Seperti Inilah Penampakan Project Scorpio Versi Developer

Momen pengumuman resmi console yang Microsoft siapkan untuk menangani konten-konten next-gen semakin dekat. Belakangan, Microsoft sudah mengizinkan beberapa jurnalis dari media ternama buat mencoba dan membeberkan spesifikasi lengkap Project Scorpio. Dan setelah penantian panjang, wujud dari console ‘4K ready’ itu akhirnya terungkap.

Langkah ini berkaitan dengan upaya sang console maker memantapkan ekosistem Scorpio lewat pemberian akses pada developer buat mencoba dan menguji kemampuannya. Dan dari sana, tersingkaplah penampakan dari Project Scorpio. Satu hal paling menarik dari platform ini adalah Microsoft berhasil memampatkan hardware berperforma tinggi dalam perangkat yang tidak terlalu besar.

Arahan desain Scorpio tak jauh berbeda dari Xbox One standar maupun One S. Console mempunyai tubuh balok dengan warna putih di atas dan hitam di bawah. Di bagian depan area putih, berjejer lima lingkaran seperti tombol, lalu sepertinya ada sebuah tombol lebih kecil di dekat logo Xbox. Di bawahnya, saya melihat ada tiga port USB dan satu lagi tombol (power?). Di sana, tersaji pula layar OLED buat menunjukkan data performa seperti FPS.

Project Scorpio Developer Kit

Foto komparasi Scorpio dengan console Xbox One lain itu dipublikasikan oleh Gamasutra. Untuk sekarang, sulit menguliknya lebih jauh karena foto tersebut diambil dari sisi depan dan resolusinya tidak begitu besar. Eurogamer sendiri menjelaskan bahwa meskipun device ini merupakan versi ‘belum jadi’, cukup besar kemungkinan penampilan varian retail-nya tak jauh berbeda – melihat dari pengalaman Microsoft menyuguhkan dev-kit Xbox One dan Xbox One S.

Menariknya lagi, versi developer tersebut sengaja dibekali hardware yang lebih canggih dari versi konsumen. Group program manager Kevin Gammill menjelaskan alasannya pada Gamasutra: proses pengembangan game oleh developer akan lebih mudah dilakukan di perangkat berspesifikasi tinggi, baru kemudian di-downgrade, ketimbang diramu dari device berspesifikasi rendah lalu baru di-upgrade.

Gammill kembali mengungkap hal yang jadi target mereka, yaitu menyajikan gaming di resolusi UHD sejati, tekstur 4K, framerate stabil, color gamut yang luas, dan audio ‘spasial’. Microsoft sebelumnya juga sempat mengonfirmasi akan membekali Scorpio dengan konektivitas HDMI ‘next-gen‘ 2.1 dan dukungan AMD FreeSync.

Lalu seberapa berbeda hardware Project Scorpio versi development kit dan retail? Jangan kaget, dev-kit menyimpan RAM DDR5 24GB (dua kali Scorpio standar), tambahan penyimpanan SSD 1TB, dengan GPU 44-compute unit – bukan lagi 40CU.

Project Scorpio kabarnya akan meluncur di kuartal empat tahun 2017.

Harapan Oculus VR Terhadap Virtual Reality di Waktu Dekat

Pengumuman Oculus Rift di 2012 menandai era baru virtual reality setelah beragam ‘eksperimen ‘yang dilakukan belasan tahun sebelumnya. Kesuksesan Oculus VR di Kickstarter menarik perhatian seisi industri, termasuk programmer game legendaris John Carmack. Developer sudah merilis beberapa versi DK, dan tak terasa, pelepasan resmi Oculus Rift menanti di penghujung bulan ini.

Bukan tanpa alasan 2016 disebut sebagai tahunnya virtual reality. Selain Oculus VR, HTC (bersama Steam) dan Sony berencana meluncurkan headset virtual reality dalam waktu dekat; ditambah lagi perangkatperangkat unik yang belum lama diungkap. Namun tema VR masih meninggalkan tanda tanya besar: apa rencana produsen selanjutnya setelah produk tersedia untuk publik?

Dalam wawancara bersama Gamasutra, founder Oculus VR Palmer Luckey menuturkan harapan dan ekspektasi mereka mengenai virtual reality, terutama satu tahun sesudah peluncuran Rift. Luckey belum mempunyai gambaran pasti, tapi ia yakin banyak orang akan menciptakan terobosan baru dan memperoleh banyak keuntungan dari VR. Selain Oculus Rift, ia memperkirakan ada banyak konsumen menggunakan Gear VR dan headset produsen lain.

Luckey juga optimis, konten akan sangat diminati konsumen meskipun ia bukanlah game atau aplikasi yang betul-betul inovatif. Itu karena VR merupakan ranah baru dan banyak sekali hal terjadi di sana. Buat sekarang, jumlah konten memang terbatas, apalagi jika dibandingkan dengan console game. Luckey percaya diri, banyak developer jadi sukses berkat VR.

Sang founder turut menyampaikan bagaimana idealnya perilisan Oculus Rift. Luckey ingin semua orang (yang sudah memesan) segera mendapatkan unit Rift, lalu ketika disambungkan ke PC, device berjalan tanpa masalah, baik di sisi software maupun hardware. Selanjutnya ‘mereka menghabiskan minggu dengan menikmati game-game virtual reality non-stop.’ Nyatanya, kendala pasti ada, dan tim developer telah bersiap-siap menghadapinya lewat bug fix, perubahan-perubahan, dan siap siaga membantu konsumen jika muncul problem.

Dan walaupun era kehadiran VR ada di depan mata, tak berarti ia jadi merakyat. Luckey mengakui, headset virtual reality mungkin tidak akan sepopuler iPhone dalam sekejap. Butuh proses cukup lama untuk mengumpulkan jutaan user. Namun Luckey juga bilang, Oculus tidak perlu mencapai status mainstream buat sukses. Yang penting, ekosistemnya terus berkembang.

Oculus VR mengonfirmasikan prediksi pemakaian VR di waktu ke depan. Konten diperkirakan terbagi rata antara game dan non-game. Namun tidak berarti penggunaan headset VR buat permainan jadi berkurang: pemanfaatan device untuk fungsi selain video game-lah yang akan meningkat.

Amazon Sibuk Himpun Tim Demi Garap Game PC Pertama Mereka?

Menjadi developer mungkin merupakan impian sebagian orang yang banyak menghabiskan waktu mereka bermain video game. Namun membuat permainan tentu tidak semudah menikmatinya. Kita sudah melihat banyak bukti bagaimana developer ternama terjebak dalam siklus repetisi tanpa inovasi, menyebabkan franchise mereka jadi bahan olok-olok gamer. Continue reading Amazon Sibuk Himpun Tim Demi Garap Game PC Pertama Mereka?