12 Rekomendasi Earphone dengan Kualitas Suara Terbaik

Mendengarkan musik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Dengan perkembangan teknologi, earphone kini hadir dengan berbagai fitur dan desain yang memudahkan pengguna untuk menikmati musik di mana saja dan kapan saja.

Tidak hanya itu, earphone juga menjadi aksesori fashion yang melengkapi penampilan.

1. Knowledge Zenith ZS3

Knowledge Zenith ZS3 menonjol dengan desainnya yang elegan dan mewah. Tidak hanya tampilannya yang menawan, earphone ini juga menawarkan kualitas suara bass yang dalam namun tetap memberikan kenyamanan saat digunakan.

Dengan fitur earphone IEM dan kabel yang bisa dilepas, ZS3 menjadi pilihan yang fleksibel untuk berbagai kebutuhan. Dengan harga yang terjangkau, ini adalah investasi yang tepat untuk pengalaman mendengarkan yang superior.

2. Sennheiser MX 375

Sennheiser, sebagai salah satu merek audio ternama, menghadirkan MX 375 dengan desain ergonomis yang pas di telinga. Dengan frekuensi 18-22000 Hz dan sensitivitas 122 dB, earphone ini menjamin suara yang powerful dan jernih.

Panjang kabel 1,2 meter memberikan fleksibilitas saat digunakan, membuatnya menjadi pilihan yang sempurna untuk aktivitas sehari-hari.

3. Sony MDRXB55AP

Sony MDRXB55AP menggabungkan kualitas dan estetika dengan driver 12 mm yang dikembangkan khusus. Desainnya yang ringkas dan ringan membuatnya nyaman untuk digunakan dalam jangka waktu lama.

Ditambah dengan sensitivitas tinggi dan bass ekstra, earphone ini menawarkan suara yang kuat tanpa distorsi, bahkan pada volume tinggi.

4. Razer Hammerhead Pro V2

Dirancang khusus untuk para gamer, Razer Hammerhead Pro V2 dilengkapi dengan mikrofon untuk voice chat. Bantalan earphone yang empuk menjamin kenyamanan berjam-jam, sementara kabel panjang 1,3 meter memberikan fleksibilitas saat bermain game.

Dengan kualitas suara yang tajam, ini adalah pilihan tepat untuk pengalaman gaming yang imersif.

5. Armaggeddon Mark 5

Armaggeddon Mark 5 dirancang untuk mendukung berbagai aktivitas, dari mendengarkan musik hingga bermain game. Dengan frekuensi respons 20-20 kHz dan sensitivitas 102 dB, earphone ini menawarkan kualitas suara yang jernih.

Desainnya yang menarik dan bantalan telinga yang nyaman membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan pengguna.

6. JBL T290

Dari brand terkenal Harman, JBL T290 menawarkan kualitas audio yang tak tertandingi dengan harga yang terjangkau. Paketnya mencakup in-ear headset, earbud ekstra, pouch, dan sertifikat asli dari Harman.

Dengan suara yang jernih dan bass yang mendalam, T290 adalah pilihan yang tepat untuk mereka yang mencari kualitas tanpa kompromi.

7. Takstar HI1200

Takstar HI1200 dikenal dengan suara yang super halus dan detail. Desainnya yang elegan dan fitur-fitur canggihnya membuatnya menjadi salah satu earphone terbaik di pasaran.

Dengan kualitas suara yang superior dan harga yang kompetitif, HI1200 adalah investasi yang tepat untuk pengalaman mendengarkan yang luar biasa. Selengkapnya di sini

8. Xiaomi Piston 4

Xiaomi Piston 4 menawarkan kualitas suara bass yang kencang, dilengkapi dengan mikrofon SNR 58dB yang memiliki bantalan untuk meredam suara bising. Desainnya yang elegan dan fitur-fitur canggihnya menjadikannya salah satu earphone terbaik di pasaran.

Dengan harga yang kompetitif, Piston 4 adalah investasi yang tepat untuk pengalaman mendengarkan yang luar biasa. Selengkapnya di sini

9. KZ BA10

KZ BA10 menawarkan kualitas audio terbaik dengan model in-ear. Dengan impedansi 32 ohm, frekuensi 20-2000 Hz, dan sensitivitas 106 dB/mW, earphone ini dirancang untuk memberikan suara yang jernih dan mendalam.

Plug tipe L-curved dan kabel sepanjang 1,2 meter menambah kenyamanan saat digunakan. Selengkapnya di sini

10. Radius HPNEF31

Radius HPNEF31 menggunakan driver high-MFD yang menghasilkan suara bening dengan bass yang dalam. Desain ergonomis dan bodi kecilnya menjamin kenyamanan saat digunakan.

Sebagai produk dengan kualitas Jepang, HPNEF31 menawarkan kualitas suara yang tak tertandingi dengan harga yang kompetitif. Selengkapnya di sini

11. Sennheiser CX 300S

Sennheiser CX 300S menawarkan kualitas suara detail dengan respon bass yang ditingkatkan oleh teknologi transduser Sennheiser. Desain in-ear monitoring mengurangi kebisingan, sementara bantalan telinga tersedia dalam empat ukuran untuk kenyamanan maksimal.

Earphone ini juga dilengkapi dengan smart remote, built-in microphone, dan kabel yang tahan kusut. Selengkapnya di sini

12. Xiaomi In-Ear Headphones Basic

Xiaomi memperkenalkan In-Ear Headphones Basic dengan mic Gen 3 dalam warna matte black dan matte silver. Earphone ini dirancang untuk memaksimalkan audio untuk berbagai genre musik.

Tombol praktis memudahkan pengguna untuk menjeda musik atau menjawab panggilan. Kombinasi logam kelas aerospace dan PET menjamin suara yang seimbang dan solid. Selengkapnya di sini

CES 2022; Jabra Elite 4 Active Hadirkan Active Noise Cancellation di Harga Kurang dari 2 Juta

Setiap orang pasti memiliki resolusi tahun barunya sendiri-sendiri, namun salah satu yang paling umum adalah “memulai gaya hidup yang lebih sehat”. Cara termudahnya tentu adalah dengan aktif berolahraga, tapi terkadang kita butuh dorongan ekstra untuk memulai suatu kebiasaan baru.

Dorongan ekstranya bisa dalam bentuk gadget baru, dan dalam konteks ini, TWS merupakan opsi yang masuk akal. Di pasaran sudah ada banyak TWS berdesain sporty yang ideal digunakan selagi berolahraga, dan salah satu yang terbaru datang dari Jabra.

Dijuluki Jabra Elite 4 Active, kehadirannya melengkapi lini TWS baru Jabra yang dirilis pada bulan September 2021 kemarin. Dari penamaannya, bisa ditebak bahwa posisi Elite 4 Active berada tepat di tengah-tengah Elite 3 dan Elite 7 Active. Ia lebih kapabel ketimbang Elite 3, tapi tidak sampai semahal Elite 7 Active.

Satu kelebihan utama Elite 4 Active yang tidak bisa kita jumpai pada Elite 3 adalah active noise cancellation (ANC), dan ini bisa didapat dengan selisih harga tidak lebih dari $40. Namun perlu dicatat, intensitas kinerja ANC di Elite 4 Active tidak bisa diubah-ubah. Fitur ini masih eksklusif untuk duo Elite 7 yang duduk di kategori premium.

Fitur transparency mode, atau HearThrough kalau dalam kamus Jabra, tentu juga tersedia di Elite 4 Active. Total ada empat buah mikrofon yang tertanam, lengkap beserta lapisan jaring-jaring untuk membantu meminimalkan suara angin yang tertangkap. Untuk kinerja audionya, Elite 4 Active mengandalkan sepasang driver berdiameter 6 mm. Sebagai pemanis, Jabra tak lupa menyematkan fitur-fitur pelengkap macam Google Fast Pair, Spotify Tap, dan integrasi Alexa.

Secara desain, Elite 4 Active tampak mirip seperti saudara-saudaranya. Ia tidak dilengkapi sirip seperti kebanyakan TWS sporty yang ada di pasaran, akan tetapi Jabra yakin ia masih bisa tetap stabil di telinga meski penggunanya sedang aktif berolahraga. Tanpa harus terkejut, bodinya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IP57.

Dalam sekali pengisian, Elite 4 Active mampu beroperasi hingga 7 jam nonstop, sementara charging case-nya sanggup mengisi ulang perangkat hingga sebanyak tiga kali, memberikan total daya tahan baterai selama 28 jam — sama persis seperti Elite 3.

Di Amerika Serikat, Jabra Elite 4 Active saat ini telah dipasarkan dengan harga $119, atau kurang lebih sekitar 1,7 jutaan rupiah. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di Indonesia, namun kalau boleh menebak, harga jualnya di sini pasti masih di bawah 2 juta, sehingga masih terpaut cukup jauh dari Elite 7 Active yang dibanderol 2,5 jutaan.

Sumber: PR Newswire.

Dibanderol $199, Shure Aonic Free Ramaikan Pasar TWS Premium

Pabrikan audio kenamaan asal Amerika Serikat, Shure, meluncurkan TWS baru bernama Aonic Free. Shure menyebut Aonic Free sebagai TWS pertamanya, meski sebenarnya mereka sudah punya TWS bernama Aonic 215.

Alasannya simpel: secara desain, Aonic Free sangatlah berbeda dari Aonic 215 yang dibekali pengait telinga (ear hook). Terlepas dari ukurannya yang terkesan bongsor, Aonic Free tetap kelihatan jauh lebih mirip seperti kebanyakan TWS yang beredar di pasaran.

Tipikal Shure, kualitas suara menjadi suguhan paling utama, dan Aonic Free pun menjanjikan perpaduan antara clarity yang sangat baik dengan bass yang mantap. Shure memang tidak menjelaskan secara merinci spesifikasi driver yang digunakan, tapi nama besar dan pengalaman panjang mereka di industri audio semestinya sudah bisa menjadi jaminan.

Koneksinya mengandalkan Bluetooth 5, dan perangkat sepenuhnya kompatibel dengan codec aptX. Cukup disayangkan Aonic Free tidak punya active noise cancellation (ANC). Sebagai gantinya, ia mengandalkan mekanisme isolasi suara pasif yang diyakini mampu memblokir suara hingga 37 desibel.

Menariknya, meski tidak dilengkapi ANC, Aonic Free tetap menawarkan fitur transparency mode (Environment Mode kalau dalam kamus Shure) yang dapat diaktifkan via satu klik tombol, sehingga pengguna dapat mendengar suara-suara di sekitarnya ketika dibutuhkan tanpa perlu melepas perangkat dari telinga. Intensitas fitur transparency ini juga dapat diatur melalui aplikasi ShurePlus Play di smartphone.

Dalam satu kali pengisian, baterai Aonic Free diklaim bisa tahan sampai 7 jam pemakaian, sementara charging case-nya siap mengisi ulang sebanyak dua kali, memberikan total daya tahan baterai selama 21 jam. Shure tidak lupa menyematkan fitur fast charging; pengisian selama 15 menit saja sudah cukup untuk menenagai perangkat selama 1 jam pemakaian.

Di Amerika Serikat, Shure Aonic Free saat ini telah dipasarkan seharga $199, atau kurang lebih sekitar 2,8 jutaan rupiah. Cukup terjangkau jika dibandingkan dengan deretan earphone kelas audiophile-nya yang biasa dijual di kisaran 8-9 jutaan rupiah.

Sumber: Engadget dan Shure.

Palm Umumkan Palm Buds Pro, TWS ANC Seharga $129

Tiga tahun lalu, brand Palm resmi bangkit dari kubur di bawah manajemen baru. Produk perdananya sebagai sebuah startup baru adalah ponsel unik bernama Palm Phone. Sekarang, Palm rupanya sudah siap melangkah lebih jauh lagi hingga merambah kategori perangkat lain.

Produk terbarunya adalah Palm Buds Pro, sebuah TWS seharga $129 yang relatif kaya fitur. Meski kelihatan sleek, desain fisiknya yang tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4 sebenarnya tergolong cukup generik, akan tetapi itu tidak mencegah Palm menyematkan sederet fitur yang umumnya cuma bisa konsumen jumpai di TWS premium.

Utamanya adalah fitur active noise cancellation (ANC) yang mengandalkan total enam mikrofon (tiga di masing-masing earpiece). Palm cukup berbangga bahwa TWS-nya mengemas lebih banyak mikrofon ketimbang produk-produk pesaing yang bahkan berharga lebih mahal, dan ini tentu juga bakal berdampak positif pada kualitas suara yang ditangkap selama menelepon.

Tanpa harus terkejut, Palm Buds Pro tentu turut dilengkapi fitur ambient mode yang cara kerjanya bertolak belakang dengan ANC. Untuk mengaktifkan fitur-fitur ini, pengguna bisa memanfaatkan panel sentuh di sisi luar masing-masing earpiece, demikian pula untuk mengatur playback.

Hal lain yang dibanggakan oleh Palm adalah ukuran fisik driver yang tertanam di TWS bikinannya. Palm percaya bahwa driver berdiameter 10 mm milik Buds Pro mampu menghasilkan bass yang lebih mantap ketimbang TWS lain yang cuma mengandalkan driver sebesar 6 mm atau malah 4 mm. Sayang sekali untuk urusan codec, perangkat cuma mendukung AAC dan SBC, tidak ada aptX.

Palm bilang perangkat ini mampu beroperasi sampai 5 jam nonstop dalam sekali pengisian, atau sampai 6 jam kalau ANC-nya dimatikan. Charging case-nya sendiri siap mengisi ulang perangkat sampai sebanyak tiga kali. Layaknya AirPods, Palm Buds Pro diklaim bisa langsung di-pair ke perangkat sesaat setelah casing-nya dibuka.

Belakangan ini ranah TWS memang terus bertambah ramai dan didatangi banyak pemain baru, sebut saja Nothing, Nura, dan Grell Audio. Apple yang memopulerkan kategori ini bahkan juga baru saja menyingkap AirPods generasi ketiga yang desainnya sudah dirombak drastis.

Sumber: The Verge.

Earphone Premium Astell & Kern AK Zero1 Unggulkan Tiga Jenis Driver yang Berbeda Sekaligus

Astell & Kern (A&K) adalah salah satu nama yang selalu diingat kalangan audiophile saat membicarakan tentang pemutar musik portabel. Namun pabrikan asal Korea Selatan itu sekarang juga resmi menjadi produsen earphone lewat sebuah produk bernama AK Zero1.

Selama ini A&K memang sudah menawarkan sejumlah earphone sekaligus headphone premium, akan tetapi semuanya merupakan hasil kolaborasi A&K bersama perusahaan-perusahaan lain macam JH Audio maupun Beyerdynamic.

AK Zero1 tidak demikian. Earphone ini 100 persen bikinan tim internal A&K sendiri. Penamaannya pun sengaja dibuat demikian untuk menandakan awal baru bagi A&K. Meski merupakan produk debutan, AK Zero1 diproyeksikan untuk menetapkan standar baru di kategori in-ear monitor.

Ambisi tersebut diwujudkan melalui konfigurasi driver AK Zero1 yang tergolong unik. Bukan cuma satu atau dua yang tertanam, melainkan tiga jenis driver yang berbeda sekaligus: micro rectangular planar dynamic driver, dual balanced armature driver, dan dynamic driver berdiameter 5,6 mm.

Masing-masing driver memiliki tugasnya sendiri-sendiri. Planar driver bertugas mereproduksi suara di frekuensi tinggi, lalu balanced armature driver dipercaya menangani suara vokal dan frekuensi midrange dengan tingkat distorsi yang amat minim, dan dynamic driver dibebani tanggung jawab untuk mengendalikan suara di frekuensi rendah.

Supaya tidak bentrok satu sama lain, masing-masing driver ditempatkan dalam sebuah ruang akustik yang dibuat secara presisi menggunakan 3D printing. Tidak kalah penting adalah penggunaan kabel OFC yang dilapisi bahan perak murni. Hasilnya, kalau menurut A&K sendiri, adalah suara yang terdengar begitu natural di telinga.

Secara estetika, AK Zero1 tampak unik dengan bodi angularnya yang terbuat dari bahan aluminium, dan tentu saja bakal kelihatan harmonis disandingkan dengan pemutar musik besutan A&K. Pada paket penjualannya, A&K menyertakan total enam pasang eartip dan sebuah carrying case.

Di Amerika Serikat, Astell & Kern AK Zero1 kabarnya akan dijual mulai November 2021 seharga $699, atau kurang lebih setara 9,9 jutaan rupiah. Kedengarannya mahal memang, tapi ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan ‘mainan’ kalangan audiophile kelas sultan pada umumnya.

Sumber: What Hi-Fi.

AirPods Generasi Ketiga Unggulkan Desain Baru Serta Kinerja Audio yang Lebih Superior

Bersamaan dengan peluncuran MacBook Pro generasi baru, Apple juga memperkenalkan AirPods generasi ketiga. TWS anyar ini membawa sederet pembaruan yang signifikan dibanding pendahulunya, mulai dari desain sampai fitur dan performanya.

Dari segi desain, bisa kita lihat bahwa wujudnya kini jadi sangat mirip seperti AirPods Pro, minus eartip silikon di ujung masing-masing unitnya. Tangkainya memendek jika dibandingkan generasi sebelumnya, dan Apple juga menyematkan force sensor seperti yang terdapat pada AirPods Pro demi menghadirkan mekanisme pengoperasian yang lebih intuitif.

Tidak seperti pendahulunya, AirPods generasi ketiga kini tahan cipratan air dan keringat dengan sertifikasi IPX4. Bobotnya berada di kisaran 4,28 gram per earpiece, cuma sedikit lebih berat daripada AirPods generasi kedua (4 gram).

Meski mirip, AirPods generasi ketiga dan AirPods Pro sebenarnya masih punya sejumlah perbedaan fisik. Yang paling kentara adalah absennya ventilasi udara pada AirPods generasi ketiga, yang berguna untuk memperluas soundstage.

Terkait fitur dan kinerjanya, AirPods generasi ketiga menjanjikan kualitas suara dan mikrofon yang lebih baik dari sebelumnya. Apple turut membekalinya dengan fitur Adaptive EQ, yang diklaim mampu mengoptimalkan suara di frekuensi rendah dan sedang secara real-time berdasarkan fitting perangkat di telinga masing-masing pengguna.

Seperti halnya AirPods Pro dan AirPods Max, AirPods generasi ketiga juga sepenuhnya kompatibel dengan konten Dolby Atmos (spatial audio) sekaligus fitur dynamic head tracking. Perangkat turut dibekali fitur auto-play dan auto-pause berkat sensor yang bertugas mendeteksi apakah ia sedang berada di dalam telinga atau tidak.

Satu hal yang paling membedakan AirPods generasi ketiga dari AirPods Pro adalah active noise cancellation (ANC). Entah kenapa alasannya, Apple enggan menyematkan ANC ke TWS ini. Padahal, Beats Studio Buds yang dijual lebih murah saja punya fitur pemblokir suara aktif tersebut.

Soal daya tahan baterai, AirPods generasi ketiga diklaim sanggup beroperasi hingga 6 jam nonstop dalam sekali charge, sementara charging case-nya dapat mengisi ulang perangkat sampai sebanyak 4 kali, memberikan total daya baterai selama 30 jam.

Fast charging pun turut didukung; pengisian selama 5 menit saja sudah cukup untuk menenagai perangkat selama 1 jam pemakaian. Oh ya, case-nya ini kompatibel dengan charger MagSafe, kabar gembira bagi pengguna iPhone 12 dan iPhone 13.

Di Amerika Serikat, AirPods (3rd Generation) akan segera dipasarkan dengan harga $179. AirPods (2nd Generation) masih akan tetap dijual, tapi kini harganya tinggal $129 saja. Untuk AirPods Pro, batch barunya kini datang bersama charging case MagSafe dengan banderol yang sama, yaitu $249.

Apple Music Voice Plan

Bersamaan dengan peluncuran AirPods generasi ketiga, Apple juga memperkenalkan paket berlangganan baru buat layanan streaming musiknya. Paket bernama Apple Music Voice Plan ini akan tersedia dalam waktu dekat di 17 negara, tapi Indonesia tidak termasuk salah satunya.

Di Amerika Serikat, Apple mematok tarif $4,99 per bulan untuk paket baru ini, alias separuh dari tarif paket standarnya, dan sama persis seperti harga paket pelajar. Andai tidak ada perubahan, Apple Music Voice Plan semestinya bakal dihargai Rp29 ribu per bulan di Indonesia.

Lebih murah, lalu apa yang dipangkas? Sesuai namanya, Apple Music Voice Plan dimaksudkan untuk sepenuhnya diakses via perintah suara. Jadi ketimbang memilih lagu atau playlist via aplikasi, pelanggan paket ini harus meminta bantuan Siri. Dengan kata lain, paket ini jelas tidak cocok buat pelanggan yang menggunakan perangkat Android.

Perintah suaranya kontekstual, tapi tentu terbatas pada bahasa yang didukung oleh Siri (yang sejauh ini belum mencakup bahasa Indonesia). Beberapa contoh yang Apple berikan di antaranya adalah “Play the dinner party playlist,” dan “Play more like this”. Pelanggan Apple Music Voice Plan juga bakal menjumpai tampilan aplikasi yang berbeda dari biasanya.

Dari segi konten, pelanggan paket baru ini bisa mengakses katalog lengkap Apple Music yang mencakup lebih dari 90 juta lagu. Yang tidak tersedia adalah akses ke konten lossless dan Dolby Atmos. Kalau itu yang dicari, maka pengguna sebaiknya berlangganan paket standarnya.

Sumber: Apple 1, 2.

TWS 1More ColorBuds 2 Unggulkan ANC dan Personalisasi Profil Suara

Mencari TWS yang sempurna buat semua orang itu nyaris mustahil. Alasannya sederhana: tiap orang mempunyai kemampuan mendengar sekaligus selera yang berbeda-beda. Itulah mengapa personalisasi menjadi aspek yang esensial.

Belakangan ini di pasaran mulai banyak TWS yang menawarkan personalisasi profil suara, tidak terkecuali persembahan terbaru 1More yang bernama ColorBuds 2 ini. Berbeda dari pendahulunya, ColorBuds 2 hadir membawa teknologi SoundID rancangan SonarWorks.

SoundID bekerja dengan mengajak pengguna menjalani tes singkat (via aplikasi smartphone) untuk memahami kemampuan mendengar sekaligus preferensinya masing-masing. Setelahnya, karakter suara yang dihasilkan oleh perangkat akan di-tune sesuai dengan hasil analisis tersebut. Lebih intuitif dan komprehensif ketimbang harus mengutak-atik equalizer.

Pembaruan lainnya adalah dukungan terhadap codec aptX Adaptive yang memungkinkan perangkat untuk bekerja secara maksimal ketika memutar musik, atau menekan latensi serendah mungkin ketika dipakai untuk menonton video atau bermain game. Koneksinya pun sudah memakai versi yang terbaru, yakni Bluetooth 5.2.

Namun pembaruan yang paling signifikan mungkin adalah hadirnya active noise cancellation (ANC) di ColorBuds 2. Intensitas fitur pemblokir suara ini juga dapat diatur sesuai kebutuhan, dan 1More tentu tidak lupa menyematkan fitur kebalikannya, yakni transparency mode yang dapat diaktifkan agar suara di sekitar pengguna bisa didengar tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

ColorBuds 2 mengemas sepasang dynamic driver 7 mm dan empat buah mikrofon noise cancelling. Semua itu dimampatkan dalam bodi yang ringkas dengan bobot cuma 4,9 gram per earpiece, plus sisi luar yang mendukung kontrol sentuh. Fisiknya pun tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5.

Walaupun mungil, baterai ColorBuds 2 tergolong lumayan awet, setidaknya di atas kertas. Dalam sekali pengisian, ColorBuds 2 mampu bertahan hingga 6 jam pemakaian dengan ANC, atau 8 jam tanpa ANC, sementara charging case-nya dapat mengisi ulang sampai sebanyak dua kali.

Fast charging tentu masih didukung; mendiamkan ColorBuds 2 di case-nya selama 15 menit saja sudah cukup untuk pemakaian selama 2 jam. Case-nya sendiri mendukung pengisian menggunakan Qi wireless charger, satu fitur praktis yang absen pada pendahulunya.

1More ColorBuds 2 saat ini telah dipasarkan dengan harga S$159 di Singapura, atau kurang lebih setara 2,3 jutaan rupiah. Selisih harganya cukup jauh jika dibandingkan versi pertamanya yang dibanderol kurang dari sejuta, tapi memang pembaruan yang dibawa tergolong amat drastis.

[Review] OPPO Enco Air: TWS Suara Bagus, Cocok untuk Mendengar Musik, Bermain dan Olah Raga

Saat ini, mendengarkan musik mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi para remaja dan pekerja. Tidak heran jika pasar perangkat audio seperti earphone dan True Wireless Stereo meningkat permintaannya di Indonesia. Untuk ikut meramaikan pasar audio, OPPO juga telah mengeluarkan sebuah TWS baru. Nama dari TWS tersebut adalah OPPO Enco Air.

Terus terang, Enco Air adalah TWS pertama yang saya uji dari OPPO. TWS ini juga memiliki model open-ear yang tentu saja tidak akan masuk sepenuhnya ke dalam lubang telinga. Walaupun begitu, OPPO mempersenjatai perangkat ini dengan menggunakan driver sebesar 12 mm agar semakin banyak detail suara yang bisa terhantar ke dalam lubang telinga.

OPPO juga memberikan latensi yang cukup kecil pada TWS terbarunya ini. Hanya dengan latensi 80 ms akan membuat suara dari game akan terasa seperti tidak ada jeda. Selain itu, OPPO juga membuat baterai pada perangkat yang satu ini bisa bertahan lebih panjang. Jadi, TWS ini akan cocok digunakan dalam waktu satu hari penuh.

Spesifikasi dari OPPO Enco Air yang datang ke Dailysocial adalah sebagai berikut

Bobot 3,75 gram per earbuds, 40,4 gram case
Warna Putih
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀12 mm dynamic
Dimensi 60.0 x 53.2 x 23.5 mm (case), 35.8 x 18.9 x 17.7 mm (buds)
Kapasitas Baterai 440 mAh (case), 25 mAh (buds)

Unboxing

Isi dari paket penjualan OPPO Enco Air bisa dilihat pada gambar berikut ini

Desain

Untuk seri Enco Air, OPPO memilih model open ear. Hal ini tentu saja membuat semua suara yang dikeluarkan dari driver-nya tidak akan masuk secara keseluruhan. Model seperti ini akan menggantung pada daun telinga sang penggunanya. Namun jangan khawatir, OPPO sudah mendesainnya agar tidak mudah jatuh dari telinga.

OPPO menggunakan bahan plastik polikarbonat pada perangkat TWS yang satu ini. Tenang saja, build pada TWS ini termasuk dengan charging shell-nya terasa sangat kokoh. Jadi, tidak perlu khawatir charging shell-nya akan remuk saat ditaruh pada kantong belakang celana Anda dan tertimpa saat duduk. Earbuds-nya sendiri juga terasa kokoh sehingga terasa aman saat terjatuh.

Pada setiap earbuds-nya terdapat sebuah speaker, microphone, serta beberapa sensor. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi HeyMelody. Secara standar, fungsinya hanya akan menaik/turunkan volume, skip lagu, dan memanggil voice assistant. Anda harus mengubah sendiri agar bisa langsung mengubahnya ke mode gaming.

Dengan menggunakan model open ear, tentu saja sebuah driver berukuran besar dibutuhkan untuk menghantarkan suara. OPPO pun menggunakan driver dengan dimensi 12 mm yang tentu saja besar di kelasnya. Hal tersebut juga menandakan bahwa TWS ini akan memiliki suara bass yang cukup baik.

Bagi Anda yang gemar berolah raga juga akan menyukai OPPO Enco Air. Hal tersebut dikarenakan TWS ini sudah memiliki sertifikasi IPX4 yang tahan terhadap air dan debu. Jadi saat Anda sedang berkeringat, tidak lagi harus memikirkan apakah akan merusak TWS ini atau tidak. Saat terjatuh ke tanah, Anda juga tidak perlu khawatir karena debunya tidak akan merusak perangkat ini.

Case dari OPPO Enco Air yang memiliki desain semi transparan ini memiliki baterai yang juga cukup besar, yaitu 440 mAh. Setiap earbuds-nya sudah terpasang baterai sebesar 25 mAh yang mampu bertahan hingga 4 jam. OPPO menjanjikan bahwa dengan kombinasi baterai yang ada, perangkat ini bisa digunakan hingga 24 jam. Untuk mengisi baterai ke charging case, OPPO memilih port USB-C yang bisa digunakan untuk mengisi secara cepat.

Menggunakan OPPO Enco Air

Saat pertama kali menerima perangkat yang satu ini, saya cukup skeptis bahwa model open ear-nya tidak akan cocok dengan bentuk telinga saya. Bagaimana tidak, beberapa perangkat TWS dengan model yang sama selalu saja bergeser keluar sehingga suaranya tidak akan masuk dengan penuh ke rongga telinga dan mengurangi bass-nya. Namun hal tersebut berubah saat saya menggunakannya pertama kali sekitar 2 minggu sebelum artikel ini diterbitkan.

Ada yang berbeda dengan OPPO Enco Air, di mana OPPO berhasil membuatnya tidak tergeser jauh dari rongga telinga. Cukup mengejutkan juga mengingat sampai saat ini model TWS open ear belum banyak yang membuat saya kagum. Walaupun begitu, saat tidak pas, memang membuat suara yang dihasilkan mirip dengan beberapa TWS yang pernah saya uji. Hal tersebut membuat suara bass-nya hilang.

Perangkat ini saya pasangkan ke sebuah smartphone dan terpasang dengan codec AAC (Advanced Audio Coding). Suara yang dihasilkan memang terdengar lebih baik dibandingkan dengan SBC (Sub Band Codec). Proses pairing dari OPPO Enco Air pun sangat mudah dan tidak memerlukan tombol apa pun pada sisi case-nya. Tinggal buka case-nya dan hubungkan pada perangkat yang diinginkan.

Saat menguji, saya juga melakukan pemasangan aplikasi Hey Melody. Saat dijalankan, aplikasi yang satu ini langsung mendeteksi firmware terbaru untuk Enco Air. Tentunya, saya langsung melakukan upgrade firmware agar terhindar dari segala bug yang mungkin muncul.

Saat mendengarkan musik FLAC dan mendekatkan eartips ke rongga telinga, saya bisa merasakan bass yang dalam. Hal tersebut diimbangi dengan suara vokal yang lantang. Suara high terdengar cukup tajam dan seringkali sedikit menusuk. Namun, suara yang dihasilkan secara keseluruhan membuat saya tidak ingin berhenti mendengarkan musik.

Hal tersebut tentu saja berubah pada saat Enco Air sedikit tergeser keluar. Bass yang dikeluarkan memang sedikit menghilang. Sayangnya, suara high yang dihasilkan cukup menusuk ditelinga sehingga posisinya harus diubah dengan benar. Hal ini bisa diselamatkan dengan meningkatkan bass dari equalizer. Untungnya, OPPO Enco Air jarang tergeser terlalu jauh dari rongga telinga karena cukup pas dengan bentuk kuping saya.

Selain untuk mendengarkan musik, saya juga menggunakannya untuk bermain game. Saya beberapa hari menggunakan OPPO Enco Air untuk bermain game Valorant. Hasilnya dengan menyalakan game mode, suara yang dihasilkan hampir tidak memiliki lag sama sekali. Suara yang dihasilkan juga sangat detail untuk mendengarkan langkah kaki musuh serta arah desingan peluru.

Saya juga mencoba menggunakannya untuk melakukan panggilan via Whatsapp dan Telegram. Suara lawan bicara bisa terdengar dengan baik dan lantang. Sebaliknya, microphone-nya juga menghasilkan suara yang bagus untuk terdengar oleh lawan bicara. Pada saat melakukan panggilan inilah fitur noise cancellation dari OPPO Enco Air berfungsi.

Untuk menguji baterai, saya menggunakan OPPO Enco Air saat bermain game tanpa menggunakan mode gaming. Benar saja, perangkat ini akan bertahan hingga kurang lebih empat jam. Kemungkinan, pada saat mode game dinyalakan bakal membuatnya lebih boros lagi.

Untuk mengisi baterainya, saya langsung memasukkan earbuds ke charging case-nya. Untuk terisi secara penuh, OPPO Enco Air membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Waktu yang sama juga tercapai jika saya melakukan isi ulang langsung dengan menancapkan USB-C. Jadi, perangkat ini bisa menemani saya seharian saat sedang bekerja mau pun bermain game.

Verdict

Kebiasaan orang untuk mendengarkan musik tentu menjadi sebuah kesempatan bagi vendor untuk menawarkan produknya. Apalagi, saat ini tren perangkat audio nirkabel sedang naik daun karena tidak ribet dengan kabel yang menggantung. OPPO juga memiliki perangkat mendengarkan musik tanpa kabel sama sekali. Yang terbaru adalah OPPO Enco Air.

Saat mendengarkan dengan OPPO Enco Air, kuping saya terasa cukup nyaman. Saat posisinya benar-benar pas, kualitas suara yang dihasilkan memang terdengar bagus. Namun, akan ada saatnya di mana posisi dari TWS ini tidak pas sehingga kualitas suaranya akan berkurang. Dan memang disayangkan perangkat ini tidak memiliki ANC untuk mendengarkan lagu dan hanya ada noise cancellation untuk panggilan suara.

OPPO juga mempersenjatai Enco Air dengan daya tahan baterai yang cukup panjang. Selain itu, mereka yang gemar bermain game FPS juga bisa menggunakan TWS ini karena memiliki mode game. Untuk yang gemar berolah raga juga tidak perlu khawatir TWS ini akan rusak karena keringat karena sudah memiliki sertifikasi IPX4.

Ternyata, dengan kualitas suara yang baik serta fitur gaming tidak membuatnya dijual sangat mahal oleh OPPO. Konsumen bisa mendapatkan TWS OPPO Enco Air hanya dengan harga Rp. 999.000 saja. Untuk membelinya, konsumen bisa langsung mendatangi jalur distribusi OPPO secara online seperti OPPO Store dan official store pada beberapa ecommerce.

Sparks

  • Suara bass dan mid yang bagus serta detail
  • Latensi rendah dengan menggunakan mode game
  • Daya tahan baterai yang cukup lama
  • Aplikasi Hey Melody yang mampu meningkatkan firmware
  • Tahan terhadap air keringat serta debu
  • Noise Cancellation saat sedang melakukan panggilan suara

Slacks

  • Suara bass berkurang saat posisi tergeser menjauhi rongga telinga
  • Tidak ada Active Noise Cancelling untuk mendengarkan musik

TWS Baru Yamaha Unggulkan Fitur untuk Membantu Mengurangi Risiko Gangguan Pendengaran

Dengan begitu banyaknya produk baru yang bermunculan, TWS merupakan sub-kategori produk audio yang paling populer saat ini. Tampil berbeda, baik dari segi fitur maupun penampilan fisik, merupakan salah satu cara untuk mendapat sorotan ekstra di tengah lautan TWS, dan itulah yang ingin dilakukan Yamaha.

TWS barunya, Yamaha TW-E3B, sepintas memang kelihatan biasa saja. Namun ia menyimpan satu fitur istimewa bernama Listening Care. Fitur ini Yamaha rancang untuk menjaga konsistensi dynamic range yang dihasilkan pada berbagai tingkatan volume. Dengan kata lain, mau volumenya pelan atau keras, pengguna bakal bisa mendengarkan tingkat detail yang sama baiknya.

Berkat Listening Care, pengguna TW-E3B pada dasarnya tidak perlu menyetel musik keras-keras agar dapat mendengarkan seluruh detail dengan baik. Yamaha berharap ini bisa membantu mengurangi peluang terjadinya gangguan pendengaran pada pengguna. Yamaha pun merujuk pada data WHO, yang mengestimasikan lebih dari satu miliar generasi muda punya risiko kehilangan pendengaran karena terlalu sering menyetel musik keras-keras.

Sayang sekali ia tidak punya active noise cancellation (ANC). Padahal, sering kali yang menjadi alasan untuk menyetel musik keras-keras adalah karena lingkungan di sekitarnya cukup berisik. Kalau memang ingin menikmati perpaduan Listening Care dan ANC, konsumen harus melirik produk lain, yakni headphone Yamaha YH-L700A yang juga belum lama ini diluncurkan.

Dari segi fisik, TW-E3B tergolong ringkas dengan bobot 5 gram per earpiece, dan bodinya pun tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5. Tiap-tiap earpiece dibekali driver berdiameter 6 mm, sedangkan konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 5.0, lengkap dengan dukungan codec aptX.

Dalam sekali charge, baterainya bisa tahan sampai 6 jam. Charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat sampai sebanyak tiga kali, memberikan total daya tahan selama 24 jam. Pada charging case-nya, ada indikator LED untuk mengecek sisa baterainya.

Di dataran Eropa, Yahama TW-E3B kabarnya akan dijual seharga 139 euro (± 2,35 jutaan rupiah) mulai bulan September mendatang. Pilihan warna yang tersedia ada enam: hitam, ungu, hijau, abu-abu, biru, dan pink.

Sumber: What Hi-Fi.

Diciptakan untuk Era WFH, Logitech Zone True Wireless Datang dengan Sertifikasi Zoom, Teams, dan Google Meet

Lewat sederet webcam yang dijualnya, Logitech pada dasarnya ingin kita semua selalu tampil prima selama masa WFH. Sekarang, Logitech rupanya juga ingin kita tidak terlihat seperti sedang bekerja di sebuah call center lewat TWS baru bernama Logitech Zone True Wireless.

Apa yang membedakan Zone dari seabrek TWS lain di pasaran dalam konteks video conferencing? Jawabannya adalah sertifikasi resmi dari tiga platform video conference yang paling banyak digunakan saat ini: Zoom, Microsoft Teams, dan Google Meet. Dengan kata lain, Zone mampu memenuhi berbagai standar kualitas yang ditetapkan oleh masing-masing platform.

Bisa kita asumsikan salah satu standarnya berkaitan dengan kinerja mikrofon, dan di sini Logitech telah membekali Zone dengan tiga buah mikrofon noise cancelling di setiap earpiece-nya untuk menangkap suara pengguna secara jelas, bahkan di lingkungan yang berisik. Tentu saja Logitech juga tidak lupa membekalinya dengan tombol khusus untuk mute.

Sebagai perangkat yang diciptakan untuk mendampingi penggunanya bekerja, Zone turut dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC) untuk memblokir suara-suara yang mengganggu di sekitar. Sebaliknya, fitur transparency mode juga tersedia sehingga, ketika dibutuhkan, pengguna dapat mendengarkan suara-suara di sekitarnya tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

Zone mengandalkan driver berdiameter 12 mm untuk menghasilkan suara. Untuk koneksinya, pengguna dapat memilih antara Bluetooth 5.0 atau wireless via dongle USB. Kalau mau, Anda juga bisa menyambungkan Zone ke dua perangkat sekaligus (smartphone via Bluetooth, laptop via dongle USB) supaya bisa menggunakannya secara bergantian di kedua perangkat.

Dari segi estetika, Zone mengadopsi bahasa desain yang minimalis sekaligus modern, dengan pilihan warna hitam atau pink. Bodinya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IP68. Charging case-nya pun juga tidak keberatan berbasah-basahan meski hanya dibekali sertifikasi IP54.

Dalam sekali pengisian, Zone bisa bertahan hingga 6 jam waktu bicara atau 9 jam waktu mendengar dengan ANC menyala. Kalau ANC-nya dimatikan, waktu bicaranya naik menjadi 6,5 jam, sedangkan waktu mendengarnya menjadi 12 jam. Charging case-nya punya daya yang cukup untuk mengisi perangkat sebanyak 2,5 kali, dan ia sendiri dapat diisi ulang menggunakan kabel USB-C ataupun Qi wireless charger.

Logitech Zone Wired Earbuds / Logitech

Di Amerika Serikat, Logitech Zone True Wireless kabarnya akan dijual dengan harga $299. Bagi yang memerlukan alternatif yang lebih terjangkau, Logitech juga bakal menghadirkan Zone Wired Earbuds dengan banderol $99.

Sesuai namanya, Zone Wired masih sepenuhnya mengandalkan kabel, tapi colokannya dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan antara 3,5 mm, USB-A, ataupun USB-C. Lagi-lagi yang jadi bahan jualan utama di sini adalah mikrofon noise-cancelling dengan sertifikasi dari tiga platform video conference itu tadi.

Sumber: What Hi-Fi dan Logitech.