Laptop Gaming Terbaru Alienware Dibekali Mechanical Keyboard Cherry MX yang Amat Tipis

Laptop gaming yang mengemas mechanical keyboard bukanlah suatu ide baru. Adalah MSI yang pertama mengeksekusi gagasan ini di tahun 2014, tepatnya ketika mereka menjejalkan switch Cherry MX Brown ke dalam laptop bernama GT80 Titan. Namun seiring bertambah ringkasnya dimensi laptop gaming, tentu saja dibutuhkan upaya ekstra ketimbang sebatas menyematkan mechanical switch biasa begitu saja.

Buat Alienware, tidak ada cara yang lebih baik selain berkolaborasi dengan nama yang pada dasarnya sudah sangat identik dengan mechanical keyboard, yakni Cherry. Selama lebih dari tiga tahun, Alienware bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman tersebut guna menciptakan mechanical switch jenis baru yang ditujukan secara khusus untuk laptop.

Hasilnya adalah Cherry MX Ultra Low Profile, sebuah mechanical switch yang luar biasa tipis, dengan tingkat ketebalan hanya 3,5 mm. Sebagai perbandingan, switch Cherry MX standar yang biasa kita jumpai di banyak mechanical keyboard mempunyai tebal 18,5 mm, sedangkan switch Cherry MX Low Profile sedikit lebih tipis di 11,9 mm. Saking tipisnya switch ini, Alienware sama sekali tidak perlu mengubah desain fisik laptop-nya.

Meski sangat tipis, switch ini masih menawarkan key travel sedalam 1,8 mm, sehingga jari-jari pengguna masih akan merasakan menekan sesuatu. Kalau berdasarkan penjelasan Alienware sekaligus suara typing test-nya, karakteristik switch ini lebih condong ke tactile ketimbang clicky atau linear. Soal durabilitas, tiap-tiap switch diklaim mampu beroperasi secara normal hingga 15 juta kali klik.

Selama pengembangannya, kedua perusahaan sempat berkutat dengan lebih dari 160 prototipe sebelum akhirnya mendapatkan desain finalnya ini. Lucunya, yang menjadi inspirasi justru adalah pintu gull-wing milik mobil sport DeLorean (yang terkenal lewat seri film Back to the Future), dan itu bisa kita lihat dari pelat stainless steel di bagian atas switch yang bisa bergerak membuka dan menutup.

Switch unik ini dapat kita temui pada Alienware m15 R4 dan m17 R4 generasi terbaru yang sudah mengemas GPU Nvidia RTX 30 Series. Namun ketimbang menawarkannya sebagai opsi default, Alienware justru menjadikannya sebagai salah satu konfigurasi opsional yang harus ditebus dengan biaya tambahan sebesar $150.

$150 jelas jauh dari kata murah, dan kita sebenarnya bisa membeli mechanical keyboard yang lebih nyaman digunakan dengan harga yang sama atau bahkan lebih murah. Pun begitu, saya yakin mereka yang sanggup membeli laptop Alienware tidak akan kesulitan menyiapkan dana ekstra.

Terakhir, kita tahu bahwa produsen senang sekali menyisipkan kata “pertama” saat memperkenalkan suatu produk baru, akan tetapi Alienware m15 R4 dan m17 R4 bukanlah laptop pertama yang mengemas mechanical switch super-tipis semacam ini. Tahun lalu, Gigabyte sempat meluncurkan laptop Aorus 15G yang mengusung premis serupa. Bedanya, yang Gigabyte gunakan adalah mechanical switch bikinan Omron, yang mungkin lebih dikenal sebagai produsen switch untuk mouse ketimbang keyboard.

Sumber: Alienware via VentureBeat.

Keyboard Mekanis Terbaru Corsair Punya Tombol dan Switch Lebih Tipis dari Biasanya

Keyboard mekanis hampir selalu diasosiasikan dengan keyboard gaming. Namun pada kenyataannya banyak juga yang menggunakannya untuk mengetik secara rutin, termasuk saya sendiri. Bagi orang-orang seperti saya, Corsair punya penawaran baru yang cukup menarik.

Mereka belum lama ini mengumumkan Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile. Keunggulannya dibandingkan K70 standar bisa dilihat dari namanya. Embel-embel “Low Profile” menandakan bahwa ia mengemas tombol-tombol yang lebih tipis dari biasanya. Otomatis tebalnya secara keseluruhan menyusut dari 40 mm pada versi standarnya menjadi 29 mm saja.

K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair
K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair

Namun yang menipis rupanya bukan cuma tombolnya saja, melainkan juga tiap-tiap switch mekanis yang ada di baliknya. Alhasil, pengguna tidak perlu menekan terlalu dalam pada K70 Low Profile, dan Corsair percaya ini bisa membantu pengguna jadi tidak cepat lelah saat mengetik atau bermain.

Switch-nya sendiri ditawarkan dalam dua varian: Cherry MX Low Profile RGB Speed dengan actuation 1 mm, dan Cherry MX Low Profile RGB Red dengan actuation 1,2 mm yang linear pada model RapidFire. Sayang sekali tidak ada varian yang bersifat tactile (Brown atau Blue), yang menurut saya pribadi paling pas untuk mengetik.

Berhubung switch-nya lebih tipis, jaraknya dengan LED backlight di bawahnya jadi makin dekat. Dampaknya, pencahayaan RGB pada K70 Low Profile diklaim lebih terang, dan tentu saja pengguna masih dapat mengatur pola beserta efeknya melalui software Corsair iCUE.

Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile

Rangka aluminium khas seri K70 tetap hadir, namun sedikit direvisi di sini demi mengakomodasi tombol dan switch yang lebih tipis. Corsair bilang bahwa desain baru ini dapat membantu mengurangi beban tekanan pada telapak dan pergelangan tangan pengguna.

Selebihnya, K70 Low Profile menawarkan fitur-fitur pemanis yang sama seperti versi standarnya, yang mencakup tombol multimedia, kenop volume, dan palm rest bertekstur yang dapat dilepas-pasang. Tombol WASD dan QWERDF cadangan yang memiliki warna dan tekstur berbeda juga tersedia buat yang gemar bermain game FPS maupun MOBA.

Baik K70 Low Profile maupun K70 Low Profile RapidFire saat ini sudah dipasarkan seharga $170.

Sumber: Corsair.

MSI Luncurkan 2 Keyboard Gaming Premium Dengan Sistem RGB Per Key ‘Tersinskronisasi’

Di antara produk papan ketik spesialis gaming racikan MSI, Vigor merupakan lineup yang mendapatkan perhatian paling besar. Keseriusan sang produsen menapaki ranah pembuatan keyboard gaming mulai terlihat sejak awal tahun lalu, saat mereka memamerkan sejumlah periferal di CES 2017. Salah satunya adalah papan ketik bernama Vigor GK80.

Ternyata butuh waktu setahun lebih bagi Micro-Star International untuk memoles perangkat tersebut. Vigor GK80 baru diumumkan secara resmi di tanggal 28 Februari 2018 kemarin. Menariknya, ia tidak sendirian dalam berkompetisi di segmen yang dikuasai oleh nama-nama seperti Razer atau SteelSeries itu. Sang produsen juga menyediakan alternatif berdesain lebih ringkas, yaitu Vigor GK70.

GK 4

GK 7
Vigor GK 80 (atas) dan GK70 (bawah).

Vigor GK80 dan GK70 mengusung moto serupa: untuk menjadi landasan solid dalam ber-gaming. Tubuh kedua keyboard terbuat dari aluminium dengan finishing anodized. Menurut MSI, material ini kuat, ringan, serta tidak mudah mengumpulkan baretan. Lalu tim desainer juga memanfaatkan desain keycap ‘melayang’. Posisinya tidak terlalu dempet ke bawah sehingga mudah dilepas dan dibersihkan.

Sang produsen hardware Taiwan itu juga menyediakan dua tipe keycap: 12 keycap karet bertekstur jika Anda membutuhkan daya cengkeram lebih tinggi, serta empat keycap logam zinc yang bisa Anda taruh di posisi WASD. MSI paham betul bahwa tombol-tombol ini yang paling sering digunakan gamer, dan umumnya, pemakaian di waktu lama akan membuat permukaannya aus.

GK 3

GK 5

Perbedaan distingtif antara Vigor GK80 dan GK70 terletak pada desainnya. Vigor GK80 adalah keyboard full-size, sedangkan Vigor GK70 menyuguhkan rancangan tenkeyless. GK80 dilengkapi tombol-tombol pengaturan fungsi media dedicated, serta dibundel bersama wrist rest detachable yang mempunyai tempat penyimpanan keycap tambahan. Penampilan minimalis GK70 sendiri membuatnya lebih cocok digunakan dalam turnamen karena memberikan ruang bergerak lebih lapang bagi mouse.

GK 3

Spesifikasi kedua papan ketik gaming ini tetap sama, masing-masing menawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau MX Silver Speed. Keduanya tersambung ke PC lewat kabel USB braided 2m, turut dibekali sistem RGB per key MSI Mystic Light yang memeperkenankan kita untuk menyinkronkan pencahayaan di keyboard dengan hardware PC dan aksesori lain. Selanjutnya, utak-atik fungsi macro dapat dilakukan via software.

GK 1

MSI belum mengungkap harga dari keyboard-keyboard ini, namun mereka berencana untuk mulai memasarkannya secara global di bulan Maret 2018.

Vigor GK80 dan GK70 merupakan keyboard yang MSI posisikan di kelas high-end, setelah sebelumnya mereka memperkenalkan papan ketik anti-tumpahan air Vigor GK40. MSI terbukti lihai dalam meracik gaming gear, tapi saat ini mereka membutuhkan fitur signature baru mengingat pemakaian RGB per key sudah jadi semakin umum di kalangan produsen periferal.

Asus ROG Strix Flare Adalah Keyboard Mekanis dengan Sejumlah Elemen Desain Cerdas

Sebelum Computex dihelat di pertengahan tahun nanti, Asus rupanya tidak mau melewatkan dan menyia-nyiakan ajang CES begitu saja. Dalam salah satu expo teknologi terbesar yang diadakan di Las Vegas itu, Asus mengumumkan sejumlah produk untuk kategori PC gaming.

Yang pertama dan yang paling menarik perhatian saya – karena saya setiap harinya selalu mengetik dan bermain game – adalah sebuah keyboard mekanis bernama ROG Strix Flare. Strix Flare bukanlah keyboard mekanis pertama Asus, tapi ia yang pertama berhasil mengundang ketertarikan lewat desainnya.

Bukan, bukan sistem pencahayaan RGB-nya yang tampak menggoda, melainkan sejumlah keputusan desain yang menurut saya sepele tapi berpengaruh signifikan. Ambil contoh peletakan tombol untuk mengontrol media. Di saat mayoritas pabrikan keyboard menempatkannya di sebelah kanan, Asus memindahnya ke sebelah kiri pada Strix Flare.

Menurut saya ini punya dampak yang cukup krusial. Pasalnya, mengatur volume di tengah-tengah sesi tembak-menembak CS:GO bisa dilakukan tanpa harus melepas mouse sama sekali, terkecuali Anda merupakan pengguna mouse kidal. Hal yang sama juga berlaku untuk mengontrol jalannya musik, menonaktifkan tombol Windows maupun menyetel tingkat kecerahan lampu RGB.

Asus ROG Strix Flare

Elemen desain cerdas yang kedua adalah cekungan kecil di bagian bawah keyboard yang bisa dimanfaatkan untuk menyembunyikan kabel headset (sayang tidak ada gambarnya), mencegah kabel yang tidak sengaja tertarik karena sedang asyik berkonsentrasi mencari headshot. Lebih lanjut, palm rest-nya tampak menipu karena dari depan kelihatan tidak ada celah di antaranya dan keyboard.

Selebihnya, Asus tentu saja tidak lupa akan performa keyboard itu sendiri. Masing-masing tombol Strix Flare mengemas switch Cherry MX RGB – bisa dalam varian Red yang linear, Brown yang tactile atau Blue yang clicky. Asus juga berencana menghadirkan varian MX Speed Silver ke depannya.

Lampu RGB yang ada di balik tiap-tiap tombol Strix Flare dapat dikontrol secara terpisah, atau dengan menerapkan satu dari 13 efek yang tersedia. Strix Flare juga menjadi keyboard pertama yang memanfaatkan software konfigurasi terbaru Asus, yang diklaim lebih optimal dan lebih komprehensif dalam mengakomodasi pengaturan profil, makro dan pencahayaan RGB itu tadi.

Asus menjadwalkan pemasaran ROG Strix Flare di kawasan Amerika Serikat mulai Februari mendatang seharga $180. Semoga saja mereka bisa dengan cepat membawanya ke tanah air.

Sumber: Asus.

Penna Ialah Keyboard Mekanik ala Mesin Ketik Untuk Perangkat Bergerak

Metode kendali dengan layar sentuh memang sangat intuitif dan praktis saat kita berinteraksi dengan perangkat bergerak. Namun tentu saja touchscreen bukanlah solusi buat semua kebutuhan. Mayoritas user umumnya akan memanfaatkan aksesori tambahan ketika mereka dituntut bekerja secara mobile. Dan saat ini, ada banyak pilihan keyboard Bluetooth.

Keyboard wireless untuk smartphone dan tablet tersaji dalam berbagai ukuran, namun umumnya arahan desainnya hampir serupa, yaitu mengusung konsep portable. Developer Elretron asal Kalifornia punya gagasan berbeda: bagaimana jika keyboard Bluetooth difokuskan untuk memberikan pengaalaman terbaik saat mengetik, seperti yang disuguhkan oleh mesin ketik ataupun keyboard mekanik buat PC. Itulah alasan di belakang pembuatan Penna.

Penna adalah keyboard Bluetooth yang dirancang buat dipasangkan ke perangkat bergerak. Penampilannya menyerupai versi kecil mesin ketik, memiliki tuas di sisi kiri, keycap klasik, dan lubang di area depan. Namun bukannya tempat keluar-masuk kertas, lubang tersebut ialah stand untuk menaruh tablet ataupun smartphone. Lalu tuasnya sendiri berfungsi buat mengakses fitur macro – dapat di-setup untuk menuliskan kata-kata yang sering Anda pakai.

Penna 1

Keyboard ini menawarkan layout Amerika, Inggris, Jerman, dan Perancis; dengan enam baris tuts tanpa disertai numpad (tenkeyless). Anda dipersilakan memilih dua tipe keycap, yakni jenis diamond yang akurat serta model retro dengan wujud bundar dan frame chrome – terinspirasi dari papan ketik klasik. Tombol-tombol di sana bisa mudah dilepas dan dipasang tanpa membutuhkan alat khusus.

Penna 2

Bagian paling spesial dari Penna terletak pada switch-nya. Ketika produsen keyboard Bluetooth umumnya memakai membran, Elretron memanfaatkan switch mekanik Cherry. Anda dapat memilih switch ‘linear’ seperti Cherry MX Brown dan MX Red, serta Cherry MX Blue dengan sensasi clicky-nya. MX Brown merupakan jenis paling fleksibel, mendukung kegiatan mengetik dan gaming; Red adalah varian paling ringan; sedangkan MX Blue sangat presisi buat mengetik.

Penna tak hanya kompatibel untuk perangkat bergerak. Selain bisa disambungkan ke device Android dan iOS, Anda dapat menggunakannya sebagai periferal input utama di PC. Buat sumber tenaganya, Penna membutuhkan dua buah baterai AA – diklaim mampu menjaganya tetap aktif sampai enam bulan.

Penna tersedia dalam banyak pilihan warna: hitam, putih, baby pink, hijau pastel, serta warna kayu. Selama masa crowdfunding-nya belum berakhir, keyboard tersebut bisa Anda pesan di Kickstarter seharga mulai dari US$ 90 – separuh dari harga retail.