TWS 1More ColorBuds 2 Unggulkan ANC dan Personalisasi Profil Suara

Mencari TWS yang sempurna buat semua orang itu nyaris mustahil. Alasannya sederhana: tiap orang mempunyai kemampuan mendengar sekaligus selera yang berbeda-beda. Itulah mengapa personalisasi menjadi aspek yang esensial.

Belakangan ini di pasaran mulai banyak TWS yang menawarkan personalisasi profil suara, tidak terkecuali persembahan terbaru 1More yang bernama ColorBuds 2 ini. Berbeda dari pendahulunya, ColorBuds 2 hadir membawa teknologi SoundID rancangan SonarWorks.

SoundID bekerja dengan mengajak pengguna menjalani tes singkat (via aplikasi smartphone) untuk memahami kemampuan mendengar sekaligus preferensinya masing-masing. Setelahnya, karakter suara yang dihasilkan oleh perangkat akan di-tune sesuai dengan hasil analisis tersebut. Lebih intuitif dan komprehensif ketimbang harus mengutak-atik equalizer.

Pembaruan lainnya adalah dukungan terhadap codec aptX Adaptive yang memungkinkan perangkat untuk bekerja secara maksimal ketika memutar musik, atau menekan latensi serendah mungkin ketika dipakai untuk menonton video atau bermain game. Koneksinya pun sudah memakai versi yang terbaru, yakni Bluetooth 5.2.

Namun pembaruan yang paling signifikan mungkin adalah hadirnya active noise cancellation (ANC) di ColorBuds 2. Intensitas fitur pemblokir suara ini juga dapat diatur sesuai kebutuhan, dan 1More tentu tidak lupa menyematkan fitur kebalikannya, yakni transparency mode yang dapat diaktifkan agar suara di sekitar pengguna bisa didengar tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

ColorBuds 2 mengemas sepasang dynamic driver 7 mm dan empat buah mikrofon noise cancelling. Semua itu dimampatkan dalam bodi yang ringkas dengan bobot cuma 4,9 gram per earpiece, plus sisi luar yang mendukung kontrol sentuh. Fisiknya pun tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5.

Walaupun mungil, baterai ColorBuds 2 tergolong lumayan awet, setidaknya di atas kertas. Dalam sekali pengisian, ColorBuds 2 mampu bertahan hingga 6 jam pemakaian dengan ANC, atau 8 jam tanpa ANC, sementara charging case-nya dapat mengisi ulang sampai sebanyak dua kali.

Fast charging tentu masih didukung; mendiamkan ColorBuds 2 di case-nya selama 15 menit saja sudah cukup untuk pemakaian selama 2 jam. Case-nya sendiri mendukung pengisian menggunakan Qi wireless charger, satu fitur praktis yang absen pada pendahulunya.

1More ColorBuds 2 saat ini telah dipasarkan dengan harga S$159 di Singapura, atau kurang lebih setara 2,3 jutaan rupiah. Selisih harganya cukup jauh jika dibandingkan versi pertamanya yang dibanderol kurang dari sejuta, tapi memang pembaruan yang dibawa tergolong amat drastis.

V-MODA Ungkap TWS Perdananya, Hexamove Lite dan Hexamove Pro

V-MODA resmi ikut meramaikan pasar TWS dengan meluncurkan Hexamove. Bukan cuma satu, debut perdana V-MODA di ranah TWS ini hadir dalam dua varian sekaligus, yakni Hexamove Lite dan Hexamove Pro.

Dari namanya sudah tergambarkan bahwa kedua perangkat ini masih mempertahankan bentuk segi enam yang sudah menjadi ciri khas brand V-MODA itu sendiri. Tradisi lain yang juga tetap dipertahankan adalah opsi personalisasi via pelat ekstra yang bisa ditambahkan ke sisi luar masing-masing earpiece.

Awalnya saya mengira ada perbedaan dari segi kinerja audio atau spesifikasi pada kedua perangkat ini, tapi tebakan saya rupanya salah. Keduanya menawarkan kualitas suara yang identik, dengan sepasang driver berdiameter 6 mm dan dukungan codec AAC, SBC, serta aptX Adaptive, serta pengaturan equalizer via aplikasi pendamping.

Spesifikasi keduanya pun sama persis, dengan baterai yang bisa tahan hingga 6 jam dalam sekali charge, dan case yang bisa mengisi ulang perangkat sampai sebanyak tiga kali (total 24 jam). Kedua TWS sayangnya juga sama-sama tidak dilengkapi active noise cancellation (ANC). Padahal, V-MODA baru meluncurkan headphone ANC pertamanya Januari lalu.

Faktor yang membedakan Hexamove Lite dan Hexamove Pro adalah kustomisasi. Di Hexamove Lite, kustomisasinya cuma sebatas eartip dalam tiga ukuran yang berbeda. Di Hexamove Pro, ada tambahan beberapa aksesori modular yang bisa dipasangkan guna semakin menyempurnakan fitting-nya.

Aksesori yang pertama adalah sport fin, semacam sirip kecil untuk membantu menstabilkan posisi perangkat di dalam telinga. Kalau itu masih terasa longgar dan kurang mantap, pengguna bisa menambah aksesori yang kedua, yakni ear hook.

Aksesori yang terakhir mungkin terdengar agak mengherankan dan counterintuitive, yakni sebuah neck strap plus stabilizer yang akan menyulap Hexamove Pro menjadi earphone nirkabel dari zaman AirPods belum eksis, dengan earpiece kiri dan kanan yang tersambung oleh seutas kabel pendek. Buat apa? Supaya ia bisa dikalungkan dan tidak mudah hilang seperti kebanyakan TWS lain.

Di Amerika Serikat, V-MODA Hexamove Lite saat ini sudah dipasarkan seharga $130, dan tersedia dalam pilihan warna hitam, merah, dan sand white. Hexamove Pro di sisi lain dibanderol $170 dan tersedia dalam opsi warna hitam atau putih saja.

Sumber: Engadget.

Lypertek PurePlay Z7 Adalah TWS Premium dengan Triple Hybrid Driver

Lypertek bukanlah nama pertama yang muncul di pikiran ketika membicarakan mengenai earphone nirkabel. Mereka hanyalah sebuah perusahaan kecil asal Tiongkok yang baru memulai kiprahnya di industri audio pada tahun 2017, dan saya tidak terkejut seandainya Anda baru pertama kali mendengar namanya sekarang.

Kendati demikian, fakta tersebut tidak mencegah mereka untuk masuk ke ranah TWS premium. Produk terbarunya, Lypertek PurePlay Z7, dirancang agar dapat bersaing dengan deretan TWS lain yang dijual di kisaran harga $200, dan ini merupakan lompatan drastis dari produk-produk Lypertek sebelumnya, yang semuanya dibanderol kurang dari $100.

Agar bisa tampil menonjol di tengah penawaran dari sejumlah brand premium, PurePlay Z7 mengandalkan konfigurasi triple hybrid driver. Jadi yang tertanam di masing-masing earpiece-nya bukan cuma satu driver berjenis dynamic saja, melainkan juga dua driver ekstra berjenis balanced armature. Balanced armature driver ini Lypertek rancang sendiri demi mencapai performa yang optimal dalam ukuran yang lebih kecil dari biasanya.

Menurut Lypertek, hasilnya adalah suara mid-range yang jernih, high yang ekspansif, dan bass yang bertenaga namun terkontrol. Satu hal yang mungkin terdengar agak mengecewakan adalah absennya fitur active noise cancellation (ANC), akan tetapi setidaknya perangkat ini masih dibekali mode ambient sound, yang dapat diaktifkan melalui aplikasi pendampingnya di smartphone.

Dari segi konektivitas, PurePlay Z7 menggunakan Bluetooth 5.2, lengkap dengan dukungan codec AAC dan aptX Adaptive, serta teknologi TrueWireless Mirroring besutan Qualcomm agar koneksinya bisa semakin stabil. Namun mungkin bagian yang paling istimewa adalah baterainya.

Dalam sekali pengisian, Lypertek mengklaim daya tahan hingga sekitar 10 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya sanggup menyuplai 70 jam daya ekstra. Tidak adanya ANC jelas membantu meningkatkan daya tahan baterainya secara signifikan, tapi di pasaran sendiri cukup jarang ditemukan TWS non-ANC lain yang mampu beroperasi hingga 10 jam nonstop. Sebagai bonus, charging case-nya juga bisa diisi ulang secara nirkabel.

Rencananya, Lypertek akan memasarkan PurePlay Z7 mulai bulan Juni mendatang. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $199.

Sumber: Trusted Reviews dan Forbes.

Bose Umumkan Sport Open Earbuds, Kebalikan dari TWS Noise-cancelling

Mendengarkan musik saat berolahraga memberikan berbagai manfaat, efeknya bisa membuat suasana hati lebih baik, mengurasi stres, meningkatkan intensitas olahraga, dan banyak lagi. Saat ini juga sudah banyak tersedia earphone nirkabel alias True Wireless Stereo (TWS) yang dirancang khusus untuk menemani berolahraga, bahkan beberapa diantaranya telah dilengkapi fitur noise-cancelling.

TWS terbaru datang dari Bose, yang telah Sport Open Earbuds. Sepasang earbuds yang dipasang di telinga dan menyalurkan suara berkualitas tinggi ke saluran telinga tanpa memblokir suara lingkungan.

Bose_Sport_Open_Earbuds (2)

Ya, kebalikan dari fitur noise-cancellation, perangkat ini ditujukan bagi mereka yang lebih memilih untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar terutama saat berolahraga di luar ruangan. Atau untuk mereka yang kurang nyaman menggunakan earphone yang masuk dalam lubang telinga.

Bose menyebut teknologi yang digunakan pada Sport Open Earbuds sebagai OpenAudio. Di mana dapat menyalurkan suara langsung ke telinga dengan kebocoran yang minimal dan juga memungkinkan telinga tetap terbuka total.

Bisa dibilang, konsepnya mirip Bose Frame namun dalam bentuk TWS. Bose Frame merupakan kacamata audio dengan fitur AR dan punya speaker yang dipasang pada bingkai yang mengarahkan suara ke telinga. Sementara, Sport Open Earbuds dipasang di bagian atas telinga dan masing-masing beratnya 14 gram, dimensi lebarnya 48mm dan tinggi 55mm.

Fitur lain, Bose menyediakan in-call noise reduction – untuk mengurangi kebisingan dari angin dan noise saat bertelepon. Serta, untuk mengisolasi suara penelepon agar tidak terdengar oleh penyadap. Juga terdapat satu tombol multi-fungsi untuk kontrol musik, menjawab panggilan, dan memanggil asisten virtual.

Harga Bose Sport Open Earbud dibanderol US$199 atau sekitar Rp2,7 jutaan. Kompatibel dengan smartphone Bluetooth 5.1 dan masa pakai baterainya 8 jam, tahan air dan keringat dengan sertifikasi IPX4.

Sumber: GSMArena

OnePlus Umumkan Earphone Baru, Bullets Wireless Z

OnePlus 8 dan OnePlus 8 Pro sudah resmi diperkenalkan, dan bersamanya datang earphone wireless baru, Bullets Wireless Z. Sepintas ia terdengar seperti penerus Bullets Wireless 2 yang dirilis tahun lalu, tapi kenyataannya tidak sesimpel itu.

Pertama-tama, Bullets Wireless Z dijual jauh lebih murah daripada Bullets Wireless 2; $50 dibanding $100. Pastinya ada banyak perbedaan dengan selisih harga sebesar itu, namun ternyata Bullets Wireless Z tidak sepenuhnya lebih inferior hanya karena harganya lebih terjangkau.

OnePlus Bullets Wireless Z

Dari segi daya tahan baterai, Bullets Wireless Z malah lebih unggul, sanggup beroperasi selama 20 jam nonstop dalam sekali pengisian. Bandingkan dengan Bullets Wireless 2 yang ‘cuma’ 14 jam. Dukungan fast charging tetap dipertahankan; 10 menit pengisian sudah bisa menyuplai daya yang cukup untuk 10 jam pemakaian.

Aspek di mana Bullets Wireless Z harus mengalah adalah kualitas suara. Secara teknis, ia dibekali oleh dynamic driver berdiameter 9,2 mm. Ini berbeda cukup drastis dari Bullets Wireless 2 yang mengemas dynamic driver sekaligus balanced armature driver dengan diameter yang sedikit lebih besar (10 mm).

OnePlus Bullets Wireless Z

Di laman produk Bullets Wireless Z, saya juga tidak menemukan keterangan bahwa perangkat mendukung codec aptX HD meski ia mengemas konektivitas Bluetooth 5.0. Dukungan codec aptX HD merupakan salah satu nilai jual utama Bullets Wireless 2.

Selebihnya, kedua perangkat tergolong mirip. Bentuk dan dimensinya nyaris identik, dan masing-masing earpiece Bullets Wireless Z juga magnetis sehingga bisa ditempelkan (lalu perangkat tinggal dikalungkan) saat sedang tidak digunakan. Sertifikasi IP55 berarti ia tidak keberatan diajak hujan-hujanan.

Sumber: The Verge dan OnePlus.

Earphone Nirkabel OnePlus Bullets Wireless 2 Bawa Sederet Pembaruan yang Signifikan

Bersamaan dengan OnePlus 7 dan OnePlus 7 Pro, OnePlus turut memperkenalkan generasi kedua dari earphone nirkabelnya. Mengusung nama Bullets Wireless 2, ia membawa sejumlah perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan generasi pertamanya yang dirilis baru setahun lalu.

Yang paling utama adalah desainnya. Dilihat dari sudut manapun, masing-masing earpiece Bullets Wireless 2 kelihatan jauh lebih membulat ketimbang pendahulunya. Bukan sebatas kelihatan lebih manis di mata, desain baru ini semestinya juga berpengaruh terhadap ergonomi sehingga perangkat bisa lebih nyaman dipakai dalam waktu yang lama.

Meski begitu, Bullets Wireless 2 masih mengadopsi model neckbud, dengan ‘tangkai’ fleksibel berisikan baterai yang menggantung di leher. Sisi belakang kedua earpiece-nya juga masih rata seperti sebelumnya, sengaja agar keduanya dapat ditempelkan secara magnetis ketika sedang tidak digunakan. Dalam posisi ini, musik akan otomatis di-pause, dan perangkat siap beralih fungsi menjadi kalung pemanis tampilan.

OnePlus Bullets Wireless 2

Secara teknis, Bullets Wireless 2 menjanjikan performa audio yang mumpuni berkat kombinasi sepasang driver balanced armature dan dynamic driver berdiameter 10 mm di tiap earpiece-nya. Dua balanced armature-nya bertugas mengolah frekuensi mid dan high, sedangkan dynamic driver-nya secara khusus menangani frekuensi low alias bass.

Performanya turut didukung pula oleh konektivitas Bluetooth 5 serta kompatibilitas aptX HD. Juga menarik adalah fitur fast pairing ala Google Pixel Buds, akan tetapi ini hanya berlaku jika perangkat hendak disambungkan dengan ponsel-ponsel bikinan OnePlus saja (minimal OnePlus 5).

OnePlus Bullets Wireless 2

Soal baterai, Bullets Wireless 2 diklaim dapat digunakan sampai 14 jam pemakaian dalam satu kali charge. Menariknya, bukan cuma ponsel OnePlus yang mendukung fast charging, earphone ini pun juga; pengisian selama 10 menit saja sudah cukup untuk menyuplai daya pemakaian sampai 10 jam.

Sayang sekali semua pembaruan ini juga harus berarti harganya semakin mahal dibanding pendahulunya. OnePlus mematok harga $99 untuk Bullets Wireless 2, lebih mahal $30 dari generasi sebelumnya.

Sumber: The Verge.

Focal Luncurkan Earphone Nirkabel dengan Harga Cukup Terjangkau

Sebagai pemain lama di dunia audio, kiprah Focal di segmen headphone sebenarnya belum terlalu panjang. Selain portofolio produknya terbatas, kebanyakan juga disasarkan ke kategori premium. Untungnya, seiring waktu Focal terus menambahkan produk baru, termasuk yang harganya lebih bersahabat.

Salah satunya adalah earphone bernama Focal Sphear, dan baru-baru ini, Focal telah meluncurkan versi nirkabelnya. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, Focal Sphear Wireless merupakan earphone nirkabel konvensional; kedua earpiece-nya masih tersambung dengan kabel, bukan model true wireless seperti yang sedang ngetren belakangan ini.

Focal Sphear Wireless

Ini menunjukkan bahwa sang pabrikan asal Perancis tidak asal ikut-ikutan tren yang ada. Toh model wireless konvensional seperti ini masih menawarkan sejumlah kelebihan, utamanya koneksi yang lebih stabil, dan perangkat juga dapat dengan mudah dikalungkan ke leher ketika sedang tidak digunakan.

Rekam jejak Focal sejatinya sudah bisa menggambarkan kualitas suara yang ditawarkan Sphear Wireless. Namun setidaknya masih ada fitur-fitur pemanis seperti bass-reflex system, serta equalizer dua mode (standar dan Loudness). Konektivitasnya memang masih mengandalkan Bluetooth 4.1, tapi paling tidak ada dukungan terhadap codec aptX.

Focal Sphear Wireless

Remote tiga tombol menghiasi bagian tengah kabel penyambung earpiece, diikuti pula oleh unit baterai yang diklaim tahan hingga 8 jam pemakaian. Kalau melihat foto produknya, sangat disayangkan kabel yang digunakan bukan tipe braided, dan kelihatannya terlalu tipis untuk bisa bertahan lama (terlebih di tangan pengguna yang asal-asalan).

Terlepas dari itu, banderol $129 merupakan harga yang sangat menarik untuk sebuah produk yang mengusung label brand Focal. Selain hitam, Sphear Wireless juga tersedia dalam warna ungu, biru dan hijau.

Sumber: Engadget.

OnePlus Perkenalkan Earphone Nirkabel Pertamanya, Bullets Wireless

Hadir atau tidaknya earphone dalam bundel penjualan smartphone memang bergantung dari keputusan sang produsen. Di Galaxy S9 misalnya, Samsung ingin agar produk high-end itu menyajikan satu pengalaman penggunaan lengkap dan menyertainya bersama earphone AKG. Tapi mungkin Anda tidak menemukan earphone di produk flagship brand lain.

Sebelum melangsungkan peluncuran OnePlus 6 di kota London kemarin, perusahaan smartphone asal Shenzhen ini terlebih dulu mengungkap satu kejutan. Di sana, OnePlus memperkenalkan earphone nirkabel pertamanya yang mereka namai Bullets Wireless. Sejak 2015, OnePlus sebetulnya telah mulai memasarkan earphone Icons. Meski demikian, produk ini masih memanfaatkan sambungan kabel.

OnePlus Bullets Wireless 2

Disingkapnya Bullets Wireless menandai sadarnya OnePlus terhadap perubahan karakteristik di kalangan pengguna smartphone. Saat ini ada banyak orang tak lagi menggunakan earphone berkabel untuk menikmati musik dari perangkat bergerak, dan OnePlus tampaknya berniat untuk mengikuti tren tersebut. Meski demikian, produsen belum mengambi langkah ‘ekstrem’ seperti yang sudah dilakukan Google dan Apple dengan menghilangkan port audio.

OnePlus Bullets Wireless 4

Bullets Wireless merupakan headphone dengan desain in-ear. Walaupun penampilannya cukup tradisional, tubuh earphone ini dibentuk dari bongkahan aluminium. Area sisinya sengaja dibuat rata, dan di sana, produsen mencantumkan magnet agar dua bagian housing dapat menempel. Saat earphone tidak digunakan, Anda bisa tetap mengenakannya di leher layaknya kalung.

OnePlus Bullets Wireless 1

Jika Anda memasangkan Bullets Wireless ke handset OnePlus 5, 5T atau 6; menempelkan kedua bagian tersebut secara otomatis akan mem-pause musik. Lalu saat mereka dilepas, musik akan kembali diputar. Via update, OnePlus berencana untuk memperluas fungsi ini sehingga earphone dapat menjawab panggilan telepon begitu dua housing itu dipisahkan.

OnePlus Bullets Wireless 3

Seperti in-earphone lain, Bullet Wireless mempunyai eartip berbahan silikon buat diselipkan di lubang telinga. Di dekatnya, desainer OnePlus turut mencantumkan ‘sirip‘ silikon buat menahan posisi earphone di daun telinga dan menjaganya tetap stabil.

Dalam proses perancangan Bullets Wireless, OnePlus mengusung teknologi bernama ‘energy tube‘ yang kabarnya bisa mengurangi efek gemuruh, serta menstabilkan dan mengisolasi suara lebih efektif supaya output terdengar lebih jernih dan kaya. Selain itu, earphone juga didukung oleh codec AptX agar kualitas penyajian suara via Bluetooth-nya lebih baik, dibekali fast-charing via USB type-C, serta sudah terintegrasi ke Google Assistant. Baterainya sendiri menjanjikan daya tahan hingga delapan jam.

OnePlus rencananya akan mulai memasarkan Bullets Wireless pada akhir bulan Juni nanti via online store mereka. Produk dijajakan seharga US$ 70.

Via VentureBeat & Engadget. Gambar: The Verge.

JLab Audio Epic Air Siap Tandingi AirPods di Ranah True Wireless Earphone

Sesuai dugaan, jumlah wireless earphone dengan desain tanpa kabel terus bertambah sejak Apple memperkenalkan iPhone 7 dan aksesori bernama AirPods. Mengingat AirPods harus dibeli secara terpisah, konsumen pun terbuka atas opsi alternatif, dan produsen perangkat audio melihatnya sebagai peluang emas.

Salah satu yang terbaru datang dari JLab Audio yang sudah cukup dikenal akan earphone kategori sport-nya. Dijuluki Epic Air, ini merupakan debut pertama JLab Audio di ranah wireless earphone ‘murni’. Kendati demikian, fitur yang ditawarkan cukup menarik untuk percobaan pertama.

Tidak seperti AirPods, Epic Air mengadopsi desain ear hook sehingga perangkat tidak mudah terlepas ketika dipasangkan di telinga. Menariknya, masing-masing ear hook juga merangkap sebagai antena Bluetooth, menjanjikan koneksi yang lebih stabil dari biasanya.

Charging case-nya bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai smartphone / JLab Audio
Charging case-nya bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai smartphone / JLab Audio

Problem lain yang coba diselesaikan JLab Audio lewat Epic Air adalah perihal daya tahan baterai. Epic Air dapat digunakan selama 6 jam nonstop, lalu charging case-nya dapat menyuplai daya selama 30 jam ekstra saat terisi penuh. Uniknya lagi, charging case ini juga dapat diperlakukan seperti power bank untuk smartphone.

Navigasinya mengandalkan kontrol sentuh; sebelah kanan berfungsi untuk lompat ke lagu selanjutnya atau kembali ke sebelumnya, sedangkan sebelah kiri untuk play dan pause. Epic Air sendiri telah mengantongi sertifikasi IPX5, yang berarti ia tahan terhadap cipratan air maupun keringat.

Pre-order JLab Audio Epic Air saat ini telah dibuka dengan banderol harga $150. Pemasarannya sendiri baru akan dimulai pada awal tahun depan.

Sumber: PR Newswire.

Tahan Air dan Berdesain Trendi, Sol Republic Relays Sport Wireless Cuma Dihargai $80

Didirikan oleh mantan karyawan Beats Audio di tahun 2010, Sol Republic kini sudah memiliki reputasi yang cukup baik di industri perangkat audio. Sama seperti pabrikan lain yang belakangan berfokus pada aspek wireless, produk terbaru Sol Republic juga mengedepankan aspek tersebut selagi memadukannya dengan elemen sporty.

Didapuk Relays Sport Wireless, earphone ini bisa dianggap sebagai evolusi generasi ketiga dari Relays dan Relays Sport. Sesuai namanya, konektivitas nirkabel merupakan salah satu atribut utama, dan target pasarnya adalah mereka yang gemar beraktivitas fisik sehari-harinya.

Secara desain, Relays Sport Wireless masih mempertahankan eartip FreeFlex yang diyakini tidak mudah terlepas dari kanal telinga meski tidak dibekali ear hook. Rahasianya terletak pada semacam cincin elastis pada bagian luar eartip yang akan beradaptasi dengan bentuk telinga, memastikan earphone tidak terlepas meski pengguna sedang berlari sekalipun.

Tak cuma tahan keringat, Relays Sport Wireless juga tahan air / Sol Republic
Tak cuma tahan keringat, Relays Sport Wireless juga tahan air / Sol Republic

Semua komponen elektronik Relays Sport Wireless tersimpan dalam unit khusus pada kabelnya, termasuk baterai maupun modul Bluetooth. Daya tahan baterainya sendiri berkisar 8 jam untuk satu kali charge. Menariknya, fitur quick charge memungkinkan earphone untuk beroperasi selama 1 jam meski hanya di-charge selama 10 menit saja.

Sebagai earphone kategori olahraga, ketahanan air sudah pasti menjadi fitur standar. Relays Sport Wireless turut dilengkapi remote control dan mikrofon, memungkinkan pengguna iPhone untuk mengaktifkan Siri dengan satu klik tombol saja.

Sol Republic mematok harga Relays Sport Wireless di angka $80, cukup terjangkau jika mempertimbangkan semua fitur yang ditawarkan. Ia tersedia dalam tiga pilihan warna: hitam, mint dan kuning.

Sumber: Digital Trends dan Sol Republic.