Google Luncurkan Aplikasi Belajar Membaca Bernama Read Along

Peran besar aplikasi pendidikan semakin terasa di tengah pandemi seperti sekarang, dan itu mendorong sejumlah pihak untuk mengerahkan upaya ekstra demi membantu aktivitas belajar anak-anak di kediaman masing-masing. Contohnya Duolingo, yang merilis aplikasi belajar membaca dan menulis belum lama ini, jauh lebih awal dari jadwal yang mereka tetapkan sebelumnya.

Google rupanya juga tak mau kalah. Mereka baru saja merilis aplikasi belajar membaca untuk anak berusia 5 tahun ke atas bernama Read Along. Statusnya masih “early access“, akan tetapi yang menarik dari aplikasi ini adalah pemanfaatan teknologi text-to-speech dan speech recognition untuk mendeteksi apakah sang anak kesulitan membaca atau tidak.

Selama belajar menggunakan Read Along, anak-anak akan didampingi oleh seorang teman virtual bernama Diya. Diya bertugas memberi umpan balik yang positif kepada anak-anak, merangkap peran seorang guru maupun orang tua. Saat kesulitan, sang anak bisa meminta Diya mengajarkan mereka cara membaca suatu kata atau kalimat.

Konten pembelajaran dalam Read Along disajikan dalam bentuk cerita-cerita menarik dari berbagai belahan dunia, dan sebagian di antaranya bahkan dilengkapi semacam mini game. Dorongan untuk terus belajar dan bermain diberikan kepada anak-anak dalam bentuk bintang dan lencana yang mereka peroleh seiring proses belajarnya berlangsung.

Progress belajar sang anak ini dapat terus dipantau oleh orang tua dengan mengklik foto profilnya. Read Along pun mendukung banyak profil sekaligus, yang berarti lebih dari satu anak bisa menggunakannya, dan masing-masing dapat belajar sesuai tahap kemampuannya sendiri-sendiri.

Fakta menarik lain dari Read Along adalah, ia bisa digunakan secara offline. Koneksi internet hanya dibutuhkan saat hendak mengunduh cerita-cerita baru. Google mengklaim data suara yang ditangkap dianalisis secara langsung di perangkat, tanpa mengandalkan bantuan server.

Read Along sejauh ini mendukung sembilan bahasa yang berbeda, tapi sayang Indonesia tidak termasuk salah satunya. Uniknya, aplikasi ini bermula sebagai aplikasi membaca bernama Bolo yang dirilis di India. Semoga saja, Google bisa segera memperbaruinya dengan dukungan bahasa Indonesia.

Buat yang tertarik, Read Along sekarang sudah bisa diunduh di perangkat Android secara cuma-cuma dari Play Store. Sayang sekali sejauh ini Google belum menyinggung sedikit pun soal versi iOS-nya.

Sumber: Google.

Application Information Will Show Up Here

Duolingo Luncurkan Aplikasi Baru untuk Belajar Membaca dan Menulis

Dunia tidak kekurangan stok aplikasi untuk belajar bahasa asing. Dari sekian banyak, satu yang cukup dikenal adalah Duolingo, dan sekarang Duolingo ingin melebarkan sayapnya lebih luas lagi di bidang pendidikan lewat aplikasi baru bernama Duolingo ABC.

Seperti yang sudah bisa ditebak, Duolingo ABC diciptakan untuk menjadi teman anak-anak belajar membaca sekaligus menulis. Aplikasinya gratis dan tidak menyimpan satu pun konten in-app purchase, alias semua kontennya dapat diakses secara cuma-cuma dan tanpa interupsi iklan.

Kontennya disampaikan dalam bahasa Inggris, namun kita tak perlu terkejut kalau ke depannya Duolingo ABC juga bakal tersedia dalam beberapa bahasa lain. Sejauh ini Duolingo ABC menawarkan lebih dari 300 konten pembelajaran singkat yang mengajarkan dasar-dasar membaca dan menulis buat anak-anak berusia 3 – 6 tahun.

Duolingo ABC

Hal lain yang menarik dari Duolingo ABC adalah timing peluncurannya. Duolingo memutuskan untuk merilisnya lebih awal dari jadwal yang mereka tetapkan, sebab seperti yang kita tahu, hampir semua orang tua mendadak merangkap peran sebagai guru privat bagi anak-anaknya di tengah pandemi COVID-19 ini.

Sayang peluncurannya juga masih sangat terbatas. Duolingo ABC sejauh ini baru tersedia di Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Selandia Baru, dan baru di platform iOS saja. Semoga seiring waktu tim Duolingo dapat meluncurkan versi Android-nya dan di lebih banyak negara, serta menyediakan kontennya dalam lebih banyak bahasa.

Sumber: TechCrunch.

Kipin School Tawarkan Aplikasi dan Perangkat Distribusi Materi Belajar Gratis

Kipin (Kios Pintar) School merupakan salah satu produk Pendidikan.id yang terus dikembangkan untuk mendukung inovasi di bidang edukasi. Kini Kipin School sudah sampai di versi 4.0, hadir di beragam platform dan lebih banyak konten di dalamnya yang bisa dinikmati siswa secara gratis.

Secara bisnis, Kipin School berada di bawah naungan PT Mahoni Edukasi Digital. Salah satu pendiri Pendidikan.id Ginting Satyana menjelaskan, konten di dalamnya sudah mencapai 2500 buku pembelajaran sekolah dari Kemdikbud, 1500 video belajar, dan 27000 soal. Selain buku digital, semua konten diproduksi sendiri oleh tim Pendidikan.id.

“Cikal bakal aplikasi Kipin School ada sejak tahun 2013, yaitu dalam bentuk web BukuSekolahDigital.com, berlanjut dengan aplikasi Buku Sekolah Digital. Sejauh ini jumlah yang mengunduh mencapai 1 juta dengan jumlah buku ter-download mencapai 65 juta,” terang Ginting.

Dari awal aplikasi Kipin School memang dikonsep sebagai aplikasi gratis penunjang kegiatan belajar siswa. Karena untuk revenue atau pendapatan, Pendidikan.id mengandalkan layanan Sistem Ujian Online bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan, khususnya untuk try out. Mengingat ujian nasional sendiri sudah bergulir berbasis komputer. Dengan sistem berlangganan, tim Pendidikan.id tak hanya menawarkan sistem tetapi juga akan mengelola servernya.

Selain itu Kipin School juga dibangun dalam bentuk kiosk, seperti ATM. Sebuah mesin yang di dalamnya terdapat materi-materi dari Pendidikan.id. Mesin tersebut juga akan memancarkan sinyal wifi. Jika terhubung dengan perangkat (seperti laptop, ponsel atau tablet), pengguna akan mendapatkan akses ke sistem Kipin, lengkap dengan materi-materi di dalamnya.

“Cita-cita kami adalah semua sekolah akan pakai Kipin ATM, 1 sekolah 1 perangkat. Jadi siswa sekolah tersebut bisa mendapatkan materi pelajaran gratis dan tidak butuh jalur internet dan cepat,” imbuh Ginting.

Saat ini Kipin ATM sudah dikomersialkan dan bisa dibeli dari Katalog LKPP. Tahun ini pihak Pendidikan.id akan mengupayakan penambahan materi untuk Kipin School, sedangkan dari segi bisnis mereka akan mengandalkan layanan ujian digital, forum diskusi, cloud storage dan real time chat bagi sekolah-sekolah.

Application Information Will Show Up Here

Apple Luncurkan Schoolwork, Aplikasi iPad untuk Membantu Memuluskan Proses Belajar-Mengajar

Di Indonesia mungkin belum banyak, akan tetapi di negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat, sudah ada cukup banyak sekolah yang memanfaatkan iPad sebagai alat bantu kegiatan belajar-mengajar. Selain karena kapabilitas iPad yang begitu fleksibel, faktor lainnya adalah begitu melimpahnya koleksi aplikasi edukasi yang tersedia.

Demi memudahkan para pengajar sekaligus pelajar, Apple baru saja meluncurkan aplikasi iPad baru bernama Schoolwork. Bersamaan dengan aplikasi Classroom yang sudah ada, keduanya betul-betul dirancang untuk memaksimalkan potensi iPad dalam konteks pendidikan.

Apple Schoolwork app

Menggunakan Schoolwork, seorang guru dapat dengan mudah membuat pengumuman untuk semua muridnya, serta memberikan tugas kepada masing-masing (bisa sama, bisa berbeda). Yang menarik, Schoolwork terintegrasi dengan berbagai aplikasi pendidikan, sehingga tugas-tugasnya ini bisa berbentuk aktivitas yang spesifik pada aplikasi tertentu.

Dari sisi murid, mereka dapat menggunakan Schoolwork untuk memantau tugas-tugas yang perlu mereka kerjakan, termasuk kapan tenggat waktunya. Selesai dikerjakan, pengumpulannya pun juga bisa memanfaatkan aplikasi Schoolwork. Semuanya terpusat menjadi satu dan sangat terorganisir.

Apple Schoolwork app

Usai para murid mengumpulkan tugasnya masing-masing, sang guru bisa langsung memonitor progress mereka melalui Schoolwork, termasuk untuk tugas yang tadinya dikerjakan di aplikasi lain itu tadi. Dari situ sang guru dapat merencanakan pelajaran-pelajaran berikutnya sesuai progress masing-masing murid.

Jujur saya iri melihat semua ini. Semoga saja sekolah-sekolah di tanah air bisa dengan cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan memaksimalkan peran alat bantu yang sangat bermanfaat semacam ini.

Sumber: Apple.

Setelah Jepang, Duolingo Luncurkan Konten Pembelajaran Bahasa Tionghoa

Bulan Mei lalu, Duolingo meluncurkan konten pembelajaran bahasa Jepang. Tim pengembangnya bilang bahwa selain Jepang, Tionghoa juga menjadi salah satu bahasa yang paling dinanti-nanti oleh komunitas penggunanya selama lima tahun Duolingo berkiprah. Maka dari itu, tim Duolingo ingin memastikan bahwa konsumennya tidak dibuat kecewa.

Mereka pun secara resmi meluncurkan konten pembelajaran bahasa Tionghoa, lagi-lagi bisa dinikmati secara cuma-cuma seperti konten yang lain dalam Duolingo. Sama seperti konten bahasa Jepang-nya, Duolingo telah meracik metode pembelajaran yang efektif demi memudahkan penggunanya menguasai bahasa Tionghoa, yang merupakan bahasa resmi di Tiongkok dan Taiwan, maupun negara lain seperti Singapura dan Myanmar.

Utamanya, Duolingo ingin pengguna lebih dulu menguasai konsep pemakaian nada dalam bahasa Tionghoa, sebab satu kata yang sama dalam bahasa Tionghoa bisa memiliki makna yang berbeda jika diucapkan dengan nada yang berbeda pula. Setelahnya, barulah pengguna bisa mempelajari aspek yang lain, seperti misalnya penulisan.

Untuk sekarang, Duolingo baru mendukung penulisan dalam bentuk Simplified (sekaligus Pinyin-nya), namun ke depannya mereka juga akan menghadirkan bentuk Traditional yang digunakan di kawasan seperti Hong Kong, Macau maupun Taiwan. Total ada hampir seribu karakter yang bisa dipelajari di konten bahasa Tionghoa milik Duolingo.

Duolingo Chinese course

Duolingo sendiri memilih Putonghua alias Mandarin standar sebagai fokus pembelajaran bahasa Tionghoa ini, dan bukan variasi dialek lain. Kendati demikian, dengan lebih dari 1.000 kosa kata yang diajarkan, Duolingo bilang bahwa mempelajari konten mereka cukup untuk bisa lulus dalam tiga level ujian Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK), alias TOEFL-nya bahasa Tionghoa.

Satu hal yang sudah menjadi ciri khas Duolingo adalah pembelajaran secara tematik, dan ini juga diterapkan pada konten bahasa Tionghoa-nya. Jadi ketimbang belajar berdasarkan konsep gramatika, Duolingo menyuguhkannya berdasarkan tema seperti “Food and Travel”, “Greetings”, “Occupation” dan masih banyak lagi. Duolingo bahkan juga memberikan topik bonus macam internet slang.

Kalau Anda berniat belajar Mandarin, salah satu cara termudah adalah dengan menggunakan Duolingo selama beberapa menit setiap hari ketimbang harus mengikuti kursus berbayar selama puluhan atau bahkan ratusan jam.

Sumber: Duolingo.

Google Ajak Anak-Anak Hidupkan Imajinasinya Lewat Toontastic 3D

Tidak peduli dari mana asalnya ataupun latar belakang budayanya, yang namanya anak-anak pasti doyan berimajinasi. Kalau tidak difasilitasi dengan baik, semua kreativitas tersebut akan terbuang sia-sia. Google percaya mereka dapat membantu dengan sebuah aplikasi bernama Toontastic 3D.

Aplikasi ini dirancang untuk menghidupkan imajinasi anak-anak, mengubah gadget di sekitar mereka menjadi alat bantu mengasah kreativitas yang menyenangkan. Kita tahu bahwa anak-anak suka mendengarkan cerita, dan dalam Toontastic 3D mereka diberi kesempatan untuk meracik ceritanya sendiri.

Google menggambarkan aplikasi ini layaknya sebuah teater boneka digital dengan dunia tiga dimensi yang interaktif. Anak-anak dibebaskan untuk menggambar dan merekam suaranya untuk menceritakan kisahnya masing-masing, termasuk yang merupakan tugas sekolah.

Anak-anak dapat memilih lusinan karakter atau membuat kreasinya sendiri dalam Toontastic 3D / Google
Anak-anak dapat memilih lusinan karakter atau membuat kreasinya sendiri dalam Toontastic 3D / Google

Terdapat lusinan karakter dalam Toontastic 3D yang dapat dikustomisasi, dan anak-anak pun bisa menciptakan karakternya sendiri dalam wujud 3D sekaligus menyematkan animasi pada karakter-karakter tersebut. Mulai dari kisah petualangan, dokumenter, tutorial memasak sampai laporan ilmiah dapat digarap dengan menyenangkan dalam Toontastic 3D.

Google sejatinya ingin meleburkan aspek edukasi dan bermain dalam Toontastic 3D. Aplikasi ini tidak membutuhkan koneksi internet sama sekali, dan yang lebih penting, dapat diunduh secara cuma-cuma di perangkat Android atau iOS, tanpa iklan ataupun in-app purchase.

Sumber: Google Blog.

Application Information Will Show Up Here

Duolingo Luncurkan Tinycards, Aplikasi Fun untuk Belajar Beragam Topik dengan Flash Card

Jika Anda pernah mencoba belajar bahasa asing dengan bantuan aplikasi smartphone, besar kemungkinan Anda mengenal nama Duolingo. Mekanisme game dan teknik pembelajaran yang fun berhasil membuat aplikasi tersebut diunduh oleh lebih dari 150 juta pengguna Android maupun iOS di seluruh dunia.

Namun kini Duolingo rupanya ingin melebarkan sayapnya menuju ranah pendidikan yang lebih luas, bukan cuma bahasa saja. Mereka meluncurkan aplikasi baru bernama Tinycards yang mengandalkan teknik pembelajaran berbasis flash card, tapi tentunya dengan sentuhan khusus ala Duolingo.

Seperti yang saya katakan, Tinycards mencakup seabrek topik, mulai dari geografi, sejarah, budaya, astronomi sampai bahasa yang merupakan spesialisasi Duolingo. Selagi pengguna menyimak dan menjawab satu demi satu flash card, sebuah garis di bagian atas akan terisi untuk mengindikasikan progress.

Pengguna bebas memilih topik apa saja yang ingin mereka pelajari. Menariknya, Tinycards juga dirancang sebagai sebuah platform dimana pihak lain yang tertarik juga bisa mendistribusikan konten pembelajarannya. Salah satu contohnya perpaduan konten pembelajaran bahasa Tiongkok dari Duolingo sendiri dan secara eksklusif dari Chineasy.

Semua konten di dalam Tinycards bisa diakses tanpa biaya tambahan sepeserpun / Duolingo
Semua konten di dalam Tinycards bisa diakses tanpa biaya tambahan sepeserpun / Duolingo

Metode pembelajaran berbasis flash card sendiri sudah terbukti ampuh dalam melatih ingatan meski kadang bisa terasa sedikit membosankan. Di sinilah mekanisme game Tinycards berperan, pengguna akan disuguhi dengan animasi yang menyenangkan dan mereka dapat membuka levellevel baru ketika indikator progress tadi terisi penuh.

Duolingo tidak lupa menerapkan algoritma khusus yang memungkinkan Tinycards untuk beradaptasi dengan kapabilitas belajar masing-masing pengguna yang berbeda-beda. Semuanya bertujuan supaya proses pembelajaran bisa berlangsung seefisien mungkin.

Tinycards saat ini sudah tersedia secara cuma-cuma untuk perangkat iOS, dan seperti Duolingo, semua konten di dalamnya dapat diakses tanpa biaya tambahan sepeserpun. Mengingat Duolingo juga tersedia di Android, kemungkinan Tinycards juga akan menyusul ke Google Play ke depannya.

Sumber: TheNextWeb dan Duolingo.