Mendalami Isu Seksisme di Dunia Startup Indonesia

Beberapa pekan terakhir, Silicon Valley diguncang dengan adanya dugaan pelecehan seksual. Bak bola salju, kabar tersebut lamban laun membuat satu per satu muncul permintaan maaf dan pengunduran diri yang dilayangkan para pelaku, yang adalah petinggi perusahaan dan investor, terkait tindakan yang pernah mereka lakukan untuk rekan kerja perempuan mereka.

Tentu saja, hal ini membuat dinamika antara investor dengan pelaku startup, terutama untuk perempuan, jadi terganggu.

Rendahnya pengakuan hingga penghargaan di dunia startup kepada para eksekutif perempuan, nampaknya tidak hanya terjadi di Silicon Valley, tapi juga di Indonesia. Meskipun demikian, dugaan pelecehan seksual di lanskap startup Indonesia sejauh ini belum pernah terjadi atau setidaknya belum pernah muncul secara publik.

Dari kacamata orang yang sering berkecimpung dengan investor asing, Director ANGIN David Soukhasing mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya, tindakan seksisme di Silicon Valley memang terjadi, namun banyak yang menghiraukannya. Kesempatan kerja di VC dan perusahaan teknologi memang mayoritas dikuasai laki-laki. Membuat kesempatan bagi perempuan mendapatkan posisi teratas jadi lebih sulit.

Bagi perempuan di Silicon Valley, mereka pun mengantisipasinya dengan tindakan preventif dengan pengamanan ekstra. Mulai dari menjaga cara berperilaku saat pesta, acara startup, rapat, perjalanan bisnis, dan lainnya. Tentu saja, tindakan ini membuat mereka jadi lebih tertekan dengan berbagai stereotipe tersebut.

Untuk kondisi di Indonesia, dirinya mengaku belum pernah melihat atau mendengar tentang perilaku seksisme, seperti pelecehan seksual yang menimpa startup di Indonesia.

“Terus terang, saya belum pernah melihat atau mendengar tindakan seksisme di startup Indonesia,” katanya.

Untuk mendukung pernyataan Soukhasing, DailySocial pun mencoba untuk menghubungi sejumlah pelaku startup beserta investor untuk mengecek kondisi terkini di Indonesia.

Setidaknya dari jawaban yang dikumpulkan, ada dua alasan yang menyatakan tindakan seksisme belum terdengar di dunia startup Indonesia, yaitu lebih terdengarnya isu kesetaraan gender dan minimnya jumlah perempuan bekerja di startup.

Isu kesetaraan gender

Menurut Partner Patamar Capital Dondi Hananto, kejadian yang menimpa di Silicon Valley jauh berbeda dengan Indonesia. Menurutnya, kondisi di Indonesia lebih mengarah ke arah kesetaraan gender, juga bukan karena diskriminasi. Ini terlihat dari minimnya jumlah perempuan memegang posisi di level senior, baik di VC maupun perusahaan startup pada umumnya.

Tak hanya di Indonesia, sambungnya, kesetaraan gender memang masih menjadi isu di Asia. Jarang ada perempuan yang menduduki posisi sebagai partner di VC. Bahkan di Amerika Serikat pun, diperkirakan posisi senior yang dipegang oleh perempuan hanya sekitar 12% dari seluruh perusahaan teknologi.

“[Di Indonesia] kalau sampai pada pelecehan fisik dan verbal, mungkin enggak ya, atau at least enggak kentara. Mungkin lebih tepatnya gender balance ya. Not sure apakah ini akibat dari intentional sexism atau unconscious gender bias. Gejala yang terlihat adalah jumlah perempuan di level senior dalam VC maupun startup in general [yang minim],” terang Dondi.

Partisipasi perempuan bekerja di dunia startup masih minim

Founder dan CCO Zetta Media Network Aulia Halimatussadiah, yang akrab dipanggil Ollie, mengaku dirinya belum pernah mendengar isu kekerasan seksual perempuan dalam dunia startup Indonesia. Dia malah menekankan isu yang kini masih terjadi di Indonesia adalah masih minimnya jumlah perempuan yang terjun ke dunia startup.

Minimnya partisipasi, menurutnya, kemungkinan besar bukan karena terjadinya diskriminasi. Sebab, dia melihat kondisi saat ini ada banyak pintu karir yang terbuka lebar untuk perempuan Indonesia berkarir di startup. Mulai dari kesempatan belajar dan kesempatan kerja yang sama.

Ollie menilai minimnya tingkat partisipasi perempuan di dunia startup bisa jadi dikarenakan perempuan itu sendiri yang ragu karena dunianya yang jauh berbeda dengan kerja kantoran.

“Belum lagi berbagai ketakutan pribadi karena tidak familiar dengan industri teknologi in general,” ucap Ollie.

Memperkuat pernyataan Dondi dan Ollie, Founder dan CEO Female Daily Hanifa Ambadar mengatakan lanskap startup di Indonesia terbilang kecil, sehingga jika ada kejadian buruk atau kurang menyenangkan akan langsung tersebar ke publik. Menjadi kecil kemungkinannya pelecehan seksual terjadi di dunia startup Indonesia.

“Saya juga cukup dekat dengan perempuan yang di tech industry, so far belum pernah mendapatkan cerita tentang sexism atau pelecehan seksual. Semoga memang tidak ada,” kata Hanifa.

Dia melanjutkan perusahaan digital di Indonesia tergolong sempit karena orangnya itu-itu saja. Semua orang jadi kenal satu sama lain. Tindakan “aneh” dengan instan akan tersebar dan mengancam reputasi mereka sendiri.

Untuk mendukung jumlah partisipasi perempuan dan sekaligus meminimalisir bentuk tindakan negatif, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan investee company-nya menggunakan penilaian kinerja secara profesional untuk seluruh karyawannya.

“Terus terang, kita tidak pernah memilah-milah soal gender, background, pendidikan, dan lainnya. Setiap staf atau founder, kami hormati dengan pantas. Hanya saja, untuk perempuan kami ada perhatian ekstra bila mereka pulang malam,” tutur Willson.

Kondisi startup di Indonesia yang masih minim diisi perempuan, terutama untuk posisi senior dan engineer, dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk menekankan sikap profesional dalam hal penilaian kinerja. Jika banyak perempuan menempati posisi tinggi di dunia startup, ke depannya, bisa menjadi upaya efektif dalam meminimalisir terjadinya pelecehan di kemudian hari.


Yenny Yusra berpartisipasi dalam pembuatan artikel ini

Hal yang Dibutuhkan untuk Jadi Entrepreneur Perempuan

Berapa banyak entrepreneur teknologi perempuan yang sudah dikenal saat ini? bisa dibilang jumlahnya masih kalah banyak dengan para entrepreneur laki-laki yang notabene mendominasi dunia entrepreneur teknologi di Indonesia. Namun demikian sebagai writer perempuan, saya pun lebih bersemangat ketika seorang CEO atau Founder perempuan muncul ke permukaan, menawarkan produk, strategi, ide serta visi dan misi yang dibanggakan.

Unik, approachable dan relatable, itulah yang saya lihat semua ide yang dicoba untuk diusung oleh entrepreneur perempuan di Indonesia. Semua berusaha bersentuhan dengan teknologi, meskipun masih banyak pemikiran yang menyebutkan perempuan masih takut mempelajari dan mengenal lebih jauh dunia teknologi. Co-Founder Girls in Tech Indonesia Anantya menegaskan:

“Padahal sebenarnya tidak demikian, saya mengalami sendiri bahwa banyak sekali perempuan di sekeliling saya yang sangat fasih menggunakan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka dan juga dalam mendukung aktivitas pekerjaan/bisnis yang mereka lakukan. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan untuk mencoba dan juga keterbukaan akses terhadap informasi/pengetahuan”.

Saya melihat tidak ada salahnya para perempuan untuk mulai terjun ke dunia startup tanpa dibekali dengan latar belakang pendidikan engineer atau IT buktinya sudah banyak para entrepreneur sukses baik perempuan maupun laki-laki yang tidak cukup menguasai bagaimana membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik hingga melakukan pemrograman yang sempurna, namun tetap bisa tampil menawarkan produk yang bersentuhan dengan teknologi.

Just do it!

Bukannya ingin mengutip tagline populer yang dimiliki oleh Nike, namun tagline tersebut memang lebih dari sekedar ajang promosi produk olahraga tersebut. Kata-kata sederhana yang memiliki arti mendalam menantang Anda perempuan Indonesia yang ingin menjadi pelaku startup menawarkan produk yang ada.

Lihat saja Cynthia Tenggara, yang bukan berasal dari latar belakang IT namun berhasil mengembangkan perusahaan katering online Berrykitchen hingga saat ini. Eksistensi Cynthia ternyata juga telah banyak dibicarakan oleh kalangan investor hingga venture capital. Cynthia dinilai bukan hanya piawai menjalankan bisnis, namun juga bisa melakukan manuver cantik dan inovasi yang relevan untuk kemajuan usahanya, seperti diungkapkan David Tjokro dari Sovereign’s Capital, VC yang akhirnya memberikan kucuran dana kepada Berrykitchen:

“Bukan hanya cerdas tapi selama ini Cynthia dikenal memiliki reputasi yang sangat baik dikalangan investor dan venture capital, setiap kali ada pertemuan atau acara umum saya selalu ditawarkan untuk bertemu dengan Cynthia dan menginvestasikan bisnis yang dimilikinya.”

Apa yang telah dilakukan Cynthia nampaknya sedikit membuktikan jika jiwa bisnis sudah dimiliki dan langsung mencoba tentunya didukung oleh kalangan sekitar, bisa jadi posisi Anda sebagai perempuan tampil lebih menonjol dan langsung di perhatikan oleh pihak-pihak terkait.

Bukan cuma jiwa bisnis, namun kesukaan atau kecintaan juga dapat membawa Anda menjadi entrepreneur perempuan yang sukses dan tentunya dikenal. Sebut saja Aulia Halimatussadiah atau yang lebih dikenal dengan Ollie, penulis buku dan juga Co-Founder Nulisbuku ini, telah menyelami dunia startup sejak tahun 2007. Hingga kini sudah banyak prestasi serta peran serta Ollie di dunia teknologi.

Latar belakang pendidikan, kecintaan, dan pengalamannya telah membawa Ollie kepada dunia teknologi, bertemu dengan tokoh penting di dunia teknologi lokal hingga mancanegara dan bahkan berusaha tampil menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia yang ingin menjadi entrepreneur melalui Girls in Tech Indonesia.

Lain Ollie, lain pula dengan CEO HijUp Diajeng Lestari. Dengan model bisnisnya yang sederhana namun terbukti dibutuhkan oleh konsumen perempuan Indonesia, Diajeng tampil lebih stand out sebagai entrepreneur perempuan yang mencoba memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya.

Memahami apa yang dilakukan

Angel investor dan pendiri sejumlah startup di bidang kesehatan Grace Tahir, yang sangat mendukung kehadiran perempuan di sektor teknologi, mengatakan:

“Ide mengembangkan usaha atau startup bisa saja dimulai dari hobi, namun jika ingin sukses entrepreneur perempuan tentunya harus bisa lebih serius mengembangkan usaha sehingga bisa menjadi lebih besar dan tahan lama.”

Merangkum apa yang disampaikan Grace, yang bisa saya simpulkan adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang teknologi oleh entrepreneur perempuan, ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kemampuan mereka menjalankan usaha, selama didukung oleh pihak-pihak yang tepat dan tentunya relevan untuk bisnis.

Kemudian aspek lainnya adalah model bisnis yang dibuat “oleh perempuan dan untuk perempuan”, yang nampaknya memang lebih mudah untuk dijual dan ditawarkan kepada konsumen, apalagi jika produk tersebut memang terbukti dibutuhkan dan cocok dengan gaya hidup perempuan Indonesia saat ini.

Yang terakhir adalah bagaimana kelihaian para entrepreneur perempuan Indonesia bisa mengatasi semua barrier, hambatan dan tantangan yang ada menjadi sebuah trigger atau pemicu untuk menciptakan peluang baru dan tampil lebih di antara kalangan entrepreneur lainnya, baik perempuan maupun laki-laki.

Diperlukan keberanian yang cukup besar untuk memulai suatu usaha, bukan hanya untuk laki-laki namun perempuan yang harus bisa membuktikan kepiawaian dan bertarung dalam dunia bisnis yang sarat dengan persaingan yang sengit. Ketika semua orang memperhatikan gerak-gerik, strategi dan langkah yang Anda ambil, pastikan untuk tetap siaga menghadapi kompetitor yang ada.

Cynthia Tenggara, menanggapi kompetisi yang ada, mengungkapkan:

“Ketika kita menawarkan sebuah produk yang juga dicoba oleh pemain lainnya, janganlah terlalu fokus kepada bagaimana bisa menggungguli mereka, namun fokuskan bagaimana usaha yang Anda jalankan bisa memberikan layanan lebih kepada pelanggan.”

At the end of the day, sebagai entrepreneur perempuan, Anda akan dituntut menjadi seorang pengusaha yang cerdas, berani dan harus mampu bersaing dengan pemain lainnya. Di sisi lain, entrepreneur perempuan mempunyai nilai lebih ketika pada akhirnya bisa membawa usaha dan bisnis Anda sukses dan menjanjikan, karena Anda adalah seorang perempuan!

Storial Luncurkan Aplikasi Mobile Di Perhelatan Social Media Week Jakarta 2016

Storial, platform berbagi tulisan dari Nulisbuku, meluncurkan aplikasi untuk gawai ber-platform Android. Peluncuran aplikasi tersebut dilakukan di sela-sela acara Social Media Week Jakarta 2016 yang dihelat pada tanggal 25 Februari silam. Melalui aplikasi tersebut diharapkan para pengguna bisa lebih produktif dan mudah dalam mengakses dan berkarya melalui platform Storial.

Storial yang turut andil dalam hajatan Social Media Week Jakarta 2016 dengan mengadakan mini workshop bertema “How to be A Productive Content Maker in Mobile Era”.  Acara tersebut menghadirkan Moammar Emka dan Aulia Halimatussadiah (Ollie) sebagai pembicara. Keduanya sama-sama dikenal sebagai penulis yang produktif menerbitkan buku.

Di sela-sela workshop pihak Storial secara resmi merilis aplikasi mobile Storial untuk Android. CEO Storial Steve Wirawan bersama seluruh peserta workshop melakukan countdown dalam seremoni peluncuran aplikasi Storial.

[Baca juga: NulisBuku Luncurkan Platform Berbagi Cerita Storial]

“Dengan adanya aplikasi ini, pengguna Storial kini dapat mengunggah ceritanya di mana saja dan kapan saja dengan mudah, serta aplikasi ini bisa menjadi surga bagi para pembaca,” ujar Steve.

Steve lebih lanjut menambahkan meski sementara ini baru tersedia untuk gawai ber-platform Andorid namun tim Storial akan mengupayakan untuk segera meluncurkan aplikasi untuk gawai ber-platform iOS.

Secara konsep, Storial merupakan platform yang sedikit mirip dengan blog pribadi, seperti Medium, Blogspot atau WordPress, yang juga berfungsi menghubungkan penulis satu dengan penulis lainnya serta para pembaca.

Terobosan yang dilakukan Storial ini bisa dikatakan strategi untuk menggaet lebih banyak pengguna. Storial pada dasarnya hadir untuk membantu proses kreatif penggunanya dalam menulis buku dengan memberikan fitur komunikasi dan interaksi dengan pengguna lain. Hadirnya aplikasi ini bisa menjadi cara lain yang lebih sederhana dan lebih mobile untuk mengakses fitur-fitur platform Storial.

Application Information Will Show Up Here

NulisBuku Luncurkan Platform Berbagi Cerita Storial

Dalam waktu dekat Nulisbuku akan meluncurkan situs terbaru bernama Storial. Di situs tersebut nantinya penulis bisa menuliskan secara langsung cerita yang kemudian bisa disusun sesuai dengan jumlah bab yang ditentukan. Cerita yang sedang dalam proses penulisan juga bisa dibagikan langsung kepada teman serta komunitas lainnya untuk mendapatkan feedback sebelum menjadi buku yang sempurna.

Continue reading NulisBuku Luncurkan Platform Berbagi Cerita Storial

Girls In Tech Initiates Startup Competition for Women in Indonesia

Even though there are more women giving birth to SMEs nowadays, only a few of them include tech to their business. That being said, non-profit organization Girls In Tech Indonesia aims to inspire Indonesian women to engage themselves with tech in their day-to-day activities much more often. Continue reading Girls In Tech Initiates Startup Competition for Women in Indonesia

Girls In Tech Gelar Kompetisi Startup Khusus Untuk Perempuan Indonesia

01

Usaha kecil menengah di Indonesia yang dikelola perempuan semakin menjamur namun belum banyak dari mereka yang bersinggungan dengan teknologi. Organisasi non-profit Girls In Tech Indonesia tergerak untuk mengumpulkan dan memberikan arahan kepada perempuan Indonesia agar lebih aktif menggunakan teknologi untuk meningkatkan performa bisnis.

Continue reading Girls In Tech Gelar Kompetisi Startup Khusus Untuk Perempuan Indonesia

5 Cara Jitu Agar Founder Startup Tetap Termotivasi

Jatuh bangunnya perusahaan startup sudah banyak terjadi, mulai dari kurangnya funding, terhambat dengan kreativitas hingga pertengkaran antara Co-Founder menyebakan startup Anda pun tidak mampu bertahan dan terpaksa gulung tikar. Jika saat ini Anda sedang mengalami keraguan akan startup yang Anda miliki ternyata Anda tidak sendirian, kegagalan adalah nyata, apapun startup Anda, sepintar apapun Anda meramu kreatifitas jika tidak di kenali sejak dini bisa berhenti ditengah jalan.

Seperti yang diungkapkan oleh Ollie, Co-founder Kutukutubuku.com & NulisBuku.com, masalah yang kerap muncul justru berasal dari hal yang sederhana, seperti chemistry dengan Co-Founder lainnya yang turut serta membangun startup bersama, “Perselisihan antar founders mungkin terjadi saat membangun startup. Mulai dari visi yang berbeda hingga masalah pembagian tanggung jawab yang timpang. Pilihlah co-founder dengan latar belakang yang melengkapi Anda, bukan berdasarkan pertemanan semata. Don’t do business with your friends, but be friends with your business partner,” ujar Ollie.

Kendala yang dialami startup bisa terjadi kapan saja, diperlukan kekuatan, keuletan, ketahanan, keberanian serta motivasi sebagai entrepeneur  agar lebih peka terhadap semua tantangan yang dihadapi. Berikut ini adalah tips dan contoh dari perjuangan startup yang pernah terjadi oleh entrepeneur lainnya yang pernah mengalami masa-masa buruk dalam karir mereka, dirangkum oleh Andrew Medal dari Entrepreneur.com

Yakinkan bahwa Anda memiliki perusahaan terbaik

Sebelum membangun bisnis raksasanya yaitu Ford Motor Company, Hendy Ford pernah bangkrut sebanyak 5 kali. Bill Gates gagal saat pertama kali ia memulai bisnisnya, Traf-O-Data. Bahkan Steve Jobs pernah dipecat dari Apple. Membaca cerita dan pengalaman dari entrepreneur ternama di dunia sedikitnya dapat membantu untuk mendapatkan pencerahan dan motivasi. Menjadi seorang entrepeneur bisa membuat Anda kesepian, namun jika Anda menyadari bahwa startup Anda menjanjikan, Anda pun akan dapat menghadapi tantangan yang ada.

Sambut perubahan yang ada

Ada banyak contoh entrepreneur, teknologi dan perusahaan yang mengganggu para pesaingnya, model bisnis dan seluruh industri. Lihat saja apa yang sudah Facebook lakukan denan MySpace, Napster dengan industri musik, Craiglist dengan koran lokal dan Amazon dengan toko buku, masih banyak lagi entrepeneurs hingga perusahaan yang sudah merubah bisnis pesaing hingga perusahaan yang sudah mapan. Gangguan tersebut terjadi ketika suatu perusahaan gagal melakukan perubahan.

Sebagai entrepreneur Anda harus menyadari bahwa banyak kesempatan untuk berubah. Meskipun pada awalnya perubahan tersebut terlihat seperti ancaman yang bisa menghancurkan bisnis Anda, jika Anda tidak bisa menerima perubahan tersebut jangan heran jika bisnis Anda akan gagal, kalah bersaing dengan startup lainnya.

Kreatifitas

Tahukan Anda bahwa lem yang terdapat di Post-it diciptakan secara tidak sengaja oleh para ilmuwan yang sedang mencoba untuk menciptakan perekat untuk eksplorasi ruang angkasa. Pada akhirnya perjuangan untuk mempertahankan startup Anda akan membuat Anda jauh lebih kreatif. Hal tersebut terbukti ampuh dan diakui oleh beberapa entrepeneur ternama di dunia.

Tetap bertahan

Mark Suster seorang kapitalis ventura asal Los Angeles dari Upfront Ventures menuliskan perjuangannya saat dulu perusahaan miliknya kehilangan uang dalam jumlah yang banyak bahkan nyaris bangkrut, namun ia tetap bertahan dan berusaha untuk mencari jalan keluar.

Tetap bertahan adalah salah satu sikap yang harus dimiliki oleh entrepeneur. Jika Anda sedang mengalami masalah di perusahaan startup Anda, cobalah untuk bertahan sambil mencari alternatif lain agar dapat keluar dari masalah.

Fokus pada visi besar

Ketika membicarakan jangka panjang, jangan pernah meragukan visi dari startup Anda. Keraguan dan keinginan untuk mundur akan datang, namun Anda harus terus fokus terhadap visi besar. Visi yang besar dapat membantu Anda menghadapi tantangan, Anda dan tim pun akan dapat melalui semua itu. Dibutuhkan kerja keras untuk kesuksesan suatu startup. Gunakan perjuangan Anda untuk membantu Anda mengembangkan keterampilan yang diperlukan yang pada akhirnya akan membawa kesuksesan.

Agar startup Anda mampu menghadapi kendala yang ada, Co-Founder Hijup.com Diajeng Lestari mengajak Anda untuk cari terus terobosan atau uniqueness yang membedakan startup Anda dengan kompetitor, “Innovative, buat sesuatu yang baru, berikan nilai tambah yang relevan dengan target market Anda,” tutup Diajeng.

Platform E-Book Reader LIVI Resmi Diluncurkan

20150624_172941

Platform e-book reader LIVI yang memiliki cita-cita untuk menjadi “Kindle-nya” Indonesia, terutama untuk konten lokal, kemarin (24/6) resmi meluncur. Berkolaborasi dengan Mandiri E-Cash, 7-Eleven dan NulisBuku, pihak LIVI menyatakan komitmennya untuk membangun e-book ekosistem di Indonesia. Saat ini aplikasi e-book LIVI sendiri baru tersedia untuk perangkat mobile dengan sistem operasi Android.

Continue reading Platform E-Book Reader LIVI Resmi Diluncurkan

Mendorong Peran Aktif Perempuan di Dunia Digital

shutterstock_124923551

Perjuangan kesetaraan upah antara perempuan dan laki-laki telah lama didengungkan dan sampai sekarang masih terus diperjuangkan dalam setiap lini industri. Hal ini bukan masalah yang bisa dianggap enteng. Tak cuma soal kesetaraan upah, sesuatu yang membuat CEO Microsoft Satya Nadella sampai harus minta maaf karena mengeluarkan pernyataan kontroversial, tapi juga soal kepemimpinan.

Continue reading Mendorong Peran Aktif Perempuan di Dunia Digital

Aulia Halimatussadiah dan Semangatnya Mendorong Perempuan Aktif Berperan di Dunia Digital

Dunia teknologi masih didominasi oleh kaum pria dan fenomena tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pada skala global. Meskipun demikian bukan berarti perempuan kalah hebat dibanding pria. Co-founder dan CTO Nulisbuku Aulia Halimatussadiah, yang akrab dipanggil Ollie, adalah satu dari sedikit perempuan Indonesia yang aktif berperan di kancah dunia teknologi.

Continue reading Aulia Halimatussadiah dan Semangatnya Mendorong Perempuan Aktif Berperan di Dunia Digital