[Review] OPPO Reno6, Kemampuan Kamera Meningkat & Tetap Terjangkau Rp5 Jutaan

Dari awal saya sudah mengikuti rangkaian acara peluncuran smartphone OPPO terbaru, Reno6. Saya pun sempat dibuatnya penasaran, karena OPPO membeberkan fitur kamera baru dan berbagai peningkatan Reno6 secara bertahap, kemudian membahas desain, dan mengungkap spesifikasi lengkap tepat sebelum resmi diluncurkan.

Ya, hampir segala sesuatu yang baru tentang Reno6 telah saya tulis pada beberapa artikel sebelumnya. Meski masih ada banyak lagi hal yang ditawarkan oleh Reno6, tetapi pada artikel review ini saya akan berfokus pada user experience dan hal-hal yang menurut saya penting.

Saya menggunakan Reno6 secara intensif sebagai smartphone kedua, draft kasar review ini juga saya ketik di Reno6. Tugas-tugas dan aktivitas ber-smartphone yang bisa dialihkan, saya kerjakan pada Reno6. Langsung saja, berikut review OPPO Reno6 selengkapnya.

Desain dengan proses Diamond Spectrum & Reno Glow

Awalnya Reno generasi pertama yang dirilis Juni 2019, merupakan smartphone high-end yang dijual Rp8 juta dan merupakan versi hemat dari flagship Reno 10x Zoom. Keduanya punya desain yang khas dengan keunikan mekanisme kamera depan ‘Pivot Rising Camera‘.

Penerusnya, Reno2 tiba pada Oktober 2019 dengan harga dan desain yang sama. Perubahan besar terjadi pada Reno3, posisi perangkat Reno series disesuaikan dan diturunkan levelnya ke kelas menengah guna menggantikan OPPO F series.

Reno3 yang dirilis Maret 2020 dibanderol Rp5,5 juta dengan desain yang lebih simpel tanpa mekanisme pop-up camera diganti dengan notch bergaya waterdrop. Dari titik ini, garis desain perangat Reno series yang baru dikembangkan.

Pada Agustus 2020, OPPO Indonesia merilis Reno4 dengan desain yang jauh lebih kekinian. Untuk pertama kalinya OPPO menggunakan teknik pewarnaan Reno Glow, modul kamera belakangnya di bingkai, dan notch waterdrop digantikan punch hole. Kemudian pada Reno5 yang dirilis Januari 2021, OPPO menerapkan proses Diamond Spectrum untuk memberikan efek warna yang dapat selalu berubah.

Pada Reno6, OPPO meningkatkan lapisan Diamond Spectrum menjadi lima lapisan yang menghasilkan sekitar satu juta kombinasi warna dengan gradasi warna lebih kaya. Sangat jauh dibandingkan 10.000 warna yang dihasilkan oleh Reno5 dengan tiga lapisan. Selain itu, Reno6 hadir dengan warna baru Aurora dan Stellar Black yang mana kali ini keduanya dikemas dengan Reno Glow dengan sentuhan akhir matte.

Saya kedapatan Reno6 Aurora, warna ini memang tampil sangat menawan, bahkan saya enggan memakaikannya case. Sementara pada bagian muka, Reno6 tampil seperti kebanyakan smartphone kelas menengah lain dengan layar datar dan single punch hole di pojok kiri atas.

Reno6 masih berbagi spesifikasi layar yang sama seperti Reno5, menggunakan panel AMOLED 6,4 inci FHD+ dalam rasio 20:9 dengan refresh rate 90Hz dan touch sampling rate 180Hz. Pada dasarnya, kualitas layarnya ini memang sudah bagus dan mencukupi untuk memenuhi banyak keperluan seperti pembuatan konten kreatif, gaming, dan menonton film.

Layarnya juga sudah mengantongi sertifikasi SGS Eye Care Display yang dapat mengurangi efek cahaya biru sehingga layar lebih nyaman di mata terutama pada malam hari. Bagi penggemar film dan acara series, Reno6 mendukung streaming konten HD pada aplikasi Netflix dan Amazon.

Dengan ketebalan hanya 7,8mm dan bobot sekitar 173 gram, Reno6 terasa sangat ramping dan mudah dioperasikan dengan satu tangan. Untuk sistem keamanan biometriknya mengandalkan In-Display Fingerprint Sensor 3.0. 

Kelengkapan atributnya meliputi tombol power di sebelah kanan dan di kiri terdapat tombol volume, serta SIM tray dengan tiga slot yang terdiri dari dua slot nano SIM dan satu microSD. Bagian atas ditemui mikrofon sekunder, sisanya seperti jack audio 3,5mm, mikrofon utama, port USB-C, dan speaker dapat dijumpai di sisi bawah.

AI Quad Camera 64MP + Bokeh Flare Portrait Video

Berdasarkan spesifikasi di atas kertas, konfigurasi kamera depan dan belakang pada Reno6 tampil identik dengan yang dimiliki oleh Reno5. Seperti pendahulunya, OPPO mengadopsi fotografi komputasional untuk meningkatkan kemampuan kameranya.

Reno6 mengusung kamera depan 44MP f/2.4 dan empat unit belakang dengan kamera utama menggunakan sensor Omnivision beresolusi 64MP f/1.7. Bersama kamera sekunder 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide, sisanya masing-masing sebatas 2MP f/2.4 untuk foto mono dan macro. Yang membedakan dengan pendahulunya, Reno6 kini dilengkapi dual LED flash.

Apa kelebihan fotografi komputasional? Teknologi ini memungkinkan produsen smartphone memecahkan batasan perangkat keras dengan memaksimalkan kemampuan algoritma AI. Serta, komputasi yang diproses oleh prosesor khusus seperti ISP.

Sebelumnya Reno5 mengunggulkan fitur AI Mixed Portrait dan AI Highlight Video. Sementara pada Reno6, OPPO tetap mengedepankan Portrait Video Expert dengan menghadirkan fitur baru Bokeh Flare Portrait Video dan meningkatkan AI Highlight Video.

Dengan Bokeh Flare Portrait Video, kita dapat menghasilkan video dengan efek ‘bokeh sinematik’. Skenario terbaiknya ialah malam hari dengan latar belakang gemerlap lampu kota, tetapi mengingat kondisi PPKM, saya hanya mengandalkan lampu jalan saat mencobanya.

Caranya dari aplikasi kamera pilih mode video, lalu klik menu style dan pilih Bokeh Flare Portrait Video. Hasilnya bokehnya memang tampak mengagumkan, bulat dan berpendar-pendar mendekati bokeh yang dicapai menggunakan kamera mirrorless atau DSLR dengan lensa aperture besar.

Ukuran dan kecerahan lampu bokeh juga akan berubah berdasarkan pergerakan kamera dan perubahan kedalaman (jarak). OPPO menggunakan algoritma AI untuk menunjukkan dengan tepat sumber cahaya asli pada latar belakang dan menciptakan titik cahaya bokeh pada berbagai tingkatan kedalaman.

Sementara untuk AI Highlight Video, ketika merekam video dengan cahaya latar belakang yang kuat, algoritma HDR Live yang diaktifkan supaya subjek dan latar belakang bisa terlihat sama jelasnya. Lalu, ketika dalam kondisi pencahayaan redup, giliran algoritma Ultra Night Video yang digunakan.

Kedua fitur ini dapat digunakan pada kamera depan dan kamera utama di belakang, kekurangannya adalah resolusi video yang tersedia hanya sebatas 720p. Bagi pembuat konten video pendek seperti IG Reels mungkin bukan masalah, tetapi bagi YouTuber dengan standar video 1080p mungkin bisa menjadi deal breaker. Untuk perekaman video normal, mendukung 1080p hingga 60fps atau 4K 30fps.

Selain itu, meski fitur-fitur berbasis fotografi komputasional dapat meningkatkan hasil foto dan video secara signifikan. Kreativitas dan teknis fotografi seperti pencahayaan, komposisi, dan sudut pengambilan tetap berpengaruh dominan terhadap hasil akhir. Hasil foto dari Reno6 sebagai berikut:

Performa (Snapdragon 720G)

Dalam hal performa, OPPO masih mempertahankan chipset Qualcomm Snapdragon 720G yang telah dipakai sejak tahun lalu pada dua generasi perangkat Reno sebelumnya yakni Reno4 dan Reno5. OPPO percaya chipset 4G tersebut masih mampu mengakomodasi kebutuhan target penggunanya.

Snapdragon 720G sendiri dirilis pada Januari 2020, SoC ini dibangun pada proses fabrikasi 8nm dan didukung AI Engine generasi ke-5. Dengan CPU octa-core yang terdiri dari 2x Kryo 465 Gold 2.3 GHz, 6x Kryo 465 Silver 1.8 GHz, dan GPU Adreno 618.

Smartphone yang menjalankan ColorOS 11.1 berbasis Android 11 ini didukung RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB dengan fitur Ekspansi RAM. Di mana pengguna dapat mengubah sebagian dari penyimpanan internal menjadi RAM virtual sebanyak 2GB, 3GB, atau 5GB.

Performa Reno6 di dunia nyata sama sekali tidak mengecewakan, aktivitas multitasking, edit video pendek, hingga bermain game diproses dengan lancar. PUBG Mobile pun mendukung grafis HD dengan frame rate high.  Berikut hasil benchmark-nya:

  • Geekbench 5 single-core 566
  • Geekbench 5 multi-core 1706
  • 3DMark Wild Life 1056
  • PCMark Work 3.0 performance 8980

Dengan baterai 4.310 mAh dan pengisian daya cepat 50W, Reno6 dapat diisi hingga 100% dalam 45 menit saja. Juga dilengkapi fitur Super Power Saving Mode dan Super Nighttime Standby untuk memaksimalkan baterai terakhir ketika dibutuhkan.

Verdict

OPPO bukan tidak bisa membawa spesifikasi yang lebih baik, tetapi sangat jelas bahwa OPPO Indonesia memilih untuk mempertahankan harga Reno6 di angka Rp5 jutaan. Imbasnya dari Reno5 yang sudah bagus, Reno6 tidak mengalami pembaruan yang besar alias belum cukup untuk membuat pemilik Reno5 melakukan upgrade.

Sebaliknya bila Anda bukan pengguna Reno5, lain ceritanya. Reno6 memiliki pesona yang memikat bagi kaum muda dan penuh dengan daya tarik seperti desain stylish, layar AMOLED 90Hz, kamera utama 64MP dengan fitur baru Bokeh Flare Portrait Video, dan sebagainya.

Reno6 juga tampil sangat kompetitif di kelas menengah dan chipset 4G Qualcomm Snapdragon 720G masih banyak digunakan oleh para kompetitornya di segmen tersebut. Namun saya pikir, bila OPPO memperbarui Reno6 dengan chipset yang lebih baru – mungkin saja batasan hasil video 720p dari fitur-fitur video berbasis fotografi komputasional bisa ditingkatkan menjadi resolusi 1080p.

Sparks

  • Lapisan Diamond Spectrum lebih banyak, dengan warna baru Aurora dan Stellar Black
  • Bokeh Flare Portrait Video mampu menghasilkan bokeh dengan efek ‘sinematik’
  • Fitur Ekspansi RAM untuk menambah RAM virtual hingga 5GB

Slacks

  • Masih menggunakan layar datar 90Hz
  • Fitur video berbasis fotografi komputasional  hanya tersedia pada resolusi 720p
  • Reno6 berbagi spesifikasi yang sama dengan Reno5

Kesan Awal Menjajal OPPO Reno6, Berapa Banyak Peningkatannya?

Beberapa hari lalu, Reno6 tiba di rumah saya. Kali ini, smartphone Reno series mendatang dari OPPO Indonesia berfokus pada ‘AI Portrait Expert‘ untuk membantu penggunanya dengan mudah mengambil foto dan video portrait dengan efek bokeh berkelas dan sinematik.

Unit Reno6 yang saya terima berwarna ungu aurora yang terinspirasi oleh imajinasi cahaya aurora borealis pada kutub utara. Apa yang membedakannya dengan Reno5 fantasy silver?

Bahasa desain utamanya memang masih sama dengan perangkat Reno generasi sebelumnya, Dazzling Design dengan lapisan Diamond Spectrum dan teknologi pewarnaan Reno Glow. Pada Reno6 aurora, OPPO meningkatkan lapisan Diamond Spectrum menjadi lima atau dua kali lebih banyak dari Reno5 yang menghasilkan sekitar satu juta kombinasi warna, sangat jauh dibandingkan 10.000 warna yang dihasilkan Reno5.

Kotak OPPO Reno6 didominasi warna biru muda pastel dan lapisan keduanya berwarna hitam. Setelah dibuka, plastik yang membungkus perangkat Reno6 menampilkan enam fitur unggulan utamanya. Mulai dari bokeh flare portrait, AI highlight video termasuk ultra night video dan live HDR, portrait beautification video, 50W flash charge, 90Hz refresh rate, dan 64MP AI quad camera.

Layar Reno6 sudah dilengkapi anti gores dan case transparan untuk proteksi ekstra. Kelengkapan aksesorinya termasuk adaptor charger, kabel USB-C, earphone, SIM ejector, serta buku petunjuk penggunaan dan panduan keselamatan.

Hal yang saya suka dari perangkat Reno series ialah dimensi bodinya yang ringkas, sangat nyaman dalam dekapan tangan. Pada Reno6, ketebalannya hanya 7,8mm dan bobotnya 173 gram. Selain itu, jack audio 3,5mm masih tersedia, serta memiliki tiga slot untuk menyisipkan dua kartu SIM dan microSD.

Bagian muka tidak mengalami perubahan, ada single punch hole di pojok kiri atas untuk kamera depan 44MP. Begitu pula dengan layarnya, OPPO masih mengandalkan panel AMOLED 6,4 inci FHD+ dalam rasio 20:9 dengan refresh rate 90Hz dan touch sampling rate 180Hz. Tak lupa, Reno6 dilengkapi fitur In-Display Fingerprint 3.0.

Balik ke belakang, konfigurasi kameranya pun masih identik dengan Reno5. AI quad camera dengan kamera utama Omnivision 64MP, berpadu kamera sekunder dengan lensa ultra wide 8MP, sisanya sebatas 2MP untuk mono dan macro. Bila diperhatikan, desain modul kamera belakangnya mengalami sedikit perubahan. Di mana Reno6 mendapatkan dual LED flash dan penempatannya digabungkan dengan kamera 2MP mono.

Perihal dapur pacu, OPPO masih percaya bahwa chipset Qualcomm Snapdragon 720G yang juga menenagai Reno4 dan Reno5 bakal tetap memberikan performa optimal dan memadai untuk target pengguna yang disasar Reno6. Ditambah RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB didukung teknologi Ekspansi RAM, pengguna dapat memilih untuk mengubah sebagian dari penyimpanan internal yang tersedia menjadi RAM virtual sebanyak 2GB, 3GB, atau 5GB.

Bagi yang telah menantikan Reno6, saya tidak ragu untuk merekomendasikannya. OPPO menambah banyak fitur baru dan menawarkan pengalaman penggunaan yang lebih baik dari Reno sebelumnya. Namun untuk pengguna Reno5, mungkin sebaiknya lihat dan tunggu dulu.

Itu kesan awal saya terhadap Reno6, saya masih harus mengujinya lebih dalam untuk berbicara lebih banyak lagi dan nantikan review lengkapnya di DS Gadget. Rencananya OPPO Reno6 bakal resmi diperkenalkan besok tanggal 15 Juli 2021. Acara virtualnya bisa disaksikan di akun media sosial resmi OPPO Indonesia, termasuk YouTube, Facebook, Instagram, dan Twitter, pada pukul 19:00 WIB.

SiOnyx Aurora Adalah Kamera Action Ringkas Berteknologi Night Vision

Dalam merancang kamera action, ada sejumlah kriteria yang harus produsen perhatikan; di antaranya kualitas gambar, kemudahan pemakaian, kelengkapan konektivitas, hingga ketahanan perangkat menghadapi beragam situasi. Khusus aspek terakhir itu, mayoritas action cam high-end modern telah siap menemani kita bermain air hingga melakukan olahraga ekstrem.

Namun terlepas dari seluruh kemampuan itu, tak semua perangkat sanggup mendukung sesi perekaman saat cahaya matahari mulai memudar. Inilah ide di belakang penciptaan kamera action Aurora yang dilakukan oleh tim SiOnyx. Aurora dideskripsikan sebagai action cam tahan-air pertama yang didesain untuk penggunaan siang dan malam. Kapabilitas tersebut tercapai berkat teknologi night vision.

Ketika penampilan sejumlah kamera action berkiblat pada wujud balok mungil khas produk-produk GoPro, desain SiOnyx Aurora mengingatkan saya pada rangefinder. Ia mempunyai tubuh tabung, seperti versi mini monocular (teropong), dengan ukuran yang pas dalam genggaman (dan berat hanya 226,8g). Lensa berada di bagian depan, dan Anda bisa mengakses live preview via LCD di area yang berlawanan. Lalu, fungsi-fungsi serta fitur Aurora dapat diakses via kenop serta switch di sisi samping tubuhnya.

Action cam SiOnyx Aurora 2

Layaknya action cam yang ada di pasar saat ini, SiOnyx Aurora memiliki struktur tubuh kedap air, telah memperoleh sertifikasi IP67. Itu berarti selain mampu menahan debu-debu halus, bagian segel dapat menjaga komponen elektroniknya rusak akibat terekspos air – dengan kedalaman maksimal 1-meter selama 30 menit.

Night vision merupakan fitur primadona di SiOnyx Aurora, namun menariknya, penyajiannya tidak seperti kamera night vision inframerah standar dengan hasil hitam putih. Kamera action ini menghidangkan mode night vision full-color. Dibanding rivalnya, Aurora mampu menjaga warna-warni dan detail di tiap hasil rekaman. Dengan begini, ia tak hanya bisa digunakan untuk merekam sesi olahraga outdoor, tapi juga dipakai buat ‘memburu hantu’.

Action cam SiOnyx Aurora 1

Rahasia dari kemampuan SiOnyx Aurora adalah pemanfaatan sensor super-sensitif berukuran besar, yakni CMOS 1-inci, yang dikombinasi bersama teknologi Low Light buatan SiOnyx sendiri. Sebagai perbandingan, sensor high-res di smartphone biasanya hanya sebesar 4- hingga 5-milimeter. Berkat kehadiran teknologi-teknologi tersebut, Aurora sanggup menangkap cahaya 10 kali lebih banyak, merekam di resolusi 720p 60fps.

SiOnyx Aurora saat ini sudah bisa dipesan via Kickstarter. Di situs crowdfunding tersebut, produsen membanderolnya seharga mulai dari US$ 560. Dari perspektif konsumen awam, angka ini memang tergolong cukup tinggi. Tapi perlu Anda ketahui bahwa kamera berkemampuan night vision dengan sensor dan lensa raksasa biasanya dijual di harga 10 kali lipat Aurora.

Sumber: SiOnyx.

Samsung C-Lab Siap Pamerkan 3 Proyek Berbasis AI di SXSW 2018

Beberapa tahun silam, sebagian dari kita mungkin sama sekali belum mengenal istilah artificial intelligence (AI). Sekarang, jargon tersebut sudah tidak terdengar asing lagi mengingat hampir semua perusahaan teknologi begitu gencar bereksperimen dengannya, termasuk halnya divisi eksperimental Samsung, C-Lab.

Di event SXSW yang akan digelar pada tanggal 11 sampai 14 Maret mendatang, Samsung C-Lab bakal memamerkan tiga proyek AI yang cukup menarik, yakni Toonsquare, Aurora dan GADGET.

Toonsquare

Buat saya Toonsquare ini yang paling menarik. Ia pada dasarnya merupakan sebuah aplikasi untuk membuat semacam komik strip kartun, namun tentu saja dengan twist berbumbu AI, di mana yang perlu kita lakukan hanyalah mengetikkan sejumlah teks saja.

AI bertugas menerjemahkan teks tersebut menjadi ekspresi wajah maupun bahasa tubuh dari karakter kartun yang dibuat. Penampilan karakternya sendiri bisa berdasar pada wajah pengguna, lalu elemen-elemen pendukung seperti background, jenis font dan speech bubble bisa dikustomisasi sesuai selera.

GADGET

Samsung C-Lab GADGET

Dari gambar di atas, kenapa tulisan “AD”-nya dalam warna yang berbeda? Apalagi kalau bukan karena kaitannya dengan dunia periklanan. GADGET sejatinya merupakan sebuah platform iklan untuk game, dirancang untuk menjadi alternatif dari iklan pop-up yang menyebalkan.

Game yang memanfaatkan platform ini bisa menampilkan iklan sebagai native object, semisal yang muncul di baliho di dunia dalam game. Mekanismenya kurang lebih sama seperti yang diterapkan Advrty, yang mengembangkan platform native advertising untuk medium VR.

Aurora

Samsung C-Lab Aurora

Paling biasa kalau menurut saya, Aurora sederhananya mengombinasikan aplikasi dan sebuah unit docking untuk menampilkan asisten virtual secara visual. Karakter 3D ini sepintas tampak seperti hologram, dan sebagai bonus, unit docking-nya juga berfungsi sebagai wireless charger.

Fakta-Fakta Menarik Tentang Aurora, Smartphone BlackBerry Buatan Indonesia

Setelah absen cukup lama dari kancah persaingan smartphone, terdengar kabar menarik dari BlackBerry bulan Januari silam. Seolah-olah ingin membangun hype, produsen Kanada itu mengungkap rencana untuk meluncurkan handset khusus konsumen Indonesia tanpa menjelaskannya secara detail. Rinciannya baru terkuak belakangan ini dengan pengumuman BlackBerry Aurora.

Aurora 17

Diperkenankan lebih dulu untuk menjajalnya, Anda bisa menyimak artikel hands-on lengkap dari Editor-in-Chief DailySosial. Sesuai jadwal, device ini resmi dilepas di Indonesia pada tanggal 9 Maret 2017 dalam acara besar yang dihadiri media, distributor, Dutaan Besar Kanada Peter MacArthur, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Aurora ialah handset BlackBerry buatan Indonesia, menyajikan perpaduan antara melimpahnya konten di ekosistem Android dengan fitur-fitur keamanan khas BlackBerry.

Aurora 1

Aurora diluncurkan oleh PT. BB Merah Putih di bawah perjanjian lisensi merek BlackBerry yang mereka tandatangani di bulan September 2016. Kabarnya, smartphone ini didesain secara spesifik buat memenuhi kebutuhan user lokal, dibekali fitur hiburan yang lengkap, dikemas dalam desain mewah, serta juga difokuskan pada faktor produktivitas dan keamanan.

Aurora 3

Alex Thurber selaku Senior Vice President sekaligus GM BlackBerry menuturkan betapa pentingnya konsumen di Indonesia bagi BlackBerry. Lewat kerja sama ini, mereka bisa berkonsentrasi pada aspek software, sementara BB Merah Putih fokus di hardware. Aurora adalah salah satu produk BlackBerry paling unik, dan di artikel ini, saya akan coba menjabarkan fakta-fakta menarik mengenainya.

Aurora 5

Siapa itu BB Merah Putih?

Nama BB Merah Putih sempat disebutkan oleh BlackBerry di press releaseteaser‘ Mercury di CES 2017 kemarin. Di sana, CEO John Chen menyingkap agenda untuk berkolaborasi bersama partner lokal demi menghadirkan serta mendistribusikan produk di sejumlah negara – sebagai bagian dari strategi baru BlackBerry.

Aurora 7

Aurora 11

PT. BB Merah Putih ialah perusahaan joint venture antara BlackBerry Limited dan Tiphone. Mereka adalah pemegang lisensi resmi smartphone BlackBerry di Indonesia; mendapatkan izin untuk memproduksi, mempromosikan serta menyediakan layanan terkait device BlackBerry berbasis Android. Perusahaan ini sudah berpengalaman di bidang produksi handset 4G LTE dan telah membangun jaringan retail di 15 kota besar di Indonesia.

Aurora 9

Fleksibilitas Android dipadu fitur khas BlackBerry

BlackBerry Aurora berjalan di platform mobile Google versi ke-7, Android Nougat, tapi yang membuatnya spesial adalah kehadiran fitur-fitur khas BlackBerry.

Device ini didukung BlackBerry Hub: awalnya diramu secara eksklusif untuk OS BB 10, Hub merangkum semua notifikasi terkait panggilan dan pesan masuk, app, serta sosial media dalam satu boks sederhana, memungkinkan Anda segera mengakses serta meresponsnya. Kesederhanaan tersebut juga diterapkan pada elemen widget, di mana akses dapat dilakukan melalui satu gerakan swipe.

Aurora 10

Keyboard?

Keyboard fisik QWERTY merupakan fitur primadona di handset BlackBerry, namun karena mengusung desain umum ala smartphone Android, papan ketik itu tidak tersedia di Aurora. BlackBerry Aurora mengandalkan virtual keyboard sebagai gantinya. Ia ditunjang fitur-fitur krusial seperti auto-correction, prediksi kata, kamus ‘personal’, serta kemampuan type by swiping. Berkat engine pintar, keyboard ini mampu mempelajari serta mengingat kata-kata yang sering Anda ketik; sehingga jadi lebih pintar, akurat, dan lebih memahami Anda seiring pemakaian.

Aurora 16

Bagaimana dengan sistem keamanannya?

Seperti Priv, BlackBerry Aurora juga dilengkapi DTEK, yakni sistem yang didesain untuk membantu Anda mengelola dan memproteksi privasi dengan mudah. DTEK bertugas buat memantau aplikasi di smartphone secara real-time, menyajikan interface yang sederhana dan mudah dimengerti. Ia akan mengawasi jika device mengirim pesan, mengakses info kontak dan lokasi, serta mengambil foto atau video tanpa sepengetahuan Anda.

Aurora 12

Jika hal tersebut terjadi, DTEK akan segera memberi tahu Anda. Pengguna tentu saja dipersilakan melakukan kustomisasi terhadap masing-masing app. Selain itu, DTEK turut melindungi perangkat dari percobaan factory reset yang tidak Anda lakukan, serta membentengi data-data berharga user dengan password ataupun picture password dan memproteksinya dari malware.

Aurora 14

Konektivitas mobile

Spesifikasi hardware BlackBerry Aurora sudah bukan rahasia lagi, tapi salah satu elemen terunik di smartphone ini terletak pada aspek konektivitas mobile. Aurora merupakan handset BlackBerry pertama dengan slot dual SIM card, sengaja disiapkan karena fitur ini sangat populer di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, kedua slot menopang jaringan 4G LTE.

Aurora 15

Harga & ketersediaan

Gerbang pre-order BlackBerry Aurora sudah dibuka dan akan berlangsung hingga tanggal 16 Maret 2017 besok. Di periode itu, pelanggan berkesempatan memperoleh banyak hadiah menarik secara langsung. Produk sendiri baru betul-betul tersedia di tanggal 16 Maret nanti. Di Indonesia, Aurora ditawarkan di harga Rp 3,5 juta.

Aurora 6

Odin Aurora Ialah Mouse Proyektor Laser Pertama di Dunia

Virtual keyboard dengan sistem proyeksi telah tersedia cukup lama. Tapi kelemahannya langsung terlihat begitu diungkap. Para ahli ketik sudah terbiasa mengoperasikan keyboard tanpa melihat. Ketiadaan tombol fisik (dan tonjolan di huruf F dan J) membuat penggunaan jadi canggung. Namun sebenarnya, teknologi itu akan lebih bermanfaat jika diterapkan pada mouse. Continue reading Odin Aurora Ialah Mouse Proyektor Laser Pertama di Dunia

Aurora, Headband Canggih ‘Pengontrol’ Mimpi

Hal yang kurang menyenangkan dari mimpi adalah ia tidak bisa dikontrol. Anda hampir tidak dapat menentukan tema mimpi nanti malam, serta kapan ia dimulai dan berakhir: saat mimpi Anda mencapai klimaksnya, kemudian Anda terbangun tiba-tiba – betapa menyebalkan jika hal itu terjadi. Continue reading Aurora, Headband Canggih ‘Pengontrol’ Mimpi