Medium Gantikan Sistem Recommend dengan Claps

Platform blogging Medium kembali berbenah. Setelah meluncurkan konten audio dan konten berseri khusus mobile yang terinspirasi Snapchat, Medium kini mencoba memperbaiki sistem ‘penilaian’ suatu artikel di kalangan pembaca.

Selama ini, pembaca memberi nilai dengan menekan tombol berlambang hati (Recommend). Menurut Medium, cara seperti ini memang bisa menunjukkan apakah artikel itu bagus atau tidak, tapi tidak untuk menggambarkan seberapa bagus artikel tersebut. Dari situ Medium berpikiran kalau aplaus alias tepukan tangan bisa jauh lebih berarti ketimbang sebatas like.

Dalam waktu dekat, pembaca Medium bisa memberikan aplaus ke artikel yang mereka sukai. Tidak hanya satu kali, mereka bebas memberikan sebanyak mungkin tepukan tangan (dengan menekan dan menahan tombolnya) guna menunjukkan seberapa positif reaksinya terhadap artikel tersebut.

Medium Claps

Pengguna aktif Medium pasti menyadari kalau fitur ini sudah lebih dulu muncul di Medium Series di mobile. Medium bilang ini merupakan bentuk kelanjutan upaya mereka dalam menyajikan cara yang efektif untuk mengukur nilai dari suatu artikel. Sekadar informasi, selama ini penulis di Medium tidak cuma disuguhi data jumlah view yang diterima, tapi juga jumlah read berdasarkan seberapa lama pembaca menghabiskan waktu di suatu halaman artikel.

Claps sebagai pengganti Recommend ini bakal memberikan data yang lebih berarti kepada para penulis terkait apa yang benar-benar pembaca sukai. Dari pihak pembaca, melihat jumlah tepukan tangan yang terus bertambah selagi mereka menahan tombolnya jelas lebih memuaskan ketimbang sekadar menekan tombol Recommend satu kali.

Sumber: Medium.

Anda Kini Bisa Menikmati Artikel-Artikel Terbaik Medium dalam Bentuk Audio

Maret lalu, platform blogging minimalis Medium resmi meluncurkan program membership mereka untuk pertama kalinya, dimana pengguna dapat menebus biaya berlangganan sebesar $5 per bulannya untuk mendapatkan akses ke sejumlah konten eksklusif. Artikel eksklusif belum bisa memikat hati Anda untuk menjadi subscriber? Tenang, Medium sudah menyiapkan insentif lain.

Insentif lain itu berupa tipe konten baru, yakni audio. Sederhananya, artikel-artikel yang cuma bisa diakses oleh para subscriber itu sekarang ada versi audionya. Jadi, buat yang malas membaca atau lebih terbiasa mendengarkan podcast, artikel versi audio ini bisa menjadi alternatif yang lebih menarik.

Medium memastikan kalau ini bukan sekadar hasil implementasi software text-to-speech, melainkan hasil rekaman yang dilakukan di studio profesional, baik oleh seorang voice artist atau sang penulis artikel itu sendiri.

Penjelasan konten versi audio pada Medium / VentureBeat
Penjelasan konten versi audio pada Medium / VentureBeat

Sejauh ini setidaknya sudah ada lebih dari 50 artikel yang dibuatkan versi audionya, dan setiap minggunya dipastikan bakal ada konten audio baru. Lebih lanjut, selain artikel eksklusif para member, Medium juga akan menyuguhkan versi audio dari artikel-artikel terbaik yang pernah dipublikasikan di Medium, yang telah dikurasi oleh tim editorialnya.

Konten audio Medium saat ini sudah bisa dinikmati oleh para subscriber lewat situs Medium maupun aplikasi iOS dan Android-nya.

Sumber: TechCrunch.

Terinspirasi Snapchat, Medium Luncurkan Tipe Konten Baru Khusus Perangkat Mobile

Platform blogging Medium belum lama ini memperkenalkan sebuah fitur baru bernama Series. Series merupakan tipe konten khusus yang hanya bisa dinikmati via smartphone atau tablet. Melihat tampilannya, saya langsung teringat dengan Snapchat dan Instagram Stories – yang pada kenyataannya juga terinspirasi oleh Snapchat.

Lewat Series, Medium sejatinya ingin memberikan cara baru untuk bercerita tanpa harus terbatasi oleh layar ponsel yang kecil. Sebaliknya, keterbatasan ruang ini justru bisa dimanfaatkan untuk menciptakan jenis konten baru yang tak hanya berdesain optimal, tapi juga timeless dan berkelanjutan.

Itulah mengapa Medium menamainya Series. Tidak perlu ada kata “the end” dalam Series; sang kreator bisa terus menambahkan ceritanya seiring berjalannya waktu, atau bisa juga dalam satu kali duduk. Sebagai pembaca, kita bisa meminta untuk diberi notifikasi setiap kali ada cerita baru.

Setiap Series terdiri dari beberapa kartu, dan setiap kartu bisa berisi teks, gambar atau GIF. Untuk menavigasikannya, cukup sentuh sebelah kanan layar, persis seperti Instagram Stories. Setibanya di kartu terakhir, pembaca dapat memberikan umpan balik berupa tepukan tangan.

Untuk sekarang Series baru bisa dibuat di web maupun via aplikasi iOS, namun untuk membacanya, Anda butuh perangkat Android atau iOS. Usai meng-update ke versi terbaru, Anda akan menemukan tab “Series” yang berisikan cerita-cerita dari orang yang Anda follow di Medium sekaligus hasil kurasi tim editorial Medium.

Sumber: Medium.