Carsome Raih Laba Kuartalan Pertama, Optimis Capai Profitabilitas Tahunan di 2024

Carsome mengumumkan capaian EBITDA positif pertamanya untuk kuartal pertama 2024. Berkat peningkatan signifikan dalam Gross Profit Per Unit (GPU) sebesar 48% secara tahunan, perusahaan ini semakin mendekat pada target profitabilitas tahunan pertamanya.

“Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas penuh tahun ini, sekaligus terus memperluas kepemimpinan kami di kawasan dan industri ini. Potensi pasar kami sangat besar dan kami baru saja memulai perjalanan ini,” tutur Co-Founder & CEO Carsome Eric Cheng.

Selain itu, Carsome juga berhasil menjual lebih dari 150.000 mobil pada tahun 2023, meningkatkan total penjualan mobil sejak didirikan menjadi lebih dari 500.000 unit. Peningkatan pendapatan ini tidak hanya berasal dari penjualan mobil, tetapi juga dari layanan pendukung seperti Carsome Capital, yang melaporkan peningkatan pendapatan lebih dari 80% pada tahun 2023.

Carsome, yang beroperasi di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura, juga mencatat efisiensi operasional yang signifikan dengan mengurangi Biaya Akuisisi Pelanggan (CAC) sebesar 37% melalui pemanfaatan ekuitas merek dan integrasi layanan ekosistem yang komprehensif.

“Dengan pencapaian profitabilitas ini, kami tidak hanya mengukuhkan model bisnis kami tetapi juga menegaskan potensi kesuksesan jangka panjang kami,” tambah Cheng. Carsome kini berambisi untuk terus berinovasi dalam sektor otomotif, menciptakan peluang yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah di Asia Tenggara.

Sebelumnya di tahun 2022, perusahaan juga sempat melakukan efisiensi dengan melakukan PHK terhadap 10% total stafnya.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Carsome Announces Equity and Debt Funding of 2.8 Trillion Rupiah, to Sharpen M&A Strategy

Carsome announced the new series D2 funding round of $170 million or equivalent to 2.4 trillion Rupiah. In addition, the company obtained a credit facility (debt funding) worth $30 million to strengthen the car financing business; complete the total $200 million or 2.8 trillion Rupiah fundraising.

This funding brings the company’s valuation to $1.3 billion, cementing its position as a unicorn in Malaysia.

This investment was participated by a number of companies, including Catcha Group, MediaTek, and Penjana Kapital. The company also backed by previous shareholders, namely Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, and several others.

Previously, Carsome had also planned to go public via SPAC on the US stock exchange.

Building the centralized car e-commerce ecosystem

In his remarks, Carsome’s Co-founder & Group CEO, Eric Cheng said, the fresh funds raised allowed the company to accelerate traction growth while increasing its car financing business. He also revealed that he is ready to bring Carsome to become an integrated car e-commerce platform by strengthening a connected ecosystem.

Previously, Carsome has launched a new strategy to embrace the B2C segment. It is shown by opening several Experience Centers in several locations, including in Indonesia, enabling consumers to view and buy used car products that have been inspected by the Carsome team.

Initially, Carsome’s business model was more like C2B. Inspecting and buying used cars from consumers, then offering them to the business (in this case the dealership owner) for resale.

Sharpen the M&A strategy

Moreover, this investment allows the company to sharpen its business consolidation strategy. It is by making strategic investments to partner companies or other corporate actions in the form of mergers & acquisitions (M&A).

In July 2021, Carsome has acquired PT Universal Collection, an offline car and motorcycle auction service company from Indonesia. It allows the company to expand its network coverage, access to finance and leasing providers, and potentially enter the motorcycle market. This initiative will also support their omnichannel strategy.

In addition, the company has established a partnership with iCar Asia, as an automotive listing and content platform. It is expected to increase the penetration rate of products in Carsome services.

Service competition

Based on the data, on an annual basis, Carsome has bought and sold cars more than 100 thousand times. It goes along the company’s revenue at $1 billion. This shows that the market is very large, therefore, it is not surprising that the competition is also quite fierce.

Apart from Carsome, there are other regional players who also provide similar services, it’s Carro. They both serve consumers in Indonesia – also taking strategic actions with startups from Indonesia (Carro acquires Jualo).

Carro and Carsome also promote an online-to-offline strategy by presenting outlets to assist in the transaction process. Carro just launched “Carro Automall Point” in late April 2021, currently the used car showrooms are in three locations around Jabodetabek. Meanwhile the Carsome Experience Center has reached 15 cities in Indonesia.

Comparison of visitor traffic of Carsome and Carro in Indonesia / SimilarWeb

In Indonesia, there is also another player, OLX Autos (formerly BeliMobilGue) which has now been integrated with OLX’s services. The main focus is more on buying cars from consumers — although some of the products that have been inspected are also starting to be sold through OLX and other online marketplace channels.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Carsome Umumkan Pendanaan Ekuitas dan Debt 2,8 Triliun Rupiah, Pertajam Strategi M&A

Carsome mengumumkan telah mendapat pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan fasilitas kredit (debt funding) senilai $30 juta untuk memperkuat bisnis pembiayaan mobil; melengkapi total dana yang diperoleh $200 juta atau 2,8 triliun Rupiah.

Masuknya pendanaan ini membawa valuasi perusahaan di angka $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.

Investasi ini diikuti sejumlah perusahaan, termasuk Catcha Group, MediaTek, dan Penjana Kapital. Didukung pula pemegang saham sebelumnya, yakni Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, dan beberapa lainnya.

Kabar sebelumnya, Carsome juga telah merencanakan untuk go-public lewat kendaraan SPAC di bursa Amerika Serikat.

Penguatan ekosistem e-commerce mobil terpadu

Dalam sambutannya, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng mengatakan, dana segar yang didapat memungkinkan perusahaan mempercepat pertumbuhan traksi sembari meningkatkan bisnis pembiayaan mobil. Ia juga mengungkapkan, siap membawa Carsome untuk menjadi platform e-commerce mobil terintegrasi dengan penguatan ekosistem yang terhubung.

Sebelumnya, Carsome juga telah meluncurkan strategi baru untuk merangkul segmen B2C. Ditunjukkan dengan membuka beberapa Experience Center di beberapa lokasi, termasuk di Indonesia, memungkinkan konsumen untuk melihat dan membeli produk mobil bekas yang sudah diinspeksi tim Carsome.

Awalnya model bisnis Carsome lebih ke C2B. Melakukan inspeksi dan pembelian mobil bekas dari konsumen, lalu melemparnya ke pebinsis (dalam hal ini pemilik diler) untuk dijual kembali.

Strategi M&A akan ditajamkan

Hal lain yang turut disampaikan, investasi ini memungkinkan perusahaan untuk mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Yakni dengan melakukan investasi strategis ke perusahaan mitra atau aksi korporasi lain berupa merger & acquisition (M&A).

Juli 2021 ini, Carsome telah mengakuisisi PT Universal Collection, perusahaan jasa lelang mobil dan motor offline asal Indonesia. Memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor. Inisiatif ini juga akan mendukung strategi omnichannel mereka.

Selain itu, perusahaan juga telah menjalin kemitraan dengan iCar Asia, selaku platform listing dan konten otomotif. Diharapkan dapat meningkatkan tingkat penetrasi produk di dalam layanan Carsome.

Kompetisi layanan di Indonesia

Dari data yang disampaikan, secara tahunan Carsome telah melakukan jual-beli mobil lebih dari 100 ribu kali. Hal terebut setara dengan pendapatan perusahaan di kisaran $1 miliar. Artinya pasarnya sangat besar, untuk itu tidak mengherankan jika kompetisi di pasar ini juga sangat sengit.

Selain Carsome, ada pemain regional lainnya yang juga menghadirkan layanan serupa, yakni Carro. Mereka berdua juga sama-sama melayani konsumen di Indonesia – juga melakukan aksi strategis dengan startup dari Indonesia (Carro mengakuisisi Jualo).

Carro dan Carsome turut galakkan strategi online-to-offline dengan menghadirkan gerai untuk membantu proses transaksi. Carro baru meresmikan “Carro Automall Point” pada akhir April 2021 lalu, saat ini showroom mobil bekas tersebut sudah berada di tiga lokasi sekitar Jabodetabek. Sementara Experience Center Carsome sudah menjangkau 15 kota di Indonesia.

Perbandingan trafik kunjungan situs Carsome dan Carro di Indonesia / SimilarWeb

Di Indonesia juga ada pemain lainnya yakni OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) yang kini sudah terintegrasi dengan layanan milik OLX. Fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen — kendati saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Klaim Pertumbuhan Bisnis, Carsome Indonesia Resmikan “Experience Center”

Pandemi tahun lalu ternyata cukup mempengaruhi bisnis platform digital untuk penjualan mobil bekas Carsome. Kepada DailySocial, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng mengungkapkan, saat Malaysia, Indonesia, dan Thailand menjalani fase lockdown Covid-19 pada Maret-April tahun lalu, sebagian besar operasional bisnis Carsome terhenti. Meskipun demikian, mereka kemudian mampu mengendalikan situasi dengan cepat dan menjaga angka permintaan untuk mencapai v-shape recovery di Juni 2020.

“Di Q3 2020, kami akhirnya berhasil pulih sepenuhnya ke volume transaksi sebelum pandemi akibat permintaan kepemilikan kendaraan pribadi sebagai pilihan mobilitas yang lebih aman di tengah pandemi (dibandingkan dengan transportasi online atau transportasi umum).”

Momen tersebut kemudian menjadi titik balik untuk pemulihan cepat dan pertumbuhan kuat perusahaan. Sehingga pada kuartal Q4 2020 berhasil membukukan pendapatan tertinggi yang jumlahnya dua kali lipat dari periode sebelum pandemi. Selain itu, Carsome juga berhasil mencapai profitabilitas operasional group pada Q4 2020.

Akhir tahun 2020 lalu Carsome juga telah telah membukukan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Asia Partners, Burda Principal Investments, dan Ondine Capital. Sejauh ini menjadi all-equity financing terbesar dalam industri otomotif online di Asia Tenggara.

Setahun sebelumnya, tepatnya awal Desember 2019, Carsome mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai $50 juta. Putaran ini didukung MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Luncurkan “Experience Center”

Diluncurkan pertama kalinya di Malaysia bulan Agustus 2020 lalu, bulan April tahun ini Carsome meresmikan “Carsome Experience Center” mereka di Indonesia. Bertempat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.1A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Carsome Pondok Indah Experience Center menjadi solusi bagi konsumen untuk membeli mobil bekas yang berkualitas serta bergaransi secara aman dan mudah.

Rencananya Carsome juga akan membuka Experience Center di Thailand tahun ini. Harapannya konsumen di semua negara juga bisa merasakan pengalaman yang aman dan mendapatkan jaminan kualitas ketika membeli mobil bekas.

“Kami memahami susahnya membeli mobil bekas seperti, sulit mendapatkan info yang akurat, kondisi mobil yang ada di listing berbeda dengan kondisi mobil aslinya, banyak penambahan biaya-biaya tak terduga dari harga yang tertera di listing, dan tidak ada jaminan kualitas adalah beberapa di antaranya,” kata Eric.

Secara khusus Carsome ingin mempermudah masyarakat merasakan pengalaman yang nyaman dan mudah untuk membeli. Menawarkan beragam pilihan mobil bekas yang telah terpilih dan melewati standar pemeriksaan mobil yang ketat dan berkualitas tinggi. Mobil-mobil yang tidak mengalami kecelakaan besar, kebanjiran, atau memiliki kerusakan rangka.

Di sisi lain, Carsome juga ingin memperkuat industri mobil bekas di Indonesia, memperkenalkan cara terpercaya bagi konsumen dalam membeli mobil bekas dan tentunya membangun platform yang terpercaya dan terintegrasi untuk mobil-mobil bekas tersertifikasi.

“Setelah menelusuri informasi yang rinci dan melakukan pemesanan secara online di platform, pelanggan dapat mengunjungi Carsome Experience Center untuk melihat kondisi mobil yang sebenarnya, test drive, atau untuk mendapatkan informasi lebih dalam dari konsultan Carsome kami. Dengan itu, kami berharap dapat menjangkau konsumen yang biasanya ragu membeli mobil bekas karena kurangnya kepercayaan,” kata Eric.

Disinggung apa yang membedakan pasar Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya, Eric menegaskan Indonesia adalah negara di Asia Tenggara dengan volume penjualan mobil bekas tertinggi, 2,5 juta unit terjual pada 2019 dengan market size sekitar $20 Miliar. Laju pertumbuhan tahunan gabungan (2010-2019) untuk penjualan mobil bekas di Indonesia adalah 8%, sedangkan kepemilikan mobil per 1.000 orang berada pada 77, dibandingkan dengan Malaysia (353), Thailand (243) dan Singapura (94).

“Melalui informasi dari laporan MomentumWorks, serta besarnya populasi dan cakupan geografis Indonesia, kami yakin bahwa Indonesia adalah pasar yang penuh dengan potensi pertumbuhan namun belum terfasilitasi. Hal ini membuat kami sangat yakin dengan prospek yang ada, dan kami berharap dapat memperluas cara baru membeli mobil ke lebih banyak kota di Indonesia,” tutup Eric.

Application Information Will Show Up Here

Carsome Dapatkan Pendanaan Seri D 424 Miliar Rupiah, Segera Perluas Model Bisnis

Platform digital untuk penjualan mobil bekas Carsome hari ini (08/12) mengumumkan telah membukukan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Asia Partners, Burda Principal Investments, dan Ondine Capital. Sejauh ini menjadi all-equity financing terbesar dalam industri otomotif online di Asia Tenggara.

Setahun sebelumnya, tepatnya awal Desember 2019, Carsome mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai  $50 juta. Putaran ini didukung MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Disampaikan oleh Co-Founder & Group CEO Carsome Eric Cheng, “Pendanaan ini akan kami gunakan untuk memperkuat model bisnis yang telah ada yaitu C2B, dan mempercepat mewujudkan model bisnis baru kami yaitu B2C. Kami berharap dapat meluncurkan C2B dan B2C pertama di Asia Tenggara untuk mobil bekas dan pengalaman ritel yang jauh lebih unggul.”

Sepanjang Covid-19, klaim Eric, perusahaannya berhasil meningkatkan pendapatan bisnis hingga 2x lipat dibandingkan periode sebelum pandemi. Per November 2020 atau sejak lima tahun didirikan, Carsome telah memfasilitasi sekitar 100 ribu penjualan mobil bekas. Ada peningkatan drastis yang berasal dari perilaku konsumen di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura.

“Carsome telah meraih profit per Oktober 2020, lebih cepat dari proyeksi sebelumnya [..] Kami yakin pendanaan seri D terbaru ini akan membantu dalam aksi merger dan akuisisi ke depannya, untuk bisa lebih mengkonsolidasikan rantai pasokannya,” imbuh CFO Carsome Juliet Zhu.

Layanan Carsome memfasilitasi pengguna untuk menjual mobil bekasnya; untuk kemudian ditawarkan ke mitra dealer penjual mobil bekas. Dalam proses pembelian, mereka juga melakukan inspeksi mobil di 175 titik yang komprehensif. Model layanan serupa di Indonesia juga diadopsi pemain lain seperti OLX Auto dan Carro.

OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) juga sempat mendapatkan perolehan pendanaan $30 juta pada Agustus 2019 lalu; melanjutkan pendanaan seri A senilai $10 juta yang didapat di tahun sebelumnya.

Pengembangan model bisnis

Soal perluasan model bisnis di luar C2B memang sudah beberapa kali disampaikan pihak Carsome, termasuk di Indonesia. Misi ini diperkuat pernyataan resmi Eric, yang akan segera menghadirkan model B2C di layanannya. Skema ini memungkinkan pengguna membeli mobil bekas dari mitra dealer yang terdaftar di aplikasi.

Pada kesempatan temu media, General Manager Carsome Indonesia Delly Nugraha menyampaikan, penambahan model bisnis memang tengah digodok internal Carsome. Ia menyampaikan, model C2B2C yang akan diaplikasikan termasuk di Indonesia.

Ambisi ini tak lain dilatar belakangi potensi pasar yang sangat besar. Studi terbaru Momentum Works mengatakan bahwa total nilai transaksi mobil bekas mencapai $600 juta; pihak Carsome mengatakan sudah berhasil menyumbang 1% di Asia Tenggara. Pasar di Malaysia, Indonesia, dan Thailand menyumbang sekitar 80% dari nilai pasar regional.

Beberapa pengembang platform digital di dunia juga telah mendapatkan traksi dan valuasi besar. Misalnya Cars24 di India, setelah mendapatkan pendanaan seri E senilai $200 juta mereka berhasil menyabet gelar unicorn. Status yang sama juga didapat Kavak di Meksiko; bahkan di Amerika Serikat platform Vroom berhasil mengumpulkan $468 juta dari penawaran umum perdana pada Juni 2020 lalu.

Application Information Will Show Up Here

Carsome Umumkan Pendanaan Seri C Senilai Lebih dari 701 Miliar Rupiah

Platform perdagangan mobil bekas Carsome hari ini (11/12) mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai $50 juta atau setara 701,5 miliar Rupiah. Putaran investasi ini diikuti MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Tambahan modal tersebut akan difokuskan untuk memperkuat pertumbuhan bisnis di negara-negara operasionalnya saat ini, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Juga segera lancarkan ekspansi ke negara baru di Asia Tenggara. Turut disampaikan Carsome akan meluncurkan produk finansial untuk dealer dan konsumen guna memudahkan proses transaksi.

Di tiga negara, perusahaan mengklaim telah membukukan sekitar 40 ribu transaksi jual-beli mobil per tahunnya senilai $300 juta. Portofolio layanan pinjaman yang sudah digulirkan satu tahun terakhir juga dinilai mendapat sambutan baik, untuk itu di waktu mendatang akan memperluas jumlah dan cakupan mitra, termasuk dengan perbankan dan lembaga finansial non-bank.

“Kami ingin menjadi (layaknya) jaringan Visa/Master untuk transaksi mobil dan membangun ekosistem mitra kolaboratif untuk memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di Asia Tenggara,” sambut Co-Founder & CEO Carsome Eric Cheng.

Ia turut memaparkan, bisnisnya telah mampu membantu lebih dari 6 ribu dealer mobil. Diyakini setara memproses transaksi 1% dari seluruh penjualan mobil bekas di kawasan regional.

Carsome juga akan memanfaatkan kemitraan strategis yang dijalin bersama MUFG, salah satunya dengan menjadikan Bank Danamon sebagai mitra pembiayaan di Indonesia. Sementara MUFG juga akan mengembangkan platform pembiayaan B2B dan B2C di bidang otomotif memanfaatkan data transaksi Carsome.

“MUFG Innovation Partners bersama dengan mitra perbankannya yakni Bank Danamon di Indonesia dan Bank Krungsri di Thailand akan berkolaborasi untuk mendukung strategi pertumbuhan Carsome seiring dengan solusi inovatif yang mereka berikan ke pasar dan menjalankan visi jangka panjangnya,” ujar President & CEO MUIP Nobutake Suzuki.

Sebelumnya pada Maret 2018 lalu, Carsome telah membuka putaran pendanaan seri B senilai $19 juta dari sejumlah investor. Ditutup dengan penambahan $8 juta pada Agustus 2018. Penguatan jajaran manajemen juga terus dilakukan, baru-baru ini mereka mengumumkan CMO dan CTO baru, yakni Danny Chin dan Chet Sin.

Situs Penjualan Mobil Terfavorit
Platform penjualan mobil bekas terfavorit menurut responden / DSResearch

DSResearch pernah menerbitkan laporan bertajuk “Car Marketplace Survey 2018“. Salah satu temuannya, Carsome jadi platform favorit nomor 2 untuk penjualan mobil bekas di Indonesia setelah BeliMobilGue.

Application Information Will Show Up Here

Marketplace Mobil Bekas Carsome Raih Pendanaan 260 Miliar untuk Memperkuat Pertumbuhan di Indonesia dan Thailand

Marketplace mobil bekas Carsome mengumumkan perolehan dana Seri B senilai $19 juta (sekitar 261 miliar Rupiah) yang dipimpin Burda Principal Investments. Dana bakal digunakan untuk memperkuat kehadiran dan pertumbuhan pasarnya di Indonesia dan Thailand. Keduanya adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara dengan total penjualan 3,6 juta kendaraan setiap tahunnya. Investor terdahulu, yaitu Gobi Partners, InnoVen Capital, dan Lumia Capital, juga turut berpartisipasi dalam putaran kali ini.

Pendanaan untuk Carsome adalah yang ketiga untuk marketplace mobil bekas Asia Tenggara awal tahun ini setelah di bulan Januari BeliMobilGue memperoleh pendanaan 50 miliar Rupiah dan Carmudi memperoleh 137 miliar Rupiah. Hal ini menegaskan menariknya pasar ini untuk disrupsi teknologi. Secara total nilai tahunan pasar mobil bekas Asia Tenggara diperkirakan mencapai $30 miliar (lebih dari 400 triliun Rupiah).

Secara regional, Carsome mengklaim total nilai transaksinya telah naik empat kali lipat dibanding Januari 2017. Mereka juga telah menambah jumlah pegawai menjadi lebih dari 150 orang di empat negara untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang pesat ini.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Carsome Eric Cheng mengatakan operasional Carsome di Indonesia sudah hadir di Indonesia sejak tahun lalu. Eric menyebutkan pihaknya memiliki mitra lokal yang membangun pondasi dan memiliki pemahaman tentang pasar otomotif lokal.

Berbeda dengan BeliMobilGue yang mensyaratkan inspeksi dilakukan di pusat inspeksi, Carsome saat ini mengatur proses inspeksi di berbagai tempat yang disukai konsumen, termasuk di rumah. Meskipun demikian, Eric menyebutkan pihaknya akan mulai menyediakan pusat inspeksi di berbagai area di kawasan Jabodetabek (dan kota-kota lain lebih lanjut tahun ini), karena ia menyadari kehadiran pusat inspeksi akan meningkatkan brand awareness. Dengan demikian penjual dan memiliki pemilihan terhadap kegiatan inspeksi ini.

Lebih lanjut, tentang proses inspeksi, Eric mengatakan, “Tim inspeksi kami memperoleh pelatihan intensif selama tiga minggu sebelum diterjunkan untuk melayani penjualan mobil. Inspeksi kami sangat teliti tapi cepat, sangat efisien karena hanya dilakukan selama satu jam. Setelah itu melalui aplikasi mobile mobil tersebut akan tersedia untuk ditawarkan ke semua dealer. Ketika penawaran diterima, kami memfasilitasi proses transfer kepemilikan dan pembayaran secara langsung. Proses ini [kami klaim] cepat, adil, dan gratis, untuk memastikan penjual mobil menikmati proses penjualan mobil yang tidak ribet.”

Di Indonesia sendiri Carsome akan fokus dulu ke pasar Jadebotabek dan akan menyusul kota-kota besar lainnya akhir tahun ini.

“Karena Indonesia adalah salah satu pasar kunci bagi Carsome, kami akan mengalokasikan sebagai besar dana [yang kami peroleh] untuk mendukung pertumbuhan. Kami yakin kami bisa menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan operasi dan meningkatkan usaha-usaha pemasaran untuk memastikan Carsome sebagai ‘kebiasaan baru’ untuk menjual mobil,” tutup Eric.