Pemerintah Indonesia Juga Blokir Fight of Gods, Steam Tetap Bisa Diakses Secara Normal

Minggu lalu, pemblokiran Steam oleh pemerintah Malaysia terkait game yang dianggap melecehkan agama membuat kehebohan di kalangan gamer. Para user khawatir, tindakan tersebut akan memicu upaya serupa tiap kali pemerintah menemukan permainan yang bertentangan dengan pandangan mereka. Ada belasan ribu game di Steam, jadi peluang menemukan judul-judul ‘antik’ seperti Fight of Gods cukup besar.

Pemerintah Indonesia sendiri akhirnya mengambil langkah yang sama, tapi tanpa ada pemutusan akses ke Steam. Gamer lokal bisa menikmati permainan-permainan Steam secara normal. Namun jika Anda mengecek laman Fight of Gods sekarang, akan muncul notifikasi eror bertuliskan ‘item ini sedang tidak tersedia di wilayah Anda’. Bahkan ketika search bar digunakan, Fight of Gods tak lagi keluar. Alasannya adalah karena Kemenkominfo sudah mengajukan permintaan pemblokiran game pada Steam.

Via Kompas, Noor Iza selaku juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, permohonan penutupan akses dikirimkan pada hari Rabu minggu ini. Kemenkominfo memberikan waktu dua kali 24 jam bagi Valve untuk melakukannya. Berdasarkan perhitungan kasar, maka tenggat waktunya adalah hari Jumat ini. Namun tampaknya publisher merespons dengan tanggap. Fight of Gods sudah tak lagi dapat dibeli sejak kemarin.

Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan juga berkomentar, “Permainan ini tak layak untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kita adalah bangsa yang beragama, simbol-simbol agama bukan untuk dipermainkan, apalagi dipertarungkan. Hal tersebut bisa menimbulkan gesekan berbau SARA.”

Saya belum bisa memastikan apa yang terjadi bagi user Steam Indonesia yang kebetulan telah membelinya. Sewaktu penjualan tiket early access-nya masih tersedia, Fight of Gods dijajakan seharga Rp 42 ribu. Sangat murah. Apakah Valve mengembalikan uang mereka? Atau gamer diperkenankan buat menyimpan dan memainkannya?

Fight of Gods adalah permainan fighting yang memparodikan mitos figur, dewa dan sosok-sosok penting dalam agama. Titel Steam Early Acess di sana menandai bahwa game ini masih belum rampung dikembangkan oleh developer-nya, Digital Crafter asal Taiwan.

Kualitas visual dan gameplay Fight of Gods tentu saja kalah jauh dari franchise-franchise terkenal seperti Street Fighter dan Tekken, tapi pemblokiran Steam oleh Malaysia dan kegaduhan yang disebabkan olehnya membuat Fight of Gods semakin tersohor. Berdasarkan sejumlah review di Steam, user yang tadinya tidak mengacuhkan game ini malah memutuskan untuk membelinya ‘sebagai bentuk kritik terhadap kakunya pemerintah Malaysia’.

Tak cuma diblokir di Indonesia dan Malaysia, Fight of Gods juga memperoleh perlakuan serupa dari pemerintah Thailand. Sementara itu, permainan ini malah jadi judul yang dilombakan dalam turnamen game Revolution 2017 di kota London.

Blokir Pemerintah Malaysia Terhadap Steam Akhirnya Diangkat, Begini Kronologisnya

Pada bulan Januari 2017, jumlah produk digital di Steam melampaui angka 15.600. Dan sudah lama, Valve berupaya memastikan isinya tetap relevan. Belakangan, Valve mempertegas kebijakannya terkait konten dewasa, meminta developer mengimplementasikan sensor di sejumlah game. Tentu saja, Steam juga berusaha untuk mengikuti peraturan di negara tempat mereka berbisnis.

Minggu lalu, mungkin Anda sudah mendengar berita soal pemblokiran yang dilakukan pemerintah Malaysia pada platform distribusi software dan game digital terbesar di dunia itu. Langkah ini merupakan respons atas keterlambatan Valve menjawab permintaan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia Malaysia) untuk menutup akses pembelian satu judul permainan.

Game yang dimaksud adalah Fight of Gods, permainan independen ber-genre fighting yang mengadu dewa, figur mitos, hingga beberapa sosok penting dalam agama. Fight of Gods dikembangkan oleh developer Digital Crafter asal Taiwan dengan mengedepankan unsur humor, namun kehadiran Yesus dan Buddha pada daftar pilihan karakter (bersama Zeus dan Odin) mendorong pemerintah Malaysia mengambil tindakan tegas.

Menteri Komunikasi dan Multimedia Datuk Seri Salleh Said Keruak menjelaskan bahwa aksi tersebut dilakukan demi mencegah insiden yang tidak diinginkan; serta untuk menjaga solidaritas, harmoni dan kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari banyak ras serta menganut kepercayaan berbeda. Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia mendesak Valve buat menghapus fungsi pembelian Fight of Gods di Steam dalam waktu 24 jam. Karena belum mendapat tanggapan, pemerintah Malaysia akhirnya memblokir akses ke Steam.

Ditutupnya akses ke Steam segera membuat gamer Malaysia panik, selanjutnya, mereka menumpahkan rasa frustasi itu di sosial media. Menyadari hal tersebut, Valve tidak tinggal diam. Developer segera menghilangkan opsi pembelian Fight of Gods di Steam Store khusus Malaysia. Tiga jam setelahnya, pemblokiran terhadap Steam akhirnya diangkat.

Via NextShark, publisher PQube mempertahankan keputusannya dalam memasarkan Fight of Gods. Mereka memberikan komentar, “Fight of Gods adalah game yang menitikberatkan unsur humor dalam agama, seperti yang digunakan dalam medium hiburan lain – termasuk televisi, film, buku dan teater. Permainan ini tidak mempropagandakan agenda agama tertentu serta tidak didesain untuk menyinggung kepercayaan Anda.”

“Deskripsi permainan ini di Steam dengan jelas mengungkap tema dan konten dari game, sehingga konsumen bisa memilih untuk membelinya atau tidak,” tutur PQube. “Kami menghargai keputusan mereka yang tak ingin memainkannya.”

Fight of Gods masih bisa dinikmati gamer Indonesia. Di Steam, versi early access-nya dijajakan seharga Rp 42 ribu saja.

Sumber: The Malay Online, Strait Times, VG 24/7.