Roblox Akuisisi Guilded, Pemasukan Netmarble Pada Q2 2021 Turun 16% dari Tahun Lalu

Minggu lalu, Roblox mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi platform group chat, Guilded. Selain itu, Netmarble juga baru saja merilis laporan keuangan mereka untuk Q2 2021. Sementara itu, startup asal Singapura, Storms, membuat tim pengembangan mobile game yang dinamai Storms Studio.

Q2 2021, Pemasukan Netmarble Turun 16% dari Tahun Lalu

Netmarble, perusahaan mobile asal Korea Selatan, telah merilis laporan keuangannya untuk Q2 2021. Untuk kuartal yang berakhir pada 30 Juni 2021, total pemasukan Netmarble mencapai US$492 juta, naik 1,2% dari pemasukan Netmarble pada Q1, tapi turun 15,8% jika dibandingkan dengan pemasukan pada Q2 2020. Marvel: Contest of Champions masih menjadi game dengan kontribusi terbesar pada pemasukan Netmarble. Dari total pemasukan Netmarble, game tersebut memberikan kontribusi sebesar 13%, lapor GamesIndustry

Sementara itu, laba bersih yang didapat oleh Netmarble mencapai US$43,1 juta, turun 43% dari periode yang sama pada tahun lalu. CEO Netmarble, Seungwon Lee mengatakan, salah satu hal yang membuat keuntungan Netmarble turun pada Q2 2021 adalah besarnya biaya marketing untuk Ni no Kuni: Cross Worlds.

Perusahaan Mobile Singapura Buat Tim Pengembangan Game

Storms, startup mobile game asal Singapura, telah membuat studio game internal. Dinamai Storms Studio, tim pengembangan game tersebut telah membuat sebuah game hypercasual berjudul AZ Run. Storms mengklaim, game ball runner tersebut telah diunduh sebanyak tiga juta kali pada bulan pertama ia diluncurkan. Selain itu, game AZ Run juga berhasil menduduki peringkat pertama di 30 negara.

Storms Studio sudah berhasil membuat AZ Run. | Sumber: YouTube

Sebelum membuat game, Storms fokus pada layanan mobile, seperti menerbitkan mobile game, pengelolaan pemasukan untuk mobile game, dan membuat platform game instan, yang memiliki lebih dari tiga juta pengguna aktif bulanan. Sekarang, Storms bekerja sama dengan publisher hypercasual game, Voodoo, untuk merilis AZ Run di iOS dan Android, menurut laporan GamesIndustry.

Roblox Akuisisi Guilded

Minggu lalu, Roblox mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi platform group chat Guilded. Roblox menyebutkan, setelah akuisisi ini, Guilded akan tetap beroperasi secara mandiri. Sementara Guilded percaya, akuisisi ini akan membantu mereka untuk memberikan layanan yang lebih baik pada komunitas.

“Dalam jangka panjang, akuisisi ini akan membantu kami untuk memberikan layanan yang lebih baik dan kami akan bisa mengambil proyek yang lebih besar dari sebelumnya,” kata CEO dan pendiri Guilded, Eli Brown, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Ke depan, kami akan membuat proyek yang ambisius karena kami memang punya misi yang ambisius, yaitu membangun platform komunikasi terbaik untuk komunitas Anda.”

Epic Games Store Uji Coba Sistem Self-Publishing Game

Epic Games Store meluncurkan sistem yang membantu developer untuk merilis game mereka sendiri. Namun, saat ini, sistem tersebut masih dalam tahap closed beta. Anda bisa mendaftarkan diri untuk menguji sistem self-publishing itu di sini. Walau tidak sebanyak Steam, jumlah pengguna bulanan EGS telah mencapai 58 juta orang. Selain itu, Epic Games juga membebani developer dengan potongan yang lebih kecil dari Steam, hanya 12% dari pemasukan game yang dirilis di platform mereka. Sementara itu, rata-rata potongan yang Steam ambil adalah 30% dari total pemasukan sebuah game, lapor VentureBeat.

Epic Games Store uji self-publishing system.

Dengan adanya sistem self-publishing ini, EGS percaya, jumlah game yang tersedia di platform mereka akan bertambah dengan cepat. Sekarang, tanpa sistem self-publishing, jika Anda ingin game Anda diluncurkan di EGS, Anda harus menunggu persetujuan dari Epic Games.

Seperti yang disebutkan oleh PC Gamer, sistem self-publishing di EGS ini mirip dengan Steam Direct, yang memungkinkan developer untuk meluncurkan game mereka di Steam secara langsung tanpa perlu menunggu persetujuan Valve. Dan memang, keberadaan Steam Direct membuat jumlah game yang tersedia di Steam bertambah dengan cepat. Namun, keberadaan Steam Direct juga menuai kritik. Alasannya, Valve tidak lagi perlu memeriksa game yang akan diluncurkan di Steam. Alhasil, ada banyak game porting dari platform lain yang diluncurkan di Steam tanpa penyesuaian sama sekali.

Tren Toko Game Digital Turunkan Potongan untuk Developer

Saat ini, Steam masih menjadi platform distribusi game PC paling dominan. Meskipun begitu, kebanyakan developer game merasa, potongan yang Steam dapatkan dari para developer — sebesar 30% dari total pemasukan sebuah game — terlalu besar. Hal ini diketahui berdasarkan survei yang dilakukan oleh Game Developers Conference (GDC) pada lebih dari tiga ribu pelaku industri game.

Dari survei GDC tersebut, diketahui bahwa hanya 3% responden yang menganggap, Steam dan GOG pantas untuk mendapatkan potongan sebesar 30% dari total pemasukan game. Sebanyak 3% responden lainnya mengatakan, potongan tersebut sudah sangat adil. Namun, sebagian besar responden merasa, platform distribusi digital seperti Steam seharusnya menurunkan potongan yang mereka kenakan pada developer. Sebanyak 43% responden menganggap, platform distribusi seharusnya hanya mengenakan potongan sebesar 10-15%.

Survei yang GDC lakukan merupakan survei tahunan. Pada 2020, survei GDC juga memuat pertanyaan tentang potongan yang dikenakan oleh platform distribusi digital game. Tahun lalu, hanya 7% responden yang merasa bahwa Steam pantas untuk mendapatkan potongan sebesar 30% dari total pemasukan game. Sementara pada 2019, GDC secara gamblang menanyakan pada para responden apakah Steam pantas untuk mengambil potongan sebesar 30% dari para developer game. Saat itu, sebanyak 32% responden menjawab “tidak”, sementara 27% lainnya menjawab “sepertinya tidak”.

Selama bertahun-tahun, potongan 30% yang didapatkan oleh platform distribusi digital game dianggap sebagai standar industri. Namun, beberapa tahun terakhir, muncul diskusi yang membahas tentang apakah platform distribusi game memang pantas untuk menetapkan potongan sebesar 30%. Peluncuran Epic Games Store pada akhir 2018 menjadi pemicu diskusi tersebut. Pasalnya, Epic berani menawarkan potongan yang jauh lebih kecil, hanya 12%.

Strategi Epic Games

Sebenarnya, platform distribusi digital game tidak menetapkan potongan sebesar 30% secara asal. Angka ini didasarkan pada potongan yang diambil oleh penjual retail di era CD, DVD, dan game disc. Ketika itu, penjual retail akan mengambil potongan sebesar 30% dari total penjualan game yang dijual di toko mereka. Walau dapat potongan, para penjual retail tidak bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan produksi dari CD/DVD game yang hendak dijual. Berdasarkan laporan IGN pada 2019, toko retail — seperti Amazon, Gamestop, Best Buy dan Walmart — juga masih mengenakan potongan biaya 30% pada developer game.

Besar potongan yang diambil oleh penjual retail. | Sumber: IGN

Berbeda dengan toko fisik, platform digital tidak memerlukan biaya untuk membangun atau menyewa ruangan. Lalu, kenapa developer tetap dikenakan potongan? Alasannya, karena platform distribusi digital tetap membutuhkan biaya untuk membangun dan mempertahankan infrastruktur yang mereka miliki serta mengurus manajemen copy rights digital. Meskipun begitu, seperti yang dibuktikan oleh survei GDC, sebagian developer tetap merasa bahwa potongan sebesar 30% yang dikenakan oleh platform distribusi digital terlalu mahal.

Diskusi tentang potongan yang dikenakan oleh platform distribusi digital pada developer game dimulai ketika Epic Games meluncurkan platform distribusi mereka sendiri, yaitu Epic Games Store (EGS). Ketika itu, EGS berjanji bahwa mereka hanya akan mengambil 12% dari total pemasukan sebuah game. Meskipun begitu, platform distribusi lain tidak serta-merta mengikuti Epic dan menurunkan potongan yang mereka berikan pada developer game. Faktanya, Microsoft baru menurunkan potongan yang mereka kenakan pada developer pada April 2021.

Walau EGS menawarkan potongan yang lebih kecil untuk developer, tak bisa dipungkiri, Steam tetap lebih populer baik di kalangan gamers maupun developer. Berdasarkan survei GDC, hanya 6% developer yang mendapatkan untung besar dari dari EGS. Sebanyak 78% bahkan mengaku, mereka tidak menjual game mereka di EGS. Sementara itu, sebanyak 47% developer mengatakan bahwa lebih dari setengah pemasukan mereka berasal dari Steam. Dan hanya 40% developer yang memutuskan untuk tidak menjual game mereka via Steam.

Persentase potongan yang dikenakan oleh EGS. | Sumber: EGS

Selain masalah popularitas, EGS juga masih kalah dari Steam dari segi fitur, apalagi soal konten dari komunitas. Jumlah game yang tersedia di EGS juga jauh lebih sedikit. Alasannya, Epic masih menyaring game apa saja yang boleh masuk ke EGS. Sementara di Steam, semua developer bisa memasukkan game mereka di platform tersebut selama mereka bersedia membayar biaya sebesar US$100. Menurut PC Gamer, Epic berencana untuk membuka akses ke EGS ke lebih banyak developer pada akhir tahun ini. Mereka juga terus menambah fitur baru ke EGS agar tidak kalah dari Steam.

Untuk bersaing dengan Steam, salah satu strategi yang Epic gunakan adalah dengan menyediakan game eksklusif di EGS. Untuk itu, mereka telah menghabiskan ratusan juta dollar. Hanya saja, strategi ini membuat banyak gamers PC berang. Saat ini, EGS juga masih belum bisa mendapatkan untung. Namun, Epic percaya, di masa depan, EGS akan menghasilkan untung walau mereka hanya mengambil potongan sebesar 12% dari para developer game. Jika Epic bisa merealisasikan visi mereka tersebut, tak tertutup kemungkinan, akan ada lebih banyak developer yang tertarik untuk merilis game mereka di EGS.

Microsoft Juga Turunkan Potongan untuk Developer Game PC

Pada April 2021, Microsoft memutuskan untuk mengikuti jejak Epic Games dan menurunkan besar potongan yang mereka kenakan untuk developer game,dari 30% menjadi 12%. Ketentuan baru ini akan berlaku per 1 Agustus 2021. Seperti yang disebutkan oleh Polygon, keputusan Microsoft ini akan menguntungkan developer. Namun, alasan Microsoft melakukan hal ini tidak sepenuhnya altruistik. Dengan menurunkan potongan yang dikenakan pada developer, Microsoft berharap, akan ada semakin banyak developer yang tertarik untuk merilis game mereka di platform milik Microsoft.

“Developers game punya peran penting dalam usaha kami untuk menyediakan game-game hebat pada para gamers kami, dan kami ingin para developer bisa meraih sukses di platform kami,” kata Matt Booty, Head of Xbox Game Studios, Microsoft, seperti dikutip dari The Verge. “Sistem bagi hasil yang jelas berarti para developers akan bisa membuat lebih banyak game berkualitas untuk para gamers dan bisa menjadi lebih sukses.”

Microsoft berharap akan ada semakin banyak developer yang mau merilis game di Windows Store. | Sumber: The Verge

Sayangnya, Microsoft hanya menurunkan persentase potongan untuk developer game PC. Jadi, developer game Xbox akan tetap dikenakan potongan sebesar 30%. Microsoft tidak menjelaskan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Kemungkinan, alasan mengapa mereka membedakan besar potongan yang dikenakan pada para developer game PC dan Xbox adalah karena model bisnis gaming Xbox yang memang berbeda dari PC.

Selain untuk menarik lebih banyak developer, keputusan Microsoft untuk mengikuti jejak Epic juga akan menjadi pendorong bagi Steam untuk melakukan hal yang sama. Memang, pada November 2018, Steam mengubah kebijakan mereka tentang potongan yang mereka kenakan pada developer. Namun, mereka masih mengenakan potongan sebesar 30%. Persentase potongan di Steam akan turun menjadi 25% ketika pemasukan sebuah game mencapai US$10 juta. Setelah itu, jika sebuah game mendapatkan pemasukan lebih dari US$50 juta, maka potongan yang Steam kenakan akan kembali turun, menjadi 20%.

Berapa Besar Potongan yang Dikenakan Pada Developer Mobile?

Pada awalnya, platform distribusi aplikasi mobile, seperti App Store dan Play Store, juga mengenakan potongan sebesar 30% pada developer aplikasi. Namun, belakangan, besar potongan yang dikenakan pada developer telah turun. Pada November 2020, Apple mengumumkan program bernama App Store Small Business. Program tersebut bertujuan untuk membantu developer kecil.

Program App Store Small Business berlaku per 1 Januari 2021. Untuk ikut serta dalam program ini, para developer harus mendaftarkan diri. Melalui program itu, developer yang pemasukan tahunannya tidak mencapai US$1 juta per tahun hanya perlu membayar potongan sebesar 15%. Namun, ketika pemasukan sebuah developer menembus US$1 juta, mereka akan dikeluarkan dari program ini dan harus membayar potongan sebesar 30%, seperti yang disebutkan oleh The Verge.

Apple mulai menurunkan potongan yang dikenakan pada developer aplikasi kecil.

Sementara itu, Google mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi besar potongan yang mereka kenakan pada developer pada Maret 2021. Sama seperti Apple, Google hanya akan mengenakan potongan sebesar 15% pada developers yang pemasukannya kurang dari US$1 juta. Begitu pemasukan sebuah developer menembus batas US$1 juta, maka mereka harus membayar potongan sebesar 30%.

Menurut laporan VentureBeat, alasan Google dan Apple menurunkan potongan yang mereka kenakan pada developer aplikasi tidak hanya karena tren serupa terjadi di industri game PC. Alasan lain Apple dan Google melakukan hal itu adalah karena adanya ancaman dari pihak ketiga, yaitu Huawei. Tahun lalu, Huawei menawarkan developer bahwa mereka hanya akan mengambil potongan sebesar 0-15%. Hal ini bisa membahayakan keberadaan App Store dan Play Store karena saat ini, Huawei punya lebih dari 530 juta pengguna aktif. Dan setiap tahunnya, ada 384 miliar aplikasi yang dipasang di perangkat buatan Huawei.

Sumber header: VentureBeat

Epic Tawarkan US$200 Juta Kepada Sony untuk Game Eksklusif PlayStation

Game ekslusif tentunya merupakan senjata utama bagi PlayStation sejak bertahun-tahun lalu. Namun semua itu berubah ketika, perlahan tapi pasti, beberapa game eksklusif PlayStation 4 mulai masuk ke platform PC melalui Steam.

Namun rival dari Steam, yaitu Epic Games ternyata punya minat yang sama terhadap game-game eksklusif PlayStation tersebut. Bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka siap menggelontorkan dana hingga $200 juta kepada Sony untuk memasukkan game-game eksklusif PlayStation khusus ke Epic Game Store (EGS).

Dokumen Epic yang diunggah di persidangan (image credit: Raigor Resetera)

Hal tersebut terungkap dari dokumen yang tengah ditampilkan di persidangan Epic v Apple. Dokumen tersebut diunggah ke folder persidangan yang kemudian langsung dihapus. Untungnya salah satu pengguna forum Resetera – Raigor berhasil menyelamatkannya.

Detailnya, Epic menawarkan $200 juta kepada Sony untuk membawa 4-6 judul ekslusifnya ke dalam Epic Game Store. Epic juga membuat penawaran tersebut bersifat MG atau “minimum guarantee”. Artinya, nominal tersebut adalah pendapatan minimal yang digaransikan oleh Epic kepada para publisher, terlepas dari game-nya benar-benar terjual senilai perjanjian tersebut atau tidak saat dipasarkan di EGS.

game eksklusif PlayStation yang kini sudah berada di Epic Game Store

Sampai artikel ini ditulis, sudah ada 2 judul eksklusif dari Sony yang sudah berada di dalam Epic Game Store yaitu ReadySet Heroes dan Predator: Hunting Grounds. Meskipun begitu, tidak ada tanda-tanda bahwa game flagship Sony seperti God of War ataupun Uncharted akan masuk ke dalam perjanjian ini.

Lebih lanjut, Epic ternyata juga mencoba melakukan pendekatan kepada Microsoft dan juga Nintendo. Sayangnya, percakapan mereka dengan Microsoft tidak berjalan lancar dikarenakan Microsoft memandang Epic sebagai perusahaan saingan dan Xbox Game Pass milik Microsoft dianggap bertentangan dengan apa yang mereka kerjakan. Ditulis juga bahwa bos Xbox – Phil Spencer dan bos Valve – Gabe Newel terkadang melakukan pertemuan.

Sedangkan untuk Nintendo sendiri tertulis bahwa mereka belum memulai perbincangan. Meskipun tertulis catatan “Moonshot” yang artinya Nintendo menargetkan hasil yang tinggi dan muluk-muluk.

Epic memang terus berusaha untuk menaikkan posisinya sebagai launcher game PC terpopuler yang kini ditempati oleh Steam. Epic sudah mencoba berbagai cara, mulai dari memberikan game gratis setiap minggunya sejak awal peluncurannya dan juga membawa beberapa game eksklusif untuk masuk ke dalam platform-nya tersebut. Namun kelihatannya perjuangan Epic masih panjang untuk dapat menyaingi Steam.

Hasil Pengujian Tunjukkan Launcher Epic Games Store Sebagai Penyebab Utama Baterai Laptop Bocor

Sejak awal diluncurkan, Epic Games Store (EGS) konsisten membagi-bagikan game gratis kepada para konsumennya, dan kebiasaan itu masih terus dilanjutkan hingga sekarang. Namun agar bisa memenangkan hati konsumen, diperlukan lebih dari sekadar bagi-bagi game gratis, terutama apabila software-nya sendiri (Epic Games Launcher) masih memerlukan banyak penyempurnaan.

Baru-baru ini, PC World menyimpulkan bahwa launcher EGS punya dampak negatif yang cukup besar terhadap daya tahan baterai laptop. Kesimpulan itu didapat setelah mereka menguji daya tahan baterai tablet Microsoft Surface Pro 7+ dan mendapati hasil yang inkonsisten. Setelah ditelusuri, penyebabnya ternyata adalah aplikasi EGS yang berjalan di background.

Untuk memastikan, tim PC World pun melakukan pengujian ekstra dalam beberapa skenario yang berbeda, semuanya dalam posisi airplane mode (tidak terhubung ke internet) demi mendapatkan hasil yang lebih akurat. Benar saja, dalam skenario launcher EGS berjalan di background, daya tahan baterai perangkat turun hingga 20%, atau kurang lebih ada sekitar dua jam daya baterai yang terbuang sia-sia.

Sumber: PC World
Sumber: PC World

Bahkan ketika aplikasinya berjalan di background tapi pengguna tidak sign in menggunakan akunnya pun, launcher EGS masih ‘merampas’ daya baterai milik laptop secara cukup signifikan. Barulah ketika aplikasinya ditutup sepenuhnya, daya tahan baterai perangkat bisa selaras dengan ketika perangkat masih dalam posisi clean install.

Lalu bagaimana dengan pesaing terbesarnya, Steam? Well, Steam — dan pada dasarnya aplikasi apapun yang berjalan di background — tentu juga berdampak negatif terhadap daya tahan baterai perangkat, tapi efeknya tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan EGS, seperti yang bisa kita lihat pada grafik di atas.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, dampak negatif EGS terhadap daya tahan baterai ini paling terasa di perangkat yang menggunakan prosesor Intel generasi ke-11 (Tiger Lake). Saat diuji di Microsoft Surface Laptop 3 yang mengemas prosesor AMD Ryzen, tercatat penurunan daya tahan baterainya cuma sekitar 8% — meski ini tetap tergolong besar untuk sebatas launcher game.

Semoga saja Epic Games bisa segera membenahi problem ini ke depannya. Untuk sekarang, Anda bisa mengantisipasinya dengan memastikan bahwa launcher EGS tidak berjalan secara otomatis ketika laptop dinyalakan. Pastikan opsi “Run When My Computer Starts” di menu pengaturan tidak tercentang, dan jangan lupa exit aplikasinya setelah selesai bermain.

Via: PC Gamer.

Seri Kingdom Hearts Bakal Rilis di EGS, Lunar New Year Sale di Steam Telah Dimulai

Minggu lalu, muncul berbagai berita di dunia game, baik berita baik maupun berita buruk. Salah satu kabar baik yang beredar adalah Square Enix mengumumkan, game-game Kingdom Hearts akan bisa dimainkan di PC melalui Epic Games Store pada Maret 2021. Sementara kabar buruk yang muncul adalah grup hackers yang menyerang CD Projekt Red mengklaim, mereka telah menjual source code dari Cyberpunk 2077 dan The Witcher 3.

Seri Kingdom Hearts Bakal Tersedia di Epic Games Store

Square Enix mengumumkan bahwa gamer PC akan bisa memainkan seri Kingdom Hearts dalam waktu dekat. Game-game dari franchise ini akan tersedia secara eksklusif di Epic Games Store mulai 30 Maret 2021. Seri Kingdom Hearts yang akan tersedia di EGS mencakup Kingdom Hearts I.5 + II.5, II.8, III, dan Melody of Memory. Memang, seperti yang disebutkan oleh VentureBeat, beberapa tahun belakangan, Square Enix tengah berusaha untuk membawa beberapa game dari franchise terpopulernya — seperti Final Fantasy dan Dragon Quest — ke PC.

Januari 2021, Total Belanja Game di AS Tembus US$4,71 Miliar

Pada Januari 2021, para gamer di Amerika Serikat menghabiskan US$4,71 miliar untuk membeli segala sesuatu terkait game, menurut laporan NPD Group. Hal ini berarti, total belanja gamer AS pada Januari 2021 naik 42% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Total belanja hardware mengalami kenaikan paling tinggi. Pada bulan lalu, jumlah belanja hardware di AS naik 144% menjadi US$319 juta. Menurut laporan GamesIndustry, hal ini terjadi berkat peluncuran konsol-konsol baru. Popularitas Nintendo Switch juga mendukung tren ini. Pada bulan lalu, Switch menjadi konsol dengan angka penjualan terbaik. Namun, dari segi nilai penjualan, PlayStation 5 tetap lebih tinggi. Sementara itu, total belanja untuk konten game naik 36% menjadi US$4,17 miliar. Selama tiga bulan belakangan, Call of Duty: Black Ops Cold War masih menjadi game terpopuler.

Hackers CD Projeck Red Klaim Telah Jual Source Code Cyberpunk 2077

Grup hackers yang menyerang CD Projekt Red mengklaim bahwa mereka telah menjual data yang mereka curi dari developer tersebut. Mereka melelang source code dari game-game buatan CD Projekt Red melalui forum. Di forum tersebut, mereka mengklaim telah menemukan pembeli. Hal ini diketahui dari gambar yang dirilis oleh perusahaan cyberintelligence, Kela, lapor GamesIndustry.

Grup hacker CD Projekt Red mengklaim telah menjual source code dari The Witcher 3.
Grup hacker CD Projekt Red mengklaim telah menjual source code dari The Witcher 3.

Sebelum ini, vx-underground — yang mengumpulkan source code, sampel, dan jurnal dari malware — menyebutkan bahwa grup hackers yang menyerang CD Projekt Red telah mendapatkan source code dari Cyberpunk 2077, THronebreaker, dan The Witcher 3, termasuk versi dengan Ray Tracing yang belum dirilis. Grup hacker itu membuka lelang dengan harga US$1 juta. Mereka juga bersedia menjual semua source code yang mereka curi seharga US$7 juta.

Steam Adakan Lunar New Year Sale

Untuk menyambut Tahun Baru Imlek, Steam memulai Lunar New Year Sale pada 11 Februari 2021 lalu. Biasanya, Steam sale akan berlangsung selama dua minggu. Namun, Lunar New Year Sale hanya berlangsung selama beberapa hari. Steam Sale kali ini akan berakhir pada 15 Februari 2021 pukul 10 pagi PT atau 16 Februari 2021, pukul 1 pagi WIB. Selain diskon game, selama Steam Lunar New Year Sale, Ada juga bisa mendapatkan stiker kerbau gratis, menurut laporan GameSpot.

Jumlah Pemain Terdaftar Rainbow Six: Siege Tembus 70 Juta

Dalam satu tahun terakhir, jumlah pemain terdaftar dari Rainbow Six: Siege bertambah 15 juta orang. Dengan begitu, total pemain terdaftar dari game buatan Ubisoft itu mencapai 70 juta orang. Ubisoft mengungkapkan hal ini saat mereka mengumumkan laporan keuangan mereka. Ketika itu, mereka juga mengaku optimistis akan pertumbuhan Rainbow Six: Siege di masa depan, walau game itu dirilis pada 2015.

Rainbow Six: Quarantine akan jadi spin-off dari Siege. | Sumber: Gamers Grade
Rainbow Six: Quarantine akan jadi spin-off dari Siege. | Sumber: Gamers Grade

Ubisoft juga menyebutkan bahwa mereka sedang mempersiapkan game spinoff dari Siege, yaitu Rainbow Six: Quarantine. Saat ini, game itu tengah dikembangkan oleh Ubisoft Montreal, lapor VentureBeat. Sayangnya, masih belum diketahui kapan game itu akan diluncurkan. Ubisoft berharap, Quarantine akan membuat semakin banyak orang tertarik mencoba Siege.

Nyaris 750 Juta Kopi Game Diklaim dari Epic Games Store Selama 2020

2020 adalah tahun yang sibuk bagi Epic Games. Game demi game mereka bagikan secara cuma-cuma selama pandemi, seakan mengerti bahwa kita butuh lebih banyak hiburan untuk menjalani masa sulit akibat COVID-19. Tidak tanggung-tanggung, game sekelas Grand Theft Auto V pun sempat mereka gratiskan, yang pada akhirnya berujung pada server mereka jebol untuk sesaat.

Di samping berderma, Epic Games juga sempat menyingkap Unreal Engine 5, engine baru yang akan membantu developer menghasilkan game yang lebih realistis lagi. Masih di tahun 2020, Epic Games juga memutuskan untuk ‘perang’ melawan Apple, dan mereka harus tabah melihat deretan game-nya lenyap dari App Store.

Terlepas dari itu, Epic Games tetap mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan. Lewat sebuah blog post, Epic membeberkan sejumlah data yang cukup menarik, seperti misalnya jumlah pengguna Epic Games Store di PC yang sudah menembus angka 160 juta orang, dan bagaimana mereka menghabiskan sekitar 5,7 miliar jam bermain sekaligus mendatangkan pemasukan sebesar lebih dari $700 juta bagi Epic Games Store.

Sebagian besar pemasukan ini memang berasal dari Fortnite, akan tetapi 37%-nya (± $265 juta) datang dari penjualan game pihak ketiga. Selain Fortnite dan Rocket League, judul-judul lain yang laris terjual di Epic Games Store mencakup Assassin’s Creed Valhalla, Satisfactory, SnowRunner, Godfall, Borderlands 3, dan remake Tony Hawk’s Pro Skater 1 + 2.

Tercatat ada 31,3 juta pengguna aktif harian di platform Epic Games, naik 192% jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2019. Per Desember kemarin, jumlah pengguna aktif bulanannya mencapai angka 56 juta, atau naik sekitar 24 juta dibandingkan di tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, Steam mencatatkan 120 juta jumlah pengguna aktif bulanan selama tahun 2020.

Game seperti Total War Saga: Troy malah digratiskan di hari pertama peluncurannya pada bulan Agustus 2020 / Epic Games Store
Game seperti Total War Saga: Troy malah digratiskan di hari pertama peluncurannya pada bulan Agustus 2020 / Epic Games Store

Yang luar biasa adalah jumlah game gratis yang Epic Games bagikan selama tahun 2020: 103 judul, yang berarti Anda berhasil menghemat sekitar $2.407 apabila sempat mengklaim seluruhnya tanpa ada satu pun yang meleset. Secara total, ada lebih dari 749 juta kopi game yang diklaim oleh pengguna Epic Games Store selama setahun kemarin.

Jumlah game yang terdapat pada katalog Epic Games Store juga bertambah drastis dari 190 judul menjadi 471 judul di tahun 2020 kemarin. Di tahun 2021 ini pun Epic Games juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti; baru-baru ini, Hitman 3 versi PC resmi dirilis secara eksklusif melalui Epic Games Store.

Mereka juga masih berkomitmen untuk membagikan game gratis setiap minggunya. Pada kenyataannya, server Epic Games Store juga sempat down belum lama ini ketika mereka menggratiskan Star Wars Battlefront 2.

Terakhir, Epic Games lagi-lagi juga sempat menyinggung soal self-publishing tool yang akan mereka luncurkan buat para developer. Harapannya adalah supaya katalog game Epic Games Store bisa bertumbuh lebih pesat lagi seiring bertambah mudahnya proses yang diperlukan untuk merilis game lewat platform tersebut.

Sumber: Games Industry.

Rocket League Akan Jadi Game Gratisan Tidak Lama Lagi

Lima tahun pasca diluncurkan pertama kali, Rocket League telah dimainkan oleh lebih dari 75 juta orang. Game sepak bola sekaligus mobil-mobilan akrobatik (soccar) itu terbukti sangat populer sekaligus punya ekosistem esports yang sehat, namun ternyata developer-nya (Psyonix) masih punya rencana yang lebih besar lagi.

Dalam waktu dekat, Psyonix bakal merilis update yang amat signifikan, sekaligus yang akan mengubah Rocket League menjadi game free-to-play. Ya, Rocket League tidak lama lagi bakal bisa dimainkan secara gratis di semua platform (PC, PS4, Xbox One), dan ini tentu berpotensi menumbuhkan komunitas pemainnya menjadi lebih besar lagi.

Psyonix berjanji untuk tidak mengubah gameplay Rocket League. Malahan, mereka akan menyempurnakan fitur-fitur seperti Tournaments dan Challenges, serta membenahi tampilan menunya supaya lebih mudah dinavigasikan, terutama bagi para pemain baru. Bersamaan dengan debut Rocket League sebagai game gratisan, platform distribusi versi PC-nya juga akan dipindah dari Steam ke Epic Games Store.

Tentu saja kita tidak perlu terkejut mendengar berita ini, sebab Epic Games memang sudah mengakuisisi Psyonix sejak tahun lalu. Pasca pergantiannya menjadi game free-to-play, Rocket League bakal lenyap dari Steam, akan tetapi pemain lama tetap bisa memainkannya sekaligus menerima update lewat platform milik Valve tersebut.

Selain gratis, Rocket League nantinya juga akan mendukung fitur cross-platform sepenuhnya. Ini berarti semua pemain bisa membawa progresnya dari satu platform ke yang lain – dari console ke PC ataupun sebaliknya – menggunakan satu akun Epic Games. Progres yang dimaksud di sini mencakup semua item yang dimiliki dan pernah dibeli, progres Rocket Pass maupun Competitive Rank.

Bicara soal pernah membeli, apakah mereka yang sudah membeli Rocket League dan memainkannya sejak lama akan mendapat fasilitas ekstra? Tentu saja. Semua pemain yang membeli Rocket League sebelum versi gratisannya meluncur nanti – saat ini versi PC-nya di Steam dibanderol Rp 136 ribu – bakal menerima sejumlah hadiah. Berikut rinciannya:

  • Semua Rocket League-branded DLC yang dirilis sebelum free-to-play
  • Titel “Est. 20XX” dengan “XX” yang mengindikasikan tahun pertama pemain menyentuh Rocket League
  • 200+ common item yang telah di-upgrade ke kualitas “Legacy”
  • Golden Cosmos Boost
  • Dieci-Oro Wheels
  • Huntress Player Banner

Psyonix sejauh ini belum memastikan kapan persisnya versi gratisan Rocket League bakal dirilis. Mereka cuma bilang “later this summer“, yang berarti tidak akan lewat dari bulan September 2020.

Sumber: Polygon dan Psyonix.

Bagikan Game Gratis, Epic Games Store Kini Punya 61 Juta Pengguna Aktif Bulanan

Jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) Epic Games Store naik menjadi 61 juta orang setelah mereka sukses melaksanakan kampanye promosi yang disebut The Vault. Dalam kampanye promosi yang dimulai pada 14 Mei 2020 ini, Epic memberikan empat game populer secara gratis. Keempat game tersebut adalah Grand Theft Auto V, Borderlands: The Handsome Collection, dan Civilization 6. Selain jumlah MAU, kampanye The Vault juga berhasil membuat jumlah concurrent players EGS naik menjadi 13 juta orang, yang merupakan rekor tertinggi untuk Epic Games Store.

“Sejak meluncurkan Epic Games Store, kami selalu ingin membuat sebuah event besar terkait program game gratis mingguan kami. Tujuannya untuk memberikan sesuatu yang menarik bagi gamer di seluruh dunia. Dan kami memutuskan untuk mengadakan event besar-besaran,” kata Steve Allison, General Manager of the Epic Games Store, menurut laporan Games Industry. “Hasilnya melebihi ekspektasi kami… Pada 2020, kami tumbuh dengan sangat cepat.”

jumlah pengguna EGS
Grand Theft Auto 5 adalah salah satu game gratis yang Epic Games berikan.

Untuk merealisasikan The Vault, Epic tidak hanya menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan hak atas game yang mereka berikan secara gratis, mereka juga menyediakan dana marketing yang besar. Anda bisa menemukan iklan dari game gratis EGS di berbagai situs, podcast, dan lain sebagainya. Dan strategi Epic Games sukses.

Dengan EGS, Epic mencoba untuk menantang Steam. Sebelum The Vault, strategi Epic adalah menyediakan game eksklusif selama waktu tertentu. Jadi, Epic membayar developer game agar mereka hanya merilis game mereka di Epic Games Store selama beberapa waktu. Menurut laporan VentureBeat, tampaknya, strategi memberikan game gratis lebih efektif daripada menyediakan game eksklusif. Sebelum ini, Epic juga menambahkan sejumlah fitur ke EGS. Mereka juga dikabarkan akan menyediakan EGS di Android.

Berkat kesuksesan kampanye The Vault, Epic Games Store mulai menyusul Steam. Sebagai perbandingan, Steam memiliki pengguna aktif bulanan sebanyak 95 juta orang pada 2019. Sementara jumlah concurrent players mereka berkisar pada 14-20 juta orang setiap harinya. Selama pandemi virus corona, jumlah concurrent players Steam sempat memencahkan rekor, mencapai 22 juta orang. Hal ini menjadikan Steam sebagai platform distribusi game digital utama bagi para gamer PC.

Epic Games Cari Pendanaan, Target Rp10,7 Triliun

Epic Games berencana untuk mengumpulkan pendanaan sebesar US$750 juta (sekitar Rp10,7 miliar). Setelah mendapatkan suntikan dana tersebut, valuasi Epic akan naik menjadi US$17 miliar (sekitar Rp242 triliun) dari US$16,3 miliar (sekitar Rp232 triiliun). Menurut laporan Bloomberg, dua investor baru yang tertarik untuk menyokong Epic adalah T. Rowe Price Group dan Baillie Gifford. Selain itu, KKR & Co., yang merupakan investor lama Epic, juga akan ikut serta dalam ronde pendanaan kali ini.

Epic Games didirikan pada 1991 oleh Tim Sweeney yang kini menjabat sebagai CEO. Pada 2012, Tencent mengakuisisi 40 persen saham Epic, menjadikan mereka sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah Sweeney. Selain Tencent, Walt Disney dan Endeavour Group Holdings juga menjadi pemegang saham minoritas di Epic. Pada 2018, Epic mendapatkan investasi sebesar US$1,25 miliar (sekitar Rp17,8 triliun), membuat valuasi perusahaan menjadi US$15 miliar (sekitar Rp213 triliun).

investasi epic games
Fortnite menjadi game terpopuler Epic.

Selain sebagai kreator Unreal Engine, Epic Games juga dikenal sebagai developer dan publisher Fortnite. Game battle royale itu kini memiliki 350 juta pemain. Pada April 2020, para pemain Fortnite menghabiskan 3,2 miliar jam memainkan game tersebut, menghasilkan US$400 juta (sekitar Rp5,7 triliun) untuk Epic. Pada 2018, pemasukan Epic mencapai US$5,6 miliar (sekitar Rp80 triliun). Pemasukan Epic turun pada 2019 menjadi US$4,2 miliar (sekitar Rp60 triliun). Namun, pada 2020, diperkirakan, pemasukan Epic akan kembali naik menjadi US$5 miliar (sekitar Rp71 triliun).

Saat ini, Epic banyak menggunakan uang mereka untuk mengembangkan Epic Games Store, platform distribusi game digital. Pada Mei 2020, Epic menambahkan sejumlah fitur untuk EGS, seperti dukungan modding dan sistem refund. Mereka juga dikabarkan berencana membawa EGS ke Android. Strategi mereka yang lain adalah menyediakan game gratis di EGS. Menariknya, hal ini justru bisa membuat penjualan game di platform lain naik.

Dana yang Epic miliki juga mereka gunakan untuk menambah jumlah staf yang menangani Fortnite serta Unreal Engine. Dalam satu tahun belakangan, mereka juga telah mengakuisisi beberapa perusahaan. Salah satunya adalah Psyonix, developer dari game Rocket League. Perusahaan lain yang mereka akuisisi adalah Houseparty, aplikasi video call yang terintegrasi ke game.

Sumber: VentureBeat, The Esports Observer

Program Gratisan Epic Games Store Justru Bantu Tingkatkan Penjualan Game di Platform Lain

Beberapa minggu terakhir ini, Epic Games Store (EGS) menerima perhatian lebih besar dari biasanya. Kita tahu bahwa mereka rutin memberikan game gratisan setiap minggunya, tapi kita mungkin tidak menyangka kalau game gratisannya bisa sebergengsi GTA V.

Epic Games juga belum menunjukkan tanda-tanda mau berhenti bagi-bagi game AAA. Setelah GTA V, penawaran gratisnya mencakup Civilization VI dan Borderlands: The Handsome Collection. Lalu yang mungkin jadi pertanyaan, apakah developer dan publisher-nya tidak rugi dengan adanya program seperti ini?

Tidak, karena tentu saja Epic Games telah membayar pihak developer dan publisher sebagai bentuk kompensasinya, seperti dijelaskan oleh Creative Assembly, yang baru-baru ini mengumumkan bahwa game terbarunya, Total War Saga: Troy, bisa didapat secara gratis pada hari pertama perilisannya di Epic Games Store.

Lebih lanjut, program gratisan EGS justru malah bisa membantu meningkatkan penjualan di platform lain seperti Steam. Hal itu diungkapkan langsung oleh CEO Epic Games, Tim Sweeney, pada wawancaranya bersama GameSpot.

"Mystery Game" mengindikasikan game gratisan selanjutnya adalah judul blockbuster / Epic Games
“Mystery Game” mengindikasikan game gratisan selanjutnya adalah judul blockbuster / Epic Games

Tanpa membeberkan data yang spesifik, beliau mengklaim bahwa game yang pernah digratiskan di EGS malah bertambah laris penjualannya. Bukan cuma di Steam, tapi juga di platform console sekaligus.

Alasannya, menurut Tim, adalah “increased awareness“; banyak gamer yang baru menyadari bahwa suatu game sangat menarik untuk dimainkan pasca mendapatkannya secara cuma-cuma via EGS, dan itu pada akhirnya menginspirasi gamer lain – yang mungkin tidak sempat mengklaim game-nya selama digratiskan oleh EGS – untuk membeli game tersebut.

Kalau tidak digratiskan, mereka mungkin tidak akan pernah terpikir untuk mencoba game yang bukan termasuk dalam genre favoritnya. Tim memakai Satisfactory sebagai contoh, yang mungkin kurang banyak dilirik karena masuk kategori simulasi. Peluang seperti inilah yang ingin EGS hadirkan melalui program game gratisannya.

Buat Epic Games sendiri, tentu saja program gratisan ini berjasa membawa jutaan konsumen baru ke ekosistemnya. Meski mungkin untuk mengubah mereka menjadi konsumen yang loyal memerlukan lebih dari sekadar koleksi game gratisan; fitur-fitur baru dan penyempurnaan terhadap Epic Games Launcher tentu tidak kalah penting, dan untungnya Epic Games sudah mulai menerapkannya.

Sumber: GameSpot.