Pembalap F1 Esports Direkrut Tim Balap Formula Red Bull Junior

Secara umum, dunia Sim Racing mungkin bisa dibilang sebagai esports yang paling dekat dengan versi nyatanya, yaitu balapan sungguhan atau dunia motorsports. Tidak heran jika para pembalap Formula 1 sungguhan seperti Max Verstappen sekalipun bisa mengikuti lomba balapan Sim Racing. Bahkan tim balap Renault juga menerapkan metode latihan fisik yang sama antara pembalap Formula 1 dengan pembalap Formula 1 Esports.

McLaren bahkan sempat memprediksi, bahwa 10 tahun lagi pembalap F1 akan datang dari dunia esports. Ternyata benar saja, baru-baru ini, Red Bull Junior merekrut pembalap F1 Esports bernama Igor Fraga. Mengutip dari laman resmi Formula 1, dikatakan bahwa perekrutan ini dilakukan setelah bocah Brazil kelahiran Jepang ini mendapatkan kemenangan dalam kompetisi Toyota Racing Series di New Zealand.

Namun demikian, ini bukan percobaan pertama Igor melakukan balap sungguhan. Igor Fraga sendiri sebenarnya sempat mengikuti kompetisi balap sungguhan seperti NACAM F4. Namun demikian setelahnya ia lebih banyak malang melintang di dunia balap Sim Racing.

Igor Fraga, Pembalap F1 Esports yang sempat mengikuti balap Formula 3
Sumber: Formula1.com

Baru berusia 21 tahun, Igor Fraga sudah mengamankan banyak trofi di dunia balap Sim Racing. Ia berhasil memenangkan kompetisi seperti FIA Gran Turismo Nations Cup dan Manufacturer Series Championship di tahun 2018 dan 2019. Dia juga merupakan pembalap yang menjadi sorotan di dalam kompetisi F1 Esports Series 2017.

Berkat prestasi yang ia dapatkan di balap Sim-Racing, ia juga pernah balapan Formula 3 bersama anak dari sang legenda balap Formula, David Schumacher. Masih dari laman resmi Formula 1, Igor mengatakan, “Saya sangat senang dan terhormat bisa bergabung ke dalam tim Red Bull Junior! Saya sangat bersyukur dengan kesempatan ini dan akan memastikan memberikan yang terbaik untuk ini.

Red Bull Junior Team sendiri merupakan program pencarian bakat di dunia balapan Formula. Program tersebut telah terbukti membuahkan para juara balap Formula, seperti Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo, dan Max Verstappen.

Igor juga memberikan komentarnya terkait perjalanan karirnya dari esports ke dunia motorsports. “Esports telah berkembang banyak beberapa tahun belakangan, dan menurut saya balap Sim Racing bisa menjadi jalur karir baru bagi para pembalap-pembalap muda. Balapan esports menurut saya lebih mudah secara akses karena biayanya yang lebih murah, dan tidak mengharuskan Anda untuk mencari trek balap.”

Memang kelebihan dunia esports Sim Racing adalah kemiripan mekanisme mobil di dalam dunia game dengan dunia nyata. Hal ini membuat kedua dunia tersebut bisa saling terintregasi, yang mana pembalap Sim Racing juga punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan karir balap di dunia motorsports. Ditambah lagi seperti apa yang diucap Igor dan salah satu pembalap Sim Racing asal Indonesia, Andika Rama, kelebihan balap Sim-Racing memang datang dari segi akses yang lebih mudah, karena lebih murah (dibanding motorsports) dan bisa dilakukan di manapun.

Siapa yang tahu, di masa depan, mungkin akan lebih banyak anak muda yang meniti karir di dunia balap motorsports lewat balapan Sim Racing terlebih dahulu.

Pembalap Formula 1 Ikuti Kompetisi Balap Sim Racing Sebagai Dampak Virus Corona

Belakangan kasus pandemi virus corona memang berdampak sangat kuat kepada ekonomi secara umum, tak terkecuali kepada ekosistem esports. Salah satu yang cukup terasa dalam esports adalah banyaknya gelaran turnamen LAN yang dibatalkan atau ditunda demi alasan kesehatan. Beberapa gelaran terpaksa yang terkena dampak seperti, OGA Dota Pit, PBWC 2020, IEM Katowice, bahkan termasuk Final Hybrid Cup Series – Play on PC: Rainbow Six Siege.

Namun menariknya, kemampuan esports untuk bertanding secara online malah menjadi alternatif menarik bagi olahraga tradisional. Salah satu yang melakukan ini adalah balap Formula 1, yang akhirnya mengganti gelaran balap mereka dengan turnamen Sim Racing.

Untuk itu, ada dua turnamen balap Sim Racing diselenggarakan untuk hal ini. Mengutip dari laman F1 Esports, ada “Not the AUS GP” yang diselenggarakan oleh Veloce Esports, dan satunya adalah The Race All-Star Esports Battle yang sama-sama mempertandingkan pembalap Formula 1 profesional dengan para pembalap virtual profesional.

Kompetisi tersebut diikuti oleh nama besar di ranah balap Formula 1, seperti Max Verstappen pembalap Red Bull Racing-Honda, Lando Norris pembalap McLaren-Renault, atau Stoffel Vandoorne pembalap formula E dari tim Mercedes-Benz EQ, bahkan termasuk mantan pembalap Formula 1 Juan Pablo Montoya.

Sebelumnya, balapan Formula 1 Australia GP harusnya diselenggarakan pada tanggal 15 Maret 2020 kemarin. Namun demikian, karena bahaya pandemi virus corona, balapan tersebut terpaksa ditunda dan diganti dengan balapan virtual. Diselenggarakan pada hari yang sama, gelaran The Race All-Star Esports Battle pada akhirnya tetap didominasi oleh para Sim Racer profesional.

Max Verstappen sendiri gagal mendapatkan hasil yang maksimal walau sempat mendapatkan posisi pertama setelah melakukan kualifikasi. Sang pembalap Formula 1 tersebut harus pasrah terjebak kemelut tikungan pertama trek Nurburgring, yang membuat mobilnya terpelintir dan memaksa dirinya terlempar ke posisi 16.

Sementara itu, posisi depan dikuasai oleh para Sim Racer profesional. Pada akhirnya, Jernej Simoncic yang memang merupakan seorang Sim Racer profesional berhasil memenangkan The Race All-Star Esports Battle dan mendapatkan hadiah sebesar US$4000 (sekitar Rp59 juta). Jernej Simoncic memang merupakan pentolan Sim Racing, terutama di kancah Formula Sim Racing. Tahun lalu, ia merupakan juara dari Formula Sim Racing World Championship 2019.

“Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari kompetisi Sim Racing terbesar sepanjang sejarah. Saya tahu saya punya kesempatan yang bagus dengan pengalaman saya di dunia Sim Racer, namun bisa menjadi yang pertama bersama dengan para pembalap betulan rasanya seperti mimpi jadi nyata.” ucapnya pada rilis dari The Race.

Menarik melihat bagaimana esports bisa menjadi alternatif bagi olahraga tradisional. Apalagi pada kenyataannya, Sim Racing bisa dibilang sebagai salah satu game esports yang punya mekanisme permainan paling dekat dengan versi nyatanya, yang membuatnya mudah diadaptasi termasuk oleh pembalap Formula 1 sekalipun.

Sumber header: Formula1.com