Startup “Micro Finance Enabler” Djoin Memperoleh Pendanaan Pra Awal

Startup micro finance enabler Djoin memperoleh pendanaan pra-awal (pre-seed) sebesar $1 juta atau sekitar 14,5 miliar Rupiah dari angel investor yang dirahasiakan namanya (undisclosed). Pendanaan ini akan digunakan untuk memperkuat ekosistem keuangan mikro dan memperluas pasar di Indonesia.

Djoin merupakan startup asal Bali yang menyediakan platform SaaS terdesentralisasi untuk segmen koperasi. Berdiri sejak 2020, Djoin memiliki misi untuk menghadirkan solusi keuangan mikro secara holistik mulai aplikasi, pelatihan SDM, penguatan manajemen risiko, serta peningkatan brand bagi lembaga keuangan mikro, khususnya koperasi simpan pinjam.

Founder Djoin I Wayan Indra Adhi Suputra mengatakan akan memperluas cakupan layanannya ke seluruh Indonesia. Ia membidik target kerja sama dengan 1.000 lembaga keuangan mikro, terutama koperasi simpan pinjam, hingga 2025.

Saat ini, Djoin mengklaim telah bermitra dengan puluhan koperasi dengan total aset mencapai Rp1 triliun di Bali, NTB, dan NTT. Pihaknya juga bersinergi dengan pemerintah daerah setempat untuk mengedukasi lembaga keuangan mikro, khususnya koperasi.

“Kami memiliki visi untuk memberikan dampak sosial dengan mengembangkan lembaga keuangan mikro, khususnya koperasi modern, yang akan menjadi motor penggerak pertumbuhan UMKM di Indonesia.”

Djoin menawarkan dua layanan digital, yakni (1) Djoin Koperasi Digital untuk layanan simpan pinjam dan penjualan barang/jasa, dan (2) Djoin Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Digital. Perlu dicatat, aplikasi mobile bersifat white label sehingga memakai nama koperasi alih-alih brand Djoin. Adapun, aplikasinya sudah meluncur sejak 2020.

Sebelumnya ada Kodi, layanan serupa yang juga hendak membantu koperasi di daerah digitalkan layanan dan memberikan value-added kepada anggotanya lewat fitur berbasis teknologi.

Transformasi koperasi

Mengutip Katadata, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah koperasi di Indonesia pada 2020 mencapai 127.124 unit dengan mayoritas berada di Jawa Timur (17,6%), Jawa Barat (11,5%), dan Jawa tengah (9,5%).

Kontribusinya terhadap PDB baru mencapai 5% di periode tersebut. Adapun, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) membidik kontribusi sektor koperasi menyentuh 5,5% terhadap PDB nasional pada 2024.

Dalam pernyataannya tahun lalu, Sekretaris KemenkopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan, perkoperasional nasional dihadapkan pada tantangan untuk mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi produk.

Untuk menghadapi perkembangan teknologi yang cepat, ia menilai koperasi dan UKM perlu melakukan digitalisasi agar dapat mencapai efisiensi dan efektivitas layanan koperasi tanpa perlu mengubah nilai dasar.

“Modernisasi koperasi adalah upaya perubahan atau transformasi digital koperasi agar lebih maju dalam hal organisasi, tata kelola dengan teknologi, dan dapat mengikuti perkembangan zaman,” tuturnya.

Perluas Area Layanan, HappyFresh Ekspansi ke Bali

Platform belanja kebutuhan rumah tangga online HappyFresh mengumumkan ekspansi area layanan ke bulan November ini. Kepada DailySocial Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini mengungkapkan, pulau Bali menjadi penting bagi HappyFresh untuk meng-cater ukuran pasar yang luas, sarat dengan populasi yang digital savvy dan memiliki pilihan supermarket yang beragam.

“Terlebih lagi, waktu tempuh rata-rata dari rumah ke supermarket lebih tinggi dibandingkan dengan kota lain, karena jalan yang lebih kecil, jarak yang lebih jauh dan peningkatan lalu lintas dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini kami melayani wilayah Kuta, Seminyak, Kerobokan, Canggu, dan kami berharap dapat memperluas ke lebih banyak wilayah dalam beberapa bulan mendatang,” kata Filippo.

Di Bali, HappyFresh menggandeng beberapa mitra supermarket dan toko-toko khusus seperti Grand Lucky, Papaya Fresh Gallery, The FoodHall, Giant Ekspres, Frestive, Vines, Re.juve, Natural Farm, dan Red & White. Ke depannya perusahaan juga akan menambah beberapa mitra dalam beberapa bulan mendatang.

Sebelumnya, HappyFresh sudah beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Malang. Ekspansi ke Bali merupakan langkah strategis yang dilakukan HappyFresh tahun ini.

Disinggung seperti apa strategi HappyFresh untuk bersaing dengan platform serupa lainnya yang juga telah hadir di Bali, Filippo menegaskan, aplikasi HappyFresh dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan belanja bahan makanan online, mulai dari berbagai macam kategori produk hingga berbagai macam supermarket dan tempat berbelanja.

“Didukung dengan personal shopper dan mitra pengemudi kami yang terlatih dalam menangani bahan makanan dan semua pesanan yang dikirim dalam kotak berinsulasi termal untuk menjaga produk tetap segar atau beku,” kata Filippo.

Rencana dan target HappyFresh

Selama pandemi permintaan dari pengguna akan layanan HappyFresh cukup tinggi, seiring dengan aturan PSBB dari pemerintah dan WFH. Sejumlah kemitraan juga telah dilancarkan oleh perusahaan, seperti dengan Bukalapak. Sementara itu kerja sama strategis dengan Grab melalui GrabFresh juga masih berjalan.

Dari sisi jumlah pengguna HappyFresh juga mengalami pertumbuhan positif, meskipun enggan disebutkan lebih lanjut berapa jumlah pengguna HappyFresh hingga saat ini.

“Saya tidak dapat mengungkapkan jumlahnya, tetapi yang dapat saya informasikan adalah bahwa kami telah menyaksikan peningkatan permintaan secara organik. Mayoritas pelanggan yang memesan di Bali beberapa hari terakhir ini adalah pelanggan baru, tetapi kami juga melihat pesanan dari pelanggan HappyFresh lama yang dulunya sudah berbelanja di kota lain, seperti Jakarta dan Surabaya,” kata Filippo.

Tahun depan HappyFresh memiliki rencana dan target yang ingin dicapai, di antaranya adalah mempercepat pertumbuhan dan memberikan kepuasan pelanggan, baik di kota yang sudah ada maupun kota yang baru. Perusahaan juga ingin berfokus pada kualitas layanan, menambahkan fitur baru yang menarik, mitra supermarket, opsi pembayaran, dan penawaran eksklusif.

Application Information Will Show Up Here

Setelah Bali dan Surabaya, SayurBox Targetkan Bisa Tersedia di Seluruh Jawa

Peningkatan transaksi dan pengguna untuk layanan online grocery di Indonesia tampaknya juga dirasakan oleh SayurBox. Dengan klaim untuk membantu petani lokal dan memenuhi kebutuhan pelanggan, kini mereka resmi hadir di Surabaya dan Bali.

Head of Communications SayurBox Oshin Hernis menyampaikan, selain operasional pihaknya juga sudah memiliki kantor, warehouse, dan tim lapangan di area tersebut.

“Surabaya dan Bali memiliki potensi Agrikultur yang besar. Kami memberikan akses bagi petani lokal untuk menjual hasil panen mereka kepada konsumen. Peluncuran SayurBox di kedua kota ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan bisnis petani lokal. Terlebih lagi di masa pandemi ini, kami mengakomodasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok harian dengan aman melalui aplikasi SayurBox,” terang Oshin.

Oshin lebih jauh menjelaskan, setelah Bali dan Surabaya pihak SayurBox sudah menargetkan area baru untuk beroperasi. Bandung dan luar Pulau Jawa secara keseluruhan adalah target selanjutnya. Hal ini menurutnya tak lepas dari permintaan masyarakat di daerah-daerah tersebut.

Pihak SayurBox enggan menjelaskan secara rinci mengenai capaian yang didapat selama masa pandemi ini, hanya saja buah dan sayuran seperti Mangga dan Kangkung menjadi produk unggulan. Banyak dikonsumsi karena mudah untuk mengolahnya.

Ekspansi di waktu yang tepat

SayurBox tercatat sudah empat tahun berkecimpung di ekosistem jual-beli sayur dan buah segar. Secara konsep, mereka menyalurkan langsung hasil panen dari petani ke pelanggan. Tahun ini mereka resmi beroperasi di Surabaya dan Bali, tepatnya pada Agustus 2020.

SayurBox sendiri saat ini menyandang status centaur dengan pendanaan yang didapat dari Insigna Venture, Patamar Capital, East Ventures, dan Tokopedia. Ekspansi di tengah pandemi ini merupakan salah satu keputusan yang tepat. di waktu yang tepat. Selain Sayurbox sudah cukup berpengalaman di industri ini persaingan dengan layanan sejenis juga menjadi menjadi pertimbangan.

Salah satu cara untuk menjangkau lebih banyak tentunya dengan hadir di lebih banyak kota. Mengingat pandemi sukses mendorong pertumbuhan industri online grocery ini adalah waktu yang tepat.

Sebelum industri ini cukup ramai dengan pemain baru atau pemain lama yang mengambil langkah agresif. Etanee, TaniHub, Happy Fresh, atau KedaiSayur (pivot ke layanan pesan antar bahan makanan) adalah beberapa nama yang cukup aktif menjalankan strategi inovasi dan eksoansi.

Sementara itu di Surabaya sendiri pilihan untuk belanja sayur dan buah segar sudah ada beberapa. Ada Happy Fresh, Tanihub, dan TukangSayur.

Application Information Will Show Up Here

Indonesia HR Summit 2019 akan Diadakan di Bali, Bawakan Tema “Employee Experience”

Indonesia HR Summit (IHRS) akan kembali dihelat sebagai konferensi tahunanan bergengsi mengenai sumber daya manusia (SDM). Acara ini sudah ada sejak tahun 2009 lalu, diinisiasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Indonesia.

Tahun ini IHRS ke-11 akan diselenggarakan pada tanggal 18-19 September 2019, bertempat di Nusa Dua Convention Center, Bali. Tema besar yang ingin dibawa adalah “HR Transformation to Win Employee Experience”. Tema tersebut terinspirasi dari buku yang ditulis Jacob Morgan berjudul “The Employee Experience Advantage “. Menariknya, penulis akan turut hadir sebagai pembicara utama.

Ada tiga lingkungan yang membentuk employee experience yaitu culture (budaya perusahaan), physical space (ruang kerja), dan technology (teknologi). Pertama adalah culture yang dapat memotivasi atau menginspirasi karyawan. Kedua adalah ruang physical space yang memberikan rasa nyaman dan penting untuk menciptakan kreativitas dan keterikatan dengan perusahaan.

Ketiga adalah technology yang mengacu kepada penggunaan berbagai perangkat untuk mempermudah pekerjaan karyawan. Menggunakan teknologi yang ketinggalan zaman akan mempersulit karyawan untuk berkomunikasi dan menciptakan lingkungan yang tidak produktif.

Selain Jacob Morgan, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Founder Ancora Group Gita Wirjawan,  Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Chairman Netmediatama Wishnutama juga akan hadir sebagai pembicara dalam acara ini. IHRS 2019 akan diikuti lebih dari 700 praktisi SDM dari berbagai industri.

IHRS 2019 akan membagi pengalaman yang lebih luas tentang bagaimana suatu organisasi mengoptimalkan tiga konsep di atas. Hal baru yang akan ditemukan adalah experience zone, peserta akan dapat mendapatkan pengalaman menarik dan berbeda dengan berada di dalam suatu zona kreatif yang mengintegrasikan budaya, teknologi, dan ruang kerja inovatif yang dapat menginspirasi peserta dalam membangun employee experience yang lebih baik.

Informasi lebih lanjut dan formulir pendaftaran dapat ditemui melalui situs resminya, yang dapat diakses melalui alamat berikut https://hrsummitindonesia.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Indonesia HR Summit 2019

Outpost Layanan Coworking & Coliving Space Berbasis di Bali Dapatkan Pendanaan 18,8 Miliar Rupiah

Pengembang layanan coworking dan coliving space Outpost baru saja mengumumkan perolehan pendanaan awal (seed funding) senilai $1,3 juta atau setara dengan 18,8 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini melibatkan tiga investor, yakni EverHaus, Strypes Holdings dan Clarenberg Ventures.

Saat ini Outpost telah memiliki dua unit properti di Bali dan satu unit properti di Phom Penh, Kamboja. Modal yang baru didapat rencananya akan dimanfaatkan untuk ekspansi ke berbagai wilayah lain di Asia Pasifik. Dalam waktu dekat, properti keempat mereka akan segera diluncurkan, dengan lokasi yang masih dirahasiakan.

Pada dasarnya Outpost berdiri karena melihat tren pekerja remote semakin meningkat. Mereka memfasilitasi kebutuhan ruang kerja untuk individu maupun kelompok (startup). Menurut Co-Founder Outpost David Abraham, generasi digital nomad telah banyak mempengaruhi bisnis di semua tingkatan.

“Pekerja dan pengusaha menginginkan alternatif dari gaya hidup perkotaan yang berintensitas tinggi. Mereka ingin terlibat dengan gaya hidup Asia yang beragam dan menarik sembari menyelesaikan pekerjaan,” ujar Abraham.

Peluang tersebut lalu dijadikan Abraham bersama rekannya Bryan Stewart landasan mendirikan Outpost di lokasi yang strategis. Di Bali, ada dua lokasi properti yang disediakan, yakni di kawasan Ubud dengan suasana pegunungan yang sejuk dan di Canggu dengan suasana pantai yang menawan.

Terkait akomodasi, baik untuk coworking dan coliving space disediakan paket harian, mingguan dan bulanan.

“Asia adalah pusat penemuan dan kewirausahaan. Outpost ingin memimpin dalam pengembangan gaya hidup kerja jarak jauh di Asia Pasifik. Kami adalah tim yang berbasis di Asia dengan pandangan global. Terhubung secara dengan komunitas lokal tempat kami beroperasi adalah penting agar bisa berkelanjutan dan menguntungkan di pasar,” tutup Abraham.

Cara FishGo Membantu Nelayan Indonesia

Satu lagi startup asal Indonesia yang mencoba mengembangkan solusi untuk membantu nelayan Indonesia. Mereka adalah FishGo. Startup asal Bali ini merupakan pemenang gelaran The NextDev 2018. Berbekal solusi yang dikembangkan, mereka bercita-cita untuk membantu menyejahterakan nelayan di Indonesia.

CEO FishGo I Gede Merta Yoga Pratama kepada DailySocial menjelaskan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah tangkapan ikan, khususnya para nelayan tradisional. Layanan ini memanfaatkan teknolgi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi untuk menentukan area potensial untuk menangkap ikan.

“Masalah yang ingin diselesaikan oleh FishGo adalah jumlah tangkapan nelayan tradisional yang tidak menentu, sehingga berdampak kepada pendapatan mereka. Hal ini bersumber dari metode penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang masih sanga tradisional, seperti memanfaatkan burung, bentuk awan, pola angin, dan lain-lain.”

“Oleh karena itu kami hadir menwarkan solusi berupa aplikasi yang dapat membantu nelayan menangkap ikan dengan memberikan informasi terkait lokasi yang memiliki potensi terbaik dan waktu paling sesuai untuk melakukan penagnkapan, sehingga nelayan akan mendapatkan kepastian setiap kali beliau melaut,” terang Merta.

FishGo didirikan Merta dengan Anak Agung Gede Aditya Pratama dan Donna Priskila B. Sebagai sebuah startup baru, secara operasional mereka telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah di Bali.

Kini FishGo sudah membantu 16 nelayan dari 16 kelompok yang berbeda untuk pengenalan penggunaan aplikasi. Selain itu mereka juga mengedukasi nelayan tentang penggunaan GPS Eksternal yang sudah diinput koordinat area potensial penangkapan ikan. Data GPS yang terekam kemudian dibandingkan dengan prediksi untuk terus meningkatkan akurasi.

“[Saat ini] Beberapa layanan yang dimiliki FishGo masih dalam pengembangan fitur, dan kami sedang mengembangkan fitur tambahan yang memerlukan beta test terlebih dahulu ke pengguna kini sebelum nanti rampung dan ready untuk kita launch,” imbuh Merta.

Selain area potensial untuk menangkap ikan, aplikasi FishGo juga menyediakan beberapa fitur lainnya, seperti ramalan cuaca dan kondisi ombak. Ke depan mereka juga akan mengembangkan fitur online fish market untuk menghubungkan nelayan dengan yang membutuhkan supply ikan.

FishGo bergabung dengan beberapa startup sejenis, seperti FishOn, Nalayan.id, mFish, dan Aruna untuk membantu memberdayakan teknologi bagi nelayan. Tahun ini FishGo menargetkan bisa membantu 1000 nelayan tradisional dalam kegiatan menangkap ikan sehari-hari.

Global Venture Summit 2019 Segera Diadakan di Bali

Pagelaran untuk startup Global Ventures Summit (GVS) akan kembali hadir di Indonesia. Kali ini akan diselenggarakan di Bali pada 27-29 Maret 2019 mendatang. Seperti rangkaian tahun lalu, GVS 2019 akan menyoroti banyak aspek tentang pendanaan startup, sekaligus diharapkan dapat memberikan peluang startup lokal untuk bertemu investor global.

Berbagai pihak yang berkepentingan dalam bisnis startup akan diundang, mulai dari venture capital, pemerintah, korporasi, hingga media. Beberapa nama yang sudah masuk ke dalan line-up termasuk Guy Kawasaki dan Billy Zane (Sillicon Valley Venture Capitalist), Lisa Nelson (Microsoft Ventures), Yinglan Tan (Insignia Ventures), Nicko Widjaja (MDI Ventures), Jefrey Joe (Alpha JWC Ventures) dll.

Ticketing Tersedia di https://www.gvsummit.co/indo-tickets

Mengenai sesi konferensi, disediakan berbagai tema yang cukup menarik. Pertama akan disorot mengenai ekonomi digital yang ditargetkan tahun 2020 akan berkembang — dibandingkan dengan kondisi ekosistem yang ada saat ini. Selain itu akan ada sesi khusus yang membahas tentang tantangan pendanaan di tahap awal untuk startup saat ini.

Beberapa sektor startup secara khusus juga akan didalami, mulai dari fintech, edutech, logistic, hingga deep tech. Sesi-sesi tersebut akan dibawakan Managing Partner dari investor spesialis yang sering memberikan pendanaan untuk startup terkait.

Bagi penggiat startup yang tertarik mengikuti acara ini, saat ini tiket masih dibuka, baik untuk partisipasi sebagai peserta maupun sebagai pengisi ruang pameran. Segera daftarkan diri untuk mendapatkan kesempatan bertemu dan berjejaring dengan investor global dari Silicon Valley.

Informasi lebih lanjut: https://www.gvsummit.co/indo-tickets

Disclosure: DailySocial merupakan media partner GVS 2019, Bali

Rentist Fasilitasi Pengguna untuk Pinjam dan Meminjamkan Barang

Rentist hadir mengusung konsep marketplace penyewaan berbagai kategori barang. Startup yang bermarkas di Bogor ini tengah mencoba mengakuisisi lebih banyak pengguna dengan memperbanyak mitra dan vendor. Selain di Bogor, mereka saat ini juga telah mulai beroperasi di Bali.

Mulai dikembangkan sejak tahun 2017, Rentist baru resmi beroperasi dan bisa digunakan pada pertengahan tahun 2018. Sejumlah fitur khas yang coba diusung mulai dari menampilkan daftar barang, filter berdasarkan kategori, hingga fitur kalender penyewaan untuk mengetahui ketersediaan barang.

Untuk operasionalnya, saat ini Rentist sudah mengantongi modal awal dari angel investor yang berasal dari Group RPA. Rentist memiliki visi untuk membantu pemilik barang mendapatkan tambahan penghasilan dengan menyewakan kepada orang yang membutuhkan.

“Kami membantu para owner atau pemilik barang untuk memverifikasi keaslian data-data pribadi seperti KTP, Kartu Keluarga, dan rekening bank dari calon penyewa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” terang CEO Rentist Alfie Radithya.

Pria yang akrab disapa Adit ini menceritakan bahwa pihaknya cukup optimis produknya bisa diterima di masyarakat.

“Target kami siapa pun yang memerlukan penghasilan tambahan, mulai anak kuliahan, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, sampai dengan para pengusaha rental; karena untuk menggunakan platform kami pengguna tidak dikenakan biaya,” imbuh Adit.

Saat ini Rentist menyediakan dua jenis aplikasi. Pertama aplikasi khusus para pemilik barang. Di sana terdapat fitur yang membantu pemilik barang menawarkan dan mengelola barang yang akan dipinjamkan. Kemudian yang kedua aplikasi untuk peminjam, memudahkan pengguna untuk memilih dan bertransaksi.

Dengan tidak membatasi kategori barang yang bisa dipinjam, Rentist membuka peluang untuk menjadi “rumah” untuk segala jenis transaksi peminjaman.

“Saat ini kami sedang fokus untuk mencari vendor atau mitra sebanyak-banyaknya dan untuk wilayah sementara ini kami ingin fokus di Bogor dan Bali dulu,” tutup Adit.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

XBlockchain Summit Akan Digelar di Bali, Bahas Penerapan Blockchain untuk Sektor Riil

XBlockchain Summit akan diselenggarakan di Bali pada 9-10 Oktober 2018 mendatang. Acara ini akan mengumpulkan para pemimpin perusahaan dan praktisi yang fokus mengembangkan teknologi blockchain. Acara ini terselenggara atas sinergi XBlockchain dan Indonesia Blockchain Association (ABI).

Tema utama yang akan dibahas dalam konferensi di antaranya mengenai pemanfaatan blockchain untuk penyelesaian masalah inklusi keuangan dan diskusi pemanfaatan blockchain di sektor riil.

Lanskap industri yang akan didiskusikan cukup luas mencakup finansial, kesehatan, logistik, permainan dan lain-lain. Akan turut hadir juga Menteri Keuangan Lithuania, Vilius Šapoka, yang akan menyampaikan studi kasus terbaik tentang regulasi blockchain di Uni Eropa.

Founder Stellar, McCaleb, akan membicarakan tentang adopsi teknologi blockchain di sektor publik. Ia akan mempresentasikan bagaimana blockchain merevolusi infrastruktur global dalam kaitannya dengan cross-border transfers. Selain itu akan ada juga Zac Cheah (CEO Pundi X), Susan Oh (PBB), Inge Halim (IBM), Oaul Sin (Deloitte), dan beberapa pemateri lainnya yang akan memberikan ulasan komprehensif soal penerapan blockchain.

Dalam rangkaian acara selama dua hari juga akan disematkan agenda networking untuk terciptanya berbagai kemungkinan baru melalui inovasi berbasis blockchain. Selain itu akan ada juga beberapa agenda di rangkaian acara, termasuk Business Matchmaking, XBlockchain Awards & Party, XBlockchain Lounge, dab XBlockchain Leader’s Dinner.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran ke acara ini, kunjungi situs resminya melalui tautan berikut ini: https://xblockchain.tech.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit

GOWES Resmikan Kehadiran di Bali

Setelah debut akhir Juli lalu di Jakarta, platform bike sharing lokal GOWES meresmikan kehadirannya di Bali. Seremoni peresmian dilakukan langsung olehDirut PT Surya Teknologi Perkasa Iwan Suryaputra dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut rilis yang diterima DailySocial, pasca peluncuran ini perusahaan sudah mengoperasikan ratusan sepeda GOWES di seputar Kuta dan Sanur.

Dalam sebuah wawancara bersama e27, Iwan pernah menyampaikan bahwa perusahaan menyadari betul bahwa budaya menggunakan sepeda masih sangat minim di Indonesia. Namun pihaknya meyakini bahwa uji coba ini akan menghasilkan tren baru di kalangan masyarakat. Minimal sebagai moda transportasi alternatif ketika mereka berlibur di suatu tempat wisata. Untuk itu pendekatan GOWES melakukan peluncuran awal di lokasi wisata, seperti di Monas, Sanur, dan Kuta.

Iwan turut memaparkan rencana ke depan untuk operasional GOWES. Layanan akan coba diintegrasikan dengan stasiun dan halte bus di Jakarta. Perusahaan saat ini tengah melakukan negosiasi dengan pemilik bangunan di wilayah sekitar untuk menyediakan tempat parkir khusus sepeda.

Di fase awal GOWES juga tidak membiarkan operasional sepenuhnya otomatis oleh sistem. Mereka masih melibatkan peran manusia, terutama dalam pengelolaan sepeda. Perusahaan menyadari betul ada stigma pesimis di kalangan masyarakat terhadap bike sharing, seperti risiko pencurian, pengembalian sepeda sembarangan/dilempar begitu saja, atau lainnya. Hal-hal tersebut memang nyata sudah terjadi.

GOWES menugaskan tim untuk memindai area tempat sepeda-sepeda ditinggalkan. Kegiatan pemindaian dilakukan tengah malam, saat semua aktivitas terhenti. Tim kemudian akan mengembalikan ke titik penjemputan sepeda, sehingga di pagi hari siap digunakan kembali. Diakui cara ini tidak efisien, namun demi proses edukasi perusahaan menilai penurunan efisiensi akan menghadirkan kesadaran di tengah masyarakat.

Didukung dua perusahaan yang sudah melantai di bursa saham, Kresna Graha Investama dan M Cash, GOWES menerapkan teknologi berbasis Tracking Device & Digital Indonesia Map di setiap unit sepeda. Implementasi teknologi tersebut memungkinkan pengguna tidak harus mengembalikan sepeda yang digunakan ke titik tertentu selama masih dalam area operasional GOWES.

Dengan Tracking Device & Digital Indonesia Map pada sepeda, tim GOWES dapat melacak lokasi sepeda dan kemudian melakukan pengumpulan sepeda yang telah selesai digunakan oleh pelanggan.

Application Information Will Show Up Here