Broom Raih Pendanaan Rp380 Miliar Dipimpin Openspace Ventures

Broom, startup yang bergerak di bidang marketplace mobil bekas di Indonesia, telah berhasil mengamankan pendanaan Seri A+ sebesar $25 juta atau setara Rp380 miliar. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat digitalisasi sektor otomotif tradisional di Indonesia, salah satu industri terbesar di Asia Tenggara.

Pendanaan ini dipimpin oleh Openspace, dengan partisipasi dari AC Ventures, Quona Capital, MUFG Innovation Partners, dan PKSHA Capital.

Seblumnya Broom mengumumkan pendanaan pra-seri A pada Maret 2023 lalu senilai $10 juta. Berdasarkan data yang dilaporkan ke regulator, AC Ventures dan Quona Capital (keduanya adalah investor terdahulu), serta MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures turut berpartisipasi pada putaran ini. Di pendanaan awalnya, Broom juga telah mengantongi dana senilai $3 dipimpin oleh AC Ventures, serta partisipasi dari Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri Kopi Kenangan dan Lummo.

Pendanaan ini datang setelah Broom mencatat pertumbuhan bisnis yang signifikan sepanjang tahun lalu. Pada paruh pertama 2024, berbagai lini bisnis utama dan baru Broom menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Dengan investasi ini, Broom berencana memperluas pasar, melanjutkan kemitraan strategis, dan membangun tim yang solid untuk mendorong kesuksesan jangka panjang.

“Kami senang dapat terus mendukung Broom dalam proses digitalisasi sektor otomotif tradisional, dengan fokus pada penyediaan solusi pembiayaan yang lebih baik untuk dealer, yang merupakan tulang punggung industri ini,” ujar Direktur Eksekutif Openspace  Ayu Tanoesoedibjo.

Misi transformasi sektor otomotif

Co-Founder & CEO Broom Pandu Adi Laras menegaskan bahwa pendanaan ini adalah bukti kepercayaan investor terhadap misi perusahaan untuk mengubah industri otomotif. Ia menyebutkan bahwa tantangan seperti opsi pembiayaan yang ketinggalan zaman dan kurangnya integrasi digital telah menghambat perkembangan dealer dan konsumen.

“Dengan menyediakan solusi menyeluruh, termasuk pembiayaan yang lebih inovatif dan inklusif untuk dealer di seluruh Indonesia, kami berharap dapat mentransformasi industri ini dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Pandu.

Pertumbuhan Broom terlihat dari pencapaian finansial yang signifikan. Pada paruh pertama 2024, Broom mencatat peningkatan penyaluran dana dari produk Buyback—solusi bagi dealer mobil untuk menjual sementara stok kendaraan mereka guna mendapatkan modal kerja—dengan kenaikan 144,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp1,1 triliun (US$72,5 juta).

Lebih dari 7.000 dealer otomotif UMKM telah terbantu melalui produk ini. Selain itu, layanan baru Broom Leasing Channeling (BLC), yang diluncurkan pada kuartal keempat 2023, telah menghasilkan 2.300 transaksi dengan pendapatan lebih dari US$17 juta dan meraih pangsa pasar sebesar 25 persen pada paruh pertama 2024.

Langkah strategis di tengah tantangan pendanaan

Di tengah kondisi sektor pendanaan yang menantang, di mana data Asia menunjukkan pembiayaan berada pada level terendah sejak 2015, kesuksesan Broom dalam mendapatkan pendanaan ini semakin menegaskan posisi perusahaan di jalur pertumbuhan yang kuat.

Dengan total investasi yang telah diterima hingga saat ini, Broom berada dalam posisi yang kuat untuk mengeksekusi rencana pertumbuhannya. Pada paruh kedua 2024, Broom akan fokus pada ekspansi operasi ke Indonesia bagian barat dan timur, bekerja sama dengan 23 perusahaan multifinance untuk mempermudah proses transaksi melalui integrasi API, serta memperkuat kapabilitas organisasi dengan mempertahankan dan merekrut talenta terbaik.

“Pendekatan inovatif Broom terhadap pembiayaan otomotif tidak hanya mengubah industri konvensional, tetapi juga meningkatkan nilai bagi mitra dan pelanggan kami, dengan solusi yang lebih cepat, mudah, dan efisien,” tutup Pandu.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

OLXmobbi Hadirkan Layanan Terintegrasi, Permudah Transaksi Mobil Bekas

PT Astra Digital Mobil (ADMO) melalui OLXmobbi kini menawarkan layanan terintegrasi untuk mempermudah transaksi jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas. Melalui kolaborasi dengan berbagai lini bisnis Grup Astra di bidang otomotif dan keuangan, OLXmobbi menyediakan solusi menyeluruh bagi pelanggan.

“OLXmobbi bersemangat menjalin berbagai kolaborasi dengan lini bisnis Grup Astra. Untuk proses pembiayaan, kami bekerja sama dengan ACC, Toyota Astra Financial Services, Asuransi Astra Buana, dan AstraPay. Kami juga menjadi mitra resmi trade-in dari Auto2000 dan Astra Daihatsu,” kata President Director PT Astra Digital Mobil Naga Sujady.

Menurut Director & Co-CEO PT Astra Digital Mobil CK Yap, kolaborasi ini bertujuan menghubungkan bisnis mobil bekas di dalam Grup Astra, memberikan akses layanan yang lebih luas dan mempermudah proses transaksi. Dengan lebih dari 2.000 mobil bekas berkualitas, OLXmobbi menawarkan proses yang aman, nyaman, cepat, dan mudah.

Director PT Tokobagus Agung Iskandar, menambahkan bahwa semua proses transaksi di OLXmobbi ditangani oleh tim ahli yang tersertifikasi. OLXmobbi juga menyediakan garansi mesin dan transmisi hingga satu tahun, jaminan uang kembali dalam tujuh hari, gratis biaya jasa perawatan, dan layanan home test drive.

Pelanggan yang ingin menjual, membeli, atau tukar tambah mobil dapat mengunjungi store OLXmobbi atau melalui website olxmobbi.co.id. Dengan lebih dari 30 store di 10 wilayah di Indonesia, OLXmobbi menawarkan layanan inspeksi di rumah untuk memudahkan pelanggan menjual mobil mereka dengan cepat dan efisien.

Pada tahun ini, OLXmobbi akan berpartisipasi sebagai Official Trade-in Partner dalam event GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD pada 18-28 Juli 2024.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Carsome Raih Laba Kuartalan Pertama, Optimis Capai Profitabilitas Tahunan di 2024

Carsome mengumumkan capaian EBITDA positif pertamanya untuk kuartal pertama 2024. Berkat peningkatan signifikan dalam Gross Profit Per Unit (GPU) sebesar 48% secara tahunan, perusahaan ini semakin mendekat pada target profitabilitas tahunan pertamanya.

“Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas penuh tahun ini, sekaligus terus memperluas kepemimpinan kami di kawasan dan industri ini. Potensi pasar kami sangat besar dan kami baru saja memulai perjalanan ini,” tutur Co-Founder & CEO Carsome Eric Cheng.

Selain itu, Carsome juga berhasil menjual lebih dari 150.000 mobil pada tahun 2023, meningkatkan total penjualan mobil sejak didirikan menjadi lebih dari 500.000 unit. Peningkatan pendapatan ini tidak hanya berasal dari penjualan mobil, tetapi juga dari layanan pendukung seperti Carsome Capital, yang melaporkan peningkatan pendapatan lebih dari 80% pada tahun 2023.

Carsome, yang beroperasi di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura, juga mencatat efisiensi operasional yang signifikan dengan mengurangi Biaya Akuisisi Pelanggan (CAC) sebesar 37% melalui pemanfaatan ekuitas merek dan integrasi layanan ekosistem yang komprehensif.

“Dengan pencapaian profitabilitas ini, kami tidak hanya mengukuhkan model bisnis kami tetapi juga menegaskan potensi kesuksesan jangka panjang kami,” tambah Cheng. Carsome kini berambisi untuk terus berinovasi dalam sektor otomotif, menciptakan peluang yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah di Asia Tenggara.

Sebelumnya di tahun 2022, perusahaan juga sempat melakukan efisiensi dengan melakukan PHK terhadap 10% total stafnya.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Konsolidasi OLXmobbi, Langkah Astra Bersaing di Pasar O2O Mobil Bekas

Pasar mobil bekas masih sangat diminati konsumen Indonesia. Sepanjang 2023, volume penjualan mobil baru diestimasi berkisar 1 juta unit, sedangkan penjualan mobil bekas diperkirakan melampaui angka tersebut.

Mengacu laporan Ken Research, volume penjualan mobil bekas di tanah air diproyeksikan tumbuh 14,2% CAGR (2020-2025F). Salah satu faktor pendorongnya adalah ketersediaan opsi fasilitas kredit atau pembiayaan.

Sumber: Ken Research

Kehadiran platform marketplace otomotif sejak lama memberikan cara baru bagi konsumen untuk mencari lebih banyak pilihan. Platform digital banyak digunakan untuk memasang iklan jual mobil bekas, yang mana memudahkan konsumen untuk mengecek dulu sebelum datangi showroom.

Survei lain yang diterbitkan DSResearch pada 2018 menyebut bahwa 96% konsumen banyak memanfaatkan platform digital untuk mencari informasi, menjual, atau membeli mobil.

Astra genjot O2O

Dalam skala regional, Indonesia masih merajai penjualan kendaraan terbesar di Asia Tenggara dari total 3,35 juta unit di sepanjang 2023 menurut laporan ASEAN Automotice Federation (AAF).

Beberapa pemain kunci di industri dalam negeri mengambil sejumlah langkah strategis untuk memperkuat ekosistem layanannya dan bersaing dengan perusahaan asing yang mengakuisisi platform otomotif dalam negeri.

Langkah ini juga ditempuh perusahaan konglomerasi Astra dengan mencaplok OLX pada 2023. Bulan lalu, Astra resmi mengumumkan peleburan Mobil88, mobbi, dan OLX Autos menjadi OLXmobbi. Kini, OLXmobbi berada di bawah naungan PT Astra Digital Mobil.

“Peleburan tiga pemain besar di pasar mobil bekas Indonesia, yakni mobil88, mobbi, dan OLX Autos, diharapkan bisa membuat pasar mobil bekas di Indonesia semakin bergairah, dan bisnis jual-beli mobil bekas Grup Astra kian solid,” ujar Presiden Direktur Astra Digital Mobil Naga Sujady dalam keterangan terpisah kepada DailySocial.id beberapa waktu lalu.

Terlebih, ini juga menjadi strategi perusahaan di tengah menurunnya tren penjualan mobil baru. Diketahui, penjualan roda empat Astra tercatat merosot 23% (YoY) menjadi 40.438 unit pada Maret 2024. Secara nasional, Astra menguasai 54% pangsa pasar mobil baru di Indonesia.

Naga mengungkap bahwa OLXmobbi akan menghadirkan pengalaman omnichannel dengan menggabungkan kanal offline dan online (O2O). Dengan model B2C, OLXmobbi menghubungkan showroom milik ekosistem Grup Astra kepada pembeli mobil bekas.

Sebelum kehadiran OLX dan mobbi, penjualan mobil offline Astra dikerek anak usahanya, Mobil88. Bergabungnya ekosistem OLX dinilai akan meningkatkan kredibilitas OLXmobbi, terutama kinerja jual-beli mobil bekas ke depannya.

“Kami sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk ekspansi, termasuk melihat pasar dan lokasi yang dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi bisnis kami. Namun, kami belum memutuskan waktu pasti untuk ekspansi ini,” jelasnya.

OLXmobbi telah memiliki lebih dari 30 store dan inspection center di 10 kota besar di Indonesia, termasuk di Jabodebaek, Bandung, Surabaya, dan Denpasar.

Pihaknya enggan mengelaborasi lebih lanjut, tapi peleburan ini memungkinkan mereka untuk bersinergi dengan inisiatif digital Astra lainnya, seperti Astra Otoshop, platform e-commerce B2B dan B2C untuk suku cadang kendaraan roda dua dan roda empat dan Auto2000 Digiroom yang melayani purnajual, bengkel, dan home service.

Sejauh ini, Grup Astra memiliki lini digital yang dibidik untuk dapat menghasilkan sumber pendapatan baru, seperti Motorku X, AstraPay, Moxa, Maucash, Seva.id, Movic, Mobbi.

Konsolidasi pemain

Beberapa tahun terakhir, sektor otomotif banyak diwarnai aksi konsolidasi. Merger dan akuisisi ditempuh sejalan dengan sulitnya akses permodalan dan upaya meningkatkan efisiensi di tengah sulitnya makroekonomi. Cars 24 angkat kaki dari Indonesia pada tahun lalu.

Dalam peta persaingannya, OLXmobbi akan bersaing dengan sejumlah platform, seperti Mobil123, Carsome, Carro, dan Carsome. Sebagai gambaran, Carsome kini menaungi Mobil 123 dan Carmudi. Carsome bermain di C2B2C, yang mana tak hanya menjual langsung ke konsumen, tetapi juga membeli dari konsumen dan menjualnya ke jaringan diler.

Company Acquirer Year
Carmudi Indonesia iCar Asia 2019
iCarAsia Carsome 2022
MPRent Carro 2023

Menariknya, beberapa pemain lain masuk ke bisnis pembiayaan (multifinance) untuk mengakomodasi kebutuhan pembiayaan kendaraan sekaligus memperkuat ekosistem mobil bekas mereka.

Carro mengakuisisi 50% saham MPMRent yang merupakan penyedia sewa mobil. Carro juga memiliki bisnis pembiayaan sendiri melalui PT Sembrani Finance Indonesia. Sementara, Moladin baru-baru ini masuk ke bisnis multifinance yang mana telah berizin OJK.

Pesaing kuat lainnya, OTO.com tak hanya bermain di mobil bekas, tetapi juga motor, truk, dan kendaraan listrik. OTO.com adalah anak usaha Girnar Software Pvt. Ltd yang juga mengoperasikan CarDekho dan Zigwheels, portal mobil terbesar di India.

Application Information Will Show Up Here

Moladin Rilis Aplikasi untuk Bantu Tata Kelola Dealer Mobil

Moladin Group resmi meluncurkan aplikasi yang memudahkan pemilik dealer mobil untuk beroperasi. Platform ini berfungsi untuk menyederhanakan dan meningkatkan transparansi aktivitas operasional dealer.

Dealer berperan penting untuk menghubungkan pembeli dengan pemberi pinjaman. Namun mereka sering dihadapkan pada isu terkait pencatatan data hingga interaksi dengan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, dealer mobil juga memiliki akses terbatas ke layanan teknologi. Faktor-faktor di atas disebut menghambat pertumbuhan bisnis mereka.

“Hubungan dekat kami dengan dealer selama tujuh tahun terakhir telah memberi kami pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi para dealer,” kata CPO Moladin Praz Perkasa.

Aplikasi Moladin Dealer saat ini baru tersedia untuk pengguna perangkat Android. Klaimnya, aplikasi ini telah di telah diunduh sekitar 5.000 dealer.

Adapun, Moladin menyiapkan sejumlah fitur untuk mengatasi tantangan di atas, antara lain pelacakan plafon pinjaman, pelacakan siklus penagihan, pemantauan pinjaman berlangsung maupun yang sudah lewat, pelunasan pinjaman lebih awal, dan akses ke dokumen pasca-pencairan pinjaman

Selain itu, aplikasi Moladin Dealer juga mengotomatisasi sejumlah proses bisnis yang biasanya dilakukan secara manual oleh salesforce. Dengan begitu, mereka bisa fokus menyiapkan inisiatif-inisiatif yang lebih strategis, seperti membangun hubungan dengan dealer.

“Aplikasi Moladin Dealer memberdayakan dealer dengan teknologi dan proses yang efisien, menghemat waktu dan mengurangi ketergantungan pada tugas manual. Kami akan menambahkan lebih banyak fitur untuk lebih menyederhanakan pekerjaan dealer di masa mendatang.”

Platform otomotif cukup terdampak dari situasi makroekonomi. Beberapa pemain car marketplace, seperti Moladin dan OLX Autos melakukan pengurangan karyawan tahun lalu. Kemudian, car marketplace asal India Cars24 angkat kaki dari pasar Indonesia padahal baru beroperasi kurang dari 2 tahun.

Moladin pun masuk ke bisnis pembiayaan untuk memperkuat ekosistem penjualan mobil bekasnya. Kendati demikian, situasi tersebut tampaknya tidak menyurutkan kemunculan pemain baru, salah satunya Galemoru, platform penjualan mobil baru yang diklaim pertama di Indonesia. Platform ini meluncur akhir 2023.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan penjualan mobil di 2024 menembus 1,1 juta unit secara wholesale atau pabrikan ke dealer resmi. Mengutip CNBC Indonesia, penjualan mobil tahun lalu tercatat merosot 4,3% menjadi 1 juta unit dibandingkan tahun sebelumnya. 

Saat ini, penjualan mobil bekas online diisi oleh sejumlah pemain, seperti Carro, Carsome, Carmudi, Moladin, OLX Autos, dan Astra mobbi.

Application Information Will Show Up Here

Galemoru Ramaikan Pasar Jual-Beli Mobil Online

Pasar otomotif online Indonesia kembali diisi oleh pemain baru di segmen car marketplace. Galemoru resmi memperkenalkan aplikasinya yang diposisikan sebagai platform pertama di Indonesia yang memfasilitasi pembelian mobil baru secara instan, aman, dan transparan.

Galemoru didirikan oleh Harry Sendiko (CEO) yang sebelumnya mengecap perjalanan karier panjang selama 30 tahun lebih di Astra International. Adapun aplikasi tersebut dikembangkan sejak Oktober 2021.

Kehadiran Galemori dikatakan untuk menjawab perubahan perilaku generasi Z dan milenial terhadap tren belanja online. Selain itu, pihaknya melihat belum ada penjualan mobil di Indonesia yang 100% dilakukan lewat aplikasi. Kebanyakan transaksi di sejumlah car marketplace masih terjadi secara hibrida, alias menggabungkan O2O untuk meningkatkan pengalaman pembeli.

“Kita melihat bahwa gen Z itu cenderung tidak ingin membeli melalui salesman, karena faktor tidak transparan, hanya berorientasi pada penjualan, dan tidak memahami produk. Ini yang saya dapati dari [pengalaman saya] di lapangan langsung,” tutur Harry ditemui di acara peluncuran Galemoru di Jakarta (7/12).

Untuk memberikan pengalaman transaksi all-in-one dalam satu aplikasi, Galemoru menggandeng sejumlah tenant, mencakup diler hingga perusahaan asuransi. Saat ini, ekosistem Galemoru telah bekerja sama dengan 5 merek mobil, 4 perusahaan leasing, dan 5 perusahaan asuransi.

Secara bertahap, mereka akan menambah ekosistemnya, tak cuma fasilitas transaksi, tetapi juga layanan pelengkap, seperti perbaikan mobil, spare part, hingga trade-in dalam aplikasinya. Pihaknya juga membuka peluang kemitraan B2B dengan startup atau penyedia layanan yang mendukung ekspansi bisnisnya.

Aplikasi Galemoru kini sudah dapat diunduh di Google Play Store dan AppStore.

Pasar otomotif digital

Saat ini, pasar otomotif digital di Indonesia kebanyakan justru menggarap platform jual-beli mobil bekas, seperti Broom, Moladin, dan mobbi milik Grup Astra. Namun, Galemoru menyebut potensi penjualan mobil baru masih besar mengingat siklus penjualan mobil bekas dipicu oleh keinginan pemilik mobil untuk mengganti unitnya dengan yang baru.

Meski platform jual-beli mobil bekas mendominasi, digitalisasi pada ekosistem pelengkapnya juga mulai berkembang. Ada yang berfokus pada sektor aftermarket otomotif, seperti Otoklix dan Bengkel Mania.

Berdasarkan proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada 2024 diestimasi naik menjadi 1,1 juta, yang mana telah memperhitungkan gejolak politik karena Pemilu.

Application Information Will Show Up Here

Carro Klaim Telah Kantongi EBITDA Senilai $4 Juta

Startup marketplace otomotif Carro mencatat EBITDA sebesar lebih dari $4 juta pada kuartal pertama FY2024. Berdasarkan keterangan resminya, EBITDA Carro kini berada pada run rate tahunan sebesar lebih dari $50 juta atau 10x lipat dari pencapaiannya di sepanjang tahun fiskal 2023.

Perusahaan menyebut telah melampaui target profitabilitas di Q1 2024 terlepas dengan situasi musiman yang melemah di Asia Tenggara, seperti Lebaran, Songkran, dan Hari Raya lain. Kemudian, margin laba kotor di periode tersebut naik 14% dibandingkan realisasi di FY2023 sebesar 9%.

Co-Founder & CEO Carro Aaron Tan mengatakan ketidakterlibatannya dalam perang subsidi memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan EBITDA positif di empat kuartal.

“Eksekusi pada model bisnis berbasis ekosistem digital telah memperkuat fundamental bisnis kami dan lebih resilien dengan kontribusi tambahan pendapatan yang berulang.”

Selain itu, investasi dari Jardine C&C dinilai akan membantunya mencapai pertumbuhan pendapatan lebih besar, terutama dari sisi purna jual. Mitra insurtech Carro, yakni ZA Tech dan MSIG, disebut telah membuahkan hasil yang signifikan, dengan premi kotor tertulis tumbuh hampir 100% dari tahun ke tahun.

Intisari kinerja keuangan Carro Q1 tahun fiskal 2024

Aaron menambahkan, dengan arus kas yang kuat dan tidak adanya kerugian operasional, pihaknya telah membuat keputusan tepat untuk ekspansi ke Jepang dan pasar lainnya. Ekspansi ini akan memastikan pertumbuhan yang lebih kuat di tahun-tahun mendatang.

CFO Carro Ernest Chew mengungkap bahwa perusahaan telah melawan tren industri dan menghasilkan kinerja baik di kuartal pertama, di mana metrik profitabilitas di semua lini meningkat. “EBITDA kami di kuartal pertama 3x lipat melampaui seluruh tahun keuangan kami tahun lalu. Kami berupaya untuk terus EBITDA positif di seluruh pasar inti.”

Bisnis marketplace otomotif yang menyumbang 85% terhadap total pendapatan Carro, juga diklaim telah mengantongi kenaikan margin laba kotor sepanjang 12 bulan. Selain itu, kontribusi komponen pendukung yang mewakili hampir 60% dari laba kotor Carro membuat perusahaan tidak berada di bawah tekanan untuk menjual lebih banyak demi memenuhi target profitabilitas.

Maka itu, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dalam waktu dekat. “Kami adalah sedikit dari startup teknologi yang telah mencapai profit, tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga global.” Tutupnya.

Bisni otomotif berbasis digital ikut terdampak dari ketidakpastian ekonomi. Dua kompetitornya, Moladin dan Carsome, diketahui sedang berupaya memperkuat pondasi bisnis mereka di tengah hantaman krisis makroekonomi.

Baik Moladin dan Carsome menempuh PHK massal untuk mencapai bisnis berkelanjutan dalam jangka panjang. Moladin berupaya bangkit kembali dengan masuk ke lini bisnis pembiayaan yang diyakini dapat memperkuat ekosistem mobil bekas, lantaran tingginya kebutuhan pembiayaan di industri tersebut. Adapun, efisiensi karyawan yang ditempuh Carsome tak hanya dilakukan pada unit usaha di Indonesia, tetapi juga Thailand dan Malaysia.

Berdasarkan kinerja keuangan tahun fiskal 2022, Carsome mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 250% menjadi $1,5 miliar dengan kontribusi dari lini ritel baru regional Carsome Certified sebesar 35% dari total pendapatan. Carsome juga mengklaim telah mencapai profitabilitas untuk pertama kalinya di kuartal pertama 2023.

Application Information Will Show Up Here

Bukan Disrupsi, Broom Uraikan Sengkarutnya Ekosistem Jual-Beli Mobil Bekas

Mengukur pasar mobil bekas di Indonesia berbeda jauh dengan industri mobil baru. Tidak seperti Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) yang secara rutin merilis penjualan mobil sebagai tolak ukur untuk banyak hal, tidak ada data resmi yang mengukur seberapa besar pangsa pasar mobil bekas di negeri ini.

Walau demikian, startup yang bermain di segmen ini, Broom, mengestimasi kasar bahwa pasar ini bernilai 3x hingga 4x lipat dari data penjualan mobil baru. Mengacu dari data Gaikindo, penjualan mobil baru pada 2022 tembus 1 juta unit. Artinya, pasar mobil bekas diestimasi terjual hingga 5 juta unit untuk periode yang sama dan menjadi prospek yang menggiurkan bagi para pemain otomotif.

Broom juga mengompilasi dari berbagai sumber data mengenai kondisi diler di Indonesia. Hasilnya disimpulkan bahwa terdapat sebanyak 50 ribu diler rata-rata memiliki 4-5 unit mobil di garasi/area parkir yang mereka sewa. Sementara untuk penjual yang bersifat makelar, jual mobil karena dapat info dari pihak lain, diestimasi angkanya bisa dua kali lipat sekitar 100 ribu diler.

“Angka estimasi ini tidak kelihatan secara resmi karena pemainnya banyak,” papar Co-founder dan CEO Broom Pandu Adi Laras di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dari riset internal, juga ditemukan bahwa 8 dari 10 orang memilih mobil sebagai pembelian pertama dalam awal karier mereka. Lalu sebanyak 90% transaksi mobil bekas terjadi di diler mobil bekas. Sehingga diler menjadi titik penjualan utama mobil bekas, di mana pun titik awal dari outlet mana saja, ujung-ujungnya terjadi di diler.

Tambah menarik lagi karena siklus kerjanya yang simpel. Diler beli mobil lalu taruh di garasi sebagai showroom, lalu tunggu sampai mobil terjual, dan baru mereka akan mendapat keuntungan.

Pada umumnya, turnover inventori unit mobil di tiap diler tergolong cepat untuk mobil niaga. Rata-rata per unitnya butuh 3-4 minggu sudah terjual dengan harga jual berkisar Rp120 juta sampai Rp200 juta. Tapi ini tergantung lagi pada jenis, merek, dan tahun mobil.

“Memang di dunia otomotif, khususnya jualan mobil bekas ini pemainnya cukup banyak. Kenapa banyak? Karena menarik harga mobil sekali terjual antara Rp120 juta-Rp200 juta untuk mobil niaga dari observasi kami, inventory turnover-nya cepat dan sizeable, sekali jual langsung dapat uangnya.”

Broom app

Lantaran sebagian besar diler ini masih berskala UMKM, dalam artian rata-rata kapasitas untuk menyimpan mobil hanya berkisar 4-6 mobil yang ditaruh di garasi rumah mereka. Isu yang mereka hadapi juga persis sama dengan UMKM kebanyakan di Indonesia. Yakni, operasional yang masih konvensional, mengandalkan buku dan papan tulis untuk mencatat pemasukan dan pengeluarannya.

Serta, dikarenakan skala bisnisnya mikro, mereka kesulitan dalam mengakses pinjaman ke lembaga keuangan dalam rangka mengembangkan bisnisnya. Pinjaman tersebut biasanya digunakan untuk memutar/menambah stok mobil agar garasi mereka dapat memberikan lebih banyak pilihan buat konsumen.

“Ini dua problem yang kami temukan di diler mobil bekas. Mereka terbatas akses finansial, dengan memanfaatkan nilai ekonomis dari stok yang mereka miliki hadir solusi Broom Buyback. Lalu karena perputaran stok lama, mereka butuh kemudahan untuk memutar stok lebih cepat, solusi yang kami hadirkan adalah Broom Hive.”

Kedua produk tersebut sudah dirintis secara publik. Buyback telah hadir sejak Broom pertama kali beroperasi di 2021. Produk ini menyediakan solusi untuk mengatur kecepatan perputaran inventori mobil di diler dengan cara menjual sementara stok mobil menumpuk ke Broom untuk dibeli kembali sesuai durasi yang ditentukan.

Selanjutnya, BroomHive merupakan showroom offline milik Broom untuk permudah diler menjual unitnya dengan mudah dan cepat, sekaligus memberi akses kepada konsumen ke berbagai pilihan mobil bekas. Pembeda menarik BroomHive dengan showroom mobil kebanyakan adalah unit-unit yang dipajang berasal dari mitra diler yang menitipkan unitnya untuk dijual oleh Broom.

Solusi tersebut menjawab seluruh masalah yang dihadapi stakeholder, yakni konsumen akhir, diler, hingga lembaga keuangan, mengingat di BroomHive juga tersedia mitra asuransi dan leasing.

Bukan disrupsi

Pandu mengakui bahwa solusi yang ditawarkan Broom ini bukanlah mendisrupsi proses kerja para diler, melainkan memanfaatkan teknologi untuk mengatur inventori para diler. Setelahnya, diler akan mendapat pencatatan keuangan yang nantinya bisa dipakai apabila mereka mau mengajukan pinjaman usaha.

“Yang Broom mau fokuskan adalah membuat alur proses jual-belinya lebih streamline, dari yang awalnya cuma catat di kertas, sekarang sudah digital.”

Menariknya, tim Broom menemukan bahwa ada fenomena yang mana para pebisnis diler merasa sudah nyaman dan cukup dengan apa yang mereka jalankan selama ini. Bila ditelaah lebih lanjut, sambungnya, sebenarnya “nyaman” versi mereka itu semu, sebab tidak disadari sebenarnya merepotkan karena banyak hal yang harus diurus dalam operasional bisnisnya.

Broom

“Mereka merasa nyaman karena ada wisdom sudah punya pelanggan misalnya, karena demikian hidupnya dirasa sudah streamline. Tidak apa-apa kalau mereka merasa demikian karena yang kami berikan ini adalah kesempatan untuk level up, dengan mendatangkan lebih banyak traffic karena secara nature bisnis ini tidak sesantai itu.”

Sebagai langkah edukasi, Broom akan terus aktif mengadakan aktivitas offline bersama komunitas diler mobil bekas sebagai target utama penggunanya.

“Ambisi kami adalah menginginkan semua diler punya teknologi sama, akses keuangan yang sama, dan mutu layanan dapat ditingkatkan.”

Pendekatan hulu ke hilir ini berbeda dengan kebanyakan pemain startup yang membidik vertikal otomotif. Umumnya mereka masuk ke hilir dengan menyediakan platform marketplace yang memungkinkan semua orang dapat dengan mudah menjual mobil secara lebih mudah dan menjangkau lebih banyak calon pembeli. Strategi ini digarap oleh OLX Autos, Carsome, Oto, mobil88 (Astra), Carro, dan masih banyak lagi. Moladin jadi pesaing terdekat bagi Broom.

Berencana masuk ke hilir

Pada Juli kemarin, Broom memperkenalkan anak usaha PT Taktis Maju Sejahtera (TMS), yang sudah resmi terdaftar sebagai Penyedia Inovasi Keuangan Digital (IKD) dalam Klaster Agregator di OJK. Menurut Pandu, langkah ini mengawali Broom untuk masuk ke ranah konsumer akhir. Sebagai agregator, TMS akan menjadi channeling Broom untuk bermitra dengan berbagai lembaga jasa keuangan yang relevan dengan industri otomotif.

“TMS akan menawarkan solusi baru dan bernilai bagi para pelaku industri otomotif, khususnya di pasar mobil bekas. Sebagai agregator IKD, kami bertujuan untuk merampingkan dan meningkatkan layanan keuangan untuk memenuhi kebutuhan unik sektor ini,” pungkasnya.

Adapun untuk rencana pengembangan diler, perusahaan membidik perluasan ke area Bali dan kota lain di Jawa.

Dipaparkan per Juli 2023, Broom sudah bekerja sama dengan 6.000 showroom, memiliki tujuh kantor cabang yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta. Broom disebutkan mencetak omzet sebesar Rp1,2 triliun, ditargetkan tahun ini angka tersebut dapat naik hingga 3 kali lipat.

Application Information Will Show Up Here

OLX Autos Dikabarkan Diakuisisi oleh Astra International

Startup iklan baris mobil bekas OLX Autos dikabarkan akan diakuisisi oleh grup konglomerasi PT Astra International Tbk. Mengutip Tech in Asia, kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh perwakilan Astra yang meyakini aksi korporasi ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Rumor mengenai akuisisi OLX telah berhembus sejak Maret 2023. Dilansir dari Reuters, perusahaan holding teknologi pemilik grup OLX Autos, Prosus, mengungkap bahwa bisnis iklan mobil bukan lagi pendekatan yang tepat. Saat itu, perusahaan dikabarkan tengah dalam kesepakatan penjualan.

Pada awal 2023 ini, OLX juga sempat mengumumkan PHK sebanyak 300 karyawan dari total 1000 karyawannya. Hal ini disebut sebagai dampak dari perubahan kondisi ekonomi global. OLX juga mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan para kontributor.

Kemudian pada akhir 2022, Grup Astra baru saja memperkenalkan layanan baru di ekosistem digitalnya, yakni aplikasi mo88i yang memungkinkan konsumen untuk melakukan jual-beli mobil bekas. Dengan model B2C, mo88i menghubungkan showroom milik ekosistem Grup Astra kepada pembeli. Pihaknya berupaya menghadirkan layanan menyeluruh kepada pelanggan, baik dari aspek kualitas, finansial, dan asuransi sebagai faktor pertimbangan utama dalam proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

Melalui akuisisi terhadap OLX Autos, Astra disebut akan menyelami lebih dalam pasar mobil bekas di Indonesia yang sudah lebih dulu dihuni beberapa pemain, seperti Carro, Carsome, OtofrensMoladin, hingga Broom.

Pasar mobil bekas di Indonesia

Industri otomotif menjadi salah satu sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Disebut dalam situs Kementrian Perindustrian, sektor ini telah menyumbangkan investasi sebesar Rp99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang.

Penurunan daya beli mobil baru akibat pandemi Covid-19 disebut memicu peningkatan volume penjualan mobil bekas. Beberapa survei yang dilakukan dari tahun ke tahun menunjukkan optimisme perkembangan minat pembelian mobil bekas, yang mana masyarakat memilih membeli mobil bekas dengan pertimbangan penampilan, kondisi, dan harga yang kompetitif.

Indonesia memiliki potensi pasar mobil bekas yang besar, karena permintaan yang terus meningkat. Tidak bisa membeli mobil baru bukan satu-satunya alasan orang membeli mobil bekas. Terkadang preferensi dan momentum depresiasi menjadi faktor penyebab mengapa mobil bekas masih memiliki pangsa pasarnya sendiri.

Merujuk data Industry Research, pangsa pasar global untuk mobil bekas pada 2022 ditaksir sebesar US$810,59 miliar atau Rp12.122 triliun. Jumlah itu diproyeksikan meningkat hingga US$$1.093 miliar atau Rp 16.346 triliun pada 2028 dengan tingkat pertumbuhan 5,12 persen per tahun.

Moladin Resmikan Lini Bisnis Multifinance untuk Perkuat Ekosistem Mobil Bekas

Moladin Group memperkenalkan anak usaha terbaru PT Moladin Finance Indonesia (MOFI) yang bergerak di bidang pembiayaan. Kehadiran bisnis baru ini diyakini dapat memperkuat ekosistem mobil bekas, lantaran tingginya kebutuhan pembiayaan di industri tersebut.

Dalam konferensi pers yang digelar hari ini (21/6), SVP Lending Moladin Mulyadi Tjung menjelaskan, pihaknya mengambil alih mayoritas saham di PT Pro Car International Finance (Pro Car). Izin berhasil dikantongi dari OJK pada akhir Februari 2023 dan transaksi rampung pada satu bulan kemudian. Tidak disebutkan nominal transaksi ini.

“Jajaran direksi MOFI saat ini masih diduduki oleh direksi lama, namun tidak menutup kemungkinan ada perubahan ke depannya,” terangnya.

Menurutnya, kehadiran MOFI di ekosistem Moladin akan memberikan nilai tambah bagi para penggunanya, tidak hanya konsumen akhir namun juga para agen dan diler rekanan Moladin yang membutuhkan akses pendanaan. Oleh karenanya, ekosistem di Modalin jadi target konsumen pertama untuk perilisan awal MOFI ini.

Pada tahap awal ini, seperti kebanyakan perusahaan pembiayaan lainnya, MOFI fokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen, baik untuk produktif melalui pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja, maupun kebutuhan konsumtif melalui pembiayaan multiguna.

“Karena untuk melengkapi ekosistem used car tidak terlepas dari kebutuhan pembiayaan di seluruh supply chain-nya, diler butuh pembiayaan inventory sampai jual ke end user juga butuh pembiayaan. Ada agen juga yang butuh untuk modal kerja, multiguna, yang bisa direfensikan ke MOFI.”

Tantangan

Sebagai pendatang baru di industri pembiayaan, MOFI menyadari realita bahwa pentingnya sumber dana yang murah agar bisa memberikan tenor yang kompetitif di pasar. Sejauh ini, perusahaan masih mengandalkan sumber dana dari ekuitas sendiri yang dikombinasikan dari perbankan lokal dan internasional.

Meskipun begitu, sembari bangun reputasi yang baik, perusahaan mengusung pendekatan teknologi yang kuat untuk bangun pengalaman konsumen yang lebih baik dan efisien.

“Perusahaan baru ubah nama di April, jadi kami masih bayi belum bisa disamakan dengan yang sudah dewasa. Kami masih bangun reputasi, sehingga cost of fund kami memang yang belum terbaik. Jadinya kami mengutamakan persaingan bukan dari suku bunga, target kami bangun fondasi supaya bisa kasih consumer experience yang lebih baik,” kata Mulyadi.

Dijelaskan lebih jauh, setiap leads pengajuan pinjaman yang masuk dari ekosistem Moladin, akan diolah di internal untuk e-KYC, termasuk pengecekan SLIK dan data skoring alternatif lainnya. Selanjutnya, akan ditinjau ke lapangan untuk verifikasi lanjutan, sebelum pengajuan disetujui.

Credit engine ini dipakai untuk diler dan calon konsumen MOFI. Kami bangun teknologi ini secara efisien karena pakai building blocks. Yang mana, secara prinsip dan service, credit engine ini bisa digunakan untuk dua vertikal bisnis yang berbeda,” tambah Chief Product Office Moladin Praz Perkasa.

Teknologi tersebut, tidak hanya memudahkan dari sisi perusahaan tapi juga konnsumen itu sendiri. Karena proses pengajuannya jadi lebih simpel, hanya membutuhkan kartu tanda penduduk (KTP), surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan kartu keluarga (KK). Saat ini, pengajuan pinjaman tersedia melalui dua channel, yakni situs resmi Moladin dan melalui agent Moladin.

“Ke depannya kami masih eksplorasi strategi omnichannel untuk konsumen, mana yang paling mudah untuk hubungi kita. Misalnya dengan AI voice bot bisa telepon kita untuk dapat info dan diproses otomatis, atau chat ke WhatsApp untuk bisa langsung simulasi pinjamannya dan langsung upload dokumen yang dibutuhkan,” tambahnya.

Mengenai pencapaian Moladin, diklaim perusahaan telah mengumpulkan lebih dari 150 ribu agent Moladin dan lebih dari 6 ribu mitra diler. Sementara itu, telah menjalin kemitraan dengan 24 perusahaan pembiayaan.

Pada Februari kemarin pula, perusahaan merumahkan 11% atau sekitar 360 karyawan. Alasannya karena penyesuaian strategi demi mencapai bisnis keberlanjutan dalam jangka panjang.

Aksi akuisisi perusahaan pembiayaan

Sebagai catatan, aksi startup mengakuisisi perusahaan pembiayaan terbilang marak di Indonesia. Ketertarikan ini lantaran karena mereka dapat menyentuh produk pinjaman dan pembiayaan yang lebih komprehensif. Dukungan teknologi dan lisensi yang dikantongi, memungkinkan para startup menawarkan produk pembiayaan dengan pendekatan baru dan ke lebih banyak sektor industri.

Berikut rangkuman perusahaan pembiayaan yang diakuisisi startup:

  1. Atome akuisisi PT Mega Finadana Finance (kini bernama PT Atome Finance Indonesia)
  2. Kredivo akuisisi PT Swarna Niaga Finance (kini bernama PT FinAccel Finance Indonesia)
  3. Traveloka akuisisi PT Malacca Trust Finance (kini bernama PT Caturnusa Sejahtera Finance)
  4. Modalku akuisisi PT Buana Sejahtera Multidana (kini bernama PT Modalku Finansial Indonesia)
  5. Xendit akuisisi PT Globalindo Multi Finance
  6. Honest akuisisi PT Sahabat Finansial Keluarga (kini menjadi PT Honest Financial Technologies
  7. GoTo akuisisi PT Rama Multi Finance (kini bernama PT Multifinance Anak Bangsa)
Application Information Will Show Up Here