Tiga Cara Lakukan Kegiatan Pemasaran Memanfaatkan “Targeted Ads”

Saat ini sudah banyak brand dan advertiser yang mempromosikan produk mereka secara masal, tanpa melakukan riset dan memanfaatkan data untuk menargetkan konsumen yang tepat. Idealnya adalah produk yang ingin dipasarkan bisa menarik perhatian konsumen dan kemudian langsung membeli, namun jika hal tersebut tidak dijalankan dengan tepat, bisa mengakibatkan pengeluaran yang tidak maksimal dalam jumlah yang besar.

Artikel berikut akan merangkum tiga cara untuk melakukan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan iklan yang tepat sasaran konsumen.

Cari tahu konsumen yang membutuhkan produk

Cara terbaik melakukan kegiatan pemasaran yang efektif adalah, dengan mencari tahu siapa saja konsumen yang saat ini sedang membutuhkan barang, layanan yang dimiliki brand. Lakukan langkah tersebut dengan memanfaatkan Marketing Tools atau layanan lainnya yang menyediakan data tersebut.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan media sosial dan lakukan pencarian memanfaatkan keywords. Kumpulkan data tersebut sebanyak mungkin, kemudian mulailah sebarkan promo tersebut.

Manfaatkan platform paid marketing tools

Saat ini Google dengan berbagai fitur untuk kegiatan berpromosi sudah menyediakan cara mudah untuk Anda melakukan kegiatan pemasaran dengan menargetkan konsumen yang tepat, demikian juga dan Facebook dan media sosial lainnya.

Jika Anda ingin memasarkan produk baru yang terbilang “niche“, cara ini bisa dilakukan untuk melihat siapa saja konsumen yang tertarik, memanfaatkan kategori yang telah tersedia.

“Facebook is the place to test new ideas and you can get started rather quickly by building a landing page where prospects can sign up to join a waiting list.”

Penyebaran promosi melalui word-of-mouth

Memanfaatkan testimoni dari konsumen yang sudah menggunakan layanan atau produk Anda juga bisa dilakukan untuk mendapatkan konsumen yang tepat, demikian juga dengan rekomendasi atau penyebaran secara word-of-mouth.

Selain lebih relevan dan menarik perhatian konsumen yang tepat, cara seperti ini juga bisa meyakinkan konsumen baru untuk mencoba produk Anda hingga kemudian membelinya.

“Word-of-mouth can be a great tailwind for consumer businesses and this type of activity is a good sign that might take place.”

Lima Cara Membangun Startup dari Kegagalan

Di sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial kedatangan Co-Founder dan CEO Prism Batista Harahap (Tista) yang membangun Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya.

Batista sudah cukup lama malang melintang di industri startup Indonesia. Ia sempat terlibat dengan pengembangan Urbanesia dan Ardent Labs, hingga kemudian mendirikan startup sendiri bernama Coral, sebuah layanan mobile marketplace yang menyasar segmen perempuan. Ketidakberhasilan mengembangkan Coral justru menjadi pelajaran Batista untuk membangun Prism dengan fitur-fitur seperti saat ini.

Dalam membangun startup, ketika tantangan kerap menghampiri, kegagalan merupakan “teman” yang selalu hadir dan menghambat bisnis startup. Menurut Batista, justru kegagalan tersebut merupakan cara tepat untuk bangun kembali dan membantu startup menciptakan produk yang lebih baik.

Batista mengupas lima tips penting bagi pendiri startup, ketika startup mengalami kegagalan.

“Menjadi sulit bagi startup untuk menemukan tindakan preventif yang bisa dilakukan saat startup melakukan kesalahan. Terima semua kesalahan dan kegagalan tersebut dan perbaiki dengan cepat agar bisa menciptakan produk startup yang tepat.”

Validasi produk dan manfaatkan feedback

Salah satu cara untuk bisa membuat produk yang relevan dan berfungsi baik untuk pengguna adalah menyampaikan ide produk dalam bentuk prototipe produk sederhana dalam waktu singkat.

Tampung semua feedback positif dan negatif yang didapatkan untuk kemudian diolah menjadi produk yang tepat dan disukai pengguna.

Jangan lupa untuk membina relasi yang baik dengan tim terkait pembuatan produk (programmer,Ui/UX Designer, dan lainnya). Dengan demikian, semua perubahan yang ada bisa diperbaiki secara langsung.

Hindari membuat produk yang terlalu “canggih”

Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial
Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial

Tujuan akhir produk dibuat adalah agar target pengguna bisa menggunakannya setiap hari. Produk yang menggunakan proses dan sistem yang terlalu rumit akan menyulitkan pengguna mengadopsi. Pada akhirnya pengguna malah meninggalkan produk tersebut. Buatlah produk yang sederhana dengan teknologi yang relevan dan tentunya bisa dipahami dengan baik oleh pengguna.

Ciptakan kultur perusahaan yang positif

Salah satu poin penting yang wajib dicermati pendiri startup adalah membina hubungan yang jujur dan terbuka dengan partner dan pegawai. Sampaikan masalah/kendala yang dialami startup dan ajak semua tim untuk memikul tanggung jawab tersebut, sekaligus memecahkan masalah yang ada. Hubungan yang terbuka bisa membuat dinamika kerja lebih baik dan tentunya lebih solid.

Ciptakan hubungan baik dengan klien

Jika saat ini produk startup Anda fokus untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada penjual atau pembeli, pastikan untuk memahami dan menempatkan posisi mereka sebagai prioritas Anda. Hadirkan solusi terbaik untuk mereka dan pastikan produk yang Anda ciptakan bisa membuat pekerjaan mereka lebih mudah dengan pilihan pembayaran yang beragam.

Fokus untuk monetisasi

Pada akhirnya produk yang Anda ciptakan bersama tim bertujuan untuk dijual ke target pasar dan memperoleh pendapatan. Jika startup Anda gagal menemukan target pengguna yang bersedia untuk membayar produk tersebut, proses pembuatan hingga penerapan teknologi yang paling canggih pun akan menjadi sia-sia. Pastikan produk bisa terjual dan menarik perhatian target pengguna untuk membayar.

Mengantisipasi dan Menyikapi Kebocoran Data

Di era yang semuanya serba digital data menjelma sebagai aset penting yang berharga bagi bisnis, termasuk juga bagi orang-orang lain yang tidak bertanggung jawab. Kebocoran data adalah musibah bagi bisnis. Selain merugikan secara operasional kebocoran data membawa dampak buruk bagi citra perusahaan secara keseluruhan, terlebih jika ada data pengguna. Tidak ada yang bisa menjamin seutuhnya keamanan sistem, untuk itu tindakan pencegahan dan tindakan menyikapi kejadian kebocoran data menjadi hal-hal yang harus disiapkan.

Sumber kebocoran data

Bak  air hujan selalu ada celah data mengalami kebocoran dari sistem-sistem yang sudah dibangun. Entah itu dikarenakan kelalaian pengguna, desain teknologi kurang baik, hingga penulisan kode program yang rentan. Banyak jalan menuju kejahatan-kejahatan yang berakibat pada kebocoran data.

Beberapa kelalaian manusia yang bisa menyebabkan kebocoran data biasanya terdapat pada pemilihan password yang lemah. Edukasi mengenai pemilihan password untuk akun-akun perusahaan dan penting ini wajib dilakukan di setiap lini bisnis. Kelalaian lainnya biasanya soal manajemen. Tentang siapa bisa akses apa dan dari mana saja. Pembatasan-pembatasan ini penting untuk memastikan data-data penting hanya diakses oleh orang-orang yang berhak.

Selanjutnya, jalur lain yang memungkinkan data-data penting bocor ada pada pemilihan teknologi, termasuk bagaimana para pengembang menuliskan kode-kode mereka. Harus diuji tidak hanya mengenai fungsionalitasnya tetapi juga mengenai seberapa aman kode yang mereka bangun.

Tetap waspada

Kebocoran data bisa menimpa siapa saja, perusahaan mana pun memiliki risiko untuk terdampak kebocoran data. Perusahaan-perusahaan besar semacam Sony dan Equifak pun pernah menjadi korban. Untuk itu tetap waspada menjadi pilihan utama untuk menghindari bisnis terdampak. Untuk itu diperlukan beberapa antisipasi di berbagai level.

Cara pertama yang bisa diambil adalah menguji dan memastikan rencana respons terhadap kejadian-kejadian yang bersifat merugikan. Seperti serangan hacking dan semacamnya. Jika rancangan penanggulangan sudah ditetapkan jangan ragu untuk memastikan rencana atau rancangan tersebut bekerja sesuai dengan semestinya. Buat simulasi atau skenario kejadian agar rencana tersebut bisa dibuktikan.

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan review  dan menindaklanjuti laporan keamanan di periode-periode sebelumnya. Lihat pola serangan yang muncul, lakukan tindakan antisipasi, sembari mendokumentasikan jenis serangan lengkap dengan sumber dan apa target. Hal tersebut bisa berguna untuk memetakan mana sistem yang rentan dan mana yang harus diprioritaskan.

Untuk memastikan sistem aman secara menyeluruh sistem-sistem yang terintegrasi dengan pihak ketiga juga harus diperhatikan, diuji, dan diawasi. Ini mencegah data bocor dari celah kolaborasi sistem yang seharusnya membawa banyak manfaat. Pilihan selanjutnya yang bisa diambil untuk langkah antisipasi adalah dengan menyiapkan asuransi untuk aset-aset digital yang ada. Termasuk data-data penting, data-data pengguna.

Yang dilakukan setelah kejadian

Selalu mengesalkan jika bisnis yang dijalankan terdampak kebocoran data. Hanya saja untuk mengantisipasi hal tersebut jangan fokus pada penyesalan dan mengutuk keadaan, gerakan tim teknis untuk mengantisipasi kebocoran meluas dan segera mengondisikan keadaan.

Bukti, jejak, atau footprint itu penting untuk bukti digital forensik. Jika ditemukan kebocoran data di server atau di salah satu komputer di dalam kantor coba amankan komputer tersebut. Rekam jejak di perangkat seperti Usb, wireless, harddisk, ram, dan lainnya bisa sangat berharga untuk mencari tersangka, atau paling tidak mengetahui sumber serangan.

Untuk mengantisipasi kebocoran data yang lebih jauh dan mencegah backdoor atau malware atau perangkat lunak “jahat” menjangkiti lebih banyak komputer mencabut koneksi ke jaringan utama bisa dilakukan. Sambil terus memantau apakah ada data-data yang hilang atau berubah.

Kiat CEO Kata.ai Irzan Raditya Membangun Kultur Perusahaan

Ada banyak aspek untuk mempertahankan bisnis tetap berjalan. Sebagai bisnis yang baru dirintis, perjuangan startup jelas semakin berat. DailySocial berkesempatan untuk mendengar cerita Irzan Aditya, co-founder dan CEO Kata.ai, salah satu startup yang menyediakan chatbot yang menguasai bahasa Indonesia dengan teknologi NLP (Natural Language Processing). Salah satu implementasi Kata.ai adalah asisten Virtual Veronica milik Telkomsel.

Irzan mencapai kondisi saat ini bukan tanpa tantangan. Ia memulai Kata.ai karena melihat peluang di sektor penyedia layanan chat bot dengan NLP. Kini Kata.ai menjadi salah satu pioneer di sektor ini dan terus fokus untuk mencapai tujuan perusahaannya.

Kepada DailySocial, Irzan menuturkan langkah pertama untuk memastikan suatu organisasi dapat bergerak fokus mencapai tujuan dan menghadapi hambatan adalah dengan memastikan tim diisi orang-orang yang tepat. Membangun tim yang berkualitas adalah kunci dan untuk itu perlu dibangun kultur dan value perusahaan.

Berikut beberapa value yang saat ini diterapkan Irzan untuk Kata.ai dalam upayanya berjuang mencapai tujuan dan tetap tangguh menghadapi cobaan yang ada.

Fast

Dalam dunia teknologi, kecepatan adalah kunci yang dapat membedakan suatu pemenang dari yang lainnya pada suatu kompetisi. Hal ini dapat diaplikasikan pada kecepatan berinovasi, iterasi produk, memecahkan masalah, adaptasi dengan perubahan, perekrutan karyawan, respon komunikasi internal dan eksternal, dan lain-lain.

Ask Why

Penting bagi seluruh tim untuk memiliki pola pikir yang kritis dan menganalisis suatu permasalahan atau alasan-alasan dari keputusan yang diambil. Dari sanalah kultur data-driven terbentuk. Seluruh keputusan harus bisa dicari justifikasinya berdasarkan data-data yang ada. Seluruh alasan tersebut akan merujuk balik ke higher purpose: “Why the company exists at the first place”.

Innovation

Di era pertumbuhan teknologi yang eksponensial seperti ini peting untuk memiliki semangat berinovasi yang hadir di setiap individu yang tergabung untuk mencoba hal baru demi mengembangkan solusi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Salah satu yang dilakukan di Kata.ai adalah dengan melakukan internal hackathon untuk menggali ide-ide menarik atau inovasi apa saja yang bisa dikembangkan.

“Kami percaya inovasi bisa datang dari masing-masing individu yang tergabung di Kata.ai, tidak hanya datang dari para pendiri atau manajemen,” cerita Irzan.

Tough

Perjalanan suatu perusahaan tidak akan pernah mulus. Kendala akan hadir dari mana saja baik dari faktor internal ataupun faktor eksternal. Maka dari itu, ketangguhan / resiliency dari setiap individu dibutuhkan untuk tetap bisa bertahan dalam menghadapi hambatan yang ada. Salah satu contohnya adalah perjalanan Irzan yang memutuskan pivot dari YesBoss ke Kata.ai. Menurutnya tanpa ketangguhan dari tim yang tergabung, belum tentu ada Kata.ai saat ini.

Humble

Nilai terakhir yang disebut Irzan adalah humble. Menurutnya terlepas dari apa pun yang dibangun dari segi teknologi dan bisnis, ia percaya selalu ada langit di atas langit. Untuk itu Irzan dan tim berusaha tetap menjadi yang terdepan tetapi dengan kerendahan hati ia dan tim bisa terus belajar dan menjadi yang lebih baik setiap harinya.

“Jika huruf-huruf depan dari nilai nilai di atas digabungkan maka akan didapatkan, F-A-I-T-H, tim kami harus yakin dan percaya apapun yang kami upayakan dan bangun saat ini khususnya di ranah kecerdasan buatan dan chatbot dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di kemudian hari kelak,” pungkas Irzan.

Empat Hal yang Wajib Dicermati Pengembang Lokal

Sebagai sebuah developer hub, kehadiran Dicoding selama ini konsisten untuk menjadi wadah yang menjembatani kemampuan para pengembang lokal dengan berbagai kesempatan dan akses belajar yang lebih luas. Makin maraknya kehadiran startup di Indonesia saat ini ternyata tidak dibarengi dengan jumlah pengembang lokal yang cukup dan berkualitas baik.

Menurut CEO Dicoding Indonesia Narenda Wicaksono, ada beberapa alasan mengapa para pengembang lokal saat ini masih terbilang memiliki self learning yang rendah. Menurut Narenda, untuk menjadi pengembang yang berkualitas, kemampuan untuk menambah wawasan dan terus memperkaya pengetahuan wajib dimiliki oleh seorang pengembang.

Menurut Narenda, hal-hal penting yang wajib dicermati pengembang:

Self learning

Dari hasil wawancara dengan beberapa HR perusahaan teknologi, salah satu kelemahan pengembang tanah air adalah kemampuan self learning yang rendah. Padahal skill ini sangat penting untuk bisa bertahan di era digital berkembang dengan cepat. Mengikuti kelas akademi bisa menjadi salah satu cara untuk mengasah self learning agar memiliki pencapaian yang terencana.

Mencari Tantangan

Teknologi berkembang secepat kilat dan musuh pengembang adalah zona nyaman. Sesungguhnya sangat beruntung bila seorang pengembang memiliki manager yang selalu memberikan tantangan. Bila tidak, bisa dengan mengikuti kontes online atau hackathon yang sekarang cukup menjamur. Bekerja di startup baru juga akan memberikan adrenalin yang kurang lebih sama.

Membangun Portofolio

Puncak karir seorang pengembang adalah menjadi C level atau pemilik perusahaan teknologi. Berdasarkan hasil riset, dibutuhkan waktu minimal satu tahun untuk membangun sebuah MVP (Minimum Viable Product) yang layak. Waktu tiga tahun adalah waktu minimal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah produk digital. Memang tidak semua pengembang memiliki bakat untuk menjadi seorang entrepreneur, tapi memiliki produk dalam bentuk “library” adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk dicapai.

Bergabung dengan Komunitas

Seorang pengembang yang berbagi ilmu akan membuat ilmunya tersebut semakin berkembang. Bila semua pengembang dalam komunitas tersebut memiliki visi berbagi yang sama, maka komunitas akan berkembang secara positif memberikan implikasi kepada anggotanya. Piramida ekosistem akan terbentuk memberikan dampak yang masif sehingga menjadi magnet untuk employer, investor, akademi, dan pemerintah untuk ikut berkontribusi.

Tips Membangun Marketplace Seperti Tokopedia

Perjalanan Tokopedia sejak 2009 hingga menyandang status perusahaan unicorn pada tahun ini, merupakan suatu perjalanan yang panjang dan dapat menjadi inspirasi bagi semua orang. Terhitung Tokopedia telah memiliki 70 juta produk, 40 juta pengguna, 2 juta pedagang dengan pertumbuhan bisnis secara rerata 200% tiap tahunnya.

Dalam suatu kesempatan forum ekonomi yang diadakan Harian Kompas (26/10), dibahas Tren Gaya Hidup Digital yang turut mengundang Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Dalam kesempatan tersebut, William banyak menceritakan tips apa saja yang dilakukan Tokopedia selama ini dalam membangun layanannya.

[Baca juga: Uber dan Tokopedia Resmi Bermitra, Jual Uber Gift Card Secara Online]

Tidak perlu membuat perusahaan saingan, namun apa yang dilakukan Tokopedia selama ini bisa menjadi suatu bekal pelajaran bagi founder startup lainnya dalam membangun perusahaan. Berikut rangkumannya:

1. Memakai konsep kolaborasi

Tokopedia adalah perusahaan yang tidak memiliki aset sama sekali, termasuk untuk logistiknya. Untuk itu perusahaan menggunakan kolaborasi dengan 13 perusahaan logistik baik nasional, mulai dari Pos Indonesia, JNE, Tiki, hingga Go-Send dari Go-Jek.

“Bahkan inovasi terbaru kami, untuk penjual yang berada di lokasi yang sama dengan pembeli ada layanan antar di hari itu juga.”

Untuk segi pembayarannya, Tokopedia juga bekerja sama dengan seluruh bank, internet banking, e-wallet, kartu kredit, untuk menerima seluruh transaksi. Pedagang pun dalam kurang dari dua menit, toko online-nya sudah langsung terintegrasi dengan kanal pembayaran. Sebab, Tokopedia menggunakan konsep rekening bersama sehingga setiap transaksi akan masuk ke rekening Tokopedia terlebih dahulu baru diteruskan ke pembeli.

Pedagang juga tidak perlu memulai untuk membangun jaringan logistik, karena mereka tinggal mengintegrasikan tokonya dengan jaringan Tokopedia.

“Karena baru 36% penduduk dewasa yang sudah punya rekening, makanya kami kerja sama dengan peritel offline untuk melayani pembayaran seperti gerai Alfamart, Indomaret, JNE, dan Pos Indonesia.”

2. Identifikasi kebutuhan konsumen bukan dari keinginannya

Menurut William, pihaknya sangat menekankan pada identifikasi kebutuhan konsumen bukan dari keinginannya saja. Hal ini terlihat dari dukungan yang diberikan Tokopedia untuk gerakan nasional non tunai (GNNT). Pihaknya sampai detik ini tidak menyediakan layanan cash on delivery (COD) karena dianggap sangat mahal dan justru kontradiktif dengan semangat GNNT.

Untuk mengurangi ketergantungan COD, Tokopedia menggunakan strategi dengan menumbuhkan kepercayaan konsumen dengan rekening bersama (rekber) dan rating penjual. Jadi konsumen membayar barang ke Tokopedia terlebih dahulu, baru diteruskan ke penjual ketika barang sudah diterima.’

“Untuk meng-address masalah masyarakat Indonesia yang sudah belanja online, tapi pembayaran belum online? Kita bekerja sama dengan Indomaret, Alfamart, Kantor Pos dan JNE untuk menerima pembayaran tunai.”

Solusi lainnya yang dipecahkan Tokopedia adalah mengenai akses kredit yang masih susah ke perbankan atau layanan keuangan lainnya. Pedagang sangat bergantung pada pemberian kredit untuk kelancaran bisnisnya. Mengingat modalnya yang masih terbatas, sehingga mempengaruhi kapasitasnya dalam memproduksi barang.

Tokopedia luncurkan progam Mitra Toppers untuk bantu penjualnya mendapatkan pinjaman modal / Tokopedia
Tokopedia luncurkan progam Mitra Toppers untuk bantu penjualnya mendapatkan pinjaman modal / Tokopedia

Untuk menyelesaikan itu, sejak awal tahun ini Tokopedia menyediakan layanan kredit usaha dengan menggandeng bank, startup fintech lending, dan multifinance.

Jaminan yang ditawarkan dari Tokopedia untuk institusi keuangan adalah data penjual. Seperti lama penjual bergabung di Tokopedia, bagaimana transaksinya, dan lain sebagainya.

“Dengan adanya data yang terukur, bisa menjadi collateral untuk institusi keuangan. Lagipula ini kredit produktif, yang ditujukan langsung untuk pengembangan usaha. Sejauh ini, NPL-nya untuk layanan kredit usaha masih 0%.”

3. Menciptakan inovasi yang menyelesaikan 10 kali lipat lebih baik

Konsep belajar lewat mesin waktu menjadi suatu pedoman bagi Tokopedia dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini terlihat dari upaya perusahaan untuk tetap inline dengan pemerintah, lewat peluncuran layanan pembayaran tagihan pajak bumi dan bangunan (PBB) mulai awal Oktoberi 2017 ini.

Untuk langkah awal, baru diperuntukkan untuk pengguna Tokopedia yang ada di Jakarta karena sudah bermitra dengan Bank DKI.

“Setiap bulannya kami rutin mengeluarkan layanan terbaru untuk menyelesaikan masalah 10 kali lebih baik. Inovasi fintech itu akan mengurangi korupsi. Untuk ke depannya kalau ada denda, bisa langsung dibayarkan secara online. Ini akan lebih transparan.”

Hingga kini, Tokopedia memiliki 27 produk digital yang dapat digunakan 40 juta penggunanya.

Untuk masalah regional yang dihadapi tiap daerah, Tokopedia bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyelesaikan isu daya saing UKM. Beberapa pemerintah yang sudah teken kerja sama adalah Bandung dan Jakarta. Pemerintah mendapat akses data penjual asli daerahnya, untuk menjawab suatu isu yang sedang terjadi.

Tujuannya tak lain, pemerintah provinsi dapat membuat suatu keputusan yang lebih baik dan tepat sasaran untuk kemajuan bersama.

“Bermitra dengan pemerintah, seluruh institusi, untuk masyarakat Indonesia dalam ekosistem Tokopedia, kita menyebutnya sebagai model bisnis paling indah di dunia. Karena kami tidak ingin memajukan nama Tokepedia saja, tapi juga seluruh pihak,” pungkasnya.

Empat Cara Tepat Melakukan Kegiatan Pemasaran Memanfaatkan Email

Saat ini masih banyak perusahaan hingga brand besar yang memanfaatkan email sebagai media untuk kegiatan pemasaran dan berkomunikasi dengan pelanggan. Meskipun terbilang cara yang cukup mudah dan lebih menghemat budget, pemanfaatan email marketing idealnya harus diterapkan dengan tepat. Jangan mengirimkan email marketing tanpa dilengkapi konten yang menarik dan menargetkan pengguna yang relevan. Jika tidak diterapkan dengan benar, bakal menjadi spam dan tentunya tidak dilihat dengan baik oleh pengguna.

Sebagai salah satu platform untuk Marketing Automation yang memanfaatkan Email, SMS, Voice, Push Nitification, Browser Notification, Web Messaging, In-app Messaging dan Audience Targeting, Netcore Solution yang berbasis komputasi awan, mengklaim bisa memberikan layanan yang terbaik dan tentunya tepat sasaran untuk perusahaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Senior VP Global Enterprise Sales Netcore Solutions Abithab Bhaskar:

“Jika perusahaan banyak melakukan kesalahan ketika sedang melakukan kegiatan pemasaran melalui email, pasti akan banyak pelanggan yang unsusbcribe layanan mailing list tersebut karena tidak relevan dengan mereka.”

Berikut ini adalah 4 tips melakukan kegiatan pemasaran menggunakan email yang tepat.

Kumpulkan dan olah data yang dimiliki

Saat perusahaan sudah memiliki cukup banyak data dan informasi terkait email dari pelanggan, coba di data dengan baik dan cari tahu latar belakang hingga hal-hal yang disukai oleh pelanggan tersebut. Buat kategori untuk masing-masing pelanggan, agar ketika sedang bersiap membuat konten, bisa disasar dengan benar target pelanggan yang tepat.

Personalisasi

Saat ini sudah banyak situs hingga email marketing dari perusahaan yang menyampaikan sapaan dengan nama langsung dari pelanggan. Hal tersebut menurut Bhaskar sangat ideal untuk dilakukan. Dengan demikian pelanggan yang awalnya merasa terganggu mendapatkan email dari perusahaan soal promo hingga informasi terbaru, bisa lebih menerima email yang masuk karena kata sapaan tadi yang bersifat personal.

Buat konten yang menarik

Konten yang menarik dan secara berkala menyampaikan promo, diskon atau penawaran lainnya tentunya bisa lebih menarik perhatian pengguna, dibandingkan dengan email marketing yang kurang menarik dan tidak memiliki konten yang cukup. Untuk itu buatlah konten yang menarik, dengan informasi yang bermanfaat untuk pelanggan.

Melakukan follow-up kepada pelanggan

Jika email marketing yang dikirimkan tidak dibuka oleh pelanggan Anda, cobalah cara lain untuk menarik perhatian mereka. Bisa memanfaatkan channel lain seperti SMS atau lainnya. Buatlah masing-masing informasi berbeda dan sesingkat mungkin, agar bisa diterima dan tentunya dibaca oleh pelanggan yang diincar.

Lima Strategi Menjual Ide Startup ke Klien Konvensional

Di era digital ini, Anda butuh menjual ide bisnis yang “out of the box” untuk menarik calon konsumen. Tidak sekadar menjual ide lama dengan bungkusan baru saja. Akan tetapi, memiliki ide berani bakal tidak berarti apa-apa jika Anda tidak bisa menjualnya. Apalagi ketika menghadap calon klien yang pemikirannya masih konvensional.

Mengapa demikian? Sebab kebanyakan orang konservatif sangat takut pada ide kreatif. Menurut mereka, gagasan baru itu asing di telinga mereka, sehingga cenderung dianggap berisiko. Meski, risiko itu adalah sesuatu yang tidak dapat terelakkan dalam dunia bisnis.

Apalagi dalam era disruptive ini, bisnis startup tidak bisa dianggap sebagai koin yang memiliki risiko di satu sisi dan keamanan di sisi lainnya. Bisnis itu seperti koin dengan pisau bermata dua. Tidak mengambil risiko itu berisiko dan jika berani mengambil risiko, nah itu berisiko juga.

Artikel ini akan mengulas lebih jauh strategi apa saja yang perlu Anda terapkan saat menjual ide startup yang menarik ke calon klien. Berikut rangkumannya:

1. Buat gambaran yang sangat jelas di pikiran klien

Jika tujuan Anda adalah mendaratkan akun utama dengan hubungan jangka panjang, bagaimana Anda bisa membantu orang lain memvisualisasikan sasaran yang spesifik? Contohnya, daripada menjanjikan peningkatan pertumbuhan atau keuntungan, dapatkan Anda menguraikannya jadi lebih eksplisit?

Dapatkan Anda membuat gambaran yang jelas tentang masa depan yang akan terlihat setahun dari sekarang? Seperti apa perusahaan nantinya? Kemudian, akan ada berapa banyak karyawan dan konsumen? Bagaimana dengan proyeksi penjualan Anda pada lima tahun mendatang?

2. Bangun argumen dengan alasan paling rasional

Kesalahan terbesar yang saya lihat adalah menjual ide tanpa melampirkan bukti tak berwujud dan klaim singkat, atau abstrak. Apabila Anda mengeleminasi berbagai variabel dengan menghilangkan keabstrakan tersebut, Anda dapat menunjukkan kontrol.

Kelilingi ide Anda dengan informasi sebanyak mungkin, termasuk jadwal, biaya yang diantisipasi, calon mitra, dan sebagainya. Membuat hipotesis dalam hal ini diperbolehkan, namun harus spesifik.

3. Validasi dengan membandingkan kondisi setara

Validasikan keabsahan ide Anda dengan studi kasus. Buat bukti dan hubungan paralel dengan ide Anda. Idealnya, validasi ini akan datang dari pengalaman Anda pribadi atau bisnis Anda sendiri.

4. Tentukan risiko dengan perilaku pelanggan

Tunjukkan bagaimana tren yang lebih besar (seperti munculnya era milenium, laju media sosial, atau peningkatan risiko di daerah perkotaan) untuk memperkuat poin Anda. Kemudian, tunjukkan bagaimana ide yang Anda ajukan sesuai dengan tren yang lebih besar ini.

5. Bantu konsumen untuk bisa menjual ide Anda

Seringkali, orang yang Anda hadapi bukanlah decision maker. Mereka perlu mendapatkan keputusan dari orang lain. Bantu mereka dengan memberi alat yang dapat permudah mereka untuk menjualnya. Untuk itu saat menyusun presentasi, pastikan bahwa mereka dapat berdiri tanpa Anda, dengan menyediakan amunisi yang mumpuni.

Mengoptimalkan Penggunakan Perangkat Lunak Manajemen Proyek

Bisnis dewasa ini banyak memanfaatkan perangkat lunak untuk performa dan kegiatan operasionalnya. Salah satu yang paling populer adalah perangkat lunak manajemen proyek. Selain sudah mulai tersedia banyak pilihan, teknologi juga membuat perangkat lunak tersebut semakin lengkap dengan beberapa fitur integrasi yang disediakan. Namun, penggunaan perangkat lunak ini tidak serta merta langsung melejitkan performa bisnis, ada kendala-kendala yang harus dihindari.

Berikut beberapa daftar kendala yang harus disikapi ketika sudah memutuskan menggunakan layanan manajemen proyek agar penggunaannya optimal.

Kurangnya tujuan dan tolok ukur yang jelas

Produk SaaS (Software as s Services) manajemen proyek menawarkan banyak jenis fitur sehingga sulit diterapkan di bisnis jika tidak memiliki tujuan yang jelas. Mekanisme penggunaan solusi SaaS harus dimulai dengan analisis kebutuhan bisnis. Cari fitur yang sesuai, bahkan yang cocok dengan niche yang diambil. Jangan ragu untuk mencoba, kebanyakan fitur manajemen produk menawarkan pilihan uji coba gratis untuk beberapa hari. Dari uji coba tersebut, coba simulasikan kerja dan ukur performanya. Pastikan solusinya bisa, dilakukan, dimengerti, dikelola, dan bermanfaat.

Kurangnya pelatihan penggunaan perangkat lunak

Pada saat memutuskan untuk bertransformasi dengan menggunakan perangkat lunak manajemen proyek salah satu kesalahan pertama yang harus dihindari adalah membiarkan karyawan mencoba dan mempelajarinya sendiri. Sebagai sebuah tim, dan sebuah bisnis, sangat penting untuk memberikan wawasan atau pelatihan mengenai penggunaan perangkat lunak tersebut. Tujuan jelas, mengurangi risiko kesalahan atau human error karena masalah  teknis. Hal-hal seperti bagaimana melacak tugas masing-masing, mengelola kontak, berbagi data, dan lainnya wajib dimiliki oleh semua orang dalam tim, tanpa terkecuali

Kurang memprioritaskan proyek

Bisnis biasanya bekerja dengan lebih dari satu proyek. Di saat itu anggota tim diwajibkan memiliki kemampuan bekerja paralel mengerjakan beberapa pekerjaan atau proyek secara bergantian dengan dinamis, tujuan tentu untuk menyelesaikannya tepat waktu. Namun, salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak adanya atau kurangnya kejelian bisnis dalam menentukan prioritas.

Harusnya, untuk mengurangi beban karyawan dan anggota tim lainnya, bisnis bisa membagi proyek-proyek tersebut menjadi beberapa pekerjaan kecil yang kemudian di-plot ke masing-masing. Selain itu, setiap pekerjaan juga harus ditandai, mana yang harus diselesaikan dahulu atau prioritas dan yang bisa menunggu.

Kurangnya komunikasi

Salah satu keuntungan menggunakan perangkat lunak manajemen proyek adalah semua terkontrol dengan baik. Waktu jatuh tempo, pekerjaan yang sedang dikerjakan, pekerjaan dan direncanakan semua terdata. Salah satu yang harus ada di samping itu semua adalah komunikasi. Setiap anggota tim harus tetap berkomunikasi dengan masing-masing penanggung jawabnya. Tujuannya agar pemimpinnya bisa mengontrol progres dan kendala yang terjadi. Semakin cepat masalah ditemukan semakin cepat masalah bisa diselesaikan.

Memetik Ilmu Karyawan untuk Para Founder Startup

Membangun tim itu menjadi hal yang penting untuk dilakukan, namun belajar dari tim itu adalah hal lain. Jika Anda meluangkan waktu untuk mendengarkan karyawan Anda, maka Anda akan tumbuh sebagai pribadi yang baik sebab kegiatan tersebut akan membantu dalam pengembangan bisnis.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut ilmu seperti apa yang bisa Anda pelajari sebagai founder dari karyawan Anda. Berikut rangkumannya:

1 Karyawan lebih pintar dari Anda

Karyawan telah mengajari Anda bahwa mereka lebih pintar dari jenis pekerjaan yang biasa ditangani, seharusnya memang demikian. Sebab hal ini akan membantu Anda dalam membuat keputusan untuk merekrut talenta jadi lebih baik.

Anda dapat mengidentifikasi apakah seorang kandidat dapat mengajari Anda suatu ilmu yang baru dan bisa memberi nilai bagi perusahaan. Juga, membantu Anda menyadari bahwa Anda tidak mungkin bakal tidak acuh kepada karyawan yang benar-benar memberikan nilai lebih bagi perusahaan dengan memberikan peluang karir yang lebih.

2. Kepercayaan dan delegasi pekerjaan itu penting

Berbicara mengenai kepercayaan dalam tim itu cukup biasa, namun jadi tidak biasa ketika Anda ingin mendelegasikan tugas ke karyawan. Cukup sulit memang untuk membiarkan orang lain melakukan suatu pekerjaan dengan cara mereka. Anda bakal belajar untuk mempercayai kemampuan tim dan membiarkan mereka menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Anda harus yakin bahwa ada banyak cara untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Ketidaksepakatan bukan berarti selalu buruk

Seorang karyawan sejatinya tidak boleh takut untuk tidak setuju dengan atasan mereka. Jika Anda menerapkan ini dalam lingkungan kerja, maka Anda akan menemukan banyak hal yang berkesan ditawarkan oleh karyawan. Mereka jadi tidak takut mengemukakan pendapat yang berbeda. Bisa ditarik kesimpulan bahwa ketidaksepakatan bisa menjadi hal yang sehat dan benar-benar bisa membantu bisnis lebih berkembang.

4. Berbeda perspektif membuahkan inspirasi baru

Tidak jauh dari poin sebelumnya, saat Anda bekerja pasti selalu mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas. Anda menyadari bahwa karyawan adalah sumber inspirasi terbaik karena mereka tidak berpikir seperti Anda. Namun, mereka harus menghadapi masalah yang sama.

Dengan berbagai perspektif yang mengarah pada satu titik pemecahan masalah, maka tim akan mendapatkan inspirasi baru. Membuahkan sebuah solusi yang dapat dipakai semua orang, pekerjaan pun jadi lebih cepat terselesaikan.