaatkan Bulletin sebagai medium alternatif.

Sumber: Slate.

Aplikasi Yahoo Newsroom Gabungkan Sajian Berita Terkurasi dengan Elemen Interaksi Sosial

Meski sudah tidak sepopuler dulu, setiap bulannya Yahoo masih menerima sekitar 300 juta pengunjung yang mencari update mengenai berita terkini. Sebagai mantan raksasa internet, tentunya Yahoo belum cukup puas dengan pencapaian tersebut.

Mereka pun mencoba menerapkan ide baru dalam wujud aplikasi bernama Yahoo Newsroom. Newsroom pada dasarnya merupakan agregator berita seperti Flipboard dan lain sebagainya, dengan pilihan segudang topik yang bisa disesuaikan dengan minat pengguna.

Topik dalam Newsroom disebut dengan istilah “Vibes”. Menurut Yahoo, semakin banyak Vibes yang pengguna ikuti dan semakin banyak berita dimana mereka terlibat dalam diskusi, semakin bagus lagi kurasi konten yang disediakan buat mereka masing-masing.

Diskusi, kata ini memegang peranan penting dalam Newsroom. Pasalnya, pengguna diberi kebebasan untuk memposting berita atau video dari internet yang ditemani oleh uneg-uneg mereka sendiri. Dari situ postingan ini akan berubah menjadi sebuah forum terbuka bagi siapa saja yang tertarik untuk mendiskusikannya.

Menurut Yahoo, elemen ini sangat penting karena selama ini interaksi pengguna di media sosial tergolong pasif; hanya teman-teman mereka yang mempunyai minat di bidang yang sama saja yang akan merespon. Tidak demikian halnya dengan Newsroom, semua pengguna di seluruh dunia juga akan ikut memberikan reaksi selama mereka tergabung dalam Vibes yang dimaksud.

Yahoo Newsroom sudah tersedia di Android maupun iOS, namun untuk sekarang sepertinya baru di beberapa negara saja, dan Indonesia masih belum termasuk.

Sumber: Yahoo.

Aplikasi Microsoft News Pro Akhirnya Tiba Juga di Android

Microsoft boleh jadi kalah telak dari Apple dan Google khususnya di ranah perangkat mobile. Tapi, perusahaan yang memang sedari awal lebih populer dengan piranti lunak itu tampaknya mulai menemukan celah pasar yang memungkinkan baginya untuk bermanuver sekaligus menjadi jati dirinya selama ini, yakni lewat ranah piranti lunak mobile.

Setelah sukses besar di platform desktop, Microsoft secara perlahan membagi fokus ke sektor mobile meski lewat divisi yang berbeda. Di bawah Microsoft Garage, sang raksasa software rajin melahirkan aplikasi berbasis Android dan juga iOS dalam beberapa tahun terakhir. Diawali dari kehadiran aplikasi Office, kemudian meluncur pula aplikasi lockscreen, Word Flow, Selfie, Pix, dan yang terbaru hadirnya News Pro ke Android.

Kini pengguna Android dapat mengunduh aplikasi News Pro dari Microsoft, mengikuti jejak pengguna iOS yang sudah lebih dahulu kebagian jatah beberapa waktu yang lalu. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat masuk menggunakan email, akun Twitter, LinkedIn atau Facebook untuk memperoleh berita berdasarkan preferensi personal masing-masing. Selain berdasarkan preferensi individu, aplikasi juga dapat menemukan berita-berita spesifik berdasarkan kategori tertentu  mulai dari bisnis, grafis, video game, perbankan, retail, otomotif, teknologi dan lain-lain. Di samping kategori, News Pro juga menyediaan sejumlah penerbit papan atas dunia untuk dipilih.

Microsoft News Pro juga mempunyai sebuah fitur bernama Speedy View yang ditandai dengan ikon petir. Ketika diklik, aplikasi akan menampilkan versi baru dari artikel yang bebas iklan dengan kecepatan loading yang lebih baik dan lebih mudah dibaca.

Interface aplikasi Microsoft News Pro versi Android
Interface aplikasi Microsoft News Pro versi Android

Kemudian fitur Share yang memungkinkan pengguna untuk berbagi, meninggalkan komentar atau memberikan anotasi ke berita tertentu. Khusus untuk fitur anotasi, pengguna bakal diberi sebuah screenshot di mana mereka dapat membuat coretan dengan pilihan warna dan ukuran yang berbeda. Misalnya, Anda ingin melingkari judul artikel tertentu atau teks menarik di dalam artikel agar mudah ditemukan.

Jika tertarik dengan aplikasi ini, Anda bisa mengunduh Microsoft News Pro di Google Play Store sekarang secara gratis.

Application Information Will Show Up Here

 

Sumber berita AndroidAuthority dan gambar header Microsoft.

Kumpulan Aplikasi Baca Berita Android Terpopuler Penangkal Kuper

Membaca berita punya banyak manfaat, yang pertama sudah barang tentu memperluas wawasan. Kemudian membaca berita juga menjadikan kita mengetahui perkembangan terbaru dari ranah teknologi, politik, olahraga dan juga ekonomi.

Berbeda dengan 10 tahun lalu, kini membaca berita bukanlah perkara yang sulit apalagi mahal, cukup dengan smartphone, informasi dapat diakses dengan sangat mudah pun gratis. Nah, berikut ini adalah kumpulan aplikasi baca berita Android yang bisa sobat pertimbangkan.

Babe

babe - baca berita android

Sudah pernah dengan dong dengan aplikasi baca berita Android yang satu ini. Jika belum, tak mengapa, sekarang Anda bisa berkenalan. Babe ini adalah aplikasi pembaca berita yang secara real-time menyuguhkan berbagai berita terhangat dari beragam sumber.

Babe juga mempunyai fitur cerdas yang merekomendasikan berita berdasarkan minat. Lalu ada beberapa fitur yang gunanya memberikan kenyamanan saat membaca.

Kurio – App Berita Indonesia

aplikasi baca berita android_kurio

Berikutnya kita ada Kurio yang juga sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai ahli di industri layanan baca berita digital. Sebagaimana Babe, Kurio juga punya fitur utama menghantarkan berita-berita dari berbagai kategori ke hadapan pembaca langsung di perangkat smartphone.

Kurio menawarkan berbagai kategori mulai dari teknologi, media sosial, games, startup, bisnis, ekonomi, keuangan, politik dan lain-lain.

Google Play Newsstand

aplikasi baca berita android

Bagi sobat DS yang menginginkan konten-konten berita premium, maka pilihan yang tepat seharusnya adalah Google Play Newsstand. Aplikasi resmi Google ini menawarkan konten-konten berita dari berbagai kategori dan juga penerbit.

Yang istimewa dari aplikasi baca berita ini, sobat dapat mengakses semua platform berita dari satu aplikasi, menjadikan aktivitas pencarian informasi semudah menggerakkan ibu jari.

Baca – Berita Indonesia

baca - aplikasi baca berita untuk android

Jika tiga aplikasi baca berita Android di atas tak berhasil meluluhkan hati Anda, mungkin pilihan terakhir ini akan membuat perbedaan. Pasalnya, menurut pengembang, aplikasinya ini dirancang dengan interface yang lebih bersih dan sederhana sehingga memberikan kelebihan pada kecepatan dan kenyamanan membaca.

Baca menyuguhkan pilihan-pilihan berita dari penerbit ternama seperti Kompas, Liputan6, VIVA, Merdeka, Hipwee, Bola, Okezone, Tribun, Jawa Pos (JPNN), Kapanlagi, CNN, Sindo news, Kurio, Babe, Scoop News dan tentu, DailySocial.

Sumber gambar header Shutterstock.

5 Teknologi Smartphone yang Berkembang Pesat dari Waktu ke Waktu


Artikel ini hasil kerja sama Trenologi dengan Kurio

Teknologi smartphone berkembang dengan sangat pesat, sampai-sampai kita sebagai konsumen terkadang sulit mengimbangi laju kecepatannya. Kini, hampir setiap tahun konsumen dijejali berbagai gadget generasi baru yang lengkap dengan teknologi paling mutakhir.

Pesatnya pertumbuhan ekosistem Android jadi salah satu gambaran yang bisa paling terlihat secara jelas. Saking cepatnya kehadiran gadget dan perkembangan kemajuan teknologi yang ada, hari ini muncul, besok bisa jadi brand lain menggoda konsumen dengan perangkat teranyar. Padahal, barangkali Anda atau konsumen baru saja mengganti gadget lawasnya bulan lalu.

Smartphone sendiri saat pertama kali dikembangkan tidaklah secanggih seperti yang ada di genggaman Anda sekarang. Smartphone pertama yang sudah mengkombinasikan kemampuan komputasi dan fitur PDA dikembangkan oleh IBM pada tahun 1992.

Dua tahun kemudian, barulah perangkat smartphone yang sudah berupa dipasarkan dengan nama Simon Personal Communicator. Jadi sebenarnya saat itu belum ada istilah smartphone. Namun, di dalamnya sudah ditemukan beberapa fitur cerdas, seperti buku telepon, kalender, pembuat jadwal, e-mail, faks, kalkulator, jam, dan notepad.

Nokia kemudian mulai berkiprah dan menghadirkan perangkat mereka dengan meluncurkan Nokia 9000 Communicator, yang masih menggunakan tombol fisik QWERTY. Perangkat ini sudah menawarkan kemampuan mengirimkan e-mail, browsing, kalkulator dan fax.

Spesifikasinya sendiri menggunakan prosesor Intel i386, OS GEOS 3.0, dengan memori yang sudah cukup besar, yaitu 8GB. Namun, ini dipisah menjadi beberapa bagian.

Era smartphone benar-benar dimulai pada 2001. Ericsson adalah yang pertama memperkenalkan fitur-fitur lebih canggih seperti browser, kemampuan seluler ponsel standar, PDA, layar sentuh, dan pena stylus.

Kelahiran iOS, Era Perangkat Layar Sentuh, dan Android

Kelahiran iOS ditandai dengan peluncuran iPhone generasi pertama oleh Apple pada 2007. iPhone pertama ini dibekali prosesor Samsung 32-bit RISC ARM 1176JZ, RAM 128MB, memori internal mulai dari 4 GB, 8 GB, dan 16 GB, serta sistem operasi iOS 1.0 yang kala itu dinamai iPhone OS 1.0. iPhone juga sudah dilengkapi dengan kamera belakang sebesar 2 MP dan dukungan layar sentuh multitouch.

Sedangkan Android yang kala itu sudah dimiliki Google, pada awal-awal tahun sempat diakuisisi. Hal ini membuatnya sempat tak terdengar kabar beritanya. Namun, di tahun 2008, Google membuat gebrakan dan meluncurkan smartphone berbasis Android pertama bernama HTC Dream.

756px-HTC_Dream_opened

Sumber gambar: WikiPedia

Mengemas layar 3,2 inci yang juga sudah mendukung layar sentuh kapasitif sebagai tandingan teknologi di iPhone generasi pertama. Jeroannya ditenagai prosesor 528 MHz Qualcomm MSM7201A ARM11, RAM 192 MB, dan memori hanya 256 MB.

Android sendiri sampai tahun 2010 tak begitu populer seperti sekarang dan masih kalah dari Symbian, iOS, serta BlackBerry. Sekarang kondisinya berbeda jauh, Android menjadi sistem operasi paling banyak digunakan oleh smartphone secara global.

Sejak 2010, teknologi smartphone yang mencakup perangkat keras dan lunak terus berkembang relatif lebih pesat. Saat ini iOS sudah mencapai versi 9 sedangkan Android sudah versi 6 dengan nama Marshmallow. Symbian sudah tidak lagi menjadi tumpuan OS, Microsoft bersiap menghadirkan Windows 10 Phone dan BlackBerry semakin tergerus pangsa pasarnya, malah kini mereka memiliki smartphone dengan OS Android.

Teknologi Layar

Salah satu perubahan signifikan di industri mobile selain ukuran adalah kehadiran layar berteknologi OLED. Samsung adalah yang pertama kali mengadopsi teknologi ini untuk dibenamkan ke Galaxy Round, kemudian disusul oleh LG G Flex.

LG GFlexSumber gambar: Pocket-lint

Berikutnya, di 2014 teknologi layar berkembang lagi menjadi Quad HD atau 2K yang paling pas disematkan di ponsel selebar 5,5 inci. LG G3 yang pertama kali mengadopsi teknologi ini, mengalahkan layar Retina besutan Apple.

RAM

RAM bagi sebagian orang menjadi salah satu pertimbangan memilih sebuah merek smartphone. RAM biasanya dikaitkan dengan performa perangkat.

Di era 1990-an salah satu perangkat yang menarik perhatian dunia adalah HP 95LX yang saat pertama kali muncul dengan menggunakan RAM 512 KB. Namun, sekarang kita dapat jumpai perangkat dengan RAM hingga 4 GB. Asus ZenFone 2 adalah salah satu ponsel yang menawarkan fasilitas ini. Perkembangan RAM diimbangi oleh peningkatan kapasitas penyimpanan internal perangkat yang kini sudah menyentuh kapasitas 128 GB lewat varian iPhone.

Sensor Sidik Jari

Pemindai sidik jari pertama kali diadopsi oleh Motorola Atrix yang diluncurkan pada tahun 2011. Dua tahun berselang, Apple mulai melakukan hal serupa di iPhone 5S dengan nama Touch ID. Seterusnya, teknologi ini jadi fitur standar yang wajib dibawa oleh Apple iPhone. Tidak hanya itu, penambahan ftur ini di smartphone juga diikuti oleh rival terdekatnya, Samsung dan sejumlah brand lain.

Kamera

Komponen terakhir yang juga terus berkembang dan jadi perhatian adalah kamera. Dikutip dari Wikipedia, ponsel pertama yang mengusung konsep ponsel kamera adalah varian J-Phone yang dijual di Jepang. Sementara itu, secara umum pabrikan ponsel terus mengembangkan kamera untuk perangkatnya, namun Nokia bisa dibilang yang paling berani.

Nokia Lumia 1020 Launching 07

Ponsel pertama yang menggunakan kamera 12 MP adalah Nokia N8 yang dirilis pada 2010. Dan di tahun 2012, Nokia lagi-lagi memecahkan rekor resolusi kamera lewat Nokia 808 PureView yang menawarkan resolusi hingga 41 MP. Setahun kemudian, kamera beresolusi yang sama namun dengan sejumlah peningkatan dibenamkan ke Nokia Lumia 1020 yang sekaligus mengakhiri era Symbian OS.

Teknologi berkembang lebih dari apa yang banyak orang butuhkan, bahkan di luar ekspektasi. Kecepatan perkembangan yang ada juga terkadang membutuhkan waktu serta aplikasi yang tepat agar tidak ketinggalan informasi. Namun demikian, berbagai halangan ini tak boleh jadi alasan untuk berhenti mengikuti hal-hal baru yang memperluas pengetahuan kita.

Terutama mempertimbangkan fakta bahwa memperoleh informasi tak harus merogoh kocek dalam-dalam. Anda dapat menjumpai berbagai aplikasi berita yang menyuguhkan perkembangan seputar dunia teknologi secepat kilat.

Salah satu aplikasi yang bisa diandalkan dalam memperoleh informasi perkembangan gadget serta informasi lain adalah Kurio. Aplikasi baca berita buatan pengembang lokal ini merupakan smart news app yang memungkinkan pengguna untuk menemukan dan menjelajah berbagai informasi yang tersedia di Internet sesuai minat. Dengan men-download Kurio, Anda bisa menemukan berbagai informasi, mulai dari gadget, pemasaran, desain, sampai kewirausahaan. Masih banyak pula tema lain.

Dengan Kurio, Anda bukan hanya tidak akan ketinggalan informasi terbaru di jagat Internet, tetapi Anda akan memiliki aplikasi pintar yang bisa memperluas pengetahuan. Teknologi pintar yang ada di dalam aplikasi Kurio akan membaca perilaku Anda, sehingga dapat memberikan informasi yang cocok.

Jika Anda penggemar gadget, maka Kurio bisa menjadi pilihan sebagai sarana mendapatkan informasi agar tidak ketinggalan perkembangan terbaru. Tentu saja, Anda juga bisa mendapatkan segudang informasi lain dari berbagai topik. Pelajari aplikasi menarik ini dengan masuk ke sini!

Gambar header: Shutterstock

[Tips dan Trik] Inilah Cara Mencicipi Aplikasi News di iOS 9

Pada iOS 9, Apple memperkenalkan dua aplikasi anyar untuk menggantikan Newsstand dan Passbook. Kedua aplikasi ini adalah News dan Wallet.

Continue reading [Tips dan Trik] Inilah Cara Mencicipi Aplikasi News di iOS 9

Aplikasi Windows Phone Pilihan Edisi Aplikasi Berita

Trenologi kali ini kembali menghadirkan daftar aplikasi Windows Phone pilihan yang mungkin dapat menjadi aplikasi favorit Anda. Tema minggu ini adalah aplikasi pembaca berita lokal. Continue reading Aplikasi Windows Phone Pilihan Edisi Aplikasi Berita