Layanan E-Commerce Kasur Premium “Mimpi” Perbarui Situs dan Tambah Produk Baru

Menggabungkan teknologi dan proses pengemasan yang praktis, startup e-commerce khusus untuk penjualan kasur premium Mimpi hari ini (08/18) meluncurkan situs dengan tampilan terbaru sekaligus empat tipe produk paling anyar. Kepada media CEO Mimpi Frank De Witte mengungkapkan, setelah hadir satu tahun terakhir, Mimpi dengan strategi dan riset yang dikembangkan, saat ini fokus menyasar wilayah Jakarta dan Bandung.

“Di awal kami berdiri, Mimpi banyak melakukan riset, mengumpulkan feedback sekaligus memperkuat teknologi kami untuk memastikan produk yang kami miliki memiliki target pasar yang tepat.”

Sebagai startup yang secara khusus hanya menjual kasur kualitas premium dengan harga terjangkau, Mimpi mengklaim adalah satu-satunya pemain online yang menyasar segmen ini. Kompetitor langsung Mimpi adalah perusahaan yang membuat kasur secara konvensional, yang saat ini telah memiliki bisnis besar di Indonesia.

“Kami menyadari layanan Mimpi yang hanya bisa dibeli secara online dan tidak memiliki toko fisik, bisa ‘mengganggu’ bisnis konvensional yang saat ini sudah ada. Namun Mimpi lebih ingin maju bersama dibandingkan menjadi kompetitor dari perusahaan tersebut,” kata Frank.

Secara khusus Mimpi menyasar pasar B2C dengan pilihan harga kasur mulai dari Rp2 juta hingga Rp11 juta rupiah. Untuk pengiriman sendiri Mimpi memberikan ongkir gratis untuk pembeli kasur Mimpi melalui situs.

Teknologi kompresi yang dikembangkan di Belgia 

Untuk memastikan teknologi yang disematkan dalam kasur Mimpi terbaik, Frank menyebutkan teknologi tersebut secara khusus dikembangkan Mimpi di negara asal Frank De Witte, Belgia. Sementara untuk pembuatan kasur hingga gudang penyimpanan, semua ada di pulau Jawa.

“Untuk material khusus yang kami impor dari Belgia adalah cover saja, selebihnya semua proses pembuatan hingga pengiriman kami lakukan di Indonesia,” kata Frank.

Teknologi kompresi yang diunggulkan oleh Mimpi, mampu mengecilkan ukuran kasur. Kemudian dengan proses pengemasan, Mimpi memiliki kotak ukuran khusus yang diklaim sangat menarik dan praktis, sehingga mengatasi kesulitan saat pembelian kasur secara umum, yang biasanya membutuhkan transportasi dalam ukuran besar untuk pengiriman barang.

“Kami belajar dari packaging yang dihadirkan oleh semua produk dari Apple. Semua tampak sangat menarik, praktis namun berfungsi dengan baik,” kata Frank.

Fokus Mimpi di tahun 2018

Untuk memperlancar proses pengiriman, Mimpi menjalin kemitraan dengan logistik pihak ketiga yaitu DHL dan Shipper, startup agregator perusahaan logistik. Untuk pembayaran Mimpi menyediakan pilihan transfer bank, kartu kredit hingga melalui Midtrans.

Untuk ke depannya Mimpi juga berencana untuk bermitra dengan layanan e-commerce seperti Lazada, Tokopedia hingga Bukalapak untuk penjualan. Namun saat ini semua pembelian hanya bisa diakses melalui situs Mimpi. Saat ini Mimpi masih menjalankan bisnis secara boostrapping, dan belum memiliki rencana untuk melakukan fundraising.

“Fokus kami saat ini tentunya melakukan kegiatan pemasaran, mengedukasi calon pembeli terkait dengan keuntungan dari kasur kami dan menambah jumlah penjualan,” tutup Frank.

MP3 Resmi ‘Dibunuh’ oleh Penciptanya

22 tahun sejak ia menyapa publik untuk pertama kalinya, MP3 yang tidak lain merupakan format audio terpopuler harus mengakhiri kiprahnya dengan cukup pahit. Ia ‘dibunuh’ oleh penciptanya sendiri, Fraunhofer Institute for Integrated Circuits, yang memulai pengembangan format tersebut pada akhir tahun 80-an.

Institusi asal Jerman tersebut baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka sudah menghentikan program licensing atas sejumlah paten yang berkaitan dengan MP3. Alasannya sederhana: dunia sudah menemukan format yang lebih superior, yakni AAC alias Advanced Audio Coding.

Memang benar, AAC merupakan format andalan mayoritas layanan streaming musik. Menurut Fraunhofer – yang sendirinya ikut membantu pengembangan AAC – AAC lebih efisien dan menawarkan lebih banyak fungsionalitas ketimbang MP3. Pernyataan ini juga benar, seperti yang bisa kita lihat pada layanan streaming film, dimana format audio yang dipakai sekali lagi adalah AAC.

Singkat cerita, AAC ke depannya bakal menggantikan MP3 sebagai standar format audio terkompresi. Namun hal ini bukan berarti MP3 lalu akan mati dan semua koleksi musik kita dalam format tersebut tiba-tiba tidak bisa lagi diputar.

Yang bisa terjadi kemungkinan adalah hilangnya dukungan format MP3 pada perangkat seperti speaker Bluetooth di masa yang akan datang, dikarenakan Fraunhofer tidak lagi ‘menjual’ lisensi patennya. Namun kemungkinan sebaliknya juga bisa terjadi seandainya Fraunhofer memutuskan untuk menggratiskan lisensinya.

Terlepas dari itu, MP3 tetap sangat berjasa dalam membantu kita bermigrasi ke musik digital. Meski tidak bisa dipungkiri MP3 adalah pemicu meledaknya angka pembajakan musik, MP3 juga yang pada akhirnya membiasakan kita menikmati musik di mana saja – dulu lewat iPod atau sejenisnya, sekarang melalui smartphone.

Karena sudah terbiasa, konsep layanan streaming musik pun terdengar begitu masuk akal di telinga kita, hingga akhirnya kita memutuskan untuk berlangganan Spotify, Apple Music, maupun layanan lainnya. Hasil akhirnya, angka pembajakan musik jadi bisa sedikit ditekan, dan menurut saya cukup wajar jika kita menganggap MP3 telah menebus ‘dosanya’.

Sumber: NPR. Gambar header: Pixabay.

Opera Mini Presents More Intensive Compression Technology

As part of its “acquiring 275 million Android users by 2017” plan, Opera launched its latest innovation called Opera Mini 11, which is claimed to be able of saving the use of data plan on cellphone and smartphone. Opera Mini 11 comes with two different data compression options, High and Extreme, which can be chosen based on users’ preference. Continue reading Opera Mini Presents More Intensive Compression Technology

Opera Mini Terbaru untuk Android Hadirkan Mode Kompresi yang Lebih Intensif

Sebagai bagian dari rencana untuk mencapai 275 juta pengguna Android hingga akhir tahun 2017, Opera meluncurkan inovasi terbaru Opera Mini 11 yang diklaim mampu menghemat pemakaian data plan di ponsel dan smartphone. Opera Mini 11 menghadirkan dua pilihan kompresi data yang berbeda, yaitu High dan Extreme. Dua pilihan mode kompresi ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Continue reading Opera Mini Terbaru untuk Android Hadirkan Mode Kompresi yang Lebih Intensif