Mantan Kapolri Badrodin Haiti Konfirmasi Tak Jadi Menjabat Komisaris Utama Grab Indonesia

Setelah sebelumnya diumumkan melalui rilis resmi Grab Indonesia, tentang bergabungnya mantan Kapolri Jendral Badrodin Haiti, akhirnya yang bersangkutan memberikan klarifikasi. Ada dua hal yang disampaikan, pertama bahwa belum terjadi kesepakatan antara Badrodin dengan Grab Indonesia secara resmi (hitam di atas putih) untuk penunjukannya sebagai komisaris utama perusahaan dan baru sebatas diskusi. Yang kedua Badrodin mengatakan ia tidak jadi menjabat komisaris utama Grab Indonesia.

Alasan yang disampaikan Badrodin terkait etika. Pasalnya terlebih dulu ia telah dipercaya menjadi komisaris utama di salah satu perusahaan pengembang Waskita Karya. Kendati tidak ada aturan yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh menjabat komisaris utama di dua perusahaan, namun bagi Badrodin hal tersebut kurang tepat dilakukan.

Sebelumnya dalam rilis resmi Grab Indonesia, seperti yang diungkapkan Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director, hadirnya mantan Kapolri di tubuh perusahaannya akan memantau dan menjaga tata kelola serta kelangsungan jangka panjang perusahaan melalui peran pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Pemilihan Badrodin dilatarbelakangi pengalaman yang luas dalam bekerja bersama pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan kepentingan yang beragam.

Perekrutan tokoh berpengaruh untuk mengakselerasi bisnis tidak hanya dilakukan oleh Grab. Uber sebagai pesaingnya juga melakukan pendekatan yang sama sejak awal popularitasnya mencuat. Kala itu salah satu mantan adivsor presiden Obama direkrut menjadi salah satu penanggung jawab perusahaan untuk komunikasi hukum dan politik. Strategi seperti ini dilakukan –sedikit bisa dikorelasikan–untuk menekan gejolak sosial yang terjadi dalam lingkup kerja perusahaan transportasi on-demand tersebut.

Kendati sudah sangat jarang terdengar, isu penolakan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi pernah terdengar. Di Indonesia bahkan pernah menjadi isu yang serius. Melibatkan komponen besar dalam dunia politik bisa jadi memberikan arahan yang tepat untuk meluruskan laju atau koordinasi bisnis sejalan dengan ketentuan (regulasi) yang berlaku.

Penunjukan Mantan Kapolri dan Manuver Grab di Industri Transportasi Indonesia

Grab hari ini mengumumkan hadirnya mantan Kapolri Badrodin Haiti sebagai komisaris utama Grab Indonesia. Dengan peran barunya ini, Kapolri periode 2015-2016 tersebut akan memantau dan menjaga tata kelola serta kelangsungan jangka panjang perusahaan melalui peran pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Managing Director Ridzki Kramadibrata menyampaikan, bahwa pemilihan Badrodin dilatarbelakangi pengalaman yang luas dalam bekerja bersama pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan kepentingan yang beragam.

“Seiring dengan evolusi yang terjadi di sektor teknologi dalam platform pemesanan kendaraan di Indonesia, Pak Badrodin akan memandu dan memastikan Grab Indonesia berkontribusi secara konstruktif terhadap pelaksanaan dari sejumlah kebijakan transportasi dan aturan keselamatan yang baru,” ujar Ridzki.

Seperti diketahui dalam berbagai pemberitaan populer beberapa waktu belakang, bahwa penolakan terhadap layanan ride-hiling, masalah terkait dengan kontrak mitra kerja, upah dan sebagainya sering muncul ke permukaan. Tak hanya terjadi pada Grab, tapi juga pemain lain seperti Go-Jek atau Uber. Dan masalah tersebut tentu akan selalu dihubungkan kepada regulasi. Seperti layaknya sebuah sistem komputer, “back-end” dalam bisnis diperlukan sebagai salah satu strategi, menjadi konsultan dalam menyelaraskan tujuan bisnis dengan kebijakan yang berlaku.

“Saya sangat senang bergabung dengan Grab Indonesia, sebuah organisasi yang berpegang teguh pada misinya dengan rekam jejak yang telah terbukti dalam meningkatkan taraf hidup di Indonesia dan memberikan solusi atas permasalahan lokal. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang juga saya pegang teguh, dan saya akan memastikan bahwa Grab akan terus menjadi panutan sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas dan citizenship. Saya juga akan menggunakan pengalaman saya bekerja di sejumlah daerah di Indonesia untuk memberi masukan sejalan dengan kegiatan ekspansi Grab di Indonesia,” kata Badrodin Haiti.

Tentang manuver Grab di Indonesia

Di Indonesia, dengan brand awalnya GrabTaxi, meluncur pada pertengahan tahun 2014. Sesuai namanya, pada fase awal kehadiran mereka berfokus pada layanan pemesanan taksi (mobil) untuk warga Jakarta. Setahun setelahnya layanan GrabBike meluncur menantang pemain lokal yang waktu itu sudah ada Go-Jek. Persaingan pun mulai memanas, saat terjadi perekrutan besar-besaran pengemudi di ibukota. Kini keduanya fokus melakukan ekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia. Kini Grab memiliki 580.000 mitra pengemudi aktif dalam jaringannya dan telah diunduh di 30 juta perangkat.

Ekosistem pengguna sendiri telah berhasil terbentuk, sehingga perusahaan mulai menggencarkan fokus bisnis lain. Beberapa improvisasi layanan turut dihadirkan, belum lama ini Grab menghadirkan layanan loyalitas pelanggan yang disebut dengan GrabReward, sebuah sistem poin yang akan diberikan kepada setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen. Sebelumnya juga ada layanan “nebeng” GrabHitch dan GrabChat untuk komunikasi antara mitra pengemudi dengan pelanggannya.

Kendati demikian, salah satu yang paling digencarkan tahun ini ialah pemanfaatan GrabPay, sebuah layanan e-money yang didedikasikan untuk melakukan transaksi layanan Grab. Hal serupa turut dilakukan pesaingnya Go-Jek kepada ekosistem pelanggan yang sudah dimiliki.

Inovasi ride hailing di Indonesia, penolakan kian sirna

Permasalahan tentang penolakan nyaris berhasil diselesaikan, walaupun di daerah masih ada beberapa kejadian kecil berbuah dari penolakan layanan, namun sudah tidak semasif dulu. Transportasi adalah kebutuhan setiap orang, sehingga banyak yang berkepentingan untuk menjadi yang terdepan dalam memenuhi kebutuhan ini. Inovasi selalu akan menjadi pemimpin dari segala kemajuan yang ada, akan tetapi ada satu hal yang harus turut diimbangi, yakni kultur.

Pendekatan kultural ini meliputi banyak aspek, mulai dari edukasi masyarakat, penataan regulasi hingga bagaimana bisnis memberikan value kepada bangsa secara keseluruhan. Dengan potensi besar, dibuktikan dengan Grab bervaluasi $1.43 miliar dan Go-Jek menjadi unicorn pertama di Indonesia), bisnis transportasi menjadi ladang sekaligus medan perang yang masih akan terus memanas, seiring dengan makin sadarnya pemain konvensional untuk beralih ke digital.

Polri Gandeng AkuPeduli Luncurkan Aplikasi Sahabat Polri

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bekerja sama dengan AkuPeduli meluncurkan aplikasi mobile bernama Sahabat Polri  sebagai wadah untuk mendekatkan Polisi dan masyarakat. Aplikasi yang dapat terpasang pada platform Android ini diresmikan oleh Kepala Polri Jendral Badrodin Haiti dan Kepada Divisi Humas Polri Brigadir Jendral Boy Raffli Amar pada Senin (20/6) silam di Rupatama Mabes Polri.

Sahabat Polri pada dasarnya adalah sebuah sistem layanan masyarakat berbasis media sosial yang dapat digunakan masyarakat Indonesia dalam rangka menjalin persahabatan dan mengakomodir masyarakat untuk berpartisipasi membantu kinerja Polri melayani publik. Sahabat Polri sendiri saat ini baru tersedia untuk platform Android.

Cara kerja aplikasi Sahabat Polri sebenanrya tidak jauh berbeda dengan layanan Qlue yang mengajukan keluhan kepada pihak berwenang terkait, tetapi ini khusus untuk kepolisian. Melalui aplikasi Sahabat Polri, pengguna dapat melaporkan keluhan yang ada di lingkungan sekitarnya melalui menu Kepedulian.

Tampilan dari aplikasi Sahabat Polri / DailySocial
Tampilan dari aplikasi Sahabat Polri / DailySocial

Keluhan yang dilaporkan bervariasi, mulai dari tindakan kriminal, Narkotika, Tawuran, hingga keluhan umum terhadap tindakan Premanisme. Di samping itu pengguna juga akan disajikan kumpulan berita terbaru dari Sahabat Polri dan juga diberi kebebasan untuk bertanya melalui menu Tanya Polri.

Untuk mengajukan keluhan, pengguna cukup mengambil foto dan mengunggahnya ke aplikasi. Kemudian pengguna lainnya juga bisa mengontrol validitas informasi dengan memberikan laporan, komentar, atau tanggapan lainnya. Wujud kepedulian masyarakat tersebut juga akan dikelola secara reguler oleh divisi Humas Polri.

Fitur lain yang disediakan, yakni Terdekat, Peta, dan Favorit. Melalui fitur Terdekat, pengguna bisa melihat laporan Kepedulian mana saja yang dekat dengan posisinya dalam radius tertentu. Di fitur Peta, pengguna bisa melihat dengan rinci lokasi laporan Kepedulian berasal. Sedangkan fitur Favorit dapat digunakan untuk menyimpan laporan Kepedulian yang menarik bagi pengguna.

Pihak Polri berharap dengan adanya sistem ini Polri bisa lebih cepat dalam merespon kejadian yang telah diinformasikan. Di samping itu, hadirnya aplikasi ini juga diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap sesame dan juga dapat mendukung tugang Polri dalam mewujudkan Indonesia yang aman dan nyaman.

Application Information Will Show Up Here