Startup Pengembang eSIM “Truely” Raih Pendanaan dari 1982 Ventures, Beenext, Kopital Ventures, dan Sejumlah Angels

Truely, penyedia layanan eSIM untuk pelancong, hari ini mengumumkan berhasil meraih pendanaan sebesar $3.5 juta atau setara Rp53,7 miliar dipimpin oleh 1982 Ventures. Pendanaan ini juga melibatkan partisipasi dari Beenext, Kopital Ventures, serta beberapa investor strategis, termasuk JJ Chai (ex-AirbnB), Kum Hong Siew (ex-Airbnb), HY Sia (Founder of Tranglo), Mohammad Gharaybeh, Qin En Looi, Eric Dadoun, dan Gilbert Relou.

Didirikan pada Juli 2023, Truely lahir sebagai spin-off dari Bikago Mobile, sebuah layanan eSIM yang sukses di Bali untuk para wisatawan internasional. Dengan memanfaatkan kesuksesan dalam menyediakan konektivitas tanpa hambatan bagi pengunjung di Bali, Truely kini berkembang menjadi pemain global dalam pasar eSIM.

Meskipun berkantor pusat di Singapura, Truely tetap terhubung dengan akarnya di Indonesia melalui pusat layanan pelanggan dan operasi 24/7 yang berlokasi di Bali, dengan tim beranggotakan 20 profesional Indonesia di bidang layanan pelanggan, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Pusat ini memainkan peran penting dalam mendukung operasional global Truely.

Truely hadir dengan teknologi Switchless™ eSIM yang memungkinkan pelancong mengakses paket data lokal di lebih dari 200 negara tanpa perlu mengganti kartu SIM fisik atau menghadapi biaya roaming yang mahal. Teknologi ini menawarkan pemasangan eSIM yang mudah, harga bersaing, dan dukungan 24/7 untuk memberikan pengalaman konektivitas yang mulus.

Dengan layanan yang kompatibel dengan sebagian besar smartphone modern, pengguna Truely dapat memasang eSIM tanpa perlu mengganti SIM asli mereka, serta memanfaatkan dual SIM untuk fleksibilitas tambahan. Aplikasi Truely kini tersedia di App Store dan Google Play, sehingga pengguna bisa langsung mendaftar melalui situs web atau aplikasi dan terhubung ke internet di mana pun mereka berada.

Menurut riset Kaleido Intelligence, pasar ritel eSIM diprediksi akan mencapai US$3.3 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan tahunan hampir 50%. Truely melihat peluang ini dan menawarkan paket fleksibel untuk berbagai jenis pelancong—mulai dari pekerja nomaden digital hingga keluarga yang berlibur—dengan tarif lokal yang kompetitif tanpa biaya roaming tambahan.

Dengan pendanaan baru ini, Truely berencana mengembangkan layanan B2B2C untuk operator perjalanan besar, maskapai, bandara, serta penyedia layanan lainnya. Mereka juga akan meluncurkan lebih banyak produk untuk memastikan pelancong tetap terhubung dengan tempat kerja dan keluarga mereka.

Founder & CEO Truely Simon Landsheer menyatakan, “Kami menciptakan Truely dengan fokus pada pengalaman pengguna. Teknologi eSIM kami yang fleksibel dan terjangkau menawarkan cakupan terbaik dengan kemudahan penggunaan yang tak tertandingi.”

Perjalanan Truely dari layanan lokal di Bali hingga menjadi pemimpin global menyoroti komitmen mereka dalam menyediakan konektivitas yang andal, terjangkau, dan mudah bagi pelancong di seluruh dunia. Pendanaan ini menempatkan Truely dalam posisi strategis untuk mendominasi pasar eSIM yang sedang berkembang pesat, terutama di tengah pemulihan perjalanan global pasca-pandemi.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Smartfren Technology Update 2020: Tingkatkan Kapasitas dan Jangkauan

2020 merupakan tahun yang sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, kegiatan bekerja dan sekolah di rumah diperkenalkan dan dijalankan dengan terpaksa. Oleh karena itu, kebutuhan internet menjadi lebih besar. Sementara itu, kepemilikan internet berbasis kabel pada setiap rumah belum banyak dimiliki.

Smartfren sebagai salah satu penyedia layanan internet berbasis seluler pun menjadi salah satu pilihan. Smartfren mencatat terjadi peningkatan traffic di berbagai wilayah operasional, dengan kenaikan tertinggi di wilayah-wilayah pemukiman. Oleh karena itu, Smartfren terus melakukan peningkatan kapasitas, coverage serta optimasi jaringan.

Kenaikan lalu lintas data internet Smartfren pada paruh kedua 2020 ternyata mencapai 24 % dibanding paruh pertama. Kenaikan traffic terbesar terjadi di Samarinda mencapai 58%, kemudian Semarang mencapai 38% dan Balikpapan mencapai 36%. Smartren juga melakukan penambahan kapasitas jaringan yang kini sudah meningkat 29% sekaligus perluasan coverage 4G yang sudah mencapai 21% secara nasional.

Smartfren Tech update 2020

“Sekarang kita sudah mengoptimasi 42% dari keseluruhan network, dan masih terus bertambah. Selain itu kami juga menerapkan berbagai teknologi yang memungkinkan akses internet berkecepatan tinggi,” jelas Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Communications Smartfren. Pada sisi teknologinya, saat ini Smartfren telah menerapkan sejumlah teknologi pada seluruh aspek network, yaitu multiple carrier, milimeter wave, small cell, 4×4 MIMO, Beam Forming, Full Duplex, serta 256 QAM.

Pada sisi produk, Smartfren memiliki teknologi eSIM terbaru. Teknologi ini baru diterapkan pada smartphone Samsung dan yang pasti, iPhone. Untuk menggunakan eSIM, pengguna hanya harus melakukan pemindaian kode QR saja dan langsung bisa terhubung ke network Smartfren. Teknologi ini juga memungkinkan iPhone generasi baru untuk bisa terhubung dengan dua operator seluler.

Kemana VoWiFi?

Bagi Anda yang belum tahu, saat ini Smartfren sudah memiliki teknologi yang bernama VoWiFi. Teknologi ini memungkinkan penggunanya untuk tetap dapat melakukan panggilan dan menerima SMS saat tidak ada sinyal dari jaringan Smartfren, asalkan terhubung dengan WiFi. Saat ini, hanya iPhone dan smartphone dari Xiaomi saja yang bisa menggunakan VoWiFi dari Smartfren dengan lancar. Mengapa?

Ternyata, Smartfren sendiri belum secara resmi meluncurkan teknologi VoWiFi tersebut. Pak Munir mengatakan bahwa secara network dari Smartfren sudah tidak ada masalah. Namun belum resminya VoWiFi dari Smartfren disebabkan oleh dua hal.

VoWiFi Xiaomi - Extra

Yang pertama adalah sesuai dengan undang-undang atau aturan dari pemerintah Indonesia. Smartfren juga masih menunggu karena WiFi belum dinyatakan sebagai sarana carrier yang diformalkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjadi carrier dalam telekomunikasi.

Alasan kedua yang menyebabkan Smartfren belum meresmikannya adalah karena komunikasi melalui aplikasi pihak ketiga lebih diminati. Aplikasi seperti Whatsapp, Skype, dan lain sebagainya saat ini sudah bisa digunakan untuk melakukan panggilan suara langsung saat terhubung dengan WiFi. Hal ini yang harus dilihat untuk mengetahui tren kedepannya.

Oleh karena itu, Pak Munir mengatakan bahwa pihak Smartfren juga harus menunggu. Jika memang nanti VoWiFi cukup bagus dan bisa diterima masyarakat serta pemerintah Indonesia juga sudah meresmikannya, dari sisi Smartfren sudah tidak ada masalah lagi. Smartfren juga akan langsung menjalankannya.

Huawei Watch 2 Pro Andalkan Konektivitas 4G LTE Lewat Teknologi eSIM

Bulan lalu, Apple Watch Series 3 membuat gebrakan dengan menghadirkan konektivitas 4G LTE lewat teknologi eSIM. eSIM, singkatan dari embedded SIM card, pada dasarnya merupakan chip khusus di dalam perangkat yang dapat diprogram sesuai kebutuhan oleh operator, tanpa perlu memasangkan kartu fisik sekalipun.

Teknologi ini memang masih tergolong baru, mengingat belum banyak operator yang mendukungnya. Kendati demikian, manfaat yang diberikan – membutuhkan ruang yang lebih kecil ketimbang slot SIM card standar, sehingga pabrikan bisa menciutkan dimensi perangkat semaksimal mungkin – dapat mengindikasikan peran pentingnya di industri smartwatch ke depannya.

Apple bukanlah satu-satunya yang sudah mengadopsi teknologi eSIM. Huawei baru-baru ini mengumumkan Huawei Watch 2 Pro, dan salah satu fitur unggulannya juga adalah eSIM. Keuntungan lain yang ditawarkan eSIM adalah, nomor milik smartwatch bisa sama dengan nomor ponsel yang di-pair; pengguna hanya perlu membeli paket data tambahan begitu saja.

Huawei Watch 2 Pro / Huawei

Selebihnya, Watch 2 Pro tampak identik dengan Watch 2 Classic, yang mencakup casing tahan air (IP68) berbahan stainless steel, bezel keramik dan strap kulit. Spesifikasinya pun sama: layar AMOLED 1,2 inci beresolusi 390 x 390, chipset Snapdragon Wear 2100, RAM 768 MB dan penyimpanan internal 4 GB.

Sensor-sensor seperti GPS dan heart-rate monitor tetap tersedia, demikian pula NFC untuk pembayaran elektronik. Terkait sistem operasi, Watch 2 Pro menjalankan Android Wear 2.0 versi khusus yang dioptimalkan untuk pasar Tiongkok, mengingat Huawei memang cuma memasarkannya di kampung halamannya saja.

Di JD.com, Huawei Watch 2 Pro dibanderol seharga 2.588 yuan, atau sekitar 5,3 juta rupiah. Dengan semakin banyaknya perangkat yang mengadopsi teknologi eSIM, saya yakin pihak operator bakal berupaya menghadirkan dukungan terhadapnya sesegera mungkin.

Sumber: Wareable dan Android Police.

Indosat Ooredoo Akomodasi Platform Slimduet Sebagai Solusi Distribusi SIM Virtual

Indosat Ooredoo sebagai salah satu pemain telekomunikasi Indonesia menawarkan solusi terkini yang memungkinkan penyediaan SIM prabayar secara virtual dengan menggandeng platform slimduet dari GreenRoam Alliance milik Taisys. Dengan solusi ini, turis asing yang datang ke Indonesia menggunakan kartu prabayar Indosat Ooredoo secara virtual menggunakan aplikasi slimduet.

Dikemukakan pada ajang Mobile World Congress (MWC) GSMA di Barcelona beberapa hari yang lalu, CEO Indosat Ooredeoo Alexander Rusli mengharapkan gagasan ini mampu membantu turis yang datang ke Indonesia untuk dapat membeli dan mengunduh kartu prabayar lokal Indosat Ooredoo lewat aplikasi slimduet. slimduet sendiri adalah ekosistem eSIM komersial pertama di dunia yang memungkinkan penyediaan SIM prabayar secara virtual milik perusahaan Singapura Taisys.

“Kami sangat gembira dengan kerja sama ini,  yang merupakan wujud dari komitmen kami untuk terus memberikan pengalaman digital kepada perlanggan melalui penyediaan solusi distribusi SIM card secara virtual untuk pelanggan, khususnya untuk para turis atau tamu mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Kami terus bertransformasi untuk menciptakan berbagai solusi dan inovasi digital, dan kami sangat bersemangat dalam menyediakan solusi  ini karena dapat memperluas peluang pasar dan bisnis kami,” kata Alex berdasarkan siaran resminya hari ini (26/2).

Memiliki 69 juta pelanggan di Indonesia, langkah ini dinilai sebaga upaya guna melayani 10 juta turis mancanegara yang berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya.

Chairman Taisys Jason Ho menambahkan, “Kami sangat menyambut Indosat Ooredoo sebagai anggota terbaru dari GreenRoam Alliance. Seluruh anggota Alliance memiliki akses ke produk dan solusi telco-centric yang komprehensif yang dirancang untuk membantu melewati tantangan pasar dan menciptakan sumber pendapatan baru melalui inovasi dan teknologi yang teruji. Kami yakin dua perusahaan akan bekerja sama untuk pengembangan bisnis ke depan.”

Sebelum kemitraan ini, kami turut memberitakan Indosaat Ooredoo yang menginisiasi tren eSIM yang mampu mengintegrasikan satu SIM card mampu beroperasi dalam koneksi jaringan seluler di lintas negara tanpa perlu menggantinya. Menggarap proyek ini, Indosat Ooredoo memilih operator dari Jepang DoCoMo.

Application Information Will Show Up Here

Indosat and DoCoMo to Present eSIM Solution

Recently, Indosat officially ratified an MoU with Japan-based DoCoMo to conduct a trial for international M2M (machine to machine) using DoCoMo’s eSIM device (3/8). The partnership will enable users to use only one SIM Card while traveling internationally. Continue reading Indosat and DoCoMo to Present eSIM Solution