MAX Ialah Exoskeleton Modular Untuk Para Pekerja

Meskipun istilah exoskeleton seolah-olah mempresentasikan teknologi masa depan, perangkat ini telah berhasil diciptakan sejak tahun 60-an. Penjelmaannya memang berbeda-beda, tapi fungsi mereka hampir sama: memberikan user kemampuan melakukan tugas-tugas berat. Namun umumnya, kendala produk exoskeleton terletak pada kepraktisan dan ongkos produksi yang tinggi.

SuitX punya solusi menarik buat mengatasi masalah itu. Bukannya menciptakan eksoskeleton ‘all-in-one’ yang kurang fleksibel, mereka memutuskan untuk memanfaatkan struktur modular dan memperkenalkan MAX – kependekat dari Modular Agile eXoskeleton. MAX didesain buat mempermudah Anda menyelesaikan berbagai pekerjaan, dan berkat rancangan inovatif serta harganya yang ekonomis, exoskeleton ini meraih dua penghargaan Saint Gobain Nova Innovation Awards.

MAX terdiri atas tiga komponen, yakni backX, shoulderX dan legX. Sesuai namanya, mereka diposisikan di punggung, bahu dan kaki. Uniknya, tiap modul bisa bekerja secara independen dalam kombinasi apapun tergantung dari kebutuhan Anda. Baik backX, shoulderX dan legX mampu merespons secara pintar dan tidak menghambat gerakan, misalnya saat naik tangga, mengemudi bahkan sewaktu bersepeda.

MAX 1

Dalam proses pengembangannya, developer telah menguji pemanfaatan MAX di berbagai ranah industri: konstruksi, perakitan kapal, di pabrik logam, logistik dan pergudangan, hingga pengangkutan bagasi di airport. Dalan evaluasi di laboratorium University of California, MAX mengurangi penggunaan otot sampai 60 persen. Walaupun masing-masing bagian dapat bekerja mandiri, performa MAX baru jadi maksimal jika semua komponennya terpasang.

backX dirancang untuk meminimalisir tekanan pada tulang punggung, pas di hampir semua ukuran tubuh, dan dapat dikenakan dalam waktu 30 detik. Strukturnya tangguh, anti-air, dan tidak memerlukan perhatian istimewa. Wujudnya juga low profile sehingga ia muat dipakai di ruangan sempit, bahkan bisa dikenakan bersama sabuk keselamatan ataupun jaket kerja. Ada dua tipe backX, yaitu Model S (berbobot 2kg) dan Model AC (3,2kg).

shoulderX sendiri memiliki fungsi utama untuk mengurangi tingkat kelelahan serta mengurai tekanan yang diterima tangan dan mendistribusikannya ke pinggul, tanpa menggunakan komputer ataupun actuator. Lalu, fokus legX adalah pada reduksi beban dipersendian dan otot kaki. Masing-masing modul mempunyai berat 5,6kg (saat kedua lengan shoulderX dipasang) dan 4,1kg.

Di situs mereka, SuitX belum menginformasikan kapan MAX dirilis dan berapa harga dari masing-masing komponen. Di awal tahun ini, developer telah mulai memasarkan exoskeleton PhoeniX, dibanderol di harga US$ 40 ribu.

Panasonic Pamerkan Baju Eksoskeleton Futuristis, Dispesialisasikan Untuk Industri

Pengembangan ‘jubah’ eksoskeleton sudah dilakukan cukup lama, dan seringkali ia muncul di beragam karya fiksi. Fungsi utama dari perangkat ini adalah melindungi pengguna dari bahaya atau memungkinkan kita mengangkat objek berat. Dan sebuah perusahaan ternama Jepang mencoba mengaplikasikan gagasan eksoskeleton demi meningkatkan produktivitas dan keselamatan.

Lewat video, Panasonic menyingkap beberapa exo-suit futuristis yang bisa memberikan pemakainya kekuatan mengangkat beban berat serta kemampuan menempuh jarak jauh. Namun sebelum Anda membayangkan menggunakannya untuk jadi superhero ala Iron Man, Panasonic sebetulnya menitikberatkan perancangan pada keperluan industri serta demi membantu penyandang disabilitas. Perangkat meliputi Assist Suit AWN-03 dan PLN-01.

Panasonic menjelaskan, mereka memanfaatkan sistem kendali canggih serta teknologi sensor untuk menciptakan robot bermotor yang dapat membantu mekanisme tubuh manusia. Mengusung nama Assist Robot, baju eksoskeleton itu dikembangkan oleh Activelink, salah satu perusahaan in-house Panasonic. Lewat device tersebut, developer menawarkan kemudahan pada para pekerja dengan meringankan beban fisik.

Panasonic Exoskeleton

AWN-03 dideskripsikan sebagai Assist Suit penopang punggung. Ia didesain khusus untuk mendukung area bawah tubuh, secara otomatis membaca gerakan user ketika ia mengangkat dan membawa objek berat – segera mengirim sinyal ke motor buat memicu mekanisme. AWN-03 juga menaikkan badan bagian atas saat kita bertumpu pada paha. Lewat teknik ini, tekanan ke area punggung bawah jadi berkurang sampai 15-kilogram.

Kapabilitas PLN-01 tidak kalah canggih. Diberi nama panggilan ‘Ninja’, eksoskeleton bisa meniru gerakan alami manusia, khususnya ketika berjalan atau berlari. Panasonic mencotohkan skenario penggunaan PLN-01: dalam proyek penghijauan hutan sewaktu Anda harus mendaki jalan setapak curam di pegunungan. Saat ini, Activelink sedang mengembangkan unit tubuh bagian atas Ninja, buat memudahkan pengguna membopong beban.

Panasonic sebetulnya sudah cukup lama mengeksplorasi ranah suit eksoskeleton. Tahun lalu, sang produsen asal Osaka itu sempat memamerkan eksoskeleton mirip robot Power Loader seperti di film Aliens.

Selain jajaran Assist Suit, Panasonic turut menyingkap Assist Robots untuk perawatan, contohnya adalah Resyone dan Self-Reliance Support Robot. Resyone ialah sebuah kombinasi antara tempat tidur elektrik dan kursi roda, dapat ‘terbelah’ dan berubah bentuk sewaktu diperlukan. Self-Reliance Support Robot sendiri bertugas membantu para orang tua, mampu memprediksi gerakan dan mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan.

Via Wired. Sumber: Business Wire.