Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan Saat WFH

Saat ini kerja remote, work from home, atau work from anywhere menjadi pilihan banyak orang karena karena tidak perlu ke kantor setiap hari dan tidak perlu menggunakan seragam bisa membuat kamu leluasa untuk bekerja di mana saja. Namun, lama-lama hal jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan benar bisa membuat kamu nggak produktif, loh!

Apalagi dengan adanya gadget, games, atau pekerjaan rumah yang menumpuk bisa membuat pekerjaan kantor terbengkalai, lagi-lagi bukannya produktif yang kamu dapatkan malah harus kejar-kejaran dengan deadline. Nah, gimana sih cara meningkatkan produktivitas diri sendiri?

Daripada kamu bingung mencari cara meningkatkan produktivitas karyawan, yuk, cek ringkasan berikut tentang cara meningkatkan produktivitas karyawan pekerja remote!

Mengapa produktivitas sangat penting?

Meningkatkan produktivitas adalah cara seseorang untuk bisa menghasilkan sesuatu dengan waktu yang efisien. Produktivitas juga menjadi salah satu kriteria yang penting yang harus dimiliki oleh seorang karyawan untuk mencapai kesuksesan sebuah perusahaan, karena karyawan yang produktif tentunya bisa bekerja secara konsisten dan menghasilkan kinerja yang baik bahkan selalu mengalami kenaikan peningkatan.

Selain itu, produktivitas karyawan bisa mempengaruhi perkembangan sebuah perusahaan, karena perusahaan yang berkembang dengan baik biasanya memiliki karyawan yang profesional dan memiliki etos kerja yang tinggi. Lalu, bagaimana cara meningkatkan produktivitas karyawan yang bekerja remote? Ini dia tipsnya!

Cara meningkatkan produktivitas karyawan dan diri sendiri saat WFH

Dikutip dari laman Indeed, berikut cara meningkatkan produktivitas karyawan saat WFH:

1. Melakukan rutinitas pagi

Walaupun, bekerja di rumah bukan berarti kamu tidak wajib bangun siang, bangun pagi dan langsung melaksanakan rutinitas pagi seperti saat kamu akan pergi ke kantor ini bisa membuat kamu lebih siap untuk bekerja.

2. Tetapkan tujuan harian

Bingung apa yang harus dikerjakan hari ini? Tidak ada salahnya kamu menentukan tujuan atau capaian kerja harian, hal ini berguna untuk membuat kamu fokus dengan pekerjaan yang harus kamu selesaikan.

3. Gunakan teknik manajemen waktu

Melakukan manajemen waktu merupakan penting harus kamu lakukan, karena dengan melakukan teknik manajemen waktu kamu bisa memantau berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk melakukan tugas. 

Kamu bisa menggunakan aplikasi manajemen waktu agar lebih efisien dan praktis.

4. Menentukan ruang kerja

Melakukan pekerjaan di ruangan kerja yang terpisah di rumah bisa membuat kamu memiliki ruangan yang terbatas, dengan begitu kamu bisa bekerja dengan nyaman tanpa gangguan keluarga lainnya.

5. Istirahat di luar rumah

Walaupun bekerja di dalam rumah, jangan lupa untuk mengambil waktu istirahat untuk merilekskan pikiran dan tubuh. Kamu bisa melakukan istirahat dengan cara keluar rumah selama 30 menit atau 1 jam, dengan begitu kamu bisa memulihkan tenaga dan menyegarkan pikiran, kadang kala ide kreatif juga bisa muncul.

6. Berkontribusi pada setiap rapat virtual

Bekerja di rumah juga bukan berarti kamu tidak berkontribusi saat rapat virtual rutin, dengan cara berkontribusi setiap rapat ini bisa meningkatkan produktivitas, karena dengan begitu kamu akan memberikan masukan dan menerima umpan balik terhadap masukan yang kamu berikan.

7. Menggunakan aplikasi produktif

Cara meningkatkan produktivitas yang terakhir adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, kamu bisa mengunduh aplikasi produktivitas yang dapat mengatur tugas-tugas kamu, dengan begitu kamu bisa mengatur waktu dan juga melacak kinerja kamu pada setiap harinya.

Tidak hanya karyawan saja yang harus meningkatkan produktivitasnya, tetapi sebuah perusahaan juga perlu melakukan produktivitas. Apabila sebuah perusahaan atau organisasi memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, hal ini akan berdampak pada karyawannya.

Lalu, bagaimana cara meningkatkan produktivitas perusahaan atau cara meningkatkan produktivitas organisasi? Di bawah ini caranya!

Cara meningkatkan produktivitas perusahaan dan organisasi

1. Membangun lingkungan kerja yang baik

Cara meningkatkan produktivitas perusahaan yang pertama adalah dengan cara membangun lingkungan kerja yang baik, aman, nyaman, serta kondusif bagi karyawannya. Tentunya jangan lupa untuk selalu memfasilitasi kebutuhan kerja yang memadai juga, dengan begitu bisa membuat kinerja karyawan lebih meningkat.

2. Kelola jam kerja dengan efisien

Perusahaan yang memiliki jam kerja efisien bisa meningkatkan efektivitas kerja karyawan, karena apabila karyawan sering lembur juga bisa membuat mereka kelelahan dan tidak produktif.

3. Berikan pelatihan

Untuk meningkatkan produktivitas karyawan juga bisa dilakukan dengan cara memberikan pelatihan atau training, karena dengan adanya pelatihan ini membuat karyawan memiliki banyak ilmu yang dapat diterapkan pada perusahaan nantinya.

4. Berikan apresiasi atau reward

Cara meningkatkan produktivitas karyawan sekaligus memberikan motivasi adalah dengan cara memberikan reward atau apresiasi ketika mereka sukses mengerjakan tugas dengan baik, dengan begitu karyawan akan merasa dihargai dan membuat mereka menjadi lebih produktif.

5. Lakukan evaluasi dan pengawasan

Cara meningkatkan produktivitas perusahaan yang terakhir adalah dengan selalu melakukan pengawasan dan evaluasi, hal ini bisa membuat perusahaan selalu update terkait kinerja karyawannya. Sehingga, apabila ada karyawan dirasa memiliki kinerja yang kurang bisa diarahkan atau diberikan evaluasi.

Nah, itu adalah cara meningkatkan produktivitas karyawan saat bekerja di rumah dan juga cara meningkatkan produktivitas perusahaan. Jadi, produktivitas yang tinggi juga tidak hanya dimiliki oleh karyawan saja, perusahaan wajib memiliki tingkat produktivitas agar bisa mencapai tujuan bersama. Jangan lupa untuk menerapkan cara-cara di atas ya!

Ibarat TikTok untuk Dunia Kerja, Voodle Tawarkan Kemudahan Berbagi Video Pendek dengan Transkrip Otomatis

Popularitas TikTok yang luar biasa di skala global pada dasarnya menunjukkan betapa mudahnya kita terpikat oleh format video pendek. Dalam beberapa kasus, video pendek juga efektif untuk menyampaikan pesan, sebab durasi yang singkat bakal mendorong sang pembuat video untuk mencari cara mengekspresikan maksudnya sebaik mungkin.

Sebuah startup bernama Voodle bahkan melihat potensi format video pendek di ranah bisnis. Aplikasi buatan mereka menawarkan kemudahan untuk saling bertukar video pendek antar kolega. Anda boleh saja menganggapnya sebagai TikTok-nya dunia kerja, tapi tentu praktiknya tidak sesimpel itu.

Premis yang ditawarkan Voodle sebenarnya cukup sederhana: buat akun secara gratis, gabung ke suatu tim, lalu rekam video dengan durasi maksimum 60 detik. Meski begitu, eksekusinya terbilang cukup canggih. Video yang direkam itu secara otomatis akan dibuatkan transkripnya (harus berbahasa Inggris tentu saja), dan teksnya ini pun searchable, sehingga videonya mudah dijadikan referensi ke depannya.

Berbicara kepada VentureBeat, perwakilan Voodle percaya video pendek jauh lebih efektif ketimbang sesi video conference yang sering kali memakan terlalu banyak waktu. Dibanding email atau group chat, video tentu juga bisa menyampaikan pesan yang lebih jelas karena kita bisa langsung mengetahui ekspresi wajah sekaligus nada bicara seseorang.

Voodle

Setelah videonya dibagikan, pengguna lain bebas menontonnya dengan atau tanpa transkrip, atau malah bisa juga dengan menampilkan transkripnya saja secara penuh. Playback speed-nya pun bisa diatur antara 1x, 1.5x, atau 2x layaknya mendengarkan podcast. Video juga dapat di-like dengan mengklik ikon bergambar hati, tapi sejauh ini belum ada cara lain untuk memberikan respon terhadap videonya.

Video yang dibuat menggunakan Voodle tentu juga bisa dibagikan ke aplikasi lain, macam Slack misalnya. Namun seperti yang saya bilang tadi, salah satu daya tarik utama aplikasi Voodle sendiri terletak pada transkrip yang searchable, memudahkan pencarian informasi-informasi yang dibicarakan oleh rekan-rekan satu tim dalam videonya masing-masing seandainya kita ketinggalan karena alasan tertentu.

Untuk sekarang, Voodle baru tersedia di platform iOS, atau bisa juga diakses lewat browser komputer. Catatan terakhir yang kurang begitu penting namun tetap menarik adalah, Voodle sebelumnya adalah startup yang bergerak di bidang VR training bernama Pixvana, yang pada akhirnya memutuskan untuk pivot beberapa bulan lalu.

Sumber: VentureBeat.

Aplikasi Office All-in-One dari Microsoft Sudah Resmi Tersedia di Play Store

November lalu, Microsoft meluncurkan versi preview dari aplikasi Office baru untuk perangkat mobile. Tidak seperti sebelumnya, versi baru Office ini menyatukan tiga komponen pokok Office selama ini, yakni Word, Excel, dan PowerPoint.

Sukses menjalani masa pengujian, aplikasi tersebut akhirnya resmi dilepas ke Play Store. Tanpa bantuan aplikasi tambahan lain, dokumen Word, Excel, dan slide PowerPoint bisa kita buka dan edit langsung di aplikasi Office baru ini. Sinkronisasi file via layanan OneDrive tentu tersedia, tapi menariknya “third-party cloud storage” juga disebutkan di deskripsi aplikasinya.

Memang tidak disebutkan apa saja layanannya, tapi saya yakin layanan populer seperti Dropbox atau Google Drive sudah tercakup, sebab di aplikasi Outlook demikian. Satu tema yang bisa saya simpulkan dari aplikasi-aplikasi mobile bikinan Microsoft dalam beberapa tahun terakhir ini adalah kemudahan integrasi berbagai layanan tanpa terbatas platform.

New Office mobile

Seperti yang sudah pernah saya bahas saat peluncuran versi preview-nya, aplikasi Office all-in-one ini dibekali segudang fitur yang dirancang untuk memudahkan sesi produktivitas dalam konteks mobile. Yang disayangkan adalah tidak adanya tampilan khusus untuk tablet (aplikasinya bahkan tidak bisa digunakan dalam orientasi landscape.

Semoga saja ini hanya masalah waktu, dan Microsoft bakal membuatnya optimal untuk tablet Android dalam waktu dekat. Ini penting mengingat aplikasi Word, Excel, dan PowerPoint sebelumnya benar-benar optimal untuk tablet maupun Chromebook.

Untuk versi iOS-nya, sayang sekali versi finalnya masih belum dirilis sejauh ini. Semoga saat diluncurkan nanti Microsoft tidak mengulangi kesalahannya ini dan melupakan eksistensi iPad.

Sumber: Android Police.

Microsoft Satukan Word, Excel dan PowerPoint ke dalam Satu Aplikasi Office Baru untuk Perangkat Mobile

Saya masih ingat zaman iPad 2 masih baru. Kala itu saya rela membayar cukup mahal untuk sebuah aplikasi produktivitas demi bisa membuka dan mengedit dokumen Word. Sekarang, trio aplikasi andalan Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint) bahkan sudah bisa diakses di hampir semua smartphone.

Microsoft bahkan punya solusi yang lebih sempurna lagi. Mereka baru saja meluncurkan versi preview dari Office Mobile, satu aplikasi baru untuk menggantikan tiga aplikasi terpopuler Office sekaligus.

Ya, ke depannya tidak akan ada lagi Word, Excel maupun PowerPoint secara terpisah di ponsel atau tablet, sebab Office Mobile sudah menggabungkan semuanya. Selain tentu bisa menghemat storage milik perangkat, pengguna juga jauh lebih dimudahkan karena tidak perlu terus berganti aplikasi.

Halaman utama Office akan langsung menghadapkan pengguna dengan deretan dokumen yang tersimpan di cloud, termasuk halnya catatan-catatan kecil (Sticky Notes) jika ada. Untuk membuat dokumen baru, cukup klik tanda “+”, lalu pilih jenis dokumen yang diinginkan – apakah dokumen biasa (Word), spreadsheet (Excel), atau slide presentasi (PowerPoint).

Microsoft Office Mobile

Office Mobile juga dirancang untuk mempermudah proses pembuatan dokumen di smartphone, utamanya dengan mengandalkan komponen yang sulit diakses di perangkat desktop, yaitu kamera. Contoh yang paling gampang, pengguna bisa memotret sepotong teks, lalu seketika itu juga mengubahnya menjadi dokumen Word yang siap disunting lebih lanjut.

Contoh lainnya, sepotong tabel di atas kertas bisa dipindai dan disulap langsung menjadi dokumen Excel, siap untuk dikerjakan lebih lanjut. Tidak kalah menarik adalah deretan fungsi populer yang disatukan ke dalam menu “Actions”, yang bisa diakses lewat shortcut di kanan bawah.

Salah satu fungsi yang dimaksud misalnya adalah untuk menandatangani file PDF, dan pengguna dapat melakukannya tanpa harus berpindah aplikasi. Contoh fungsi lainnya adalah untuk mentransfer file ke ponsel lain yang berada di dekat pengguna. Semuanya demi memaksimalkan produktivitas pengguna dalam konteks mobile.

Versi preview Office Mobile ini sekarang sudah bisa diunduh dan dicoba oleh siapapun secara cuma-cuma. Untuk pengguna Android, syaratnya mereka harus bergabung dengan grup berikut terlebih dulu sebelum bisa mengunduh aplikasinya. Pengguna iOS sayangnya harus bersabar sebab kuota pengujinya sudah penuh akibat batasan yang diterapkan oleh Apple.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Resmi Luncurkan Office 2019 untuk Windows dan Mac

Office 365 merupakan penawaran terlengkap Microsoft untuk keperluan produktivitas. Namun tidak semua orang bersedia membayar biaya berlangganan, atau beberapa malah belum siap bergantung sepenuhnya pada layanan berbasis cloud dikarenakan kondisi jaringan internet setempat yang kurang ideal.

Buat mereka ini, Microsoft masih menawarkan alternatif Office standar yang cukup dibayar satu kali untuk digunakan seterusnya. Microsoft bahkan baru saja meluncurkan Office 2019 untuk Windows maupun Mac, versi paling gres yang mengemas seabrek fitur baru yang sempat ditambahkan ke layanan Office 365 dalam tiga tahun terakhir ini.

Tentu saja artikel ini tidak mampu menjelaskan seluruh fitur barunya secara lengkap, akan tetapi ada beberapa yang cukup menarik perhatian. PowerPoint 2019 misalnya, memungkinkan pengguna untuk menciptakan slide presentasi yang sinematik berkat fitur seperti Morph, yang sebelumnya hanya tersedia buat para pelanggan Office 365.

Pada Word 2019, pengguna sekarang bisa memanfaatkan Focus Mode untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan dokumennya, tanpa diganggu banyak pengalih perhatian. Di Excel 2019, tersedia pilihan tipe bagan baru beserta sejumlah formula anyar yang dapat dimanfaatkan guna menciptakan analisis yang lebih mendalam.

Microsoft Word 2019

Kendati demikian, Office 2019 sama sekali tidak bisa dianggap sebagai Office 365 versi offline atau versi non-cloud. Pasalnya, selain tidak akan menerima update ke depannya, Office 2019 juga lebih miskin fitur. Beberapa fitur yang tersedia buat pelanggan Office 365 absen di sini, terutama fitur-fitur berbasis AI, seperti misalnya fitur Researcher dan Editor di Word.

Sebagian besar fitur Office 365 yang tidak tersedia di Office 2019 memang tidak tergolong esensial, tapi tetap bakal sangat memudahkan pekerjaan. Terlepas dari itu, Office 2019 setidaknya bisa menjadi pilihan bagi tipe konsumen yang saya jelaskan di awal tadi.

Di Amerika Serikat, Office 2019 akan segera dijual seharga $250. Versi Windows dan Mac rupanya agak berbeda; Project 2019, Visio 2019, Access 2019 dan Publisher 2019 hanya tersedia pada versi Windows-nya saja. Namun OneNote dapat diakses oleh semua pengguna Office 2019.

Sumber: Microsoft.

Layanan Produktivitas Google Kini Dibekali Semacam Fitur Read Receipt Seperti di Aplikasi Chatting

Kolaborasi merupakan poin penting dalam layanan produktivitas Google, G Suite. Satu dokumen yang dikerjakan dan di-review oleh beberapa orang sekaligus semestinya bisa lebih komplet dan lebih cepat selesai. Namun ketika beberapa orang sekaligus dilibatkan, kesalahpahaman (miscommunication) bakal sulit dihindari.

Yang sering terjadi adalah, salah seorang rekan tim menyalahkan Anda karena belum merevisi dokumen sesuai hasil diskusi. Padahal, Anda baru saja selesai merevisinya satu jam yang lalu. Namun berhubung rekan Anda terakhir membuka dokumennya kemarin, wajar apabila ia belum melihat perbaikan Anda.

Solusinya menurut Google adalah melalui fitur bernama Activity Dashboard. Fitur ini memungkinkan pengguna Google Docs, Sheets maupun Slides untuk melihat siapa saja yang sempat mengakses dokumen dan kapan mereka melakukannya.

G Suite Activity Dashboard

Anggap saja fitur ini seperti fitur read receipt pada aplikasi chatting, di mana Anda bisa melihat apakah pesan yang Anda kirim sudah dibaca atau belum oleh lawan bicara Anda. Jadi sebelum Anda marah karena sang pacar tidak merespon pesan Anda, pastikan bahwa ia sudah membacanya terlebih dulu.

Cara kerja fitur Activity Dashboard kurang lebih sama seperti itu. Anda pun boleh menonaktifkannya semisal keberatan aktivitas Anda dipantau, sehingga pengguna lain tidak bisa tahu apakah Anda sudah membuka dokumen atau belum. Kalau memang perlu, administrator tim Anda juga bisa menonaktifkannya untuk semua pengguna.

Fitur ini sekarang sudah tersedia bagi para admin G Suite, akan tetapi pengguna secara umum baru akan menjumpainya pada tanggal 21 Maret mendatang.

Sumber: Google.

Microsoft Luncurkan Whiteboard, Aplikasi Windows 10 untuk Sesi Brainstorming Bersama

Hampir tiga tahun yang lalu, Microsoft memperkenalkan Surface Hub, sebuah perangkat berlayar sentuh masif yang ditujukan untuk kebutuhan kolaborasi korporat. Pada akhirnya perangkat tersebut menginspirasi Microsoft untuk meluncurkan aplikasi produktivitas baru yang berfungsi serupa.

Dinamai Microsoft Whiteboard, aplikasi ini jelas sekali dirancang untuk menjadi alternatif papan tulis fisik. Microsoft secara spesifik merancangnya untuk kebutuhan kolaborasi, sehingga suatu tim bisa menjalani sesi brainstorming bersama, tidak peduli di mana saja anggota timnya tersebar.

Microsoft Whiteboard Preview

Anda bebas menggunakan jari atau stylus untuk menulis atau membuat sketsa dalam Whiteboard. Saat menggambar sebuah tabel, bagan atau objek lainnya, Whiteboard akan merapikannya secara otomatis. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak ikut berpartisipasi hanya karena tidak bisa menggambar.

Kolaborasi tentu saja akan berjalan secara real-time, bahkan ketika masing-masing partisipan menggunakan perangkat yang berbeda. Supaya jelas, Whiteboard akan mencantumkan inisial kecil di dekat tulisan atau sketsa yang masing-masing partisipan buat.

Microsoft Whiteboard Preview

Semua konten yang dibuat menggunakan Whiteboard akan disimpan secara otomatis di cloud. Pengguna bebas membagikannya dalam bentuk link yang bisa diedit lebih lanjut, atau dalam wujud gambar biasa.

Microsoft Whiteboard saat ini masih berstatus preview, akan tetapi semua pengguna perangkat Windows 10 sudah bisa mendapatkannya secara cuma-cuma. Untuk menyimpan, Anda perlu login menggunakan akun Microsoft, sedangkan untuk mengaktifkan mode kolaborasi, paling tidak harus ada satu partisipan yang login menggunakan akun Office 365.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Garage Ciptakan Aplikasi Menarik untuk Pengguna Mac yang Juga Pelanggan Office 365

Tim Microsoft Garage kembali hadir dengan aplikasi baru yang cukup menarik. Bernama My Workspace, aplikasi ini sebenarnya ditujukan bagi para pengguna Mac yang juga merupakan pelanggan layanan produktivitas Office 365.

My Workspace pada dasarnya hanya berupa sebuah menu bar yang bisa diakses dari mana saja dengan mengklik icon-nya di atas, di sebelah icon Wi-Fi dan indikator baterai. Kendati demikian, integrasinya dengan Office 365 cukup dalam dan fungsionalitasnya terbilang lengkap.

Yang paling utama, pengguna dapat mengakses berbagai dokumen yang tersimpan di OneDrive secara cepat, termasuk yang di-share oleh pengguna lain. Sejalan dengan visi yang ditugaskan kepada tim pengembangnya yang merupakan kumpulan pekerja magang, My Workspace memang dirancang secara spesifik untuk meningkatkan produktivitas pengguna sehari-harinya.

My Workspace

Aplikasi ini juga bisa disambungkan dengan iCloud Calendar, sehingga pengguna dapat melihat agendanya dari tampilan yang sama. Pengguna bahkan dapat bergabung dengan panggilan video Skype yang sudah dijadwalkan sebelumnya hanya dengan satu klik saja dari My Workspace.

Wujud menu bar memungkinkan My Workspace untuk tidak mengganggu aktivitas pengguna selagi mereka sibuk dengan yang lain. Pelanggan Office 365 yang menggunakan Mac bisa mengunduhnya secara cuma-cuma melalui situs resminya.

Sumber: iMore.

Adobe Luncurkan Aplikasi Pemindai Dokumen, Adobe Scan

Dunia tidak kekurangan stok aplikasi pemindai dokumen, yang memungkinkan kita untuk mengubah dokumen fisik menjadi digital untuk dibagikan dalam format PDF. Akan tetapi ada yang janggal rasanya ketika sang pencipta format, Adobe, tidak langsung turun tangan dengan solusinya sendiri.

Namun Adobe akhirnya sadar bahwa aplikasi semacam ini sekarang sudah termasuk esensial bagi mayoritas pengguna smartphone dan tablet. Dari situ lahirlah Adobe Scan, siap mengusik pasar aplikasi document scanner yang sudah penuh sesak.

“Saya sudah punya aplikasi pemindai dokumen, untuk apa saya download lainnya lagi?” Well, alasan pertama sudah saya singgung tadi; Adobe adalah pencipta format PDF, jadi mereka pasti tahu betul akan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat suatu file PDF yang berkualitas.

Alasan kedua, Adobe Scan benar-benar gratis. Semua fiturnya bisa dinikmati tanpa biaya tambahan: pindai dokumen tanpa batas dan tanpa penurunan kualitas, fitur editing yang cukup lengkap, dan optical character recognition (OCR) yang dapat mendeteksi teks secara otomatis sehingga bisa dicari, diseleksi, disalin atau dianotasi pada hasil scan-nya.

Berkat fitur OCR, teks pada hasil scan bisa dicari, diseleksi, disalin dan dianotasi / Adobe
Berkat fitur OCR, teks pada hasil scan bisa dicari, diseleksi, disalin dan dianotasi / Adobe

Anda memang sudah bisa mendapatkan fitur-fitur di atas pada aplikasi lain, tapi biasanya Anda juga harus menebus in-app purchase terlebih dulu. Adobe Scan tidak demikian, dan lagi ia terintegrasi dengan platform Adobe Document Cloud, sehingga Anda bisa mengakses hasil scan di perangkat apa saja.

Anda tak perlu membayar biaya berlangganan, akun Adobe Document Cloud bisa dibuat secara cuma-cuma, dan semua dokumen yang Anda pindai akan diunggah secara otomatis. Hanya saja kalau Anda merupakan pelanggan, ada fitur ekstra seperti editing lewat perangkat lain atau manajemen dokumen yang lebih komprehensif.

Kinerja scanning-nya sendiri juga dipastikan berkualitas tinggi. Adobe Scan ditenagai oleh artificial intelligence (AI) Adobe Sensei, yang bertanggung jawab atas proses-proses macam boundary detection, auto-crop, perspective correction dan fitur auto-clean bayangan.

Adobe Scan saat ini sudah tersedia untuk perangkat Android maupun iOS. Karena gratis, tidak ada salahnya Anda mencoba.

Sumber: Adobe.

Application Information Will Show Up Here

Google Keep Kini Terintegrasi ke Dalam Google Docs

Kabar gembira bagi Anda pengguna Google Keep. Aplikasi pembuat catatan dengan interface yang amat simpel tersebut kini merupakan bagian dari G Suite, kumpulan aplikasi dan layanan penunjang produktivitas dari Google.

Masuknya Keep dalam G Suite ini memungkinkan Google untuk mengintegrasikannya ke dalam layanan Google Docs. Premis yang ditawarkan sederhana saja: Anda dapat mengambil ide dan catatan-catatan yang Anda buat di Keep, lalu menambahkannya ke Docs untuk mempermudah sesi brainstorming.

Jadi ketika mengakses Docs dari web, Anda bisa membuka menu Tools dan menampilkan Keep beserta semua catatan yang tersimpan di samping kanan. Dari situ Anda bisa menarik catatan dan menempatkannya langsung di dokumen yang sedang Anda kerjakan, tidak perlu lagi copy-paste.

Pencarian catatan juga bisa dilakukan dari sini, sehingga Anda tidak perlu keluar dari Docs guna mencari informasi yang dibutuhkan. Anda pun juga dapat membuat catatan baru tanpa meninggalkan Docs, atau Anda juga bisa menyalin teks dari dokumen untuk dijadikan catatan baru. Lalu saat Anda membuka catatan baru itu di Keep, Anda bisa mengklik tautan untuk kembali ke dokumen aslinya.

Integrasi semacam ini pastinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna Google Docs yang selama ini masih mengandalkan aplikasi pembuat catatan lain.

Sumber: Google.