[Simply Business] Fail Early, Fail Often (Part 2)

Tulisan ini adalah bagian kedua dari tulisan Dondi Hananto tentang prinsip Fail Early, Fail Often. Anda dapat membaca bagian pertama di sini.

Ok, jika kita sudah siap untuk mencoba berbicara kepada calon user/ customer, apa saja yang harus kita siapkan? Hal yang menarik yang benar-benar menjadi pelajaran untuk saya adalah: jangan langsung ungkapkan solusi yang kita miliki kepada mereka. Never start with an end product in mind. Apalagi kalau kita belum tahu benar bahwa problem yang ingin kita pecahkan adalah sebuah problem yang memang dirasakan oleh mereka. Tidak apa-apa kalau kita sudah membayangkan produk kita, tetapi validasi dulu problemnya. Apabila problem ternyata tidak cukup penting bagi para calon pengguna, produk kita tidak akan menjadi solusi yang tepat.

Continue reading [Simply Business] Fail Early, Fail Often (Part 2)

Learn to Fail, Fail to Learn

For people who pioneered a business, the word “fail” is a scary word. Loss of income, loss of pride; maybe it’s something that will be associated with the word “fail”. Like every other young people who live today that has “poisoned” by entrepreneur virus, also as a writer, I also have a small business. I must admit that until now, the business is not growing as expected. The available indicator hasn’t reached a condition referred to as a “success”.

Mark Pincus, CEO of Zynga, wrote an article titled “How to Fail” in Business Week. He talked about failure faced by him (many times) before finally succeeding with Zynga as one of the largest online game providers in the world. There he wrote a closing that is quite memorable for me. His quote is as follows:

I think failing is the best way to keep you grounded, curious, and humble. Success is dangerous because often you don’t understand why you succeeded. You almost always know why you’ve failed. You have a lot of time to think about it.

Continue reading Learn to Fail, Fail to Learn

Belajar untuk Gagal, Gagal supaya Belajar

Untuk orang-orang yang merintis suatu usaha, kata “gagal” adalah kata yang menakutkan. Kehilangan mata pencarian, kehilangan penghasilan, kehilangan kebanggaan; mungkin hal itu yang bakal terasosiasi dengan kata gagal. Seperti orang-orang muda lainnya yang hidup di jaman sekarang yang sudah “teracuni” oleh virus entrepreneur, selain sebagai penulis saya juga memiliki bisnis jualan barang kecil-kecilan. Saya harus akui bahwa sampai sekarang usaha tersebut tidak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Indikator yang ada belum mencapai suatu kondisi yang disebut sebagai “kesuksesan”.

Mark Pincus, CEO Zynga membuat sebuah tulisan berjudul “How to Fail” di Business Week. Dia bercerita soal kegagalan yang dihadapi olehnya (berkali-kali) hingga akhirnya sukses bersama Zynga menjadi salah satu penyedia permainan online terbesar di dunia. Di situ dia menuliskan penutup yang cukup memorable buat saya. Quote-nya adalah sebagai berikut:

I think failing is the best way to keep you grounded, curious, and humble. Success is dangerous because often you don’t understand why you succeeded. You almost always know why you’ve failed. You have a lot of time to think about it.

Continue reading Belajar untuk Gagal, Gagal supaya Belajar

Yes Plurk, I’m Sure!

Hari ini Plurk tampak agak menyebalkan untuk digunakan. Entah karena kesalah yang tidak disengaja atau memang dibuat sesuai keinginan dari tim pengembang Plurk. Setiap kali saya ingin mengklik link “Mark All As Read” dengan beberapa Responded Plurk maka Plurk akan menampilkan message seperti tampak di bawah.

Sebelumnya tidak pernah ada message seperti ini dan jujur saja hal ini sangat menganggu. Semoga bisa dihilangkan dalam tempo yang sesingkat-sesingkatnya.