Dampak Resesi Global Bagi Indonesia, Optimis dan Waspada

Pada akhir September kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi perekonomian dunia akan jatuh ke dalam jurang resesi pada tahun depan. Dalam pidatonya pada rapat paripurna yang diselenggarakan di Gedung DPR RI, ia mengatakan bahwa tahun depan resesi global akan melanda negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Menurut beberapa pakar, resesi dipicu oleh bank-bank sentral di seluruh dunia yang secara bersama-sama menaikkan suku bunga sebagai salah satu respons terhadap inflasi. Selain itu, kondisi ekonomi global juga diperparah oleh pandemi COVID-19 dan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, sehingga membuat mempengaruhi terhambatnya pasokan komoditas di beberapa negara.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Seperti apa dampak yang akan ditimbulkan oleh resesi bagi Indonesia? DailySocial.id telah merangkumnya untuk Anda dalam artikel berikut.

1. Kenaikan Harga

Salah satu dampak resesi yang langsung dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah naiknya harga barang, baik dalam bentuk produk maupun layanan. Kenaikan harga dipicu oleh meningkatnya permintaan barang, namun suplainya tidak mencukupi, sehingga menyebabkan rantai pasokan terganggu.

Masyarakat Indonesia sendiri sebenarnya sudah merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok sejak awal tahun ini. Hal tersebut kemudian disusul oleh naiknya harga BBM sejak awal September lalu. Kenaikan harga ini pun mendorong tingkat inflasi tahunan Indonesia menyentuh angka 6 persen bulan lalu.

2. Nilai Tukar Rupiah Melemah

Selain harga barang yang terus meningkat, dampak lain yang dapat dirasakan masyarakat Indonesia sebagai pengaruh dari resesi adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Melemahnya nilai rupiah dapat dipicu oleh kepanikan investor sebagai imbas dari terjadinya resesi.

Kepanikan investor menyebabkan mereka berbondong-bondong untuk menarik uangnya dari saham Indonesia maupun pasar obligasi. Ketika resesi terjadi, investor lebih memilih untuk menginvestasikan uang mereka ke aset investasi yang lebih aman, seperti emas.

3. Bisnis Terancam Gulung Tikar

Kenaikan harga barang sebagai dampak akibat terjadinya resesi membuat para pelaku bisnis harus memutar otak untuk mencari strategi agar dapat tetap bertahan. Berbagai upaya yang dilakukan seperti menekan upah karyawan hingga terpaksa harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Jika upaya tersebut masih belum berhasil menekan kerugian dan membuat mereka bertahan, maka para pelaku bisnis bisa terpaksa menutup operasional bisnisnya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa gerai ritel yang terpaksa harus ditutup.

4. Lapangan Pekerjaan Semakin Menipis

Ketika resensi sudah mulai berimbas pada sektor bisnis, potensi terjadinya PHK akan semakin besar. Hal ini yang kemudian menyebabkan lapangan pekerjaan semakin menipis akibat daya saing untuk mendapatkan pekerjan semakin tinggi. Angka pengangguran yang meningkat tentunya akan menimbulkan berbagai masalah baru.

5. Melemahnya Daya Beli Masyarakat

Melambungnya harga barang dan meningkatnya jumlah pengangguran akan membuat konsumen menjadi kehilangan daya beli. Kondisi ini cenderung membuat masyarakat lebih selektif dalam membelanjakan uangnya. Hal ini kemudian akan menyebabkan penurunan omzet yang cukup signifikan bagi para pelaku bisnis, yang tentunya berdampak pada operasional bisnisnya secara menyeluruh.

6. Meningkatnya Tingkat Suku Bunga

Menaikkan tingkat suku bunga biasanya dilakukan oleh bank sentral di hampir setiap negara, sebagai upaya dalam mengendalikan inflasi. Menaikkan tingkat suku bunga dimaksudkan untuk menahan konsumsi masyarakat, sehingga kenaikan harga bisa dikendalikan. Namun, hal ini akan berdampak buruk pada masyarakat umum dan pelaku usaha yang melakukan pinjaman.

Nah, itulah beberapa dampak resesi bagi Indonesia. Perlu diketahui, meskipun perekonomian dunia diramalkan akan mengalami resesi pada tahun depan, namun beberapa ahli menyatakan bahwa kecil kemungkinan Indonesia mengalami resesi. Meski begitu, tetap siapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk dan jangan panik dalam menanggapi setiap pemberitaan mengenai fenomena ini.

Dapatkan Berita dan Artikel lain diĀ Google News

Apa itu Resesi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya Bagi Perekonomian

Akhir-akhir ini, resesi menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari banyak ahli yang berpendapat mengenai terjadinya resesi pada tahun depan.

Nah, sebenarnya apa itu resesi dan kenapa banyak orang yang membahasnya? Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.

Pengertian Resesi

Resesi dikenal sebagai suatu kondisi perekonomian negara sedang memburuk. Resesi juga dapat diartikan sebagai menurunnya kegiatan ekonomi secara signifikan dalam beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Umumnya, resesi ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya menjadi indikator dalam mengukur tingkat kemajuan suatu negara. Namun, saat kondisi resesi terjadi, perekonomian suatu negara akan mengalami penurunan yang signifikan. Menurunnya perekonomian biasanya diikuti dengan kondisi harga barang yang tidak seimbang serta menurunnya jumlah lapangan kerja.

Penyebab Resesi

Biasanya, resesi terjadi sebagai akibat dari inflasi yang tidak terkendali. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut beberapa faktor utama yang menyebabkan resesi, yakni:

1. Inflasi yang Tidak Terkendali

Inflasi merupakan suatu kondisi di mana harga barang terus meningkat hingga tidak terkendali. Meskipun inflasi tergolong bukan hal yang buruk, namun inflasi yang tidak terkendali akan menyebabkan dampak negatif bagi perekonomian.

2. Deflasi yang Meningkat

Deflasi merupakan kondisi di mana harga barang terus menurun hingga menyebabkan menurunnya upah, sehingga menekan harga. Walaupun deflasi terdengar lebih menguntungkan bagi masyarakat, namun deflasi nyatanya sangat merugikan bagi pengusaha penyedia barang maupun jasa.

3. Gelembung Aset Meningkat

Kondisi perekonomian di suatu negara sedang tidak menentu biasanya akan menyebabkan kepanikan di kalangan investor. Kepanikan ini menyebabkan mereka berlomba-lomba untuk menjual saham yang dimilikinya yang menyebabkan menggembungnya pasar saham dan real estate. Panic selling inilah yang kemudian dapat menghancurkan pasar dan memicu resesi.

4. Guncangan Ekonomi Secara Mendadak

Guncangan ekonomi yang terjadi secara mendadak juga dapat memicu terjadinya resesi. Salah satu contohnya adalah pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia selama kurang lebih dua tahun menyebabkan kondisi finansial masyarakat menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat daya beli.

Dampak Resesi

Melemahnya ekonomi akibat resesi tentunya akan mengakibatkan berbagai dampak bagi perekonomian, yakni:

  1. Berkurangnya kapasitas produksi perusahaan sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bahkan menutup operasional perusahaan
  2. Penurunan instrumen investasi sehingga penempatan dana investor lebih banyak dalam bentuk investasi yang aman
  3. Melemahnya daya beli masyarakat karena mereka lebih selektif membelanjakan uang dan fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu
  4. Pendapatan negara berupa pajak dan non-pajak menurun sehingga jumlah PPN ke kas menjadi rendah
  5. Masyarakat terancam kehilangan pekerjaan akibat PHK atau sulit mendapatkan pekerjaan karena lapangan kerja menurun
  6. Pemerintah perlu membuka lapangan kerja, namun di sisi lain pendapatan negara sedang menurun. Hal ini menyebabkan pinjaman ke bank asing meningkat

Itulah penjelasan lengkap mengenai resesi beserta penyebab dan dampaknya bagi perekonomian. Jadi, bagaimana strategi Anda untuk mengatasinya?