Game City Building Townscaper Kini Dapat Dimainkan Secara Gratis Lewat Browser

Townscaper merupakan salah satu mutiara terpendam yang saya temukan di Steam beberapa bulan lalu, dan yang hingga kini masih menjadi andalan saya di kala penat melanda. Game ini merupakan sebuah city building sederhana dengan grafik low poly yang tidak memiliki narasi maupun tujuan; cuma sebatas sandbox untuk bermain-main dan menumpahkan kreativitas.

Kecintaan saya terhadap game ini semakin menguat setelah melihat sifat dermawan pengembangnya, Oskar Stålberg. Lewat Twitter, Oskar mengumumkan bahwa Townscaper kini dapat dimainkan secara cuma-cuma langsung melalui browser komputer.

Versi web-nya ini memang cuma sebatas demo, tapi saat saya coba, pengalaman yang saya dapat benar-benar identik seperti ketika memainkan versi penuhnya di Steam. Yang berbeda hanyalah luas area yang dapat dibangun; pada versi web-nya ini, kita hanya bisa membangun di atas area yang lebih kecil ketimbang di versi penuhnya.

Cara bermain Townscaper luar biasa mudah: klik kiri untuk membangun, klik kanan untuk menghapus. Sudah itu saja, namun berkat teknik procedural generation yang diterapkan, variasi bangunan yang bisa diciptakan di game ini benar-benar sangat beragam, dan tidak jarang saya menghabiskan waktu berjam-jam memainkannya selagi mendengarkan playlist favorit di Spotify. Seiring bermain, perlahan Anda juga pasti mulai hapal dengan pola-pola tertentu untuk menciptakan model bangunan yang spesifik.

Menurut saya pribadi, game ini bahkan lebih mudah dimainkan ketimbang menyusun balok-balok Lego. Bahkan anak saya yang masih berusia tiga tahun (dan yang baru saja bisa mengoperasikan mouse) pun mampu menciptakan kreasi-kreasi yang menarik di Townscaper. Kalau mau lebih santai, versi Steam-nya yang dapat dibeli seharga Rp48.999 juga mendukung pengoperasian via gamepad.

Selain di PC, Townscaper juga tersedia di Nintendo Switch, dan belum lama ini port versi Android sekaligus iOS-nya pun juga telah dirilis. Buat yang penasaran, sekarang Anda bisa mencobanya dulu di browser sebelum membeli. Percayalah, Anda bakal berterima kasih pada saya sudah meluangkan waktu sejenak untuk menjajalnya.

Via: Destructoid.

eFootball Pamerkan Gameplay Baru, Tunjukkan Mekanisme yang Lebih Detail

Pasca pengumuman perubahan nama dari seri game sepak bola andalan Konami, dari Pro Evolution Soccer atau PES menjadi eFootball pada Juli lalu, memang muncul sejumlah kekhawatiran dari para fans atas masa depan game ini. Apalagi selain nama, eFootball juga mengubah sistem game tahunannya menjadi free-to-play.

Seakan menjawab semua pertanyaan dari para fans, Konami akhirnya merilis video gameplay baru pada gelaran Gamescom. Dalam video berdurasi hampir 7 menit tersebut Konami cukup blak-blakan memamerkan berbagai hal baru yang akan mereka suntikkan ke dalam eFootball.

Yang pertama tentunya adalah implemetasi engine baru yaitu Unreal Engine 4 yang menggantikan Fox engine. Pergantian engine ini tentu memberikan Konami berbagai keunggulan dari sisi visual maupun mekanis gameplay ketimbang Fox Engine yang telah digunakan sejak PES 2014.

Meskipun begitu, Konami tetap lebih memfokuskan videonya pada perkembangan mekanis gameplay yang akan ditawarkan pada eFootball nantinya. Sebelumnya Konami juga mengatakan akan merombak ulang animasi serta kontrol yang akan digunakan pemain dalam menyerang dan juga bertahan.

Salah satu yang menjadi prioritas Konami kelihatannya ada pada konfrontasi duel satu lawan satu yang sering terjadi di sepak bola. Sistem pengendalian bola kini dibuat lebih luwes untuk memungkinkan penyerang dapat bergerak lebih bebas untuk melewati para bek.

Image credit: Konami

Di sisi lain bek kini juga bisa mengantisipasi serangan baik itu dengan memotong umpan atau bahkan kini berduel fisik dengan penyerang untuk mendapatkan bolanya. Konami juga ikut merombak ulang sistem pelanggaran yang akan menyesuaikan dengan sistem duel baru tersebut.

Selain itu, eFootball juga menjanjikan berbagai update di masa depan termasuk “sharp kick“, kemampuan untuk mengecoh pertahanan yang lebih bebas, tendangan spesial yang nantinya akan memberikan kemampuan khusus untuk mengeksekusi tendangan, umpan, ataupun umpan lambung yang butuh waktu untuk dieksekusi.

Image credit: Konami

Dan yang terakhir adalah Konami menjanjikan adanya implementasi fitur haptic feedback dan adaptive trigger kepada para pemain PlayStation 5 yang memainkan eFootball menggunakan DualSense.

Sayangnya Konami masih belum memiliki tanggal rilis pasti untuk game eFootball ini. Mengingat game-nya kini beralih menjadi game-as-service maka kemungkinan besar game ini tidak akan memiliki fitur lengkap saat dirilis, namun berbagai fitur baru akan disuntikkan sebagai update di masa depan.

Konami menjanjikan bahwa eFootball ini nantinya akan tersedia di hampir semua platform mulai PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan bahkan untuk Android serta iOS.

Developer Splitgate Tidak Menyangka Gamenya Laris Manis

Di tengah gempuran game-game multiplayer dari beragam developer, mendapat hype dari gamer memang bukan hal yang mudahn. Apalagi bila game baru tersebut datang dari pengembang atau seri yang belum dikenal.

Namun berbeda dengan apa yang terjadi pada game FPS free-to-play terbaru milik 1047 Games, Splitgate. Game yang dideskripsikan sebagai perpaduan antara game “Portal dan Halo” ini mendadak populer dan ramai dimainkan saat open crossplay beta untuk platform konsol.

Padahal game ini sebenarnya telah meluncur di PC sejak Mei 2019 lalu namun jumlah pemainnya hanya sedikit. Ledakan pemainnya terjadi ketika mereka membuka akses crossplay yang membuat setengah juta gamer mengunduh game-nya.

Namun permasalahan muncul ketika jumlah maksimal pemain yang bisa ditampung oleh game mereka hanyalah 65.536 pemain secara bersamaan. Ketika jumlah pemainnya terus melonjak melebihi batas tersebut, 1047 Games mau tidak mau harus menghentikan beta test yang berlangsung.

Dalam cuitan terbarunya, 1047 Games mengatakan bahwa mereka harus menutup sever mereka hingga Selasa ini. Mereka juga meminta maaf bagi para pemain yang tidak banyak bermain.

Mereka juga berterima kasih kepada para pemain yang membuat Splitgate berhasil menjadi game nomor 1 di berbagai platform mulai Steam hingga PlayStation. Pasalnya, lonjakan pemain terjadi tidak hanya di konsol saja namun juga di PC.

Image Credit: 1047 games

Sayangnya tidak dijelaskan apa strategi yang akan diimplementasikan oleh 1047 Games. Mengingat hari Selasa, 27 Juli besok juga bertepatan dengan tanggal peluncuran game-nya di konsol yang beresiko mendatangkan pemain lebih banyak.

Hal tersebut memang menjadi tantangan berat bagi developer 1047 Games. Apalagi mereka juga telah menyatakan bahwa mereka hanyalah tim kecil yang terdiri dari 4 orang. Namun mereka juga menyatakan bahwa mereka telah merekrut back-end engineer tambahan untuk membantu.

Seri Far Cry Dikabarkan Akan Berganti Haluan di Far Cry 7

Menjadi salah satu seri andalan dari Ubisoft, Far Cry memang terus mendapatkan game terbarunya. Layaknya franchise berumur panjang milik Ubisoft lainnya seperti Assassin’s Creed, seri Far Cry juga menderita stagnasi pada gameplay yang diusungnya.

Terutama untuk game-game setelah seri ke 3-nya yang mengulang terus formula yang telah ada. Anda menjadi seseorang yang terjebak di sebuah area baru dan dipaksa untuk mengeksplorasi dunianya guna memburu sang musuh utama. Di luar misi utama, pemain akan melakukan aktivitas sampingan seperti merebut pos penjagaan, berburu binatang untuk melakukan upgrade, dan berulang-ulang hingga akhir cerita game-nya.

Untungnya Ubisoft memberikan beberapa inovasi pada instalasi terbarunya yaitu Far Cry 6 dengan beberapa fitur baru yang membuat game-nya terlihat lebih segar dan menarik dari beberapa game sebelumnya.

Untuk seri selanjutnya di masa mendatang, yang kemungkinan besar akan melanjutkan judulnya ke Far Cry 7, Ubisoft ternyata memiliki rencana perubahan besar untuk seri game ini. Laporan ini berdasarkan dari pernyataan dari jurnalis Bloomberg Jason Schreier ketika mengisi podcast Triple Click.

Schreier memang sudah menjadi langganan mendapatkan informasi dari ‘orang dalam’ industri video game. Ia memberikan informasi bahwa Ubisoft akan mengambil arah yang sangat berbeda untuk Far Cry.

“Dari apa yang saya dengar, jika saya ingat dengan benar, mereka tengah menarget ke arah yang sangat berbeda untuk Far Cry setelah Far Cry 6,” ujar Schreier.

Sayangnya, tidak ada detail tambahan apapun mengenai rencana terhadap untuk Far Cry 7 ini. Namun melihat bahwa Ubisoft berencana untuk mengganti strateginya untuk lebih fokus ke game free-to-play, ada kemungkinan bahwa Far Cry juga akan menggunakan strategi yang sama.

Ubisoft juga perlahan-lahan membawa satu per satu seri game-nya mulai dari game shooter Hyper Scape, Tom Clancy’s The Division: Heartland, dan Tom Clancy’s Elite Squad untuk mobile.

Cukup masuk akal untuk menjadikan dunia Far Cry menjadi sebuah game free-to-play mengingat map luas yang disediakan dapat digunakan untuk berbagai aktivitas online. Sistem RPG seperti levelling, upgrade senjata dan skill, berburu dan juga crafting juga sangat sesuai diimplementasikan untuk sebuah game online.

Game Dodgeball Terbaru EA, Knockout City Berhasil Tembus 5 Juta Pemain

Terus bereksperimen tentu adalah kunci sukses bagi para penerbit dan pengembang video game saat ini. Mencari celah dari konsep yang populer dengan sentuhan dan warna baru bisa menjadi salah satu solusinya. Itulah yang terjadi pada game dodgeball – brawl’em up milik EA yaitu Knockout City.

Game eksperimental terbaru EA ini langsung populer karena saat dirilis EA langsung memberikan uji gratis (free trial) dari game-nya selama 10 hari. Tidak tanggung-tanggung, kini sudah tercatat bahwa sudah lebih dari 5 juta pemain yang memainkan game yang beru saja dirilis pada 21 Mei 2021 lalu.

https://twitter.com/knockoutcity/status/1400485295515226116

Pencapaian tersebut ditulis dalam unggahan blog resminya. EA berterima kasih kepada semua pemain yang telah melebihi ekspektasi mereka. Mereka juga menjelaskan bahwa ada ratusan “Crew” yang telah dibentuk, setengah miliar serangan KO dilancarkan, dan jutaan jam dari gameplay telah disaksikan. Bahkan EA juga mengatakan bahwa ribuan persahabatan tercipta di dalam game ini.

Meskipun terlihat menakjubkan, banyak fans yang skeptis dengan kesuksesan game Knockout City ini. Terlebih faktor uji gratis 10 hari dan crossplay seakan menjadi 2 alasan utama mengapa game ini bisa mendulang banyak sekali pemain. Banyak yang khawatir bahwa angka pemain menakjubkan ini akan segera turun drastis ketika uji gratis dari game-nya selesai.

Namun kenyataannya EA malah memberikan kelonggaran karena para pemain Knockout City kini bisa memainkan game-nya tetap gratis hingga mereka berhasil mencapai Rank 25. Setelahnya, baru muncul pilihan untuk membeli game-nya secara penuh seharga Rp282.000.

Image Credit: EA

Untuk sekarang, Knockout City masih menikmati kejayaannya. Terlebih bagi untuk sebuah game bertema olahraga yang dikemas kasual dan fun. Dan mungkin saja ke depannya EA dan pengembang Velan Studios mampu membuat game ini memiliki umur yang panjang lewat update konten atau bahkan masuk ke ranah kompetitif esport.

Di Steam, game ini mendapatkan review “Very Positive” dari 2.443 review dan juga nilai 80 di Metacritic dengan mayoritas memuji bahwa game ini merupakan game yang ringan, mudah, dan menyenangkan untuk memainkan. Beberapa pemain juga mengatakan bahwa mereka menyukai aspek kostumisasi masif yang disediakan di dalam game ini.

Anda bisa menjajal langsung game ini dengan mengunduhnya lewat Steam, Epic Games Store, Origin, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X, Xbox Series S, dan bahkan Nintendo Switch.

Ubisoft Berencana Mengganti Strateginya ke Game “High-end Free-to-play”

Mengganti strategi bisnis merupakan hal yang lumrah bagi perusahaan, begitu juga bagi perusahaan-perusahaan game yang sudah besar sekalipun. Ubisoft tentunya merupakan salah satu perusahaan game yang awalnya berfokus pada game-game AAA, namun ke depannya hal tersebut kelihatannya akan berubah.

“Sejalan dengan perkembangan lini game berkualitas tinggi kami yang semakin beragam, kami beralih dari pernyataaan awal kami tentang merilis 3-4 judul premium setiap tahunnya” Ungkap Chief Financial Officer Ubisoft, Frederick Dugeut.

Lebih lanjut Duguet menjelaskan bahwa game AAA tidak lagi menunjukkan dinamika dari nilai-nilai yang mereka ciptakan. Sehingga ke depannya mereka akan lebih berfokus untuk membangun game free-to-play yang berkualitas tinggi agar menjadi tren ketimbang ambisi terhadap game AAA.

Game free-to-play milik Ubisoft – Hyper Scape (Image Credit: Ubisoft)

Keputusan ini dikatakan murni diambil karena adanya perubahan kebijakan finansial dan hal tersebut tidak akan mengubah tujuan mereka untuk tetap membuat konten-konten yang berkualitas untuk game premium maupun free-to-play mereka.

Dilansir dari videogameschronicle, Ubisoft mengatakan bahwa hal ini bukan berarti arah konten game-nya akan berubah, tapi lebih ke variasi kontennya yang akan berkembang.

Salah satu analis senior Ubisoft juga mengklaim lewat akun Twitter-nya bahwa komentar perusahaannya tersebut mengacu pada game free-to-play yang kini menjadi persentase pendapatan yang lebih besar, namun hal tersebut bukanlah indikasi bahwa ke depannya game-game berbayar penuh seperti Assassin’s Creed akan menjadi lebih sedikit.

The Division Heartland
Image credit: Ubisoft

Ubisoft sendiri memang baru saja memperkenalkan Tom Clancy’s The Division : Heartland, yang merupakan spin-off dari The Division yang dikembangkan oleh Red Storm Entertainment yang dapat dimainkan di PlayStation, Xbox, dan PC secara gratis.

Duguet menjelaskan bahwa game free-to-play mereka ini memiliki peluang besar untuk memperluas audiens dari judul-judul game terbesar mereka. Ubisoft memang telah belajar banyak dari game-game free-to-play mereka yang lain seperti Hyper Scape dan juga Brawlhalla.

Sehingga, Ubisoft merasa bahwa sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk menghadirkan game free-to-play dengan kualitas tinggi untuk semua franchise game terbesar mereka di semua platform. Namun Ubisoft juga akan semakin hati-hati dalam peluncuran game free-to-play mereka terutama untuk tahun pertama peluncurannya.

Sony Bagi-Bagi Game Gratis, Salah Satunya Horizon Zero Dawn

April tahun lalu, Sony Interactive Entertainment (SIE) mengumumkan program bagi-bagi game PlayStation gratis yang mereka namai Play At Home. Tidak tanggung-tanggung, yang digratiskan kala itu adalah Uncharted: The Nathan Drake Collection, dan periode gratisannya pun cukup lama untuk semua pemilik PS4 mengklaimnya ke akun masing-masing.

Di awal Maret 2021 ini, Sony memutuskan untuk menghadirkan kembali program yang sama. Kalau sebelumnya Sony hanya membagikan total dua game saja, kali ini Sony ingin membagikan lebih banyak lagi dalam jangka waktu empat bulan. Untuk membuka programnya, Sony pun sudah menggratiskan Ratchet & Clank sejak 1 Maret lalu, dan Anda masih punya waktu untuk mengklaimnya secara cuma-cuma sampai 31 Maret nanti.

Sesudahnya, Sony rupanya telah menyiapkan 10 game gratis lain yang tidak kalah menarik. Salah satu di antaranya malah Horizon Zero Dawn. Baik pemilik PS4 maupun PS5 bisa mengunduhnya secara cuma-cuma mulai 19 April mendatang. Asalkan Anda mengunduhnya sebelum 14 Mei, action RPG karya Guerrilla Games tersebut akan tersimpan selamanya di akun Anda.

Buat yang belum sempat memainkan Horizon Zero Dawn, tentu ini merupakan saat yang tepat, terlebih mengingat sekuelnya, Horizon Forbidden West, dijadwalkan hadir di tahun 2021 ini juga. Yang digratiskan juga bukan hanya base game-nya saja, melainkan juga termasuk expansion The Frozen Wilds.

Astro Bot Rescue Mission
Astro Bot Rescue Mission / Japan Studio

Sembilan game lainnya bisa didapatkan lebih awal mulai tanggal 25 Maret. Empat di antaranya adalah game virtual reality. Berikut daftarnya:

  • Abzu
  • Enter the Gungeon (sayangnya ini tidak tersedia di Indonesia)
  • Rez Infinite
  • Subnautica
  • The Witness
  • Astro Bot Rescue Mission (PS VR)
  • Moss (PS VR)
  • Thumper (PS VR)
  • Paper Beast (PS VR)

Di luar Horizon Zero Dawn tadi, Anda punya waktu sampai 22 April untuk mengklaim gamegame tersebut ke akun Anda secara cuma-cuma. Kalaupun Anda tidak berminat memainkannya dalam waktu dekat, tidak ada salahnya mengklaim dulu mengingat semuanya akan tersimpan secara permanen di akun Anda.

Ke depannya, Sony tentu masih punya kejutan lain, sebab seperti yang saya bilang tadi, program Play At Home ini akan berlangsung selama empat bulan. Kemungkinan koleksi game yang digratiskan berikutnya bakal mengusung tema yang berbeda — tema yang diusung kali ini adalah game indie.

Sumber: PlayStation Blog.

Rocket League Akan Jadi Game Gratisan Tidak Lama Lagi

Lima tahun pasca diluncurkan pertama kali, Rocket League telah dimainkan oleh lebih dari 75 juta orang. Game sepak bola sekaligus mobil-mobilan akrobatik (soccar) itu terbukti sangat populer sekaligus punya ekosistem esports yang sehat, namun ternyata developer-nya (Psyonix) masih punya rencana yang lebih besar lagi.

Dalam waktu dekat, Psyonix bakal merilis update yang amat signifikan, sekaligus yang akan mengubah Rocket League menjadi game free-to-play. Ya, Rocket League tidak lama lagi bakal bisa dimainkan secara gratis di semua platform (PC, PS4, Xbox One), dan ini tentu berpotensi menumbuhkan komunitas pemainnya menjadi lebih besar lagi.

Psyonix berjanji untuk tidak mengubah gameplay Rocket League. Malahan, mereka akan menyempurnakan fitur-fitur seperti Tournaments dan Challenges, serta membenahi tampilan menunya supaya lebih mudah dinavigasikan, terutama bagi para pemain baru. Bersamaan dengan debut Rocket League sebagai game gratisan, platform distribusi versi PC-nya juga akan dipindah dari Steam ke Epic Games Store.

Tentu saja kita tidak perlu terkejut mendengar berita ini, sebab Epic Games memang sudah mengakuisisi Psyonix sejak tahun lalu. Pasca pergantiannya menjadi game free-to-play, Rocket League bakal lenyap dari Steam, akan tetapi pemain lama tetap bisa memainkannya sekaligus menerima update lewat platform milik Valve tersebut.

Selain gratis, Rocket League nantinya juga akan mendukung fitur cross-platform sepenuhnya. Ini berarti semua pemain bisa membawa progresnya dari satu platform ke yang lain – dari console ke PC ataupun sebaliknya – menggunakan satu akun Epic Games. Progres yang dimaksud di sini mencakup semua item yang dimiliki dan pernah dibeli, progres Rocket Pass maupun Competitive Rank.

Bicara soal pernah membeli, apakah mereka yang sudah membeli Rocket League dan memainkannya sejak lama akan mendapat fasilitas ekstra? Tentu saja. Semua pemain yang membeli Rocket League sebelum versi gratisannya meluncur nanti – saat ini versi PC-nya di Steam dibanderol Rp 136 ribu – bakal menerima sejumlah hadiah. Berikut rinciannya:

  • Semua Rocket League-branded DLC yang dirilis sebelum free-to-play
  • Titel “Est. 20XX” dengan “XX” yang mengindikasikan tahun pertama pemain menyentuh Rocket League
  • 200+ common item yang telah di-upgrade ke kualitas “Legacy”
  • Golden Cosmos Boost
  • Dieci-Oro Wheels
  • Huntress Player Banner

Psyonix sejauh ini belum memastikan kapan persisnya versi gratisan Rocket League bakal dirilis. Mereka cuma bilang “later this summer“, yang berarti tidak akan lewat dari bulan September 2020.

Sumber: Polygon dan Psyonix.

Sony Bagikan Uncharted dan Journey Gratis Untuk Pemilik PS4

Berkali-kali saya menyampaikan bahwa Windows merupakan platform terbaik untuk menemukan game gratis karena buat mendapatkannya di console, kita perlu berlangganan layanan premium seperti PS Plus atau Xbox Live Gold. Dan dalam membantu penyebaran wabah corona, beberapa platform distribusi digital seperti Steam dan Epic Store kian gencar membagikan permainan secara cuma-cuma.

Kali ini, sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh Sony Interactive Entertainment. Lewat blog resmi, mereka mengumumkan sebuah prakarsa baru untuk membantu Anda menyibukkan diri di rumah, di tengah-tengah pandemi COVID-19. Mereka menamainya Play At Home. Ada dua tujuan utama digelarnya program tersebut: bagi-bagi game gratis serta buat membantu deveoloer-developer kecil yang menemui kendala finansial akibat virus corona.

Sebagai langkah awalnya, Sony menggratiskan dua judul legendaris di era current-gen, yaitu Uncharted: The Nathan Drake Collection serta Journey. Tak perlu pengenalan panjang-panjang, The Nathan Drake Collection ialah bundel tiga permainan pertama di seri Uncharted, berisi Drake’s Fortune, Among Thieves, serta Drake’s Deception; semuanya di-remaster untuk PlayStation 4. Journey sendiri adalah game petualangan indie artisitik, pemenang banyak penghargaan di tahun 2013.

Dua permainan gratis tersebut bisa diunduh tanpa perlu membayar, tetapi durasi penawarannya terbatas, sampai tanggal 5 Mei 2020 (pukul 20:00 Waktu Pasifik). Silakan ditebus dan mereka akan jadi milik Anda secara permanen. Terhitung mulai artikel ini ditulis, 5 Mei memang terasa masih lama, namun Anda disarankan agar tidak membuang-buang waktu buat men-download karena Sony telah menurunkan kecepatan akses ke layanannya demi mengurangi beban pada server.

Menariknya untuk alasan yang belum diketahui, khusus di kawasan Jerman dan Tiongkok, Sony menukar Uncharted: The Nathan Drake Collection dengan Knack 2. Permainan ini juga merupakan franchise milik sang publisher – digarap oleh SIE Japan. Namun ketika meluncur, respons media terharap Knack II memang tidak seantusias saat The Nathan Drake Collection tersedia.

“Di masa-masa ketika kita harus membatasi kontak fisik ini, fans [PlayStation] mengandalkan gaming sebagai cara mengisi waktu serta menghibur diri,” tutur CEO Jim Ryan. “Di Sony Interactive Entertainment, kami merasa sangat beruntung dapat menyediakan konten hiburan. Kami sadar ini hanyalah sebuah langkah kecil, dan kami sangat berterima kasih pada para pemain, seisi komunitas serta partner.”

Dan seperti yang sempat disinggung sebelumnya, Play At Home digarap pula untuk membantu studio-studio kecil tetap hidup, terutama di waktu sulit ini. Sony tidak menjelaskan prosedurnya secara detail, mereka hanya bilang akan mendukung mereka dari sisi pendanaan dan telah menyiapkan US$ 10 juta bagi para developer mitra.

Epic Games Store Tawarkan Assassin’s Creed Syndicate Secara Cuma-Cuma Selama Seminggu

Menyediakan game gratisan yang berbeda setiap minggunya merupakan cara jitu yang diterapkan Epic Games Store guna menarik minat konsumen. Seperti yang kita tahu, usia EGS masih sangat muda, dan taktik-taktik semacam ini tergolong esensial dalam meruntuhkan loyalitas konsumen Steam.

Tren game gratisan setiap minggu ini sudah EGS jalankan sejak mereka resmi beroperasi di akhir 2018, dan masih terus berlanjut sampai sekarang. Minggu depan, game yang digratiskan malah cukup istimewa, yakni Assassin’s Creed Syndicate, plus sebuah card game ala Hearthstone berjudul Faeria.

Syndicate memang bukan yang terbaik di sepanjang seri Assassin’s Creed, namun tetap saja ia merupakan salah satu judul blockbuster yang dirilis di tahun 2015. Bagi yang belum pernah memainkannya, Syndicate mengisahkan seorang assassin muda bernama Jacob Frye, dengan setting kota London di era Revolusi Industri.

Assassin's Creed Syndicate

Syndicate juga merupakan game Assassin’s Creed terakhir yang masih menerapkan ‘formula lama’. Setelah Syndicate, Ubisoft merilis Assassin’s Creed Origins dengan gameplay yang berubah cukup drastis dan elemen RPG yang lebih kental. Formula baru ini pada akhirnya terus disempurnakan sampai game yang terbaru, Assassin’s Creed Odyssey.

Assassin’s Creed Syndicate dan Faeria bisa kita dapatkan secara cuma-cuma di EGS pada tanggal 21 – 28 Februari 2020. Tidak ada syarat tertentu yang harus dipenuhi. Cukup buka situs EGS, login atau daftarkan akun, lalu klik “Get” pada laman masing-masing game. Setelahnya, game-nya bisa kita unduh dan mainkan kapan saja kita mau.

Sumber: PC Gamer.