Panduan Dasar Memulai Mobile Marketing (Bagian 2)

Dalam artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai manfaat mobile marketing dan langkah awal dalam menjalankannya, mulai dari menentukan objektif dan mengatur KPI. Dalam artikel bagian kedua ini, kita akan melanjutkan pembahasan soal cost model. Artikel seputar mobile marketing ini kami rangkum dari Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020.

Model Biaya (Cost Model)

Pada artikel sebelumnya di bagian KPI, kita telah membahas beberapa jenis model biaya, antara lain Cost per Acquisition (CPA), Cost per Install (CPI), dan sebagainya. Selain untuk menentukan KPI, memahami berbagai jenis model biaya merupakan hal yang sangat penting. Sebab hal ini berkaitan dengan langsung dengan salah satu elemen penting dalam sebuah bisnis, yaitu anggaran biaya dan pengeluaran. Memahami model biaya dapat membantu kita untuk mengoptimalkan biaya operasional perusahaan agar lebih efektif dan efisien.

Pada pembahasan kali ini, kita akan mengetahui lebih dalam mengenai berbagai model biaya yang ada dalam mobile marketing.

Cost per Click (CPC)

Cost per Click adalah model biaya di mana pemasang iklan akan membayar setiap pengguna melakukan klik iklan dalam sebuah aplikasi. Jika kampanye CPI lebih umum digunakan, kampanye CPC ini merupakan sebuah opsi. Harga yang harus dibayarkan bervariasi dan bergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil, antara lain faktor geografis (wilayah tempat kampanye dijalankan), kategori aplikasi (jenis aplikasi yang diiklankan), publisher (yang menangani penempatan kampanye), serta pengembang dari aplikasi yang menjadi tempat iklan Anda terpasang.

Cost per Install (CPI)

Model biaya ini paling umum digunakan dalam mobile marketing. Tujuan utamanya adalah mengeluarkan sejumlah biaya agar pengguna mau menginstall aplikasi yang dimiliki. Biaya ini juga bergantung pada aplikasi, nilai pengguna, serta tindakan mereka di aplikasi. Misalnya aplikasi game yang menjual barang virtual dengan harga murah sebaiknya mengeluarkan biaya lebih rendah untuk kampanye jenis ini. Sebab pengeluaran atau belanja per pengguna dalam aplikasi tersebut juga tergolong kecil. Beda halnya dengan aplikasi dengan kemungkinan transaksi pengguna bernilai tinggi, misalnya aplikasi pemesanan tiket pesawat, aplikasi belanja, dan sebagainya.

 Cost per Mille (CPM)

Penggunaan model biaya ini berdasarkan pada setiap 1.000 kali iklan Anda ditayangkan. Model ini biasa digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sebuah brand, atau kampanye yang berfokus menjangkau audiens dengan cakupan luas, tanpa ada CTA (call to action) atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang spesifik (misalnya unduh aplikasi, mengisi formulir, dan sebagainya). Harga yang ditawarkan dalam menjalankan kampanye model ini juga sangat bervariasi, mulai dari yang sangat murah hingga sangat mahal.

Cost per Action (CPA)

Tujuan dari kampanye dengan model biaya ini adalah untuk mendorong pengguna untuk melakukan dan menyelesaikan satu tindakan tertentu yang menghasilkan nilai dalam prosesnya. Tindakan yang diperlukan bergantung pada kategori aplikasi dan sasaran bisnis Anda. Jika Anda memiliki aplikasi game, tujuannya mungkin untuk mengarahkan pengguna untuk membeli mata uang dan koin virtual. Jika Anda memiliki aplikasi hiburan, maka tindakan tersebut kemungkinan terkait dengan berlangganan suatu layanan atau mendaftar menjadi member untuk mendapatkan notifikasi. Atau jika Anda memiliki aplikasi e-commerce, jelas tujuannya adalah untuk melakukan transaksi atau berbelanja lewat platform yang Anda miliki. Apapun pilihan yang Anda gunakan, selalu ada manfaat tambahan. Anda juga dapat merasakan langsung ROI (return on investment) secara nyata. Harga yang perlu dibayarkan tidak selalu pasti, serta dapat merupakan gabungan dari beberapa kampanye. Misalnya jumlah dari biaya yang dikeluarkan untuk seorang pengguna menginstall aplikasi ditambah biaya untuk mendorong pengguna tersebut melakukan pembelian pertama dalam aplikasi yang dimiliki.

Effective Cost per Action (eCPA)

Metrik ini mengukur efektivitas inventaris iklan yang dibeli oleh pengiklan atau pengembang aplikasi melalui cost per click, cost per impression, atau cost per thousand basis. Dengan kata lain, eCPA memberi tahu pengiklan berapa yang akan mereka bayar jika mereka membeli inventaris iklan berdasarkan CPA.

Dengan mempelajari cost model ini, Anda dapat merencanakan berbagai kampanye mobile marketing dengan strategi biaya yang lebih baik. Dengan pengukuran metrik yang tepat, Anda dapat melihat bagaimana kampanye mobile marketing Anda berjalan dan seberapa baik hasilnya. Ketika ada sebuah kampanye berjalan dengan biaya tinggi namun dengan hasil yang tidak memuaskan, Anda dapat menganalisis hal apa yang membuat kampanye tersebut tidak efektif (misalnya desain, copywriting, targeting, dan sebagainya), dan segera mengganti hal yang diperlukan, atau bahkan menghentikan kampanye tersebut.

Setelah mempelajari cost model, masih ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan. Langkah selanjutnya akan kami paparkan dalam artikel berikutnya, atau dapat Anda baca secara lengkap dalam Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020 yang dapat Anda unduh secara gratis.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.

Panduan Dasar Memulai Mobile Marketing (Bagian 1)

Pemasaran dalam sebuah bisnis merupakan hal yang krusial. Bahkan sering dianggap sebagai senjata utama bagi sebuah perusahaan dalam menjangkau masyarakat, guna memperkenalkan produk serta meyakinkan orang untuk menggunakan produknya. Dengan berkembangnya teknologi, dunia pemasaran pun ikut berkembang. Selain fenomena pergeseran dari pemasaran konvensional menjadi digital marketing, tingginya penggunaan smartphone di masyarakat dunia juga mengakibatkan munculnya jenis pemasaran baru yang lebih spesifik, yaitu mobile marketing.

Saat ini, banyak orang bergantung pada smartphone mereka untuk berbagai aspek kehidupan. Mulai dari mencari informasi, berinteraksi dengan brand, memilih produk yang mereka suka, hingga melakukan berbagai transaksi keuangan, termasuk membeli dan membayar sejumlah uang untuk produk yang mereka pilih. Tidak salah jika disebutkan bahwa mobile marketing adalah raja. Sebab penggunaan smartphone saat ini telah melampaui saluran lain seperti desktop, apalagi televisi. Maka, mobile marketing adalah sarana terbaik bagi brand untuk menjangkau penggunanya.

Lewat artikel ini, kami akan membahas berbagai langkah-langkah dasar dalam memulai mobile marketing yang kami rangkum dari Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020.

Menentukan Objektif Pemasaran

Sebelum memulai sebuah kegiatan pemasaran, sangat penting untuk menentukan objektif alias tujuan umum yang ingin kita capai. Sebab dengan objektif yang berbeda, langkah dan strategi yang dijalankan pun akan berbeda. Metrik dan parameter keberhasilan yang perlu diukur juga berbeda. Secara garis besar, terdapat dua objektif yang dapat anda pilih, yaitu branding campaign dan performance campaign.

Branding Campaign

Apabila objektif utama kita adalah branding, maka tujuan utamanya adalah meningkatkan wawasan masyarakat terhadap brand yang kita miliki. Metrik utama yang dapat diukur ketika kita menjalankan sebuah kampanye pemasaran jenis ini adalah berapa kali iklan kita muncul dan berapa orang yang melihat iklan kita. Model penetapan harga untuk kampanye ini adalah berdasarkan views. Branding campaign umumnya dijalankan secara terprogram agar dapat menyesuaikan dengan segmentasi target dan anggaran yang dimiliki.

Performance Campaign

Apabila objektif utama kita adalah konversi (misalnya pembelian produk, download aplikasi, atau mengisi formulir data pribadi), berarti yang dilakukan adalah performance campaign. Metrik yang perlu diukur adalah hasil akhir dari kampanye pemasaran tersebut. Performance campaign umumnya dijalankan lewat jaringan iklan agar lebih tepat persebarannya. Setelah menentukan objektif, maka selanjutnya kita dapat mengatur indikator kinerja alias KPI.

Pengaturan KPI

Dalam digital marketing, banyak sekali istilah dan singkatan untuk metrik yang dapat diukur dan menentukan keberhasilan sebuah kegiatan pemasaran, sekaligus menjadi indikator kinerja bagi Anda, antara lain sebagai berikut.

  • Active Users (DAU, WAU, MAU) – total pengguna aktif yang menggunakan aplikasi Anda dalam jangka waktu tertentu (daily-harian, weekly-mingguan, monthly-bulanan).
  • Cost per Acquisition (CPA) – biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mengakuisisi satu orang pengguna.
  • Cost per Install (CPI) – biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kali install aplikasi.
  • Cost per Mille (CPM) – biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh sebuah iklan untuk mendapatkan 1.000 impression.
  • Click-Through Rate (CTR) – tingkat orang yang melakukan klik pada iklan Anda. Metrik ini juga dapat menunjukkan seberapa efektif tampilan iklan Anda bagi audiens.
  • Conversion Rate – tingkat persentase pengguna yang menyelesaikan tindakan yang diinginkan (membeli barang, mendaftar, menginstal aplikasi, dan sebagainya).
  • Retention Rate – tingkat persentase pengguna yang tetap menggunakan aplikasi setelah beberapa hari menginstal.
  • Churn Rate – kebalikan dari retention rate, yaitu tingkat persentase pengguna yang berhenti menggunakan aplikasi Anda.
  • Uninstall – berkaitan dengan churn rate, yaitu mengukur berapa banyak pengguna melakukan uninstall aplikasi Anda dan kapan mereka melakukannya.
  • Lifetime Value (LTV) – prediksi keuntungan berdasarkan keberlanjutan penggunaan aplikasi oleh pengguna. Pengukuran didasarkan pada banyaknya pengguna dan dana yang mereka belanjakan dalam aplikasi.
  • Return on Investment (ROI) – mengukur dan mengevaluasi efisiensi efektivitas kegiatan pemasaran dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan dengan pemasukan yang didapatkan.
  • Return on Ad Spend (ROAS) – bagian dari ROI yang secara spesifik mengukur biaya yang dikeluarkan untuk iklan dan pemasukan yang didapatkan.
  • Average Revenue per User (ARPU) – Mengukur rata-rata pemasukan yang didapatkan dari pengguna selama periode waktu tertentu.
  • Average Revenue Per Daily Active User (ARPDAU) – Mengukur rata-rata pemasukan yang didapatkan dari pengguna aktif harian. Metrik ini juga dapat membantu Anda melihat seberapa efektif monetisasi yang dilakukan, baik dari iklan maupun pembelanjaan dalam aplikasi (in-app purchasing/IAP)
  • Re-engagement Rate – tingkat engagement yang kembali didapatkan dari pengguna dalam kampanye remarketing

Penentuan KPI yang tepat bagi setiap kegiatan pemasaran dapat memberikan dampak yang besar dalam mobile marketing. Analisis KPI secara berkala juga dapat menjadi acuan untuk menyesuaikan strategi pemasaran secara cepat, misalnya dengan menghentikan langkah yang dirasa tidak efektif, atau menambah investasi pada langkah yang efektif.

Setelah KPI ditentukan, masih ada beberapa tahapan yang perlu Anda lakukan saat mulai menjalankan mobile marketing. Langkah selanjutnya akan kami paparkan dalam artikel berikutnya, atau dapat Anda baca secara lengkap dalam Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020 yang dapat Anda unduh secara gratis.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.

Lima Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Membuat Produk Startup

Kehadiran startup dengan berbagai ide dan inovasi, ternyata mampu memberikan inspirasi kepada orang banyak untuk menciptakan layanan atau produk yang beragam. Salah satu kesuksesan dari berbagai layanan startup yang ada saat ini adalah kemampuan mereka untuk mewujudkan ide yang dimiliki menjadi sebuah produk atau layanan langsung kepada publik. Kebanyakan dari mereka tidak menunggu waktu yang lama dan fokus untuk segera membuat produk atau layanan tersebut.

Jika saat ini Anda telah memiliki ide bisnis yang cukup layak dan berpotensi untuk dikembangkan, artikel berikut ini akan membantu Anda menentukan langkah selanjutnya.

Tentukan target

Sejak awal Anda harus bisa menentukan target yang ingin dicapai, apakah fokus utama untuk membuat desain terlebih dahulu atau membuat kerangka untuk front-end, membuat code terlebih dahulu atau fokus kepada akuisisi pelanggan dan penjualan. Tentukan target sejak awal, hindari berbagai gangguan yang ada, yang akan berakibat gagalnya Anda membuat produk. Dengan melakukan hal tersebut, secara perlahan Anda bisa memulai pekerjaan sehingga tahap selanjutnya bisa dilakukan dengan lancar.

Tetap fokus

Kebanyakan sebuah produk akhirnya gagal untuk diluncurkan dikarenakan mulai berkurangnya motivasi yang ada. Agar terhindar dari rasa jenuh dan akhirnya enggan untuk melanjutkan pembuatan produk adalah dengan membuat daftar target yang bisa membantu Anda menjaga momentum agar bisa mewujudkan target. Hal lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan menceritakan proyek tersebut kepada keluarga hingga teman Anda. Hal tersebut ternyata dinilai ampuh untuk mendapatkan kritikan dan masukan yang positif terkait dengan produk yang sedang dibuat.

Temukan solusi dari masalah yang ada

Produk yang baik dan bakal diterima dengan oleh publik adalah produk yang memiliki kemampuan untuk mengurai masalah yang ada. Agar nantinya produk Anda tidak menjadi sia-sia, temukan solusi yang terbaik untuk semua masalah yang kerap ditemui oleh masyarakat. Lakukan analisa mendalam dari berbagai perspektif.

Contoh sederhana adalah Instagram, sekilas Instagram tidak memberikan solusi yang langsung kepada pengguna, namun dengan cerdas Instagram merupakan platform yang mudah dan menyenangkan untuk berbagi foto dan informasi terkini antar teman hingga keluarga. Semakin besar potensi produk untuk mengatasi masalah, semakin mudah nantinya Anda mendapatkan pengguna.

Jauhkan keraguan yang ada

Seringkali produk atau layanan gagal untuk diluncurkan karena pemilik masih memiliki keraguan yang cukup besar terhadap produk atau layanan yang dimiliki. Jauhkan pikiran Anda dari hal-hal yang negatif dan rasa khawatir akan penolakan dari calon investor atau pihak terkait lainnya. Belajar dari Brian Chesky pendiri Airbnb yang pada saat awal mendirikan Airbnb, kerap mendapatkan penolakan dari investor karena ide bisnis yang dinilai kurang menguntungkan. Jika Anda yakin produk atau layanan memiliki masa depan yang cerah, lanjutkan proses pembuatan produk.

Minta bantuan

Ketika Anda mengalami kendala atau terhambat dalam sebuah proses pembuatan produk atau layanan, jangan sungkan untuk bertanya kepada orang lain secara langsung atau online. Temukan komunitas atau forum yang sesuai, dan sampaikan masalah Anda dengan mereka. Dari pengalaman yang ada, cara tersebut mampu untuk membantu Anda mendapatkan feedback hingga menemukan solusi.

Sinar Mas Land Luncurkan OneSmile App, Aplikasi Mobile Terintegrasi untuk Penghuni BSD City

Setelah meluncurkan WGS Hub dan GeeksFarm bulan Februari lalu, Sinar Mas Land kembali menghadirkan inovasi terkini yang bertujuan untuk memudahkan para penghuni di BSD City melalui aplikasi OneSmile App. Dalam satu aplikasi semua kebutuhan serta informasi yang dicari oleh penghuni BSD, bisa dengan mudah diakses melalui aplikasi yang telah terintegrasi dengan berbagai sistem pembayaran, aplikasi on-demand yang sebelumnya telah ada, seperti Go-Food, GrabFood, Kesupermarket.

Aplikasi yang saat ini baru tersedia di platform Android terebut juga menyediakan informasi transportasi dan pelayanan pelanggan dari Qlue, termasuk layanan tiket. Tersedia juga informasi terkini seputar kegiatan serta acara yang bisa dinikmati oleh penghuni di sekitar kawasan BSD City.

“Sinar Mas Land selaku pengembang utama kota mandiri BSD City sangat senang bisa menghadirkan aplikasi mobile terintegrasi OneSmile App khususnya bagi para penghuni BSD City. Dengan hadirnya aplikasi mobile ini, Sinar Mas Land berharap agar aplikasi dapat memberikan kemudahan dalam melakukan berbagai macam transaksi mulai dari pemesanan hingga pembayaran,” kata CTO Sinar Mas Land Irvan Yasni.

Aplikasi OneSmile

Untuk mendukung sistem, fasilitas, serta infrastruktur teknologi dan digital OneSmile App, Sinar Mas Land menggelontorkan uang sebesar Rp1 miliar dan menargetkan jumlah pengunduh sebanyak 200 ribu pengguna.

Sebagai pengembang aplikasi OneSmile, Jahja Suryandy selaku Managing Director PT Kresna Graha Investama Tbk mengungkapkan, kehadiran OneSmile App merupakan langkah awal. Selanjutnya kerja sama strategis ini akan dikembangkan lebih luas lagi, beberapa di antaranya adalah GPS tracking, CCTV view dan smart home button.

“PT Kresna Graha Investama Tbk, sebagai pengembang aplikasi mobile OneSmile sangat bangga turut serta menjadi pelopor dari penciptaan smart digital community tidak hanya di BSD City, namun di Indonesia.”

Komitmen Sinar Mas land menjadi “Silicon Valley” Indonesia

Selama ini Sinar Mas Land yang telah memiliki perumahan hingga kawasan perkantoran dan perniagaan mandiri memiliki komitmen untuk menjadi kawasan Silicon Valley di Indonesia. Mengklaim tidak kalah dengan Jakarta, kawasan BSD City, Tangerang Selatan, nantinya akan menjadi  “The First Integrated Smart Digital City” yang didukung dengan sistem, fasilitas, serta infrastruktur teknologi dan digital untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.

Di antaranya adalah dengan membangun jaringan fiber optic, CCTV yang tersebar di sejumlah area yang dapat dipantau melalui command center, layanan wifi gratis di area publik.

Komitmen BSD City selanjutnya adalah, mengalokasikan satu kawasan untuk komunitas digital, yakni Digital Hub. Rencananya Digital Hub akan mulai konstruksi pada kuartal kedua 2017 dengan total biaya hingga Rp5 triliun. Digital hub akan dilengkapi beberapa fasilitas seperti interaktif meeting room, mesin 3D printing, gaming room, VR room, segway dan fasilitas lain yang semua ini dapat digunakan bersama untuk komunitas di Digital Hub yang terletak di bagian selatan Green Office Park, BSD City.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Hut Pertama, Layanan Video On Demand Tribe Fokus Kepada Akuisisi Pelanggan

Konsisten dengan tayangan film, tv hingga reality show, layanan video on demand dan tv streaming berbasis aplikasi besutan XL Axiata “Tribe” hingga kini mengklaim telah diunduh sebanyak 850 ribu pengguna di Indonesia, dengan jumlah pelanggan aktif per bulannya berada di kisaran 250 ribu penonton. Jumlah tersebut menurut Tribe merupakan prestasi tersendiri sebagai layanan video on demand di Indonesia.

“Persaingan di pasar video on demand dan tv streaming di Indonesia sangat sengit, banyak pemain yang saat ini ada di industri ini, sehingga kami sangat bersyukur dengan apa yang sudah kami capai dalam waktu yang singkat ini,” ungkap Country Head of Tribe Indonesia Rasyefki Sultani.

Salah satu keunggulan Tribe saat ini adalah layanan tv streaming, dengan channel premium yang biasanya hanya bisa ditonton di tv kabel atau berlangganan seperti Fox Sports, KBS, TvN, Thrill hingga Kix. Kerja sama yang dilakukan secara langsung kepada stasiun televisi tersebut sengaja dilakukan, agar bukan hanya mendapatkan konten segar secara eksklusif namun juga tayangan televisi langsung untuk pelanggan Tribe.

“Kerja sama linear tersebut sengaja kami lakukan untuk memastikan hanya konten yang terbaru saja yang tersedia di Tribe, sekaligus acara televisi langsung dari negara tersebut,” kata Rasyefki.

Selain film, acara televisi dari Korea, Tribe juga menghadirkan tayangan film dari Indonesia, animasi dari Jepang dan film bioskop lainnya dari Korea hingga Indonesia. Untuk menambah jenis tayangan, saat ini Tribe juga mulai aktif mencari partner atau pihak yang mau bekerja sama dalam membuat dan memproduksi konten-konten video yang menarik untuk bisa di tayangkan di Tribe.

“Dari sisi demografi kami banyak mendapatkan pelanggan perempuan usia 20-35 tahun. Masing-masing menyukai konten anime hingga drama tv dan film Korea yang tersedia di Tribe,” kata Rasyefki.

Peluang untuk berpromosi melalui Tribe

Sebagai layanan video on demand yang menyasar kalangan perempuan dan millennial, Tribe memiliki jumlah pelanggan yang cukup beragam dan tentunya sesuai dengan pemilik brand untuk memanfaatkan platform Tribe melakukan kegiatan pemasaran. Dengan konsep yang bisa disesuaikan, iklan tersebut nantinya bisa tampil dalam platform Tribe melalui iklan video pre-roll yang tayang sebelum pengguna menonton tayangan tertentu.

“Kami menyadari untuk menjalankan bisnis Tribe tidak bisa hanya mengandalkan biaya berlangganan saja dari pelanggan, dengan demikian iklan pre-roll dan bentuk iklan lainnya nantinya akan hadir di Tribe,” kata Rasyefki.

Masih terus fokus melakukan akuisisi pelanggan, diharapkan Tribe bisa lebih luas dikenal dengan terus melakukan promosi hingga kegiatan pemasaran melalui media sosial. Untuk konten sendiri untuk saat ini Tribe masih mengandalkan kemitraan strategis yang telah dilakukan dengan televisi asing, insan film Indonesia dan konten original yang secara khusus dibuat oleh Tribe.

“Meskipun jumlah unduhan Tribe hampir menginjak satu juta namun jumlah tersebut masih sedikit dibandingkan dengan kompetitor dan peluang yang ada, untuk itu sepanjang tahun 2017 diharapkan kami bisa menambah jumlah pelanggan,” tutup Rasyefki.

Application Information Will Show Up Here

Bank QNB Indonesia Resmikan Aplikasi Mobile Banking DooEt+

Perbankan swasta, Bank QNB Indonesia, meresmikan peluncuran aplikasi mobile banking DooEt+ untuk kemudahan nasabahnya saat bertransaksi dengan mengedepankan kemudahan, kecepatan, dan keamanan. DooEt+ merupakan kepanjangan dari Direct-One-on-One Electronic Transaction.

Sebagaimana layaknya aplikasi mobile banking, DooEt+ dilengkapi dengan berbagai macam fitur umum seperti cek saldo, bayar tagihan, beli voucher pulsa, transfer, dan lainnya. Namun, yang sedikit berbeda dari DooEt+ adalah setiap nasabah Bank QNB dapat memiliki virtual account dengan mendaftarkan nomor ponselnya dan langsung dikaitkan dengan tabungan.

Pengaitan ini bisa dilakukan lewat aplikasi, tanpa harus mengunjungi kantor cabang. Saat pertama kali menggunakan aplikasi ini, nasabah hanya diharuskan untuk melengkapi proses registrasi dengan mengisi data pribadi sesuai data saat pembukaan rekening. Saat ini DooEt+ sudah bisa diunduh baik untuk pengguna Android maupun iOS.

Andi Kartiko Utomo, Head of E-banking & Non Traditional Channel Bank QNB Indonesia, menerangkan manfaat yang diberikan dari aplikai ini diharapkan bisa membawa dampak positif bagi nasabah karena mereka dapat menggerakkan dananya setiap saat antara akun tabungan dan akun virtual.

“Salah satu credo kita, ‘mudah’ adalah hal utama yang dilakukan agar nasabah dapat lebih efisien bertransaksi dan lebih sederhana hanya dengan satu aplikasi,” terangnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Dia melanjutkan, melalui aplikasi ini nasabah juga dapat berbelanja atau membayar di berbagai merchant yang sudah bekerja sama dengan menggunakan scan QR Code. Beberapa perusahaan yang sudah teken kerja sama di antaranya adalah Citilink Indonesia dan Kereta Api Indonesia.

Melalui kerja sama tersebut, nasabah dimungkinkan untuk melakukan reservasi dan pembayaran tiket lewat aplikasi ini. Kelebihan lainnya, setiap pembayaran tiket, nasabah akan mendapat perlindungan asuransi jiwa kecelakaan diri dari FWD.

“Kami dan Bank QNB Indonesia memiliki kesamaan visi untuk mengembangkan layanan keuangan dengan cepat, mudah, dan nyaman dengan mengedepankan teknologi. FWD Life memberikan asuransi secara gratis untuk nasabah yang membeli tiket perjalanan di aplikasi DooEt+,” terang Anggi Sangadi, Chief of Partnership Distribution FWD Life.

Untuk meningkatkan layanan digital perbankan, ke depannya perusahaan berkomitmen untuk terus fokus memasarkan aplikasi ini ke masyarakat luas guna meningkatkan jumlah nasabah baru. Serta inovasi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan nasabah terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Application Information Will Show Up Here

Goers Hadirkan Pembaruan Aplikasi Mobile 2.0

Aplikasi yang memudahkan orang untuk mencari dan membeli tiket acara di Jakarta, Goers, meluncurkan pembaruan aplikasi untuk pengguna Android dan iOS. Di versi 2.0 ini Goers menghadirkan lebih banyak fitur serta kemampuan pencarian yang lebih memudahkan pengguna.

“Goers  App 2.0 adalah penyempurnaan dari  versi sebelumnya. Kami selalu melakukan research apa yang sedang dibutuhkan oleh pengguna kami. Pada intinya versi terbaru ini akan sangat mempermudah user dalam menggunakan Goers App,” ujar CTO Goers Anselmus Krisma Adi Kurniawan.

Selama ini Goers telah melakukan kurasi acara-acara yang cukup beragam, seperti konser musik, pameran lukisan, kelas yoga, komunitas dan lainnya. Sejak diluncurkan pada tahun 2015 silam, aplikasi Goers telah banyak diakses oleh kalangan mahasiswa hingga profesional muda yang baru memasuki dunia kerja.

Dalam pembaruan aplikasi terbaru Goers terdapat beberapa highlights yang sengaja dibuat untuk memudahkan pengguna untuk bisa mengakses Goers.

Dimulai dengan tampilan antarmuka di menu homepage, selain mengalami perubahan juga dilengkapi dengan fitur Like dan Share yang saat ini sudah bisa diakses langsung di homepage. Untuk aplikasi Goers 2.0 juga terdapat beberapa fitur tambahan, salah satunya adalah fitur Collection. Dalam fitur Collection ini dihadirkan kumpulan rekomendasi aktivitas, tempat dan acara di Jakarta. Fitur ini memudahkan pengguna untuk mencari acara paling populer dalam satu fitur.

Fitur pencarian aplikasi Goers

Sementara itu untuk fitur Search Goers juga melakukan pembaruan. Selain menampilkan aktivitas hasil pencarian, kini juga dilengkapi dengan rekomendasi. Untuk pemesanan tiket pengguna juga diberikan kemudahan dengan 3 langkah mudah untuk mendapatkan tiket acara. Selain itu pengguna tidak perlu lagi melakukan report print alias cetak voucher dan tiket.

Fitur terakhir yang dihadirkan oleh Goers adalah penggunaan tagar untuk bisa memberikan personalisasi acara sesuai pengguna, sehingga proses pencarian menjadi lebih detil dan lengkap dengan memanfaatkan pilihan tagar interest.

Melakukan ekspansi ke Bandung

Goers mengklaim telah memiliki sekitar 12 ribu pengguna aktif di aplikasinya. Strategi yang dijalankan untuk bisa bersaing dengan kompetitor adalah selalu memberikan experience terbaik untuk pengguna, seperti kemudahan dalam mencari acara dan aktivitas, serta kemudahan dalam pembelian tiket.

Saat ini Goers baru tersedia di Jakarta dan sekitarnya, namun dalam waktu dekat Goers akan segera meluncurkan aplikasi di kota Bandung. Sebagai bagian dari rencana tersebut, Goers mengadakan polling pra-rilis di kota Bandung, dan mengajak semua pengguna untuk berpartisipasi dengan mengakses situs ini.

“Dalam waktu dekat Goers juga akan segera ke Bandung. Kami juga memberikan layanan event management platform GRATIS untuk acara yang dibuat oleh siswa (SMP/SMA) maupun mahasiswa di universitas,” tuntas Niki.

Application Information Will Show Up Here

PergiKuliner dan Rencana Bisnis Tahun 2016

Perkembangan industri kuliner di Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan geliat yang cukup signifikan. Mulai dari ramainya tempat makan, restoran, kedai dan foodtruck, hingga hadirnya ragam aplikasi dan situs food listing lokal hingga mancanegara.

Salah satu pemain lokal yang mencoba menghadirkan pilihan tersebut adalah PergiKuliner, situs serta aplikasi mobile yang berisikan informasi mengenai rekomendasi tempat makan mulai dari kaki lima hingga bintang lima dengan fitur rating dan user review. Situs PergiKuliner juga dilengkapi dengan blog yang merangkum semua artikel seputar profil restoran, rekomendasi dan tips menarik. Setelah meluncurkan aplikasi mobile di Android, saat ini PergiKuliner sudah bisa diunduh di platform iOS.

“Kami percaya masyarakat Indonesia membutuhkan sebuah tempat yang lengkap, up-to-date, dan dapat dipercaya untuk dijadikan pedoman dalam mencari tempat makan. Selama tahun 2015, kami fokus dalam membangun pondasi tempat tersebut,” kata CEO PergiKuliner Oswin Liandow

Setelah memantapkan pondasinya, untuk tahun 2016 ini ada dua fokus utama yang akan dijalankan oleh PergiKuliner. Pertama adalah mengenalkan ke seluruh masyarakat Indonesia bahwa PergiKuliner adalah tempat yang paling dapat dipercaya untuk mencari tempat makan yang enak, karena memiliki direktori terlengkap dan ter-update, serta review yang objektif dan berkualitas dari para pengguna.

Fokus kedua adalah meningkatkan kemudahan dalam pemakaian PergiKuliner, mulai dari mencari tempat makan yang enak hingga menulis pengalaman makan pengguna di tempat makan.

“Setelah sukses di Jabodetabek, kita akan mengenalkan PergiKuliner ke semua kota besar lainnya di Jawa pada tahun ini,” kata Oswin.

Di awal membangun usahanya, PergiKuliner menjalankan bisnisnya dengan cara bootstrapping, namun melihat perkembangan yang ada, PergiKuliner pun mendapatkan investasi dari Cyberagent Ventures.

“Cerita ke belakang sedikit, PergiKuliner dibentuk pada pertengahan tahun 2014 dan saat itu CyberAgent Ventures memberikan dukungan penuh, tidak hanya dari pendanaan, namun juga dukungan pengetahuan mereka yang sangat kuat di sektor online media. Berkat itu, kami tumbuh dengan sangat cepat secara organik dan beberapa investor tertarik untuk memberikan dukungan tambahan kepada kami,” kata Oswin.

Oswin juga menambahkan dalam 6 bulan terakhir, jumlah restoran listing, jumlah pengguna dan ulasan berkualitas yang ditulis oleh pengguna PergiKuliner meningkat secara konsisten sebesar 15 – 20% setiap bulannya secara organik.

“Fokus kami adalah kepuasan pengguna kami, maka dari itu kami fokus pada konsistensi pertumbuhan. Kami mengklaim PergiKuliner memiliki jumlah listing tempat makan terlengkap di Jabodetabek dengan lebih dari 33 ribu tempat makan sudah terdata di database,” tuntas Oswin.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi “tuingle” Hadirkan Teknologi Food Scanner Untuk Pecinta Kuliner

Ide yang unik dan tergolong niche terkadang bisa menjadi menarik jika diterapkan dengan baik dan tentunya menargetkan pasar yang tepat. Hal inilah yang kemudian dilakukan oleh “tuingle”, aplikasi yang menyediakan fitur teknologi food scanner di smartphone.

Berdiri di bawah PT Mitra Ravindra Internasional dan masih dijalankan secara bootstrapping, tuingle hadir menyajikan aplikasi baru yang menggabungkan kegiatan rutin foodies atau pecinta kuliner yang kerap mengabadikan foto makanan sebelum disantap, serta kepedulian tim dari tuingle akan kandungan kalori dari setiap makanan yang disantap.

“Kami bercita-cita untuk mengedukasikan dan memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia agar memiliki gaya hidup yang sehat dan seimbang. Kami pun ingin membanggakan karya anak bangsa, bila teknologi aplikasi kami dapat mencapai market secara universal dan global karena kami pun mempunyai harapan untuk turut serta mengharumi nama Indonesia di kacamata dunia,” kata Marketing Director & Co-Founder Belinda Luis kepada DailySocial.

Sekilas aplikasi yang sudah bisa digunakan di platform iOS dan Android ini serupa dengan Instagram, namun dengan fitur-fitur tambahan, pengguna bukan hanya bisa mengabadikan foto, menyimpan foto namun juga secara langsung bisa melihat berapa jumlah kandungan kalori setiap makanan yang disantap. tuingle mengklaim akurasi data food scanner dari aplikasi berkisar antara 70-80%.

“tuingle menyediakan fitur teknologi berupa foodscanner yang sangat mudah digunakan sebagai aplikasi untuk pengguna yang sudah menjadi sebuah komunitas yang kami sebut “tuingler/tuinglers”, mereka pun dapat melakukan sharing terhadap sesama tuingler dengan fitur sosial dan tuingle “expressions” yang telah disediakan sebagai efek fitur “FUN” dalam aplikasi tuingle,” jelas Belinda.

Cara mudah melakukan food scanner Tuingle

Sebagai aplikasi food scanner pertama di Indonesia, tuingle ingin menyasar kepada target usia pengguna 18 hingga 50 tahun, namun secara khusus akan memfokuskan kepada usia 21 hingga 40 dengan persentase wanita 60% dan pria 40%.

“Mengenai teknologi food scanner simpel, pengguna hanya perlu foto makanan atau minuman kemudian press SCAN, lalu tuingle akan memberikan informasi nutrisi dalam hitungan detik kemudian data tersebut secara otomatis akan disimpan di dalam personal food diary,” kata Belinda.

Tentunya yang menjadi tantangan dari tuingle saat ini adalah bagaimana agar pengguna bisa lebih mudah mengakses dan tentunya melihat hasil atau tampilan dari tuingle. Lokalisasi konten mulai dari bahasa hingga fitur yang ditawarkan tentunya bisa menjadi strategi yang cerdas untuk startup lokal seperti tuingle.

“Mengenai lokalisasi kami memang berencana untuk membuat aplikasi tuingle lebih user friendly menyesuaikan bahasa dari lokasi pengguna,” kata Belinda.

Inovasi terbaru dan pengembangan produk

Sejak diluncurkan pada awal tahun 2016 tuingle masih mencoba untuk menambah jumlah pengguna, saat ini pengguna aktif tuingle baru mencapai sekitar ribuan, dengan jumlah foto yang diunggah ke tuingle setiap harinya sekitar 500 foto.

“Target kami untuk foto yang diunggah bisa mencapai 10 ribu foto sementara untuk foto makanan yang di-scan diharapkan bisa mencapai 8 ribu,” kata Belinda

Sementara strategi pemasaran yang telah dilakukan selain menggunakan media sosial, viral marketing, word of mouth, social buzz dan lainnya, beberapa waktu lalu tuingle juga mengadakan acara food tasting dan beverage tasting  “The Art of Single Malt” dan mengundang food blogger serta media di Jakarta.

Selain pemasaran, tuingle juga berencana untuk menambah inovasi terbaru berupa fitur menarik dan tentunya bermanfaat untuk pengguna.

“Kedepannya kami berencana untuk menyediakan fitur dan perkembangan di dalam tuingle app yang dapat mendeteksi food allergies, misalkan Anda atau sekiranya keluarga dan teman Anda alergi dengan jenis makanan dan minuman tertentu seperti kacang, dairy, soy dan lainnya. Fitur ini tentunya diharapkan akan sangat banyak membantu masyarakat,” kata Belinda.

Kola Ingin Permudah UKM Memiliki Aplikasi Mobile-nya Sendiri

Aplikasi komputer saat ini sudah menjadi bagian terpenting dalam sebuah lini bisnis. Tak memandang skala bisnis besar ataupun kecil, era digital yang ada saat ini memaksa para pelakunya untuk mau bertransformasi. Hal inilah yang kemudian dicoba dimanfaatkan oleh tiga orang anak muda asal Bandung, Dani Purnama, Hendi Tridianto dan Idham Budiman untuk menciptakan layanan bernama Kola, yang didedikasikan untuk pengembangan aplikasi bagi pelaku bisnis di level UKM yang tidak memiliki kemampuan khusus di bidang TIK.

Kola baru saja menggelar soft launching pada 10 Januari 2016 silam di Bandung. Dan rencananya pada tanggal 20 Februari 2016 mendatang, Kola akan segera meluncurkan secara resmi aplikasinya kepada publik. Dengan menggunakan cara bootstrapping dalam hal pendanaan, Kola memiliki target jangka panjang  yaitu mencetak 1 juta CEO atau pengusaha digital baru yang memiliki aplikasi mobile, serta mencetak sekitar 10 ribu aplikasi mobile.

“Keinginan kami berharap dapat menjembatani masyarakat untuk dapat memiliki aplikasi mobile-nya sendiri dengan mudah, murah, cepat dan efektif. Kami ingin masyarakat luas tidak lagi dipusingkan dengan proses pemrograman, biaya pembuatan yang mahal, proses yang lama, belum lagi proses submit ke store, maintenance bug, server dan lainnya,” ujar salah satu pendiri Kola Idham Budiman.

Idham melanjutkan, “Saat ini aplikasi mobile yang sedang kami beta tester dan sudah live di Playstore kurang lebih ada 40an aplikasi dari pengguna, untuk waiting list sudah ada 300an pre-order aplikasi yang telah memesan pada kami dan terus bertambah tiap harinya.” .

Untuk fase awal jangka pendek Kola sedang merampungkan fitur-fitur pendukung lainnya yang sudah masuk dalam timeline internal, agar dapat cepat dimanfaatkan oleh lebih para pemilik aplikasi. Di antaranya seperti seperti sistem pemilihan makanan, discography music, showroom mobil, kamar atau fasilitas hotel, delivery service dan lainnya.

Untuk UKM yang bergerak di bidang penjualan, Kola memiliki fasilitas online marketplace

Semua fitur-fitur yang ditawarkan oleh Kola didesain dengan kelengkapan yang diperlukan untuk pelaku UKM yang baru saja memulai usaha mereka dan mengembangkan produk. Selain bisa dikustumisasi sesuai kebutuhan, khusus untuk layanan shoping online, Kola mempunyai sebuah fitur unik yang diklaim merupakan pertama di Indonesia, yaitu sebuah fitur yang diberi nama Kolaborasi.

“Bahkan ketika pemilik aplikasi tidak mempunyai produk sendiri, maka cukup dengan mengaktifkan fitur KOLAborasi ini maka dia dapat memiliki sebuah marketplace yang berisi produk-produk siap jual, dan dapat memasarkan kepada para pengunduh dan pengguna aplikasinya, setiap produk milik aplikasi lain yang terjual melalui aplikasinya maka dia akan mendapatkan komisi penjualan,” kata Idham.

Dengan fitur yang ditawarkan oleh Kola, nantinya semua orang dapat memiliki aplikasi mobile marketplace-nya sendiri. Produk-produk di dalamnya adalah produk-produk yang di-share oleh para pemilik aplikasi lainnya yang dibuat di Kola.

Untuk memudahkan sistem pembayaran, Kola juga secara khusus membuat fitur yang bisa digunakan secara aman. Untuk fase awal ini di dalam fitur shoping online, Kola menerapkan sistem Rekening Bersama Kola (RBK) untuk keamanan dan kenyamanan baik itu pembeli ataupun penjual.

“Untuk aplikasi Android kami hanya memerlukan 1-2 hari dari mulai pengguna submit aset hingga live di Google Play Store dan siap untuk di unduh oleh publik. Khusus untuk iOS kami menigkuti schedule review dari pihak App Store sekitar 2 Minggu,” kata Idham.

Pendekatan berbasis komunitas juga turut digencarkan

Sembari menyasar kalangan pebisnis personal dan UKM yang saat ini memiliki kebutuhan untuk membuat aplikasi mobile sendiri, Kola juga membangun hubungan dengan komunitas-komunitas yang ada, baik itu komunitas pelaku usaha ataupun hobi. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan dan secara rutin akan terus digelar adalah roadshow berbagai kota, melakukan edukasi bahwa pentingnya mengikuti perubahan teknologi saat ini.

“Pendekatan kepada pemerintah pun kami lakukan dengan menggandeng instansi yang terkait untuk dapat bersama-sama terus melakukan edukasi kepada para pelaku UKM yang berada di bawah binaan pemerintah.” tambah idham.

Selain menawarkan layanan lengkap pembuatan aplikasi, Kola juga berharap dapat mengedukasi masyarakat dalam hal teknologi mobile, serta mengurangi jumlah pengguran dan mencetak para pelaku usaha digital baru.