Prediksi Semifinalis Dota 2 ESL Indonesia Championship dari Duet Caster Dejet dan JustInCase

ESL Indonesia Championship Season 2 sedang rehat tengah musim setelah menyelesaikan seluruh pertandingannya di pekan keempat (31 Juli 2019). Setelah empat pekan bertanding, performa dan gaya main 8 tim yang bertanding sudah makin jelas, begitu juga dengan empat besar ESL Indonesia Championship Season 2 yang jadi menarik untuk diprediksi.

Namun, agar prediksinya lebih akurat, mari kita bicara dengan dua shoutcaster yang memandu acara ESL Indonesia Championship Season 2, yaitu Dimas “Dejet” Surya Rizki dan Yudi “JustInCase” Anggi. Kira-kira siapa empat tim yang akan lolos ke semi final ESL Indonesia Championship Season 2?

1. BOOM.ID

Sumber: Twitter @ESLIndonesia
Sumber: Twitter @ESLIndonesia

Prediksi yang sudah jelas dan mungkin sangat sulit untuk ditampik. “Sederhana saja, karena memang belum ada yang bisa menjatuhkan BOOM.ID di Indonesia.” Ujar Dejet. Bukti lain yang juga sudah jelas, BOOM.ID sempat menjadi salah satu tim esports Indonesia dengan catatan kemenangan beruntun di kancah lokal.

Pengalaman dan jam terbang tim ini juga tak main-main. Sudah tiga kali bertandang ke negara orang, untuk tanding dengan tim-tim papan atas dunia dalam kompetisi dengan kategori DPC Minor.

Satu pertanyaan yang muncul dari BOOM.ID mungkin cuma satu. Apakah penambahan Muhammad “InYourDream” Rizky ke dalam roster mengganggu stabilitas performa BOOM.ID?

Sejauh ini sih jawabannya masih tidak. Karena BOOM ID sudah mencatatkan 8 kali kemenangan dari 8 kali pertandingan di Dota 2 ESL Indonesia Championship 2019.

2. EVOS Esports

EVOS Esports | Facehugger
Facehugger saat bertanding di gelaran ESL One Hamburg 2018. Sumber: ESL

Setelah ditinggal InYourDream, kini EVOS Esports harus bertanding dengan empat roster utama, ditambah Jack sebagai stand-in. Menariknya, kehadiran sosok stand-in ini malah jadi satu faktor yang membuat JustInCase memprediksi bahwa EVOS Esports akan lolos ke semifinal ESL Indonesia Championship Season 2.

“Jack (stand-in) yang bermain sebagai carry memiliki performa stabil. Jadi menurut gue tim ini memang layak masuk Semifinal.” ujar Yudi. Menariknya, selain soal performa, ada ternyata ada satu kabar burung yang berhembus di badan salah satu organisasi esports yang sukses ini.

“Kabarnya ini bakal jadi last-run EVOS Dota 2. So, menurut gua turnamen ini bakal jadi pembuktian bagi para pemain EVOS Dota. Apakah mereka layak dipertahankan atau tidak?” Dimas “Dejet” mengatakan.

Kendati bisa dibilang sebagai tim Dota 2 terkuat kedua di Indonesia, tetapi kurangnya kompetisi Dota tingkat lokal mungkin jadi salah satu alasan divisi ini jadi terlihat cenderung redup.

Ketika harus bersaing di tingkat internasional (atau setidaknya tingkat SEA) bisa dibilang mereka masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Belum lagi jika harus dibanding-bandingkan dengan divisi lainnya, dengan EVOS AOV contohnya.

Dengan prestasi EVOS AOV di kompetisi tingkat SEA, lewat ESL Clash of Nations 2019, dan selalu jadi juara ASL (Arena of Valor Star League) sejak Season 1, tentu membuat EVOS Dota 2 seolah jadi terlihat cenderung redup prestasinya.

3. Alter Ego

Sumber: Instagram @alteregoesports
Sumber: Instagram @alteregoesports

Setelah dua tim yang namanya paling berkibar di kancah Dota lokal, prediksi Dejet dan JustInCase ada pada tim Alter Ego. Roster tim ini terbilang baru, tapi adaptasi yang cepat menjadi alasan mereka masuk prediksi.

“Alter Ego adalah tim dengan roster baru yang paling cepat adaptasi, bahkan dengan perubahan posisi KelThuzard yang menjadi Support.” ujar Yudi.

Selain dari Michael “KelThuzard” Samsir, sosok menarik yang ada di tim ini adalah Farand “Koala” Kowara. Satu-satunya legenda Dota yang masih eksis di scene kompetitif Dota 2 sampai hari ini, ternyata berpengaruh banyak pada performa tim Alter Ego.

“Dari setiap Match ke Match lainnya, Alter Ego mulai dewasa dari segi gameplay. Peran Farand terlihat jelas di sini, yang mana ia memimpin pemain lain di Alter Ego yang sebelumnya tak tahu arah mau ke mana sebagai sebuah tim.” ujar Dimas.

4. PG.Barracx

Sumber: ESL Official Website
Sumber: ESL Official Website

Tim terakhir yang masuk daftar prediksi adalah PG.Barracx. Faktor kuncinya ada pada Hidayat “Lawlesshy” Narwawan. “Lawlesshy jadi makin jago. PG.Barracx yang sebelumnya kurang di offlane sekarang tertutup dengan performa yang baik dari dia.”

Tetapi, Yudi menambahkan, bahwa masuknya PG.Barracx ke dalam prediksi adalah karena melihat performa 4 tim sisa yang kurang menjanjikan. “Nggak yakin ada (dari 4 tim tersisa) bisa mengalahkan PG.Barracx. Potensi paling besar ada di Anthropy, tapi performa mereka masih kurang walaupun berisikan pemain besar (Yabyoo, Nafari, dkk.).”

Dejet juga menambahkan soal prediksi keempat ini. Namun, berbeda dengan Yudi, ia sedikit ragu dengan prediksi yang satu ini. “Perolehan skor sementara bukan berarti bisa jadi patokan 100%. Kalau misalkan PG.Barracx tidak stabil performanya, gue menjagokan Antrophy untuk ambil slot keempat. Jadi kalau based-on performance, gua pilih PG.Barracx. Kalau luck? I’m all-in for Anthrophy.” Tutup Dimas.

Setelah rehat tengah musim, ESL Indonesia Championship Season 2 akan melanjutkan pertandingannya pada pekan kelima. Berikut jadwal lebih lengkapnya.

  • Week 1: 16 & 20 Juli 2019
  • Week 2: 21 & 22 Juli 2019
  • Week 3: 23 & 24 Juli 2019
  • Week 4: 30 & 31 Juli 2019
  • Week 5: 27 & 28 Agustus 2019
  • Week 6: 3 & 4 September 2019
  • Week 7: 5 & 6 September 2019
  • Semifinal: 7 & 8 September 2019

Pada pertarungan panjang liga bermode double round-robin ini, 8 tim Dota 2 terbaik se-Indonesia harus berjuang selama 7 pekan untuk memperebutkan 4 slot di babak Semifinal.

Memperebutkan total hadiah sebesar US$20 ribu (Rp285 juta). Turnamen gelaran ESL Indonesia ini dipersembahkan oleh Indofood, dengan Chitato, Good to Go, Pop Mie, dan Mercedez sebagai Premium Sponsor, serta didukung oleh Acer Predator dan Logitech sebagai Official Partner. 

Akankah semua yang diprediksi oleh duo caster Dota ternama ini menjadi kenyataan? Atau malah sebaliknya? Saksikan setiap pertandingan ESL Indonesia Championship Season 2 di kanal YouTube ESL Indonesia ataupun Facebook Fanpage ESL Indonesia.

Disclosure: Hybrid adalah perwakilan Media Relations untuk ESL Indonesia Championship Season 2

Prediksi Para Caster Indonesia Seputar Dota 2 The International 2019

Bulan Agustus semakin dekat. Ini artinya kita semakin dekat dengan helatan terbesar bagi penggemar esports Dota 2 yaitu The International. Tahun ini, Dota 2 The International hadir sedikit beda karena diselenggarakan di Shanghai, Tiongkok.

Mulai bertanding pada 15 Agustus 2019 mendatang, ini berarti kita sudah tinggal menghitung hari menuju pertandingan fase grup Dota 2 The International 2019. Tahun ini, ada 18 tim yang akan bertanding di Dota 2 TI 9. Jika Anda mungkin saja kelewatan proses Dota 2 Pro Circuit ataupun kulaifikasi TI 9, berikut daftar tim yang akan bertanding di Dota 2 TI 9.

Tim dari Dota 2 Pro Circuit 2019

  • Team Secret – DPC #1
  • Virtus Pro – DPC #2
  • Vici Gaming – DPC #3
  • Evil Geniuses – DPC #4
  • Team Liquid – DPC #5
  • PSG.LGD – DPC #6
  • Fnatic – DPC #7
  • Ninja in Pyjamas – DPC #8
  • TNC Predator – DPC #9
  • OG – DPC #10
  • Alliance – DPC #11
  • Keen Gaming – DPC #12

Tim dari Kualifikasi Regional

  • Forward Gaming – Kualifikasi NA
  • Infamous – Kualifikasi SA
  • Chaos Esports Club – Kualifikasi EU
  • Natus Vincere – Kualifikasi CIS
  • Royal Never Give Up – Kualifikasi CN
  • Mineski – Kualifikasi SEA

Jika melihat dari perjalanan Dota 2 Pro Circuit 2018-2019 mungkin kita bisa dengan mudahnya memprediksi Team Secret akan menjadi juara. Sejauh ini, permainan Nisha, Puppey dan kawan-kawan memang terbilang sangat solid. Dari 5 major yang diselenggarakan, Team Secret berhasil menangkan 2 dan menjadi runner-up pada salah satunya. Merajai klasemen DPC, apakah ini artinya ia juga akan merajai Dota 2 The International?

Setelah pembahasan singkat dari saya, mari kita simak pembahasan dari para caster-caster Dota 2 Indonesia seputar The International tahun ini.

Dimas “Dejet” Surya Rizky

Sumber: Facebook Page @dejetttt
Sumber: Facebook Page @dejetttt

Saya membuka obrolan tebak-tebakan juara TI 9 dengan Dimas “Dejet”. Senada dengan saya, prediksi Dimas ada pada Team Secret. “Gue orangnya percaya data menurut gue stats don’t lie! Jadi harusnya yang bakal terlihat kuat adalah Team Secret” kata Dejet.

Aside from the data, permainan Team Secret memang luar biasa. Mereka dengan gampang ngacak-ngacak meta selama DPC Season 2019, sehingga mereka jadi top team pada musim ini.” Dejet melanjutkan. “Tapi lagi-lagi, TI have their own curse. Walaupun Secret sejago itu musim ini, tapi nggak bisa dipastikan juga bahwa mereka yang bakal angkat Aegis of Champion tahun ini.”

Seperti apa yang saya bahas sebelumnya, musim berjalan tidak bisa memprediksi juara The International. Selain VP, contoh lain kasus ini adalah tim OG. Mereka jadi raja di musim 2017, tapi anjlok saat TI 7. Kebalikannya, ketika mereka susah payah saat musim 2018, OG malah jadi juara saat TI 8.

Setelah kita tebak-tebakan, pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang dijagokan oleh Dejet? Kalau dari sisi pemain, katanya ia ingin melihat bagaimana Aliwi “w33” Omar membela Team Liquid di The International. Kalau dari sisi tim, dia sendiri malah mendukung PSG.LGD.

“Kenapa PSG.LGD? Simple, gue suka main dan punya set item Terrorblade yang keren. Karena Ame juga main Terrorblade, makanya gue dukung… hahahaha.”

Yudi “JustInCase” Anggi

Prediksi TI #2
Sumber: ESL Official Media

Hampir senada dengan Dejet, Yudi “JustInCase” juga mengatakan bahwa TI sulit untuk ditebak “TI susah diprediksi, karena setiap tahun TI akan memunculkan meta baru yang dibuat para tim yang bertanding di sana.” Jawab Yudi kepada saya.

Lanjut bicara soal tim top tier dalam gelaran The International 2019, jawaban Yudi adalah 4 tim yang memang sedang berada di peringkat atas pada DPC 18-19. Mereka adalah Vici Gaming, Team Secret, Virtus Pro, Team Liquid, dan PSG.LGD. Dan lagi-lagi, Team Secret kembali menjadi sorotan.

“Secret terbilang yang terkuat di musim ini, god tier team. Bicara peluang, ya pastinya cukup besar. Tapi nggak bisa dibilang Team Secret sudah pasti juara. Menurut gue, siapapun yang sudah sampai TI itu kemampuannya setara. Yang membedakan kalah-menang betul-betul tinggal siapa yang lebih banyak atau lebih sedikit membuat kesalahan di dalam game.” Jelas Yudi.

Vinzent “Oddie” Indra

Sumber: Facebook Vinzent Putra
Sumber: Facebook Vinzent Putra

Pembahasan selanjutnya datang Vinzent “Oddie” Putra, jagoan analis di antara para caster Dota Indonesia. Selain soal tim powerhouse selama Dota 2 TI9 nanti, kami juga membincangkan soal kebangkitan tim Tiongkok pada TI kali ini. Kalau Anda mengikuti perkembangan kancah kompetitif Dota 2 internasional, Anda pasti tahu seputar istilah TI curse.

Tahun lalu, kutukan atau pola tersebut berhasil dipatahkan. Tim-tim asal Tiongkok gagal menjadi juara di tahun genap, dan TI dimenangkan oleh tim asal barat, OG. Apa yang terjadi dengan tim-tim Tiongkok?

“Ini sih agak susah sebenernya ya” Oddie membuka jawaban. “Tapi menurut gue, masalah utama tim China mungkin karena mereka terlalu memikirkan soal strategi paling efektif. Sedangkan kalau tim barat, mereka mendominasi karena mereka nggak terlalu mikirin soal efektif. Mereka cuma mikir soal kecocokan personal. Jadi kalau mereka merasa Hero-nya cocok untuk mereka pakai, ya mereka pakai.” Oddie memperjelas.

“Tapi yang pasti di TI9 sudah waktunya Virtus Pro untuk jadi juara! Hahahaha” Oddie menambahkan sambil setengah bercanda.

Gisma “Melondoto” Priayudha

Sumber: Melondoto via Instagram
Sumber: Melondoto via Instagram

Terakhir, tak lengkap bicara Dota tanpa memasukkan sosok peternak “lele”, yaitu Gisma “Melondoto” Priayudha. Prediksi dari Melon, lagi-lagi masih cukup senada dengan para caster lainnya, yaitu Team Secret, yang menurutnya adalah calon juara TI tahun ini.

“Soalnya tahun ini hero metanya, hero midwan kamil semua.” Jawab Melon seraya berkelakar mempleseti nama Yeik “MidOne” Nai Zheng. “Ember, Monkey King, dan Invoker, tiga hero MidOne yang kebetulan lagi meta juga. Pokoknya TI9 ini adalah saatnya anak muda untuk berjaya.” tambah Melon membicarakan MidOne, dan tentunya juga Nisha, pemain muda dari Team Secret yang sedang bersinar.

Terakhir, menanggapi Oddie yang membahas soal Virtus Pro, saya juga jadi penasaran. Apa mungkin, VP bisa jadi juara di tahun ini? Melon menanggapinya dengan cukup santai. Ia menganggap permainan VP yang stagnan adalah salah satu alasan kegagalan VP sejauh ini.

“Roster dari 2016, mainan kombinasi heronya juga gitu-gitu aja, hampir no hope lah. Hero STR kalau nggak pakai Sven, ya Tidehunter, udah aja gitu terus sampai Dota 3… Hahahaha.” jawab Melon mengomentari Virtus Pro.

The International 2019 tentu akan memiliki dinamika yang sangat intens lagi. Apalagi mengingat peta kekuatan tim yang sudah bergeser-geser, terutama pada tim kelas papan tengah. Akankah TI tahun ini menjadi kejutan seperti saat OG menjadi juara? Atau seperti tebakan banyak caster Dota Indonesia, akankah Team Secret yang jadi juara?