Anker Luncurkan Nano II, Charger GaN Generasi Kedua dengan Ukuran yang Lebih Mungil Lagi

Tren charger dengan ukuran mungil tapi memiliki output daya yang tinggi tidak akan mungkin terjadi tanpa penggunaan material bernama Gallium nitride, atau yang lebih dikenal secara luas dengan istilah GaN. Anker adalah salah satu pabrikan yang memelopori penggunaan GaN, dan mereka rupanya masih bisa menggali potensi material pengganti silikon tersebut lebih dalam lagi.

Baru-baru ini, Anker mengumumkan lineup charger terbarunya: Anker Nano II. Menurut Anker, semua charger di seri ini menggunakan teknologi GaN generasi kedua yang menawarkan kinerja 20 persen lebih efisien ketimbang sebelumnya.

GaN sendiri sudah jauh lebih efisien ketimbang silikon biasa berkat kemampuannya bekerja di tegangan yang lebih tinggi. Alhasil, ukuran fisik charger GaN II pun bisa dibuat lebih kecil lagi dari sebelumnya, tapi di saat yang sama tanpa mengorbankan faktor keamanan maupun kompatibilitas.

Ada tiga model charger Anker Nano II yang diperkenalkan, urut dari yang paling kecil: 30W, 45W, dan 65W. Secara teknis, Nano II 30W memiliki dimensi 31,5 x 30,4 x 37,9 mm; lebih ringkas ketimbang PowerPort Atom PD 30W generasi pertama yang mempunyai dimensi 40,6 x 35,5 x 38 mm meski output daya maksimumnya sama persis.

Pada kenyataannya, ukuran charger 30W generasi pertama itu sama seperti Nano II 65W yang dua kali lebih perkasa. Komparasinya akan terkesan lebih konyol lagi jika Nano II 65W disandingkan dengan charger 5W bawaan iPhone 11, sebab ukuran keduanya tidak akan berbeda terlalu jauh di dalam genggaman.

Masing-masing charger Nano II tersebut hadir dengan satu port USB-C, lengkap beserta dukungan teknologi Power IQ 3.0 yang diklaim mampu mengisi ulang iPhone tiga kali lebih cepat daripada menggunakan charger 5W, tapi di saat yang sama tetap kompatibel dengan standar Super Fast Charging milik Samsung.

Di Amerika Serikat, charger Anker Nano II kabarnya akan segera dipasarkan mulai pertengahan bulan Juni. Harganya dipatok $30 untuk varian 30W, $36 untuk varian 45W, dan $40 untuk varian 65W. Sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaannya di negara-negara lain.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Charger Bronine Volkit Dapat Mengisi Ulang Hingga Empat Baterai Kamera yang Berbeda

Bayangkan Anda seorang kreator konten yang terbiasa menggunakan kamera mirrorless, action cam, dan drone. Saat bepergian, berarti Anda harus membawa tiga charger yang berbeda untuk masing-masing perangkat, dan ini jelas jauh dari kata praktis.

Solusi yang lebih praktis mungkin bisa dengan menggunakan charger besutan produsen asal Korea Selatan berikut ini. Namanya Bronine Volkit, dan ia diciptakan supaya Anda bisa mengisi ulang hingga empat baterai kamera yang berbeda hanya dengan menggunakan satu charger saja.

Ide ini diwujudkan lewat sifat Bronine Volkit yang modular. Satu unitnya dapat dipasangi hingga empat modul yang berbeda, dan pengembangnya bakal menawarkan modul untuk merek-merek kamera populer macam Canon, Nikon, Sony, Fujifilm, Panasonic, Olympus, dan GoPro. Bahkan modul untuk menampung baterai drone besutan DJI maupun baterai silinder lithium-ion generik juga akan tersedia.

Modul-modul tersebut menyambung ke unit utamanya dengan memanfaatkan pin magnetis. Saat tersambung, unit utamanya akan menyesuaikan sendiri voltase yang dibutuhkan masing-masing modul (antara 1 – 20 V), dan informasi beserta status pengisiannya bisa pengguna pantau melalui layarnya.

Selain modular, Bronine Volkit juga portabel. Ini berarti Bronine Volkit tidak harus dicolokkan ke stop kontak agar dapat berfungsi. Andai diperlukan, ia juga dapat menerima suplai daya dari power bank maupun charger mobil. Jadi dengan satu sumber listrik saja, pengguna sudah bisa mengisi ulang hingga empat baterai kamera yang berbeda.

Seandainya konsumen hanya menggunakan, misalnya, kamera mirrorless dan drone saja, mereka bisa menghemat dengan membeli unit Bronine yang hanya dilengkapi dua sambungan saja. Kombinasikan dengan charger dan kabel USB-C, maka set minimalis ini sudah cukup untuk menyuplai daya buat seluruh gadget yang dibawa selama bepergian (well, kecuali jika Anda menggunakan iPhone, yang berarti harus ada satu kabel ekstra).

Satu-satunya kekurangan Bronine Volkit adalah, ia belum bisa dibeli, sebab ia masih dalam tahap crowdfunding di Kickstarter, dan pengirimannya dijadwalkan paling cepat berlangsung pada bulan Maret 2021. Buat yang tertarik, harga paling murah yang bisa didapat saat ini adalah $69 untuk versi 2 port, atau $115 untuk versi 4 port (belum termasuk ongkos pengiriman ke Indonesia sebesar $20).

Sumber: DPReview.

Zens Modular Adalah Satu Set Wireless Charger yang Dapat Menampung Hingga Enam Perangkat Sekaligus

Salah satu alasan utama konsumen membeli wireless charger pastinya menyangkut faktor kepraktisan. Makna kata praktis itu bisa bervariasi, dan seandainya ada sebuah wireless charger yang dapat mengisi ulang beberapa perangkat sekaligus, tentu saja charger tersebut juga dapat kita sebut praktis.

Itulah yang hendak ditawarkan oleh produsen aksesori asal Belanda, Zens, yang tahun lalu sempat meluncurkan wireless charger inovatif bernama Zens Liberty. Karya terbaru mereka adalah Zens Modular, sebuah ekosistem wireless charger yang sanggup mengakomodasi total hingga enam perangkat sekaligus dengan satu colokan listrik.

Zens Modular terdiri dari dua bagian, yakni main station dan extension. Bagian main station ini adalah yang menyambung ke adaptor daya secara langsung, dan kebetulan Zens bakal menyertakan adaptor 65 W pada paket penjualan semua main station.

Main station-nya sendiri hadir dalam tiga model yang berbeda. Yang pertama adalah model Dual Wireless, yang dapat menampung dua perangkat sekaligus dan menyalurkan daya ke masing-masing dengan output maksimum 15 W. Model yang kedua dan ketiga sama-sama cuma bisa mengisi satu perangkat, bedanya model yang kedua berwujud stand sehingga perangkat bisa di-charge dalam posisi berdiri.

Dari situ konsumen bisa menambahkan hingga empat unit extension dengan memanfaatkan konektor magnetis di samping kiri dan kanan masing-masing charger. Sejauh ini Zens menawarkan dua macam extension, satu yang berwujud alas biasa dengan output maksimum 10 W, satu lagi yang dirancang secara spesifik untuk Apple Watch.

Seperti yang sudah bisa Anda tebak, skenario mengisi ulang enam perangkat sekaligus tadi sejauh ini hanya bisa dicapai jika konsumen memilih main station model Dual Wireless (2 + 4 extension). Berhubung modular, kombinasi main station dan extension-nya dapat disesuaikan dengan kebutuhan saat itu. Jadi ketika sedang bepergian misalnya, pengguna cukup membawa unit main station-nya saja.

Di pasar Eropa, Zens Modular saat ini telah dipasarkan dengan rincian harga sebagai berikut:

  • Dual Wireless Main Station: 100 euro
  • Stand Wireless Main Station: 70 euro
  • Single Wireless Main Station: 60 euro
  • Apple Watch Extension: 50 euro
  • Single Extension: 40 euro

Sumber: Apple Insider dan Zens.

Anker Luncurkan Charger Mini untuk iPhone 12

Seperti yang sudah kita ketahui, semua unit iPhone 12 hadir tanpa charger di dalam boksnya. Alasannya, kalau menurut Apple, adalah supaya mereka dapat membantu upaya pengurangan sampah elektronik. “Toh semua konsumen pasti sudah punya charger sendiri di rumahnya,” kira-kira begitu pemikiran Apple.

Oke lah, mungkin kita memang masih menyimpan charger bekas smartphone lama kita. Namun yang menjadi masalah adalah, kemungkinan besar charger tersebut tidak cocok dengan kabel bawaan iPhone 12; yang termasuk dalam paket penjualan iPhone 12 adalah kabel Lightning ke USB-C, sedangkan kepala charger yang sebagian besar konsumen punya adalah USB-A.

Poin yang ingin saya angkat adalah, mereka yang membeli iPhone 12 kemungkinan besar juga harus membeli charger baru. Tentu saja Apple menjualnya seharga $19, tapi alternatifnya kita juga bisa melirik penawaran dari brand aksesori lain, salah satunya Anker.

Charger terbaru mereka, Anker Powerport Nano 20W dijual seharga $17 (di Indonesia sekitar Rp425 ribu). Bukan cuma lebih terjangkau, tapi ukurannya juga jauh lebih mungil daripada charger yang Apple jual walaupun output-nya sama persis – sama-sama mampu mengisi baterai iPhone 12 dan 12 Pro dari 0 – 50% dalam waktu setengah jam. Dimensinya bahkan nyaris identik dengan charger 5W bawaan iPhone lawas.

Di Tiongkok, Anker malah menjual produk yang sama dalam edisi khusus Doraemon. Tema Doraemon ini juga tersedia untuk produk-produk mereka yang lain, mulai dari wireless charger MagSafe untuk iPhone 12, kabel Lightning ke USB-C, kabel USB-C ke USB-C untuk iPad dan MacBook, sampai kepala charger 65W.

Sayang tidak ada keterangan apakah Anker juga bakal menjual produk tema Doraemon ini di negara lain. Padahal saya yakin kalau tersedia di Indonesia pasti laris manis, terutama mengingat pengguna perangkat Apple saat ini kemungkinan besar adalah kalangan milenial yang dulunya setia menanti kehadiran serial TV Doraemon di setiap Minggu pagi. Buat pengguna perangkat Android pun charger 20W ini juga tetap berguna.

Sumber: GSM Arena.

Charger GaN Terbaru HyperJuice Dapat Ditumpuk Hingga Memberikan Total Output 1.600 W

Juli lalu, OPPO membuktikan bahwa kemajuan di bidang teknologi pengisian daya cepat bukan berarti konsumen bakal berkutat dengan charger yang berukuran bongsor. Beragam inovasi, salah satunya pemanfaatan material semikonduktor Gallium nitride (GaN), turut memiliki andil dalam menjaga ukuran charger tetap ringkas meski output dayanya terus bertambah besar.

Di industri aksesori, saat ini semakin banyak pabrikan yang menciptakan charger GaN. Semua charger GaN pada dasarnya menawarkan satu kelebihan, yakni output yang besar dalam ukuran yang ringkas. Namun sebagian ada juga yang menawarkan fitur unik seperti kemampuan untuk ditumpuk (stackable), sehingga satu colokan listrik dapat dipakai untuk menyuplai daya ke puluhan perangkat.

Puluhan? Ya, saya tidak salah ketik. Charger GaN terbaru dari brand HyperJuice berikut ini sangat inovatif karena pengguna bisa menumpuknya hingga sebanyak 16 unit sekaligus. Kalau masing-masing unitnya memiliki output 100 W, berarti total output-nya bisa mencapai 1.600 W, dan itu dari satu colokan listrik saja.

Lalu kalau masing-masing unit charger-nya mengemas empat port (3x USB-C dan 1x USB-A), berarti total ada 48 port USB-C dan 16 port USB-A yang siap dipakai dari satu colokan listrik saja.

Oke, mungkin sebagian besar dari kita tidak perlu mengisi ulang perangkat sebanyak itu. Namun setidaknya charger ini tetap mampu menawarkan nilai ekstra: selagi menjalankan tugasnya mengisi ulang perangkat mobile, ia juga dapat merangkap peran sebagai adaptor untuk perabot elektronik lain, bahkan yang mebutuhkan asupan daya sebesar 1.500 W sekalipun. Dengan kata lain, satu colokan listrik yang dihuninya bisa dibagi bersama perangkat lain yang juga membutuhkan.

Secara fisik, dimensi charger ini rupanya lebih kecil lagi daripada charger 100 W HyperJuice sebelumnya. Buat yang tidak membutuhkan output sebesar itu, tersedia pula model lain dengan output 65 W yang ukurannya bahkan lebih mungil ketimbang kemasan permen Tic Tac, tapi di saat yang sama masih mendukung skenario tumpuk-menumpuk itu tadi.

Satu-satunya hal yang mengecewakan dari kedua charger HyperJuice ini adalah, barangnya cuma tersedia di Amerika Serikat dan Kanada, sebab jenis colokannya adalah yang berbentuk gepeng, dan pengembangnya tidak menyarankan penggunaan perangkat ini bersama adaptor colokan.

Harganya juga tidak murah. Model 65 W bakal dipasarkan seharga $80, sedangkan model 100 W-nya seharga $100. Untuk sekarang, perangkat sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter, tapi seperti yang saya bilang, sayang sekali kita di Indonesia tidak bisa ikut menjadi backer.

Sumber: The Verge.

Huawei Persiapkan Teknologi Isi Baterai dengan Cepat

Pengguna perangkat bergerak menginginkan agar smartphone-nya selalu memiliki baterai yang cukup untuk digunakan seharian. Oleh karena itu, banyak sekali produsen smartphone berlomba menciptakan perangkat yang hemat daya dan bahkan memiliki baterai berkapasitas besar.

Akan tetapi, yang memikirkan bagaimana agar baterai dapat terisi ulang dengan cepat masih tidak banyak.

Saat ini, ada beberapa perusahaan yang sudah memiliki teknologi untuk mengisi ulang dengan cepat. Qualcomm memiliki teknologi pengisian baterai yang dinamakan Quick Charge. Quick Charge ini sendiri sudah sampai generasi ke empat.

Selain itu, Mediatek juga memiliki Pump Express yang mirip dengan Quick Charge. Dan baru-baru ini, OPPO memperkenalkan Super VOOC yang menurut informasi dapat mengisi baterai penuh hanya dalam setengah jam.

huawei-super-charge

Saat ini, sebuah charger dari Huawei yang dibuat oleh Astec Electronics terlihat lulus sertifikasi di Tiongkok. Dengan nomer model HW-100400C00, charger ini memiliki spesifikasi 10v/4A. Spesifikasi ini mirip dengan Super VOOC dengan 10v 5A.

Teknologi ini bisa jadi membuat smartphone Huawei di masa depan akan dapat terisi dengan hanya sekitar 30 menit saja. Selain itu, bisa jadi teknologi ini juga bakal diadaptasi oleh Honor yang memiliki induk perusahaan yang sama.

Sama seperti Super VOOC, pada saat ini teknologi tersebut belum bisa dirasakan oleh konsumen. Gosip yang beredar di Weibo menunjukkan bahwa Huawei Mate 20 kemungkinan memiliki feature yang satu ini dan akan tersedia di bulan Oktober 2018.

Sayang memang, semua fasilitas pengisian baterai cepat hanya ada pada smartphone kelas tinggi. Hal tersebut membuat teknologi ini hanya dimiliki oleh mereka yang berdompet tebal saja. Walaupun begitu, saat ini smartphone mainstream dan entry level pun sudah didukung dengan “Fast Charge” yang berarti memiliki spesifikasi 5v 2A.

Sumber dan gambar: GizChina.

Pakai Aksesori Ini, Tiga Perangkat Apple Sekaligus Bisa Di-charge dengan Satu Kabel Lightning

Diperkenalkan bersama iPhone 5, konektor Lightning pada saat itu menuai kontroversi karena sepenuhnya menggantikan konektor 30-pin yang sudah dikenal konsumen dan industri sejak tahun 2003, tepatnya bersama peluncuran iPod generasi ketiga. Kini hampir semua perangkat buatan Apple menggunakan Lightning, terkecuali lini Mac yang mengandalkan USB-C.

Pengadopsian Lightning secara luas ini menimbulkan masalah baru: semakin banyak perangkat buatan Apple yang kita punyai, semakin banyak pula kabel Lightning yang dibutuhkan untuk bisa mengisi ulang baterai semuanya sekaligus. Solusinya, menurut produsen aksesori I Love Handles, adalah aksesori bernama Node berikut ini.

Node

Node merupakan aksesori mungil yang sederhana, namun sangat fungsional. Fisiknya yang menyerupai simbol “+” mengemas dua konektor Lightning dan dua port Lightning. Menggunakan Node, Anda bisa mengisi ulang tiga perangkat sekaligus hanya dengan satu kabel Lightning saja yang menancap ke adapter USB.

Contoh yang paling gampang adalah iPad Pro, iPhone dan Apple Pencil. Kalau perlu, Node juga bisa digunakan untuk mengisi ulang baterai Apple Magic Mouse, meski perangkatnya harus diberdirikan dengan posisi yang agak aneh. Pokoknya kalau perangkat menggunakan Lightning, maka ia bisa di-charge menggunakan Node, termasuk halnya Siri Remote milik Apple TV dan charging case milik AirPods.

Node

Kendati demikian, saya ingin menanyakan satu hal: apakah Node bisa menyalurkan daya ke semua perangkat dalam kapasitas yang maksimal? Atau pengguna membutuhkan adapter dengan kapasitas watt yang lebih besar untuk itu? Sayangnya tidak ada informasi dari I Love Handles soal itu.

Terlepas dari itu, Node saat ini sudah bisa dibeli seharga $20. Pengirimannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai 1 Maret mendatang.

Sumber: Design Milk.

Nomad Wireless Charging Hub Siap Menjadi Teman Travelling yang Ideal

Tidak semua wireless charger diciptakan sama, meski secara konsep hampir semuanya mirip seperti tatakan gelas. Salah satu yang cukup unik datang dari Nomad, startup yang mengawali kiprahnya lewat Kickstarter, dan dari pertama sudah langsung menggeluti bidang isi-mengisi ulang baterai perangkat mobile.

Produk terbarunya, Nomad Wireless Charging Hub, bukan sembarang Qi wireless charger. Dimensinya jauh lebih besar sekaligus lebih tebal. Namun sebelum Anda mengkritisi, diameter yang lebar biasanya merupakan poin positif untuk sebuah wireless charger, sebab itu berarti pengguna bisa lebih mudah meletakkan ponsel di atasnya.

Nomad Wireless Charging Hub

Namun rahasia di balik tebalnya yang tidak umum itu tersembunyi dengan rapi di bagian bawahnya. Di situ Anda akan menjumpai total lima colokan: satu untuk menenagai perangkat itu sendiri, satu port USB-C dengan output 3A, satu USB standar dengan output 2,4A dan dua sisanya USB dengan output 1A.

Ini berarti secara total pengguna bisa mengisi ulang baterai lima perangkat secara bersamaan, seperti terindikasi oleh lima indikator LED di bagian depannya, yang dilengkapi sensor ambient light untuk mengatur tingkat kecerahannya secara otomatis. Meski demikian, semuanya dipastikan tetap kelihatan rapi karena seluruh kabel yang menancap akan dilewatkan ‘jalur’ yang sama.

Nomad Wireless Charging Hub

Kalau melihat harganya yang dipatok $80, Nomad Wireless Charging Hub mungkin terlalu mahal untuk digolongkan sebagai aksesori wajib. Akan tetapi kalau Anda sering bepergian sambil membawa beberapa gadget sekaligus – termasuk satu smartphone yang mendukung wireless charging dan satu gadget lain yang mengandalkan konektor USB-C – ia semestinya bisa membantu mengurangi ribetnya barang bawaan Anda.

Sumber: The Verge.

Tesla Luncurkan Power Bank dengan Desain Menyerupai Supercharger

Tesla mencuri perhatian publik lewat sebuah truk elektrik berpenampilan futuristis dan Roadster generasi kedua yang didapuk sebagai mobil produksi tercepat sejagat. Di saat yang sama, Elon Musk dkk rupanya juga punya persembahan khusus bagi kita pengguna smartphone, yakni sebuah power bank.

Bukan sembarang power bank tentunya, melainkan yang didesain menyerupai monumen Supercharger di studio desain Tesla. Di dalamnya tertanam sel baterai tipe 18650 dengan kapasitas 3.350 mAh, sama seperti satu dari ribuan sel baterai yang tertanam di bagian dasar Tesla Model S dan Model X.

Sisi kiri dan kanannya dihuni oleh kabel Lightning dan micro USB terintegrasi, sehingga pada dasarnya Anda bisa mengecas hampir semua perangkat portable yang Anda miliki. Tesla menawarkannya seharga $45, lalu mengapa Anda harus membelinya ketimbang power bank lain yang berkapasitas lebih besar dan dibanderol lebih murah?

Tesla Desktop Supercharger / Tesla
Tesla Desktop Supercharger / Tesla

Tentu saja desainnya itu tadi yang menjadi nilai jual utama. Di saat yang sama, Tesla juga menawarkan miniatur Supercharger yang mengemas satu port USB untuk ditancapi kabel charger apapun. Dalam proses pengerjaannya, Tesla bilang bahwa mereka menggunakan data 3D CAD yang sama seperti yang dipakai untuk memproduksi Tesla Supercharger sebenarnya agar semua detailnya bisa tersajikan meski dalam skala yang mungil.

Perangkat ini juga dipasarkan seharga $45. Seperti yang saya bilang, perangkat lain yang lebih baik dari segi fungsi masih banyak, akan tetapi kedua perangkat ini bisa menjadi kado yang istimewa bagi para fanboy Tesla. Sayang sekali keduanya sudah terjual habis sejauh ini.

Sumber: The Verge dan Engadget.

PowerUp Adalah Charger MacBook Sekaligus USB Hub dalam Satu Kemasan

Salah satu kontroversi terbesar di balik peluncuran MacBook Pro generasi terbaru adalah keputusan Apple untuk menyematkan hanya port USB-C saja. Berapapun jumlahnya bukan masalah, yang membuat frustasi adalah bagaimana kita harus mengandalkan dongle hanya untuk menancapkan flash disk atau hard disk eksternal.

Untungnya ada startup seperti Homey Lab yang berani berinovasi dan membuahkan produk cerdas bernama PowerUp. PowerUp sepintas mirip seperti charger bawaan MacBook, hanya saja di sisinya terdapat tiga port USB standar sehingga ia juga bisa dijadikan sebagai USB hub.

PowerUp akan semakin bermanfaat jika Anda ternyata merupakan pengguna MacBook 12 inci, yang kita semua tahu hanya memiliki satu port USB-C. Jadi selagi mengisi baterai MacBook, Anda tetap bisa menyambungkan dua flash disk plus satu hard disk eksternal, semuanya lewat port tunggal tersebut.

Satu charger untuk empat perangkat sekaligus / Homey Lab
Satu charger untuk empat perangkat sekaligus / Homey Lab

Selain USB hub, PowerUp juga punya peran lain sebagai sebuah charging station untuk semua perangkat USB Anda, dengan output daya total sebesar 72 W. Bagian terbaiknya, dimensi PowerUp hampir identik dengan charger bawaan MacBook, dan karena kabel USB-C miliknya sudah terpasang, Anda tinggal menyiapkan kabel untuk dicolok ke listrik (tersedia dalam paket penjualannya).

Buat yang tertarik, PowerUp saat ini sudah bisa dipesan lewat situs crowdfunding Indiegogo seharga $79. Terdengar mahal? Harga yang tertera untuk charger bawaan MacBook Pro 15 inci di Apple Store ternyata juga $79 – meskipun output dayanya sedikit lebih besar.