Tak Harus Putih, Cover PS5 Kini Dapat Diganti dengan 5 Warna Lain Berkat Aksesori Resmi dari Sony

Saat pertama kali diungkap, PlayStation 5 langsung menuai banyak kontroversi terkait desainnya. Lalu ketika Sony sudah mulai memasarkannya, tidak sedikit konsumen yang terkejut melihat ukuran fisik PS5 yang tergolong bongsor. Singkat cerita, desain PS5 bukan untuk semua orang, dan Sony tampaknya sadar akan hal itu.

Namun tentu saja merombak desainnya secara drastis sekarang terdengar kurang rasional — mungkin ini bisa jadi salah satu ekspektasi kita untuk PlayStation 5 Pro nanti, seandainya ada. Yang bisa Sony lakukan sekarang setidaknya adalah memberikan opsi personalisasi warna kepada para pengguna PS5.

Ya, PS5 sekarang tidak harus berwarna putih. Sony baru saja menyingkap aksesori PS5 Console Cover dalam lima pilihan warna yang berbeda: Cosmic Red, Galactic Purple, Midnight Black, Starlight Blue, dan Galactic Purple. Cara pemasangannya mudah kalau menurut Sony sendiri; cukup lepas cover putih bawaan PS5, lalu ganti dengan yang baru ini. Selain untuk versi standarnya, aksesori ini juga tersedia buat PS5 Digital Edition, jadi jangan sampai Anda salah beli.

Supaya klop, Sony tidak lupa menyediakan controller DualSense dalam lima opsi warna yang sama persis, meski dua di antaranya (Cosmic Red dan Midnight Black) sebenarnya sudah tersedia selama beberapa bulan. Dari sisi fungsionalitas, controller baru ini sama persis seperti versi putih yang disertakan dalam paket penjualan PS5.

Di Indonesia, PS5 Console Cover bakal dijual secara resmi dengan harga Rp939.000, sedangkan controller DualSense dalam tiga warna barunya dibanderol Rp1.359.000. Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya Sony bakal menjual konsol PS5 dalam warna-warna baru ini. Untuk sekarang, warna-warna baru ini sifatnya sebatas add-on yang opsional.

Untuk PS5 Console Cover varian Cosmic Red dan Midnight Black, pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 21 Januari 2022. Sementara tiga varian warna sisanya diperkirakan bakal menyusul tidak lewat dari babak pertama 2022. Controller-nya sendiri akan lebih dulu dijual mulai 14 Januari 2022.

Di luar sana, sebenarnya sudah eksis sejumlah opsi cover untuk PS5 dari sejumlah produsen pihak ketiga — yang akhirnya memicu perseteruan hukum antara Sony dan produsen-produsen tersebut, sekaligus mendorong Sony untuk mematenkan desain cover PS5.

Sumber: Sony.

8 Gamepad Pilihan untuk PC Gaming yang Dapat Dibeli di Indonesia

Salah satu kelebihan utama PC gaming adalah terkait fleksibilitas yang ditawarkannya. Anda lebih suka bermain menggunakan gamepad ketimbang mouse dan keyboard? Silakan saja, dan lebih enaknya lagi, opsi gamepad yang tersedia bukan cuma terbatas pada satu platform tertentu saja.

Selain masalah selera, masih ada banyak alasan untuk memakai gamepad ketimbang mouse dan keyboard di PC, semisal untuk memainkan fighting game atau racing game, macam Forza Horizon 5 misalnya. Nyatanya, beberapa game memang akan terasa lebih ideal jika dimainkan menggunakan gamepad. Kalau berdasarkan pengalaman pribadi, saya baru bisa menamatkan Hades setelah menggunakan gamepad.

Di artikel ini, saya telah merangkum rekomendasi 8 gamepad pilihan untuk PC gaming yang dapat dibeli di Indonesia. Berikut daftarnya.

1. Xbox Wireless Controller

Controller bawaan Xbox Series X dan Series S ini sepintas kelihatan sangat mirip seperti controller milik Xbox One, dan itu berarti kenyamanannya pun sudah sangat terbukti. Layout tombol-tombolnya tidak berubah, akan tetapi bentuk D-pad-nya kini dibuat menyambung sehingga bakal lebih memudahkan di fighting game atau platformer.

Anda bebas menyambungkannya ke PC via kabel atau Bluetooth, atau bisa juga via sambungan wireless 2,4 GHz menggunakan dongle USB yang dibundel. Kekurangan terbesarnya cuma satu: ia mengandalkan baterai AA ketimbang baterai yang rechargeable. Harganya? Rp1.179.000.

Link pembelian: Xbox Wireless Controller Bundle

2. Xbox Elite Wireless Controller Series 2

Kalau bujet bukan masalah, maka gamepad seharga Rp2.975.000 ini bisa jadi pilihan, terutama jika Anda mengutamakan aspek kustomisasi. Pasalnya, kustomisasi pada gamepad ini tak hanya bisa dilakukan dari sisi software saja, melainkan juga hardware. Anda bahkan bisa mengatur seberapa tegang stik analognya jika perlu.

Seperti saudaranya yang non-elit, controller ini juga menawarkan tiga jenis koneksi: kabel, Bluetooth, dan wireless 2,4 GHz. Yang berbeda, versi elit ini menggunakan baterai yang dapat diisi ulang dengan daya tahan sekitar 40 jam per charge.

Link pembelian: Xbox Elite Wireless Controller Series 2

3. Sony DualSense Wireless Controller

Controller ini merupakan salah satu alasan di balik kesuksesan PlayStation 5, terutama berkat fitur-fitur seperti advanced haptics dan adaptive trigger. Sayang kecanggihan yang ditawarkan belum sepenuhnya bisa dinikmati di PC, sebab kalangan developer harus memperbarui game-nya masing-masing terlebih dulu. Sejauh ini, jumlah game yang mendukung kedua fitur tersebut di PC belum banyak.

Jumlahnya seiring waktu dipastikan bakal terus bertambah, apalagi mengingat Steam sepenuhnya mendukung controller ini secara resmi. Di Indonesia, gamepad ini bisa dibeli secara resmi seharga Rp1.149.000.

Link pembelian: Sony DualSense Wireless Controller

4. Sony DualShock 4 Wireless Controller

Alternatif yang lebih terjangkau tentu adalah DualShock 4, yang dijual dengan garansi resmi seharga Rp799.000. Ia memang tidak secanggih dan seergonomis saudaranya tadi, tapi setidaknya build quality-nya tetap sangat baik, dan tetap terasa nyaman terutama untuk pengguna yang bertangan kecil.

Kekurangan terbesar DualShock 4 adalah, Anda perlu menginstal software tambahan agar ia bisa bekerja di PC. Untungnya ada software DS4Windows yang gratis dan cukup mudah digunakan.

Link pembelian: Sony DualShock 4 Wireless Controller

5. Razer Wolverine V2 Chroma

Sebagai sebuah perangkat dengan banyak tombol yang dapat diklik, gamepad perlu menawarkan sensasi taktil yang mantap agar penggunanya bisa betah memakainya. Kalau itu yang dicari, maka Wolverine V2 Chroma bisa jadi pilihan berkat mechanical switch yang bernaung di balik tombol action dan D-pad-nya.

Kustomisasi lengkap via software juga merupakan salah satu nilai jual utama dari controller ini. Sayangnya, di angka Rp2.499.000, harganya tidak bisa dibilang murah, apalagi mengingat ia tak dibekali koneksi nirkabel sama sekali. Well, setidaknya pengguna gamepad ini tidak akan dibuat frustrasi karena kehabisan daya baterai.

Link pembelian: Razer Wolverine V2 Chroma

6. Nintendo Switch Pro Controller

Pilihan paling bijak bagi gamer PC yang juga punya Nintendo Switch, controller ini sepenuhnya didukung oleh Steam, dan bakal langsung dikenali sebagai controller Xbox. Namun tidak seperti controller Xbox, ia dibekali baterai rechargeable yang mampu bertahan hingga 40 jam pemakaian dalam sekali pengisian.

Selain menggunakan kabel USB, controller dengan banderol Rp849.000 ini juga dapat dihubungkan via Bluetooth. PC Anda tidak punya Bluetooth? Tambahkan saja adaptor bikinan 8Bitdo yang bisa dibeli seharga Rp175.000.

Link pembelian: Nintendo Switch Pro Controller

7. Logitech F310

Bagi yang memerlukan opsi terjangkau, Anda bisa mempertimbangkan Logitech F310. Dengan banderol cuma Rp285.000, gamepad ini sudah bisa memenuhi kebutuhan gamer PC dalam beberapa judul game yang kurang ideal dimainkan menggunakan mouse dan keyboard. Perangkat ini juga bersifat plug-and-play, yang berarti ia dapat langsung digunakan tanpa perlu menginstal driver atau software ekstra.

Link pembelian: Logitech F310

8. Razer Raion

Khusus penggemar fighting game, Anda bisa melirik Razer Raion. Layout-nya tampak unik dan banyak terinspirasi arcade stick tradisional, dengan enam buah tombol di sebelah kanan dan D-pad 8 arah di kiri. Seperti Razer Wolverine tadi, Raion juga dibekali mechanical switch agar setiap klik tombolnya selalu terasa mantap.

Kebetulan Razer dulunya merancang controller ini buat PlayStation 4, sehingga ia turut dibekali touchpad kecil yang bakal sangat membantu ketika dibutuhkan. Stok perangkat ini di Indonesia sudah cukup langka sekarang, akan tetapi masih ada yang menjualnya seharga Rp690.000 saja (tanpa garansi).

Link pembelian: Razer Raion

Gambar header: Sam Pak via Unsplash.

Razer Luncurkan Wolverine V2, Controller Baru untuk Gamer Xbox Sekaligus PC

Beberapa hari lalu, Valve mengumumkan insight yang cukup menarik: dalam dua tahun terakhir, rata-rata pengguna harian Steam yang memainkan game menggunakan controller naik lebih dari dua kali lipat jumlahnya. Seandainya suatu game memang mendukung penggunaan controller, sekitar 60% pengguna bakal memilih menggunakannya ketimbang mouse dan keyboard.

Pilihan controller yang digunakan jelas beragam, apalagi mengingat PlayStation 5 dan Xbox Series X baru saja dirilis. Anda bisa memakai DualSense, controller bawaan PS5, atau controller milik Xbox Series X jika kurang suka dengan layout yang simetris. Alternatif lainnya bisa dari produsen periferal pihak ketiga, macam Thrustmaster atau Razer.

Dari kubu Razer, mereka belum lama ini memperkenalkan Razer Wolverine V2, versi baru dari controller Xbox yang mereka luncurkan di tahun 2017. Dari segi estetika maupun ergonomi, Wolverine V2 membawa banyak perubahan sekaligus penyempurnaan. Grip-nya yang gemuk kini dilapisi karet bertekstur sehingga controller akan terasa lebih mantap dalam genggaman, sesuatu yang sepenuhnya absen pada versi lama Wolverine.

Dibanding controller bawaan Xbox Series X, Wolverine V2 hadir mengusung sejumlah fitur unik. Salah satunya adalah switch mekanis dengan karakteristik yang taktil pada keempat tombol action sekaligus tombol D-Pad-nya. Menurut Razer, switch ini punya jarak aktuasi hanya 0,65 mm, atau sekitar 35% lebih dangkal daripada switch tradisional bertipe membran.

Berhubung jarak aktuasinya lebih dangkal, masing-masing tombol semestinya bisa terasa lebih responsif, namun di saat yang sama karakternya yang taktil memastikan bahwa setiap klik bisa pengguna rasakan sehingga akurasi pun dapat tetap terjaga dengan baik. Lebih lanjut, Razer turut mengklaim bahwa switch mekanis ini lebih tahan lama karena masih bisa berfungsi secara normal hingga 3 juta klik.

Wolverine V2 turut dibekali sepasang tombol ekstra yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Tombol berlabel “M1” dan “M2” tersebut terletak di sebelah masing-masing tombol trigger. Kustomisasinya sendiri dapat dilakukan via aplikasi Razer Controller Setup for Xbox yang dapat diunduh lewat Microsoft Store.

Di Amerika Serikat, Razer Wolverine V2 saat ini telah dipasarkan seharga $100.

Sumber: PC Gamer.

Versi Terbaru Steam Hadirkan Dukungan Controller DualSense Milik PS5

Dalam perdebatan antara gamer PC dan gamer console, saya kerap menjumpai argumen seperti “mouse dan keyboard lebih superior daripada controller“, padahal masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk game PC seperti Hades misalnya, menggunakan controller terasa jauh lebih nyaman daripada mouse dan keyboard kalau berdasarkan pengalaman pribadi.

Contoh lainnya mungkin adalah versi remaster dari Tony Hawk’s Pro Skater. Menurut keterangan dari Valve sendiri, jumlah pemain game skateboarding yang menggunakan controller bisa melebihi 90%. Kalau dirata-rata, jumlah pengguna Steam yang memakai controller setiap harinya sudah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Pertanyaan selanjutnya mungkin adalah, controller apa yang populer di kalangan pengguna Steam? Merujuk pada data yang Valve berikan, sekitar 21,6% dari semua sesi gaming menggunakan controller di Steam berlangsung dengan melibatkan controller PlayStation. Itulah mengapa akhirnya Valve bergerak cepat menghadirkan dukungan DualSense (controller milik PlayStation 5) pada Steam.

Jadi selama game-nya memakai Steam Input API, kita dapat memainkannya menggunakan controller DualSense. Valve memastikan bahwa developer masing-masing game tidak perlu melakukan apa-apa, kecuali mereka ingin menambahkan dukungan terhadap fitur spesifik seperti trackpad, LED, rumble maupun gyroscope milik DualSense.

Sejauh ini yang mungkin belum bisa dinikmati oleh para gamer PC adalah fitur adaptive trigger milik DualSense. Namun perlu diingat bahwa di PS5 sendiri, fitur ini sangat bergantung terhadap masing-masing game; ada game yang memanfaatkannya dengan baik – seperti FIFA 21, di mana trigger-nya akan terasa semakin berat seiring stamina pemain menurun – ada juga yang terkesan kurang maksimal.

Terlepas dari itu, gerak cepat Valve ini merupakan kabar baik bagi gamer PC yang berniat membeli controller DualSense, yang di Indonesia akan dijual seharga Rp1.269.000 saat PS5 resmi tersedia pada tanggal 22 Januari 2021.

Sumber: PC Gamer dan Valve. Gambar header: Harpal Singh via Unsplash.

Thrustmaster Luncurkan Controller Xbox dan PC yang Sangat Modular

Produsen periferal Thrustmaster baru saja meluncurkan controller yang sangat menarik bernama eSwap X Pro. Timing peluncurannya tentu sengaja dipaskan dengan perilisan Xbox Series X dan Series S, akan tetapi gamepad ini juga kompatibel dengan Xbox One maupun PC Windows.

Yang istimewa dari eSwap X Pro adalah desain modularnya yang mudah sekali dibongkar-pasang. Fleksibilitasnya bahkan mengalahi yang Xbox Elite Wireless Controller tawarkan. Contoh yang paling gampang, Anda bahkan bisa menukar posisi D-Pad dan stik analognya sehingga layout-nya jadi simetris ala controller PlayStation.

Seandainya tidak butuh D-Pad sama sekali, atau hanya memerlukan satu stik analog saja, pengguna juga dapat menukarnya dengan modul lain. Grip-nya pun juga dapat dilepas dan diganti dengan yang teksturnya berbeda. Semuanya tinggal dicabut dan dipasang dengan mudah berkat sambungan magnetis.

Konsep modular seperti ini juga berarti umur controller bisa diperpanjang dengan menukar modul lama dengan yang baru saja – semisal ketika karet pelapis stik analognya mulai mengelupas, atau tombol D-Pad-nya mulai lecek – tidak perlu membeli controller baru. Masih seputar ketahanan, tiap-tiap tombol eSwap X Pro diklaim punya switch yang tahan sampai lima juta kali klik.

Fitur lain eSwap X Pro yang tak kalah unik adalah kemampuan untuk mengatur seberapa dalam Anda perlu menekan tombol trigger-nya. Jadi semisal sedang bermain game shooter, pengguna bisa menyetel supaya trigger-nya cuma perlu ditekan sedikit saja, sehingga aksinya dalam game bisa lebih responsif.

Bagian punggung eSwap X Pro turut dibekali empat buah tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Lalu ada pula sederet tombol lain di bagian bawahnya, persis di sebelah jack headphone-nya. Secara keseluruhan, controller ini menawarkan kustomisasi yang amat merinci; bahkan sensitivitas stik analognya pun juga bisa disesuaikan jika mau.

Satu-satunya kelemahan Thrustmaster eSwap X Pro mungkin adalah konektivitasnya yang masih mengandalkan kabel. Namun kalau itu bukan masalah, perangkat ini bisa dibeli seharga $160 mulai bulan Desember mendatang.

Sumber: PC Gamer dan Thrustmaster.

SteelSeries Nimbus+ Adalah Aksesori Esensial untuk Pelanggan Apple Arcade

SteelSeries punya game controller baru buat para pengguna perangkat bikinan Apple. Dijuluki Nimbus+, ia merupakan penerus langsung SteelSeries Nimbus yang dirilis hampir lima tahun silam.

Desainnya telah sedikit direvisi hingga menyerupai SteelSeries Stratus Duo yang diciptakan untuk perangkat Android maupun Windows. Nimbus+ di sisi lain hadir membawa sertifikasi Made for iPhone (MFi), dan itu pada akhirnya mewujudkan sejumlah fitur advanced macam button mapping yang optimal.

Selain layout yang lebih sempurna, Nimbus+ juga lebih unggul dari versi sebelumnya berkat sepasang joystick yang dapat diklik dan daya tahan baterai yang lebih awet. Dalam sekali pengisian menggunakan kabel Lightning, Nimbus+ siap digunakan hingga 50 jam nonstop, naik 10 jam jika dibandingkan Nimbus yang lama.

SteelSeries Nimbus+

Tanpa harus terkejut, Nimbus+ datang bersama sebuah penjepit iPhone yang dapat dipasangkan ke bagian atasnya. Selain iPhone, Nimbus+ tentunya juga dapat disambungkan ke iPad, MacBook atau bahkan Apple TV, menjadikannya cukup esensial bagi para pelanggan layanan gaming subscription Apple Arcade.

Di Amerika Serikat, SteelSeries Nimbus+ saat ini telah dipasarkan seharga $70. Tergolong mahal untuk controller yang hanya bisa digunakan di ekosistem Apple, dan yang mengejutkan, lebih mahal ketimbang controller resmi PlayStation 4 maupun Xbox One yang sama-sama dibanderol $60.

Aksesori dengan label MFi umumnya memang lebih mahal dari produk serupa yang tidak memiliki label MFi, dan sering kali keunggulannya ada pada faktor kompatibilitas. Controller DualShock 4 maupun Xbox Wireless memang kompatibel dengan perangkat yang menjalankan iOS 13 maupun tvOS 13, akan tetapi bisa dipastikan proses pairing-nya tidak semudah menggunakan Nimbus+ yang bersertifikasi MFi ini.

Sumber: The Verge.

Mari Berkenalan Dengan Controller DualSense Untuk PlayStation 5

Controller merupakan bagian dari identitas sebuah console game dan, dalam mendesainnya, tiap produsen mengambil pendekatan yang berbeda. Microsoft tak banyak mengubah wujudnya setelah era The Duke. Sedangkan Nintendo terus bereksperimen di tiap generasi hardware. Sementara itu, DualShock yang tadinya merupakan periferal sekunder diadopsi untuk menemani PlayStation 2 hingga produk current-gen Sony.

Melihat respons positif gamer terhadap DualShock, banyak orang (termasuk saya) berasumsi bahwa ‘keturunannya’ juga akan mendampingi PlayStation 5. Dugaan ini betul sekaligus salah. Baru saja Sony menyingkap penerus DualShock 4. Di sana produsen tetap mempertahankan elemen-elemen favorit gamer, namun tak lupa mencantumkan deretan teknologi baru dan mengemas semuanya dalam rancangan bertema futuristis. Menariknya, controller tak lagi mengusung titel ‘DualShock’. Sony menamainya DualSense.

IMG_08042020_123517_(1000_x_650_pixel)

Senior vice president Hideaki Nishino menjelaskan bahwa sesuai namanya, lewat DualSense, timnya mencoba mengedepankan aspek yang jarang jadi perhatian developer game serta desainer periferal: sensasi sentuhan. Itu sebabnya mereka repot-repot mengembangkan teknologi haptic feedback untuk menggantikan metode getaran di DualShock yang mulai menua.

Selanjutnya, Sony membenamkan sistem adaptive trigger di L2 dan R2 sehingga aksi yang Anda lakukan di permainan (seperti menarik tali busur panah atau menekan pedal gas kendaraan) terasa lebih realistis. Demi memaksimalkan efek tersebut, produsen turut memodifikasi sudut tombol pelatuk, sekarang jadi lebih miring.

Dari sisi penampilan, wujud DualSense lebih berisi dari DualShock 4 – jadi sedikit menyerupai controller Xbox One. Tak seperti biasanya, gamepad menyajikan dua warna. Di versi awal ini, warna putih tampak mendominasi permukaan DualSense, dihias oleh hitam di bagian ‘dalam’. Garis-garis dan pelat grip dibuat diagonal dan inilah yang menonjolkan kesan futuristisnya. Sony memindahkan light bar dari depan ke samping touchpad, lalu mengubah tombol PS menjadi bergaya cut out mengikuti logo.

IMG_08042020_123541_(1000_x_650_pixel)

Selain pada body, tema monokromatis diimplementasikan pula pada tombol action (dengan simbol segitiga, kotak, silang dan lingkaran). Warna-warninya digantikan oleh abu-abu. Sony juga memperluas fungsi tombol Share, dan memberinya istilah baru: Create. Produsen belum menjelaskan secara detail fitur-fitur anyar di sana, hanya menjelaskan bahwa tombol ini akan ‘memberikan para pemain cara baru buat menciptakan dan berbagi konten’.

Sebagai pelengkap, Sony menyematkan rangkaian microphone built-in (pertama kalinya tersedia di controller mereka) dan meng-upgrade bagian baterai, memastikan daya tahannya lebih lama tapi juga lebih ringan. Di luar itu, produsen tetap mempertahankan layout tombol dan penempatan stik analog secara simetris khas DualShock.

“DualSense menandai sebuah perubahan radikal dari controller yang kami tawarkan sebelumnya dan mewakili lompatan ke generasi selanjutnya,” tutur CEO SIE Jim Ryan. “Bersama dengan fitur-fitur inovatif di PlayStation 5, periferal anyar ini akan mentransformasi cara kita menikmati permainan – wujud dari misi kami untuk terus mendorong batasan dalam bermain.”

Sumber: PlayStation.

Lewat Aksesori Baru DualShock 4, Sony Adopsi Fitur Terbaik di Controller Xbox One Elite

Controller Xbox One Elite merupakan salah satu varian gamepad termahal, tapi ada alasan kuat mengapa Microsoft membanderolnya di harga tinggi. Melengkapi fitur semi-modular yang diterapkan pada desain familier, produsen membubuhkan rangkaian paddle analog dengan resistensi yang bisa dikustomisasi. Kelengkapan ini tampaknya menginspirasi sang rival untuk me-upgrade perangkat miliknya.

Minggu ini, tim PlayStation memperkenalkan Back Button Attachment, yaitu aksesori tambahan untuk DualShock 4 khusus bagi mereka yang membutuhkan sistem input lebih presisi, sangat cocok bagi gamer kompetitif. Pengoperasiannya dijanjikan sederhana dan kehadirannya tidak mengganggu kenyamanan serta merusak aspek ergonomis dari DualShock 4. Singkat cerita, Back Button Attachment ialah jawaban Sony atas paddle analog di controller Xbox One Elite.

Back Button Attachment dirancang untuk dibubuhkan di area bawah DualShock 4. Aksesori tersambung ke controller via colokan EXT (charging) dan audio 3,5mm. Penampilannya ramping dan di sana ada dua buah tombol tactile serta layar OLED ‘high-fidelity‘. Setelah terhubung, Anda bisa mengatur fungsi dua tombol Back Button Attachment sesuai keinginan. Ia mampu membaca 16 tombol esensial yang ada di DualShock 4, seperti segitiga, lingkaran, R1 serta R2 dan lain-lain.

Back Button Attachment 1

Selanjutnya, layar OLED akan menyediakan informasi langsung dari fungsi tombol yang sedang aktif. Misalnya jika tombol kiri Back Button Attachment sedang difungsikan sebagai input alternatif tombol silang, sedangkan menekan tombol kanan akan mengaktifkan L2. Kustomisasi dapat dilakukan langsung ketika game sedang dimainkan dan Anda dipersilakan untuk menyimpan maksimal tiga buah profil berbeda.

Back Button Attachment 2

Back Button Attachment tidak lupa dibekali port audio 3,5mm pass-through, sehingga kita tetap bisa menyambungkan headset berkabel ke unit controller. Sony juga bilang bahwa aksesori ini sudah lulus proses uji coba dan dijanjikan kompatibel dengan seluruh permainan PlayStation 4, termasuk judul-judul PlayStation VR. Buat saya pribadi, tombol tactile akan sangat berguna di permainan-permainan yang membutuhkan keakuaratan tinggi seperti Sekiro, Nioh, dan Jedi: Fallen Order.

Back Button Attachment 3

Sejauh ini, Sony belum membahas konsumsi daya dari Back Button Attachment, namun saya berasumsi ia akan menguras baterai DualShock 4 lebih cepat. Anda juga harus melepasnya jika ingin melakukan pengisian ulang lewat charging station/dock. Pertanyaan lainnya adalah, apakah Back Button Attachment juga akan kompatibel dengan DualShock ‘5’ ketika tersedia nanti?

Rencananya, Sony akan meluncurkan Back Button Attachment terlebih dulu di wilayah Amerika Serikat dan Kanada pada tanggal 23 Januari 2020. Produk dibanderol seharga US$ 30.

Corsair Akuisisi Produsen Controller High-End Scuf Gaming

Dua tahun terakhir ini Corsair cukup agresif memperluas portofolio produknya. Rute yang mereka ambil rupanya adalah rute instan, yakni dengan mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang di luar spesialisasinya.

Total sudah dua akuisisi yang mereka lancarkan; Origin PC di kategori custom PC, dan Elgato Gaming di ranah streaming video. Di penghujung tahun 2019 ini, akuisisi mereka bertambah satu lagi, yakni Scuf Gaming, yang dikenal lewat deretan gamepad high-end sekaligus modularnya.

Tidak disebutkan berapa mahar yang Corsair sediakan untuk menjadi pemilik baru Scuf. Scuf sendiri sudah berkiprah sejak tahun 2011, menciptakan berbagai controller untuk PlayStation, Xbox maupun PC, sekaligus membangun reputasi yang baik di kalangan komunitas esport.

Dibandingkan controller bawaan PS atau Xbox, controller bikinan Scuf banyak dicari karena menawarkan sejumlah keunggulan yang spesifik, macam back paddle yang dapat dilepas-pasang sesuai kebutuhan, atau fitur remapping tombol secara instan tanpa harus mengandalkan bantuan software.

Satu kekurangan produk-produk Scuf kalau menurut saya adalah ketersediaannya. Mencari produk Scuf di Indonesia sangatlah sulit, dan itu wajar mengingat mereka hanya memasarkan produknya secara resmi di Amerika Serikat dan Kanada. Kendala ini semestinya dapat diatasi oleh Corsair, yang skala operasionalnya memang sudah masuk skala global.

Corsair bilang bahwa ke depannya Scuf tetap akan beroperasi sebagai merek terpisah, yang berarti statusnya bakal menjadi anak perusahaan Corsair. Semoga saja akuisisi ini bakal berujung pada ketersediaan controller Scuf secara resmi di lebih banyak negara, termasuk Indonesia.

Sumber: Corsair.

Paten Ungkap Wujud Controller PlayStation 5

Menyusul rentetan rumor, spekulasi dan bocoran, Sony Interactive Entertainment akhirnya mengumumkan nama resmi console game next-generation mereka dan kapan rencananya perangkat akan meluncur. PlayStation 5 kabarnya siap dilepas di musim libur 2020, menjelang akhir tahun. Meski demikian, hingga kini sang produsen masih belum memperlihatkan seperti apa wujudnya ke publik.

Namun mungkin, info baru ini bisa mengurangi dahaga Anda terhadap PlayStation 5. Berdasarkan paten yang diajukan Sony di Jepang, terungkaplah ilustrasi yang kemungkinan memperlihatkan wujud dari unit controller pendamping PS5. Sementara ini, Sony malah belum memberinya nama formal, tapi banyak orang menduga sang produsen akan melabelinya secara simpel dan menyebutnya sebagai ‘DualShock 5’.

DS5 2

Berdasarkan gambar di paten Sony, controller PlayStation 5 mempunyai penampilan yang hampir tak berbeda dari DualShock 4. Semua pernak-pernik familier ada di sana: Directional pad berada di sebelah kiri dengan rangkaian action button di kanan. Kemudian dua buah thumb stick kembali diposisikan secara sejajar di bawahnya, dan tim desainer Sony juga sama sekali tidak mengubah letak keempat trigger button.

DS5 1

Selain itu, Sony lagi-lagi membubuhkan tombol lingkaran di bawah lubang speaker. Di DualShock 4, tombol ini ditandai oleh logo PS dan berfungsi untuk mengaktifkan console dari jauh, lalu tombol Share dan Options juga berada di area familier. Satu aspek unik yang saya identifikasi dari ilustrasi controller PS5 ini adalah bagian touchpad tampaknya sedikit lebih tinggi dan rata. Pertanyaannya, apakah Sony akan mempertahankan pemakaian touchpad atau mereka berniat untuk menggantinya dengan sesuatu yang baru – misalnya layar sentuh?

Saya juga tidak melihat eksistensi dari lightbar di bagian depan, lalu sepertinya ada dua colokan audio di sisi belakang. Untuk mengisi ulang baterai internalnya, kita dipersilakan mencolokkan kabel ke port di depan, namun kali ini controller memanfaatkan konektivitas USB type-C.

Perlu kita ingat bahwa Sony sewaktu-waktu bisa saja mengubah atau memodifikasi desain controller PlayStation 5 tersebut, membuat produk jadinya berbeda dengan yang ada di gambar.

Walau begitu, ada sejumlah hal yang sudah dikonformasi Sony terkait unit gamepad. Pertama, mereka mengganti sistem rumble (efek vibrasi lewat putaran) dengan haptic feedback. Dan kedua, produsen menanamkan teknologi ‘adaptive trigger‘ di tombol L2 dan R2 agar mampu mensimulasikan adegan di game secara lebih realistis – misalnya ketika karakter Anda sedang menarik busur panah atau menekan pedal gas di kendaraan.

Via The Verge.