Layanan Subscription Apple Fitness+ Hadir di Indonesia Mulai 4 November 2021

Kabar baik bagi pengguna Apple Watch yang gemar berolahraga, layanan subscription Apple Fitness+ bakal segera hadir di tanah air secara resmi pada tanggal 4 November 2021. Sebelumnya cuma tersedia di 6 negara saja, Fitness+ kini telah berekspansi ke total 21 negara.

Sekadar mengingatkan, Fitness+ merupakan sebuah layanan berlangganan yang menawarkan beragam panduan latihan fisik sekaligus meditasi. Layanan ini sepenuhnya terintegrasi ke Apple Watch, sehingga pelanggan bisa menerima rekomendasi berdasarkan metrik dan preferensi yang direkam oleh Apple Watch-nya masing-masing.

Apple mengklaim program-program dalam Fitness+ dapat diikuti oleh konsumen dari semua kalangan, dari yang baru memulai sampai yang sudah masuk kategori fitness enthusiast. Tiap sesinya bisa diikuti via iPhone, iPad, atau Apple TV, dan akan dipandu oleh instruktur profesional dengan variasi durasi antara 5-45 menit (dapat ditentukan sendiri).

Pelanggan bisa memilih program dari kategori-kategori seperti High-Intensity Interval Training (HIIT), Strength, Yoga, Dance, Core, Cycling, Pilates, Meditation, Treadmill, Rowing, dan Mindful Cooldown. Beberapa program yang lebih spesifik, macam Workouts for Pregnancy, Workouts for Older Adults, Workouts for Beginners, maupun Meditations for Beginners, juga tersedia.

Fitness+ juga sepenuhnya terintegrasi dengan Apple Music, dan Anda tak harus jadi pelanggan layanan streaming musik tersebut untuk bisa menikmati integrasinya. Jadi tiap kali hendak memulai sesi latihan atau meditasi, pelanggan Fitness+ bisa memilih tipe musik yang bakal mengiringi. Buat pelanggan Apple Music, bedanya cuma mereka bisa menyimpan lagu-lagu yang diputar ke playlist pribadi mereka.

Fitness+ juga kompatibel dengan fitur SharePlay di iOS 15.1. Pelanggan bisa mengajak hingga 32 orang (yang juga merupakan pelanggan Fitness+) untuk mengikuti sesi latihan atau meditasi bersama yang tersinkronisasi via FaceTime. Kabar baiknya, Fitness+ mendukung fitur family sharing hingga enam anggota keluarga.

Apple Fitness+ menawarkan subtitle dari berbagai bahasa, tapi sejauh ini bahasa Indonesia masih belum termasuk / Apple

Perlu dicatat, Fitness+ memerlukan minimal Apple Watch Series 3 dengan sistem operasi watchOS 7.2 yang terhubung ke iPhone 6s atau yang lebih baru.

Untuk tarif berlangganannya, Fitness+ di Indonesia dihargai Rp69.000 per bulan, atau Rp399.000 per tahun. Alternatifnya, Fitness+ juga bisa didapatkan dengan berlangganan Apple One Premier (yang mencakup Apple Music, Apple TV+, Apple Arcade, dan iCloud+) seharga Rp275.000 per bulan. Apple One Premier ini pun juga bisa digunakan bersama di antara enam anggota keluarga.

Sumber: Apple.

[Review] OPPO Band, Pas Buat Pantau Kesehatan Selama Bulan Puasa

Berbarengan dengan perkenalan smartphone Reno5 F, OPPO juga merilis perangkat wearable terjangkau berupa fitness tracker bernama OPPO Band yang dibanderol Rp599.000. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, OPPO Band bakal sangat membantu untuk menjaga kebugaran tubuh di era adaptasi kebiasaan baru.

Mentang-mentang puasa, banyak orang yang menjadikannya alasan untuk malas gerak. Padahal tubuh kita tetap butuh aktivitas fisik, meski begitu waktu dan durasinya dapat disesuaikan dengan kondisi fisik selama berpuasa. Misalnya dilakukan 30-60 menit menjelang waktu berbuka dan memilih jenis olahraga dengan intensitas ringan atau menengah. Langsung saja berikut review OPPO Band selengkapnya.

Cara Menghubungkan OPPO Band ke Smartphone

Review-OPPO-Band-2

Hal yang perlu dipersiapkan untuk menghubungkan OPPO Band ke smartphone ialah memasang aplikasi HeyTap Health yang bisa ditemukan di Google Play Store. Kemudian masuk dengan akun Anda dan tambahkan perangkat OPPO Band.

Sekedar info, unit OPPO Band yang saya review ini versi China yang mana tidak terdeteksi oleh aplikasi HeyTap Health dari Google Play Store. Sebaliknya saya harus memasang APK HeyTap Health versi China dan menggunakan smartphone OPPO agar bisa masuk dengan akun Google. Meski begitu, baik fitur dan spesifikasinya identik.

Desain OPPO Band

Review-OPPO-Band-3

OPPO Band yang hadir di Indonesia hadir dalam versi basic sport yang tersedia dalam dua pilihan warna, hitam dan lavender. Sebagai smartband, desain OPPO Band tampil cukup simpel sehingga praktis saat dikenakan.

Ia membawa layar persegi panjang berukuran 1,1 inci beresolusi 126×294 piksel dengan sudut yang agak membulat berlapis kaca 2.5D yang tahan gores. Tepat di bawah layar tersemat label OPPO.

Hal yang istimewa ialah panel yang digunakan sudah berjenis AMOLED, yang mana dapat menampilkan warna hitam yang pekat dan colorful dengan dukungan gamut warna DCI-P3 100%. Konten pun dapat tampil dengan jelas, bahkan pada kondisi di bawah teriknya matahari.

Dimensi bodinya 40.4×17.6×11.45 mm atau 11.95 mm tebalnya bila termasuk sensor heart rate. Bagian belakang menggunakan material polycarbonate dan bobotnya hanya 10,3 gram saja (tidak termasuk strap).

Tentu saja, OPPO Band sudah tahan terhadap air dengan rating 5ATM hingga 50 meter. Artinya, kita tak perlu khawatir terkena keringat saat berolahraga dan tak perlu melepasnya saat mengambil air wudhu.

Fitur Pemantauan

Review-OPPO-Band-6

OPPO Band merupakan wearable smart device yang masuk dalam ekosistem Internet of Things (IoT) OPPO dan konektivitasnya mengandalkan Bluetooth BLE 5.0. Perangkat ini berorientasi pada gaya hidup sehat dan dilengkapi sensor 3-axis acceleration, optical heart rate, dan optical SpO2. Serta, menawarkan 12 mode latihan yang mendukung gaya hidup aktif penggunanya.

Lewat sensor optical SpO2, OPPO Band dapat melacak variabilitas tingkat oksigen dalam darah dan secara terus menerus memantau saat Anda tidur. Anda dapat mengakses catatan durasi tidur dan tahap tidur yang membantu untuk menentukan kebiasaan tidur yang lebih baik, bagaimanapun tidur yang lebih nyenyak akan bangun dengan perasaan baik di pagi hari.

Sementara, sensor heart rate dapat memantau denyut jantung secara real-time. Bila detak jantung berubah terlalu tinggi, OPPO Band akan bergetar untuk memperingatkan pengguna tentang detak jantung yang tidak teratur. OPPO Band juga akan mengirim peringatan agar bergerak saat pengguna terlalu lama berdiam diri.

Dengan 12 mode latihan, OPPO Band adalah pendamping latihan kebugaran yang dapat melacak dan memantau kegiatan fisik seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, bulu tangkis, kriket, dan yoga. Berkat sensor 3-axis acceleration, OPPO Band dapat merekam durasi latihan, jarak, dan metrik lainnya secara real time, Anda dapat memantau secara akurat perkembangan latihan melalui aplikasi Hey Tap Health.

Navigasi dan Fitur Lainnya

Review-OPPO-Band-9

OPPO Band tidak dilengkapi tombol fisik sama sekali, jadi bila kita menonaktifkannya lewat pengaturan, kita bisa menyalakannya kembali menggunakan charger-nya alias dengan mengisi ulang daya. Untuk navigasi, OPPO membuatnya sangat sederhana yakni menggunakan kontrol berbasis gesture.

Di home screen, usap ke atas dan ke bawah akan membawa ke aplikasi, ketuk untuk memilih aplikasi dan usap dari kiri untuk kembali. Serta, mengusap ke kiri atau kanan untuk beralih antar watch face.

Mengenai watch face, OPPO menyediakan lebih dari 40 tampilan jam tangan yang tersedia di aplikasi HeyTap Health. Namun, OPPO Band hanya bisa menampung lima watch face saja.

Menu utama pada OPPO Band meliputi daily activity, workouts, heart rate, SpO2, sleep, Alipay, weather, WeChat Pay, serta tools yang terdiri dari music, stopwatch, timer, alarm, dan search phone. Juga ada settings, meliputi DND, brightness, display time, vibration, reset, shutdown, dan reboot.

Untuk messages, OPPO Band dapat berfungsi sebagai penghubung aktivitas di smartphone. Anda dapat menerima notifikasi pesan, panggilan, dan pemberitahuan terbaru lainnya. Dengan baterai berkapasitas 100 mAh, OPPO Band menyajikan waktu siaga selama 12 hari penggunaan dan dapat diisi penuh hanya dalam 1,5 jam.

Verdict

Sebagai tracker, OPPO Band dengan bentuk ringkas dan ringan jelas lebih nyaman dikenakan sepanjang hari ketimbang smartwatch. Juga rasanya lebih tenang, di mana ketika menggunakan smartwatch dan tak sengaja terbentur rasanya sakit (takut rusak), sedangkan pada smartband saya tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.

Dari segi fungsi, fitur-fitur esensial kesehatan dan kebugaran juga sudah tersedia termasuk pemantauan detak jantung, kadar oksigen dalam darah, kualitas tidur, dan selusin mode latihan. Rangkaian fiturnya dapat membantu memantau kesehatan dan menjaga kondisi tubuh di era adaptasi kebiasaan baru dan saat berpuasa.

Memang terdapat sejumlah batasan integrasi dengan smartphone. Sebut saja, seperti notifikasi tidak dapat memuat gambar, karakter maksimum yang ditampilkan juga terbatas, dan tidak bisa membalas pesan masuk. Namun secara keseluruhan, OPPO Band sangat menyenangkan digunakan. Kontrol berbasis gesture-nya responsif, layarnya cerah, dan Aplikasi HeyTap Health juga semudah digunakan seperti OPPO Band, kita dapat memantau secara akurat perkembangan latihan olahraga.

Sparks

  • Dilengkapi sensor 3-axis acceleration, heart rate, dan SpO2
  • Layar AMOLED yang cerah dan colorful
  • Bodi sudah dilengkapi rating 5ATM

Slacks

  • Fitur notifikasi terbatas, karakter maksimum yang ditampilkan 50

 

 

Dengan Skulpt Chisel, Anda Bisa Hitung Kadar Otot Versus Lemak di Tubuh

Dengan beragam perangkat pendukung olahraga, kini tidak sulit bagi kita untuk mengetahui data-data seperti jarak tempuh dalam sehari sampai jumlah kalori yang terbakar. Tapi terlepas dari berbagai kemudahan itu, kita belum memperoleh solusi mudah buat menghitung masa otot di tubuh. Itulah alasan mengapa dua individu dari Harvard dan MIT mendirikan Skulpt.

Setelah pengembangan intensif yang dimulai di tahun 2000 dan sukses melewati proses crowdfunding di Indie Gogo, Skulpt akhirnya resmi merilis Chisel. Skulpt Chisel adalah perangkat pelatih fitness terpersonalisasi ala fitness tracker. Namun bukannya sekedar mengkalkulasi ‘aspek-aspek standar’, device mampu mengukur rasio otot dan lemak di tubuh, sempurna buat para bodybuilder.

Skulpt Chisel 4
Skulpt Chisel dan aplikasi Skulpt Fitness di smartphone.

Skulpt Chisel tidak didesain sebagai wearable device. Wujudnya kurang lebih seperti sabun batang, terbuat dari kombinasi material plastik dan logam. Di dalam, developer telah membenamkan teknologi inovatif yang jauh lebih presisi dari sekedar timbangan ataupun gyroscope. Chisel memanfaatkan sistem Electrical Impedance Myography (EIM) untuk memindai kualitas otot serta persentase lemak secara ilmiah.

Data-data akan disalurkan ke aplikasi Skulpt Fitness di perangkat bergerak dan diolah di sana, tersambung lewat konektivitas Bluetooth, menampilkan penampang otot yang dibagi dalam 24 zona. Selanjutnya, Anda tinggal meng-update data mapping dari waktu ke waktu dengan mengusapkan Chisel di tubuh. Cara ini memastikan Anda selalu memperoleh informasi akurat, dan berkatnya, Skulpt dapat memberikan arahan dan saran sesuai fisiologi Anda. Aplikasinya sendiri tersaji gratis, kompatibel ke device iOS dan Android.

Skulpt Chisel 1
Tinggal usapkan Chisel ke permukaan tubuh untuk memperoleh data.

Untuk mengerti cara kerja Chisel, Anda harus mengetahui apa itu EIM terlebih dulu. Di versi standar, EIM mempunyai empat elektroda yang berfungsi menghantarkan arus listrik ketika menyentuh kulit. Arus tersebut berfrekuensi tinggi, dan ia akan kehilangan energi sewaktu melewati jaringan lemak ataupun otot. Pengurangan itu diukur oleh dua elektroda internal. Teknologi Skulpt Chisel lebih kompleks lagi, memanfaatkan 12 elektroda, mampu menghitung arus di arah berbeda serta kedalaman.

Melalui kombinasi konfigurasi elektroda, pengukuran arus listrik multi-frekuensi, dipadu algoritma canggih, Skulpt Chisel mampu membedakan otot dengan lemak cuma dalam beberapa detik saja.

Skulpt Chisel 3
Via app, Anda bisa melihat perkembangan otot di 24 area di tubuh.

Buat segala kecanggihan ini, developer tidak menuntut harga terlalu mahal. Chisel bisa dibeli di store milik Skulpt seharga US$ 100 saja, sudah termasuk botol spray dan unit charger.

Sumber: Skulpt.me.

Mendarat di Indonesia, Fitur Unik Samsung Gear S2 Dijanjikan Bisa Membantu Keseharian Anda

Sebuah produk wearable akan jadi ideal jika produsen bisa menemukan keseimbangan antara fungsi dan desain. Menurut riset Gfk Tech Trend 2015, teknologi saja tidak lengkap tanpa memperhitungkan faktor fashion serta penampilan. Aspek inilah yang Samsung tekankan saat mempresentasikan keluarga smartwatch baru mereka di acara peluncurannya di Indonesia.

Beberapa bulan selepas pengenalannya di awal September, Samsung Gear S2 akhirnya resmi menapakkan kakinya di nusantara. Sang raksasa consumer electronics asal Korea Selatan itu menerangkan, Gear S2 merupakan hasil dari inovasi yang berkelanjutan, dan mereka yakin smartwatch akan menjaga brand tetap memimpin pasar wearable. Samsung tidak menargetkan kategori konsumen secara spesifik, S2 dijanjikan ‘siap menemani konsumen di berbagai aktivitas’.

Samsung Gear S2 Indonesia 02

Samsung Gear S2 ditawarkan dalam dua opsi model, yaitu standard dan Classic. Ditakar dari kapabilitas, keduanya ditopang hardware dan fitur serupa. Variasi sengaja diambil demi menarik perhatian preferensi konsumen berbeda: khalayak peminat rancangan modern serta simpel, atau mereka yang lebih menyukai tema timeless layaknya arloji.

Samsung Gear S2 Indonesia 11

Samsung bilang, Gear S2 ialah smartwatch berbingkai lingkaran dengan bezel berputar pertama. Pendekatan ini bukan cuma bagian dari bumbu desain, tetapi diusung sebagai pendukung navigasi konten, dikombinasikan bersama UI melingkar. Smartwatch tersambung ke handset lewat Bluetooth serta Wi-Fi. Sewaktu terkoneksi, Gear S2 akan memunculkan notifikasi kalender, email, berita, panggilan telepon, dan dapat jadi medium membaca ataupun membalas pesan.

Samsung Gear S2 Indonesia 09

Samsung Gear S2 Indonesia 10

Panel layar seluas 1,2-inci di sana menyuguhkan resolusi 360×360-pixel dengan 302ppi. Device berjalan di sistem operasi Tizen, dibekali prosesor dual-core Pega-W 1GHz, RAM 512MB, memori internal 4GB, dan mengambil tenaga dari baterai 250mAh. Samsung mengklaim produk itu sanggup aktif selama dua sampai tiga hari dalam ‘pemakaian standard’, dan tetap yakin penambahan jumlah app tidak akan terlalu banyak memengaruhi daya tahannya.

Samsung Gear S2 Indonesia 05

Samsung Gear S2 Indonesia 12

Kedua smartwatch mempunyai ketebalan 11,4-milimeter. Tipe standar sedikit lebih lebar dibanding Classic (42,3×49,8mm versus 39,9x43mm), dan sekitar lima-gram lebih berat (bobot Classic: 42g). Gear S2 biasa memanfaatkan strap karet, lalu Samsung membubuhkan strap kulit pada Classic. Khususnya di tipe terakhir ini, ukuran strap dan panjang engsel sengaja disesuaikan supaya sama seperti jam tangan biasa sehingga kita mudah menggonta-gantinya.

Samsung Gear S2 Indonesia 08

Di ajang tersebut, Samsung mengajak para tamu undangan buat menjajal segala kemampuan Gear S2, dari mulai untuk keperluan profesional, olahraga, serta penggunaan sehari-hari. Ketika dikenakan di pergelangan tangan, S2 betul-betul terasa seperti arloji. Kombinasi bobot ringan dan desain sederhana memastikan smartwatch nyaman dipakai. Tali kulitnya lentur, dan Samsung menjamin bagian itu awet serta tidak gampang rusak.

Samsung Gear S2 Indonesia 04

Tapi bagaimana soal komponen intinya? Untuk pemakaian normal, jam tangan akan sering sekali terbentur. Seberapa kuatkah smartwatch anyar ini? Samsung merakit Gear S2 menggunakan material stainless steel. Baret mungkin memang tidak bisa dihindari, namun setidaknya ketangguhan baja anti-karat sanggup mengamankan hardware-hardware krusial di dalam.

Selain itu Gear S2 sudah memperoleh sertifikasi IP68, artinya mampu menahan terjangan debu dan tidak masalah seandainya tercemplung ke air, maksimal sedalam satu meter selama setengah jam. Tim Samsung mendemonstrasikan fitur ini di salah satu experience zone dengan menceburkan smartwatch ke akuarium.

Samsung Gear S2 Indonesia 03

Setelah melakukan pairing ke smartphone, seluruh potensi Gear S2 segera terbuka. Anda diperkenankan buat melakukan kustomisasi pada susunan app – mana yang paling sesuai dengan keperluan dan aktivitas Anda – serta watch face. Samsung menyediakan banyak sekali pilihan watch face, beberapa di antaranya berdesain simpel, dan ada pula yang dilengkapi chronograph. Di sejumlah theme, kita juga bisa mengonfigurasi warna angka serta jarum.

Samsung Gear S2 Indonesia 06

Untuk fungsi fitness, sang produsen tak lupa mencantumkan S Health serta Nike+ Running. Tim Samsung mengajak saya mengujinya dengan merekam detak jantung, menyuruh saya berlari di tempat (via game), kemudian menjalankan kembali heart rate monitor. Satu hal yang perlu diingat, pastikan Gear S terpasang mantap di tangan karena jika tidak, hitungan tidak akan akurat.

Samsung Gear S2 Indonesia 07

Samsung Gear S2 Indonesia 13

Samsung juga bersikeras Gear S dapat memudahkan kita membalas pesan teks, lewat keyboard virtual (yang sangat mungil), suara, atau kata-kata preset. Dari penuturan mereka, ternyata sistem preset itulah yang paling efektif, dan berdasarkan permintaan konsumen, Samsung memperbanyak pilihan-pilihannya.

Anda dapat memesan Samsung Gear S2 di situs Galaxy Launch Pack. Periode pre-order telah berjalan dan akan berakhir tanggal 13 Desember 2015. Gear S2 dijajakan seharga  Rp 4 juta, dan Gear S2 Classic dibanderol Rp 4,5 juta, belum termasuk promo cashback.

OneSet Adalah Layanan Berbagi Video Khusus Penggemar Fitness

Belakangan ini calisthenics cukup populer di kalangan muda-mudi. Dan bersamaan dengan itu, Instagram dan Vine pun dibanjiri oleh video-video latihan fisik tersebut. Continue reading OneSet Adalah Layanan Berbagi Video Khusus Penggemar Fitness

MOTi Adalah Fitness Tracker yang Ditujukan Bagi Para Calon ‘Ade Rai’ Baru

Dua tahun terakhir ini industri fitness menjadi lahan subur bagi produsen perangkat wearable.Cukup banyak jumlah fitness tracker yang tersedia di pasaran. Sebagian ada yang berfitur komplet, sebagian lain lebih berfokus pada satu fungsi yang spesifik. Continue reading MOTi Adalah Fitness Tracker yang Ditujukan Bagi Para Calon ‘Ade Rai’ Baru

Smartband ‘Gaming’ Ini Memungkinkan Anda Membaca Notifikasi Lebih Cepat

Rata-rata orang mengeluarkan smartphone dan mengecek isinya sebanyak lebih dari 150 kali sehari. Jumlah tersebut terlalu banyak, dan teorinya mengurangi waktu kita mengerjakan hal-hal yang lebih produktif. Itulah alasannya mengapa smartband dibuat. Masalahnya, layar pas-pasan wearable device mungkin tidak seefektif handset dalam menyampaikan informasi. Continue reading Smartband ‘Gaming’ Ini Memungkinkan Anda Membaca Notifikasi Lebih Cepat

Liquid Leap, Smartband Pertama Acer, Akhirnya Tersedia di Indonesia


Mengikuti tren pasar yang kian condong pada konsep mobilitas dan meledaknya kepopularitasan teknologi wearable, di akhir bulan April Acer mengungkap perangkat sentuh termungil sekaligus produk smartband pertama mereka. Setelah mulai didistribusikan pada khalayak global kwartal tiga tahun ini, akhirnya Liquid Leap tiba di Indonesia. Continue reading Liquid Leap, Smartband Pertama Acer, Akhirnya Tersedia di Indonesia

Aplikasi Windows Phone Pilihan Untuk Penggemar Olahraga

 

Salah satu tren penggunaan smartphone saat ini adalah untuk menjaga kebugaran, baik itu untuk membantu aktivitas fisik atau untuk mencari informasi terkait olahraga dan kesehatan. Minggu ini Trenologi menghadirkan aplikasi Windows Phone pilihan bagi para penggemar olahraga. Continue reading Aplikasi Windows Phone Pilihan Untuk Penggemar Olahraga

Biometric Smartwear dari OMsignal Adalah Baju Pintar Inovatif untuk Berolahraga

“Seumur hidup, kita selalu mengenakan pakaian. Baju adalah medium wearable yang paling alami,” itulah penjelasan yang diberikan sang CEO dan co-founder OMsignal, Stephane Marceau. Argumen ini memang sulit dibantah, karena baju bisa dimanfaatkan sebagai medium pengumpul data yang paling lengkap dan menyeluruh dibandingkan perangkat wearable jenis lain. Continue reading Biometric Smartwear dari OMsignal Adalah Baju Pintar Inovatif untuk Berolahraga