5 Startup Healthtech di Indonesia

Pada era pandemi seperti yang saat ini kita jalani menjadi sebuah momentum yang cukup bagi para pengembang healthtech di Indonesia, kemudahan akses dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat membuat saat ini mulai banyak masyarakat yang mempercayakan kesehatannya pada healthtech.

Berikut adalah 5 daftar startup yang bergerak dalam bidang healthtech di Indonesia:

1. Halodoc

Startup yang didirikan oleh Jonathan Sudharta pada tahun 2016 ini kini resmi meluncurkan aplikasi yang digunakan untuk menunjang pelayanannya, Halodoc memberikan kemudahan bagi para konsumen untuk dapat mengakses beberapa fitur seperti teleconsultation atau konsultasi online, pemeriksaan lab secara on-demand­ dan pembelian dan pengantaran obat melalui apotik.

Saat ini Halodoc sudah menjalin berbagai macam kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya adalah dengan Kemenkes, Gojek, Laboratorium Prodia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk memberikan kemudahan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2018, Halodoc menerima penghargaan “The Most Innovative Start Up” dari Galen Growth Asia dan dipilih langsung oleh Forbes Indonesia sebagai “Choice Startup” untuk tahun itu. Sementara itu pada 2019, Halodoc terpilih sebagai “Startup Pilihan Tempo 2019” dalam kategori People’s Choice.

 2. Klikdokter

Jenis startup healthtech yang kedua adalah Klikdokter, startup ini lebih berfokus sebagai portal informasi dan edukasi terkait dengan isu-isu kesehatan yang ada. Klikdokter dikelola oleh para dokter dan tenaga medis profesional, selain itu ada beberapa fitur yang disediakan oleh Klikdokter seperti daftar rumah sakit, obat, apotek dan direktori daftar dokter.

Saat ini Klikdokter sedang mengembangkan aplikasi yang dapat menunjang edukasi kesehatan dengan basis mobile bersama dengan Lifebuoy.

 3. Alodokter

Sejak pertama kali diresmikan pada 2014 silam kini ada sekitar 18 juta pengguna aktif yang mempercayakan Alodokter sebagai platform konsultasi kesehatan, hal ini dikarenakan pelayanan diberikan Alodokter cukup dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu Alodokter juga terintegrasi secara lengkap untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, semua dokter yang terdaftar pada Alodokter memiliki Surat Tanda Regristrasi (STR) yang artinya sudah memenuhi standarisasi yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia.

 4. Konsula

Selanjutnya adalah konsula, startup healthtech ini termasuk dalam kategori yang cukup unik. Berangkat dari fakta bahwa di Indonesia masih sangat sulit untuk mempertemukan antara kebutuhan pasien dengan dokter yang kompeten untuk menanganinya membuat Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya akhirnya memutuskan untuk membuat Konsula.

Konsula yang berperan sebagai marketplace antara pasien dan dokter ini berhasil mendapatkan pendanaan dari East Ventures pada 2015 dan meresmikan versi penuhnya untuk melayani masyarakat. Pada tahun 2016 lalu Konsula meriliskan platform mobile terbarunya yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan konsultasi dengan dokter.

5. Dokter.id

Kemudian yang terakhir adalah Dokter.id, startup besutan Grace Tahir ini kabarnya berhasil mendapatkan suntikan dana dari RingMD. Ada beberapa fitur utama yang disediakan oleh Dokter.id, salah satunya adalah forum diskusi online ‘Tanya Dokter’. Forum ini akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melakukan diskusi secara online dengan dokter.

Kabarnya Fitur terbaru yang diberikan oleh Dokter.id adalah berupa ulasan tentang rumah sakit, tentunya fitur ini akan lebih memberikan informasi bagi masyarakat untuk memilih rumah sakit terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.

Jika melihat dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yang dapat menunjang perkembangan healthtech di wilayah Asia. Saat ini tercatat ada lebih dari 17 perusahaan startup yang bergerak pada bidang healthtech di Indonesia, dan tentunya akan semakin berkembang lagi seiring dengan berjalannya waktu.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif

Mau Jadi Anak Startup? Ini Dia 7 Skill Wajib yang Harus Dimiliki Anak Startup!

Hadirnya perusahaan rintisan atau startup telah mengubah kehidupan masyarakat saat ini. Keterlibatan teknologi di era sekarang memang memudahkan kita dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Ditambah dengan pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, teknologi benar- benar membantu memudahkannya. Pada akhirnya semua orang harus bisa dan belajar beradaptasi dengan kondisi yang serba tidak pasti ini. 

Namun, dari kesulitan yang kita rasakan saat ini, justru banyak orang yang semakin kreatif dan ingin terus menciptakan inovasi baru. Salah satu hal yang berkembang saat ini juga pada tahun yang akan datang adalah perusahaan startup. Perusahaan startup atau rintisan adalah perusahaan yang berjalan di bawah 5 tahun dengan melibatkan teknologi pada layanan dan produk yang dimiliki. Mayoritas para pendiri ( founder) perusahaan perintis tersebut adalah anak- anak muda berkisar 25- 38 tahun. Mereka adalah generasi Y yang memulai bisnisnya dari modal minim, yaitu di bawah Rp.100 juta. 

Jumlah perusahaan rintisan( startup) di Indonesia mencapai 992 per tahun 2018. Kebanyakan startup yang ada bergerak pada bidang e-commerce, fintech dan game. Meskipun bergerak pada bidang bisnis yang berbeda- beda, namun perusahaan startup memiliki tujuan utama yaitu startup harus menyelesaikan masalah, oleh karena itu sebuah startup biasanya dimulai dengan masalah yang membutuhkan solusi. 

Bagi kamu yang tertarik mendirikan sebuah startup maupun bekerja sebagai karyawan startup, kamu perlu mempersiapkan skill yang dibutuhkan. kamu harus bisa beradaptasi dengan proses dan prosedur kerja yang mudah berubah dan tidak tetap. Berikut 7 skill yang harus dimiliki anak startup, simak di sini!

  • Open Minded

Startup identik dengan pergerakan yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Dengan keadaan seperti itu, kamu harus menyikapinya dengan pikiran terbuka. Menurut Forbes, menghadapi perubahan dengan berpikiran terbuka adalah suatu kunci kesuksesan dalam membangun sebuah perusahaan rintisan.Tanpa mempunyai skill ini, dipastikan kamu akan berhenti di satu tempat karena merasa ragu untuk mengubah ide dan tujuan.

  • Leadership

Skill selanjutnya yang harus dimiliki oleh anak startup adalah leadership atau kepemimpinan. Jika kamu seorang pemimpin, kamu diwajibkan mengelola perusahaan serta karyawan dengan bijak. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya mengatur bawahannya, tetapi juga berjalan beriringan dengan mereka. Oleh karena itu, sebelum menjadi startup founder, cobalah untuk melatih skill leadership-mu dengan merangkul orang-orang yang ada di sekitarmu dengan baik.

  • Decision Making 

Decision making atau pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai hasil dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Baik pendiri maupun karyawan skill ini harus dimiliki karena ada saatnya kamu harus menentukan sebuah keputusan atau beberapa pilihan dengan cepat. 

  • Kreativitas

Jika kamu memutuskan berkecimpung di dunia startup, kamu harus memiliki daya kreativitas yang baik. Startup akan bergerak cepat dengan berbagai macam inovasi serta kreativitas yang hadir di dalamnya, tanpa skill ini, kamu bisa kalah dengan kompetitor dengan penyampaian produk yang lebih kreatif dan unik. 

  • Komunikasi 

Komunikasi adalah proses penyampaian sebuah pesan, bisa melalui lisan maupun tulisan. Tentunya dalam proses penyampaian pesan ini, kamu harus menyampaikan pesan tersebut dengan baik agar penerima pesan memahami maksud dan tujuan yang kamu miliki. Dalam berbagai bidang skill komunikasi pasti dibutuhkan, termasuk di startup. Melalui skill komunikasi yang kamu miliki, kamu dapat membangun relasi yang baik ke perusahaan lainnya. 

  • Manajemen

Skill selanjutnya yang harus dimiliki anak startup adalah manajemen. Manajemen yang dimaksud adalah manajemen waktu, keuangan, resiko dan sebagainya. Manajemen waktu dan keuangan menjadi dua hal yang harus digarisbawahi. Sebab, kedua unsur tersebut sangat penting untuk dimaksimalkan jika ingin mengembangkan startup dengan cepat. Contoh lain yang bisa digunakan adalah, meskipun jam kerja sebuah startup memiliki fleksibilitas yang tinggi, kamu harus bisa mengatur waktu kapan saatnya bekerja dan istirahat. 

  • Kemauan untuk terus belajar 

Bekerja di startup terkadang dituntut untuk bisa melakukan banyak hal. Oleh karena itu, kamu harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk terus belajar. Sisi positifnya adalah kamu dapat menambah skill yang sebelumnya kamu tidak miliki. Misalnya saja, di perusahaan startup tempat kamu bekerja, kamu ditempatkan pada bagian content writer, bukan tidak mungkin kamu ditugaskan untuk mengelola algoritma pada social media. Jadi, kemauan untuk belajar sangat diperlukan bagi kamu yang inginn berkecimpung di dunia startup.

Nah, itu dia 7 skill yang harus dimiliki anak startup. Sebelum kamu memutuskan untuk menjadi anak startup, pastikan kamu sudah melakukan research terhadap lingkungan kerja, flow kerja yang akan dihadapi nanti.

Jadi, apakah kamu salah satu yang sudah memiliki ketujuh skill di atas? 

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Srikandy Indah Karina 

5 Prinsip dalam Lean Startup

Sebelum membahas lebih jauh mengenai prinsip lean startup, pahami terlebih dulu pengertian dari lean startup serta tujuan dan contohnya di artikel yang berjudul “Memahami Pengertian dari Lean Startup“.

Prinsip lean startup adalah melakukan pendekatan ilmiah dalam mendirikan dan mengelola startup yang memiliki keinginan untuk menyampaikan produk lebih cepat di tangan pelanggan tanpa membuang-buang waktu. Agar terhindar dari kesalahan hal serupa, menggunakan metode lean startup merupakan pilihan yang cocok. Namun untuk dapat menerapkan lean startup, sangat diperlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsipnya terlebih dahulu. Nah, berikut penjelasan prinsip-prinsip lean startup:

1. Selalu Up-to-date

Amati, pebisnis ada di mana-mana. Betul, Anda perlu mengamati dan up-to-date mengenai pasar bisnis saat ini. Sehingga Anda bisa lebih aware dengan situasi dan membuat strategi dan metode bisnis yang lebih sederhana, praktis, dan tepat sasaran.

2. Kemampuan Manajemen yang Baik

Untuk mengembangkan startup dibutuhkan sebuah manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dari startup itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah startup salah satunya memastikan bagaimana pengelolaan keuangan berjalan dengan baik dan strategi pemasaran produk dijalankan dengan tepat. Dengan memiliki kemampuan manajemen yang baik, maka perusahaan mampu melakukan evaluasi dalam setiap strategi yang dilakukan.

3. Terus Berinovasi dan Evaluasi

Startup hadir bukan hanya untuk menghasilkan produk, uang atau melayani pelanggan. Startup ada untuk mempelajari bagaimana membuat sebuah bisnis yang kokoh dan berkelanjutan. Pengembangan bisnis bukan hanya perlu dilakukan tapi harus fokus pada kebutuhan konsumen dan dilakukan secara terus-menerus. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari kebutuhan konsumen dan menciptakan produk yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Fokus pada Inovasi

Agar bisnis startup dapat kokoh dan berkelanjutan, maka kemampuan inovasi dalam membuat produk sesuai feedback menjadi penentu keberhasilan sebuah bisnis startup. Maka dari itu, diperlukan pemahaman bagaimana mengukur progress, bagaimana mengatur langkah usaha selanjutnya, dan bagaimana memprioritaskan pekerjaan tertentu.

5. Menciptakan Produk Terbaik

Melakukan improvisasi pada produk, mengukur respons atau tanggapan pelanggan dan kemudian belajar bagaimana untuk pindah haluan atau melanjutkan sesuai waktu yang tepat. Caranya menggunakan data untuk memahami konsumen, lalu data tersebut digunakan untuk merancang produk yang akan dijual, setelah itu prototipe-nya dicoba ke konsumen untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka atau belum.

Nah, gimana sudah paham tentang prinsip lean startup, belum? Dengan menerapkan metode lean startup ini, resiko kegagalan bisnis akan lebih minim, proses produksi lebih efisien, sehingga lebih fleksibel digunakan segala jenis bisnis startup. Maka dari itu, jika berencana membangun bisnis startup, metode lean startup sangat cocok untuk dicoba!

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Muhamad Dika Wahyudi

Memahami Pengertian dari Lean Startup

Startup selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan setiap waktu. Hal tersebut berkembang seiring banyaknya minat pebisnis yang ingin mengakselerasi usaha rintisannya. Namun untuk menjadi pebisnis yang berhasil, tentu bukan hal yang mudah. Pebisnis membutuhkan kerja keras, ketekunan, keuletan, kedisiplinan, dan tanggung jawab, agar mampu bertahan dan bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat.

Salah satu metode yang cukup populer di kalangan pebisnis startup adalah lean startup. Apa itu lean startup? Apa tujuan dari lean startup? Bagaimana contohnya? 

Lean startup adalah suatu metode untuk mengembangkan bisnis dalam waktu yang singkat menyesuaikan kebutuhan target pasar dengan cara melibatkan pelanggan dalam pengembangannya. Mudahnya, dalam menerapkan lean startup, pebisnis berfokus terhadap pengembangan produk agar dapat segara dilakukan pengujian langsung dan mendapatkan feedback dari pelanggan. Jadi, perusahaan akan merilis contoh produk ke pelanggan dan meminta pendapat pelanggan mengenai produk tersebut.

Tujuan lean startup adalah untuk meminimalkan resiko saat mendirikan sebuah startup. Salah satu yang dapat meminimalkan risiko tersebut adalah dengan menciptakan produk yang sesuai dan disukai pelanggan. Maka dari itu, diperlukan konsistensi belajar hal baru saat proses pengembangan produk dan berani mengeksperimenkan produk tersebut dalam melakukan metode lean startup.

Contoh lean startup adalah perusahaan merilis produk kepada pelanggan dan meminta pendapat mereka mengenai produk tersebut. Jika produk tidak sesuai kebutuhan dan tidak memberikan kepuasan terhadap pelanggan, maka perusahaan agar segera mengetahui dan segara dibuatkan keputusan membuat produk baru atau hanya meningkatkannya saja. Brand terkenal seperti Dropbox hingga Wealthfront merupakan beberapa perusahaan sukses yang menerapkan metode lean startup.

Hal utama dari metode lean startup adalah mengembangkan produk baru sesuai dengan kebutuhan para pelanggan. Banyak sekali ditemukan kesalahan dari perusahaan startup adalah memulai bisnis dengan menemukan ide, lalu membuat produknya yang perusahaan pikir produk tersebut diinginkan oleh pelanggan. Alih-alih dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, ternyata bisa saja produk tersebut tidak disukai. Hal tersebut menjadi pemicu bisnis tidak berakhir dengan baik, bahkan tidak sedikit perusahaan startup yang gagal karena produknya tidak disukai oleh pelanggan.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Muhamad Dika Wahyudi

Apa Itu Bisnis Startup? Adakah Perbedaannya Dengan Bisnis Konvensional?

Kata ‘startup’ sudah tidak lagi asing didengar oleh masyarakat. Dengan kemajuan teknologi yang kian pesat, saat ini berpengaruh pada perkembangan bisnis di Indonesia. Seperti beberapa tahun belakangan ini, Indonesia baru saja kedatangan sebuah istilah dalam dunia bisnis yang mungkin masyarakat awam belum terlalu paham atau bahkan sama sekali tidak mengetahui adanya istilah ini. Istilah yang dimaksud adalah startup

Kata startup merupakan kata serapan dalam Bahasa Inggris yang memiliki arti proses memulai organisasi atau usaha bisnis. Namun, apa yang dimaksud dari terjemahan tersebut tidak menjelaskan secara mendetail tentang pengertian startup. Melansir dari Wikipedia, arti dari startup adalah perusahaan rintisan yang dimana perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang belum lama beroperasi. 

Pada dasarnya, sebuah perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan startup apabila perusahaan tersebut baru berdiri atau berjalan kurang dari lima tahun. Tidak hanya itu, kriteria perusahaan yang dikategorikan sebagai startup biasanya tidak jauh dari hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, internet, dan website sebagai tools untuk mencapai audience atau user yang ditargetkan. 

Apabila melihat kilas baliknya, penggunaan istilah startup ini mulai bermunculan pada saat masa terjadinya tragedi dot-com bubble sekitar tahun 2000-an. Semenjak saat itu pula, makna startup kemudian memiliki pergeseran arti yang signifikan seiring dengan meningkatnya teknologi yang semakin hari semakin berkembang, begitu pula semakin bertambahnya orang-orang yang mengenal internet sebagai wadah untuk memulai bisnisnya sendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bisnis startup memiliki keselarasan dengan perkembangan teknologi.

Walaupun sering disebut sebagai ‘perusahaan rintisan’, semenjak adanya masa dot-com bubble ini, startup memiliki beberapa perubahan pengertian dimana startup bukan hanya didefinisikan sebagai bisnis yang baru saja berjalan, tetapi merupakan bisnis yang menerapkan inovasi dengan menggunakan teknologi serta memecahkan masalah yang ada di masyarakat.

Lalu, adakah perbedaan antara perusahaan startup dengan perusahaan konvensional atau bisnis online yang sekarang sedang marak dilakukan oleh masyarakat? Adapun beberapa karakteristik atau ciri-ciri dari bisnis startup yang dapat membedakan antara bisnis startup dengan bisnis konvensional. Berikut beberapa karakteristik yang termasuk dalam perusahaan startup

  • Membantu menyelesaikan permasalahan

Pemilik dari bisnis startup biasanya memiliki tujuan utama yakni membantu permasalahan para masyarakat. Pemilik bisnis startup biasanya bertujuan untuk menciptakan inovasi yang terus berjalan agar perusahaan tetap terus berjalan. Inovasi sangat diperlukan oleh perusahaan startup agar bisnis yang dirintis dapat menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat yang menjadi target pasar. 

  • Memiliki mobile platform 

Teknologi merupakan hal terpenting ketika membahas bisnis startup. Hal ini yang menjadikan sebuah bisnis startup mewajibkan untuk mengedepankan penggunaan teknologi mutakhir seperti smartphone yang dapat mendekatkan sebuah perusahaan startup dengan penggunanya. 

  • Tingkat perkembangan bisnis atau growth

Perusahaan startup dapat dicirikan juga melalui tingkat perkembangan atau growth-nya. Bisnis startup biasanya lebih memfokuskan diri kepada growth dibandingkan dengan profit. Dengan growth tersebut, bisnis startup dapat meyakini para investor untuk mengalirkan dana. 

  • Pendanaan

Dalam membangun bisnis startup, tentunya membutuhkan dana yang besar agar tidak menghalangi proses pengembangannya. Bisnis startup biasanya mendapatkan pendanaan dari para investor dengan upaya meningkatkan growth agar perusahaan startup dinilai positif oleh para investor. Startup potensial cenderung memiliki resiko kegagalan yang rendah dibandingkan dengan startup lain. 

  • Kinerja Karyawan 

Kinerja karyawan dalam perusahaan startup biasanya selalu dituntut untuk memberikan ide-ide untuk berinovasi, agar perusahaan startup dapat bergerak maju. Para karyawan perusahaan startup juga dituntut untuk bekerja lebih cepat, agar proyek atau target dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. 

Berbeda dengan bisnis online, yang tentunya memiliki ciri tersendiri dan dapat dikatakan hampir serupa dengan ciri bisnis startup, yang dimana kedua bisnis tersebut sama-sama menggunakan teknologi sebagai sarana untuk mendekatkan perusahaan dengan pelanggan, salah satunya dengan website. Namun, hal tersebut tidak serta merta menjadikan kedua sektor tersebut menjadi hal yang sama. Seperti yang sudah dibahas di atas, inti utama dari perusahaan startup adalah mengedepankan inovasi dan munculnya bisnis startup adalah bertujuan untuk menciptakan solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat. 

Melalui penjelasan karakteristik bisnis startup yang sudah disebutkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa bisnis startup biasanya memiliki sifat yang disruptive karena tujuan dari pembuatan dari bisnis startup itu sendiri, yaitu membuat inovasi yang baru bagi masyarakat. Tentunya hal ini dapat “mengganggu” bagi industri yang sudah ada, seperti contoh nyata yang terjadi dengan industri transportasi online saat ini yang menjadi pesaing bagi perusahaan taksi konvensional, dimana masyarakat sekarang lebih dipermudah dengan adanya transportasi online yang menjadi solusi untuk memesan transportasi dengan cara yang cepat, nyaman dan mudah. 

Perkembangan bisnis startup di Indonesia saat ini tentunya membuahkan hasil yang memuaskan bagi tumbuh kembangnya teknologi. Berdasarkan pernyataan tersebut, bisnis startup diyakini sebagai sebuah keuntungan yang mendatangkan keuntungan bagi masyarakat banyak khususnya Indonesia, tentunya dengan penemuan-penemuan baru yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat. Berdasarkan startup report yang dilaporkan oleh DSInnovate, setidaknya ada lima startup unicorn dari Indonesia yang berhasil menguasai pasarnya dengan stabil hingga 2020, yaitu GO-JEK, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Laporan tersebut juga memberikan kesimpulan bahwa, bisnis startup yang paling berpengaruh di Indonesia hingga saat ini dipimpin oleh sektor E-Commerce dan Fintech. 

Nah, melalui penjelasan di atas, apakah Anda sudah mulai paham dengan apa itu startup serta perbedaannya dengan bisnis-bisnis lainnya?

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dessita Natasya

7 Contoh Platform E-commerce di Indonesia

Pertumbuhan e-commerce selama lima tahun terakhir telah memberi perubahan struktural sebuah industri, seperti peningkatan penetrasi smartphone, penerimaan investasi asing langsung dalam platform e-commerce serta percepatan evolusi infrastruktur pembayaran yang memungkinkan pelanggan tanpa rekening bank (konsumen yang tidak memiliki rekening bank) untuk melakukan pembelian online. Hal tersebut juga mendorong pembelian produk di berbagai kalangan masyarakat karena efektivitas dan juga kemudahan dalam berbelanja.

Seperti beberapa contoh platform e-commerce Indonesia berikut ini: 

1. Bhinneka

Ecommerce - Bhinneka.com
Ecommerce – Bhinneka.com

Bhinneka.com merupakan salah satu pelopor e-commerce di Indonesia yang sampai saat ini terus berkembang, disebut sebagai pelopor karena Bhinneka.com sebagai e-commerce pertama di Indonesia yaitu pada tahun 1999. Perusahan ini bergerak di bidang distribusi dan penjualan produk- produk teknologi informasi sebagai inti bisnisnya, seperti PC Build Up dan PC Compatible, Peripherals, jaringan (Lan/Wan), solusi video editing hingga pusat servis. E-commerce Bhinneka termasuk ke dalam jenis e- commerce B2B. 

2. Ralali

Ecommerce Ralali
Ecommerce Ralali

Ralali.com dapat menghubungkan pemasok produk dan pelaku bisnis melalui situs online maupun aplikasi mobile. Ralali berdiri sejak tahun 2013, ralali juga menyediakan layanan fitur RFQ( Request for Quotation) yang bisa membantu para buyer dalam mencari produk yang tidak tersedia di Ralali. Ralali.com termasuk ke dalam jenis e-commerce B2B.

3. Blibli.com

Ecommerce - Blibli
Ecommerce – Blibli

Blibli.com adalah salah satu situs web perdagangan elektronik di Indonesia. Blibli adalah produk pertama PT Global Digital Niaga yang merupakan anak perusahaan Djarum di bidang digital yang didirikan pada tahun 2010. Blibli bekerja sama dengan penyedia jasa teknologi, mitra logistik, perbankan serta mitra dagang dengan standar tertentu untuk menciptakan sistem back-end yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna blibli. Blibli.com merupakan jenis e-commerce B2C yang telah memiliki lebih dari 19 juta pengunjung bulanan. 

 

4. Lazada

Ecommerce - Lazada
Ecommerce – Lazada

Lazada merupakan situs penjualan online yang berada di bawah naungan Lazada group. Lazada diluncurkan pada tahun 2012 oleh Rocket Internet, dan pada April 2016, Grup Alibaba China mengakuisisi saham pengendali. Lazada Indonesia melakukan penjualan langsung dan ‘bermitra’ dengan sekitar 15.000 penjual pihak ketiga di Indonesia. Lazada menjual barang dagangan umum, seperti elektronik, fashion, dan peralatan rumah tangga. Lazada adalah e-commerce yang termasuk ke dalam jenis bisnis B2C.

5. JD.ID

Ecommerce - JD.ID
Ecommerce – JD.ID

JD.ID mulai beroperasi di Indonesia sejak Oktober 2015. Pada awalnya fokus JD.ID adalah menyediakan produk elektronik dan gadgets yang sulit ditemukan, seperti iPad Pro dari Apple dan A2010 dari Lenovo yang baru launching pada akhir tahun 2015. Namun, sejak saat itu JD.ID memperluas pasar bisnisnya dengan menambah kategori penjualan seperti fashion, produk kesehatan dan kecantikan. JD.ID merupakan jenis e-commerce B2C dan telah mendapatkan lebih dari 3 juta pengunjung bulanan. Selain dapat diakses melalui situs web, JD.ID dapat di download melalui app store dan playstore. 

Link photo Tokopedia : 

6. Tokopedia

 

Ecommerce - Tokopedia
Ecommerce – Tokopedia

Sebagai pasar C2C terbesar di Indonesia, Tokopedia mengklaim mendapatkan pengunjung dengan total 100 juta pengunjung bulanan. Tokopedia didirikan pada tahun 2009 sebagai pasar bisnis yang berfokus pada UMKM di Indonesia. Saat ini Tokopedia telah melebarkan pasar bisnisnya ke financial technology dan pembayaran, logistic dan pemenuhan serta retail baru. Perusahaan juga menyediakan layanan O2O untuk penjual ecer tradisional untuk menjual produk digital melalui aplikasi mitra tokopedia. Sebagai marketplace domestik, tokopedia hanya memfasilitasi transaksi di Indonesia.

7. Shopee

Ecommerce - Shopee
Ecommerce – Shopee

Didirikan pada tahun 2015, Shopee yang berbasis di Singapura adalah cabang belanja C2C di Asia Tenggara. Pertumbuhan Shopee menuntun perangkat seluler, menggabungkan alat untuk penjual UMKM yang memungkinkan mereka untuk mengelola toko online mereka atau mengunggah konten yang ada dari platform lain seperti Instagram atau Facebook. Shopee menjual berbagai macam produk impor dari penjual global di sebagian besar kategori utama.

Dari ketujuh platform e-commerce di atas, Anda paling sering menggunakan apa? 

Selain memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja, platform e-commerce ini juga telah membantu bisnis, konsumen, atau pemegang kepentingan pemerintah mengaktifkan penjualan dan transaksi secara online, lho. Atau biasa disebut dengan digitalisasi UMKM di Indonesia.

Dengan peningkatan tersebut membuat para investor mengalokasikan dana investasi sebesar 75% diberikan untuk e-marketplace dan 25% untuk e-commerce yang memungkinkan terciptanya sebuah usaha. Berkat pertumbuhan e-commerce di Indonesia yang sangat baik ini membuat perekonomian tanah air berkembang sangat pesat. 

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Srikandy Indah Karina

Kenapa Harus Bekerja di Startup? Ini Dia Suka Duka Jadi Anak Startup!

Hal apa yang terlintas ketika mendengar kata ‘Anak Startup’?

Sebagian dari kita mungkin akan memikirkan beberapa hal yang sama seperti fleksibilitas, kreatif, santai, pakaian kasual, dan sebagainya. 

Sebagai salah satu perusahaan startup, DailySocial.id akan membahas mengenai lika-liku menjadi “anak startup” dan apa saja yang perlu dipersiapkan, buat kamu yang tertarik untuk melanjutkan karir sebagai pekerja di bisnis startup.

Salah satu alasan kenapa label “anak startup” menarik untuk dibahas adalah, kultur kerja di perusahaan startup yang terkenal cenderung santai, fleksibel, namun tetap profesional. Biasanya hal ini didukung pula oleh peraturan yang juga cenderung modern, seperti tidak adanya seragam, absensi manual, konsep open-space office, dan lain sebagainya. Bagi anak startup, hal ini lumrah, namun bagi mereka yang terbiasa dengan kultur korporasi, kultur startup mungkin akan terdengar sedikit ‘nyeleneh’.

Fleksibilitas Anak Startup = Palugada?

Membahas mengenai anak startup pasti tidak terlepas dari teknologi yang menuntut para pekerjanya agar lebih adaptif, kreatif, dan fleksibel untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.  Namun perlu diakui bahwa tekanan pekerjaan memang kerap kali menjadi salah satu problematika yang sering kita jumpai, yang jelas di mana pun kamu bekerja tidak akan pernah terlepas dari hal ini. Termasuk pada perusahaan startup.

Makna ‘fleksibel’ dalam kosa kata anak startup bisa memiliki dua arti, pertama, alih-alih bekerja secara fleksibel namun yang terjadi justru stress karena dituntut untuk mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu adalah respon paling umum yang keluar dari mulut karyawan startup. Kedua, fleksibel di dunia startup justru menguntungkan pekerja untuk bisa mengatur waktu sesuai dengan mood terbaik yang kamu miliki. Yes, setiap orang biasanya memiliki jam terbaiknya sendiri-sendiri.  

Tenang, kami punya solusinya. Menurut artikel DailySocial ini, ada beberapa langkah yang dapat kamu terapkan untuk mengurangi tingkat stres ketika kamu mengalami tekanan dalam melakukan pekerjaan.

Membahas fleksibilitas masih erat kaitannya dengan istilah populer palugada, yang artinya satu karyawan memiliki slot pekerjaan yang tidak terbatas atau di luar job title yang dimilikinya. Banyak pro kontra jika membahas hal tersebut, namun hal menarik dari istilah tersebut para pelaku anak startup bisa eksplorasi dan menambah pengalaman dari berbagai bidang. Outcome-nya anak startup bisa memahami jati diri pekerjaan mereka, pekerjaan apa yang cocok dan mereka sukai sesuai dengan keinginannya.

Multitasking dan Suasana yang Santai

Dalam setiap aspek kehidupan yang kita jalani tentunya memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang, contohnya ada orang baik ada orang jahat, ada siang dan ada malam. Hal tersebut juga berlaku untuk startup, ada suka dan duka tentunya.

Beberapa respon positif yang muncul ketika dimintai pendapat saat bekerja pada perusahaan startup, terbiasa melakukan multi-tasking­ masih menjadi perdebatan terkait kesehatan mental. Pasalnya ketika kamu terbiasa melakukan kegiatan tersebut tentunya kamu akan memiliki manajemen waktu yang lebih baik, tidak hanya itu ekosistem kerja yang dibangun cenderung lebih santai juga ternyata berhasil meninggalkan kesan positif.

Skill yang Harus Dimiliki Anak Startup

Lingkungan di mana kita kerja memang kerap kali menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja bekerja kita, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor. Jika melihat dari penjelasan di atas apakah membuat kamu tertarik untuk bergabung dengan startup?

Jika iya, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk bergabung dengan startup, hal ini terkait dengan skill apa saja yang harus kamu miliki untuk menunjang kinerja dalam perusahaan startup.

Faktor pertama adalah kamu diharuskan untuk memiliki skill komunikasi yang baik. Hal ini dikarenakan ketika kamu bergabung dengan startup maka seluruh ide dan gagasan kreatifmu akan dipertimbangkan oleh rekan-rekan sekalian. Faktor yang kedua adalah melek teknologi, dapat menggunakan teknologi secara optimal menjadi faktor kunci yang akan menunjang pekerjaanmu pada startup. Hal ini karena segala hal yang ada pada startup akan bersinggungan langsung dengan teknologi. Yang terakhir, kamu harus memiliki sifat mandiri dan gigih, segala keputusan yang kamu buat akan berpengaruh terhadap berjalannya startup.

Hal lain yang berpengaruh terkait soft skill, seperti kreativitas, berpikir kritis, hingga visioner. Hal tersebut bisa dilatih dengan melakukan berbagai aktivitas yang kamu sukai, misalnya dengan hobi, hingga dari pengalaman organisasi, komunitas, maupun pekerjaan yang pernah kamu jalani selama masa kuliah ataupun saat bekerja.

Di luar itu semua, tentu ada beberapa hard skill yang harus dimiliki sesuai dengan pekerjaan yang kamu minati. Sebagai contoh, buat kamu yang berprofesi sebagai Graphic Designer, tentunya skill yang dibutuhkan adalah penguasaan beberapa tools yang menunjang kinerja kamu untuk mendesain, seperti contohnya Adobe Photoshop, Illustrator, dan sebagainya.

Dengan beberapa skill di atas, kamu bisa mengasah soft dan hard skill agar semakin berkembang, sehingga saat kamu melamar di perusahaan startup, kamu punya hal yang bisa dijual kepada perusahaan tersebut dan akhirnya, selamat datang di dunia startup! 

Tertarik untuk bergabung di industri startup?

Memahami Apa itu E-commerce dan Perkembangannya di Indonesia

Era digital membuat kita semakin dekat dengan internet, segala jenis kegiatan dapat kita lakukan dengan mudah karena adanya internet. Berkat kehadiran internet pula berbagai macam inovasi pun tercipta salah satunya adalah kehadiran sebuah e-commerce. Namun apa itu e-commerce dan bagaimana cara e-commerce bekerja?

Apa Itu E-commerce?

E-commerce adalah sebuah tempat jual beli barang dan jasa serta pengiriman dana dan data melalui internet. Melalui platform e-commerce, Anda bisa menemukan berbagai jenis barang serta jasa layanan yang dibutuhkan dengan satu kali klik melalui smartphone. Tidak heran jika banyak pelaku usaha memanfaatkan kehadiran e-commerce ini sebagai cara untuk memasarkan produk dan jasa yang dijual agar menemukan konsumen yang tepat. Selain itu, di sini pelaku usaha dapat memasarkan produknya dengan biaya yang relatif lebih murah serta pemanfaatan waktu yang lebih efisien. 

Jenis-jenis E-commerce

Jika selama ini Anda memahami bahwa transaksi jual beli yang terjadi melalui e-commerce hanya antara penjual dan pembeli, nyatanya bisnis e-commerce terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 

  1. Business to business (B2B) – Pada bisnis ini sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan lainnya. Biasanya pembeli memesan barang dalam jumlah besar. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang membeli perlengkapan kantor dari sebuah produsen. 
  2. Business to consumer (B2C)Dalam jenis ecommerce ini, sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada konsumen. Pada umumnya, pelanggan dalam ecommerce B2C hanya mengecer. Jika Anda pernah membeli dari suatu toko online, aktivitas tersebut termasuk dalam golongan ini.
  3. Consumer to consumer (C2C) – Pada bisnis e-commerce jenis ini transaksi terjadi antara dua individu.
  4. Consumer to business (C2B) – Berkebalikan dengan B2C, ecommerce C2B adalah skenario di mana seseorang menjual produk atau layanan kepada sebuah perusahaan. Seorang graphic designer, misalnya, menawarkan dan menjual logo buatannya kepada sebuah bisnis makanan.

Nah, itu dia beberapa jenis bisnis e-commerce yang diantaranya juga ada di Indonesia. Setiap tahunnya e-commerce di Indonesia semakin bertumbuh dengan beragam penawaran dan kampanye yang menarik. Anda dapat menentukan e-commerce mana yang disukai berdasarkan layanan yang ditawarkan hingga pelayanan yang diberikan.