Business Model Canvas: Pengertian, Elemen, Cara Membuat, dan Contohnya

Menjalankan bisnis membutuhkan perencanaan sebaik mungkin. Salah satu cara untuk mempersiapkannya adalah dengan menggunakan Business Model Canvas. Pernahkah kamu mendengar mockup desain bisnis yang satu ini? Banyak perusahaan yang menggunakan konsep Business Model Canvas, terutama bagi mereka yang baru memulai bisnis. Pengusaha umumnya menggunakan model bisnis ini dengan mengembangkan bisnis mereka dengan cara yang lebih efisien untuk mencapai target pasar.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai model bisnis ini, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Pengertian Business Model Canvas

Business model canvas, juga dikenal sebagai kanvas model bisnis, adalah strategi manajemen internal perusahaan yang dengan mudah memetakan sasaran konsumen, keuangan, dan infrastruktur dalam satu halaman. Ini adalah kekhasan dibandingkan dengan format rencana bisnis biasa, yang biasanya ditulis di atas lembaran kertas.

Oleh karena itu, tidak heran jika Business Model Canvas menjadi model perencanaan bisnis dari banyak startup. Meski lebih kompak, setiap panel harus berisi beberapa anggota pendukung. Dengan demikian, representasi mengalir dari satu komponen ke komponen lainnya hingga akhir. 

Elemen Penting Business Model Kanvas

  1. Customer Segments

Customer segment berarti kamu perlu menentukan segmen pengguna mana yang ditargetkan perusahaan kamu. Target konsumen dapat dibagi menjadi segmen yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, seperti usia, jenis kelamin, hobi atau tingkat konsumsi.

  1. Value Proposition

Sederhananya, value proposition adalah nilai jual produk/layanan yang membuat pengguna memutuskan untuk membeli/menyewanya dari perusahaan kamu. Contohnya adalah apa yang dibutuhkan pengguna. Jika kamu memberi mereka apa yang mereka butuhkan, mereka akan membeli produk yang dijual bisnis kamu.

Dalam model bisnis Canvas, value proposition uga bisa menjadi solusi untuk masalah pengguna. Entah solusi yang belum pernah ada sebelumnya, atau solusi dengan pendekatan baru yang lebih efisien. Jadi cobalah untuk membuat proposisi penjualan yang unik untuk toko kamu.

  1. Channel

Saluran Business Model Canvas adalah sarana interaksi antara pengguna dan bisnis kamu, baik untuk mempromosikan penjualan, membeli produk dan layanan yang ditawarkan, atau bahkan menanggapi keluhan.

Contoh paling umum dari model bisnis kanvas yang menggunakan elemen ini adalah media sosial, di mana perusahaan dapat berinteraksi langsung dengan penggunanya untuk berbagi informasi penting atau menanggapi keluhan.

  1. Customer Relationship

Customer relationship membantu kamu memilih strategi terbaik untuk berinteraksi dengan pelanggan. Tidak hanya tentang kapan produk dipasarkan atau saat promosi, tetapi juga bagaimana menanggapi keluhan dan bagaimana membuat konsumen enggan membeli produk tersebut. 

  1. Revenue Streams

Revenue streams adalah sumber pendapatan bagi perusahaan. Dalam elemen ini, kamu perlu mengetahui di mana dan bagaimana perusahaan menghasilkan pendapatannya.

  1. Key Activities

Key activities adalah semua fungsi yang terkait dengan produktivitas bisnis yang terkait dengan produk, dengan tugas utama menciptakan proposisi nilai untuk produk. 

  1. Key Resource

Key partnership adalah elemen BMC yang berisi daftar sumber daya yang harus dirancang dan diimplementasikan perusahaan untuk mencapai proposisi nilainya. Ini mengimplementasikan fungsi yang paling penting.

  1. Key Partnership

Key partnership adalah daftar sumber daya eksternal yang kamu perlukan agar model bisnis Anda saat ini berfungsi. 

  1. Cost Structure

Cost structure adalah sistem keuangan yang membiayai operasi perusahaan. Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mengelola operasi bisnis per hari? Berapa biaya sumber daya yang dikonsumsi? Berapa harga pasaran produk tersebut? 

Cara Membuat Business Model Canvas

Meski terlihat sederhana, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melakukannya. Cara membuat business model canvas adalah sebagai berikut.

  1. Lakukan Analisis Kompetitor

Langkah pertama dalam membuat model bisnis adalah menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam industri yang sama. Dengan begitu kamu bisa melihat keberhasilan dan kegagalan mereka, dan mengidentifikasi kekurangan apa yang bisa diatasi.

Selain itu, informasi ini memungkinkan kamu mengambil langkah-langkah inovatif untuk menjangkau pasar dan target lebih baik dari pesaing kamu. 

  1. Urutkan Elemen Secara Sistematis

Langkah selanjutnya dalam membuat template model bisnis adalah menyusun sembilan elemen di atas secara sistematis. Misalnya, mari kita mulai dengan segmentasi pelanggan, diikuti dengan saluran, menentukan jangka waktu, dll.

  1. Pastikan Semua Elemen Saling Mendukung

Hal yang sama pentingnya saat membuat template model bisnis adalah memastikan sembilan elemen saling mendukung, sehingga menghasilkan rangkaian proses. Hal ini membuat proses implementasi menjadi lebih mudah.

  1. Lakukan Review

Langkah selanjutnya setelah menyelesaikan template model bisnis adalah meninjau dan mengevaluasi kembali kemungkinan implementasi di masa mendatang. Jika perlu, kamu dapat meminta penilaian dari mentor atau pihak ketiga yang terpercaya. 

Contoh Cara Menggunakan Business Model Canvas

Untuk lebih memahami lagi, kali ini kami menawarkan beberapa contoh materi model bisnis dari berbagai industri sebagai contoh ilustrasi:

  1. Contoh model bisnis Gojek Canvas

Di bawah ini adalah contoh model bisnis jasa pengiriman online:

Satu hal yang membedakan Gojek dengan penyedia jasa transportasi pada umumnya adalah sumber daya yang signifikan. Jika pada umumnya penyedia jasa transportasi perlu memiliki aset berupa kendaraan dan juga tempat parkir yang luas, perusahaan Gojek tidak membutuhkannya. Karena model bisnis Gojek menawarkan nilai baru ketika layanannya mengandalkan driver mitra dengan kendaraannya sendiri. Inilah salah satu alasan mengapa model bisnis Gojek terkesan lebih efisien dan bisa menawarkan harga yang lebih murah. 

  1. Contoh business model canvas untuk perusahaan makanan

Di bawah ini adalah contoh kanvas model bisnis untuk perusahaan makanan. Jika bisnismu bergerak di bidang kuliner, contoh di bawah ini adalah contoh sederhana yang bisa kamu terapkan. Kamu tinggal menyesuaikan segmentasi dengan target pelanggan bisnis kamu. Kemudian gabungkan dengan elemen lain. 

Nah demikianlah rangkuman tentang Business Model Canvas dari pengertian hingga contohnya. Semoga bermanfaat!

Merancang Strategi Bisnis dengan Aplikasi Business Model Canvas

Perencanaan bisnis kadang kala menyulitkan, ada berbagai hal yang harus dipikirkan dari mulai ide penjualan bahkan cara mendapatkan keuntungan dan value yang harus dikejar. Maka dari itu adanya aplikasi business model canvas ini akan membantu Anda untuk membuat alat presentasi kerangka kerja suatu bisnis secara keseluruhan.

Sangat praktis bukan? Mengenai pembuatannya Anda bisa memakai 5 Aplikasi business model canvas ini.

Pilihan Aplikasi Business Model Canvas

Business Model Canvas PRO

Aplikasi Business Model Canvas

 

Aplikasi satu ini bisa membantu Anda dalam membuat Business Model Canvas yang bisa dilakukan hanya dalam beberapa sentuhan saja, dengan aplikasi Anda bisa membuat versi lengkap visualisasi dari bisnis yang akan Anda jalankan. Tak hanya itu Anda juga diberikan beberapa bantuan template untuk kasus bisnis yang sukses sehingga Anda bisa melihatnya dan mungkin diadaptasi di bisnis Anda.

Leanvas : Business Model Canvas

Aplikasi Business Model Canvas

Aplikasi ini juga bisa membantu Anda dalam membuat gambaran terkait bisnis apa yang akan Anda jalani. Leanves ini memiliki keunggulan dari segi tampilan karena ketika Anda menggunakannya Leanvas ini sangat user friendly.

Dari aplikasi ini juga Anda bisa menuliskan masalah-masalah apa yang Anda dapatkan ketika membangun sebuah bisnis dan bagaimana cara pembagian fokus permasalahan bisnis Anda bisa teratasi. Kelebihan dari aplikasi ini adalah model canvas dari bisnis Anda bisa diunduh menjadi bentuk PDF.

Business Model Canvas & SWOT

Aplikasi Business Model Canvas

Rekomendasi aplikasi lainnya adalah Business Model Canvas dan SWOT yang bisa Anda unduh secara gratis melalui Play Store. Dengan aplikasi ini Anda bisa menciptakan canva dan menganalisis SWOT (Strength, weakness, opportunities, Threat)  dari bisnis yang akan Anda jalankan.

Tak hanya itu, Anda bisa meng-export hasil bisnis Anda menjadi bentuk JPG dan PDF agar mudah di bagikan ke orang lain. Namun ketika menggunakannya Anda juga sebaiknya membayar premium dari aplikasi ini agar memudahkan Anda untuk menggunakan semua fiturnya.

Business Model Canvas App

Aplikasi Business Model Canvas

Aplikasi satu ini tentu saja memudahkan Anda membuat bisnis dengan struktur dan juga keinginan yang jelas. Aplikasi ini bisa Anda gunakan sesuai juga dengan bahasa yang Anda inginkan, bisa dari bahasa inggris bahkan juga bahasa lainnya.

Dalam aplikasi ini Anda bisa membagi-bagi mana yang dharus dikerjakan terlebih dahulu ketika membangun sebuah bisnis mana juga yang harus dikerjakan secara pelan-pelan. Keunggulan dari aplikasi ini adalah Anda bisa menggunakan fitur post it dimana Anda bisa menggunakannya sebagai catatn kecil dalam Business model Canvas.

GoCanvas 

Aplikasi Business Model Canvas

Rekomendasi terakhir aplikasi yang bisa Anda lakukan untuk membuat Business Model Canvas adalah GoCanvas. Dengan aplikasi yang bisa Anda unduh secara gratis di Play Store ini, Anda bisa mengubah gambaran bisnis Anda Menjadi bentuk form yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha Anda.

Tak hanya itu, keunggulan dari aplikasi ini Anda bahkan bisa menambahkan foto dalam strategi bisnis Anda dan juga menuliskan total harga atau jumlah yang kiranya harus  Anda persiapkan dalam membuat bisnis.

Demikianlah rekomendasi 5 aplikasi Business model canvas yang bisa Anda unduh secara gratis di Play Store, tentunya dalam aplikasi ini ada berbagai kelebihan dan kelemahan yang bisa Anda kondisikan tergantung kebutuhan bisnis online maupun offline Anda. Selamat mencoba!

Gambar Header Pixabay

Membuat “Business Model Canvas” untuk Startup Pemula

Banyak hal yang harus dilakukan founder untuk memastikan bisnis startup berjalan baik ketika diluncurkan, salah satunya dengan mematangkan model bisnis (business model). Model bisnis adalah strategi yang akan dilakukan startup untuk menghasilkan nilai (value) untuk berbagai pihak yang terlibat dalam proses itu sendiri.

Penting untuk menjadi catatan, model bisnis berbeda dengan rencana bisnis (business plan). Tujuan model bisnis ialah untuk membantu startup memvalidasi sumber daya, aktivitas, kanal, hingga hubungan yang akan dijalin. Sementara rencana bisnis lebih kepada strategi untuk mencapai target yang diinginkan — sehingga nantinya akan berbicara mengenai pemasaran, keuangan, dan lain-lain.

Perbedaan model bisnis dan rencana bisnis
Perbedaan model bisnis dan rencana bisnis / NVI

Model bisnis untuk startup tahap awal sifatnya eksperimental. Artinya konsep yang dibuat pertama kali bisa saja tidak berhasil diimplementasikan, karena founder memang perlu melakukan pengujian, validasi dan pembuatan ulang hingga menemukan model yang pas untuk startupnya.

Business Model Canvas

Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja yang paling populer untuk mendefinisikan model bisnis startup. Kanvas disusun untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis agar menghasilkan kinerja yang lebih optimal untuk startup. Kanvas ini dapat digunakan untuk semua jenis startup, tanpa terbatas sektor usahanya. Bagi founder dan/atau mentor startup, BMC digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kekurangan proses bisnis.

Susunan Business Model Canvas
Susunan Business Model Canvas / JAM

BMC memiliki sembilan elemen yang saling terhubung. Adapun sembilan elemen tersebut meliputi: (1) Customer Segments, (2) Customer Relationships, (3) Value Proposition, (4) Channels, (5) Revenue Streams, (6) Key Activities, (7) Key Partners, (8) Resources, (9) Cost Structure. Mungkin dalam template yang berbeda penyebutan istilahnya berbeda, namun pada dasarnya tujuannya tetap sama.

Secara fungsi, kesembilan elemen tersebut terbagi menjadi tiga kategori, yakni desirability (elemen yang mendefinisikan keinginan startup/founder) meliputi customer segments, value proposition dan customer relationships; feasibility (elemen yang mendefinisikan dukungan untuk merealisasikan keinginan tersebut) meliputi channels, key activities, key resources dan key partners; dan viability (elemen yang mendefinisikan ketahanan bisnis) meliputi revenue streams dan cost structure.

Template kanvas BMC yang paling populer digunakan dan gratis dapat diunduh di Strategyzer. Dalam artikel ini, petunjuk pengerjaan yang akan digunakan mengambil template dari situs tersebut.

Penjelasan elemen BMC

Pengisian template BMC dimulai dari kolom Customer Segments di sebelah kanan. Pada dasarnya bagian ini ditulis daftar konsumen yang disasar. Dalam mengisi, founder perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapa pengguna utama produk Anda? Bagaimana karakteristiknya? Apa saja segmentasi konsumen yang ingin disasar?”, agar menjadi lebih spesifik dan detail.

Segmentasi konsumen bisa beragam, bahkan sebuah produk bisa saja menyasar lebih dari satu segmen. Beberapa jenis segmentasi dalam startup digital seperti B2C (Business to Consumer), B2B (Business to Business), C2C (Customer to Customer), B2G (Business to Government) — atau gabungan dari beberapa segmentasi seperti B2B2C dan B2B2G.

Tidak cukup sampai di situ, masing-masing segmen pelanggan harus dipahami karakteristiknya secara mendalam. Sementara karakteristik masing-masing segmen pelanggan bisa saja berbeda penjabarannya. Bagan di bawah ini adalah contoh pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab founder agar memahami karakteristik calon pelanggannya.

Karakteristik konsumen B2C dan B2B
Memahami karakteristi konsumen dari segmen B2C dan B2B

Kemudian elemen berikutnya Value Proposition, yakni berisi mengenai solusi yang coba ditawarkan kepada pelanggan. Beberapa pertanyaan yang dapat dijawab founder untuk mengisi bagian ini di antaranya: “Masalah apa yang coba diselesai dengan produk/layanan startup Anda? Apakah permasalahan tersebut cukup signifikan? Solusi apa yang ingin ditawarkan? Apa manfaat solusi tersebut bagi konsumen?”.

Lalu yang menjembatani antara dua elemen tersebut di atas Channel, yakni tentang bagaimana solusi disampaikan kepada pelanggan. Prinsip dari elemen channels nantinya akan terkait dengan pemasaran, penjualan, distribusi, dan dukungan pasca penjualan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab founder untuk mengisi elemen ini antara lain: “Bagaimana startup Anda berkomunikasi dengan pelanggan? Bagaimana menyampaikan produk/layanan ke konsumen?”.

Kemudahan akses ke layanan digital memang membuat poin ini terlihat makin mudah. Media sosial, situs online, atau aplikasi ponsel bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun kembali lagi, pemilihan kanal sebaiknya dipilih berdasarkan karakteristik pelanggan yang sudah diidentifikasi dalam proses sebelumnya.

Revenue Streams menjadi elemen berikutnya yang perlu dipikirkan, yakni bagaimana solusi yang dihasilkan dapat menghasilkan pemasukan bagi startup. Di era digital ini, varian revenue streams menjadi lebih luas. Ada yang bersifat langsung seperti pembayaran per transaksi, lisensi, berlangganan, freemium, iklan, penjualan produk dll. Ada juga yang bersifat tidak langsung seperti referral, affiliate dll. Tiap produk/layanan bisa memiliki mekanisme yang berbeda dan bisa memiliki lebih dari satu mekanisme.

Selain perlu memahami ragam jenis revenue streams untuk bisnis digital, founder juga perlu mencermati beberapa hal berikut: “Bagaimana dengan model perhitungan harga (pricing models) yang diterapkan? Di harga berapa konsumen mau membayar?, “Bagaimana perbandingan kontribusi antar revenue streams? Bagaimana harga yang ditawarkan kompetitor produk sejenis?”.

Selanjutnya masih ada lima elemen yang perlu diisi. Kelimanya diisi berdasarkan empat poin di atas yang sudah didefinisikan. Berikut penjelasan kelimanya:

  • Customer Relationships merupakan mekanisme yang dilakukan oleh startup untuk berhubungan dengan pelanggan. Tujuannya untuk meningkatkan traksi, sehingga tidak berpaling ke produk kompetitor.
  • Key Activities merupakan berbagai kegiatan yang perlu akan dilakukan untuk merealisasikan empat elemen di atas, mulai dari riset konsumen, pengembangan produk, hingga distribusi melalui kanal yang dipilih.
  • Key Resources adalah berbagai kebutuhan yang perlu disediakan untuk merealisasikan model bisnis, bisa berupa dukungan orang, alat atau perangkat lunak, dan lain-lain.
  • Key Partnership adalah pihak-pihak yang menjadi penentu jalannya bisnis. Misalnya yang dikembangkan adalah platform e-commerce, bisa jadi yang menjadi rekanan utamanya adalah pemasok barang atau distributor.
  • Cost Strucuture berisi biaya-biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengembangkan, memasarkan dan mendistribusikan layanan yang berhasil dikembangkan startup.

Berikut ini contoh BMC yang ditemukan di internet, dengan studi kasus beberapa bisnis digital yang saat ini sudah sukses.