Update Besar dan Versi Next-Gen Cyberpunk 2077 Dijadwalkan Hadir di Awal 2022

Tidak terasa sudah nyaris setahun sejak Cyberpunk 2077 resmi dirilis, akan tetapi versi next-gen dari game bikinan CD Projekt Red tersebut masih tak kunjung datang. Saat saya coba memainkannya kembali belum lama ini, pengalaman yang saya dapat pun masih tidak jauh berbeda dari saat game-nya pertama diluncurkan pada 10 Desember 2020.

Di titik ini, sebagian dari kita mungkin mempertanyakan apakah game ini masih bisa ‘diselamatkan’. CD Projekt sendiri cukup optimistis, dan dalam laporan finansial perusahaan terbarunya, mereka mengumumkan bahwa Cyberpunk 2077 bakal menerima sebuah update besar pada kuartal pertama 2022, bersamaan dengan peluncuran versi next-gen-nya.

Isi update-nya seperti apa tidak dijelaskan, apakah mencakup konten DLC gratis seperti yang dijanjikan, atau sebatas perbaikan dan penyempurnaan saja. Dalam sebuah siaran pers, Adam Kicinski selaku bos besar CD Projekt mengatakan bahwa timnya juga tengah sibuk mengerjakan expansion pack buat Cyberpunk 2077, tidak ketinggalan pula update versi next-gen dari The Witcher 3 yang ditargetkan hadir pada kuartal kedua 2022.

Rumornya, expansion pack untuk Cyberpunk 2077 bakal berfokus pada region Pacifica / CD Projekt Red

Mei lalu, Games Industry melaporkan bahwa CD Projekt menunjuk seorang game director baru untuk Cyberpunk 2077 yang akan berfokus pada pengembangan konten expansion pack-nya. Saya pribadi menaruh harapan besar pada rencana terkait expansion ini, sebab kalau berdasarkan pengalaman sebelumnya, The Witcher 3 juga baru benar-benar terasa matang setelah expansion pack keduanya dirilis.

Terlepas dari banyaknya permasalahan yang dihadapi, Cyberpunk 2077 tetap menjadi salah satu game yang paling diminati tahun ini. Pada bulan Juni 2021 misalnya, Cyberpunk 2077 berhasil menduduki peringkat pertama game PS4 terlaris setelah sempat ditarik dari PlayStation Store selama sekitar enam bulan.

Pekan lalu, bertepatan dengan event Steam Autumn Sale, Cyberpunk 2077 menjadi game terlaris ketiga berdasarkan data dari SteamDB. Cyberpunk 2077 juga kebanjiran ulasan positif dari pengguna Steam; dari tanggal 24 November 2021 sampai artikel ini dipublikasikan, tercatat sudah ada lebih dari 18.000 review pengguna dengan sentimen sangat positif.

Sumber: PC Gamer.

Monas dan Petronas Muncul di Wild Rift, Jumlah Pemain Cyberpunk 2077 Tembus 1 Juta Orang

Cyberpunk 2077 dari CD Projekt menjadi salah satu topik perbincangan hangat pada minggu lalu. Tak hanya itu, ada sejumlah pengumuman penting dalam The Game Awards, termasuk peluncuran trailer dari Dragon Age 4 oleh BioWare dan pengumuman Nintendo untuk memasukkan Sepiroth ke Super Smash Bros. Ultimate.

Monas dan Petronas Muncul di Wild Rift

Riot Games tampaknya serius dalam memasarkan Wild Rift di Asia Tenggara. Sejauh ini, mereka telah mengadakan turnamen dari mobile game itu dan menggandeng sejumlah influencer untuk memenangkan hati para gamer di Asia Tenggara. Tak sampai di situ, mereka juga menampilkan bangunan yang menyerupai Monas dan Petronas Twin Towers di halaman Launch Celebration Rift Rewards. Dengan ini, Riot tampaknya ingin menggubah rasa nasionalisme dari gamer di Indonesia dan Malaysia, menurut laporan Egg Network.

Monas dan Petronas Twin Towers di Wild Rift. | Sumber: Egg Network
Monas dan Petronas Twin Towers di Wild Rift. | Sumber: Egg Network

Among Us Diunduh Lebih dari 50 Juta Kali Selama November 2020

Selama tiga bulan berturut-turut, Among Us menjadi game dengan jumlah download paling banyak, baik di perangkat iOS maupun Android, menurut Sensor Tower. Pada November 2020, game buatan InnerSloth ini telah diunduh sebanyak 53,2 juta kali. Amerika Serikat menjadi negara kontributor paling besar, dengan kontribusi sebesar 15,8% dari total download. Sementara itu, Brasil menyumbangkan 9% dari total download.

Jika dibandingkan dengan total download pada Oktober 2020 — yang mencapai 74,8 juta — total download Among Us pada bulan lalu memang mengalami penurunan. Namun, sepreti yang disebutkan oleh Dot Esports, game ini telah memecahkan sejumlah rekor, termasuk memenangkan dua kategori di The Game Awards, yaitu Best Multiplayer Game dan Best Mobile Game.

Concurrent Players Cyberpunk 2077 Tembus 1 Juta Orang

Jumlah concurrent players dari Cyberpunk 2077 sempat mencapai lebih dari 1 juta orang pada minggu lalu. Dengan begitu, game buatan CD Projekt menjadi game ke-4 yang berhasil mencapai rekor itu. Satu hal yang menarik, Cyberpunk 2077 merupakan game pertama yang dapat meraih rekor itu pada hari pertama peluncuran, menurut laporan PCGamesN.

Berdasarkan SteamDB, pada puncaknya, jumlah pemain Cyberpunk 2077 mencapai 1.054.388 orang. Satu hal yang harus diingat, jumlah pemain ini hanyalah gamer yang menggunakan Steam. Sementara Cyberpunk 2077 juga bisa dibeli via Epic Store dan GOG.

Jumlah pemain Cyberpunk 2077 tembus 1 juta orang.
Jumlah pemain Cyberpunk 2077 tembus 1 juta orang.

BioWare Pamer Trailer Dragon Age 4

BioWare telah mengumumkan, mereka tidak akan menghentikan pengembangan Dragon Age 4, meski dua eksekutif mereka memutuskan untuk mengundurkan diri. Untuk membuktikan keseriusan mereka, mereka merilis trailer dari game Dragon Age terbaru di The Game Awards. Sayangnya, trailer itu hanya menunjukkan sekilas dari dunia Dragon Age 4, dan sama sekali tidak gameplay dari game tersebut, seperti yang disebutkan oleh VentureBeat.

Nintendo Masukkan Sepiroth ke Super Smash Bros. Ultimate

Di The Game Awards, Nintendo mengumumkan bahwa Sepiroth, salah satu villain di Final Fantasy, akan tampil di Super Smash Bros. Ultimate. Sebelum ini, Nintendo telah memasukkan Min Min dari ARMS dan Steve dari Minecraft. Seperti yang disebutkan oleh Kotaku, Nintendo tampaknya meramaikan Super Smash Bros. Ultimate dengan memasukkan banyak karakter dari berbagai game.

Cyberpunk 2077 Balik Modal di Hari Pertama Peluncurannya

Peluncuran Cyberpunk 2077 diwarnai banyak kontroversi. Penantian panjang para penggemarnya belum sepenuhnya terbayarkan karena permainan dinodai banyak kendala teknis (bug) dan performa yang kurang optimal. Lebih parah lagi, versi PS4 dan Xbox One-nya malah benar-benar buruk dari segi kualitas visual maupun performa, dan itu sudah dibuktikan oleh analisis dari Digital Foundry.

“Sudah menunggu lama, tapi game-nya terkesan belum selesai,” kira-kira begitu tanggapan sebagian gamer (saya salah satunya) mengenai Cyberpunk 2077 sejauh ini. Namun semua itu rupanya tidak mampu mencegah Cyberpunk 2077 sukses secara komersial dan menjadi mesin uang bagi CD Projekt Red (CDPR).

Laporan CDPR yang ditujukan ke investornya baru-baru ini menyatakan bahwa pemasukan yang didapat dari pre-order Cyberpunk 2077 sudah bisa menutupi biaya pengembangan sekaligus marketing-nya. Dengan kata lain, pengembangnya sudah balik modal bahkan di hari pertama peluncuran game ini pada tanggal 10 Desember kemarin.

Memangnya seberapa banyak jumlah pre-order yang dibukukan Cyberpunk 2077? 8 juta, dengan proporsi platform 59% di PC dan 41% di console. Sebagai perspektif tambahan, sekitar dua pekan sebelum Cyberpunk 2077 dirilis secara resmi, nilai pre-order-nya di Steam disebut sudah melebihi $50 juta. Sekali lagi, semua ini belum termasuk penjualan pasca game diluncurkan.

Terlepas dari segala kekurangannya sejauh ini, Cyberpunk 2077 berhasil mencetak rekor game single-player yang paling banyak dimainkan secara bersamaan di Steam. Data di SteamDB menunjukkan bahwa dalam 24 jam pertama pasca Cyberpunk 2077 dirilis, paling banyak ada 1.047.602 orang yang memainkannya dalam satu kesempatan yang sama. Angka ini lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya yang dipegang oleh Fallout 4 lima tahun silam (472.962 pemain).

Itu baru di Steam, dan Cyberpunk 2077 sendiri juga tersedia di platform lain seperti Epic Games Store, GOG (yang berada di bawah satu induk perusahaan yang sama seperti CDPR), dan bahkan Stadia, yang berarti jumlah pemain sebenarnya sudah pasti lebih banyak lagi.

Sumber: PC Gamer.

Rangkuman Review Cyberpunk 2077: Seharusnya Ditunda Lagi Saja

Hampir 8 tahun usai teaser trailer pertamanya dirilis dan setelah tiga kali ditunda peluncurannya, Cyberpunk 2077 akhirnya bakal benar-benar bisa dimainkan oleh publik secara luas pada tanggal 10 Desember mendatang. Bahkan saat artikel ini ditulis, saya pribadi sudah selesai melakukan pre-load Cyberpunk 2077 di Steam.

Seperti biasa, beberapa hari menjelang peluncurannya, lusinan media dipersilakan untuk memublikasikan ulasannya masing-masing. Di situs agregat OpenCritic, Cyberpunk 2077 sejauh ini mendapatkan skor rata-rata 91 dari 44 ulasan kritikus di media-media ternama, dan dari sekitar satu lusin ulasan yang sudah saya baca, responnya memang cukup positif.

GamesRadar+ memuji Night City (setting lokasi utama Cyberpunk 2077) sebagai dunia game paling immersive yang pernah ada. Begitu mengesankannya detail pada Night City, sang reviewer merasa akan terlalu banyak yang disia-siakan apabila pemain memilih untuk mengandalkan fast travel selama berpindah dari satu lokasi ke yang lainnya.

Game Informer di sisi lain sangat terpukau oleh berbagai karakter dalam Cyberpunk 2077. Bukan hanya karakter Johnny Silverhand yang diperankan oleh Keanu Reeves saja, tapi juga hampir semua NPC yang memberikan quest kepada sang protagonis, yang menurut sang reviewer benar-benar mengesankan perihal voice acting beserta animasinya.

Cyberpunk 2077

Developer CD Projekt Red (CDPR) selama ini sangat membanggakan bagaimana Cyberpunk 2077 sebagai sebuah RPG mampu menyajikan pilihan yang berlimpah kepada para pemainnya, dan klaim ini rupanya dikonfirmasi oleh ulasan dari IGN. Entah itu terkait opsi saat merespon percakapan dengan NPC, opsi pembuatan karakter, maupun bagaimana pemain bakal menjalani suatu misi, Cyberpunk 2077 benar-benar dibanjiri oleh segudang pilihan.

Seandainya The Witcher 3 bisa menjadi indikasi, narasi juga merupakan kekuatan utama Cyberpunk 2077. Dalam ulasannya, VGC menjelaskan bagaimana Cyberpunk 2077 dapat menyajikan jalan cerita yang benar-benar berkenang dibandingkan game lain yang sejenis, dan ini tidak hanya berlaku untuk jalan cerita utamanya, melainkan juga untuk sederet side quest yang tersedia.

Bagi yang menyukai genre RPG karena mekanik gameplay-nya yang kompleks, Cyberpunk 2077 semestinya bisa memenuhi hasrat tersebut kalau berdasarkan ulasan VG24/7. Perpaduan segudang pilihan senjata dan cyberware yang bervariasi, tidak ketinggalan pula segudang skill dan perk yang tersedia, membuat game ini sangat ekspansif perihal eksperimentasi build karakter.

CD Projekt Red masih punya banyak PR

Cyberpunk 2077

Namun seperti yang kita tahu, tidak ada satu game pun yang sempurna. Para reviewer ini boleh dibuat terkesan, tapi mereka juga sempat kesal akibat sederet bug yang membanjiri Cyberpunk 2077. Komentar soal bug ini bahkan bisa dibilang universal, sebab tidak ada satu pun reviewer yang tidak mengungkit soal betapa banyaknya bug teknis yang mampu merusak sensasi immersive yang didapat.

Ulasan dari PC Gamer contohnya, tidak hentinya membahas mengenai bug demi bug yang mereka temui hampir setiap saat. Mereka bahkan punya satu artikel khusus yang menjabarkan segudang bug yang sejauh ini belum diperbaiki oleh CDPR, dari yang sepele seperti bug visual, sampai yang krusial seperti dialog NPC yang menumpuk, yang tentu saja berdampak buruk terhadap penyajian cerita.

Sudut pandang lain yang juga menarik datang dari GamesBeat, yang menilai game ini seakan kurang bisa memaksimalkan potensinya. Ada banyak elemen dalam game yang seharusnya bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Kesannya memang kelewat ambisius, tapi untuk game yang memang sudah terdengar begitu ambisius semacam ini, kenapa tidak sekalian saja digarap sampai bisa melampaui ekspektasi pemain, kira-kira begitu gagasannya.

Konsensus utama yang bisa kita simpulkan dari ulasan-ulasan para kritikus ini adalah, Cyberpunk 2077 merupakan game yang mengesankan, terutama berkat dunianya yang ekspansif, tapi kurang pantas dimainkan saat ini akibat begitu banyaknya bug teknis. Indikasinya bahkan bisa dilihat dari bagaimana ulasan-ulasan ini diterbitkan.

Sejauh ini tidak ada satu pun media yang diperbolehkan menayangkan rekaman gameplay mereka, dan mungkin asumsinya CDPR tidak mau reputasi Cyberpunk 2077 mendadak anjlok karena betapa banyaknya problem visual dan teknis yang tampak. Semua reviewer juga memainkan Cyberpunk 2077 di PC, dan fakta ini memicu pemikiran bahwa performa game ini cukup buruk di console current-gen (PS4 dan Xbox One).

Bahkan performanya di PC pun jauh dari kata mengesankan. Tom’s Hardware sempat menguji Cyberpunk 2077 dengan berbagai kartu grafis, dan performanya bisa dibilang jauh dari kata optimal. Hal ini agak mengejutkan mengingat spesifikasi PC yang disarankan sebelumnya tergolong cukup rendah.

Pun demikian, kita juga tidak boleh lupa bahwa para reviewer memainkannya tanpa meng-install driver versi terbaru dari Nvidia maupun AMD, yang umumnya baru akan dirilis di hari peluncuran suatu game AAA. Versi yang dimainkan para reviewer juga memiliki DRM Denuvo – yang terkenal punya pengaruh buruk terhadap performa game – sedangkan versi final yang akan dirilis pada tanggal 10 Desember nanti dipastikan tidak punya DRM sama sekali.

Cyberpunk 2077

Singkat cerita, CDPR masih punya banyak PR (pekerjaan rumah) untuk mengoptimalkan Cyberpunk 2077 sehingga dapat menyuguhkan pengalaman yang istimewa. Di titik ini, Cyberpunk 2077 terkesan seperti game keluaran Bethesda yang dikenal begitu buggy di hari perilisannya.

Namun yang namanya bug teknis semestinya bisa diatasi dan hanya masalah waktu saja. The Witcher 3 pada saat dirilis lima tahun lalu juga jauh dari kata sempurna, tapi seiring berjalannya waktu, CDPR akhirnya berhasil mengatasi sejumlah problem teknis sehingga game tersebut layak mendapat predikat salah satu game terbaik sepanjang masa.

Untuk Cyberpunk 2077, kemungkinan memang prosesnya bakal lebih lama karena pandemi dan keterbatasan yang dihadapi tim developer selama bekerja dari kediamannya masing-masing. Pasalnya, seperti yang bisa kita lihat, penundaan perilisan sebanyak tiga kali pun masih belum cukup bagi CDPR untuk mengeliminasi sebagian besar bug pada Cyberpunk 2077.

Saran saya, seandainya Anda masih disibukkan dengan game AAA lain seperti Assassin’s Creed Valhalla atau Godfall, ada baiknya Anda menunda memainkan Cyberpunk 2077 di hari perilisannya sembari menunggu CDPR meluncurkan patch demi patch yang bakal menyempurnakan Cyberpunk 2077 secara berkala.

Tidak Perlu PC Mahal untuk Bisa Memainkan Cyberpunk 2077

Perilisan Cyberpunk 2077 sudah semakin dekat (19 November 2020), dan developer CD Projekt Red (CDPR) belum lama ini telah menekankan bahwa mereka tidak akan lagi menunda peluncuran RPG terbarunya tersebut.

Sejauh ini, kita sudah bisa mendapat gambaran yang cukup jelas mengenai seperti apa game ini nantinya dari beberapa video preview yang CDPR unggah ke channel YouTube resmi Cyberpunk 2077. Tentunya masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, dan salah satu yang mungkin paling banyak ditanyakan – terutama di kalangan gamer PC – adalah seberat apa game ini bakalannya?

Kenyataannya tidak seberat yang selama ini kita bayangkan. Tidak percaya? Lihat saja daftar spesifikasi PC yang CDPR sarankan di bawah ini:

Minimum

  • OS: Windows 7 64-bit atau Windows 10 64-bit
  • Graphics API: DirectX 12
  • Prosesor: Intel Core i5-3570K atau AMD FX-8310
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GTX 780 3 GB atau AMD Radeon RX 470
  • Storage: HDD 70 GB

Recommended

  • OS: Windows 10 64-bit
  • Graphics API: DirectX 12
  • Prosesor: Intel Core i7-4790 atau AMD Ryzen 3 3200G
  • RAM: 12 GB
  • GPU: Nvidia GTX 1060 6 GB atau AMD Radeon R9 Fury
  • Storage: SSD 70 GB

GTX 1060 adalah kartu grafis yang sama seperti yang disarankan oleh game seperti Death Stranding, yang terbukti cukup mudah untuk dijalankan di 60 fps pada resolusi 1080p. Tentu saja semua juga banyak bergantung pada optimasi masing-masing game, sebab Horizon Zero Dawn terbukti cukup berat dan banyak mengalami kendala terkait performa terlepas dari fakta bahwa engine yang dipakai untuk mengembangkannya sama persis seperti Death Stranding.

CDPR tidak menjelaskan definisi “recommended” buat mereka itu seperti apa, tapi kalau boleh menebak, kemungkinan besar yang mereka maksud adalah 60 fps di resolusi 1080p dan preset Medium pada pengaturan grafiknya. Kalau yang Anda incar adalah performa mulus di resolusi 1440p dan preset Ultra, lengkap dengan ray tracing, jelas saja spesifikasi yang dibutuhkan jauh lebih tinggi lagi.

Singkat cerita, Anda tidak butuh PC mahal untuk bisa bertualang sebagai V di Night City pada bulan November mendatang. Satu catatan terakhir yang tidak kalah menarik adalah, terlepas dari betapa masifnya dunia sekaligus konten dalam Cyberpunk 2077 (kalau berdasarkan penjelasan CDPR sendiri, plus rekam jejak mereka sebagai pengembang The Witcher 3), game-nya tidak perlu memakan ruang lebih dari 70 GB. Bandingkan dengan Call of Duty: Modern Warfare yang butuh lebih dari 200 GB.

Via: PC Gamer.

Syn Adalah Game Open-World FPS Bertema Cyberpunk Garapan Tencent

Cyberpunk 2077 adalah salah satu game AAA yang paling dinanti-nanti tahun ini. Jadi jangan heran melihat animo yang begitu besar terhadap karya CD Projekt Red tersebut, dan saya juga tidak akan terkejut seandainya ada developer lain yang tertarik untuk ikut mengembangkan game dengan tema cyberpunk yang futuristis.

Developer yang saya maksud adalah Lightspeed & Quantum Studio, divisi internal di bawah naungan Tencent Games yang membangun reputasinya lewat popularitas PUBG Mobile. Mereka tengah mengerjakan sebuah game berjudul Syn, yang dideskripsikan sebagai open-world FPS untuk PC dan console.

Andai ada kata “RPG” yang disisipkan, maka deskripsinya bakal sama persis seperti Cyberpunk 2077. Namun sepertinya kedua game ini bakal cukup berbeda. Kalau melihat video tech demo-nya di bawah, satu pembeda yang cukup signifikan menurut saya adalah bagaimana setiap karakter dalam Syn akan ditemani oleh seekor hewan peliharaan yang sudah menjalani sejumlah modifikasi cybernetic.

Sayangnya demonstrasi singkat tersebut belum bisa menggambarkan game ini secara detail. Tencent juga belum menunjukkan sama sekali gameplay-nya seperti apa, dan yang dipamerkan sejauh ini hanya sebatas opsi kustomisasi karakter yang cukup lengkap. Bahkan binatang peliharaannya itu tadi pun juga dapat dikustomisasi, demikian pula kendaraan yang ditunggangi.

Tencent bilang Syn digarap menggunakan Unreal Engine (kemungkinan besar Unreal Engine 4), dan mereka juga berkolaborasi langsung dengan Epic Games untuk mengembangkan sejumlah teknologi inovatif macam “strand-based hair system“, yang pada video demonya mampu menampilkan animasi rambut yang sangat realistis.

Secara lore, Syn mengambil setting tahun 2035, dan jalan ceritanya sepertinya bakal melibatkan konflik antara tiga faksi: Anarchy, Enforcer, dan Motorheads. Pemain tampaknya juga bakal dibebaskan memilih faksi untuk karakter buatannya.

Juga belum jelas adalah apakah game ini hanya bisa dimainkan secara online, atau ada juga mode campaign singleplayer-nya. Kalau melihat latar belakang developer-nya, saya cenderung menebak Syn sebagai permainan online multiplayer. Tencent sendiri belum membahas apa-apa soal ini. Mereka bahkan belum punya estimasi jadwal rilis sama sekali buat Syn.

Pun begitu, bukan tidak mungkin Syn nantinya bakal disajikan sebagai permainan singleplayer. Salah satu alasan pendukungnya adalah Lightspeed LA, sebuah studio game yang baru saja Tencent umumkan bakal mereka buka di Amerika Serikat, serta yang bakal menjadi bagian dari Lightspeed & Quantum.

Tencent bilang bahwa Lightspeed LA bakal fokus mengembangkan game AAA untuk console next-gen, dan mereka juga telah merekrut sosok veteran di bidang game development untuk memimpin Lightspeed LA, yaitu Steve Martin yang dicomot dari Rockstar. Pengalaman Steve selama pembuatan GTA V maupun Red Dead Redemption 2 tentu dapat membantu realisasi Syn menjadi permainan open-world kelas wahid.

Via: PC Gamer.

Perilisan Cyberpunk 2077 Diundur Lagi

Biasanya kalau sebatas berita penundaan perilisan suatu game, saya tidak akan tertarik untuk menuliskannya. Namun ini Cyberpunk 2077 yang kita bicarakan, game yang sudah saya pribadi nanti-nantikan sejak lama dari CD Projekt Red, yang sendirinya telah menjadi salah satu developer favorit saya semenjak mereka merilis The Witcher 3 lima tahun silam.

Ini juga bukan pertama kalinya perilisan Cyberpunk 2077 ditunda. Januari lalu, bahkan sebelum COVID-19 dikategorikan sebagai pandemi, CD Projekt sudah memutuskan untuk mengundur perilisan Cyberpunk 2077 dari tanggal 16 April menjadi 17 September. Sekarang, jadwal rilisnya ternyata dimundurkan lagi menjadi 19 November 2020.

Menariknya, CD Projekt sama sekali tidak menyinggung soal pandemi. Alasan mereka hanya sesederhana mereka butuh waktu lebih banyak untuk menerapkan balancing pada mekanisme game sekaligus memperbaiki sejumlah bug yang masih ada. Dari sisi konten dan gameplay, Cyberpunk 2077 sebenarnya sudah rampung kalau kata mereka.

Semua quest, cutscene, skill dan item di dalam game sudah selesai dibuat, dan CD Projekt pada dasarnya cuma perlu membubuhkan polesan terakhir agar game benar-benar matang dan siap dinikmati dengan problem teknis yang minimal. Saya bilang minimal karena sepertinya mustahil sebuah game bisa meluncur ke publik tanpa satu pun bug yang menodai, apalagi untuk game sekompleks Cyberpunk 2077 ini.

Cyberpunk 2077

Video preview gameplay Cyberpunk 2077 yang dirilis tahun lalu sejatinya bisa menggambarkan kompleksitas game ini. Di situ didemonstrasikan bahwa satu misi dapat diselesaikan dengan berbagai cara, menggunakan beberapa build karakter yang berbeda (tipikal RPG). Itulah mengapa saya tidak kaget kalau CD Projekt bilang mereka perlu waktu ekstra untuk menerapkan balancing.

Penundaan jadwal rilis ini otomatis juga berujung pada penundaan perilisan konten susulan, spesifiknya DLC atau expansion pack untuk Cyberpunk 2077. Selain itu, salah satu konten ekstra yang CD Projekt pernah janjikan sebelumnya adalah mode multiplayer, namun mode tersebut diperkirakan baru akan tersedia paling cepat di tahun 2022.

Kabar baiknya, event online Night City Wire yang dijadwalkan tayang pada 25 Juni nanti akan tetap berlangsung sesuai jadwal. CD Projekt semestinya bakal memanfaatkan live stream tersebut untuk membeberkan lebih banyak lagi soal Cyberpunk 2077, dan kita harus siap untuk dibuat semakin penasaran.

Saya pribadi akan memanfaatkan waktu ekstra selagi menunggu perilisannya ini dengan memainkan kembali The Witcher 3, yang jujur masih sangat asyik untuk dimainkan meski saya sudah menghabiskan waktu ratusan jam untuk menamatkannya lebih dari satu kali. Selain The Witcher 3, mungkin saya juga akan menyentuh kembali seri Deus Ex demi merasakan atmosfer cyberpunk yang kental sebelum terjun ke Night City nantinya.

Via: PC Gamer.

CD Projekt Red Sedang Bersiap-Siap Mengembangkan Game Baru

Ekspektasi gamer kian meningkat mendekati peluncuran Cyberpunk 2077.  Sebagai salah satu judul terbesar di 2020, Cyberpunk 2077 ialah game pertama CD Projekt Red yang tak mengusung latar belakang dunia Witcher, merupakan adaptasi dari permainan tabletop ciptaan Mike Pondsmith yang menawarkan kebebasan dan keleluasaan kustomisasi jauh melampaaui karya-karya mereka sebelumnya.

Tampak kontras dari The Witcher, Cyberpunk 2077 akan membawa pemain ke sebuah dunia distopia di masa depan saat perusahaan-perusahaan raksasa berebut kekuasaan dan praktek modifikasi organ tubuh melampaui batas kewajaran. Meski begitu, CD Projekt Red tak mau buru-buru meninggalkan jagat fantasi medieval tempat Geralt dan Ciri bertualang. Kabarnya, game mereka selanjutnya mungkin akan kembali di-setting di sana.

Kepada situs bisnis berbahasa Polandia Stooq, CEO CD Projekt Adam Kiciński mengabarkan bahwa mendekati rampungnya proyek Cyberpunk 2077, timnya sudah mulai menggodok permainan baru. Game difokuskan pada pengalaman single-player, konsepnya sudah mantap dan tinggal menunggu langkah pengembangan selanjutnya. Begitu Cyberpunk 2077 dirilis, developer berencana untuk segera mencurahkan perhatian dan sumber daya mereka.

Namun Kiciński juga kembali menegaskan bahwa developer tidak berniat untuk menciptakan ‘The Witcher 4’. Tiga permainan sebelumnya dirancang sebagai trilogi, dan kisah Geralt of Rivia telah berakhir di Wild Hunt. Namun di bulan Desember lalu, pihak CD Projekt telah mencapai kesepakatan baru dengan penulis Andrzej Sapkowski, dan developer masih sangat bersemangat buat mengembangkan game di jagat The Witcher.

CD Projekt Red saat ini telah membangun dua semesta berbeda: Witcher dan Cyberpunk. Kiciński menjelaskan, dua franchise tersebut merupakan modal mereka meramu kreasi-kreasi digital berikutnya.

Tentu saja kini pertanyaan terbesarnya adalah, akan seperti apa game ‘Witcher’ selanjutnya? Jika perjalanan Geralt memang sudah selesai, maka ada kemungkinan CD Projekt Red akan memperkenalkan tokoh-tokoh baru, atau membangun permainan di rentang waktu berbeda. Saya pribadi berharap agar game memperkenankan pemain menciptakan dan mengustomisasi karakter sesuai keinginan – seperti Cyberpunk 2077.

Berbicara soal Cyberpunk 2077, developer telah mengirimkan game open world role-playing itu ke sejumlah agensi rating beberapa hari lalu. Permainan memang masih belum rampung – saat ini CD Projekt Red masih terus mengerjakannya – namun sudah dapat dimainkan dan diuji oleh pihak di luar perusahaan. Kiciński menilai, prosesnya berjalan sesuai jadwal dan developer merasa ‘nyaman’ dengan agenda yang telah dibuat.

Tentu saja sebelum beralih ke permainan anyar, sebagian besar staf CD Projekt Red masih harus menyelesaikan mode multiplayer Cyberpunk 2077 – secepat-cepatnya akan meluncur di tahun 2022. Kemudian sebuah tim kecil ditugaskan untuk mengerjakan setidaknya dua buah expansion pack.

Via Eurogamer.

 

Pelanggan GeForce Now Dapat Memainkan Cyberpunk 2077 di Hari Peluncurannya

Kalau Anda suka The Witcher 3, besar kemungkinan Anda juga bakal suka dengan Cyberpunk 2077. Lucunya, meski sama-sama RPG, dua game itu sangatlah berbeda; satu mengambil setting medieval, satunya bertema distopia masa depan. Sistem combat-nya pun bahkan berbeda jauh; satu lebih ke arah hack-and-slash, dan satunya justru merupakan first-person shooter.

Basis pernyataan saya di atas adalah sosok yang bertanggung jawab atas terciptanya kedua game tersebut. Keduanya sama-sama dibuat oleh CD Projekt Red, dan developer asal Polandia tersebut sudah menegaskan bahwa mereka tidak akan menahan-nahan konten Cyberpunk 2077 untuk disuguhkan pasca perilisan demi meraup untung lebih banyak.

Singkat cerita, sebagai penggemar seri The Witcher sendiri, saya excited dengan Cyberpunk 2077. Namun yang jadi masalah sekarang adalah, kemungkinan besar PC tua saya tidak akan mampu menjalankannya secara mulus. Ketimbang harus upgrade, alternatif yang lebih terjangkau mungkin adalah memainkannya via layanan cloud gaming.

Cyberpunk 2077

Google Stadia maksudnya? Ya, tapi itu bukan satu-satunya opsi. Pada kenyataannya, hati saya justru lebih condong ke Nvidia GeForce Now yang baru saja lepas dari status beta. Pasalnya, Nvidia baru saja mengumumkan kalau konsumen GeForce Now bakal bisa memainkan Cyberpunk 2077 di hari peluncurannya nanti, tepatnya tanggal 17 September 2020.

Bukan cuma itu, Nvidia bahkan juga menjanjikan efek ray tracing yang terus aktif selama pelanggan memainkan Cyberpunk 2077 lewat platform cloud gaming-nya, yang berarti pencahayaan di Night City (setting lokasi Cyberpunk 2077) bakal kelihatan jauh lebih realistis ketimbang jika saya memaksa memainkannya di PC uzur saya.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, tidak seperti Stadia, GeForce Now tidak punya toko game-nya sendiri. Maka dari itu, Nvidia menyarankan pelanggan untuk membeli Cyberpunk 2077 terlebih dulu lewat Steam sebelum mengaksesnya di GeForce Now. GeForce Now sendiri juga mematok biaya berlangganan sebesar $5 per bulannya.

Ya, saya mungkin terdengar kelewat antusias mengantisipasi perilisan game ini, tapi Nvidia rupanya juga demikian.

Sumber: PC Gamer dan Nvidia.

Permainan Remake Capcom Sabet Penghargaan Paling Bergengsi di Game Critics Awards 2018

E3 ialah momen diungkapnya detail beragam game kelas blockbuster serta disingkapnya hardware gaming baru. Event tahun ini sendiri memang terasa lebih condong pada konten, meski Microsoft sempat mengonfirmasi pengembangan Project Scarlet. E3 2018 sudah rampung, tetapi tak sedikit gamer yang menanti pengumuman Game Critics Awards.

Game Critics Awards adalah ajang pemberian penghargaan tahunan yang dilangsungkan setelah E3 usai. Penghargaan tersebut diberikan oleh penyelenggara secara independen pada judul-judul permainan terbaik yang dipamerkan di sana, biasanya mengusung tajuk ‘Best of E3’. Dan untuk E3 2018, satu permainan remake garapan Capcom berhasil menyabet award paling bergengsi.

Ini di daftar lengkap pemenangnya:

 

Best of Show: Resident Evil 2

Nominasi: Anthem, Marvel’s Spider-Man, Sekiro: Shadows Die Twice, Super Smash Bros. Ultimate

 

Best Original Game: Dreams

Nominasi: Anthem, Days Gone, Sekiro: Shadows Die Twice, Skull & Bones

 

Best Console Game: Marvel’s Spider-Man

Nominasi: Assassin’s Creed Odyssey, Dreams, Resident Evil 2, Sekiro: Shadows Die Twice, Super Smash Bros. Ultimate

 

Best VR/AR Game: Tetris Effect

Nominasi: Astro Bot: Rescue Mission, Déraciné, Echo Combat, Trover Saves the Universe

 

Best PC Game: Anthem

Nominasi: Battlefield V, Metro: Exodus, Rage 2, Total War: Three Kingdoms

 

Best Hardware/Peripheral: Xbox Adaptive Controller

Nominasi: Neogeo Mini, Poké Ball Plus, Starlink: Battle for Atlas, Vantage Controller for PS4

 

Best Action Game: Anthem

Nominasi: Battlefield V, Call of Duty: Black Ops 4, Metro: Exodus, Rage 2

 

Best Action/Adventure: Marvel’s Spider-Man

Nominasi: Assassin’s Creed Odyssey, Resident Evil 2, Sekiro: Shadows Die Twice, Shadow of the Tomb Raider, Tom Clancy’s The Division 2

 

Best RPG: Kingdom Hearts III

Nominasi: Divinity: Original Sin II, Dragon Quest XI: Echoes of an Elusive Age, Octopath Traveler, Pokémon: Let’s Go, Pikachu! and Eevee!

 

Best Fighting Game: Super Smash Bros. Ultimate

Nominasi: Dead or Alive 6, Jump Force, Soul Calibur VI

 

Best Racing Game: Forza Horizon 4

Nominasi: F1 2018, Team Sonic Racing, The Crew 2, Trials Rising

 

Best Sports Game: FIFA 19

Nominasi: Mario Tennis Aces, Pro Evolution Soccer 2019

 

Best Strategy Game: Total War: Three Kingdoms

Nominasi: Mutant Year Zero: Road to Eden, Two Point Hospital, Wargroove

 

Best Family/Social Game: Overcooked 2

Nominasi: Dreams, Lego DC Super-Villains, Pokémon: Let’s Go, Pikachu! and Eevee!, Mario Tennis Aces

 

Best Online Multiplayer: Battlefield V

Nominasi: Anthem, Call of Duty: Black Ops 4, Destiny 2: Forsaken, Skull & Bones, Tom Clancy’s The Division 2

 

Best Independent Game: Ori and the Will of Wisps

Nominasi: Outer Wilds, Overcooked 2, Sable, Tunic

 

Best Ongoing Game: Fortnite

Nominasi: Destiny 2: Forsaken, For Honor, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

 

Special Commendation for Graphics:

  • Cyberpunk 2077

  • The Last of Us Part II

  • Ghost of Tsushima

 

Special Commendation for Sound: The Last of Us Part II

 

Special Commendation for Innovation: Cyberpunk 2077

Resident Evil 2 merupakan sebuah remake besar-besaran, dibangun ulang berbekal engine Resident Evil 7 dan menyajikan perspektif baru. Sistem kendali ala tank di game terdahulu digantikan dengan kamera orang ketiga ‘over-the-shoulder‘ mirip Resident Evil 5 dan 6. Konsepnya terdengar menjanjikan. Namun walaupun RE2 membawa pulang Best of E3 2018, beberapa game seperti Anthem, Spider-Man, The Last of US Part II dan Cyberpunk 2077 memenangkan lebih dari satu award. Di E3 2018, favorit saya pribadi adalah Cyberpunk 2077 dan Ghost of Tsushima.

Sumber: GameCriticsAwards.com.