Tips Mengelola Customer Relationship di Era Digital

Dalam dunia bisnis, membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah hal yang sangat krusial. Hubungan pelanggan, atau yang kita kenal dengan istilah “customer relationship”, adalah sebuah metode yang diterapkan untuk membangun interaksi yang positif dengan pelanggan, dengan tujuan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.

Hubungan yang baik dengan pelanggan dapat memicu loyalitas dan mempertahankan klien yang bernilai dalam jangka panjang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari transaksi-transaksi ulang.

Mengapa Hubungan Pelanggan Itu Penting?

Membangun produk yang luar biasa memang tantangan tersendiri dan menjadi salah satu penentu keberhasilan. Namun, hubungan pelanggan yang kuatlah yang akan menentukan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Konsumen kini memiliki pengaruh yang besar dalam industri, sehingga mereka tidak hanya fokus pada produk yang dijual, tetapi juga pada cara produk itu dijual dan apa yang terjadi setelah produk itu terjual.

Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan layanan pelanggan untuk memenuhi tuntutan yang terus berkembang dari konsumen.

Customer Relationship di Era Digital Marketing

Kita tahu membangun hubungan baik dengan pelanggan adalah kunci sukses bisnis. Jika hubungan ini terjalin buruk, dapat mengakibatkan bisnis goyah. Sebaliknya, bila kita baik dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, mereka juga akan setia pada kita. Di era sekarang, pemasaran digital menjadi salah satu cara ampuh untuk menjalin dan mempererat hubungan dengan pelanggan.

Dengan tingginya tuntutan dari pelanggan akan layanan online, keberadaan bisnis di dunia maya menjadi semakin penting. Melalui pemasaran digital, bisnis bisa lebih dekat dengan pelanggan dan memperkuat hubungan dengan mereka.

Hubungan pelanggan digital berarti perusahaan secara proaktif menggunakan saluran komunikasi dua arah untuk terhubung dengan pelanggan, mendengarkan kebutuhan dan minat mereka, dan menyampaikan pesan yang dipersonalisasi untuk membangun keterlibatan jangka panjang.

Bagian “digital” menunjukkan cara Anda menjangkau pelanggan misalnya melalui email, teks, web, dan platform sosial. Namun “hubungan” dalam konteks ini lebih dari sekadar saluran mana yang Anda gunakan. Pelanggan mengharapkan hubungan digital yang responsif dan relevan dengan kepentingan mereka.

Hubungan digital yang efektif dibangun berdasarkan komunikasi dua arah: mendengarkan kebutuhan pelanggan dan menyampaikan pesan yang penting bagi mereka.

Tips Mengelola Customer Relationship di Era Digital

Memastikan Konten yang Menarik

Berikan informasi tentang bisnis Anda dengan cara yang paling menarik. Temukan dan publikasikan informasi penting di dalam website yang bermanfaat bagi pelanggan dan menambah nilai, seperti kode diskon online, nomor layanan pelanggan, email dan lain sebagainya.

Blog dan media sosial dapat menjadi media lain untuk menyajikan konten yang menarik bagi pelanggan, sehingga mendorong mereka untuk kembali. Ciptakan konten yang menghibur, menarik, atau bermanfaat. Misalnya, jika Anda bergerak di bisnis bumbu instan, maka Anda dapat membagikan resep yang menggunakan produk Anda.

Menjawab Pertanyaan yang Sering Diajukan

Dengan menjawab pertanyaan yang sering diajukan pelanggan di website dan media sosial, Anda menunjukkan kesediaan Anda untuk membantu. Sehingga tidak hanya berguna untuk pelanggan, tapi ini juga akan memangkas pesan atau panggilan telepon yang masuk yang menanyakan pertanyaan serupa.

Sediakan fasilitas email untuk pertanyaan dan feedback dari pelanggan – dan pastikan ada yang secara rutin memeriksanya. Balas pertanyaan dengan segera dan berikan penekanan bahwa feedback mereka sangat dihargai.

Mendorong Pengunjung untuk Mendaftar

Ajakan untuk mendaftarkan akun bisa berguna untuk mengumpulkan data statistik dan alamat email untuk keperluan pengiriman email promosi.

Namun, mengajak orang untuk mendaftar sejak awal tergolong strategi yang beresiko mendapatkan penolakan. Kebanyakan orang tidak akan mendaftar kecuali ada insentif, penawaran khusus atau akses ke informasi lebih lanjut yang tidak tersedia untuk non-pelanggan.

Manfaatkan Media Sosial

Salah satu keunggulan media sosial adalah kemampuannya untuk memungkinkan Anda berkomunikasi secara langsung dengan audiens target dan mendapatkan umpan balik secara real-time. Orang-orang di media sosial juga lebih terbuka untuk memberikan umpan balik dibandingkan melalui telepon. Ini disebabkan mereka merasa lebih terlindungi dan lebih bebas untuk memberikan komentar.

Banyak merek besar memanfaatkan Twitter sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Media sosial memberi mereka wadah untuk berinteraksi dengan pelanggan secara langsung.

Namun ketika Anda memutuskan untuk hadir di media sosial, maka pastikan staf yang bertugas di sana memberikan respon yang cepat. Semakin cepat respons Anda, semakin baik untuk reputasi bisnis. Kualitas layanan Anda akan menunjukkan kepedulian Anda dengan keluhan pelanggan.

Customer Relationship Management

Banyak perusahaan memutuskan untuk berinvestasi dalam sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) untuk meningkatkan kualitas layanan mereka kepada pelanggan. Sistem CRM mengkompilasi informasi seperti data pelanggan, pola penjualan, data pemasaran, dan tren dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang penjualan baru, memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik, atau menawarkan layanan dan penawaran yang lebih personal.

Apabila website Anda menggunakan sistem manajemen konten, maka Anda juga bisa melakukan integrasi ke CRM guna mendapatkan data dan insight pemasaran yang lebih dalam.

Sistem CRM juga merupakan cara yang sangat efektif dalam menangani keluhan pelanggan. Sistem CRM yang dikelola dengan baik dapat sangat mempengaruhi reputasi bisnis Anda.

Memahami Apa Itu Telemarketing dan Strategi Penerapannya

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan apa itu telemarketing. Tapi, apakah pemahaman Anda selama ini mengenai istilah tersebut sudah benar? Mari simak informasinya pada artikel ini untuk memahami telemarketing lebih baik dan mempelajari strategi telemarketing yang efektif sebelum menerapkannya pada bisnis Anda.

Apa Itu Telemarketing?

Telemarketing adalah salah satu metode memasarkan produk atau jasa melalui telepon. Dalam pelaksanaannya, orang yang bertugas menawarkan produk ke pelanggan potensial dengan telemarketing disebut dengan telemarketer

Meskipun saat ini adalah era digital dan menggunakan metode pemasaran telemarketing bukanlah strategi yang populer, namun beberapa perusahaan besar masih menerapkan metode ini karena memiliki kelebihan tersendiri. Salah satunya adalah telemarketing merupakan bentuk pemasaran dua arah, dimana Anda bisa secara langsung menawarkan produk dan menerima feedback dari pelanggan selama sasaran pelanggan Anda tepat.

Strategi Efektif dalam Menerapkan Telemarketing

 

apa itu telemarketing

 

Meski bukan lagi metode pemasaran yang populer, namun Anda tetap bisa menggunakan telemarketing untuk menaikkan penjualan. Berikut ini adalah beberapa strategi agar penerapan telemarketing dalam bisnis Anda berjalan efektif.

Memiliki Alasan untuk Menelepon

Ketika Anda melakukan panggilan kepada calon pelanggan potensial, pastikan Anda memiliki alasan dan telah mengetahui apa yang akan Anda sampaikan. Jangan sampai calon pelanggan merasa membuang-buang waktu untuk mendengarkan hal yang tidak jelas.

Pahami Product Knowledge

Seorang telemarketer yang bertanggung jawab dalam mempromosikan suatu produk atau jasa tentu harus tahu seluk-beluk produk tersebut. Mengapa? Karena produk itulah yang akan menjadi topik utama dari penggilan yang Anda lakukan kepada pelanggan.

Melakukan Riset Terlebih Dahulu

Sebelum Anda menghubungi pelanggan atau calon pelanggan, pastikan Anda melakukan riset terlebih dahulu mengenai siapa yang akan Anda telepon. Riset yang Anda lakukan bisa berupa mencari tahu siapa mereka, apa yang mereka butuhkan agar dapat disesuaikan dengan penawaran Anda.

Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan pelanggan merasa terganggu dengan telepon Anda karena merasa produk yang ditawarkan tidak relevan dengan kebutuhan mereka.

Jangan Hanya untuk Berjualan

Telemarketing tidak hanya bisa digunakan untuk menawarkan produk atau jasa, melainkan juga untuk membangun customer relationship seperti halnya menggunakan email marketing.

Beri Pelanggan Kesempatan untuk Berbicara

Pada dasarnya, telemarketing adalah metode penawaran yang memungkinkan komunikasi berjalan dua arah. Namun, pada beberapa kesempatan seringkali telemarketer terlalu gugup sehingga terus berbicara tanpa memberikan kesempatan pelanggan untuk berbicara dan menanggapi.

Hal ini tentu memberikan kesan tidak baik kepada pelanggan. Untuk itu, pastikan Anda tetap tenang selama panggilan.

Bersikap Ramah & Wajar

Sebagai orang asing yang tiba-tiba mengajak berkomunikasi, pastikan Anda memberikan kesan ramah dan tidak kaku agar pelanggan merasa nyaman berkomunikasi dengan Anda.

Dengan memahami apa itu telemarketing dan menerapkan strategi telemarketing di atas, Anda mungkin bisa meningkatkan penjualan dengan menggunakan metode satu ini. Tak hanya itu, Anda bisa membangun hubungan dengan pelanggan agar pelanggan semakin nyaman dan yakin untuk terus membeli produk Anda atau menggunakan jasa Anda.

Header Pixabay.

Tips Relasi Media untuk Startup (Bagian 2): Menemukan Kesempatan Belajar

Selain membantu startup mempublikasikan informasi pembaruan inovasi, media bisa juga dimanfaatkan sebagai bagian dari pengembangan startup — khususnya media yang secara spesifik membahas bisnis dan teknologi. Jika diamati, saat ini media teknologi tidak hanya berfokus pada produksi tulisan saja, melainkan mencakup komponen pendukung lain, mulai dari menyajikan riset, mengadakan acara, menjadi kanal pekerjaan dan lain-lain.

Tulisan kali ini akan membedah beberapa kegiatan relasi media yang dapat dijadikan ajang peningkatan kapabilitas startup.

Mendapatkan sumber daya pembelajaran

Banyak media startup yang menyajikan ragam tulisan komprehensif mengenai tips pengembangan startup. Mulai yang bersifat teknis seperti pengembangan produk, bersifat pribadi seperti tentang kepemimpinan, hingga seputar bisnis seperti pemasaran. Di DailySocial sendiri, kami menempatkan tips tersebut ke dalam tiga kategori akses, yakni Start, Scale, dan Steer. Di kanal Start, berisi tips sederhana seputar pengembangan startup di tahap awal, berisi berbagai cara untuk mengembangkan tim, melakukan uji coba MVP, dan lain-lain.

Selanjutnya di kanal Scale, berisi kiat-kiat tentang pengembangan startup yang sudah memiliki kematangan produk. Di sini dibahas tentang pendanaan hingga membangun kerja sama dengan unsur eksternal. Terakhir adalah kanal Steer, berisi kiat-kiat untuk pengembangan startup di level lebih lanjut. Misal tentang pengembangan bisnis hingga otomasi pemasaran. Tulisan yang ada biasanya menyadur dari kisah sukses startup yang sudah ada atau mengutip ide dari para pakar di berbagai bidang.

Membuka kesempatan berkembang

Media juga dapat dimanfaatkan startup untuk menemukan berbagai kesempatan baru, mulai dari bertemu komunitas, investor, hingga mentor. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan berbasis meet-up yang sering diadakan. Biasanya kegiatan tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni gathering dan workshop. Kegiatan gathering cocok diikuti manakala tujuannya ialah membangun relasi publik, bertemu orang-orang baru, dan menemukan inspirasi. Sementara kegiatan workshop dapat diikuti untuk menambah pengetahuan secara langsung.

Beberapa media juga rutin mengadakan pameran yang dapat diikuti oleh startup, misalnya e27 setiap tahun mengadakan ajang Echelon yang berisi kompetisi startup, sesi keynote, hingga networking. Sedangkan untuk workshop, secara rutin DailySocial mengadakan kegiatan bertajuk #SelasaStartup, yakni kegiatan singkat yang diisi langsung oleh para pakar dari kalangan startup. Membahas dari urusan teknis hingga urusan bisnis.

Memperlihatkan kondisi industri

Ulasan mendalam tentang vertikal industri juga kerap disajikan oleh media. Misalnya baru-baru ini hangat dibahas regulasi yang tengah disusun pemerintah untuk fintech, dan masih banyak lagi. Hal seperti ini sering terlewat oleh founder saat membangun startup, yakni upaya untuk comply dengan regulasi – terutama untuk startup yang menangani proses bisnis kritis, seperti di bidang finansial atau layanan publik.

Lanskap persaingan juga acap kali disampaikan dalam rangkaian tulisan analisis dan riset oleh media. Sebagai contoh untuk lanskap on-demand pasca Uber diakuisisi, DailySocial mengadakan survei mengenai transisi konsumen untuk mengetahui ke mana mereka berlabuh dan tren kecenderungan pasar dalam menghadapi penghentian layanan. Membaca laporan riset seperti ini juga penting untuk memahami pangsa pasar secara umum, melihat kesempatan dari ujung ke ujung.

Picture1

Membangun Kepercayaan Pelanggan dengan Komunikasi

Loyalitas pengguna adalah hal diharapkan dari setiap pengembang produk atau layanan. Untuk mencapai tingkat loyalitas yang tinggi, membangun kepercayaan konsumen menjadi hal yang wajib dipersiapkan. Kepercayaan tidak hanya soal kualitas produk, tapi juga komunikasi yang baik.

Berikut beberapa tips komunikasi yang bisa dilakukan untuk mulai membangun komunikasi yang baik dengan pengguna.

Memberikan tanggapan dengan cepat

Untuk bisa memberikan pengalaman yang berkesan bagi pelanggan dalam hal komunikasi kuncinya adalah kecepatan dalam tanggapan. Semakin cepat pelanggan mendapatkan respons, semakin baik bagi hubungan yang terjalin. Terlebih bagi pelanggan yang membutuhkan bantuan atau informasi. Peluang pelanggan meninggalkan layanan dan beralih ke pesaing bisa jadi karena waktu tanggapan yang diberikan cukup lama.

Yang terpenting adalah waktu. Jika memang permasalahan atau informasi yang ditanyakan membutuhkan waktu lama, jawab pertanyaan pelanggan dengan permintaan kesediaan untuk menunggu. Hal tersebut bisa memberikan gambaran bahwa para pelanggan diperhatikan, dan Anda sedang bekerja untuk membantu mereka.

Jangan meremehkan percakapan ringan

Kadang pengalaman terbaik dalam komunikasi adalah pengalaman berbincang dengan orang. Jadi jika pelanggan menanyakan hal-hal sederhana sebisa mungkin untuk tetap menanggapinya. Percakapan-percakapan ringan mungkin sepele, tapi di sana ada pengalaman berharga dan rasa dihargai yang tinggi untuk pelanggan.

Proses internal yang teruji waktu

Jika Anda menjalankan bisnis jasa yang menawarkan proyek-proyek bagi pelanggan, usahakan Anda bisa “memamerkan” kinerja internal Anda. Komunikasikan bagaimana sistem internal Anda bekerja, dan bagaimana Anda memiliki kepedulian terhadap setiap detail, termasuk waktu pengerjaan. Jika Anda menggunakan perangkat pendukung untuk kolaborasi dan monitoring, sampaikan hal tersebut. Hal ini bisa menjadi poin untuk menambah kepercayaan pelanggan.

Mencerna keinginan mereka

Salah satu kesalahan yang terjadi ketika pengerjaan proyek dengan klien adalah kesalahpahaman. Salah satu cara ampuh untuk menghindari hal ini adalah komunikasi intens dan detail. Apalagi sebelum proyek dikerjakan. Diskusikan semua kebingungan dan hambatan yang ditemui, kemudian sampaikan apa yang dicerna dari permintaan klien, pastikan persepsi satu dan lainnya sama.

Tips Menangani Pelanggan yang Kecewa

Pelanggan adalah raja, tapi tidak dengan pelanggan yang tidak memiliki nilai kesopanan. Sebagai bisnis yang berorientasi kepada kepuasan pengguna pengalaman dan kualitas layanan yang diberikan adalah hal yang utama.

Namun sering kali kita bertemu dengan pelanggan yang kadang mengalami pengalaman kurang menyenangkan dengan pelayanan kita, ketemu dengan banyak masalah dan mendapatkan produk tidak sesuai dengan harapan mereka. Pelanggan-pelanggan seperti itu yang wajib diantisipasi untuk tetap menjaga citra bisnis di masyarakat, termasuk mencegah kehilangan pelanggan.

Mengidentifikasi pelanggan yang kecewa

Bisnis jelas membutuhkan pelanggan, selain untuk mendapatkan keuntungan, pelanggan juga berperan dalam memberi masukan untuk menyempurnakan layanan atau produk. Namun tidak semua pelanggan bahagia dengan produk atau layanan yang diberikan, beberapa di antara mereka kecewa. Untuk itu penting untuk membedakan pelanggan yang bahagia dan pelanggan yang kecewa.

Tanda-tanda yang bisa dibaca untuk mengidentifikasi seorang pelanggan kecewa adalah dengan melihat frekuensinya menghubungi layanan pelanggan. Mungkin wajar seorang pelanggan meminta bantuan atau informasi kepada petugas layanan pelanggan, namun jika itu sering dan terus meningkat intensitasnya dari waktu ke waktu bisa jadi mereka adalah pelanggan yang kecewa. Bisnis harus mengetahuinya dengan cepat untuk bisa cepat mengantisipasinya.

Tanda berikutnya adalah pelanggan mulai membanding-bandingkan. Selalu wajar jika pelanggan melakukan komplain, tapi jika mulai membanding-bandingkan mungkin mereka merasa pelayanan atau produk kita di bawah standar atau ekspektasi mereka.

Tanda selanjutnya yang bisa diamati adalah dari internal. Jika karyawan sudah mulai  jengah atau komplain dengan seorang pelanggan bisa jadi pelanggan tersebut kecewa dan mulai mengganggu karyawan kita. Tanda lainnya juga bisa dibaca melalui tagihan yang urung dibayarkan tepat waktu dan selalu diikuti dengan komplain di media sosial.

Memuaskan pelanggan yang kecewa

Tidak mudah untuk menghadapi orang-orang yang kecewa, akan tetapi bersikap wajar dan tetap menghormati mereka adalah keharusan. Ada beberapa cara yang bisa dicoba, salah satunya adalah mendengarkan apa yang mereka keluhkan dengan sepenuh hati, dengan penuh perhatian dan empati. Karena setiap pelanggan yang kecewa pasti mengalami pengalaman yang kurang baik, hal tersebut bisa saja muncul dari pelayanan bisnis yang memang kurang baik atau memang pelayanan yang diberikan jauh di bawah ekspektasi pelanggan.

Di saat penanganan ini peran serta staf pelayanan pelanggan sangat sentral. Mereka harus menjadi pendengar yang baik dengan penuh empati, dan mencari titik permasalahannya untuk bisa diselesaikan dengan segera.

Selain mendengar, bisnis juga wajib melakukan segala hal yang terbaik untuk mengatasi permasalahan yang ada. Selalu komunikasikan dengan sopan dan lakukan segala hal untuk bisa menolong dan mengatasi kekecewaan. Bisa juga dicoba dengan menawarkan promo atau penawaran menarik kepada pelanggan tersebut untuk mengurangi kekecewaan mereka.

Email Masih Banyak Dipilih Masyarakat untuk Menghubungi Layanan Pelanggan

Layanan pelanggan menjadi salah satu komponen wajib dalam bisnis saat ini. Seiring kemajuan zaman, model layanan pelanggan pun mulai bergeser. Jika dulu hotline berbasis nomor telepon atau SMS menjadi andalan, kini pendekatan lain seperti media sosial mulai digencarkan.

Untuk memahami tren yang ada di masyarakat seputar bagaimana mereka berinteraksi dengan layanan pelanggan, DailySocial bekerja sama dengan JakPat menyurvei 1018 responden pengguna ponsel pintar terkait topik ini. Dari total responden, sebanyak 79,15 persen di antaranya pernah melakukan komplain terhadap suatu layanan atau produk melalui kanal layanan pelanggan.

Terkait dengan saluran, para responden lebih banyak yang mengaku bahwa lebih sering melakukan komplain melalui email. Sisanya memanfaatkan telepon, aplikasi pesan di website, media sosial dan layanan messenger.

Hasil survei 1

Bersamaan dengan tren adopsi sistem cerdas berbasis Artificial Intelligence (AI), pengembangan layanan berbasis chatbot turut mulai dikembangkan untuk menangani layanan pelanggan. Masyarakat pun kini tak asing lagi dengan adanya chatbot untuk sistem layanan pelanggan. Dari total responden, hanya 29,89 persen pelanggan yang mengaku belum pernah merasakan dilayani oleh sistem berbasis chatbot.

Sedangkan dari total pengguna layanan konsumen berbasis chatbot, sebanyak 76.30 persen mengaku komplain yang diajukan tertangani oleh sistem otomasi tersebut. Dengan semakin canggih model pengembangan dan penanganan layanan konsumen berbasis chatbot, masyarakat sendiri mulai percaya dengan model tersebut. Cukup menantang di tengah pemikiran yang masih “konvensional”, kadang jika tidak dilayani oleh orang dianggap kurang meyakinkan.

Hasil survei 2

Media sosial menjadi kanal penghubung pelanggan, benarkah demikian?

Menurut survei, dari total responden yang ditanya seputar penggunaan media sosial sebagai layanan pelanggan, sebanyak 28,91 persen pernah melakukan komplain via media sosial dan mendapatkan jawaban yang puas. Sebanyak 30,58 persen mengaku pernah melakukan komplain via media sosial namun tidak mendapatkan jawaban memuaskan.

Sedangkan sisanya mengaku tidak pernah melakukan komplain melalui media sosial. Hal ini dapat menyimpulkan sebuah pola sederhana, bahwa penerapan media sosial yang ada saat ini perlu dibenahi lagi, karena faktanya belum bisa mencapai visi sebenarnya dari sebuah layanan pelanggan. Bisa jadi juga memang media sosial bukan tempat yang efisien untuk mengelola sistem tersebut.

Secara umum layanan pelanggan sangat dibutuhkan untuk membantu pengguna atau konsumen dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam survei yang menanyakan kepuasan terhadap layanan pelanggan, 57,24 persen responden mengaku cukup puas dengan sistem yang ada saat ini.

Hasil survei 3

Masih banyak lagi data yang diungkapkan dari hasil survei ini terkait dengan tanggapan pengguna ponsel pintar tentang layanan pelanggan. Untuk laporan selengkapnya dapat diunduh secara gratis dalam hasil laporan DailySocial bertajuk “Digital Customer Service in Indonesia Survey 2017“. Kunjungi juga laman Report untuk mendapatkan lebih banyak insight dari berbagai survei seputar tren digital masa kini.

Strategi Startup Menjaga Loyalitas Pasar

Sebagai pemilik bisnis startup, mengamati perkembangan pasar rupanya menjadi perihal yang krusial demi melakukan peningkatan bisnisnya. Berkaitan dengan dinamika dan gejolak bisnis, sampai saat ini tren yang paling sering terjadi oleh startup adalah soal akuisisi, meskipun ada yang memandang positif dan negatif. Tujuan perusahaan besar mengakuisisi startup umumnya untuk mengelaborasikan bisnis yang ada, membeli untuk mematikan, hingga melihat potensi yang besar dari bisnis tersebut.

Bicara soal founder yang memikirkan kelangsungan hidup startup, maka ia mengetahui atau melihat masa depan bila diakuisisi. Sebab bisa saja proses tersebut mempertaruhkan visi misi yang sudah dijalankan sebelumnya. Apalagi bisnisnya sudah menemukan kepercayaan dari banyak investor.

Tetap berjalan, berakselerasi dan bertumbuh adalah mimpi setiap founder dalam menjalankan startupnya. Untuk itu perlu berbagai siasat agar bisnis tetap berjalan lancar.

Selalu memahami keinginan pengguna

Bicara bisnis, tentunya tidak terlepas dari pangsa pasar atau mengikuti kebutuhan pengguna. Semakin besar pengetahuan yang diperoleh, semakin baik pula startup membuat produk atau layanan. Jika sudah mendapatkan target pengguna dalam skala besar, startup akan sukses memasuki pasar untuk mendominasi pelanggan.

Melakukan inovasi secara berkelanjutan

Terdapat beberapa cara startup bisnis dalam melalukan pembaruan produk atau jasa demi mendominasi pasar. Seperti branding, kultur perusahaan dan inovasi wajib bagi startup jika mempertahankan eksistensi terhadap pangsa pasar.

Melihat kondisi pasar saat ini, rupanya tidak akan ada habisnya mengenal inovasi bisnis. Tentunya untuk menggaet loyalitas pengguna terhadap pelayanan startup.

Meningkatnya pengguna terhadap inovasi startup ini sangat menarik perhatian perusahaan besar untuk menjalin kerja sama dengan startup.

Jalin relasi dengan konsumen

Konsumen adalah aset tak ternilai untuk startup bisnis. Sehingga dapat dipastikan loyalitas pengguna adalah cermin bisnis yang berkualitas.

Adanya kedekatan antara pelaku bisnis dengan pengguna menjadi nilai plus untuk sebuah loyalitas. Dengan begitu, pengguna akan memilih produk atau jasa startup dengan pelayanan yang maksimal.

Bangun strategi pemasaran yang tepat

Maraknya startup bisnis saat ini dalam membuat produk sejenis, memungkinkan pengguna telah survive dari produk sebelumnya.

Maka wajib bagi startup baru menata kembali produk yang sudah ada dengan teknik marketing yang baik, untuk memenangi pangsa pasar. Jika produk sudah dikenal luas, kemungkinan besar bisnis tersebut menjadi penguasa di bidang tersebut.

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengguna

Salah satu kunci untuk menjalin keterikatan dengan pengguna adalah meningkatkan pelayanan pengguna. Masalahnya hal tersebut butuh strategi dan keputusan-keputusan matang. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pengguna.

Mempekerjakan pekerja yang memiliki empati

Salah satu cara sederhana untuk mendongkrak kualitas pelayanan pengguna adalah memperkerjakan orang-orang tepat di sana. Orang-orang yang memiliki rasa empati untuk memahami permasalahan yang dihadapi pengguna. Dengan rasa empati yang tinggi akan memberikan kesan tersendiri bagi pengguna.

Selain rasa empati keterampilan teknis juga dibutuhkan untuk meningkatkan performa. Salah satunya adalah kemampuan dasar, keterampilan berbahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa internasional seperti bahasa Inggris. Dengan kemampuan berbahasa yang baik pelanggan tidak perlu merasa khawatir untuk menyampaikan keluhan atau permasalahan lainnya.

Keterampilan berbahasa yang baik juga membantu dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan berbahasa yang baik juga bisa menjadi modal awal berkomunikasi dengan baik. Masalah dicerna dengan baik dan solusi disampaikan dengan jelas sehingga pelanggan tidak perlu bingung.

Bergerak ke arah model komunikasi real time

Selain kemampuan personal seorang customer service untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan pengguna juga dibutuhkan media komunikasi yang optimal. Jika merujuk pada perkembangan teknologi yang ada sekarang model komunikasi real time yang paling optimal.

Sistem chatting, telepon atau yang lainnya yang memungkinkan pengguna mendapatkan solusi permasalahan dalam hitungan menit bahkan detik akan menjadi pengalaman berharga bagi pelanggan dan menjadi image positif bagi bisnis. Meski demikian sistem tiket untuk menyampaikan keluhan masih menjadi cara yang efektif untuk mengatasi berbagai keluhan, utamanya hal-hal berbau teknis.

Yang perlu digaris bawahi adalah jangan terbiasa mengalihkan saluran saat ada interaksi dengan pelanggan. Ini bisa memberikan kesan negatif di mata mereka. Saat mereka menghubungi pusat bantuan atau pusat layanan pengguna tentu ada permasalahan atau minimal ada sesuatu yang ingin mereka tanyakan, jangan bebani mereka dengan harus pindah ke saluran lain.

Menambah jam pelayanan dan jangan terlalu formal

Hal lain yang berperan penting dalam peningkatan kualitas layanan pengguna adalah ketersediaan layanan. Artinya menambah jam pelayanan, misalnya bisa 24 jam sehari dalam seminggu itu menjadi nilai tambah yang berarti. Di samping itu cara berkomunikasi yang santai dan tidak terlalu formal juga bisa menjadi salah satu cara tersendiri untuk tingkatkan kualitas pelayanan pengguna.