DOKU Luncurkan ‘Wallet-as-a-Service’, Mudahkan Pemilik Bisnis Buat Dompet Digitalnya Sendiri

DOKU resmi merilis layanan Wallet-as-a-Service (WaaS) bagi mitra bisnis yang ingin menambah fitur dompet elektronik (e-wallet) ke dalam ekosistem bisnisnya. Layanan WaaS memiliki fungsi untuk memfasilitasi transaksi pengguna dan mengelola arus keuangan.

WaaS didukung dengan infrastruktur e-wallet yang akan dihubungkan dengan API ke ekosistem mitra. Saat ini, DOKU menggandeng Tomoro Coffee dan Coda sebagai merchant pertama yang menerapkan layanan WaaS ke dalam operasional perusahaan.

“Selama ini, lisensi e-money dan e-wallet dari Bank Indonesia diterapkan DOKU e-Wallet sebagai salah satu opsi pembayaran di ekosistem kami. Lewat interaksi bersama merchant, kami dapat ide baru untuk mengoptimalkan layanan ini,” tutur Co-Founder & COO DOKU Nabilah Alsagoff dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan inovasi ini akan memudahkan para merchant karena bisnis berbasis aplikasi tinggal menambahkan fitur e-money di dalamnya. Adapun, layanan WaaS hadir dalam dua fungsi dan dua segmen pasar, yakni:

  1. E-wallet Bisnis: untuk mengelola arus uang dalam ekosistem internal merchant. Tomoro Coffe, contohnya, tercatat perlu menyalurkan uang kas ke sekitar 300 cabang di seluruh Indonesia.
  2. E-wallet Konsumen: untuk ditambahkan ke dalam aplikasi merchant, memungkinkan pengguna top up dan bertransaksi di platform merchant. Misalnya Coda, pelanggan dapat mengisi saldo untuk membeli berbagai konten game di platform ini.

Sebelumnya, pada pertengahan 2023, DOKU meluncurkan Juragan DOKU untuk mempermudah pengelolaan transaksi pembayaran UMKM secara online dan offline. Juragan DOKU ditargetkan dapat mendorong pasar social seller.

DOKU juga kini memposisikan diri sebagai beyond payment, bagian dari transisi bisnisnya sejak awal berdiri sebagai payment gateway 16 tahun silam. Ini menjadi strategi selanjutnya untuk memimpin pasar di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara.

Dihubungi secara terpisah, Nabila mengungkap pasar Indonesia sangat terfragmentasi dan punya erilaku pembayaran yang berbeda sesuai kebutuhan dan lingkungannya. “Terlebih lagi, kebutuhan bisnis merchant berubah secara dinamis. Maka itu, kami yakin industri ini perlu infrastruktur pembayaran yang terukur dan bisa tumbuh bersama dengan bisnis mereka,” ujarnya lewat pesan singkat kepada DailySocial.id, Rabu (24/1).

DOKU WaaS membidik segmen B2B dan pemilik bisnis yang membutuhkan pengelolaan keuangan, baik keuangan internal atau bisnis di segmen B2C. Layanan WaaS dapat melayani kategori, seperti marketplace, fintech, bisnis ritel tradisional, FMCG, atau logistik.

Mengutip informasi di situs resminya, DOKU telah memiliki lebih dari 150 ribu merchant dan 4 juta pengguna dengan volume transaksi mencapai 360 juta dan nilai transaksi sebesar Rp330 triliun (year-to-date).

Indonesia adalah salah satu pasar dengan volume transaksi pembayaran digital yang besar. Menurut riset Katadata Insight Center (KIC), dompet digital menjadi metode pembayaran yang paling banyak (84%) digunakan masyarakat saat belanja online, diikuti uang tunai (61,4%) dan transfer bank (47,8%).

Kehadiran fitur QRIS juga memudahkan masyarakat untuk bertransaksi, baik melalui mobile banking maupun aplikasi dompet digitalnya. Pada periode Januari-Oktober 2023, BI mencatat total volume transaksi QRIS mencapai 1,6 miliar dengan nilai sebesar Rp24, triliun.

Application Information Will Show Up Here

Strategi LinkAja Menuju Profitabilitas, Fokus ke Pasar BUMN (UPDATED)

Berdarah-darahnya persaingan di area fintech digital payment B2C membuat LinkAja memutuskan untuk mengalihkan bisnisnya ke B2B dan B2B2C sejak 2021. Diklaim dari berbagai strategi efisiensi untuk pivot, telah membuahkan hasil. Sejak Juni 2023 hingga kini, LinkAja telah mencapai posisi EBITDA positif, artinya tinggal sedikit langkah menuju laba.

“LinkAja dalam dua tahun terakhir berturut-turut berhasil menurunkan cost opex 50%, tapi berturut-turut menaikkan revenue hingga 30%. Per Juni, Juli, dan Agustus [2023] selama tiga bulan berturut-turut sudah capai EBITDA positif,” terang Chief Finance and Strategy Officer LinkAja Reza Ari Wibowo kepada media di Jakarta, Selasa (19/9).

Walau tidak disebutkan secara rinci, ia menyampaikan kenaikan pendapatan ini disokong oleh berbagai inisiatif perusahaan sejak pivot dari B2C, sebagai berikut:

  • Kontribusi bisnis dari lima layanan utama, secara berturut-turut berdasarkan kontributor terbesar adalah produk transfer uang ke rekening bank, beli pulsa, pembayaran PPOB, top up/withdraw saldo, dan manajemen supply chain bersama Telkomsel (agen pulsa DigiPos) dan Pertamina.
  • Efisiensi aktivitas pemasaran turun hingga 98%, sekarang cashback sudah hampir tidak ada.
  • Optimalisasi teknologi dan infrastruktur pendukung, termasuk e-KYC turun sekitar 30%.
  • Merumahkan ratusan karyawan pada Mei 2022.

Menurut Reza, peningkatan ini sangat luar biasa karena perusahaan sekarang sudah tidak lagi bicara mengenai pengguna aktif bulanan (MAU) dan nilai transaksi bruto (GMV) sebagai indikator kinerja, melainkan unit economics yang sudah terpampang nyata.

“Ke depannya kita mau menaikkan revenue yang seperti ini. Ekspektasi kita revenue di 2023 bisa naik 30% dari 2022. Di 2021 itu kita naik 30% setelah menurunkan cost hingga 60%. Loss [EBITDA] tinggal 99%, masih sedikit lagi untuk positif bila secara full year 2023.”

Di balik pencapaian tersebut, ada satu hal yang menarik bahwa jumlah pengguna LinkAja menunjukkan tren penurunan. Namun di saat yang bersamaan, tingkat retensinya meningkat di angka 90%. Reza menjelaskan, hal ini terjadi karena pengguna LinkAja yang ada saat ini tergolong berkualitas. Salah satu kemungkinan terbesar yang mereka lakukan adalah lebih sering bertransaksi.

Ambil contoh, perusahaan melakukan renegosiasi untuk revenue sharing dengan perbankan untuk layanan transfer uang. Dari awalnya gratis tanpa biaya admin, kini dikenakan biaya Rp1.000. Perolehan uang tersebut sepenuhnya masuk ke kantong LinkAja.

“Dibandingkan tiga tahun lalu, ARPU (average revenue per user) sekarang 5-7 kali lipat kenaikannya, dibandingkan kita spend marketing gede-gedean.”

Walau terjadi tren penurunan, pihaknya memastikan bahwa sebenarnya yang diincar adalah pengguna yang berkualitas dan loyal. Jadi masalah kuantitas tidak begitu berpengaruh bagi LinkAja. Kendati demikian, Reza mengaku sudah menyiapkan sejumlah inisiatif untuk kembali mendongkrak jumlah pengguna ke depannya. Ia ingin setiap uang yang diinvestasikan harus balik menjadi pendapatan perusahaan.

Berdasarkan data internal perusahaan, total pengguna LinkAja yang teregistrasi mencapai 91 juta orang. Tidak disampaikan pengguna aktifnya saat ini.

“Kita mau biarkan turun sementara [jumlah pengguna] untuk jaga profitabilitas. Yang penting proft dulu, jadi benar-benar enggak ada ruang untuk lemak, tinggal daging yang jadi otot.”

Model bisnis LinkAja

Dengan model bisnis B2B dan B2B2C, LinkAja memanfaatkan posisinya yang strategis dengan jajaran investor dari perusahaan pelat merah. Disebutkan sebagian besar perusahaan pelat merah —beberapa adalah pemegang saham di LinkAja— ini adalah pemilik pangsa pasar terbesar di industrinya masing-masing di Indonesia, seperti Telkomsel dan Pertamina.

Menggarap pasar captive jadi lebih masuk akal karena masih banyak potensi yang belum tergarap. Strategi ini selaras dengan ambisi awal dibangunnya LinkAja, yakni berupaya meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia di kota lapis dua dan tiga.

Saat ini, pemegang saham pengendali di LinkAja adalah Telkomsel. Lalu disusul BRI, Bank Mandiri, BNI. Berikutnya, Pertamina, Jasa Marga, Taspen, dan lainnya punya persentase yang kurang lebih sama.

“Daripada kami compete di area yang sama [pemain e-wallet lainnya], lebih baik compete di SOE (state-owned enterprise) karena rata-rata leader di tiap industri itu dari SOE. Kalau startup lain harus ketok pintu satu-satu, tapi LinkAja sudah ada akses.”

Dicontohkan inisiatif B2B yang sudah berjalan, yakni manajemen rantai pasok bersama Telkomsel dan Pertamina. Bersama Telkomsel, melalui aplikasi agen pulsa Digipos, LinkAja menjadi penghubung alat pembayaran, antara agen pulsa dengan diler. Aplikasi tersebut juga telah ditenagai dengan PPOB, sehingga mereka tidak jualan pulsa saja. Diklaim transaksi pembelian pulsa di Digipos mencapai miliaran Rupiah.

“LinkAja adalah satu-satunya alat pembayaran di Digipos, jadi 100% uang berputar di sana. Ini sudah ngomong tentang supply chain di belakangnya. Jadi sekarang kita enggak cuma B2C e-wallet tapi jadi infrastruktur pembayaran.”

Contoh sukses ini akan direplikasi ke manajemen rantai pasok lainnya di ekosistem BUMN. Pertamina misalnya, untuk aplikasi MyPertamina, kini metode pembayarannya bertambah, ada OVO dan GoPay. Induk GoPay adalah pemegang saham di LinkAja, sedangkan OVO adalah afiliasi dari Grab, salah satu investor LinkAja.

Untuk memperkuat infrastruktur pembayaran, LinkAja berencana untuk menambah izin sebagai gerbang pembayaran. Langkah ini akan ditempuh dengan cara organik, memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Terlebih saat ini LinkAja sudah memperoleh kategori izin tertinggi dan hanya dibutuhkan beberapa persyaratan lagi untuk mendapat lisensi gerbang pembayaran.

Ambisi yang akan dicapai setelah memperoleh izin tersebut adalah memungkinkan mitra B2B LinkAja untuk tarik dana di kanal mana pun. Saat ini pengguna LinkAja dapat tarik tunai via ATM Himbara. “Jadi kami tidak compete dengan Xendit atau payment gateway yang lain.”

Reza juga mengungkap bahwa sebelum tutup tahun, perusahaan akan melakukan penggalangan dana untuk mengejar pertumbuhan. Terdapat investor existing dan baru dari luar negeri yang akan bergabung.

Aplikasi khusus BUMN

LinkAja

Dalam rangka menggarap pasar captive di ranah B2B2C, baru-baru ini LinkAja merilis aplikasi LinkAja dengan tampilan khusus (skin) BUMN. Tampilan ini diperuntukkan buat para pegawai BUMN dengan fungsi sebagai aplikasi pembayaran dan komunikasi terpadu seputar kementerian maupun perusahaan BUMN yang tergabung di dalamnya.

Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga dapat diutilisasi sebagai media promosi terkait produk dan layanan masing-masing perusahaan BUMN.

Disebutkan ada lebih dari 200 ribu karyawan BUMN sudah terdaftar dapat menikmati produk, program, informasi, layanan, dan bertransaksi aktif dalam aplikasi. Bila ditotal ada lebih dari 1 juta karyawan yang berpotensi menjadi pengguna.

“Game besarnya di aplikasi ini ada banyak. Ada yang mau kita replikasi, salah satunya loyalty exchange nanti bisa terintegrasi oleh antar aplikasi BUMN. Lalu kita juga bisa tawarkan produk kasbon ke karyawan BUMN. Strategi seperti ini yang nantinya akan jadi nilai tambah dari kita.”

Nasib terkini iGrow

Terkait nasib iGrow, Reza menuturkan saat ini pihaknya masih menjalani proses hukum untuk bertanggung jawab terhadap gugatan yang dilayangkan oleh sejumlah eks lender karena masalah gagal bayar. Ia pun siap menjalani proses tersebut.

“Kami tetap berusaha menyelesaikan langkah penyelesaian, termasuk apabila aset borrower harus ditarik untuk dikembalikan lagi ke lender. Komitmen kami terhadap iGrow cukup kuat.”

Saat ini proses mediasi antar kedua belah pihak masih buntu karena penggugat mencabut gugatannya untuk sementara dan sedang mempersiapkan gugatan baru.

Sembari proses tersebut kelar, nama badan hukum dan brand telah diubah per Agustus kemarin. Dari PT iGrow Resources Indonesia menjadi PT LinkAja Modalin Nusantara, dengan nama brand LinkAja Modalin Powered by iGrow.

Persiapan ini dalam rangka pivot bisnis dari pembiayaan di industri agrikultur menjadi UMKM close loop di dalam ekosistem BUMN. Produk-produknya adalah Retailer Financing, Invoice Financing, Invoice Financing Mitra Telkomsel, dan Distributor Financing.

“Kami masih terus carikan solusi untuk penyelesaian [pembiayaan agri] sampai clear dan bisnis baru juga sudah clear, baru kita sampaikan ke OJK. Setiap bisnis baru itu kan harus dapat persetujuan dari OJK. Modalin sekarang belum efektif berjalan, tapi kami sudah intensif berkomunikasi dengan OJK dan partner di BUMN,” pungkasnya.

*) Kami memperbaiki informasi struktur pemegang saham di LinkAja

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Cara Blokir Rekening Penipu Secara Online Lewat HP

Penipuan online saat ini semakin banyak ditemui, kejahatan online ini sering dikenal dengan sebutan cyber crime. Penipuan secara online ini dilakukan dengan berbagai metode, bisa melalui sms, melalui chat wa, melalui link menyerupai form atau file download yang sudah dimodifikasi bahkan hingga rekening online yang kalian miliki.

Setelah kita tersadar bahwa telah terjadi penipuan, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk memblokir rekening dari si penipu. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi yang akan mengalami penipuan dan dana yang sudah kamu kirimkan dapat dikembalikan. 

Berikut ini beberapa cara blokir rekening penipu secara online yang dapat dilakukan melalui handphone kamu.

Menghubungi Pihak Bank Langsung

Salah satu cara blokir rekening penipu dapat dilakukan dengan menghubungi pihak bank terkait secara langsung. Beberapa hal yang perlu kamu persiapkan selama melapor adalah bukti-bukti bahwa telah terjadi penipuan.

  • Menghubungi pihak bank melalui via telepon, biasanya setiap bank sudah memiliki nomor customer service ketika pelanggan memiliki masalah pada akun rekeningnya.
  • Menyerahkan bukti terjadinya penipuan. Kamu bisa melampirkan history chat dari penipu, bukti transfer via bank yang menunjukan bahwa kamu telah melakukan proses transaksi dengan penipu.
  • Melampirkan data pendukung seperti, nama pemilik dan rekening tujuan kamu mentransferkan uang kepada penipu, nomor kontak yang digunakan penipu dan juga situs, alamat email atau apapun yang digunakan penipu untuk menghubungi kamu.
  • Melengkapi data identitas diri. Sebagai seorang pelapor maka pihak bank akan meminta kamu untuk mengidentifikasikan data diri sebagai proses verifikasi. Proses identifikasi ini biasanya membutuhkan KTP, kronologi bagaimana penipuan bisa terjadi, menyertakan surat pernyataan dengan materai dan surat laporan yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian.
  • Selanjutnya kamu akan diminta menunggu prosesnya dari pihak bank untuk melacak rekening penipu, jika persyaratan yang telah diajukan terpenuhi dan terbukti bahwa telah terjadi penipuan. Maka dana yang sudah ditransferkan ke rekening  penipu dapat kembali lagi.
  • Pihak bank juga dapat memblokir rekening si penipu karena telah melanggar hukum dan penyalahgunaan akun bank.

Mengunjungi Situs Website Cek Rekening

Selain menghubungi pihak bank secara langsung, penipuan juga melibatkan nomor kontak, akun dan metode transfer lainnya melalui sebuah merchant. Untuk menghindari hal tersebut kamu juga dapat melaporkannya melalui alamat website cekrekening.id terhadap kasus penipuan yang telah terjadi. Berikut ini beberapa langkah yang perlu kamu lakukan dalam proses pembuatan laporan:

  • Kunjungi halaman website https://cekrekening.id/ yang telah disediakan oleh Kemkominfo.
  • Pada bagian menu akan ditampilkan tiga opsi pilihan, yaitu ‘periksa rekening’, ‘daftarkan rekening’ dan ‘laporkan rekening.
  • Jika kamu berada dalam situasi tertipu, maka pilih opsi ‘laporkan rekening’ dengan klik ‘laporkan sekarang’. Opsi ini ditujukan bagi masyarakat yang mengalami penipuan transaksi online atau adanya kejanggalan pada proses transaksi.
  • Setelah itu, halaman website akan berubah dan mengharuskan pengunjung untuk mengisi data diri dan data pendukung lainnya sebagai tahapan proses verifikasi.
  • Pelapor akan diminta untuk mengisi data rekening yang ingin dilaporkan atas penipuan, pilih jenis akunnya apakah penipuan dilakukan dengan bank atau e-wallet. 
  • Jika sudah memilih jenis transaksi maka kamu diharuskan memasukan nomor rekening/e-wallet dan nama layanan pembayaran yang kamu gunakan (misal, Mandiri, BRI, BCA, Dana, OVO dan lain sebagainya), klik opsi ‘selanjutnya’.
  • Selanjutnya pelapor akan diminta untuk mengisi biodata terlapor atau pihak yang dianggap melakukan penipuan.
  • Setelah itu pelapor juga akan diminta untuk mengisi biodata dirinya secara lengkap, sebagai identifikasi atas pelaporan yang dilakukan.
  • Tahap berikutnya pelapor akan diminta untuk menjelaskan perihal kronologi penipuan yang terjadi secara online.
  • Sertakan bukti terkait kronologi yang diceritakan untuk memperkuat validasi bahwa penipuan benar terjadi, pelapor akan diminta untuk mengupload bukti tersebut pada tahap terakhir. Setelah itu klik ‘kirim’ dan tunggu proses pelaporan dinyatakan berhasil. 
  • Pihak cekrekening akan memproses kasus penipuan tersebut ketika bukti yang dilampirkan telah jelas dan valid, sehingga laporan akan diteruskan oleh pihak mereka untuk diajukan pembekuan atau blokir rekening penipu.

Berdasarkan penjelasan mengenai cara blokir rekening penipu secara online lewat handphone, maka kamu bisa melaporkannya agar penipuan tersebut bisa ditindak lanjuti. Untuk itu sekiranya sebelum kita mengalami penipuan secara online, sebaiknya perlu ada kewaspadaan agar tidak mudah tertipu pada saat diminta untuk mentransfer sejumlah uang.

Kamu bisa mengkonfirmasi terlebih dahulu validasi dan kepercayaan pada nomor rekening atau nomor yang menghubungi tersebut. Bisa melalui situs cekrekening atau bahkan melalui aplikasi getcontact. Semoga informasi tersebut dapat membantu mengatasi masalahmu.

Upaya Virgo Hadirkan Proposisi Nilai di Tengah Persaingan Sengit Platform Pembayaran Digital

Industri pembayaran digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Salah satu layanan yang paling signifikan digunakan adalah, e-money (berbasis server), menyediakan alternatif bagi transaksi berbasis uang tunai tradisional, memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran dengan mudah dan aman melalui saluran digital.

Beberapa platform e-money telah muncul sebagai pemain utama di pasar Indonesia antara lain GoPay, OVO, ShopeePay, LinkAja, dan Dana — kendati masih ada puluhan platform lain yang juga beroperasi dan telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia. Platform-platform ini menawarkan berbagai layanan selain transaksi sederhana, termasuk pembayaran tagihan, pengisian pulsa, transfer antar pengguna, belanja online, dan bahkan opsi investasi.

Salah satu platform e-money yang ingin menghadirkan layanan terintegrasi adalah Virgo. Bermitra dengan Alfa Group, Virgo ingin menawarkan kemudahan pembayaran melalui aplikasi untuk semua pengguna.

Kepada DailySocial.id, CCO Virgo Viko Gara mengungkapkan rencana perusahaan tahun ini.

Fitur unggulan “Top Up Kembalian”

Virgo yang dikembangkan oleh PT Capital Net Indonesia, telah hadir sejak tahun 2021 lalu. Sejak kehadirannya, Virgo mengklaim telah menjembatani para pengguna uang tunai untuk beralih ke nontunai dengan fitur “Top Up Kembalian”.

Ide untuk meluncurkan fitur tersebut diawali fakta bahwa saat ini 90% transaksi ritel masih dilakukan secara tunai, bahkan setelah melewati masa pandemi. Padahal penetrasi smartphone di Indonesia sudah mencapai 89% dan transaksi digital sudah bertumbuh lebih dari 2x lipat selama pandemi, berdasarkan data dari Kementerian Kominfo tahun 2021.

“Berangkat dari sana, Virgo terinspirasi untuk menjadi jembatan para pelanggan pengguna uang tunai untuk beralih ke nontunai lewat fitur Top Up Kembalian yang bermitra dengan Alfa Group (Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, dan Lawson) dalam mewujudkan komitmennya menjadi bagian dari pelopor gerakan baru menuju cashless society di Indonesia,” kata Viko.

Virgo memungkinkan pelanggan Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, dan Lawson untuk melakukan pembayaran dengan uang tunai dan menerima kembalian dalam bentuk uang elektronik, dengan meminta kasir untuk memasukkan kembalian hasil belanjanya ke aplikasi Virgo. Uang kembalian tunai (maksimal Rp99.999) dapat diterima dalam bentuk saldo Virgo melalui Top Up Kembalian.

Bagi pengguna aplikasi Alfagift, dapat menghubungkan akun Virgo mereka ke akun Alfagift sebagai metode pembayaran. Dengan demikian, uang kembalian yang sudah terkumpul di dalam akun Virgo dapat digunakan kembali untuk berbelanja di aplikasi Alfagift.

Menyasar kota lapis 2

Disinggung apa yang membedakan Virgo dengan platform lainnya, Viko menegaskan, selain memiliki fitur unggulan tadi mereka juga memiliki keunikan dengan fokus menyasar kota-kota lapis kedua di Indonesia. Saat ini, transaksi Top Up Kembalian terbanyak di Indonesia berada di daerah seperti Rembang, Sidoarjo, Jember, Klaten, dan Bekasi.

Meskipun kota-kota besar di Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam adopsi pembayaran digital, potensi solusi e-money di kota-kota lapis 2 dan tingkat 3 masih belum dimanfaatkan sepenuhnya. Kota-kota ini, dengan populasi yang terus bertambah dan ekonomi yang sedang berkembang, menyajikan peluang unik bagi platform e-money untuk mendorong inklusi keuangan, memacu pertumbuhan ekonomi, dan memberdayakan masyarakat lokal.

“Virgo juga dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di berbagai gerai yang menerima pembayaran dengan metode QRIS. Saat ini Virgo telah mendapat izin dari Bank Indonesia serta terdaftar dalam anggota Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI),” kata Viko.

Target Virgo tahun 2023

Hingga akhir tahun 2023, target dari Virgo adalah bisa merangkul sekitar 1,5 juta pengguna aktif. Virgo juga ingin menjadi solusi bagi para pelaku industri layanan finansial lainnya untuk dapat menyasar kalangan unbanked/underbanked. Ke depannya Virgo juga ingin menjalin kolaborasi dengan pihak terkait, untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan keuangan yang lebih luas seperti perbankan, investasi, asuransi, peminjaman modal dan lainnya.

“Dengan begitu Virgo dapat terus membantu para pengguna untuk sepenuhnya mengatur keuangan mereka secara digital dan turut ambil bagian dalam membangun inklusi keuangan di Indonesia,” kata Viko.

Salah satu keuntungan utama dari adopsi pembayaran nontunai adalah potensi untuk memberikan layanan keuangan kepada masyarakat yang tidak memiliki akses ke perbankan atau memiliki akses terbatas.

Dengan memanfaatkan teknologi seluler, dompet digital, dan solusi pembayaran inovatif, pembayaran nontunai dapat menjembatani kesenjangan antara sistem perbankan tradisional dan individu yang memiliki akses terbatas ke layanan keuangan. Inklusi ini dapat memberdayakan individu dan usaha kecil, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih aktif dalam ekonomi formal.

Application Information Will Show Up Here

Cara Top Up Dana, Cepat dan Paling Mudah

Dana adalah aplikasi dompet digital yang memudahkan penggunanya untuk melakukan berbagai transaksi keuangan seperti pembayaran tagihan, transfer uang, pembelian pulsa, dan lain sebagainya.

Salah satu keunggulan utama dari aplikasi Dana adalah kemudahan dalam melakukan pengisian saldo atau top up.

Dengan cara yang mudah untuk top up, pengguna Dana dapat dengan cepat dan mudah melakukan transaksi keuangan tanpa perlu khawatir kehabisan saldo.

Top Up Dana

Dengan Dana, pengguna dapat dengan mudah melakukan top up saldo melalui berbagai metode seperti transfer bank dan gerai-gerai retail yang bekerja sama dengan Dana.

Selain itu, Dana juga menyediakan fitur auto top up yang memudahkan pengguna untuk melakukan top up secara otomatis sesuai dengan kebutuhan dan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

Jangan lupa bahwa minimal untuk melakukan top up Dana adalah nominal Rp20.000,00.

Berikut ini adalah cara untuk top up Dana:

Melalui Transfer Bank

Berikut adalah langkah-langkah top up saldo Dana menggunakan metode transfer bank. Contoh berikut ini merupakan contoh dari penggunaan Bank BNI.

  1. Buka aplikasi Dana.
Aplikasi DANA
Aplikasi DANA
  • Masuk ke akun Dana dengan memasukkan PIN yang sudah dibuat sebelumnya.
  • Pin DANA
    Pin DANA
  • Setelah berhasil masuk, klik tombol “Top Up” yang ada di halaman utama aplikasi.
  • Homescreen DANA
    Homescreen DANA
  • Pilih opsi “Transfer Bank”, lalu pilih bank BNI sebagai bank yang akan digunakan untuk transfer.
  • DANA Transfer Bank
    DANA Transfer Bank
  • Setelah itu, kamu akan diberikan nomor virtual account Dana yang harus kamu gunakan dalam melakukan transfer ke rekening BNI.
  • DANA VA Code
    DANA VA Code
  • Masuk ke BNI M-Banking, lalu pilih Virtual Account Billing.
  • BNI MBank
    BNI MBank
  • Masukkan nomor virtual account Dana yang diberikan tadi, lalu klik “Lanjut” untuk melanjutkan proses top up.
  • DANA VA Billing
    DANA VA Billing
  • Periksa kembali informasi yang kamu masukkan, jika sudah benar, masukkan jumlah saldo yang ingin kamu top up dan juga password transaksi, lalu klik “Lanjut” untuk menyelesaikan proses top up.
  • Top Up DANA
    Top Up DANA
  • Jika transfer telah berhasil dilakukan, saldo Dana akan bertambah sesuai dengan jumlah yang kamu top up.
  • Melalui Agent

    Agent Dana yang dapat membantu proses top up kamu adalah Alfamart, Alfamidi, Dan Dan, dan Lawson. Berikut ini adalah cara melakukannya:

    1. Kunjungi gerai Alfamart, Alfamidi, Dan Dan, dan Lawson terdekat.
    2. Beritahu kasir bahwa kamu ingin melakukan top up saldo Dana.
    3. Berikan nomor handphone yang terdaftar pada akun Dana kamu kepada kasir.
    4. Berikan uang tunai yang sesuai dengan jumlah saldo yang ingin kamu top up.
    5. Kasir akan memasukkan nomor handphone kamu ke dalam sistem Alfamart dan meminta konfirmasi kamu.
    6. Jika nomor handphone telah terkonfirmasi, kasir akan meminta uang tunai yang kamu berikan dan melakukan proses top up ke akun Dana kamu.
    7. Kasir akan memberikan struk sebagai bukti bahwa top up telah berhasil dilakukan.
    8. Saldo Dana kamu akan bertambah sesuai dengan jumlah yang kamu top up.

    Demikianlah langkah-langkah untuk top up saldo Dana, jika kamu mengalami kesulitan atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi customer service Dana melalui fitur “Bantuan” di aplikasi.

    Sejak Pivot Tahun Lalu, LinkAja Klaim Raihan Kinerja Positif

    LinkAja mengungkapkan kinerja yang positif semenjak pivot bisnis tak lagi fokus ke konsumer langsung (direct consumer) pada tahun lalu. Kini LinkAja bermain di B2B2C yang mengandalkan ekosistem BUMN.

    Dalam keterangan resmi, Direktur Keuangan & Strategi LinkAja Reza Ari Wibowo menyampaikan, perubahan model bisnis ini sejalan dengan kondisi di industri teknologi global yang sedang mengalami paradigm shifting. Sebelumnya selalu mengejar growth at-all-cost sekarang menjadi path to profitability dan sustainability.

    “Di LinkAja, kami sudah melakukan shifting menuju profitability dan sustainability secara bertahap semenjak 2021 dengan membaca arah pergerakan industri. Salah satunya yakni dengan memperkuat model bisnis B2B2C kami yang berfokus pada ekosistem BUMN, yang terbukti sangat efektif dan efisien,” ujarnya.

    Pada segmen B2C, LinkAja mengutamakan low-cost user acquisition & retention yang berfokus pada ekosistem BUMN. Hal ini diklaim efektif dan efisien bagi perusahaan. Pada tahun lalu, perusahaan mengimplementasikan solusi keuangan digital dengan Telkomsel, Pertamina, dan Himbara (Himpunan Bank Negara).

    Di ekosistem Telkomsel, perusahaan mendigitalkan supply chain tradisional Telkomsel di lebih dari 300 ribu peritel dengan kenaikan pendapatan hampir 90%. Ke depannya, inisiatif tersebut akan dilanjutkan ke tingkat distributor.

    Selanjutnya untuk ekosistem Pertamina, LinkAja memperkuat positioning aplikasi MyPertamina, yang berdampak pada pertumbuhan pendapatan eksponensial sebesar 1.600%. Terakhir, use case terkait Himbara memperlihatkan pertumbuhan pendapatan yang sangat signifikan sebesar 80%.

    Adapun untuk segmen B2B perusahaan memfokuskan pada end-to-end value chain dari sisi tradisional dan digital, dengan masuk pembayaran, digital goods, dan bisnis lending.

    Pada 2021, LinkAja mengakuisisi iGrow yang kini ditransformasi menjadi LinkAja Modalin. Ada tiga model pembiayaan yang disediakan, Invoice Financing, Retailer Financing, dan Agri Ecosystem Financing. Penggunanya adalah Telkomsel, SIG (Semen Indonesia), dan e-Fishery. Melalui lini bisnis ini, perusahaan akan meningkatkan kapabiltasnya untuk mendukung ekosistem BUMN secara closed-loop.

    Kalah saing

    LinkAja sedari awal tidak dibekali dengan dana jumbo seperti pemain sejenisnya di sektor pembayaran. Sementara bukan jadi rahasia di dunia bisnis digital, strategi bakar duit adalah jalan cepat untuk menjadi pemain yang dominan —apabila bermain di segmen ritel (konsumer) dan fokus mengejar pertumbuhan. Hal ini secara langsung berdampak pada biaya pemasaran membengkak dan menghambat profitablitas perusahaan.

    Menurut riset yang dilakukan Populix pada pertengahan tahun lalu berjudul “Consumer Preference Towards Banking and E-Wallet Apps”, memperlihatkan 10 aplikasi e-wallet yang paling banyak digunakan masyarakat. LinkAja menempati urutan ke-5 (30%). Secara berurutan, GoPay berada di urutan pertama (88%); DANA (83%), OVO (79%), ShopeePay (76%).

    Mengutip dari Investor.id, LinkAja disebut-sebut akan beralih ke bisnis lending dan menyasar ke ekosistem Pertamina dan Telkom. Untuk mendukung itu, bakal ada suntikan dana secara bertahap dari Telkom dan perusahaan pelat merah lainnya.

    Menurut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, pihaknya sedang mendorong beberapa investor untuk sudah memberikan komitmennya. Sekitar Maret atau April dana akan diberikan dari Telkom dan Himbara. “Maka dari itu kita dorong untuk lending, tapi di ekosistem retailer sama distributor Telkom sama Pertamina,” kata Kartika.

    Kinerja keuangan

    LinkAja memaparkan kinerja pada tahun lalu sebagai berikut:

    • Pendapatan operasional (revenue growth) tumbuh hampir 30% (dalam YOY)
    • Beban operasional (operational expense) turun lebih dari 50%
    • Biaya pemasaran (marketing expense) turun lebih dari 90%
    • Biaya operational and maintenance (O&M exspense) turun lebih dari 30%
    • Rasio pendapatan terhadap biaya promosi ditekan menjadi 0.1x dari 1.3x
    • Average Revenue per User (ARPU) naik 215%
    • Basket size ARPU naik 55%
    • Retention rate naik lebih dari 70%
    • EBITDA loss ditekan lebih dari 60%

    Menurut Reza , dengan EBITDA loss yang mampu ditekan ini memperlihatkan bahwa perusahaan semakin on-track untuk merealisasikan komitmen mencapai EBITDA positif dalam waktu dekat.

    Sebagai catatan, EBITDA berguna dalam menghitung arus kas bisnis. Jika EBITDA perusahaan negatif, ia memiliki arus kas yang buruk. Tetapi EBITDA positif tidak secara otomatis berarti bisnis memiliki profitabilitas yang tinggi.

    Untuk target tahun ini, perusahaan akan melanjutkan sinergi dengan ekosistem BUMN yang lebih komprehensif dan berkesinambungan. Ditargetkan dapat mencetak pertumbuhan pendapatan lebih dari 80% dengan penurunan beban operasional sebesar 35%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Beberapa inisiatif strategis yang akan dilakukan adalah B2B2C approach —yang mana LinkAja akan menggandeng beberapa perusahaan di bawah kementerian BUMN untuk menjadi penyedia layanan disbursement insentif. Dengan demikian, LinkAja mampu mendapatkan user base besar yang bersifat captive tanpa biaya akuisisi dan retensi.

    Reza melanjutkan, konsekuensi yang diambil saat memutuskan untuk fokus pada profitabilitas terkadang harus berani menutup layanan atau use case yang memiliki komponen biaya lebih tinggi dibandingkan pendapatan, dengan tetap menjaga kualitas layanan ke pengguna.

    Diklaim keputusan tersebut mampu membuat LinkAja menjadi antitesis di industri digital, ditandai dengan kenaikan pendapatan yang signifikan dan penurunan biaya yang drastis, di tengah situasi industri teknologi yang menantang.

    “Ke depannya kami berharap menjadi role model di industri teknologi di Indonesia melalui model bisnis yang lebih profitable dan sustainable, dengan tetap memberikan layanan transaksi digital terintegrasi yang aman dan nyaman [..],” tutup dia.

    Dalam menjaga kinerja, perusahaan juga melakukan langkah efisiensi dengan merumahkan “PHK” sekitar 200 karyawannya pada Mei 2022. Pasca pengumuman tersebut, perusahaan mengaku beban operasional perusahaan turun lebih dari 50%.

    Application Information Will Show Up Here
    Application Information Will Show Up Here

    Gojek Segera “Spin-Off” Layanan Gopay dari Aplikasi Utama [UPDATED]

    Gopay, layanan uang elektronik milik Gojek, bakal segera tersedia dalam aplikasi sendiri alias spin-off dari aplikasi utama Gojek. Pada fase awal, Gopay versi beta sudah tersedia, namun hanya dibuka untuk pengguna terpilih.

    Saat dihubungi DailySocial.id, Head of Corporate Communications GoTo Financial Alina Darmadi menyampaikan sesuai dengan visi GoTo Financial yang ingin menjadikan GoPay sebagai layanan terpusat dalam pengaturan keuangan, perusahaan dalam tahap uji coba aplikasi GoPay untuk pengguna terpilih.

    “Harapan kami tentunya uji coba ini akan membawa hasil yang baik agar nantinya masyarakat luas dapat segera menggunakan aplikasi ini. Selama tahap uji coba, pelanggan dapat terus mengakses layanan GoPay melalui aplikasi Gojek untuk kemudahan dan kenyamanan bertransaksi,” kata Alina.

    Secara terpisah dalam laman blognya, dijelaskan bahwa Gopay Beta ada karena Gopay segera merilis aplikasinya sendiri. “Supaya aplikasinya bisa sesuai dengan kebutuhan di kehidupan nyata, kami merilis Gopay Beta buat dapetin masukan dari pengguna,” tulisnya (02/12).

    Lebih lanjut, Gopay akan mengirimkan surat undangan kepada para pengguna terpilih untuk mengunduh aplikasi di Play Store atau App Store. Aplikasi tidak akan bisa diakses kecuali masuk dengan e-mail yang sama seperti alamat menerima undangan dari GoPay. Perusahaan akan menerima semua masukan sebelum akhirnya dirilis resmi untuk publik.

    Dalam pantauan DailySocial.id, aplikasi Gopay memiliki fitur-fitur yang disempurnakan dari sebelumnya. Fitur seperti transfer uang ke rekening bank, belanja via QRIS, juga tersedia. Di luar itu, terdapat fitur Tagihan untuk membayar berbagai tagihan dan melihat histori transaksi.

    Lalu fitur Finance yang diarahkan untuk mengatur metode sumber dana untuk berbagai transaksi, dilengkapi dengan rekapitulasi semua pengeluaran yang terbagi menjadi beberapa kategori pengeluaran. Sebelumnya kemampuan tersebut disediakan oleh Gopay melalui e-mail yang setiap bulannya dikirim ke konsumen.

    Berikutnya, ada fitur Promo yang berisi voucher-voucher yang dapat dibeli konsumen, hasil kerja sama dengan berbagai merchant Gopay dan ditukar saat berbelanja. Sementara, di kolom yang sama di aplikasi Gojek, berisi paket berlangganan yang sudah di-bundling dengan berbagai benefit dari layanan Grup GoTo dan merchant untuk pengguna pilih.

    Hasil riset

    Dalam riset termutakhir yang dirilis oleh InsightAsia bertajuk “Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook” menunjukkan dompet digital kini menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipilih masyarakat digital Indonesia, dibandingkan tunai dan transfer bank.

    Sebanyak 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai transaksi keuangan. Sisanya, memilih uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS (21%), paylater (18%), kartu debit (17%), VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden tersebar di tujuh kota, meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan Pekanbaru, berlangsung dari tanggal 19-30 September 2022.

    Dalam riset tersebut juga menunjukkan Gopay sebagai platform yang secara konsisten paling banyak digunakan oleh konsumen, sejak lebih dari lima tahun belakangan hingga kini. Riset memperlihatkan, sebagian besar pengguna dompet digital pernah menggunakan Gopay (71%) dan terus setia menggunakannya sampai saat ini (58%).

    Urutan kedua ditempati OVO dengan 70% responden pernah menggunakan dan 53% menggunakannya dalam tiga bulan terakhir. Kemudian, DANA menyusul dengan 61% responden pernah menggunakan, namun tidak termasuk dalam tiga besar kategori penggunaan dalam tiga bulan terakhir. Lalu ada ShopeePay yang digunakan oleh 51% responden dalam tiga bulan terakhir, namun tidak masuk dalam tiga besar kategori pernah digunakan.

    Research Director InsightAsia Olivia Samosir mengatakan, terdapat lima faktor pendorong utama yang memungkinkan pemain dompet digital berhasil memimpin pasar. Yakni, aman digunakan dan memastikan saldo konsumen terlindungi, mudah sekaligus nyaman digunakan dalam bertransaksi, bebas limit penggunaan bulanan dan dapat digunakan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari secara maksimal.

    “Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat sebuah brand dapat meraih kepercayaan tertinggi dari konsumen,” ungkapnya, seperti dikutip dari Investor.id.

    *) Kami menambahkan pernyataan dari GoTo Financial

    Cara Membuat Kode QRIS Sebagai Metode Pembayaran di Aplikasi Halokas

    Tren digitalisasi bisnis saat ini membawa pelaku usaha termasuk UMKM beradaptasi dengan dunia digital. Dengan segala teknologi yang ada saat ini, pelaku UMKM dapat menjalankan kegiatan bisnisnya secara digital, termasuk dalam menyediakan metode pembayaran bisnis.

    Kode QR Standar Indonesia atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) menjadi salah satu sistem pembayaran yang dapat membantu pelaku usaha menyediakan metode pembayaran non-tunai bagi pelanggannya.

    Sistem pembayaran yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia ini mengintegrasikan seluruh metode pembayaran non-tunai yang ada di Indonesia. QRIS memungkinkan penggunanya dapat melakukan transaksi secara gratis tanpa biaya admin, dengan cara scan kode QR.

    Kemudahan yang berikan sistem pembayaran QRIS menjadi hal yang perlu dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk membantu kegiatan bisnisnya. Lantas, bagaimana cara pelaku usaha bisa menggunakan QRIS? Berikut ini cara membuat QRIS di aplikasi Halokas, simak ulasannya.

    Langkah Membuat Kode Qris di Aplikasi Halokas

    Halokas merupakan platform business to business (B2B) yang menyasar UMKM sebagai target marketnya. Platform ini hadir sebagai solusi bagi pelaku usaha untuk mengatasi permasalahan bisnis digital yang dihadapi, seperti terkait dengan penyediaan metode pembayaran non-tunai.

    Cukup dengan menjadi pengguna aplikasi Halokas, pelaku usaha dapat langsung memanfaatkan fitur ‘Terima Pembayaran dengan QRIS’, tanpa perlu melakukan pendaftaran lain. Berikut langkah-langkah penggunaannya:

    • Unduh aplikasi Halokas di Google Play Store/App Store.

    • Jika belum memiliki akun, silakan daftarkan usaha Anda.
    • Setelah itu, ada tiga opsi yang dapat Anda pilih untuk mulai menggunakan QRIS di aplikasi Halokas. Pertama, silakan masuk ke halaman utama aplikasi dan klik ‘Pelajari tentang Qris’. Kedua, Anda juga bisa masuk ke fitur ‘Terima Pembayaran’ di halaman awal. Ketiga, Anda bisa langsung mengklik logo QRIS pada bagian tengah menu bar di bawah layar Anda.

    • Selanjutnya, silakan masukkan nominal yang harus dibayar oleh pelanggan Anda.

    • Pilih kategori transaksi dan masukkan catatan jika diperlukan.

    • Klik tombol ‘BUAT KODE QRIS’.

    • Minta pelanggan Anda untuk scan QRIS dengan aplikasi e-wallet atau mobile banking yang dimilikinya untuk mulai melakukan pembayaran.

    • Setelah pelanggan berhasil membayar, Anda akan menerima notifikasi di aplikasi Halokas Anda.

    • Transaksi akan otomatis tercatat di menu ‘Riwayat Transaksi’ milik usaha Anda.

    Sebagai informasi, QRIS yang didapatkan oleh pelaku usaha memiliki masa kedaluwarsa. QRIS yang dibuat untuk menerima pembayaran pelanggan akan berlaku selama satu jam. Jika dalam satu jam kode QRIS belum juga di-scan oleh pelanggan, maka pelaku usaha perlu membuat kode QRIS baru.

    Selain itu, Halokas juga menanggung biaya MDR (Merchant Discount Rate) sebesar 0.7% dari total pembayaran dan akan mengembalikannya dalam bentuk bonus.

    Manfaat Metode Pembayaran Kode Qris bagi Bisnis

    Dari layanan pembayaran QRIS yang dimilikinya, Halokas menawarkan keuntungan bagi pelaku UMKM sebagai pengguna aplikasi. Apa saja keuntungan yang dijanjikan? Berikut beberapa di antaranya:

    • Memudahkan pelanggan dan pelaku usaha dalam melakukan dan menerima pembayaran secara non-tunai melalui QRIS, dari semua platform pembayaran baik bank dan non-bank yang digunakan masyarakat.
    • Halokas menanggung biaya MDR (Merchant Discount Rate) sebesar 0.7% dari total pembayaran dan akan mengembalikannya dalam bentuk bonus.
    • Semua jenis transaksi yang dilakukan akan dibebaskan dari biaya yang berlaku.
    • Pencairan dana QRIS akan ditransfer ke rekening Anda dalam satu hari kerja.
    • Jika nilai di setiap pembayaran QRIS sudah mencapai nilai tertentu, Halokas menawarkan pinjaman modal usaha dengan cepat.

    Demikian penjelasan terkait cara pembuatan dan penggunaan metode pembayaran QRIS di aplikasi Halokas.

    Pasca Investasi, DANA Segera Lengkapi Ekosistem Pembayaran Digital di Sinar Mas

    Pasca investasi diumumkan beberapa waktu lalu, DANA akan memperkuat sistem pembayaran di Sinar Mas, mulai dari keuangan, telekomunikasi, hingga properti. Harapannya lewat kolaborasi ini kedua perusahaan dapat mengakselerasi literasi digital dan inklusi keuangan di Indonesia dengan mengandalkan kapabilitas yang dimiliki oleh masing-masing industri.

    “Semangat kolaborasi yang diinisiasi DANA dan Sinar Mas pada sektor telekomunikasi, layanan keuangan digital, serta properti, merupakan langkah awal kami untuk pengembangan ekonomi digital lintas industri,” kata Co-founder & CEO DANA Indonesia Vince Iswara.

    Dia mengatakan, DANA akan meningkatkan layanan keuangan berbasis gaya hidup dan masuk ke dalam ekosistem bisnis miliki Sinar Mas, seperti menggandeng Smartfren di bidang telekomunikasi, lalu Sinar Mas Multiartha di bidang keuangan, dan Sinar Mas Land di bidang properti.

    Meski sudah masuk ke dalam grup, Vince memastikan komitmennya untuk menjadi platform ekosistem terbuka yang diyakini dibutuhkan untuk literasi dan inklusi keuangan yang lebih masif di Indonesia.

    CCO Smartfren Andrijanto Muljono menyampaikan, Smartfren sebagai enabler ekosistem digital meyakini kolaborasi bersama DANA dan stakeholders lainnya dapat turut mendorong percepatan digitalisasi ekonomi di Indonesia. “Harapan kami, dengan terwujudnya ekonomi digital ini maka akan semakin banyak peluang baru yang terbuka di masyarakat, baik untuk UMKM dan anak-anak muda kreatif yang kini sangat lihai memanfaatkan teknologi digital,” kata Andri.

    Saat ini Smartfren sudah hadir dalam aplikasi DANA sebagai opsi untuk membeli kartu perdana dengan harga spesial. Pun di aplikasi My Smartfren, DANA masuk sebagai opsi pembayaran untuk semua transaksi, termasuk e-commerce yang sudah embedded di dalamnya. Bagi Smartfren, visibilitas DANA dengan basis 120 juta pengguna ini dapat dimanfaatkan untuk membuat keputusan bisnis baru.

    “Dihitung-hitung secara revenue Smartfren sekitar 27% dari e-commerce, tradisional lama-lama sedikit. Dengan DANA ada tiga hal yang mau kita capai: onboarding, produk kita bisa titip jual di platform DANA karena visibilitasnya yang jauh lebih tinggi, dan pengalaman seamless.”

    Hal yang sama juga berlaku ekosistem keuangan yang berada di bawah Sinar Mas Multi Artha (SMMA). CIO Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu menambahkan, selama ini SMMA sudah memiliki ekosistem finansial yang lengkap tapi untuk ‘old economy’. Sekarang DANA masuk sebagai new economy dan melengkapi ekosistem SMMA.

    “Contohnya, Sim Invest bisa bekerja sama dengan DANA untuk payment enabler dan ada keunggulan DANA punya big data dan pengalaman menggali consumer needs, jadi nanti kita bisa menciptakan financial planning yang sesuai kebutuhan,” kata dia.

    Sementara itu, CTO Sinar Mas Land Mulyawan Gani mengatakan, di bidang properti DANA akan tersedia di aplikasi komunitas warga BSD bernama One Smile dan penambahan fitur lainnya agar memberikan nilai tambah. Kolaborasi lainnya juga akan dilakukan dengan DANA untuk proyek-proyek inovasi lainnya dalam ekosistem Sinar Mas Land.

    “Kami akan mengintegrasikan pembayaran digital di township yang kami kembangkan, sehingga pelayanan warga lebih efisien dan nyaman. Selain itu, kolaborasi ini akan langsung kami implementasikan ke proyek-proyek inovasi yang sedang kami kembangkan di dalam ekosistem Sinar Mas Land,” katanya.

    Saat ini DANA mengklaim telah memiliki 120 juta pengguna dan memroses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi harian. Beberapa pengembangan fitur terbaru juga telah DANA siapkan hingga akhir tahun 2022 di antaranya memperluas pilihan pembayaran seperti asuransi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), eSamsat, hingga mitra pembayaran online dan offline.

    DANA juga ikut serta mendukung kebijakan regulator melalui penerapan BI-Fast, QRIS TTS (Topup, Tarik, Setor), dan SNAP Open Banking. Dalam waktu dekat, DANA akan meluncurkan Family Account yang ditujukan khusus untuk generasi Z.

    Application Information Will Show Up Here

    East Ventures Terlibat di Pendanaan Pebble, Merevolusi Model Bisnis Dompet Digital Lewat Blockchain

    Hari ini (24/5) East Ventures mengumumkan keterlibatannya di pendanaan awal Pebble, startup fintech pembayaran berbasis di New York. Putaran investasi ini menyusul debut produk Pebble pasca-bergabung di program akselerasi Y Combinator.

    Selain East Ventures, pendanaan $6,2 juta atau setara 91 miliar Rupiah ini juga  didukung Y Combinator, Lightshed Ventures, LD Capital, Soma Capital, Cadenza Capital, Eniac Ventures, dan Global Founders Capital. Sejumlah investor individu juga terlibat, di antaranya Odell Beckham Jr. (superstar NFL), Matthew Bellamy (vokalis Muse), Richard Ma (CEO Quantstamp), dan Leore Avidar (CEO Alt).

    Pebble mengembangkan sebuah aplikasi dompet digital berbasis blockchain, memungkinkan pengguna menyimpan, membelanjakan, dan mengirim uang secara efisien. Bahkan lewat mekanisme tertentu, pengguna bisa mendapatkan benefit berupa kredit bernilai tertentu atas nominal atau transaksi yang terjadi di dalam aplikasi.

    “Pebble didirikan untuk memperkenalkan standar baru pada keuangan pribadi. Melalui dompet digital Pebble, pengguna dapat memperoleh 5% keuntungan dari persentase hasil tahunan atau Annual Percentage Yield Rewards dari uang mereka, serta cashback sebesar 5% tanpa batas di 55 merchant rekanan seperti Amazon, Domino, AirBnB, Adidas, dan banyak lagi,” jelas Co-founder & CTO Pebble Sahil Phadnis.

    Selain itu, mereka telah berkolaborasi dengan Mastercard untuk merilis kartu debit untuk setiap penggunanya.

    Dengan visi untuk memberdayakan sebanyak mungkin orang secara finansial, Pebble akan menggunakan dana segar yang didapat untuk mendorong ekspansinya ke pasar global. Pebble berencana untuk merilis aplikasinya di Asia Tenggara pada akhir tahun 2022.

    Pemanfaatan blockchain di sistem aplikasi

    Dalam proses bisnisnya, saat pengguna menyetorkan uangnya ke aplikasi, Pebble mengubahnya menjadi sebuah mata uang berbasis blockchain dengan nominal US$ (stablecoin) yang disebut dengan USDC (US dollar-denominated blockchain-based currency). Kemudian, mereka akan meminjamkannya ke lembaga keuangan yang terdaftar secara resmi.

    Teknologi USDC dinilai bisa memberdayakan transaksi global tercepat dan termurah, sehingga banyak lembaga keuangan besar di dunia bersedia untuk membayar lebih dalam mengakses stablecoin. Semua keuntungan ini dapat diakses pengguna tanpa harus memahami kompleksitas dari kripto.

    Melalui website Pebble, para pengguna dapat mengumpulkan mata uang open rewards (diberi nama “Pebbles”) yang bertujuan untuk memudahkan perkenalan ekonomi blockchain bagi para pengguna yang belum memahami kripto. Pada dasarnya saat ini Pebbles belum memiliki nilai atau fungsi apa pun; namun mata uang tersebut akan menjadi kunci untuk menyelaraskan insentif tim, investor, mitra, merchant, dan para pengguna untuk membangun ekonomi global baru di atas blockchain — secara bersama-sama.

    Meskipun aplikasi Pebble saat ini hanya tersedia di Amerika Serikat, Co-founder & CEO Pebble Aaron Bai mengatakan, “Komunitas Pebble telah menyatukan orang-orang di seluruh dunia yang bersemangat untuk membangun sistem keuangan berstandar global di blockchain.”

    Tugas berat membangun kepercayaan

    Para founder Pebble percaya bahwa adopsi massal dari teknologi blockchain akan terjadi jika para pengguna dapat melihat manfaat sebelum menilai kripto berdasarkan stereotipe.

    Menurut analisis kami, dengan beberapa kejadian yang menimpa ekosistem keuangan global beberapa waktu terakhir — termasuk turunnya nilai beberapa stablecoin akibat krisis yang memberikan kesan bahwa jaminan stabilitas nilai tersebut gagal dibuktikan —menjadi salah satu pekerjaan terberat pemain seperti Pebble untuk membangun kepercayaan di publik. Apalagi basis utama layanan mereka adalah menggunakan stablecoin.

    Namun demikian, konsep ini menarik. Sebelumnya platform cyrpto-earn lain membungkus layanan seperti itu melalui sebuah aplikasi wealthtech atau investasi, dengan konsep pengguna meletakkan terlebih dulu sejumlah kripto untuk diputar kembali. Sementara yang dilakukan Pebble lebih kepada menggantikan kebiasaan pengguna dengan dompet digital yang sehari-hari digunakan — yang secara tidak langsung turut mempromosikan blockchain kepada khalayak yang lebih luas.