Usung Dashboard Canggih, Audi Q4 e-tron Turut Dilengkapi Augmented Reality Heads-up Display

Petunjuk navigasi berbasis augmented reality (AR) adalah masa depan dunia otomotif. Tidak percaya? Silakan lihat salah satu fitur opsional yang diunggulkan oleh mobil listrik terbaru Audi, Q4 e-tron. Dashboard bernuansa futuristisnya tidak hanya dilengkapi heads-up display (HUD), melainkan yang bekerja sesuai dengan prinsip AR.

HUD sendiri bukanlah barang baru di industri otomotif, sebab sudah banyak mobil di jalanan yang menggunakan teknologi. Umumnya, HUD di mobil melibatkan sebuah panel kaca kecil yang berada persis di belakang kaca depan, lalu ada proyektor yang ‘menembakkan’ informasi ke panel tersebut.

Lain halnya dengan augmented reality heads-up display (AR HUD) seperti yang Audi kembangkan ini. Ketimbang memproyeksikan informasi ke sebuah panel kecil, justru kaca depan Q4 e-tron yang dijadikan bidangnya secara langsung. Menurut Audi, sistem AR HUD ciptaannya mampu meng-cover porsi kaca depan seluas 70 inci secara diagonal.

Ada dua macam informasi yang dapat ditampilkan. Yang pertama adalah indikator umum seperti kecepatan mobil maupun batas kecepatan untuk ruas jalan yang tengah dilalui. Pengemudi akan melihat informasi statis ini seperti sedang berada sekitar 3 meter di depannya.

Yang kedua adalah informasi dinamis yang bisa muncul di mana saja dalam cakupan 70 inci secara diagonal itu tadi. Yang paling relevan tentu adalah petunjuk arah, dan pengemudi bakal melihatnya seperti berada sekitar 10 meter di depan hidung mobil. Selain petunjuk arah, sistemnya juga dapat menampilkan indikator untuk memperjelas marka jalan.

Rahasia dari teknologi AR HUD ini terletak pada sebuah komponen bernama picture generation unit (PGU) yang Audi tanamkan ke dashboard Q4 e-tron. Hardware khusus tersebut juga hadir bersama software spesifik bernama AR Creator yang bertugas me-render semua informasi digital tersebut dalam kecepatan 60 fps, sekaligus memastikan posisinya tetap sinkron selagi mobil bergerak.

Dari kacamata sederhana, AR Creator bekerja dengan mengalkulasikan pergerakan mobil sekaligus memprediksi di mana letak objek-objek di sekitar mobil secara terus menerus berdasarkan informasi yang diterima dari beragam sensor eksternal. Informasi ini kemudian dipakai untuk mengubah peletakan grafik AR secara dinamis, mencegahnya agar tidak lompat ke sana-sini selagi posisi mobil berubah setiap sepersekian detik.

Kalau ditanya apa tujuan dari penerapan AR HUD, jawabannya sudah pasti adalah untuk membantu pengemudi tetap fokus ke jalanan. Agar misi ini lebih mudah tercapai, Audi pun tidak lupa melengkapi sistem infotainment Q4 e-tron dengan dukungan perintah suara sehingga kedua tangan pengemudi bisa terus berada di setir.

Audi bukan satu-satunya produsen mobil yang menerapkan teknologi AR HUD ini. Pertengahan 2020 kemarin, Mercedes-Benz juga sempat mendemonstrasikan beragam inovasi digital yang dimiliki seri S-Class generasi terbaru, salah satunya juga merupakan AR HUD.

Sumber: Engadget dan Audi.

Pakai Joki di Balapan Virtual, Daniel Abt Diputus Kontrak oleh Audi

Audi memutuskan kontrak dengan pembalap Formula E Daniel Abt karena dia meminta pembalap virtual profesional untuk menggantikannya dalam balapan virtual pada akhir pekan lalu. Tak hanya itu, dia juga harus membayar denda sebesar €10 ribu (sekitar Rp162,6 juat). Abt mengonfirmasi hal ini dalam sebuah video. Dalam video itu, dia juga menjelaskan bahwa alasannya meminta sim racer Lorenz Hoerzing menggantikan posisinya adalah karena dia melihat ajang balapan virtual sebagai hiburan dan bukannya balapan serius. Karena itu, dia merasa, membiarkan seorang sim racer menjadi joki adalah sebuah candaan yang lucu.

“Kami ingin mendokumentasikan semua ini dan membuat cerita lucu untuk para fans,” kata Abt, seperti dikutip dari The Verge. Dia bahkan menyertakan video saat dia menawarkan ide ini pada Hoerzing. Dia bertanya pada Hoerzing, apakah remaja berumur 18 tahun itu ingin menggantikannya melawan pembalap-pembalap lain dalam balapan virtual. “Ayo pikirkan rencana ini baik-baik. Hal ini akan jadi sangat lucu,” ujar Abt.

Abt juga mengungkap, dia tidak meminta Hoerzing untuk menggantikannya agar dia bisa menang. Sejak awal, dia berencana untuk mengumumkan keputusannya meminta Hoerzing sebagai joki. Karena itu, dia tidak menggunakan VPN untuk menyembunyikan alamat IP dari Hoerzing, yang ada di Austria. Dia menyalahkan media yang langsung menuduhnya telah berbuat curang tanpa memberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan.

Rangkaian balapan virtual Formula E dimulai pada April 2020. Balapan virtual ini diadakan dengan tujuan untuk menghibur para fans karena semua balapan harus dibatalkan di tengah pandemi virus corona. Selain itu, balapan virtual tersebut juga diharapkan akan dapat mempererat hubungan antara para pembalap dan tim mereka. Tujuan lainnya adalah untuk menggalang dana amal.

Namun, Abt meminta Hoerzing, yang juga ikut serta dalam balapan untuk para sim racer dari Formula E, menjadi joki dalam balapan virtual tersebut. Dia bahkan sempat meminta seseorang untuk tampil di depan kamera menggunakan pakaian merah khas Audi di bawah namanya. Hanyas aja, wajah orang tersebut tertutup mikrofon. Sepanjang balapan, Hoerzing — di bawah nama Abt — berhasil memimpin, walau akhirnya, Oliver Rowland keluar sebagai juara. Kesuksesan Hoerzing justru memancing kecurigaan orang-orang, karena pada balapan sebelumnya, Abt justru tak memberikan performa maksimal.

Daniel Abt
Daniel Abt tak tampil dalam wawancara setelah balapan. | Sumber: The Verge

Pada akhirnya, Hoerzing keluar sebagai juara tiga. Itu artinya, Abt seharusnya tampil dalam wawancara dengan Rowland, yang menjadi juara, dan Stoffel Vandoorne, yang ada di posisi ke-2. Namun, Abt tidak muncul. Vandoorne mulai curiga, apakah Abt memang ikut serta dalam balapan kali ini. Dia juga membahas hal ini di channel Twitch pribadinya. Dia bahkan sempat mencoba untuk menelpon Abt, tapi sang pembalap Audi tak menjawab. Pihak penyelenggara kemudian berhasil memastikan bahwa Abt tidak ikut balapan berdasarkan alamat IP Hoerzing.

Abt meminta maaf setelah dia tertangkap basah. “Saya tidak melihat balapan ini sebagai sesuatu yang serius. Saya meminta maaf sebesar-besarnya karena saya tahu kerja keras yang diperlukan untuk merealisasikan proyek ini sebagai bagian dari balapan Formula E,” kata Abt dalam pernyataan resmi.

Sumber header: Sky Sports

Audi Ungkap e-tron Sportback, Lebih Sporty Sekaligus Lebih Efisien Ketimbang Mobil Elektrik Pertama Audi

Audi resmi memperkenalkan mobil elektrik perdananya, e-tron, pada bulan September 2018. Setahun berselang, portofolio mobil bertenaga listrik mereka sudah bertambah berkat kehadiran e-tron Sportback, yang disingkap ke publik di ajang LA Auto Show baru-baru ini.

Saya sebenarnya bisa mendeskripsikan mobil ini dalam satu kalimat: ia merupakan versi lebih sporty dari e-tron SUV. Namun pada kenyataannya, e-tron Sportback menawarkan lebih dari itu. e-tron Sportback pun sebenarnya masih masuk kategori SUV, akan tetapi atap belakangnya yang melandai membuat orang-orang lebih sreg menyebutnya sebagai crossover.

Audi e-tron Sportback

Perubahan fisik itu tak hanya mengubah nilai estetikanya semata, melainkan juga berpengaruh positif terhadap performanya. Audi mengklaim e-tron Sportback dengan atap melandainya punya drag coefficient yang lebih rendah, dan itu menjadikannya sanggup menempuh jarak yang sedikit lebih jauh meski kapasitas baterainya sama persis dengan milik e-tron SUV.

Pada varian yang dibekali baterai 95 kWh misalnya, e-tron Sportback disebut mampu menempuh jarak 446 kilometer dalam sekali pengisian, sedangkan e-tron SUV cuma 400 kilometer dengan kapasitas yang sama. Cukup mengesankan mengingat bobot mobil ini masih berkisar di angka 2,5 ton.

Menenagai sistem penggerak empat rodanya adalah sepasang motor elektrik, dengan output daya total sebesar 265 kW, atau setara 350 tenaga kuda. Akselerasi 0 – 100 km/jam ia catatkan di angka 5,7 detik, sedangkan top speed-nya dibatasi di angka 200 km/jam. Angka-angkanya kedengaran familier? Itu dikarenakan e-tron Sportback mengusung motor elektrik yang sama persis seperti saudaranya.

Audi e-tron Sportback

Kemiripannya terus berlanjut sampai ke interior futuristisnya yang dipenuhi layar. Total ada lima layar yang bisa kita jumpai di dalam kabinnya: 12,3 inci di balik lingkar kemudi, 12,1 inci di tengah dashboard dan 8,6 inci di bawahnya, serta sepasang layar 7 inci di sebelah ventilasi AC kiri dan kanan yang bertindak sebagai spion virtual.

Yang cukup berbeda adalah lampu depannya. e-tron Sportback menjadi panggung debut atas teknologi lampu LED digital matrix generasi terbaru buatan Audi. Kunci di balik teknologi ini adalah sebuah chip yang mengemas satu juta micromirror – disebut mikro karena lebar masing-masing cerminnya cuma satu per sekian ratus milimeter.

Audi e-tron Sportback

Tiap-tiap unit micromirror itu bisa dimiringkan hingga 5.000 kali per detik. Angka-angkanya benar-benar terdengar luar biasa, tapi apa kegunaannya sebenarnya? Sederhananya, sorotan lampu depan e-tron Sportback ini dapat diarahkan sekaligus dibentuk dengan amat presisi, dan ini sangat krusial demi meningkatkan keselamatan berkendara, baik untuk pemilik e-tron Sportback maupun pengemudi lainnya.

Lalu seberapa mahal e-tron Sportback jika dibandingkan saudaranya? Tidak banyak. Varian bawahnya yang dibekali baterai lebih kecil daripada yang dijelaskan di atas dibanderol mulai 71.350 euro – setara $79.000, hanya terpaut sedikit dibanding e-tron SUV. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai musim semi tahun depan.

Sumber: TopGear dan Audi.

Audi Jadi Sponsor Future FC, Tim FIFA Astralis Group

Pada bulan Juli, tim CS:GO Astralis dan tim League of Legends Origen, melepaskan diri dari RFRSH Entertainment dan berdiri di bawah perusahaan Astralis Group. Satu bulan kemudian, Astralis Group mengumumkan keberadaan Future FC, yang akan bertanding dalam FIFA. Fatih Üstün menjadi pemain pertama mereka. Dia akan menandatangani kontrak dengan Future FC pada 1 Oktober setelah dia keluar dari M10. Üstün adalah salah satu pemain terbaik di FIFA. Dia masuk dalam empat besar dalam turnamen FIFA 19, FIFA eWorld Cup.

Sekarang, Future FC mendapatkan sponsor pertama mereka, yaitu Audi. Menurut laporan media Denmark, Ritzau, perusahaan pembuat mobil asal Jerman ini akan menjadi sponsor dari Future FC selama tiga tahun. Setiap tahunnya, Audi akan memberikan setidaknya US$1 juta pada Future FC. Dengan mejadi sponsor Future FC, logo Audi akan disematkan pada jersey pemain. Selain itu, keduanya juga akan bekerja sama untuk membuat konten digital serta berinteraksi dengan para fans via media sosial.

Esports Insider melaporkan, CCO dan Co-founder Astralis Group, Jakob Lund Kristensen berkata, “Sejak kerja sama pertama kami, kami telah melakukan diskusi dengan Audi tenatng kesembatan baru bagi kami untuk mengembangkan tim kami dan memanfaatkan komunitas yang kuat. Tidak hanya Audi telah bergabung dengan Astralis sejak awal, mereka juga memiliki peran penting dalam peluncuran Origen, dan sekarang, kami mengambil langkah untuk masuk dalam kesepakatan yang lebih cocok dengan nilai perusahaan kami.”

Future FC adalah divisi FIFA di bawah Astralis Group | Sumber: Esports Insider
Future FC adalah divisi FIFA di bawah Astralis Group | Sumber: Esports Insider

Ini bukan kali pertama Audi menjadi sponsor dari tim esports di bawah Astralis Group. Faktanya, Audi menjadi sponsor dari tim CS:GO Astralis pada awal 2017. Selain itu, mereka menjadi sponsor tim juara dari Intel Grand Slam Season 1 tersebut selama satu tahun, yaitu sejak November 2017 sampai November 2018. Pada Januari lalu, Audi kemudian memutuskan untuk mensponsori tim League of Legends Astralis Group, Origen. Sama seperti sponsorship untuk Future FC, kontrak Audi dengan Origen juga berlangsung selama tiga tahun.

“Future FC adalah bagian baru yang menarik dari kolaborasi Audi dengan Astralis Group, yang memungkinkan kami untuk memanfaatkan kesempatan digital dalam esports,” kata Head of Marketing, Audi Denmark, Morten Friis-Olsen, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Kerja sama dengan Future FC yang akan fokus pada game FIFA dan semua pemain serta fans game itu sangat menarik untuk Audi, terutama karena kolaborasi terkait tim sepak bola merupakan bagian dari DNA kami.”

Audi bukanlah satu-satunya perusahaan pembuat mobil yang tertarik untuk menjadi sponsor dari tim esports. Pada Januari lalu, Honda mengumumkan bahwa mereka akan menjadi sponsor dari Team Liquid. Tak berhenti sampai di situ, Honda lalu menjadi sponsor dari League of Legends Championship Series (LCS) pada Agustus lalu. Alasan Honda adalah untuk mendekatkan diri dengan generasi Z dan milenial. Esports memang tengah digemari oleh para generasi muda. Tampaknya, inilah yang membuat merek non-endemik seperti perusahaan mobil tertarik untuk masuk ke industri ini.

Audi Perkenalkan Skuter Elektrik Dengan Sensasi Pengendalian Ala Skateboard

Audi E-tron merupakan keluarga kendaraan elektrik dan hybrid (termasuk tipe konsep) yang Audi perkenalkan sejak tahun 2009. Lini mobil ini terdiri dari bermacam-macam model: sedan, sports utility vehicle, hingga coupe. Perusahaan otomotif asal Jerman itu juga baru melepas SUV crossover E-tron di bulan Mei 2019 kemarin yang menjadi mobil bermesin listrik mass production pertama mereka.

Namun konsep alat transportasi elektrik besutan Audi tidak cuma bisa ditemukan pada kendaraan bermotor ‘konvensional’ saja. Belum lama ini mereka menyingkap alat transportasi bertenaga listrik dengan branding E-tron yang memiliki wujud seperti papan luncur. Dinamai E-tron Scooter, kendaraan unik ini dapat jadi alternatif ramah lingkungan andaikan varian SUV-nya masih sulit dijangkau oleh isi dompet.

E-tron Scooter bisa diibaratkan sebagai perpaduan antara skateboard dan otopet yang ditenagai motor listrik. Kendaraan mempunyai bagian ‘papan’ untuk tempat Anda berdiri, tersambung ke setang buat menginstirahatkan kedua tangan, dan melaju via empat buah roda. Menariknya meski ia mempunyai wujud seperti skuter, proses pengendalian dilakukan dengan memindahkan berat tubuh Anda ke kanan atau kiri – mirip papan luncur.

E-Tron Scooter 2

Kendaraan personal ini bisa menjadi solusi bebas polusi dari sepeda elektrik untuk mencapai lokasi-lokasi yang tak terlalu jauh, tapi cukup melelahkan jika harus berjalan kaki. E-tron Scooter punya struktur yang ringkas dan ukurannya lebih kecil dari sepeda sehingga memudahkan pengguna buat memindahkan dan menyimpannya. Bobot totalnya hanya 12-kilogram dan tubuhnya dapat dilipat, memungkinkan kita membawa skuter ke dalam kereta/MRT atau memasukkannya ke bagasi mobil.

Skuter E-tron mampu melaju di kecepatan maksimal 20-kilometer per jam. Saat baterainya terisi penuh, ia dapat menemani Anda menempuh jarak sejauh 20-kilometer. Uniknya lagi, alat ini ditunjang oleh sistem yang mampu mengubah momentum pengereman menjadi energi kinetik. Selain itu, terdapat pula sistem rem kaki hidraulis sebagai tambahan fitur keamanan. Unit baterai diposisikan di bagian setang, bisa diisi ulang via colokan listrik standar atau diletakkan di slot yang tersedia di bagasi mobil Audi E-tron jika kebetulan Anda memilikinya.

E-Tron Scooter 3

Tentu saja Audi juga tak melupakan pernak-pernik penting seperti pencahayaan. Skuter E-tron dibekali lampu utama, lampu siang, lampu belakang dan lampu rem. Segala macam pengaturan bisa dilakukan via smartphone, terhubung ke E-tron Scooter melalui sambungan Bluetooth.

Skuter elektrik ini rencananya akan mulai dipasarkan di tahun 2020 dan dibanderol di harga yang cukup mahal, yakni € 2.000 (kira-kira US$ 2.240). Audi menyediakan beberapa pilihan model yang bisa dipilih, yaitu varian berbahan kayu atau karbon.

Via Forbes, Sumber: Volkswagen.

Audi Ungkap Q4 e-tron, Lebih Ringkas, Lebih Efisien, tapi Tetap Bertenaga

Pertengahan tahun ini, Audi akan mulai memasarkan mobil elektrik perdananya, e-tron. Kiprah mereka di segmen elektrik memang tergolong terlambat, akan tetapi Audi tidak segan memasang target yang cukup ambisius: pada tahun 2025 nanti, Audi bakal memiliki 12 model yang bermesin elektrik sepenuhnya.

Jelas sekali e-tron baru permulaan alias menu pembuka. Tidak lama setelah peluncuran e-tron, Audi langsung menyingkap sedan elektrik e-tron GT yang masih berstatus konsep, dengan rencana realisasi pada akhir 2020. Di ajang Geneva Motor Show tahun ini, Audi pun tidak lupa memperkenalkan konsep lainnya untuk segmen elektrik.

Audi Q4 e-tron

Mobil tersebut adalah Q4 e-tron, bisa dianggap sebagai adik kecil e-tron jika melihat fisiknya yang lebih ringkas. Secara estetika, kedua mobil ini tampak cukup mirip, akan tetapi di mata saya, e-tron kelihatan sedikit lebih kaku dibandingkan Q4 e-tron.

Meski lebih kecil, dapur pacu Q4 e-tron tetap saja mumpuni, dengan bekal sepasang motor elektrik yang sanggup menghasilkan output daya sebesar 225 kW (± 300 hp). Dipadukan dengan torsi sebesar 460 Nm, 0 – 100 km/jam dapat ia lahap dalam waktu 6,3 detik saja, sedangkan kecepatan maksimumnya dibatasi secara elektronis di angka 180 km/jam.

Kapasitas baterainya lebih kecil daripada e-tron orisinal di angka 82 kWh, akan tetapi berhubung bobotnya lebih ringan, Q4 e-tron sanggup menempuh jarak sejauh 450 km dalam satu kali pengisian. Pengisiannya juga sudah mendukung teknologi fast charging, dengan kemampuan mengisi 80 persen kapasitas dalam waktu sekitar 30 menit saja.

Audi Q4 e-tron

Masuk ke bagian kabin, Q4 e-tron tidak kalah canggih dan mewah ketimbang kakaknya. Sistem infotainment-nya mengandalkan layar sentuh 12,3 inci di bagian tengah, yang sengaja sedikit dimiringkan ke arah pengemudi demi kenyamanan ekstra.

Yang saya suka, Audi masih menyematkan deretan tombol untuk mengatur sistem pendingin di bawah layar tersebut. Ini jauh lebih nyaman ketimbang harus menggunakan touchscreen seperti pada Tesla Model 3. Lebih lanjut, konsol tengah yang semestinya dihuni oleh tuas transmisi dan rem tangan telah beralih fungsi menjadi kompartemen penyimpanan yang lega pada Q4 e-tron.

Audi Q4 e-tron

Audi berencana untuk memproduksi Q4 e-tron pada akhir tahun 2020, sama seperti e-tron GT. Harganya masih belum diketahui, tapi sudah pasti di bawah $74.800 yang merupakan banderol e-tron orisinal.

Sumber: Audi.

Audi Bakal Gunakan Chipset Samsung Exynos Auto V9 untuk Sistem Infotainment Mobilnya

Sekitar bulan Oktober lalu, Samsung mengumumkan seri chipset baru bernama Exynos Auto yang dikhususkan untuk beragam keperluan di bidang otomotif. Belum lama berselang, mereka sudah berhasil menggaet klien yang cukup mentereng, yakni Audi.

Yang Audi pilih adalah seri Exynos Auto V, yang secara spesifik dirancang untuk menjadi otak dari sistem infotainment dalam mobil. Berbekal 8-core prosesor Cortex-A76 dan 3-core GPU Mali G76, Exynos Auto V9 mampu menyanggupi daya komputasi yang dibutuhkan sistem multi-display (panel instrumen, dashboard dan kabin belakang).

Spesifikasi seperti ini sangat cocok dengan kebutuhan Audi, seperti yang bisa kita lihat dari kabin canggih milik mobil elektrik perdananya, serta status Audi sebagai salah satu pelopor panel instrumen full-digital. Lebih lanjut, Exynos Auto V9 turut mengemas digital signal processor (DSP) HiFi 4 guna menunjang kinerja sistem audio besutan Bang & Olufsen yang terpasang pada mobil-mobil Audi.

Samsung Exynos Auto V9

Di samping itu, Exynos Auto V9 rupanya juga mengusung neural processing unit (NPU) terpisah, memungkinkan Audi untuk menerapkan fitur-fitur seperti face, speech maupun gesture recognition. Perihal keselamatan, Samsung memastikan chipset-nya sudah memenuhi standar Automotive Safety Integrity Level-B.

Lalu mobil Audi apa saja yang bakal dilengkapi chipset ini? Belum tahu, sebab Audi baru akan menggunakannya pada mobil yang dipasarkan di tahun 2021 nanti. Bisa jadi Audi e-tron GT adalah salah satunya.

Sumber: Samsung.

Usai SUV Elektrik, Audi Ungkap Sedan Elektrik e-tron GT

Audi sudah resmi memasuki segmen mobil elektrik lewat SUV bernama e-tron yang disingkap pada bulan September lalu. Sekarang saatnya bagi rival BMW dan Mercedes-Benz itu untuk memperluas portofolio mobil bermesin listriknya, dan Audi sendiri rupanya tidak mau berlama-lama.

Di event LA Auto Show, mereka baru saja mengungkap e-tron GT, sedan empat pintu yang berpotensi menjadi penantang kuat Tesla Model S. Karakter desainnya mirip e-tron SUV, terutama dengan lampu belakang yang memanjang dari ujung ke ujung. Namun harus diakui wajahnya jauh lebih sangar, dan ini kontras dengan perannya sebagai sedan empat penumpang.

Audi e-tron GT

Di balik tampang yang gahar itu, tersimpan spesifikasi yang juga ganas. Pada kenyataannya, Audi e-tron GT mengusung dapur pacu yang sama dengan Porsche Taycan karena memang masih satu grup di bawah Volkswagen. Sepasang motor listrik yang terbenam sanggup menghasilkan output daya sebesar 434 kW, atau setara 590 horsepower.

Dipadukan dengan penggerak empat roda, 0 – 100 km/jam dapat ia tempuh dalam waktu 3,5 detik saja. Untuk top speed, Audi membatasinya di angka 240 km/jam. Performa kencang ini turut dibarengi efisiensi yang mengesankan; berbekal baterai berkapasitas 95 kWh (sama seperti e-tron SUV), ia mampu menempuh jarak 400 km dalam satu kali pengisian.

Audi e-tron GT

Proses charging-nya pun tidak harus memakan waktu yang lama, sebab lagi-lagi e-tron GT meminjam salah satu keunggulan Porsche Taycan, yakni kapasitas charging 150 kW, sehingga 30 menit saja sudah cukup untuk mengisi 80% isi baterainya.

Terkait kecanggihan interiornya, kabin e-tron SUV sejatinya sudah bisa menjadi jaminan bahwa e-tron GT juga demikian. Meski begitu, aura balap masih terasa cukup kental pada e-tron GT, seperti yang bisa dilihat dari bentuk lingkar kemudinya.

Audi e-tron GT

Namun tidak seperti e-tron SUV, e-tron GT untuk sementara masih berstatus konsep. Audi baru akan menggarap versi produksinya pada akhir tahun 2020 nanti, dan pemasarannya pun baru bisa dilangsungkan pada awal 2021.

Sumber: Electrek.

Audi Select Ialah Layanan Berlangganan Mobil ‘Bebas Komitmen’

Komitmen bukanlah hal mudah buat sebagian besar orang. Sebelum Anda berpikir terlalu jauh, satu contoh berkomitmen adalah memilih kendaraan. Apakah Anda akan memilih mobil sport dua pintu berperforma tinggi atau berinvestasi demi keluarga dengan membeli minivan irit? Beberapa perusahaan otomotif sudah menyiapkan jawaban dari kendala ini, salah satunya ialah Audi.

Ada kabar gembira bagi konsumen yang ingin berkendara menggunakan produk-produk ciptaan brand asal Jerman itu tanpa membeli. Minggu ini, Audi resmi meluncurkan Audi Select secara terbatas, yaitu sebuah program berlangganan yang memperkenankan kita menyewa kendaraan roda empat sesuka hati. Kata ‘sesuka hati’ perlu ditegaskan di sini karena program tersebut tidak mengunci Anda ke satu jenis mobil saja.

Berbeda dari Care by Volvo atau Lexus Complete Lease, Audi Select memungkinkan kita akses ke beberapa opsi mobil. Ada lima tipe yang saat ini bisa dipilih, yaitu S5 coupe, A5 convertible, Q5, Q7, dan A4. Mereka ini bukanlah jenis entry-level yang biasa disewakan, melainkan varian premium: S5 tersebut mengusung konfigurasi Prestige, lalu tersedia versi Premium atau Premium Plus buat A4.

Dengannya, Anda bisa gonta-ganti kendaraan sebanyak dua kali sebulan. Bayangkan, kita dapat mengendarai sedan berinterior lapang buat bekerja, kemudian menggunakan SUV di akhir minggu untuk bertamasya bersama keluarga.

Layanan Audi Select disajikan secara berlangganan. Biaya per bulan yang harus dikeluarkan memang tidak sedikit, hampir US$ 1.400; namun Anda tak perlu memikirkan lagi ongkos ganti oli, perbaikan, dan asuransi; lalu Audi Select turut didukung layanan bantuan 24-7. Kendaraan pilihan Anda bisa diambil (dan diantar kembali) di gerai Audi, atau Anda dapat meminta mereka mengirimkan mobil tersebut ke tempat tinggal, dengan tambahan biaya.

Sebelum Anda terlalu bersemangat, perlu diketahui bahwa program Audi Select baru disediakan secara eksklusif untuk konsumen yang tinggal kawasan Dallas-Fort Worth, Texas, Amerika Serikat. Audi Select sendiri bukanlah ‘layanan kendaraan berlangganan’ pertama dari perusahaan. Di tahun 2016, Audi sempat meluncurkan ‘Audi on demand‘, dengan San Francisco sebagai lokasi disuguhkannya program tersebut.

Ada peluang besar perusahaan-perusahaan otomotif akan terus bereksperimen dengan layanan berlangganan serta ride-sharing dalam upaya memperluas sayap bisnis mereka. Alasannya, pakar industri memperkirakan bahwa di masa depan, jumlah kepemilikan mobil akan berkurang. Soal harga, Audi Select masih berada di bawah Porsche yang mencapai US$ 2.000 sebulan…

Via The Verge.

Audi e-tron Resmi Diperkenalkan, Siap Tantang SUV Elektrik Lain dengan Seabrek Teknologi Canggih

Setelah lama dinantikan, Audi akhirnya resmi menyingkap mobil elektrik perdananya, sebuah SUV bernama e-tron. Penawaran Audi ini rupanya datang tidak lama setelah rival sekampungnya, Mercedes-Benz, juga menjalani debutnya di segmen elektrik melalui mobil bernama EQC, yang kebetulan juga bertipe SUV.

Dalam mengembangkan e-tron, Audi tampaknya berfokus pada aspek terpenting dari sebuah mobil elektrik, yakni efisiensi daya. Baterai berkapasitas total 95 kWh yang diposisikan di bagian lantai sanggup menyuplai energi yang cukup untuk menempuh jarak sekitar 400 km. Bukan yang paling efisien, tapi tetap saja mengesankan.

Audi e-tron

Yang lebih istimewa menurut saya adalah fitur regenerative braking yang dimiliki e-tron. Tesla maupun mobil elektrik lainnya juga dilengkapi fitur serupa, tapi garapan Audi sepertinya adalah salah satu yang paling efisien saat ini. Kesimpulan ini saya ambil berdasarkan pengujian prototipe e-tron yang dilakukan Carwow, yang bisa Anda tonton sendiri videonya.

Regenerative braking bekerja saat pedal gas dilepas, tidak harus ketika pedal rem diinjak. Saat aktif, motor elektrik yang ada pada mobil justru bekerja sebaliknya, menjadi generator listrik ketimbang mengonversinya menjadi tenaga penggerak. Singkat cerita, di jalan menurun, baterai mobil elektrik seperti Audi e-tron bukannya berkurang, tapi malah bertambah.

Audi e-tron

Dalam kasus e-tron, penambahannya cukup signifikan. Dari hasil pengujian Carwow tadi, e-tron berhasil mengumpulkan energi sebesar ± 10 kWh setelah diajak jalan menurun sepanjang 30 km. 10 kWh kalau dihitung-hitung bisa dikonversikan menjadi jarak tempuh sejauh 60 km. Jalan 30 km, baterai malah bertambah untuk jalan 60 km lebih lagi.

Selain irit, e-tron juga termasuk jagoan soal charging. Di stasiun pengisian yang mendukung, e-tron bisa di-charge dengan kapasitas 150 kW – lebih tinggi dari Tesla dan sistem Supercharger-nya yang ‘hanya’ 120 kW – sehingga charging dari 0 sampai 80% hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit saja. Untuk pengisian ulang di rumah, e-tron sudah dilengkapi charger bawaan dengan kapasitas yang cukup tinggi pula di angka 11 kW.

Audi e-tron

Soal performa, e-tron masih kalah dibanding Tesla Model X, tapi akselerasinya jelas menang jauh ketimbang SUV bermesin bensin: 0 – 100 km/jam dalam waktu 5,7 detik. Top speed-nya sendiri berada di angka 200 km/jam.

e-tron ditenagai oleh dua motor elektrik yang diposisikan di depan dan belakang. Perpaduannya mampu menghasilkan tenaga sebesar 265 kW (± 350 hp), akan tetapi angka akselerasi tadi didapat dengan mengaktifkan “Boost Mode”, yang bakal menambah lagi output dayanya hingga mencapai 300 kW (± 400 hp).

Audi e-tron

Tenaganya ini disalurkan ke penggerak empat roda (Quattro), akan tetapi sistem Quattro di sini rupanya juga sudah dielektrifikasi. Hasilnya, sistem dapat menyesuaikan penyaluran torsi ke masing-masing roda dalam waktu 5 milidetik saja, jauh lebih cepat ketimbang sistem Quattro mekanis.

Baik performa dan efisiensi dayanya ini juga bergantung pada faktor aerodinamika, dan spion virtual milik e-tron sangat berjasa dalam hal ini. Ya, teknologi itu bukan sekadar untuk keren-kerenan saja, tapi memang ada faedahnya ke pengalaman berkendara secara keseluruhan.

Audi e-tron

Dari luar, bisa dilihat kalau penampilannya sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dari versi konsepnya yang pertama dipamerkan tiga tahun silam. Sepintas, e-tron bisa dilihat sebagai versi baru dari SUV Audi Q5, dan tidak akan kelihatan terlalu mencolok apabila dijajarkan dengan barisan SUV tradisional Audi lainnya.

Interior e-tron sendiri sudah pernah kita bahas; tidak kelewat futuristis, tapi masih canggih dan terasa mewah layaknya mobil Audi biasanya. Urusan kemewahan, pabrikan Jerman memang masih sulit ditandingi, dan ini berlaku baik untuk Mercedes-Benz EQC maupun Audi e-tron.

Audi e-tron

Berbeda dari Mercy yang masih bungkam soal banderol harga EQC, Audi tidak segan mengungkap harga e-tron, yang dimulai di angka $74.800, dan akan dipasarkan pada pertengahan tahun 2019 nanti. Untuk varian termurahnya ini, harganya berada di bawah Tesla Model X, tapi masih sedikit di atas Jaguar I-Pace.

Sumber: Electrek dan Audi.